I. Latar Belakang
1. Hukum waris Adat, sampai saat sekarang hukum waris adat pada masing-masing
daerah masih diatur secara berbeda-beda
2. Hukum waris Islam, bagi mereka yang bneragama islam (sebagian penduduk
Indonesia yang beragama islam). Hukum wris islam ini diatur dalam instruksi
Presiden No;1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam (Pasal 171-214 KHI)
3. Hukum waris Barat, bagi mereka yang tunduk pada Hukum Perdata Barat, berlaku
ketentua dalam KUHPerdata (BW).
Hukum waris diatur bersama-sama dengan hukum benda, alasannya:
a. Hukum waris dianggap sebagai suatu hak kebendaan (Pasal 528 KUHPerdata)
b. Hukum waris merupakan salah satu cara yang ditentukan secara limitative
oleh UU untuk memperoleh hak milik (Pasal 584 KUHPerdatta))
Sampai saat ini baik para ahli hukum Indonesia maupun di dalam kepustakaan ilmu
hukum Indonesia, belum terdapat keseragaman pengertian sehingga istilah untuk
hukum waris masih beraneka ragam.
Markeling, I. K. (2016). Bahan Ajar Hukum Perdata (Pokok Bahasan : Hukum Waris).
Fakultas Hukum Universitas Udayana, 1–16. https://simdos.unud.ac.id/
mempunyai ikatan perkawinan dengan orang lain dan tidak ada larangan untuk saling
Menurut perspektif hukum perdata Barat berdasarkan Kitab Undang- Undang Hukum
Perdata, Pengertian anak luar kawin ( anak-anak tidak sah) digunakan dalam 2 (dua)
pengertian:
2. Dalam arti sempit, ialah anak-anak yang dilahirkan di luar perkawinan yang
sah, yang bukan dari anak-anak hasil perselingkuhan dan sumbang atau bukan
Kemudian anak yang lahir di luar nikah menurut istilah yang dipakai atau dikenal dalam
hukum perdata dinamakan Natuurlijk kind (anak alami). Karena anak yang lahir di luar
nikah adalah anak yang terlahir di luar pernikahan yang sah, dalam hal ini, anak yang
dilahirkan oleh seorang ibu, tetapi tidak dibenihkan oleh seorang lak-laki yang berada dalam
perkawinan yang sah dengan ibu dari anak tersebut. Oleh sebab itu, anak-anak luar nikah
yang dimaksud dalam hukum perdata adalah anak yang dibenihkan dan dilahirkan di luar
pernikahan, dalam istilah lain yang tidak diartikan sebagai anak zina.
IV. simpulan
V. Dapus