BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN
Oleh : Darwis L. Rampay
Dosen STIH Tambun Bungai Palangka Raya
Abstrak : Perkawinan campuran adalah perkawinan antara dua orang di Indonesia
tunduk pada hukum yang berlainan, karena perbedaan kewarganegaraan dan salah satu pihak berkewarganegaraan Indonesia.Anak yang lahir dari perkawinan campuran diakui sebagai WNI. Anak tersebut akan berkewarganegaraan ganda, dan setelah anak berusia 18 tahun atau sudah kawin maka ia harus menentukan pilihannya. Apabila pihak suami WNI, maka ketentuan hukum material berkaitan dengan harta kekayaan diatur berdasarkan hukum suami, yaitu UU Perkawinan. Apabila tidak dilakukan perjanjian perkawinan, maka terhadap harta benda dalam perkawinan campuran ini tunduk pada Pasal 35 UU Perkawinan No. 1 Tahun 1974. Masalah warisan dalam perkawinan campuran belum ada pengaturan tersendiri di Indonesia, sehingga tetap mengacu kepada hukum adat, hukum Islam dan KUHPerdata. Oleh karena itu warisan yang berkaitan dengan perkawinan campuran, diserahkan kepada suami isteri yang bersangkutan.
Kata Kunci : Hak Waris, Anak, Perkawinan Campuran
LATAR BELAKANG MASALAH Dalam bidang hukum perkawinan
Manusia di dalam perjalanan hal yang demikian ini adalah suatu hidupnya mengalami 3 (tiga) peristiwa yang penting karena ada 2 (dua) penting yaitu waktu dilahirkan, waktu makhluk Tuhan yang selanjutnya akan kawin, dan waktu meninggal dunia. menjadi satu keluarga. Bertemunya Pada waktu seseorang dilahirkan dua orang menjadi satu yang masing- tumbuh tugas baru di dalam masing jadi pengemban dari hak dan keluarganya. Interaksi manusia dalam kewajiban didalam pertalian masyarakat melahirkan berbagai perkawinan mempunyai akibat-akibat hubungan, baik yang bersifat didalam bidang hukum. Akibat-akibat individual maupun yang bersifat ini semuanya diatur dalam hukum kolektif. Salah satu hubungan manusia perkawinan sebagaimana diperinci yang individual adalah hubungan lebih lanjut dalam buku satu Kitab antara seorang pria dengan seorang Undang-Undang Perdata atau juga kita wanita dalam ikatan perkawinan. bisa menggunakan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
HAK WARIS ANAK DALAM PERKAWINAN CAMPURAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG
NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN Darwis L. Rampay Jurnal Morality, Volume 2, Nomor 2 Desember 2015
Perkawinan. Kesemua hal tersebut masyarakat yang tertib dan
mengatur tentang tata cara perkawinan teratur; yang sah menurut hukum negara di 4. Perkawinan merupakan suatu samping hukum agama masing- bentuk perbuatan ibadah. 1 masing. Perkawinan merupakan salah Suatu perkawinan mempunyai arti satu perintah agama kepada yang yang sangat penting bagi kehidupan mampu untuk segera manusia dikarenakan: melakasanakannya, karena 1. Dalam suatu perkawinan yang dengan perkawinan dapat sah selanjutnya akan mengurangi perbuatan maksiat menghalalkan hubungan atau penglihatan, memelihara diri dari pergaulan hidup manusia sebagai perzinahan.2 suami istri. Hal itu adalah sesuai Pengertian perkawinan dengan kedudukan manusia menurut ketentuan Pasal 1 Undang- sebagai makhluk manusia yang Undang Nomor 1 Tahun 1974 memiliki derajad dan (selanjutnya ditulis UU Perkawinan) kehormatan; adalah: 2. Adanya amanah dari Tuhan ³3HUNDZLQDQ DGDODK LNDWDQ ODKLU mengenai anak-anak yang batin antara seorang pria dan dilahirkan. Anak-anak yang telah seorang wanita sebagai suami dilahrkan hendaknya dijaga dan istri dengan tujuan membentuk dirawat agar sehat jasmani dan keluarga atau rumah tangga yang rohani demi kelangsungan hidup bahagia dan kekal berdasarkan keluarga secara baik-baik dan .HWXKDQDQ <DQJ 0DKD (VD´ terus menerus; Pasal 57 UU Perkawinan 3. Terbentuknya hubungan rumah memberikan pengertian perkawinan tangga yang tentram dan damai campuran sebagai berikut: dalam suatu rumah tangga yang ³<DQJ GLPDNVXG GHQJDQ tentram dan damai diliputi rasa perkawinan campuran dalam kasih sayang selanjutnya akan Undang-Undang ini ialah menciptakan kehidupan perkawinan antara dua orang 1 2 Farid Zainal Abidin, Intisari Hazairin, Tinjauan Mengenai Hukum Keluarga, Alumni, Bandung, 1990, Undang-Undang No 1 Tahun 1974, Penerbit Hal.21. Tirtamas, Jakarta, 1996, Hal.89. HAK WARIS ANAK DALAM PERKAWINAN CAMPURAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN Darwis L. Rampay Jurnal Morality, Volume 2, Nomor 2 Desember 2015
yang di Indonesia tunduk pada Kewarganegaraan (selanjutnya ditulis
hukum yang berlainan, karena UU Kewarganegaraan), anak yang perbedaan kewarganegaraan dan dilahirkan dari perkawinan campuran salah satu pihak memilki status kewarganegaraan EHUNHZDUJDQHJDUDDQ ,QGRQHVLD´ ganda hingga hingga dia berumur 18 UU Perkawinan secara tahun atau telah menikah. Pengaturan eksplisit tidak mengatur tentang ini menimbulkan persoalan apabila di perkawinan beda kewarganeraan, kemudian hari orang tuanya meninggal sedangkan pada kenyataanya sering dunia terutama mengenai penentuan terjadi perkawinan antara Warga personal yang didasarkan pasa asas Negara Indonesia dengan Warga nasionalitasnya. Lalu bagaimana Negara Asing.3 pengaturan status personal anak yang Salah satu hal yang biasanya didasarkan pada asas nasionalitas, bila menjadi kendala bagi orang yang yang terdapat pertentangan antara hukum melaksanakan pernikahan beda negara yang satu dengan negara yang kewarganegaraan, baik di dalam lain sehingga tidak adanya kepastian maupun di luar negeri adalah hukum, padahal mereka adalah warga mengenai perlindungan hukum apabila negara yang mempunyai hak untuk dalam perkawinan salah satu orang tua dilindungi oleh hukum. atau kedua orang tua meninggal dunia Di samping itu hal yang perlu yang berimbas pada pembagian harta mendapat perhatian dalam perkawinan warisan. Hal ini tentu saja menyulitkan campuran yang tinggal dalam wilayah dalam proses penyelesaian karena hukum Indonesia, yang menyangkut mereka melangsungkan perkawinan di tanggung jawab orang tua terhadap luar negeri. Di samping itu persoalan anak yang dihasilkan dari perkawinan yang rentan dan sering timbul dalam campuran menyangkut permasalahan perkawinan campuran adalah masalah surat menyurat atas diri anak tesebut, kewarganegaraan anak. misalnya tentang akta pekawinan serta Menurut Undang-Undang status hukum lainnya. Mengingat hal Nomor 12 Tahun 2006 tentang ini, maka akan lebih bijaksana apabila Negara Indonesia yang berlandaskan 3 Retno S. Darussalam, Hukum Perkawinan dan Perceraian Akibat filsafah Pancasila melalui Perkawinan Campuran, PT. Citra Aditya pemerintahannya bisa memberikan Bakti, Bandung, 2006, Hal.69 HAK WARIS ANAK DALAM PERKAWINAN CAMPURAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN Darwis L. Rampay Jurnal Morality, Volume 2, Nomor 2 Desember 2015
perlindungan dan tata cara pengaturan sebagai sepasang suami istri.4
kepada orang yang akan Perkawinan merupakan suatu jalan melangsungkan perkawinan beda yang sangat mulia untuk mengatur kewarganegaraan kehidupan rumah tangga serta Pengakuan serta pemberian keturunan untuk saling mengenal perlindungan hukum kepada anak antara yang satu dengan yang lain, yang disebabkan dari perkawinan sehingga akan membuka jalan untuk campuran sangat diperlukan untuk saling tolong menolong. 5 dapat menampung segala kenyataan Pesatnya perkembangan hidup dalam masyarakat. Perlindungan teknologi digital menjadikan satu hukum disini ditujukan untuk negara dengan negara yang lain menjamin rasa kepastian hukum tampak tidak ada batas (boardless) hal terhadap status anak yang dilahirkan ini memungkinkan terjalinaya dari perkawinan campuran apabila komunikasi antar negara, hal inilah orang tuanya meninggal, sehingga yang menjadikan orang-orang dengan anak akan merasa tenteram dan tenang kewarganegaraan yang berbeda dapat menjalani hidup pasca kematian orang melangsungkan perkawinan. tuanya yang berbeda Perkawinan dimana laki-laki dan kewarganegaraan. perempuan dengan kewarganegaraan Aspek Hukum Perkawinan yang berbeda ini yang disebut sebagai Campuran perkawinan campuran. Manusia sebagai mahluk hidup Pengertian perkawinan mempunyai kebutuhan-kebutuhan campuran terdapat dalam Pasal 57 UU seperti mahluk hidup yang lain, baik Perkawinan, yaitu : kebutuhan untuk melangsungkan ³<DQJ GLPDNVXG GHQJDQ eksistensinya sebagai mahluk maupun perkawinan campuran adalah kebutuhan-kebutuhan yang lain. Ia perkawinan antara dua orang di ingin memenuhi kebutuhan hidupnya Indonesia tunduk pada hukum dengan melaluinya bersama dengan yang berlainan, karena orang lain dalam ikatan perkawinan 4 Soerjono Soekanto, Sosiologi yang harmonis, saling percaya, Suatu Pengantar, Rajawali Press, Jakarta, Hal.37 melindungi dan saling mendukung 5 Moh. Idris Ramulyo,Hukum Perkawinan Islam, Analisis UU No 1 Tahun 1974, Bumi Aksara, 1999, Hal . 31 HAK WARIS ANAK DALAM PERKAWINAN CAMPURAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN Darwis L. Rampay Jurnal Morality, Volume 2, Nomor 2 Desember 2015
perbedaan kewarganegaraan dan perkawinan yang dilangsungkan di
salah satu pihak luar Indonesia berkewarganegaraan Indonesia´ Tegasnya perkawinan Dari ketentuan pasal tersebut maka campuran menurut UU ini adalah unsur-unsur dari perkawinan adalah: perkawinan antar warganegara 1. Perkawinan antara seorang pria Indonesia dan warganegara asing. dan seorang wanita; Karena berlainan kewarganegaraan 2. Perkawinan dilakukan di tentu saja hukum yang berlaku bagi Indonesia dan tunduk pada mereka juga berlainan. Jadi, aturan yang berbeda; perkawinan seorang WNI, dengan 3. Karena perbedaan WNA merupakan perkawinan kewarganegraan; campuran. 4. Salah satu pihak Perkawinan merupakan sebuah berkewarganegaraan Indonesia. lembaga yang memberikan legitimasi Unsur pertama jelas menunjuk seorang pria dan wanita untuk bisa kepada asas monogami dalam hidup dan berkumpul bersama dalam perkawinan. Unsur kedua sebuah keluarga.Untuk dapat menunjukkan kepada perbedaan melangsungkan perkawinan campuran hukum yang berlaku bagi pria dan yang sah secara hukum sebagaimana wanita yang kawin itu. Tetapi diatur dalam Pasal 2 UU Perkawinan, perbedaan itu bukan karena perbedaan dimana dalam pasal ini disebutkan agama, suku bangsa, golongan di bahwa sahnya suatu perkawinan Indonesia melainkan karena unsur didasarkan hukum agamanya dan ketiga yaitu perbedaan kepercayaanya masing-masing. kewarganegaraan. Perbedaan Apabila hukum agama yang kewarganegaraan ini bukan bersangkutan membolehkan, maka kewarganegaraan asing semuanya, perrnikahan dilakukan menurut agama, melainkan unsur keempat bahwa salah dan dilaksanakan oleh pegawai satu kewarganegaraan itu ialah pencatat nikah di KUA Kecamatan. kewarganegaraan Indonesia. Sedangkan perkawinan campuran Sedangkan perkawinan yang yang dilangsungkan dan dilaksanakan dilakukan di luar Indonesia menurut oleh selain agama Islam, maka Pasal 56 UU Perkawinan adalah
HAK WARIS ANAK DALAM PERKAWINAN CAMPURAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG
NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN Darwis L. Rampay Jurnal Morality, Volume 2, Nomor 2 Desember 2015
pencatatan dilaksanakan dan dilakukan menentukan status anak dan hubungan
oleh Kantor Catatan Sipil. antara anak dan orang tua, perlu dilihat Dalam UU Perkawinan telah dahulu perkawinan orang tuanya ditentukan bahwa sahnya perkawinan sebagai persoalan pendahuluan, di Indonesia adalah berdasarkan apakah perkawinan orang tuanya sah masing-masing agama dan sehingga anak memiliki hubungan kepercayaannya (Pasal 2 ayat 1). Oleh hukum dengan ayahnya, atau karena itu mengenai perkawinan perkawinan tersebut tidak sah, campuran yang dilakukan di Indonesia sehingga anak dianggap sebagai anak harus dilakukan berdasarkan hukum luar nikah yang hanya memiliki perkawinan Indonesia, jadi kesahan hubungan hukum dengan ibunya. perkawinan tersebut harus berdasarkan Status kewarganegaraan anak hukum agama dan harus dicatat. dalam perkawinan campuran menurut Hak Waris Anak Dalam UU No.62 Tahun 1958 mengatur asas Perkawinan Campuran kewarganegaraan tunggal. Indonesia Berdasarkan Undang-Undang No.12 menganut asas kewarganegaraan Tahun 2006 tentang tunggal, dimana status Kewarganegaraan kewarganegaraan anak mengikuti Anak yang lahir dari ayah, sesuai Pasal 13 ayat (1) UU perkawinan campuran memiliki No.62 Tahun 1958 : kemungkinan bahwa ayah ibunya ³$QDN \DQJ EHOXP EHUXPXU tahun dan belum kawin yang memiliki kewarganegaraan yang mempunyai hubungan hukum berbeda sehingga tunduk pada dua kekeluargaan dengan ayahnya sebelum ayah itu memperoleh yurisdiksi hukum yang berbeda. kewarganegaraan Republik Berdasarkan UU Kewarganegaraan Indonesia, turut memperoleh kewarganegaraan Republik yang lama, anak hanya mengikuti Indonesia setelah ia bertempat kewarganegaraan ayahnya, namun tinggal dan berada di Indonesia. Keterangan tentang bertempat berdasarkan UU Kewarganegaraan tinggal dan berada di Indonesia yang baru anak akan memiliki dua itu tidak berlaku terhadap anak- anaknya karena ayahnya kewarganegaraan. memperoleh kewarganegaraan Status anak dalam perkawinan Republik Indonesia menjadi WDQSD NHZDUJDQHJDUDDQ ´ campuran menurut teori hukum perdata internasional, untuk
HAK WARIS ANAK DALAM PERKAWINAN CAMPURAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG
NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN Darwis L. Rampay Jurnal Morality, Volume 2, Nomor 2 Desember 2015
Dari segi hukum, lahirnya seorang ayah WNI sebagai anaknya
Undang-Undang No.12 Tahun 2006 dan anak dari ibu WNI yang lahir di tentang Kewarganegaraan bertujuan luar perkawinan yang sah dengan untuk memberikan perlindungan seorang ayah WNA, yaitu tidak hukum bagi perempuan WNI yang adanya jaminan kepastian hukum menikah dengan pria WNA, agar ia sebagai WNA. Status tidak otomatis kehilangan haknya kewarganegaraan ganda terbatas bagi sebagai WNI melainkan ia diberi hak anak hasil perkawinan campur diatur opsi untuk mempertahankan status dalam: Undang-Undang No.12 Tahun kewarganegaraannya, sebagai WNI 2006 tentang Kewarganegaraan atau mengikuti kewarganegaraan Republik Indonesia Pasal 4, Pasal 5, suaminya yang WNA, dan untuk dan Pasal 6; Peraturan Pemerintah memberikan jaminan kepastian hukum No.2 Tahun 2007 tentang Tata Cara berupa status kewarganegaraan Memperoleh, Kehilangan, Pembatalan Republik Indonesia bagi anak hasil dan Memperoleh Kembali perkawinan campur dari seorang ibu Kewarganegaraan Republik Indonesia WNI dan seorang ayah WNA sampai Pasal 59 dan Pasal 60; dan Peraturan usia 18 tahun atau sudah kawin dan Menteri Hukum dan Hak Asasi setelah itu ia diwajibkan memilih salah Manusia Nomor M.80-HL.04.01 satu status kewarganegaraannya. 6 Tahun 2007 tentang Tata Cara Dari segi sosial, latar belakang Pendaftaran, Pencatatan, dan pengaturan status kewarganegaraan Pemberian Fasilitas Keimigrasian ganda terbatas bagi anak hasil Sebagai Warga Negara Indonesia yang perkawinan campur dalam Undang- Berkewarganegaraan Ganda. Undang No.12 Tahun 2006 adalah Kewarganegaraan menurut perlakuan diskriminasi terhadap anak Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang hasil perkawinan campur yang sah dari No.12 Tahun 2006 adalah segala ihwal seorang ibu WNI dan seorang ayah yang berhubungan dengan warga WNA, anak yang lahir di luar negara. Hak atas kewarganegaraan perkawinan campur yang sah dari sangat penting artinya karena seorang ibu WNA yang diakui oleh merupakan bentuk pengakuan asasi 6 Hilman Hadikusuma, Hukum suatu negara terhadap warga Perkawinan Indonesia, Mandar Maju, negaranya. Adanya status Bandung, 1990, Hal. 27 HAK WARIS ANAK DALAM PERKAWINAN CAMPURAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN Darwis L. Rampay Jurnal Morality, Volume 2, Nomor 2 Desember 2015
kewarganegaraan ini akan yaitu dengan lahirnya anak-anak
memberikan kedudukan khusus bagi dari para imigran di negara seorang Warga Negara terhadap tersebut maka putuslah hubungan negaranya di mana mempunyai hak dengan negara asal. dan kewajiban yang bersifat timbal 2. Asas Keturunan (Ius Sanguinis), balik dengan negaranya. Indonesia yaitu asas yang menetapkan telah memberikan perlindungan hak kewarganegaraan seseorang anak atas kewarganegaraan yang berdasarkan kewarganegaraan dicantumkan dalam Pasal 5 Undang- orang tuanya (keturunannya) Undang No.23 Tahun 2002 tentang tanpa mengindahkan di mana Perlindungan Anak, di mana dilahirkan. Keuntungan dari asas disebutkan bahwa setiap anak berhak ius sanguinis adalah : atas suatu nama sebagai identitas diri a. Akan memperkecil jumlah dan status kewarganegaraan. orang keturunan asing Dengan adanya hak atas sebagai warga negara. kewarganegaraan anak maka negara b. Tidak akan memutuskan mempunyai kewajiban untuk hubungan antara negara melindungi anak sebagai Warga dengan warga negara yang Negaranya dan juga berkewajiban lain. untuk menjamin pendidikan dan c. Semakin menumbuhkan perlindungan hak-hak anak lainnya. semangat nasionalisme. Semula, untuk menentukan d. Bagi negara daratan seperti kewarganegaraan seseorang Cina, yang tidak menetap didasarkan atas 2 (dua) asas, yaitu : pada suatu negara tertentu, 1. Asas Tempat Kelahiran (ius tetapi keturunan tetap Soli), yaitu asas yang sebagai warga negaranya menetapkan kewarganegaraan meskipun lahir di tempat seseorang berdasarkan tempat lain (negara tetangga). kelahirannya. Asas ini dianut Namun sejak dikeluarkannya oleh negara-negara migrasi Undang-Undang No.12 Tahun 2006 seperti USA, Australia, dan lebih memperhatikan asas-asas Kanada. Untuk sementara waktu kewarganegaraan yang bersifat umum asas ius soli menguntungkan, atau universal, yaitu :
HAK WARIS ANAK DALAM PERKAWINAN CAMPURAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG
NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN Darwis L. Rampay Jurnal Morality, Volume 2, Nomor 2 Desember 2015
1. Asas ius sanguinis (law of the seseorang memilki dua
blood), adalah asas yang kewarganegaraan, atau bahkan menentukan kewarganegaraan seoseorang yang lahir dari perkawinan seseorang berdasarkan campuran dimungkinkan sekali tidak keturunan, bukan berdasarkan memiliki kewarganegaraan(apatride). negara tempat kelahiran. Bipatride terjadi apabila 2. Asas ius soli (law of the soil) seorang anak yang negara orang secara terbatas, adalah asas yang tuanya menganut asas ius sangunis menentukan kewarganegaraan lahir di negara lain yang menganut seseorang, berdasarkan negara asas ius soli, maka kedua negara tempat kelahiran, yang tersebut menganggap bahwa anak diberlakukan terbatas bagi anak- tersebut warga negaranya. Untuk anak sesuai dengan ketentuan mencegah bipatride, maka Undang- yang diatur dalam Undang- Undang No.62 Tahun 1958 Pasal 7 Undang. dinyatakan bahwa seorang perempuan 3. Asas kewarganegaraan tunggal, asing yang kawin dengan laki-laki adalah asas yang menentukan Warga Negara Indonesia dapat satu kewarganegaraan bagi setiap memperoleh kewarganegaraan orang. Indonesia dengan melakukan 4. Asas kewarganegaraan ganda pernyataan dengan syarat bahwa dia terbatas adalah asas yang harus meninggalkan kewarganegaraan menentukan kewarganegaraan asalnya. ganda bagi anak-anak sesuai Berdasarkan Undang-Undang, dengan ketentuan yang diatur anak yang lahir dari perkawinan dalam Undang-Undang. seorang wanita WNI dengan pria Asas penentuan WNA, maupun anak yang lahir dari kewarganegaraan antara satu negara perkawinan seorang wanita WNA dengan negara lainya berbeda. Hal ini dengan pria WNI, sama-sama diakui dapat menimbulkan kemungkinan sebagai warga negara Indonesia. Anak persoalan baru, dimana anak dari hasil tersebut akan berkewarganegaraan perkawinan campuran bisa memilki ganda, dan setelah anak berusia 18 dua kewarganegaraan (bipatride). tahun atau sudah kawin maka ia harus Bipatride adalah kondisi dimana menentukan pilihannya. Pernyataan
HAK WARIS ANAK DALAM PERKAWINAN CAMPURAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG
NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN Darwis L. Rampay Jurnal Morality, Volume 2, Nomor 2 Desember 2015
untuk memilih tersebut harus ahli warisnya. maksudnya dari pewaris
disampaikan paling lambat 3 (tiga) ke ahli warisnya. tahun setelah anak berusia 18 tahun Hukum waris (erfrecht) yaitu atau setelah kawin. Pemberian seperangkat norma atau aturan yang kewarganegaraan ganda ini merupakan mengatur mengenai berpindahnya atau terobosan baru yang positif bagi anak- beralihnya hak dan kewajiban ( harta anak hasil dari perkawinan campuran. kekayaan ) dari orang yang meninggal Namun perlu ditelaah, apakah dunia (pewaris) kepada orang yang pemberian kewaranegaraan ini akan masih hidup (ahli waris) yang berhak menimbulkan permasalahan baru di menerimanya. Atau dengan kata lain, kemudian hari atau tidak. Memiliki hukum waris yaitu peraturan yang kewarganegaraan ganda berarti tunduk mengatur perpindahan harta kekayaan pada dua yurisdiksi. orang yang meninggal dunia kepada Hukum waris merupakan salah satu atau beberapa orang lain. satu bagian dari hukum perdata secara Menurut. A. Pitlo, hukum waris keseluruhan dan merupakan bagian yaitu suatu rangkaian ketentuan ± terkecil dari hukum kekeluargaan. ketentuan, di mana berhubung dengan Hukum waris erat kaitannya dengan meninggalnya seorang, akibat- ruang lingkup kehidupan manusia, akibatnya di dalam bidang kebendaan, sebab setiap manusia akan mengalami diatur, yaitu : akibat dari beralihnya peristiwa hukum yang dinamakan harta peninggalan dari seorang yang kematian mengakibatkan masalah meninggal, kepada ahli waris, baik di bagaimana penyelesaian hak-hak dan dalam hubungannya antara mereka kewajiban . Sebagaimana telah diatur sendiri, maupun dengan pihak ketiga. dalam KUHPerdata buku kedua Dalam membicarakan hukum tentang kebendaan dan juga dalam waris maka ada 3 (tiga) hal yang perlu hukum waris Islam, dan juga hukum mendapat perhatian, di mana ketiga waris adat. hal ini merupakan unsur±unsur Pada prinsipnya kewarisan pewarisan: adalah langkah-langkah penerusan dan 1. Orang yang meninggal dunia / pengoperaan harta peninggalan baik Pewaria / Erflater yang berwujud maupun yang tidak Pewaris ialah orang yang berwujud dari seorang pewaris kepada meninggal dunia dengan
HAK WARIS ANAK DALAM PERKAWINAN CAMPURAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG
NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN Darwis L. Rampay Jurnal Morality, Volume 2, Nomor 2 Desember 2015
meningalkan hak dan kewajiban 2Kitab Undang-Undang Hukum
kepada orang lain yang berhak Perdata, anak yang ada dalam menerimanya. Menurut Pasal kandungan dianggap sebagai 830 KUHPerdata, pewarisan telah dilahirkan bilamana hanya berlangsung karena keperluan si anak menghendaki. kematian. Menurut ketentuan Jadi, dengan demikian seorang pasal 874 KUHPerdata, segala anak yang ada dalam kandungan, harta peninggalan seorang yang walaupun belum lahir dapat meninggal dunia adalah mewarisi karena dalam pasal ini kepunyaan sekalian ahli hukum membuat fiksi seakan ± warisnya menurut undang± akan anak sudah dilahirkan. Ahli undang sekedar terhadap itu waris terdiri dari : dengan surat wasiat tidak telah a. Ahli waris menurut undang ± diambil setelah ketetapan yang undang ( abintestato ) sah. Dengan demikian, menurut Ahli waris ini didasarkan atas KUHPerdata ada dua macam hubungan darah dengan si waris : Hukum waris yang pewaris atau para keluarga disebut pertama, dinamakan sedarah. Ahli waris ini terdiri Hukum Waris ab intestato (tanpa atas 4 golongan. Golongan I, wasiat). Hukum waris yang terdiri dari anak±anak, suami kedua disebut Hukum Waris (duda) dan istri (janda) si Wasiat atau testamentair pewaris; Golongan II, terdiri erfrecht. dari bapak, ibu ( orang tua ), 2. Ahli waris yang berhak saudara±saudara si pewaris; menerima harta kekayaan itu / Golongan III, terdiri dari Erfgenaam keluarga sedarah bapak atau Ahli waris yaitu orang yang ibu lurus ke atas (seperti, masih hidup yang oleh hukum kakek, nenek baik garis atau diberi hak untuk menerima hak pancer bapak atau ibu) si dan kewajiban yang ditinggal pewaris; Golongan IV, terdiri oleh pewaris. Lalu, bagaiman dari sanak keluarga dari pancer dengan bayi yang ada dalam samping (seperti, paman, bibi ). kandungan?. Menurut Pasal
HAK WARIS ANAK DALAM PERKAWINAN CAMPURAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG
NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN Darwis L. Rampay Jurnal Morality, Volume 2, Nomor 2 Desember 2015
b. Ahli waris menurut wasiat ( dan kewajiban dalam lapangan
testamentair erfrecht ) harta kekayaan. Hak dan Ahli waris ini didasarkan atas kewajiban tersebut berupa, Aktiva wasiat yaitu dalam Pasal (sejumlah benda yang nyata ada 874KUHPerdata, setiap orang dan atau berupa tagihan atau yang diberi wasiat secara sah piutang kepada pihak ketiga, oleh pewaris wasiat, terdiri atas, selain itu juga dapat berupa hak testamentair erfgenaam yaitu imateriil, seperti hak cipta); ahli waris yang mendapat wasiat Passiva (sejumlah hutang pewaris yang berisi suatu erfstelling yang harus dilunasi pada pihak (penunjukkan satu atau beberapa ketiga maupun kewajiban ahli waris untuk mendapat lainnya). Dengan demikian, hak seluruh atau sebagian harta dan kewajiban yang timbul dari peninggalan); legataris yaitu ahli hukum keluarga tidak dapat waris karena mendapat wasiat diwariskan. yang isinya menunjuk seseorang Apabila pihak suami warga untuk mendapat berapa hak atas negara Indonesia, maka ketentuan satu atau beberapa macam harta hukum material berkaitan dengan harta waris, hak atas seluruh dari satu kekayaan diatur berdasarkan hukum macam benda tertentu, hak untuk suami, yaitu UU Perkawinan. Namun memungut hasil dari seluruh harta benda perkawinan campuran ini atau sebagian dari harta waris. apabila tidak dilakukan perjanjian Jadi, dengan demikian ada tiga perkawinan yang menyangkut harta dasar untuk menjadi ahli waris, perkawinan maka berkenaan dengan yaitu, ahli waris atas dasar harta perkawinan ini akan tunduk pada hubungan darah dengan si Pasal 35, dimana ditentukan, bahwa : pewaris, ahli waris hubungan ³+DUWD EHQGD \DQJ GLSHUROHK perkawinan dengan si pewaris, selama perkawinan menjadi ahli waris atas dasar wasiat. harta bersama; Harta bawaan 3. Harta Waris dari masing-masing suami dan Hal±hal yang dapat diwarisi dari isteri dan harta benda yang si pewaris, pada prinsipnya yang diperoleh masing-masing dapat diwarisi hanyalah hak±hak sebagai hadiah atau warisan,
HAK WARIS ANAK DALAM PERKAWINAN CAMPURAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG
NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN Darwis L. Rampay Jurnal Morality, Volume 2, Nomor 2 Desember 2015
adalah dibawah penguasaan Masalah harta perkawinan
masingmasing sepanjang para campuran ini apabila pihak suami pihak tidak mHQHQWXNDQ ODLQ´ warga negara Indonesia, maka tidak Selanjutnya mengenai harta ada permasalahan, karena diatur bersama ini dapat dikelola bersama- berdasarkan hukum suami yaitu UU sama suami dan isteri,namun dalam Perkawinan. Sedangkan apabila isteri setiap perbuatan hukum yang yang berkebangsaan Indonesia dan menyangkut harta bersama harus ada suami berkebangsaan asing maka persetujuan kedua belah pihak (Pasal dapat menganut ketentuan Pasal 2 dan 36 ayat (1)). Sedangkan dalam hal Pasal 6 ayat (1) GHR, yaitu harta bawaan masing-masing suami diberlakukan hukum pihak suami. dan isteri mempunyai hak sepenuhnya Namun karena GHR tersebut adalah untuk melakukan perbuatan hukum pengaturan produk zaman Belanda, mengenai harta bendanya Pasal 36 sebaiknya masalah ini diatur dalam ayat (2)). Hukum Nasional, yang disesuaikan Apabila terjadi perceraian, dengan perkembangan zaman.7 Di maka harta bersama diatur menurut Indonesia sampai saat ini masih hukumnya masing-masing (Pasal 37), bersifat plural, disamping berlakunya yang dimaksud hukum masing-masing hukum waris adat yang beraneka pihak di dalam undang-undang ragam sistemnya dan juga berlaku Perkawinan ini adalah hukum agama, waris yang diatur dalam Kitab hukum adat atau hukum lainnya. Undang-undang Hukum Perdata serta Untuk Perkawinan Campuran akan hukum waris Islam. munjadi masalah Hukum Perdata Jadi mengenai Perkawinan internasional, karena akan terpaut 2 Campuran masalah warisan juga (dua) sistem hukum perkawinan yang belum ada pengaturan tersendiri yang berbeda, yang dalam sehingga sangat memungkinkan penyelesaiannya dapat digunakan terjadinya permasalahan. Masalah ketentuan Pasal 2 dan Pasal 6 ayat (1) warisan ini, karena di Indonesia belum GHR ( Regeling of de gemengde mempunyai peraturan perundang- huwelijken) S. 1898 yaitu undangan yang bersifat nasional, maka diberlakukan hukum pihak suami. 7 Majdi, Analisi Hukum Munakahat, 2006 ,Hal.75 HAK WARIS ANAK DALAM PERKAWINAN CAMPURAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN Darwis L. Rampay Jurnal Morality, Volume 2, Nomor 2 Desember 2015
dalam warisan tetap mengacu kepada berkenaan dengan harta perkawinan
hukum adat, hukum Islam dan ini akan tunduk pada Pasal 35 UU KUHPerdata. Oleh karena itu warisan Perkawinan, dimana ditentukan, yang berkaitan dengan perkawinan bahwa harta benda yang diperoleh campuran, diserahkan kepada suami selama perkawinan menjadi harta isteri yang bersangkutan. bersama; Harta bawaan dari masing- masing suami dan isteri dan harta PENUTUP benda yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan, adalah Perkawinan campuran adalah dibawah penguasaan masingmasing perkawinan antara dua orang di sepanjang para pihak tidak Indonesia tunduk pada hukum yang menentukan lain. Masalah warisan berlainan, karena perbedaan dalam perkawinan campuran belum kewarganegaraan dan salah satu pihak ada pengaturan tersendiri di Indonesia, berkewarganegaraan Indonesia. sehingga sangat memungkinkan Berdasarkan Undang-Undang, anak terjadinya permasalahan. Masalah yang lahir dari perkawinan seorang warisan ini, karena di Indonesia belum wanita WNI dengan pria WNA, mempunyai peraturan perundang- maupun anak yang lahir dari undangan yang bersifat nasional, maka perkawinan seorang wanita WNA dalam warisan tetap mengacu kepada dengan pria WNI, sama-sama diakui hukum adat, hukum Islam dan sebagai warga negara Indonesia. Anak KUHPerdata. Oleh karena itu warisan tersebut akan berkewarganegaraan yang berkaitan dengan perkawinan ganda, dan setelah anak berusia 18 campuran, diserahkan kepada suami tahun atau sudah kawin maka ia harus isteri yang bersangkutan. menentukan pilihannya. Apabila pihak suami warga negara Indonesia, maka ketentuan hukum material berkaitan dengan harta kekayaan diatur berdasarkan hukum suami, yaitu UU Perkawinan. Harta benda perkawinan campuran ini apabila tidak dilakukan perjanjian perkawinan yang menyangkut harta perkawinan maka HAK WARIS ANAK DALAM PERKAWINAN CAMPURAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN Darwis L. Rampay Jurnal Morality, Volume 2, Nomor 2 Desember 2015
DAFTAR PUSTAKA PT Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2006. B. Arief Sidharta, Aspek Hukum Subekti S. Pokok-Pokok Hukum Perkawinan Indonesia, PT. Raja Perdata, Intermasa, Bandung, Grafindo Persada, Jakarta, 2004. 2003 Fadhil Munandar, Aspek Hukum Soerjono Soekanto, Penelitian Kewarganegaraan (Tinjauan Normatif (Suatu Tinjauan Tentang UU Kewarganegaraa), Singkat), CV, Rajawali, Jakarta, Aneka Ilmu, Jakarta, 2007. 1990. Farid Zainal Abidin, Intisari Hukum Sudarsono, Hukum Perkawinan Keluarga, Alumni, Bandung, Nasional, Rineka Cipta, Jakarta, 1990 1991 Hazairin, Tinjauan Mengenai Undang- Peraturan Perundang-undangan Undang Perkawinan Nomor 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tahun 1974, Penerbit Tirtamas, tentang Perkawinan Jakarta, 1996. Undang-Undang Nomor 23 Tahun Lidwina Maria, Perkawinan 2002 tentang Perlindungan Campuran, Alumni, Bandung, Anak 1999. Undang-Undang Nomor 12 Tahun Retno S. Darussalam, Hukum 2006 tentang Kewarganegaraan Perkawinan Dan Perceraian Akibat Perkawinan Campuran,
HAK WARIS ANAK DALAM PERKAWINAN CAMPURAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG
NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN Darwis L. Rampay Jurnal Morality, Volume 2, Nomor 2 Desember 2015
HAK WARIS ANAK DALAM PERKAWINAN CAMPURAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG
NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN Darwis L. Rampay