Anda di halaman 1dari 16

Jurnal Morality, Volume 2, Nomor 2 Desember 2015

HAK WARIS ANAK DALAM PERKAWINAN CAMPURAN


BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2006
TENTANG KEWARGANEGARAAN

Oleh : Darwis L. Rampay


Dosen STIH Tambun Bungai Palangka Raya

Abstrak : Perkawinan campuran adalah perkawinan antara dua orang di Indonesia


tunduk pada hukum yang berlainan, karena perbedaan kewarganegaraan dan salah
satu pihak berkewarganegaraan Indonesia.Anak yang lahir dari perkawinan
campuran diakui sebagai WNI. Anak tersebut akan berkewarganegaraan ganda, dan
setelah anak berusia 18 tahun atau sudah kawin maka ia harus menentukan
pilihannya. Apabila pihak suami WNI, maka ketentuan hukum material berkaitan
dengan harta kekayaan diatur berdasarkan hukum suami, yaitu UU Perkawinan.
Apabila tidak dilakukan perjanjian perkawinan, maka terhadap harta benda dalam
perkawinan campuran ini tunduk pada Pasal 35 UU Perkawinan No. 1 Tahun 1974.
Masalah warisan dalam perkawinan campuran belum ada pengaturan tersendiri di
Indonesia, sehingga tetap mengacu kepada hukum adat, hukum Islam dan
KUHPerdata. Oleh karena itu warisan yang berkaitan dengan perkawinan campuran,
diserahkan kepada suami isteri yang bersangkutan.

Kata Kunci : Hak Waris, Anak, Perkawinan Campuran

LATAR BELAKANG MASALAH Dalam bidang hukum perkawinan


Manusia di dalam perjalanan hal yang demikian ini adalah suatu
hidupnya mengalami 3 (tiga) peristiwa yang penting karena ada 2 (dua)
penting yaitu waktu dilahirkan, waktu makhluk Tuhan yang selanjutnya akan
kawin, dan waktu meninggal dunia. menjadi satu keluarga. Bertemunya
Pada waktu seseorang dilahirkan dua orang menjadi satu yang masing-
tumbuh tugas baru di dalam masing jadi pengemban dari hak dan
keluarganya. Interaksi manusia dalam kewajiban didalam pertalian
masyarakat melahirkan berbagai perkawinan mempunyai akibat-akibat
hubungan, baik yang bersifat didalam bidang hukum. Akibat-akibat
individual maupun yang bersifat ini semuanya diatur dalam hukum
kolektif. Salah satu hubungan manusia perkawinan sebagaimana diperinci
yang individual adalah hubungan lebih lanjut dalam buku satu Kitab
antara seorang pria dengan seorang Undang-Undang Perdata atau juga kita
wanita dalam ikatan perkawinan. bisa menggunakan Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1974 tentang

HAK WARIS ANAK DALAM PERKAWINAN CAMPURAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG


NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN
Darwis L. Rampay
Jurnal Morality, Volume 2, Nomor 2 Desember 2015

Perkawinan. Kesemua hal tersebut masyarakat yang tertib dan


mengatur tentang tata cara perkawinan teratur;
yang sah menurut hukum negara di 4. Perkawinan merupakan suatu
samping hukum agama masing- bentuk perbuatan ibadah.
1
masing. Perkawinan merupakan salah
Suatu perkawinan mempunyai arti satu perintah agama kepada yang
yang sangat penting bagi kehidupan mampu untuk segera
manusia dikarenakan: melakasanakannya, karena
1. Dalam suatu perkawinan yang dengan perkawinan dapat
sah selanjutnya akan mengurangi perbuatan maksiat
menghalalkan hubungan atau penglihatan, memelihara diri dari
pergaulan hidup manusia sebagai perzinahan.2
suami istri. Hal itu adalah sesuai Pengertian perkawinan
dengan kedudukan manusia menurut ketentuan Pasal 1 Undang-
sebagai makhluk manusia yang Undang Nomor 1 Tahun 1974
memiliki derajad dan (selanjutnya ditulis UU Perkawinan)
kehormatan; adalah:
2. Adanya amanah dari Tuhan ³3HUNDZLQDQ DGDODK LNDWDQ ODKLU
mengenai anak-anak yang batin antara seorang pria dan
dilahirkan. Anak-anak yang telah seorang wanita sebagai suami
dilahrkan hendaknya dijaga dan istri dengan tujuan membentuk
dirawat agar sehat jasmani dan keluarga atau rumah tangga yang
rohani demi kelangsungan hidup bahagia dan kekal berdasarkan
keluarga secara baik-baik dan .HWXKDQDQ <DQJ 0DKD (VD´
terus menerus; Pasal 57 UU Perkawinan
3. Terbentuknya hubungan rumah memberikan pengertian perkawinan
tangga yang tentram dan damai campuran sebagai berikut:
dalam suatu rumah tangga yang ³<DQJ GLPDNVXG GHQJDQ
tentram dan damai diliputi rasa perkawinan campuran dalam
kasih sayang selanjutnya akan Undang-Undang ini ialah
menciptakan kehidupan perkawinan antara dua orang
1 2
Farid Zainal Abidin, Intisari Hazairin, Tinjauan Mengenai
Hukum Keluarga, Alumni, Bandung, 1990, Undang-Undang No 1 Tahun 1974, Penerbit
Hal.21. Tirtamas, Jakarta, 1996, Hal.89.
HAK WARIS ANAK DALAM PERKAWINAN CAMPURAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG
NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN
Darwis L. Rampay
Jurnal Morality, Volume 2, Nomor 2 Desember 2015

yang di Indonesia tunduk pada Kewarganegaraan (selanjutnya ditulis


hukum yang berlainan, karena UU Kewarganegaraan), anak yang
perbedaan kewarganegaraan dan dilahirkan dari perkawinan campuran
salah satu pihak memilki status kewarganegaraan
EHUNHZDUJDQHJDUDDQ ,QGRQHVLD´ ganda hingga hingga dia berumur 18
UU Perkawinan secara tahun atau telah menikah. Pengaturan
eksplisit tidak mengatur tentang ini menimbulkan persoalan apabila di
perkawinan beda kewarganeraan, kemudian hari orang tuanya meninggal
sedangkan pada kenyataanya sering dunia terutama mengenai penentuan
terjadi perkawinan antara Warga personal yang didasarkan pasa asas
Negara Indonesia dengan Warga nasionalitasnya. Lalu bagaimana
Negara Asing.3 pengaturan status personal anak yang
Salah satu hal yang biasanya didasarkan pada asas nasionalitas, bila
menjadi kendala bagi orang yang yang terdapat pertentangan antara hukum
melaksanakan pernikahan beda negara yang satu dengan negara yang
kewarganegaraan, baik di dalam lain sehingga tidak adanya kepastian
maupun di luar negeri adalah hukum, padahal mereka adalah warga
mengenai perlindungan hukum apabila negara yang mempunyai hak untuk
dalam perkawinan salah satu orang tua dilindungi oleh hukum.
atau kedua orang tua meninggal dunia Di samping itu hal yang perlu
yang berimbas pada pembagian harta mendapat perhatian dalam perkawinan
warisan. Hal ini tentu saja menyulitkan campuran yang tinggal dalam wilayah
dalam proses penyelesaian karena hukum Indonesia, yang menyangkut
mereka melangsungkan perkawinan di tanggung jawab orang tua terhadap
luar negeri. Di samping itu persoalan anak yang dihasilkan dari perkawinan
yang rentan dan sering timbul dalam campuran menyangkut permasalahan
perkawinan campuran adalah masalah surat menyurat atas diri anak tesebut,
kewarganegaraan anak. misalnya tentang akta pekawinan serta
Menurut Undang-Undang status hukum lainnya. Mengingat hal
Nomor 12 Tahun 2006 tentang ini, maka akan lebih bijaksana apabila
Negara Indonesia yang berlandaskan
3
Retno S. Darussalam, Hukum
Perkawinan dan Perceraian Akibat
filsafah Pancasila melalui
Perkawinan Campuran, PT. Citra Aditya pemerintahannya bisa memberikan
Bakti, Bandung, 2006, Hal.69
HAK WARIS ANAK DALAM PERKAWINAN CAMPURAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG
NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN
Darwis L. Rampay
Jurnal Morality, Volume 2, Nomor 2 Desember 2015

perlindungan dan tata cara pengaturan sebagai sepasang suami istri.4


kepada orang yang akan Perkawinan merupakan suatu jalan
melangsungkan perkawinan beda yang sangat mulia untuk mengatur
kewarganegaraan kehidupan rumah tangga serta
Pengakuan serta pemberian keturunan untuk saling mengenal
perlindungan hukum kepada anak antara yang satu dengan yang lain,
yang disebabkan dari perkawinan sehingga akan membuka jalan untuk
campuran sangat diperlukan untuk saling tolong menolong. 5
dapat menampung segala kenyataan Pesatnya perkembangan
hidup dalam masyarakat. Perlindungan teknologi digital menjadikan satu
hukum disini ditujukan untuk negara dengan negara yang lain
menjamin rasa kepastian hukum tampak tidak ada batas (boardless) hal
terhadap status anak yang dilahirkan ini memungkinkan terjalinaya
dari perkawinan campuran apabila komunikasi antar negara, hal inilah
orang tuanya meninggal, sehingga yang menjadikan orang-orang dengan
anak akan merasa tenteram dan tenang kewarganegaraan yang berbeda dapat
menjalani hidup pasca kematian orang melangsungkan perkawinan.
tuanya yang berbeda Perkawinan dimana laki-laki dan
kewarganegaraan. perempuan dengan kewarganegaraan
Aspek Hukum Perkawinan yang berbeda ini yang disebut sebagai
Campuran perkawinan campuran.
Manusia sebagai mahluk hidup Pengertian perkawinan
mempunyai kebutuhan-kebutuhan campuran terdapat dalam Pasal 57 UU
seperti mahluk hidup yang lain, baik Perkawinan, yaitu :
kebutuhan untuk melangsungkan ³<DQJ GLPDNVXG GHQJDQ
eksistensinya sebagai mahluk maupun perkawinan campuran adalah
kebutuhan-kebutuhan yang lain. Ia perkawinan antara dua orang di
ingin memenuhi kebutuhan hidupnya Indonesia tunduk pada hukum
dengan melaluinya bersama dengan yang berlainan, karena
orang lain dalam ikatan perkawinan
4
Soerjono Soekanto, Sosiologi
yang harmonis, saling percaya, Suatu Pengantar, Rajawali Press, Jakarta,
Hal.37
melindungi dan saling mendukung 5
Moh. Idris Ramulyo,Hukum
Perkawinan Islam, Analisis UU No 1 Tahun
1974, Bumi Aksara, 1999, Hal . 31
HAK WARIS ANAK DALAM PERKAWINAN CAMPURAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG
NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN
Darwis L. Rampay
Jurnal Morality, Volume 2, Nomor 2 Desember 2015

perbedaan kewarganegaraan dan perkawinan yang dilangsungkan di


salah satu pihak luar Indonesia
berkewarganegaraan Indonesia´ Tegasnya perkawinan
Dari ketentuan pasal tersebut maka campuran menurut UU ini adalah
unsur-unsur dari perkawinan adalah: perkawinan antar warganegara
1. Perkawinan antara seorang pria Indonesia dan warganegara asing.
dan seorang wanita; Karena berlainan kewarganegaraan
2. Perkawinan dilakukan di tentu saja hukum yang berlaku bagi
Indonesia dan tunduk pada mereka juga berlainan. Jadi,
aturan yang berbeda; perkawinan seorang WNI, dengan
3. Karena perbedaan WNA merupakan perkawinan
kewarganegraan; campuran.
4. Salah satu pihak Perkawinan merupakan sebuah
berkewarganegaraan Indonesia. lembaga yang memberikan legitimasi
Unsur pertama jelas menunjuk seorang pria dan wanita untuk bisa
kepada asas monogami dalam hidup dan berkumpul bersama dalam
perkawinan. Unsur kedua sebuah keluarga.Untuk dapat
menunjukkan kepada perbedaan melangsungkan perkawinan campuran
hukum yang berlaku bagi pria dan yang sah secara hukum sebagaimana
wanita yang kawin itu. Tetapi diatur dalam Pasal 2 UU Perkawinan,
perbedaan itu bukan karena perbedaan dimana dalam pasal ini disebutkan
agama, suku bangsa, golongan di bahwa sahnya suatu perkawinan
Indonesia melainkan karena unsur didasarkan hukum agamanya dan
ketiga yaitu perbedaan kepercayaanya masing-masing.
kewarganegaraan. Perbedaan Apabila hukum agama yang
kewarganegaraan ini bukan bersangkutan membolehkan, maka
kewarganegaraan asing semuanya, perrnikahan dilakukan menurut agama,
melainkan unsur keempat bahwa salah dan dilaksanakan oleh pegawai
satu kewarganegaraan itu ialah pencatat nikah di KUA Kecamatan.
kewarganegaraan Indonesia. Sedangkan perkawinan campuran
Sedangkan perkawinan yang yang dilangsungkan dan dilaksanakan
dilakukan di luar Indonesia menurut oleh selain agama Islam, maka
Pasal 56 UU Perkawinan adalah

HAK WARIS ANAK DALAM PERKAWINAN CAMPURAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG


NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN
Darwis L. Rampay
Jurnal Morality, Volume 2, Nomor 2 Desember 2015

pencatatan dilaksanakan dan dilakukan menentukan status anak dan hubungan


oleh Kantor Catatan Sipil. antara anak dan orang tua, perlu dilihat
Dalam UU Perkawinan telah dahulu perkawinan orang tuanya
ditentukan bahwa sahnya perkawinan sebagai persoalan pendahuluan,
di Indonesia adalah berdasarkan apakah perkawinan orang tuanya sah
masing-masing agama dan sehingga anak memiliki hubungan
kepercayaannya (Pasal 2 ayat 1). Oleh hukum dengan ayahnya, atau
karena itu mengenai perkawinan perkawinan tersebut tidak sah,
campuran yang dilakukan di Indonesia sehingga anak dianggap sebagai anak
harus dilakukan berdasarkan hukum luar nikah yang hanya memiliki
perkawinan Indonesia, jadi kesahan hubungan hukum dengan ibunya.
perkawinan tersebut harus berdasarkan Status kewarganegaraan anak
hukum agama dan harus dicatat. dalam perkawinan campuran menurut
Hak Waris Anak Dalam UU No.62 Tahun 1958 mengatur asas
Perkawinan Campuran kewarganegaraan tunggal. Indonesia
Berdasarkan Undang-Undang No.12 menganut asas kewarganegaraan
Tahun 2006 tentang tunggal, dimana status
Kewarganegaraan kewarganegaraan anak mengikuti
Anak yang lahir dari ayah, sesuai Pasal 13 ayat (1) UU
perkawinan campuran memiliki No.62 Tahun 1958 :
kemungkinan bahwa ayah ibunya ³$QDN \DQJ EHOXP EHUXPXU
tahun dan belum kawin yang
memiliki kewarganegaraan yang
mempunyai hubungan hukum
berbeda sehingga tunduk pada dua kekeluargaan dengan ayahnya
sebelum ayah itu memperoleh
yurisdiksi hukum yang berbeda.
kewarganegaraan Republik
Berdasarkan UU Kewarganegaraan Indonesia, turut memperoleh
kewarganegaraan Republik
yang lama, anak hanya mengikuti
Indonesia setelah ia bertempat
kewarganegaraan ayahnya, namun tinggal dan berada di Indonesia.
Keterangan tentang bertempat
berdasarkan UU Kewarganegaraan
tinggal dan berada di Indonesia
yang baru anak akan memiliki dua itu tidak berlaku terhadap anak-
anaknya karena ayahnya
kewarganegaraan.
memperoleh kewarganegaraan
Status anak dalam perkawinan Republik Indonesia menjadi
WDQSD NHZDUJDQHJDUDDQ ´
campuran menurut teori hukum
perdata internasional, untuk

HAK WARIS ANAK DALAM PERKAWINAN CAMPURAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG


NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN
Darwis L. Rampay
Jurnal Morality, Volume 2, Nomor 2 Desember 2015

Dari segi hukum, lahirnya seorang ayah WNI sebagai anaknya


Undang-Undang No.12 Tahun 2006 dan anak dari ibu WNI yang lahir di
tentang Kewarganegaraan bertujuan luar perkawinan yang sah dengan
untuk memberikan perlindungan seorang ayah WNA, yaitu tidak
hukum bagi perempuan WNI yang adanya jaminan kepastian hukum
menikah dengan pria WNA, agar ia sebagai WNA. Status
tidak otomatis kehilangan haknya kewarganegaraan ganda terbatas bagi
sebagai WNI melainkan ia diberi hak anak hasil perkawinan campur diatur
opsi untuk mempertahankan status dalam: Undang-Undang No.12 Tahun
kewarganegaraannya, sebagai WNI 2006 tentang Kewarganegaraan
atau mengikuti kewarganegaraan Republik Indonesia Pasal 4, Pasal 5,
suaminya yang WNA, dan untuk dan Pasal 6; Peraturan Pemerintah
memberikan jaminan kepastian hukum No.2 Tahun 2007 tentang Tata Cara
berupa status kewarganegaraan Memperoleh, Kehilangan, Pembatalan
Republik Indonesia bagi anak hasil dan Memperoleh Kembali
perkawinan campur dari seorang ibu Kewarganegaraan Republik Indonesia
WNI dan seorang ayah WNA sampai Pasal 59 dan Pasal 60; dan Peraturan
usia 18 tahun atau sudah kawin dan Menteri Hukum dan Hak Asasi
setelah itu ia diwajibkan memilih salah Manusia Nomor M.80-HL.04.01
satu status kewarganegaraannya. 6 Tahun 2007 tentang Tata Cara
Dari segi sosial, latar belakang Pendaftaran, Pencatatan, dan
pengaturan status kewarganegaraan Pemberian Fasilitas Keimigrasian
ganda terbatas bagi anak hasil Sebagai Warga Negara Indonesia yang
perkawinan campur dalam Undang- Berkewarganegaraan Ganda.
Undang No.12 Tahun 2006 adalah Kewarganegaraan menurut
perlakuan diskriminasi terhadap anak Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang
hasil perkawinan campur yang sah dari No.12 Tahun 2006 adalah segala ihwal
seorang ibu WNI dan seorang ayah yang berhubungan dengan warga
WNA, anak yang lahir di luar negara. Hak atas kewarganegaraan
perkawinan campur yang sah dari sangat penting artinya karena
seorang ibu WNA yang diakui oleh merupakan bentuk pengakuan asasi
6
Hilman Hadikusuma, Hukum
suatu negara terhadap warga
Perkawinan Indonesia, Mandar Maju, negaranya. Adanya status
Bandung, 1990, Hal. 27
HAK WARIS ANAK DALAM PERKAWINAN CAMPURAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG
NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN
Darwis L. Rampay
Jurnal Morality, Volume 2, Nomor 2 Desember 2015

kewarganegaraan ini akan yaitu dengan lahirnya anak-anak


memberikan kedudukan khusus bagi dari para imigran di negara
seorang Warga Negara terhadap tersebut maka putuslah hubungan
negaranya di mana mempunyai hak dengan negara asal.
dan kewajiban yang bersifat timbal 2. Asas Keturunan (Ius Sanguinis),
balik dengan negaranya. Indonesia yaitu asas yang menetapkan
telah memberikan perlindungan hak kewarganegaraan seseorang
anak atas kewarganegaraan yang berdasarkan kewarganegaraan
dicantumkan dalam Pasal 5 Undang- orang tuanya (keturunannya)
Undang No.23 Tahun 2002 tentang tanpa mengindahkan di mana
Perlindungan Anak, di mana dilahirkan. Keuntungan dari asas
disebutkan bahwa setiap anak berhak ius sanguinis adalah :
atas suatu nama sebagai identitas diri a. Akan memperkecil jumlah
dan status kewarganegaraan. orang keturunan asing
Dengan adanya hak atas sebagai warga negara.
kewarganegaraan anak maka negara b. Tidak akan memutuskan
mempunyai kewajiban untuk hubungan antara negara
melindungi anak sebagai Warga dengan warga negara yang
Negaranya dan juga berkewajiban lain.
untuk menjamin pendidikan dan c. Semakin menumbuhkan
perlindungan hak-hak anak lainnya. semangat nasionalisme.
Semula, untuk menentukan d. Bagi negara daratan seperti
kewarganegaraan seseorang Cina, yang tidak menetap
didasarkan atas 2 (dua) asas, yaitu : pada suatu negara tertentu,
1. Asas Tempat Kelahiran (ius tetapi keturunan tetap
Soli), yaitu asas yang sebagai warga negaranya
menetapkan kewarganegaraan meskipun lahir di tempat
seseorang berdasarkan tempat lain (negara tetangga).
kelahirannya. Asas ini dianut Namun sejak dikeluarkannya
oleh negara-negara migrasi Undang-Undang No.12 Tahun 2006
seperti USA, Australia, dan lebih memperhatikan asas-asas
Kanada. Untuk sementara waktu kewarganegaraan yang bersifat umum
asas ius soli menguntungkan, atau universal, yaitu :

HAK WARIS ANAK DALAM PERKAWINAN CAMPURAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG


NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN
Darwis L. Rampay
Jurnal Morality, Volume 2, Nomor 2 Desember 2015

1. Asas ius sanguinis (law of the seseorang memilki dua


blood), adalah asas yang kewarganegaraan, atau bahkan
menentukan kewarganegaraan seoseorang yang lahir dari perkawinan
seseorang berdasarkan campuran dimungkinkan sekali tidak
keturunan, bukan berdasarkan memiliki kewarganegaraan(apatride).
negara tempat kelahiran. Bipatride terjadi apabila
2. Asas ius soli (law of the soil) seorang anak yang negara orang
secara terbatas, adalah asas yang tuanya menganut asas ius sangunis
menentukan kewarganegaraan lahir di negara lain yang menganut
seseorang, berdasarkan negara asas ius soli, maka kedua negara
tempat kelahiran, yang tersebut menganggap bahwa anak
diberlakukan terbatas bagi anak- tersebut warga negaranya. Untuk
anak sesuai dengan ketentuan mencegah bipatride, maka Undang-
yang diatur dalam Undang- Undang No.62 Tahun 1958 Pasal 7
Undang. dinyatakan bahwa seorang perempuan
3. Asas kewarganegaraan tunggal, asing yang kawin dengan laki-laki
adalah asas yang menentukan Warga Negara Indonesia dapat
satu kewarganegaraan bagi setiap memperoleh kewarganegaraan
orang. Indonesia dengan melakukan
4. Asas kewarganegaraan ganda pernyataan dengan syarat bahwa dia
terbatas adalah asas yang harus meninggalkan kewarganegaraan
menentukan kewarganegaraan asalnya.
ganda bagi anak-anak sesuai Berdasarkan Undang-Undang,
dengan ketentuan yang diatur anak yang lahir dari perkawinan
dalam Undang-Undang. seorang wanita WNI dengan pria
Asas penentuan WNA, maupun anak yang lahir dari
kewarganegaraan antara satu negara perkawinan seorang wanita WNA
dengan negara lainya berbeda. Hal ini dengan pria WNI, sama-sama diakui
dapat menimbulkan kemungkinan sebagai warga negara Indonesia. Anak
persoalan baru, dimana anak dari hasil tersebut akan berkewarganegaraan
perkawinan campuran bisa memilki ganda, dan setelah anak berusia 18
dua kewarganegaraan (bipatride). tahun atau sudah kawin maka ia harus
Bipatride adalah kondisi dimana menentukan pilihannya. Pernyataan

HAK WARIS ANAK DALAM PERKAWINAN CAMPURAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG


NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN
Darwis L. Rampay
Jurnal Morality, Volume 2, Nomor 2 Desember 2015

untuk memilih tersebut harus ahli warisnya. maksudnya dari pewaris


disampaikan paling lambat 3 (tiga) ke ahli warisnya.
tahun setelah anak berusia 18 tahun Hukum waris (erfrecht) yaitu
atau setelah kawin. Pemberian seperangkat norma atau aturan yang
kewarganegaraan ganda ini merupakan mengatur mengenai berpindahnya atau
terobosan baru yang positif bagi anak- beralihnya hak dan kewajiban ( harta
anak hasil dari perkawinan campuran. kekayaan ) dari orang yang meninggal
Namun perlu ditelaah, apakah dunia (pewaris) kepada orang yang
pemberian kewaranegaraan ini akan masih hidup (ahli waris) yang berhak
menimbulkan permasalahan baru di menerimanya. Atau dengan kata lain,
kemudian hari atau tidak. Memiliki hukum waris yaitu peraturan yang
kewarganegaraan ganda berarti tunduk mengatur perpindahan harta kekayaan
pada dua yurisdiksi. orang yang meninggal dunia kepada
Hukum waris merupakan salah satu atau beberapa orang lain.
satu bagian dari hukum perdata secara Menurut. A. Pitlo, hukum waris
keseluruhan dan merupakan bagian yaitu suatu rangkaian ketentuan ±
terkecil dari hukum kekeluargaan. ketentuan, di mana berhubung dengan
Hukum waris erat kaitannya dengan meninggalnya seorang, akibat-
ruang lingkup kehidupan manusia, akibatnya di dalam bidang kebendaan,
sebab setiap manusia akan mengalami diatur, yaitu : akibat dari beralihnya
peristiwa hukum yang dinamakan harta peninggalan dari seorang yang
kematian mengakibatkan masalah meninggal, kepada ahli waris, baik di
bagaimana penyelesaian hak-hak dan dalam hubungannya antara mereka
kewajiban . Sebagaimana telah diatur sendiri, maupun dengan pihak ketiga.
dalam KUHPerdata buku kedua Dalam membicarakan hukum
tentang kebendaan dan juga dalam waris maka ada 3 (tiga) hal yang perlu
hukum waris Islam, dan juga hukum mendapat perhatian, di mana ketiga
waris adat. hal ini merupakan unsur±unsur
Pada prinsipnya kewarisan pewarisan:
adalah langkah-langkah penerusan dan 1. Orang yang meninggal dunia /
pengoperaan harta peninggalan baik Pewaria / Erflater
yang berwujud maupun yang tidak Pewaris ialah orang yang
berwujud dari seorang pewaris kepada meninggal dunia dengan

HAK WARIS ANAK DALAM PERKAWINAN CAMPURAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG


NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN
Darwis L. Rampay
Jurnal Morality, Volume 2, Nomor 2 Desember 2015

meningalkan hak dan kewajiban 2Kitab Undang-Undang Hukum


kepada orang lain yang berhak Perdata, anak yang ada dalam
menerimanya. Menurut Pasal kandungan dianggap sebagai
830 KUHPerdata, pewarisan telah dilahirkan bilamana
hanya berlangsung karena keperluan si anak menghendaki.
kematian. Menurut ketentuan Jadi, dengan demikian seorang
pasal 874 KUHPerdata, segala anak yang ada dalam kandungan,
harta peninggalan seorang yang walaupun belum lahir dapat
meninggal dunia adalah mewarisi karena dalam pasal ini
kepunyaan sekalian ahli hukum membuat fiksi seakan ±
warisnya menurut undang± akan anak sudah dilahirkan. Ahli
undang sekedar terhadap itu waris terdiri dari :
dengan surat wasiat tidak telah a. Ahli waris menurut undang ±
diambil setelah ketetapan yang undang ( abintestato )
sah. Dengan demikian, menurut Ahli waris ini didasarkan atas
KUHPerdata ada dua macam hubungan darah dengan si
waris : Hukum waris yang pewaris atau para keluarga
disebut pertama, dinamakan sedarah. Ahli waris ini terdiri
Hukum Waris ab intestato (tanpa atas 4 golongan. Golongan I,
wasiat). Hukum waris yang terdiri dari anak±anak, suami
kedua disebut Hukum Waris (duda) dan istri (janda) si
Wasiat atau testamentair pewaris; Golongan II, terdiri
erfrecht. dari bapak, ibu ( orang tua ),
2. Ahli waris yang berhak saudara±saudara si pewaris;
menerima harta kekayaan itu / Golongan III, terdiri dari
Erfgenaam keluarga sedarah bapak atau
Ahli waris yaitu orang yang ibu lurus ke atas (seperti,
masih hidup yang oleh hukum kakek, nenek baik garis atau
diberi hak untuk menerima hak pancer bapak atau ibu) si
dan kewajiban yang ditinggal pewaris; Golongan IV, terdiri
oleh pewaris. Lalu, bagaiman dari sanak keluarga dari pancer
dengan bayi yang ada dalam samping (seperti, paman, bibi ).
kandungan?. Menurut Pasal

HAK WARIS ANAK DALAM PERKAWINAN CAMPURAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG


NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN
Darwis L. Rampay
Jurnal Morality, Volume 2, Nomor 2 Desember 2015

b. Ahli waris menurut wasiat ( dan kewajiban dalam lapangan


testamentair erfrecht ) harta kekayaan. Hak dan
Ahli waris ini didasarkan atas kewajiban tersebut berupa, Aktiva
wasiat yaitu dalam Pasal (sejumlah benda yang nyata ada
874KUHPerdata, setiap orang dan atau berupa tagihan atau
yang diberi wasiat secara sah piutang kepada pihak ketiga,
oleh pewaris wasiat, terdiri atas, selain itu juga dapat berupa hak
testamentair erfgenaam yaitu imateriil, seperti hak cipta);
ahli waris yang mendapat wasiat Passiva (sejumlah hutang pewaris
yang berisi suatu erfstelling yang harus dilunasi pada pihak
(penunjukkan satu atau beberapa ketiga maupun kewajiban
ahli waris untuk mendapat lainnya). Dengan demikian, hak
seluruh atau sebagian harta dan kewajiban yang timbul dari
peninggalan); legataris yaitu ahli hukum keluarga tidak dapat
waris karena mendapat wasiat diwariskan.
yang isinya menunjuk seseorang Apabila pihak suami warga
untuk mendapat berapa hak atas negara Indonesia, maka ketentuan
satu atau beberapa macam harta hukum material berkaitan dengan harta
waris, hak atas seluruh dari satu kekayaan diatur berdasarkan hukum
macam benda tertentu, hak untuk suami, yaitu UU Perkawinan. Namun
memungut hasil dari seluruh harta benda perkawinan campuran ini
atau sebagian dari harta waris. apabila tidak dilakukan perjanjian
Jadi, dengan demikian ada tiga perkawinan yang menyangkut harta
dasar untuk menjadi ahli waris, perkawinan maka berkenaan dengan
yaitu, ahli waris atas dasar harta perkawinan ini akan tunduk pada
hubungan darah dengan si Pasal 35, dimana ditentukan, bahwa :
pewaris, ahli waris hubungan ³+DUWD EHQGD \DQJ GLSHUROHK
perkawinan dengan si pewaris, selama perkawinan menjadi
ahli waris atas dasar wasiat. harta bersama; Harta bawaan
3. Harta Waris dari masing-masing suami dan
Hal±hal yang dapat diwarisi dari isteri dan harta benda yang
si pewaris, pada prinsipnya yang diperoleh masing-masing
dapat diwarisi hanyalah hak±hak sebagai hadiah atau warisan,

HAK WARIS ANAK DALAM PERKAWINAN CAMPURAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG


NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN
Darwis L. Rampay
Jurnal Morality, Volume 2, Nomor 2 Desember 2015

adalah dibawah penguasaan Masalah harta perkawinan


masingmasing sepanjang para campuran ini apabila pihak suami
pihak tidak mHQHQWXNDQ ODLQ´ warga negara Indonesia, maka tidak
Selanjutnya mengenai harta ada permasalahan, karena diatur
bersama ini dapat dikelola bersama- berdasarkan hukum suami yaitu UU
sama suami dan isteri,namun dalam Perkawinan. Sedangkan apabila isteri
setiap perbuatan hukum yang yang berkebangsaan Indonesia dan
menyangkut harta bersama harus ada suami berkebangsaan asing maka
persetujuan kedua belah pihak (Pasal dapat menganut ketentuan Pasal 2 dan
36 ayat (1)). Sedangkan dalam hal Pasal 6 ayat (1) GHR, yaitu
harta bawaan masing-masing suami diberlakukan hukum pihak suami.
dan isteri mempunyai hak sepenuhnya Namun karena GHR tersebut adalah
untuk melakukan perbuatan hukum pengaturan produk zaman Belanda,
mengenai harta bendanya Pasal 36 sebaiknya masalah ini diatur dalam
ayat (2)). Hukum Nasional, yang disesuaikan
Apabila terjadi perceraian, dengan perkembangan zaman.7 Di
maka harta bersama diatur menurut Indonesia sampai saat ini masih
hukumnya masing-masing (Pasal 37), bersifat plural, disamping berlakunya
yang dimaksud hukum masing-masing hukum waris adat yang beraneka
pihak di dalam undang-undang ragam sistemnya dan juga berlaku
Perkawinan ini adalah hukum agama, waris yang diatur dalam Kitab
hukum adat atau hukum lainnya. Undang-undang Hukum Perdata serta
Untuk Perkawinan Campuran akan hukum waris Islam.
munjadi masalah Hukum Perdata Jadi mengenai Perkawinan
internasional, karena akan terpaut 2 Campuran masalah warisan juga
(dua) sistem hukum perkawinan yang belum ada pengaturan tersendiri
yang berbeda, yang dalam sehingga sangat memungkinkan
penyelesaiannya dapat digunakan terjadinya permasalahan. Masalah
ketentuan Pasal 2 dan Pasal 6 ayat (1) warisan ini, karena di Indonesia belum
GHR ( Regeling of de gemengde mempunyai peraturan perundang-
huwelijken) S. 1898 yaitu undangan yang bersifat nasional, maka
diberlakukan hukum pihak suami.
7
Majdi, Analisi Hukum Munakahat,
2006 ,Hal.75
HAK WARIS ANAK DALAM PERKAWINAN CAMPURAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG
NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN
Darwis L. Rampay
Jurnal Morality, Volume 2, Nomor 2 Desember 2015

dalam warisan tetap mengacu kepada berkenaan dengan harta perkawinan


hukum adat, hukum Islam dan ini akan tunduk pada Pasal 35 UU
KUHPerdata. Oleh karena itu warisan Perkawinan, dimana ditentukan,
yang berkaitan dengan perkawinan bahwa harta benda yang diperoleh
campuran, diserahkan kepada suami selama perkawinan menjadi harta
isteri yang bersangkutan. bersama; Harta bawaan dari masing-
masing suami dan isteri dan harta
PENUTUP benda yang diperoleh masing-masing
sebagai hadiah atau warisan, adalah
Perkawinan campuran adalah
dibawah penguasaan masingmasing
perkawinan antara dua orang di
sepanjang para pihak tidak
Indonesia tunduk pada hukum yang
menentukan lain. Masalah warisan
berlainan, karena perbedaan
dalam perkawinan campuran belum
kewarganegaraan dan salah satu pihak
ada pengaturan tersendiri di Indonesia,
berkewarganegaraan Indonesia.
sehingga sangat memungkinkan
Berdasarkan Undang-Undang, anak
terjadinya permasalahan. Masalah
yang lahir dari perkawinan seorang
warisan ini, karena di Indonesia belum
wanita WNI dengan pria WNA,
mempunyai peraturan perundang-
maupun anak yang lahir dari
undangan yang bersifat nasional, maka
perkawinan seorang wanita WNA
dalam warisan tetap mengacu kepada
dengan pria WNI, sama-sama diakui
hukum adat, hukum Islam dan
sebagai warga negara Indonesia. Anak
KUHPerdata. Oleh karena itu warisan
tersebut akan berkewarganegaraan
yang berkaitan dengan perkawinan
ganda, dan setelah anak berusia 18
campuran, diserahkan kepada suami
tahun atau sudah kawin maka ia harus
isteri yang bersangkutan.
menentukan pilihannya. Apabila pihak
suami warga negara Indonesia, maka
ketentuan hukum material berkaitan
dengan harta kekayaan diatur
berdasarkan hukum suami, yaitu UU
Perkawinan. Harta benda perkawinan
campuran ini apabila tidak dilakukan
perjanjian perkawinan yang
menyangkut harta perkawinan maka
HAK WARIS ANAK DALAM PERKAWINAN CAMPURAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG
NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN
Darwis L. Rampay
Jurnal Morality, Volume 2, Nomor 2 Desember 2015

DAFTAR PUSTAKA PT Citra Aditya Bakti,


Bandung, 2006.
B. Arief Sidharta, Aspek Hukum Subekti S. Pokok-Pokok Hukum
Perkawinan Indonesia, PT. Raja Perdata, Intermasa, Bandung,
Grafindo Persada, Jakarta, 2004. 2003
Fadhil Munandar, Aspek Hukum Soerjono Soekanto, Penelitian
Kewarganegaraan (Tinjauan Normatif (Suatu Tinjauan
Tentang UU Kewarganegaraa), Singkat), CV, Rajawali, Jakarta,
Aneka Ilmu, Jakarta, 2007. 1990.
Farid Zainal Abidin, Intisari Hukum Sudarsono, Hukum Perkawinan
Keluarga, Alumni, Bandung, Nasional, Rineka Cipta, Jakarta,
1990 1991
Hazairin, Tinjauan Mengenai Undang- Peraturan Perundang-undangan
Undang Perkawinan Nomor 1
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
tahun 1974, Penerbit Tirtamas,
tentang Perkawinan
Jakarta, 1996.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun
Lidwina Maria, Perkawinan
2002 tentang Perlindungan
Campuran, Alumni, Bandung,
Anak
1999.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun
Retno S. Darussalam, Hukum
2006 tentang Kewarganegaraan
Perkawinan Dan Perceraian
Akibat Perkawinan Campuran,

HAK WARIS ANAK DALAM PERKAWINAN CAMPURAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG


NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN
Darwis L. Rampay
Jurnal Morality, Volume 2, Nomor 2 Desember 2015

HAK WARIS ANAK DALAM PERKAWINAN CAMPURAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG


NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN
Darwis L. Rampay

Anda mungkin juga menyukai