Anda di halaman 1dari 13

Prespektif Hukum Islam Merujuk Pada

Tindak Kejahatan Seksual, Dan Pemberian


Sanksi Terhadap Pelaku Tindak Pidana.
Aarin indrayana

202210110311448

Abstrak

Tulisan ini merupakan latar belakang dari banyak nya kasus kekerasan seksual yang terjadi di
Indonesia. Membahas tentang tindak kejahatan pemerkosaan dan perzinahan. Penulis
mengutip tentang sudut pandang atau prespektif tindak kejahatan tersebut melalui perspektif
dari dari hukum yang termuat keislaman dan hukum pidana islam. Karena banyak nya kasus
yang tejadi baik sudah terlihat dan tidak telihat, maka dari sisi ini penulis hanya ingin melihat
dan membahas kasus kekerasan seksual ini dari sudut pandang agama islam. Maraknya nya
kasus yang terjadi dan kurang nya kesadaran Masyarakat sekitar mengenai kejahatan seksual
disekiar. Besar harapan agar Masyarakat dapat memperhatikan lagi dengan lebih seksama
agar kasus kejahatan seksual dapat teratasi.

Kata kunci: Pemerkosaan, Perzinahan, dhulm,

Abstarct

This article is the background to the many cases of sexual violence that occur in Indonesia.
Discusses the crimes of rape and adultery. The author quotes the point of view or perspective
of the crime based on the perspective of Islamic law and Islamic criminal law. Because there
are many cases that occur, both visible and invisible, from this point of view the author only
wants to look at and discuss cases of sexual violence from an Islamic religious perspective.
The increasing number of cases that occur and the lack of awareness in the surrounding
community regarding sexual crimes in the surrounding area. There is great hope that the
public will pay more careful attention so that sexual crime cases can be resolved.

Keywords: Rape, Adultery, dhulm,

|1
PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara berkepulauan yang tentunya memiliki banyak sekali


aneka ragam budaya di dalamnya dan agama serta memiliki keanekaragaman yang unik.
Namun di Indonesia di dominasi oleh agama islam, yang mayoritas penduduk nya memeluk
agama islam, hal ini merupakan suatu hal yang baik bagi perkembangan dan pemberlakuan
suatu bidang keilmuan Hukum Islam di Indonesia. Dalam hal ini Hukum di Indonesia tidak
sepenuhnya menerapkan hukum islam, hal itu dikarenakan agama yang beragam yang dipeluk
oleh penduduk di Indonesia, dan juga semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” yang bermakna
banyak serta ragamnya Indonesia terkait suku, budaya, ras, serta agama, bukan berarti
Indonesia terpecah belah, namun sebaliknya, bangsa Indonesia semakin kuat dan melekat.
Keberagaman tersebut di akui, dihargai, dan disatukan.

Hukum Islam menorehkan sejarah di Indonesia, lika-liku perjalanan yang dihadapi


juga amat panjang. Sejarah Hukum Islam dengan Hukum Islam merupakan satuan bagan
yang tidak terpisahkan pula. Pada abad ke 1 Hijriah atau pada 7 Masehi, Islam menginjakkan
kakinya ke Indonesia dengan meninggalkan tuaian baru yang dianggap sebagai sesuatu yang
harus dipelajari, pembelajaran tersebut melalui jalur perdagangan, pada saat itu para
pedagang yang berasal dari arab masuk ke wilayah Indonesia. Perkembangan hukum islam
yang sejalan dengan perluasan wilayah islam serta berhubungan dengan budaya dan umat
lainnya. Perkembangan nya sangat sigfinikan terlihat pada awal periode empat khalifah
pertama yaitu, Al- Khulafaur Rasyidin (11-14 Hijriah). Pada masa Khalifah ini berbagai
masa;ah yang berhubungan dengan hukum banyak bermunculan, namun wahyu yang
diberikan telah terhenti, sehingga dibutuhkan nya suatu aturan hukum yang dapat
menyelsaikan masalah tersebut.1

Masa kemerdekaan Indonesia membawa Hukum Islam padadua periode yang telah
dilalui oleh Hukum Islam sendiri bersifat persuasive, sedangkan periodisasi dalam Hukum
Islam sendiri bersifat cukup otoritatif pada masanya. Sumber persuasive ini dimaksudkan
dalam hukum konstitusi adalah saatsumber hukum tersebut baru dapat diterima oleh populasi
secara luas dengan berdasar pada sumber hukum yang telah diakui. Dalam Hukum Islam,
kuatnya hukum yang diakui inilah yang disebut sebagai periode otoritatif. 2

Suatu proses berjalannya Hukum Islam dalam persebarannya, menciptakan teori-teori


baru, yaitu teori Kredo yang memiliki arti syahadat, dimana menurut penjelasannya teori ini
mewajibkan untuk sebelum memeluk agama Islam diucapkannya dua kalimat syahadat
bentuk dari konsekuensilogis dari pengucapan Kerdo. Teori ini merupakan teori yang
berkelanjutan dari prinsip tauhid dalam filsafat hukum islam. Dalam pengehndakkan prinsip
Tauhid oleh seseorang yang telah mengikrarkan dirinya sebagai hamba Allah SWT dan

1
Irfan, N. (2022). Hukum Pidana Islam. Amzah

2
Munajat, M. (2018). Hukum Pidana Islam. Mahameru Press
|2
memiliki ima, dengan begitu, sikap yang sudah semestinya dilakukan oleh seorang ini adalah
tunduk kepada perintah-Nya, dalam hal ini mengartikan ketaat kepada perintah Allah SWT
dan kepada Rasulnya (Rasulullah SAW).

Teori Receptio in complex, menyatakan bahwa bagi orang yang telah memeluk agama
islam maka berlaku sepenuhnya hukum islam. Teori ini berlaku di Indonesia karena telah di
perkenalkan oleh Prof Mr Lodewijk Willem Christian van den Berg. Teori sudah berlaku
sejak zaman VOC, yang Dimana bukti nya telah berlakunya berbagai kumpulan hukum untuk
pedoman para pejabat dalam menyelesaikan urusan yang menyangkut tentang suatu hukum
yang mengatur dimana letak tinggal masyarakat yang dianggap pribumi ketika dalam kuasa
VOC yang dapat dikenal dengan Nederlans indie.3

Teori yang disebut sebagai Receptie, dimana teori tersebut merupakan mengemukakan
pendapat bahwasannya bagi seorang pribumi pada dasarnya dimana telah melakukan
penerimaan pada norma Hukum Islam dan dianggap sebagai salah satu hukum adat. teori ini
dikemukakan oleh Van Vollenhoven dan Ter Haar, dan didikan alat oleh Snouck Hurgronje,
dengan maksud agar masyartak pribumi tidak memiliki kekuatan dalam memegang ajaran
islam dan hukum islam. Teori ini mempunyai pengaruh yang kuat bagi berekmbangnya
hukum islam di Indonesia keterkaitan dengan dipenggalnya wilayah di Indonesia ke dalam 19
(Sembilan belas) wilayah hukum adat di Indonesia. Teori ini berlaku hingga zaman
kemerdekaan di Indonesia tiba.4

Keilmuan dari Hukum Pidana Islam ialah suatu pokok yang terkandung dalam Hukum
Islam, atau pembahasan mengenai bidang keilmuan tentang Islam atau syariah secara umum.
Dalam ajaran agama islam meliputi tiga aspek pokok yaitu, Iman, Islam, dan Ihsan: akidah,
akhlah, dan syariah. Aspek pokok ini memerlukan tiga aspek disiplin ilmu yang berbeda-beda.
Hukum pidana islam merupakan hasil terjemahan dari fiqh jinayah, adalah salah satu dari
enam cabang ilmu fiqh dalam hukum islam. Hukum pidana islam adalah syariat Allah yang
mengadung kemanfaatan Bagai kehidupan seluruh umat manusia baik di dunia maupun di
akherat. Syariat islam, secara materiil dapat dimaksud mengandung kewajiban bagi setiap
manusia untuk melaksanakannya.

Tindak kejahatan yang tergolong merupakan sebagai tindak pidana seringkali kita
jumpai di Indonesia. Tindak pidana yang sering kita temui dilingkungan sekitar antara lain
tindak pidana yang membawa pengaruh psikologi untuk manusia yang menjadi korban nya,
merupakan tindak pidana yang berhubungan dengan kejahatan seksualitas. Selain
mempengaruhi psikologi korban yang mengalami, tindak pidan aini merupakan tindak pidana
yang sangat melanggar moral dan etika. Di Indonesia sendiri kasus kejahatan seksual atau
kekerasan seksual dianggap sebagai sebuah khasus yang urgent, yang apabila tidak segera

3
Sanusi, S., Musnandar, A., Sutomo, S., Rafiu Ibrahim, A., & Lantong, A. (2022). Implementation of Character
Education: Perspective of Love for All Hatred For None in Spiritual, Social and Humanitarian Characters
Formation in SMU Plus Al-Wahid. Al-Hijr: Journal of Adulearn World, 1(2), 65–70.
4

|3
ditangani kasus ini akan semakin marak dan terjadi hingga timbul nya korban yang
berjatuhan. Tidak hanya sekali, namun kasus serupa sudah menjadi kasus yang paling sering
dialami oleh seorang anak dan perempuan dari waktu ke waktu, namun tidak memungkiri
bahwa kaum pria juga terkadang menjadi objek dari kasus kekerasan seksual itu sendiri.
Biasanya korban yang mengalami kasus ini akan mengalami trauma yang sangat hebat,
hingga mempengaruhi Kesehatan mental dari korban, sehingga korban akan susah untuk
membela dirinya sendiri dalam kasus ini, dikarena kondisi yang dialami diantara lain adalah
rasa trauma dan malu yang hebat, maka korban akan sangat susah untuk membela diri nya
sendiri, sehingga mereka tetap memilih bungkam. Seringkali korban bahkan tidak miliki
kesadaran bahwa dia telah menjadi korban dari kasus pelecehan seksual ini.

Kejahatan suksual dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, di tempat tertentu,
dilingkungan yang paling dketa yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan
kerja, dan lingkungan umum. Indonesia merupakan salah satu negara yang darurat akan
kejahatn seksual. Ini terbukti berdasarkan dari catatan tahuanan lembaga komisi nasional.
perlindungan Wanita (CATAHU) 2020, terdapat sekitar 431.471 kasus yang berhubungan
dengan kejahatan dan kekerasan terhadap Perempuan. 5 Kekerasan seksual sangat kompleks
membuat masayarta menjadi resah dan cemas. Perilaku manusia tidak bisa muncul dengan
sendiri nya namun dapat dari proses dan lingkungan nya dalam berumbuh kembang sebagai
salah satu factor yang mempengaruhi tumbuh kembang dan prilaku manusia. Kekerasan
seksual adalah perilaku deviatif atau merujuk pada orientasi seksual yang bersifat
menyimpang, dan merugikan pihak yang menjadi telah korban. Suatu Tindakan yang
merusak martabat dan harkat manusia merupakan pengertian dari kekerasan. Dalam
kehindupan dan lingkungan sekitar sudah tertanam sebuah stigma dimana Wanita adalah
objek pemuas bagi laki-laki saja, termasuk memperbolehkan kekerasan terjadi.

Di Indonesia telah diatur peratuturan Perundang-Undang bagi pelaku kejahatan


seksual, dapat dilihat dalam pasal 289 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana hingga pasal 296
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Pada Pasal 414 sampai dengan Pasal 422 UU 1/2023.
Membahas tentang kasus kekerasan seksual maka, dalam hukum pidana islam memiliki
peraturan nya sendiri dalam menentukan hukuman apa yang dapat jatuhi pada pelaku
kejahatan seksual. membahas tindak kejahatan yang bersifat asusila, seperti tindak kejahatan
seksualitas, yang apabila dilihat dari prespektif hukum islam, dan bagaimana penjatuhan
sanksi yang di dapatkan pelaku menggunakan hukum islam, dan menggunakan syariat islam.

5
Komnas Perempuan, “Catatan Tahunan Kekerasan Terhadap Perempuan 2019.” Siaran Pers Komnas
Perempuan, 6 Maret 2020,
|4
PEMBAHASAN

Hukum Pidana Islam Meninjau Suatu Kejahatan Atau Kekerasan Seksual Di


Indonesia Dilihat dari Prespektif Hukum Islam.

Menurut para ulama Fiqh Jinayah ditarik menurut garis tengah, memiliki dua
substansial, yaitu: dari jenis perbuatan pidana yang dilakukan atau Jarimah dan dari Jenis
hukuman yang akan dijatuhkan atau ‘Uqubah. Sedangkan apabila dilihat dari sisi subjektif
pelaku atau yang menyangkut dengan kondisi pelaku, pada pertanggung jawaban pidana nya
pada umumnya dapat menjadi satu kesatuan dari pembahasan jenis pidana yang telah
diperbuat. Hal ini masuk menjadi bagian dari ruang lingkup yang dibahas dalam hukum
pidana islam, yang dapat disangkutkan dengan jenis perbuatan pidana dan jenis dari hukuman
nya.6

Secara krimonoligi mempunyai banyak teori yang membahsa tentang


penyebabterjadinya suatu tindak kekerasan. Dimana pelaku kejatan memilki karakterisktik
yang tertentu yang berbeda dari yang bukan pelaku kejahatan. Upaya non pidana , dari segi
Upaya rasional, dan dalam menanggulangi kejahatan tersebut.

Secara terkhusus dalam Bahasa Arab, kekerasan seksual biasa dikenal dengan istilah
at-Taharrusy al-jinsi. Makna dari at-Taharrusy secara etimologi berrati menggelorakan,
permusahan (at-tahyiij), al-jinsi. Secara Terminologi adalah perbuatan ungakpan, Tindakan
secara seksual yang digunakan untuk menggangu dan menyerang pihak lain. Didalam Al-
Qur’an sendiri ada larangan mengenai pelecehan suksual baik non fisik maupun fisik.
Menurut Al-Qur’an sebuah perilaku yang dianggap sebagai pelecehan secara non fisik
maupun secara fisik sebagai ar-rafast dan fakhisyah. Dan penyebutan untuk pelaku adalah
mukrih/mukrihah, sedandkan penyebutan untuk korbannya disebut sebgai mustakrah/mukrah.
Perbuatan penganiyaan yang disertai dengan kekerasan (dhulm). Dalam kekerasan seksual
terdapat unsur perzinahan. Tetapi dalam kasus perzinahan, yang mana terkadang tidak masuk
kedalam definisi dari kekerasan itu sendiri.

Menurut islam konsep perzinahan merupakan hubungan seksual yang dilakukan antara
pria dan wanita tanpa adanya ikatan pernikahan atau perkawinan yang sah. Konsep
pemerkosaan dalam hukum islam yang hanya terjadi diluar ikatan perkawinan atau
pernikahan. Dalam delik perkosaan korban terlepas dari jeratan hukuman. Menurut
pandangan yang dilihat dari hukum pidana islam permerkosaan atau pemaksaan zina adalah
kejahtan seksula yang pelakunya dapat dijatuhi hukumna yang sangat berat. Karena dalam
islam penyaluran nafsu secara seksual diluar perkawinan atau pernikahan yang sah, sangat

6
Agustini, I., Rachman, R., & Haryandra, R. (2021). Perlindungan Hukum Terhadap Korban Kekerasan Seksual:
Kajian Kebijakan Hukum Pidana Indonesia dan Hukum Pidana Islam. Rechtenstudent Journal UIN KHAS
Jember, 2(3), 342-35.

|5
diharamkan didalam islam. Apalagi penyaluran tersebut dilakukan dalam bentuk pemkasaan
dan dengan cara kekerasan. Definisi perzinahan merupakan hubungan kelmain yang
dilakukan diluar pernikahan yang sah. Unsur utama yang dilihat dalam pidana yang bersifat
perzinahan adalah perbuatan jima’ diluar pernikahan.

Dalam hukum islam terdapat ayat yang membahas larangan pemaksaan kehendak
seksual, dan pemberian perlindungan bagi korbannya. Dalam Q.S An-Nur ayat 33:

“Dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga kesucian (diri)nya, sehingga
Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan budak-budak yang kamu miliki yang
memginginkan perjanjian, hendaklah kamu buat perjanjian dengan mereka, jika kamu
mengetahui ada kebaikan pada mereka, dan berikanlah kepada mereka sebahagian dari harta
Allah yang dikaruniakan-Nya kepadamu. Dan janganlah kamu paksa budak-budak wanitamu
untuk melakukan pelacuran, sedang mereka sendiri mengingini kesucian, karena kamu
hendak mencari keuntungan duniawi. Dan barangsiapa yang memaksa mereka, maka
sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (kepada mereka) sesudah
mereka dipaksa itu.” (Q.S An-Nur ayat 33).

Pemerkosaan dan perzinahan dalam Al-Qur’an maupun hadits melarang adanya atau
terjadinya perzinahan. Pada masa Nabi Muhammad SAW terdapat kasus pemerkosaan atau
tindak jarimah. Ayat diatas telah dijadikan hujjah oleh Ali Bin Abi Talib di hadapan Khalifah
Umar Bin Khattab untuk membaskan seorang Perempuan yang menjadi korban dan dipaksa
untuk melakukan persetubuhan oleh seorang penggembala, hanya demi emndapatkan air
minum, karena Perempuan itu sedang dalam kondisi yang sangat kehausan.7

Dilihat dari prespektif hukum islam. Menurut mahzab Hanafi dan Syafi’I membela
jiwa hukum nya merupakan suatu keharusan. Apabila ada seorang lelaki yang memiliki niat
untuk memperkosa Perempuan, tetapi Perempuan tersebut tidak memiliki kekuatan untuk
membela diri, tetapi hanya ada acara untuk membela diri nya dengan cara membunuh pelaku,
maka merempuan tersebut memilki kewajiban untuk membunuh pelaku guna untuk
melindungi diri nya. Dan apabila ada seorang Pria yang telah melihat laki-laki lain
memperkosa waniat, namun laki-laki yang melihat tersebut tidak memiliki kemampuan untuk
mengagalkan perzinahan tersebut, selain hany ad acara untuk mengagalkan perzinahan terbut
hanya dengan membunuh pelaku yang melakukan pemerkosaan, maka maka laki-laki yang
melihat kejadian tersebut diharuskan untuk mengahabisi nyawa dari pelaku. Hukum wajib
merupakan satu hal yang didasari Ketika seseorang tidak emlkaukan nyam aka dia tercela
secara syar’.

Menurut Yusuf Qardhawi, apabila keadadan tersebut dipandang daruirat


membenarkan seseorang tersebut memngambil Tindakan yang dilarang dalam keadaan
normal, apabila terjadinya pemkasaan dan ancaman. Seseorang yang di paksa dan diancam
untuk melakukan seuatu yang dilarang dalam mkedaan untuk mengerjakan sesuatu tanpa
pilihan lain. Maka ia dinggap tidak berdosa atas pekerjaannya sekalipun itu hal yang kufur,
dan dianggap Tindakan kejhatan yang besar didalam islam. 8 keterpaksaan seorang
Perempuan dalam menyikapi suata tindak kejkahatan kekerasan seksual yang minmpa nya,
dapat ditempatkan sebagai suta hal yang dianggap merupakan suatu siksaan dan deraan secara
fisik yang tergolong snagat memprihnatikan, yang sedang menimpanya. Korban kekerasan
7
Wahbah al-Zuhaili, Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, (Danaskus: Dar al-Fikr, 1997), 294
8
Wahid dan Irfan., 140.
|6
seksual merupakan suatu kejahatan yang tidak dapat ditolransi karena melebihi batas toleransi
dari manusia. 9 Pelaku kejahatan hirabah meruapakn orang yang merasa dirinya menjadi
orang terkuat yang dapat menakuti orang lain. Orang yang biasanya dapat emlakuka
kerusakan dimuka bumi, baik dengan unsur kesengajaan maupun unsur tidak sengaja,10

Bepegang pada konsep perzinaan meruit islam adalah hubungan seksual yang
dilkaukan anatara laki-laki denga seorang Perempuan, tanpa adanaya ikatan perkawianna
secara sahm perkosaan dalan konsep hukum isalam merupakan hubungan yang terjadi dilur
pernikahan saja, jika dalam delik jarimahnya perzinahan masing-masing pelakunua dikenakan
sangsi, maka dalam hal ini korban dapat lepas dari hukuman yang menjerat. 11

Bentuk Perlindungan Hukum Terhadap Korban Yang Mengalami Kekerasan Seksual.

hak korban merupakan hak yang atas perlindungan, dan penanganan nya, serta
pemulihan yang bisa didapatkan, yang bertujuan agar kondisi korban lebih baim oasca terjadi
kasus tersebut. Dalam pemenuhan ha katas korban, hal yang harus dipenuhi meliputi hal-hal
ha katas perlindungan, penanganan, pemulihan yang bertujuan untuk emncegah kekrasan
seksual terjadi lagi secara berulang. Dan untuk meminimalisir dampak negative kepada
korban.

Membahas tentang kekerasan seksual banyak nya korban dari kalangan anak-anak makan di
Indonesia telah tertuang dalam suatu peraturan Perundang-undangan yang salah satu nya
dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Pasal 1 Ayat 15 dimaan suatu bentuk
perlindunga ayang diterima oleh anak yang dalam kondisi atau situasi yang tertentu guna
mendapatkan jaminan yang berupa jaminan rasa aman terhadap ancaman yang bersifat
membahayakan, membahayakan diri dan jiwa dalam tumbuh kembangnya. Dalam Undang-
undang Nomor 39 Tahun 1999 yang membahas tentang HAM. Perlindungan yang diberikan
kepada seorang anak yang masih di bawah umur dan menjadi korban adalah :

1. Setiap anak berhak untuk mendapatkan perlindungan hukum dari segala bentuk
kekerasan fisik atau mental, penelantaran, perlakuan buruk dan pelecehan seksual
selama dalam pengasuhan orang tua atau walinya, atau pihak lain manapun yang
bertanggung jawab atas pengasuhan tersebut.
2. Dalam hal orang tua, wali, atau pengasuh melakukan segala bentuk penganiayaan fisik
,atau mental, penelantaran, perlakuan buruk, dan pelecehan seksual termasuk
pemerkosaan dan/atau pembunuhan terhadap anak yang seharusnya dilindungi maka
harus dikenakan pemberatan hukuman.

Tujuan pemberian perlindunagn bagi korban tindak pidana kekerasan yang bersifat seksual di
Indonesia adalah untuk memberikan perhatian perlindungan pada korbanya, yang bisa
melalui proses dengan melalui jalur komunitas yang perduli akan permasalahan sosial.
Perlindungan hukum merupakan Upaya yang dapat dilakukan oleh para penegak hukum guna
melindungi hak-hak dari subjek hukum agar hak tersebut tidak dilanggar. Pentingnya agar
9
Abdul Wahid, dan Muhammad Irfan, Perlindungan Terhadap Korban Kerasan Seksual, Advokasi Atas Hak
Asasi Perempuan, (Bandung: PT Refika Aditama, 2011), 142
10
Nasaruddin Umar, Ketika Fiqih Membela Perempuan (Jakarta: PT Gramedia, 2014), 216.
11
Abdul Wahid, dan Muhammad Irfan, Perlindungan Terhadap Korban Kerasan Seksual, Advokasi Atas Hak
Asasi Perempuan, (Bandung: PT Refika Aditama, 2011), 136
|7
korban dapat memulihkan diri agar kondisi korban dapat dengan seimbnag dan dapat pulih
dengan baik. Terkandung asa hukum yang memperlukan perhatian dalam konsep
perlindungan hukum terhadapa korban yang telah mengalami tindak kejahatan. Jika dilihat
dari konteks hukum pidana asas hukum harus nya dapat mewarnai hukum pidana secara
materiil, hukum pidana formil, maupun dalam proses pelkasaanan pidana nya. Bentuk
perlindunga hukum yang dapat di dapatkan oleh korban bisa dari berbagai cara, contoh nya
dari sisi invidu, dapat dilakukan pengecekan secara psikis jasmani maupun Rohani nya,
karena itu merupakan hal yang sangat dasar dan harus diperhatikan guna untuk kemjauan dari
pemulihan kondisi korban.

Kemudian perlindungan yang dapat diperoleh korban dari sisi hukum adalah, korban
dapat memperjuangan hak dana kedailan dengan cara menumpuh pada jalur hukum, korban
dapat memperoleh bantuan hukum dari komunitas-komunias sosila maupun dari Lembaga
bantuan hukum, dan juga sudah diatur berupa perutan perundang-undang yang mengatur
tentang hak dari korban kekerasan seksual. Pasal-pasal yang embahas tentang kekerasan
seksual yaitu pasal 281, 285, 292, 293. 295 KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana).
Kejahatan yang digolongkan sebagai kejahatan yang melawan hukum dan melawan
keamanusiaan dan melanggar hak asasi manusia merupakan kejatan kekerasan seksual. Unsur
ini berdiri pada tindak kejahatan yang bersifat asusila atau perzinahan. Perbedaan nya adalah
perzinaan ada unur kerelaan dari kedua belah pihak, sedang kekerasan seksual tidak adanya
unsur kerelaan tersebut.12

Dalam prespektif Hukum Positif Indonesia, dapat memberikan perlindungan terhadap


korban kejahatan seksual.

Terdapat 4 (empat) macam sistem yang memberi restitusi dan pemberian ganti
kerugian pada korban kejahatan, yang anatara lain:

1. Berupa ganti kerugian yang sifat nya perdata atau kerperadtaan, ganti rugi ini dapat
diberikan dengan system atau mellaui proses perdata.
2. Pemberian kompensasdi yang bersifat keperdataan.
3. Restitusi yang bersifat pidana dan dapat diberikan dengan jalur proses pidana,
walaupun tetap bersifat kerpdataan, tidak diragukan sifat pidannya.
4. Ganti kerugian yang bersifat keperdataan, dapat diberikan melalui proses pidana, dan
biasanya didukung oleh penghasilan yang bersumber dari negara, kompensasi tidak
mempunyai sifat aspek pidana. Meskipun pemberiannya di dalam proses pidananya.

Didalam ketentuan yang tertuang pada Pasal 14c ayat 1, dan pasal 14a dan b KUHP, seorang
hakim diperbolehkan menjatuhi pidana dengan menetapkan syarat yang bersifat khusus
kepada terpidana dengan maksud untuk menggantikan kerugian yang ditimbulkan oleh
korban. Bentuk Upaya perlindungan terhadap korban yang mengalami kejahatan seksual
adalah:

a. Pemberian kompensasi dan restitusi, terdapat dalam pasal 35 UU No. 26 Tahun 2000
yaitu, dimana kerugian dapat diberikan sepenuhnya oleh negara karena pelaku tidak
mampu memberikan ganti kerugian yang harus diterima oleh korban dan keluragnya.
12
Abu bakar dan lubis., 106
|8
Kejahatan Kekerasan Seksual Pedofilia Ditinjau Dari Hukum Islam.

Pedofilia secara Etimolgi berasal dari abhasa Yunani paidohilia yang berarti kondisi
sesorang yang memiliki ketertarikan ataupun Hasrat secara seksual terhadap anak yang belum
memasuki usia dewasa atau remaja. Istilah ini merupakan istilah yang sering ditunjukan untuk
orang-orang dewasa yang memilki ketertarikan kepada anak kecil secara seksual. Pedofilia
merupakan suatu ganguan perilaku. Orang yang memilki perilaku pedofilia tidak hnaya dari
orang yang memilki jenis kelamin laki-laki saja. Perilaku ini dapat dilakukan pelaku orang
dewasa terhadap anak-anak yang masih dibawah umur. Suatu kelainan perkembanagn
psikoseksual yang dimana individu nya mempunyai Hasrat orientasi seksual yang tidak
normal terhadap anak-anak.

Kejahatan pedofilia tergolong pada kejahatan yang bersifat kesusilaan. Makna dari
kesusilaan sendiri merupakan hal yang termasuk dalam kuasa dari norma kepatutan
bertingkah laku dalam pergaulan ditengah Masyarakat yang tidak hanya berkaitan dengan
kesusilaan dalam bidang seksual. Kasus pelecehan seksual pada anak-anak masih cenderung
terbatas dalam bentuk kontak seksual memungkiri dengan bentuk pelecehan nonkontak
seksual seperti pornografi.

Keluguan dan rasa ingin tahu yang merupakan sifat alami dari anak-anak yanag dapat
dimanfaat oleh pelaku pedofilia. Dalam kasus pedofilia penekanannya dalam bentuk
manipulasi dan eksploitasi yang timbul akibata dari ketidak seimbanagn dari pelaku dan anak
yang menjadi korbannya. Kekerasan seksual merupakan kejahatan yang menodai martabat
manusia dan kejahatan yang bersifat melecehkan. Prespektif Masyarakat menegnai kejahatan
seksual ada berbagai macam seperti perzinahan, homo seksual, prostitusi dan lain hal nya.
Perilaku seksual yang dilakukan kepada anak-anak merupakan salah satu bentuk penelantaran
terhadap anak. Objek seksual pedofilia dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu pedofila yang
tertarik atau berorientasi dengan anak-anak laki-laki yang masih dibawah umur, dan yang
kedua pedofilia yang mempunyai objek orientasi seksual nya kepada anak-anak Perempuan
dibawah umur yang biasa disebut dengan Heteroseksual.

Pedofilia homoseksual menurut asmawi 2005: 95 merupakan persaaan dari merka


yang memilki ketidakmampuan secara seksual terhadap Wanita dewasa. Lalu tipe pedofilia
Heteroseksual merupakan tiep yang mempunyai perhatian yang khusus kepada ukuran alat
vitalnya. Trauma psikis yang dialami oleh korban dari pedofilia anatar lain adalah mengalami
berbagai gangguan seperti trauma, susuah tidur, sering menginggau, dan cenderung menjadi
pribadi yang nati sosial. Penyebab seseorang menjadi seorang pedofilia adalah karena
dipengaruhi oleh lungkungan, budaya, dan trauma masa kecil yang dialami oleh pelaku
pedofilia. Kelaina seksual merupakn hal yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan
kenikmatan seksual dengan jalan tidak sewajarnya. Di Indonesia.

Dampak kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur.

Kekerasan cenderung memberikan dampak traumatis pada orang dewasa maupun pada
anak-anak. Dampak pertama yang terjadi adalah krisis kepercayaan diri, biasanya korban

|9
yang mengalami krisis kepercyaan diri yaitu hilangnya kepercayaan dari dalam diri invidudu
disebabkan oleh suatu hal yang terjadi dan menimbulkan rasa traumatis yang mendalam.

Korban yang telah mengalamai kekrasan seksual cenderung emnolak hubungan


seksual. Korban cenderung merasakan perasaan tidak berdaya, yang timbul akibat dari fobia,
rasa sakit, rasa cemas, yang dialami oleh korban. Persaan ini menyebabkan individu tersebut
merasa lemah terhadap semua hal yang di hadapinya. Kekerasan seksual menyebbakan
korban merasakan malu dan memilki citra diri yang buruk. Korban yang menaglami
kekerasan cenderung merasa berbeda dari orang lain yang ada di sekitarnya.

Kekerasan yang diperbuat terhadap anak dibawah umur berakibat timbulnya rasa sengsara dan
penderitaan dari segi fisik maupun psikikis, seksual, dan penelnataran, bentuk kekerasan
tersebut dapat berupa emotional abise, verbal abuse, dan sexual abuse. 13 kekerasan terhadap
anak merupakan Tindakan kejahatan luar biasa, karena korbannya anak-anak. Kejahatan yang
merupakan suatau bentuk masalah sosial, suatu kenytaan yang dihadapi ditengah Masyarakat.
Dan emmeperlukan perlakuan khusu dalam pembetarntasannya.14

Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Rohmah, banyak pelaku kekerasan sejksual
terhadap anak yang menemukan korban nya secara tidak sengaja Ketika mengunjungi tempat-
tempat yang bersifat baru, bahkan ditempat umu seperti di sekolah. Para perlaku
mengobsevasi calon korbannya, dan mengetahui tempat bermain korbannya guna untuk
melancarkan aksinya, pada umumnya pelaku kejahatan melakukan aksi nya denga kekerasan
fisik terlebih dahulu, dan mebuat sebuah anacamn kepada korbannya, dan biasanaya calon
korbannya memilki hubungan yang cukup dekat denag pealaku.15

Sanksi terhadap pelaku kekerasan seksual dalam islam.

Aturan dalam hukum islam apabila seseoran berbuat dosa karena keinginannya
sendiri, maka ornag tersebut harus bertanggung jawab sepenuhnya atas perbuatan yang telah
dikukan secara sadar. Sanksi yang dapat dijauthkan kepada pelaku kekerasan seksual
terhadap anaka dibawah umur dalam islam yang pertama yaitu jarimah hudud merupakan
jarimaha yang sanksi nya adalah hukuman Had. Jarimah qisas dan diat, merupakan jarimah
yang hukuman nya diancam dengan qisas dan diat. Perbedaan nya dari hukuman Had adalah
hukuman yang merupakan hak Allah, sedangkan qisas dan diat merupakan hukuman yang
dari hgak manusia, yang dimana hukuman ini terdapat sisi dapat dimaafkan atau digugurkan.
Jarimah ta’zir merupakan jarimah yang hukuman yang belum ada ketentuan syara’ nya,
wewnang untuk menetapakan hukuman ini diserahkan keoada penguasa atau ulil amri. Dan
memilki ciri-ciri tidak tertentu dan terbnatas artinya hukuman tersebut belum ada kententuan
batas minimal dan maksimalnya.

Didalam hukum piadan islam yang menkategorikan suatu tindak pemerkosaan sebagi zina
dengan pemaksaan, yang mana pelakunya dapat dikneani hukuman berat yaitu had, unsur
13
Diana Yusyanti, “Perlindungan Hukum Terhadap Anak Korban Dari Pelaku Tindak Pidana Kekerasan
Seksual,” Jurnal Penelitian Hukum De Jure 20, no. 4 (December 10, 2020): 619,
https://doi.org/10.30641/dejure.2020.V20.619-636.
14
8Sumardi Efendi, “Sanksi Kejahatan Pelecehan Seksual Menurut KUHP Dan Qanun Aceh No. 6 Tahun 2014
Tentang Hukum Jinayat,” SHIBGHAH: Journal of Muslim Societies 3, no. 1 (June 2021): 31–49
15
Mellyan, Bertahan Di Tengah Pandemi (Yogyakarta: CV. Pale Media Prima, 2022).
| 10
perbuatannya berdiri pada tindak kejahatan kesusilaan dan perzihanan. Yang ketentruan
hukumnya pelaku diposiikan dalam status hukum dengan pezina, sementara korban menjadi
orang yang dipaksa, sehingga korban dapat di bebaskan dari hukuman yang dapat menjerat
kejahatan tersebut. Dalam isalam telah ditentukan hukuma yang dijatuhkan keapad peakaju
yang merusak system kemasyarakatan:

a. tujuan pencegahan atau ar-rad-u waz-zajru: merupakan tujuan pencegahan


yang menahan pelaku jarimah agar tidak mengulangi perbuatan tersebut, dan
agar orang lain tidak melakukan perbuatan yang sama.

b. Tujuan penagjaran atau al-islah wat-tahdzib: adalah memberikan sebuah


Pelajaran bagi para pelaku jarimaha agar si pelaku tersebut dapat emncapai
kesadraan secara batin, dan tidak emngulangi perbuatan tersebut.

Ajaran yang bersifat komperesensif memberikan perhatian yang lebih kepada jaminan
keberlangsungan hidup, kelahiran bayi, mendapat Pendidikan, dan melkaukan kebebasannya
masing-masing. Saksi yang dapat dijatuhkan kepada pelaku kekerasan seksual, terhadap anak
dalam islam, Upaya untuk emnanggulangi hal tersebut haruslah terdapat unsur-unsur yaiatu
unsur . al-rukn al-syar’I, unsur yang bersifat formal larangan atau suatu perbuatan yang
disertai dengan sebuah nacaman sesuai pada nash nya. Unsur al-rukn al-maddi yang bersifat
material yang melahirkan perbuatan jarimah, dikaterhirkan sebagai pelanggaran atas
perbuatan yang telah dilakukan. al-rukn al-adabi unsur yang berasiaft moral. Merupakan suatu
objek yang dapat dikenai hukuamn, atau biasa dikatan sebagai pelaku kejahatannya. Yang
dapat emnerimana khitabah dan memahami taklif. Pelaku merupakan mukalaf yang ditutut
atas kejahatan yang telah diperbuat.

KESIMPULAN

Hak korban adalah hak atas perlindungan, pemulihan, penanganan yang didaptkan,
yang bertujuan agar kondisi korban lebih baim oasca terjadi kasus tersebut. Dalam
pemenuhan hak atas korban, hal yang harus dipenuhi meliputi hal-hal ha katas perlindungan,
penanganan, pemulihan yang bertujuan untuk emncegah kekrasan seksual terjadi lagi secara
berulang. Dan untuk meminimalisir dampak negative kepada korban. Didalam hukum piadan
islam yang menkategorikan suatu tindak pemerkosaan sebagi zina dengan pemaksaan, yang
mana pelakunya dapat dikneani hukuman berat yaitu yang biasa disebut dengan had, unsur
perbuatannya berdiri pada tindak kejahatan yang bersifat kesusilaan dan perzihanan. Yang
ketentruan hukumnya pelaku diposiikan dalam status hukum dengan pezina, sementara
korban menjadi orang yang dipaksa, sehingga korban dapat di bebaskan dari hukuman yang
dapat menjerat kejahatan tersebut.

Dalam islam telah ditentukan hukuman yang dijatuhkan keapad peakaju yang merusak
system kemasyarakatan. banyak pelaku kekerasan sejksual terhadap anak yang menemukan
korban nya secara tidak sengaja Ketika mengunjungi tempat-tempat yang bersifat baru,
bahkan ditempat umu seperti di sekolah. Para perlaku mengobsevasi calon korbannya, dan
mengetahui tempat bermain korbannya guna untuk melancarkan aksinya, pada umumnya
pelaku kejahatan melakukan aksi nya denga kekerasan fisik terlebih dahulu, dan mebuat
| 11
sebuah anacamn kepada korbannya, dan biasanaya calon korbannya memilki hubungan yang
cukup dekat dengan pelaku. Korban yang telah mengalamai kekrasan seksual cenderung
emnolak hubungan seksual. Korban cenderung merasakan perasaan tidak berdaya, yang
timbul akibat dari fobia, rasa sakit, rasa cemas, yang dialami oleh korban. Persaan ini
menyebabkan individu tersebut merasa lemah terhadap semua hal yang di hadapinya.
Kekerasan seksual menyebbakan korban merasakan malu dan memilki citra diri yang buruk.
Korban yang menaglami kekerasan cenderung merasa berbeda dari orang lain yang ada di
sekitarnya

DAFTAR PUSTAKA

AbdulWahid, dan Muhammad Irfan,Perlindungan Terhadap Korban Kerasan Seksual,


Advokasi Atas Hak Asasi Perempuan, (Bandung: PT Refika Aditama, 2011), 136

Agustini, I., Rachman, R., & Haryandra, R. (2021). Perlindungan Hukum Terhadap Korban
Kekerasan Seksual: Kajian Kebijakan Hukum Pidana Indonesia dan Hukum Pidana
Islam. Rechtenstudent Journal UIN KHAS Jember, 2(3), 342-35.

Amrina, A., Mudinillah, A., & Al Ghazali, M. Y. (2022). Utilization of Audacity Media in
yhe Lesson of Maharah Istima’. EDUKATIF: JURNAL ILMU PENDIDIKAN, 4(1),
1575–1583.

Barus, R. K. I. (2015). Pemberdayaan Perempuan melalui Media Sosial. Jurnal Simbolika,


1(2), 113–124.

Efendi, S., & Kasih, D. (2022). Upaya Penangulangan Kekerasan Seksual Terhadap Anak di
Aceh Barat dalam Persepektif Hukum Islam. Legalite: Jurnal Perundang Undangan
dan Hukum Pidana Islam, 7(2), 88-100.

Setiawan, E. (2017). Kejahatan seksual pedofilia dalam perspektif hukum pidana dan
Islam. Jurnal Hukum Islam IAIN Pekalongan, 14(2), 1-25.

Hendra, R., Jamilus, J., Dogan, R., & Gugler, T. K. (2022). Job Analysis Urgentity (Task) in
Islamic Education. Al-Hijr: Journal of Adulearn World, 1(2), 55–64.
https://doi.org/10.55849/alhijr.v1i2.15

Irfan, N. (2022). Hukum Pidana Islam. Amzah

Munajat, M. (2018). Hukum Pidana Islam. Mahameru Press.

Mudinillah, A., & Handayani, E. P. (2021). Pemanfaatan Aplikasi Canva dalam Proses
Pembelajaran Bahasa Arab di MAN Gunung Padang Panjang. Tarbiyatuna: Jurnal
Pendidikan Ilmiah, 6(2), 101–116.

Harefa, S. (2019). Penegakan Hukum Terhadap Tindak Pidana Di Indonesia Melaui Hukum
Pidana Positif Dan Hukum Pidana Islam. University Of Bengkulu Law Journal, 4(1),
35-58.

| 12
Sanusi, S., Musnandar, A., Sutomo, S., Rafiu Ibrahim, A., & Lantong, A. (2022).
Implementation of Character Education: Perspective of Love for All Hatred For None
in Spiritual, Social and Humanitarian Characters Formation in SMU Plus Al-Wahid.
Al-Hijr: Journal of Adulearn World, 1(2), 65–70.
https://doi.org/10.55849/alhijr.v1i2.11

Setiawan, E. (2017). Kejahatan seksual pedofilia dalam perspektif hukum pidana dan
Islam. Jurnal Hukum Islam IAIN Pekalongan, 14(2), 1-25.

Sidik, Z., Santoso, A. D., & Annisa, D. W. (2020). Tinjauan Fiqh Jinayat Dan Hukum Pidana
Terhadap Pembelaan Terpaksa Yang Melampaui Batas Dalam Tindak Kejahatan.
SYARI’AH: Journal of Indonesian Comparative of Syari’ah Law, 3(2), 207–218.

Sitompul, A. H. (2015). Kajian Hukum Tentang Tindak Kekerasan Seksual Terhadap Anak
Di Indonesia. Lex Crimen, 4(1), 46–56

Wahbah al-Zuhaili, Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, (Danaskus: Dar al-Fikr, 1997), 294.

Fajrussalam, H., Fajriana, F. R., Roisussalamah, N. F., Roka, R., & Puradireja, S. M. (2023).
Pandangan Hukum Islam Terhadap Kejahatan Seksual. El-Hekam, 7(1), 96-105.

Internet

https://tafsirweb.com/6161-surat-an-nur-ayat-33.html

| 13

Anda mungkin juga menyukai