Anda di halaman 1dari 5

PERZINAHAN DALAM HUKUM PIDANA

Disusun oleh :

Irfan Hijra 2110113120

Program Studi Ilmu Hukum


UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2023

5
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Secara etimologis zina berasal dari bahasa arab yang artinya persetubuhan
diluar pernikahan.1 Pengertian zina secara umum adalah persetubuhan pria-wanita
tanpa ikatan perkawinan yang sah. Dari segi tata susila perbuatan ini sangat kotor
(hina) dan tercela dalam pandangan masyarakat. Sedangkan dari segi agama
perbuatan ini terhukumi dosa. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, beradab,
dan menjunjung tinggi nilai-nilai hukum dan keadialan. Dalam Pasal 1 ayat (3)
Undang-Undang Dasar 1945 ditegaskan bahwa “Negara Indonesia adalah Negara
hukum”. Sehingga sebagai Negara yang berdasarkan atas hukum Negara wajib
menegakkan hukum dan keadilan seadil-adilnya serta mencegah terjadinya tindak
pidana atau kejahatan termasuk tindak pidana merampas kemerdekaan orang lain
yang salah satunya adalah tindak pidana perzinahan.
Masalah pokok dalam penegakan hukum sebenarnya terletak pada faktor-
faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut mempunyai arti yang netral,
sehingga dampak positif dan negatifnya terletak pada faktor-faktor tersebut. Faktor-
faktor tersebut adalah sebagai berikut :
1) Faktor hukumnya sendiri;
2) Faktor penegak hukum;
3) Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum;
4) Faktor masyarakat;
5) Faktor kebudayaan.2
1
Eman Sulaeman, Delik Perzinaan Dalam Pembaharuan Hukum Pidana Di Indonesia, Semarang :
Walisongo Press, 2008.
2
Satjipto Raharjo, Masalah Penegakan Hukum Suatu tinjauan Sosiologis. Jakarta: Badan Pembinaan Hukum
Nasional Departemen Kehakiman, 1993.
3
Sudikno Martokusumo, Mengenal Hukum Suatu Pengantar. Yogyakarta: Liberty, 1999.
2

6
Dalam penegakan hukum pada hakekatnya mengandung tiga unsur yang
harus diperhatikan, yaitu :
1) Kepastian hukum;
2) Kemanfaatan;
3) Keadilan.3

Zina menurut KBBI perbuatan bersanggama seorang laki-laki yang terikat perkawinan
dengan seorang perempuan yang bukan istrinya, atau seorang perempuan yang terikat
perkawinan dengan seorang laki-laki yang bukan suaminya, atau perbuatan bersanggama
antara laki-laki dan perempuan yang tidak terikat oleh hubungan pernikahan (perkawinan).4
Namun pemakaian kata zina untuk mengartikan kata overspel yang berasal dari bahasa
Belanda pada Pasal 284 ayat (1) KUHP dipandang oleh beberapa pihak tidak tepat.
Menurut Wiryono Prodjodikoro, kata zina dalam Pasal 284 ayat (1) KUHP itu berbeda
dengan kata zina menurut hukum Islam. Sehingga dapat dimengerti apabila terjadi
perbedaan dalam mengartikan kata overspel tersebut dalam berbagai terjemahan Wetboek
van Strafrecht sebagai naskah asli KUHP Indonesia.5

4
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Balai Pustaka, Jakarta, 1985).
5
Wirjono Prodjodikoro, Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia, (Bandung, Eresco, 1986).

7
Ketika usia anak bertambah, persoalan pun mulai berkembang, sementara komunikasi dan
perhatian orang tua semakin berkurang. Apalagi jika diperhatikan masalah utama remaja
adalah "tertarik pada lawan jenis". Sehingga tidak sedikit para remaja terjerumus dalam
pergaulan bebas yang tidak terkendali.6
Kerasnya pola hidup individu juga menyebabkan kurang atau tidak adanya komunikasi
intensif antara tetangga yang satu dengan tetangga yang lain. Jika keadaan masyarakat sudah
seperti ini, maka terjadinya penyimpangan kecil sampai pelanggaran norma dalam pergaulan
menjadi semakin terbuka. Lingkungan yang baik akan memberikan pengaruh baik bagi
sekitarnya begiu pula sebaliknya jika lingkungan yang buruk itu akan memberikan pengaruh
buruk bagi sekitarnya.7
Tidak dapat dipungkiri lagi, Internet, media cetak, dan media elektronik lainnya telah
mengubah pemikiran manusia di seluruh dunia. Hal ini disebabkan oleh sifatnya yang dapat
menerobos batas dan waktu dengan sangat singkat, sehingga sulit ditepis, ditangkal, atau
dibatasi. Melalui media-media ini semua bisa disampaikan, termasuk berbagai persoalan yang
menyangkut film yang tidak layak untuk ditonton serta berbagai menu acara yang dapat
memengaruhi konsep berpikir dan berbuat para penggunanya, salah satunya adalah remaja.
Tak ada satu orangpun yang mampu membendung laju informasi dan berbagai tayangan yang
terdapat pada media massa, kecuali dengan ilmu yang dimiliki oleh masing-masing person.8
Bertindak tanpa memikirkan resiko yang akan terjadi dan didorong rasa ingin tahu, ingin
mencari, dan ingin mencoba adalah semangat beberapa remaja yang harus diarahkan. Jika
semangat dan sikap itu untuk hal -hal yang baik dan positif, maka tentu sangat bagus
hasilnya. Namun, jika semangat itu untuk melakukan hal - hal negatif, maka sikap semacam
ini harus terus diberikan pengetahuan dan arahan agar sadar, dan dapat menghindari
perbuatan negatif, sehingga remaja tidak terjebak dalam pergaulan bebas.Tindakan negatif
lain yang tidak segera diberikan penyadaran dapat mendorong seseorang mencoba melakukan
tindakan penyimpangan lainnya. 9
Gaya hidup remaja Indonesia sudah banyak menyimpang jauh dari norma agama dan adat
ketimuran. Zaman sekarang remaja Indonesia lebih banyak mengadopsi gaya hidup barat
yang bebas. Selain itu mereka juga lebih bangga jika memakai gaya hidup barat dalam

6
http://kisahimuslim.blogspot.com/2014/12/faktor-faktor-penyebab-terjadinya.html diakses pada pukul
18.30, hari Sabtu, tanggal 6 Oktober 2018
7
Ibid
8
Ibid
9
Ibid

8
kesehariannya. Memang tidak semua gaya hidup barat itu buruk, namun mayoritas remaja
Indonesia meniru beberapa hal yang buruk dari gaya hidup barat, seperti memakai baju yang
sangat mengumbar aurat, pergaulan bebas antara lawan jenis dan lain sebagainya.10

10
Ibid

Anda mungkin juga menyukai