Anda di halaman 1dari 4

NAMA : Agung Sukoco

NIM : 23110111760

PROBLEMATIKA HUBUNGAN SEKSUAL SESAMA JENIS


DI INDONESIA

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat membawa dampak positif dan
negatif. Dampak positifnya yaitu akan menjadikan manusia semakin mudah untuk
beraktifitas. Saat ini seseorang yang ingin mendapatkan informasi apapun akan mudah
didapatkan lewat internet. Baik dalam hal ekonomi, pendidikan, politik dan sebagainya.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini dimotori oleh Barat.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki oleh Barat ini
menyebabkan shock culture negara-negara Timur khususnya negara-negara Islam. Dampak
dari kemajuan Barat ini akhirnya berimbas pada gaya hidup masyarakat. Mereka menganggap
bahwa kebudayaan Barat adalah kebudayaan maju dan apabila ingin maju, maka „harus
seperti Barat‟ baik cara berfikir maupun dalam hal gaya hidup: style, fashion, social-associated,
ethic dan sebagainya.
Imitasi terhadap Barat tanpa diimbangi dengan filterisasi ini kemudian
memunculkan masalah baru yang tidak boleh di anggap remeh. Kasus kekerasan seksual,
homo-lesbi dan sebagainya seakan menjadi hal yang biasa dilingkungan sekitar. Oleh
sebab itu, persoalan degradasi moral seperti ini bukan hanya menjadi tanggung jawab
pemerintah. Namun peran-serta tokoh agama juga dibutuhkan. Sebab, hal ini sudah
menjadi penyakit sosial yang harus diselesaikan secara bersama-sama dengan cara dan porsinya
masing-masing..
Perbuatan LGBT adalah perbuatan yang sangat melanggar aturan agama ,nilai
kehidupan ,serta hukum yang ada Indonesia. Oleh karenanya perbuatan ini telah melanggar
kepentingan dan dapat merugikan masyarakat Indonesia. Kelompok LGBT tidak dapat lagi
dianggap remeh dan tidak diperdulikan lagi. Sehingga perlu dilakukan kriminalisasi atau
melakukan perluasan terhadap pengaturan pidana perbuatan menyimpang yang dilakukan oleh
komunitas LGBT tersebut di dalam pembaharuan hukum pidana.
Fungsi hukum adalah sebagai media pengatur interaksi sosial. Dalam pengaturan tersebut
terdapat petunjuk mengenai apa yang harus dilakukan mana yang boleh dan tidak boleh
dilakukan dengan harapan segala sesuatunya berjalan tertib dan teratur (Mawardi, 2015) . Untuk
itu, kebijakan hukum pidana sangat dibutuhkan dalam upaya menanggulangi perbuatan LGBT
tersebut.
Dalam sub bab ini penulis akan membahas perilaku seksual sejenis dari beberapa sudut
pandang, diantaranya ditinjau dari perspektif hukum pidana di Indonesia, dan
homoseksual/lesbian ditinjau dari perspektif Undang-undang di Indonesia.
1. Perilaku Seksual Sejenis ditinjau dari sisi perspektif Kitab Undang-undang Hukum
Pidana (KUHP) di Indonesia
Terminologi persetubuhan dan terminologi pencabulan memiliki perbedaan prinsipil
secara yuridis. Perbuatan cabul adalah segala perbuatan yang melanggar kesusilaan
(kesopanan) atau perbuatan keji.
Pasal 292 KUHP berbunyi : orang dewasa yang melakukan perbuatan cabul dengan orang
lain yang sesame jenis kelaminya dengan dia yang diketahuinya atau sepatutnya harus diduga
belum dewasa, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun. Spesifikasi
homoseks merupakan perbuatan yang dapat dipidana berdasarkan Pasal 292 KUHP.
Berdasarkan Pasal tersebut maka secara tersurat dapat penulis ketahui bahwa perbuatan cabul
dari jenis kelamin yang sama (homoseksualitas) merupakan kejahatan terhadap kesusilaan.
Catatan, perbuatan cabul yang bersifat homoseksual, sebagaimana dimaksud Pasal 292
tersebut hanya ditunjukan pada perbuatan orang dewasa terhadap anak.
2. Perkawinan Sejenis Ditinjau Menurut Hukum Perkawinan Indonesia
Berdasarkan Pasal 1 Undang – Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan (UU
Perkawinan) menyebutkan bahwa : “ Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang
wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia
dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.” Selain itu, di dalam Pasal 2 ayat (1) UU
Perkawinan menyebutkan bahwa : “ Perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut
hokum masing-masing agamanya dan kepercayaannya.” Hal tersebut menunjukan bahwa
selain negara hanya mengenal perkawinan antara pria dan dengan wanita, negara juga
mengembalikan hal tersebut kepada agama masing-masing kedua belah pihak.
Selain Undang-Undang tersebut yang menegaskan tentang perkawinan yang sah itu
adalah antara pria dengan wanita. Di dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang
Administrasi Kependudukan juga menegaskan bahwa perkawinan itu sah jika di lakukan
antara pria dengan wanita menurut ketentuan peraturan perundang-undangan dalam hal ini
ketentuan Undang-Undang perkawinan.

Kesimpulan
- Berbagai penjelaskan diatas dapat disimpulkan perbuatan LGBT adalah perbuatan yang
sangat melanggar aturan agama ,nilai kehidupan serta hukum pidana yang tidak dapat
dilakukan oleh manusia, karena di dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan menyebutkan bahwa perkawinan hanya dilakukan oleh pasangan pria dan
wanita. Sehingga jika dilanggar Undang-Undang tersebut masuk ke dalam perbatan
pencabulan.

Saran
- Sebaiknya pemerintah harus tegas dalam penanganan LGBT tersebut, agar tidak banyak
yang namanya penipuan di dalam perkawinan yang dapat merusak generasi muda.
- Masyarakat juga harus berpegang teguh dengan Undang-Undang terkait Perkawinan
tersebut.
- Jika terjadi penipuan terhadap pernikahan terkait transgender yang awal tidak mengatakan
jujur terhadap pasangannya, maka kita serahkan kepada aparatur penegak hokum yang
berwenang agar terciptanya ketertiban dan keamanan kita.
DAFTAR PUSTAKA
Arief, B.N. 2014. Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana Perkembangan Penyusunan
Konsep KUHP Baru. Jakarta: Prenada Media
Basalamah,S. 2018. Problematika Hubungan Seksual Sesama Jenis Dalam Prespektif Hukum.
Lext Et Societatis, Vol. VI (10). 163-171.
Habibah,S.A. 2018. Problematika Seksual Dan Solusinya. Spiritualis, Vol. 4 (1). 171-89.
Harahap,H.T.I, dkk. 2018. Kebijakan Hukum Pidana Dalam Upaya Menanggulangi LGBT
(Lesbian, Biseksual, Dan Transgender) berbasis Pancasila. Masalah-Masalah Hukum, Jilid 47
(4). 400-412.
Mawardi, D. R. 2015. Fungsi Hukum Dalam Kehidupan masyarakat. Masalah-Masalah
Hukum, 44(3).
Pawestri, A. 2021. Politik Hukum Negara Terhadap Gerakan Lesbian, Gay, Biseksual Dan
Transgender. Surabaya : Scopindo Media Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai