Anda di halaman 1dari 3

Sosiologi Diskusi 6

Saudara mahasiswa, setelah saudara membaca materi inisiasi dan pengayaannya saudara
sekarang sudah memahami Perilaku Sosial dan Kontrol Sosial. Sekarang mari kita diskusikan:

Maraknya Fenomena Lesbian Dan Gay di Indonesia

Ditulis oleh : Laily Andini

Sumber: https://www.kompasiana.com/penapsikologi/552fd44f6ea83400468b456c/maraknya-
fenomena-lesbian-dan-gay-di-indonesia

Hasil survey YKPN menunjukan bahwa ada sekitar 4000-5000 penyuka sesama jenis di
Jakarta. Gaya Nusantara memperkirakan ada 260.000 dari 6 Juta penduduk Jawa Timur adalah
Homo. Kaum gay yang tercatat sebagai member komunitas gay di Indonesia terdapat 76.288.
Sedangkan Oetomo memperkirakan secara Nasional, terdapat 1% jumlah komunitas
Homoseksual di Indonesia. Di Indonesia sendiri terdapat beberapa contoh orang-orang yang
berani mempublikasikan dirinya gay dikhalayak umum seperti Oetomo yang merupakan presiden
Gay di Indonesia, Samuel Wattimena merupakan seorang designer terkenal yang membuat
pengakuan sebagai gay di Kompas edisi 18 Maret 2001, dan Jupiter Fourtissimo merupakan
seorang aktor yang membuat pernyataan langsung diacara Silet 24 Januari 2008.

Pertanyaannya:

1. Dari kutipan tulisan diatas, dengan maraknya “kampanye” mengenai Lesbian dan Gay
yang dilakukan oleh berbagai kalangan, bagaimana pendapat saudara fungsi norma dan
nilai didalam masyarakat sebagai kontrol sosial?
2. Apakah memungkinkan Indonesia dimasa yang akan datang tidak lagi mengkategorikan
Lesbian dan Gay sebagai perilaku menyimpang? Berikan pandangan saudara.
Jawaban

1. Komunitas Gay dan Lesbi dalam konteks Norma dan Kontrol Sosial

Sebelum berpendapat mengenai kampanya tentang Lesbian dan Gay, kita perlu
memahami tentang norma-norma yang berlaku di Negara kita, selain itu kita perlu memahami
tentang kontrol sosial. Kontrol sosial menurut saya adalah suatu mekanisme atau kegiatan guna
mencegah terjadinya penyimpangan sosial yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat, serta
secara kontinu dengan cara mengajak dan memberi pengarahan kepada masyarakat untuk selalu
berperilaku dan menjaga sikap sesuai norma, kaidah dan nilai yang berlaku dengan basis edukasi
yang berar.
Menurut saya pribadi mengenai analisa terkait kampanye gay dan lesbian dalam konteks
norma dan kontrol sosial khususnya di Indonesia adalah bertentangan dengan norma dan nilai
yang ada di Indonesia, perlu kita garis bawahi, bahwa kegiatan ini adalah di bawah hukum
syariat, homoseksualitas dan lesbian didefinisikan sebagai tindakan 'prostitusi yang melanggar
norma-norma kesusilaan umum, agama, budaya dan norma hukum dan aturan sosial yang
berlaku dan telah diatur dalam Undang-undang. Lesbian dan gay adalah suatu tindakan amoral
yang bertentangan dengan fitrah manusia. Dimana lesbian dan gay dalam kajian hukum
perkawinan bertentangan dengan UU No. 1 Tahun 1974 serta Kompilasi Hukum Islam sendiri.
Jadi dalam konteks norma dan kontrol sosial, kegiatan kampanye komunitas gay dan lesbi adalah
perilaku menyimpang, karena tidak sesuai denga ajaran agama maupun budaya.

2. Menurut pandangan saya, keberadaan kaum lesbian dan gay ini adalah salah satu
fenomena sosial yang akhirnya muncul seiring dengan perkembangan budaya di masyarakat.
Para kelompok yang mungkin sebagai pelaku lesbian dan gay banyak yang telah terbuka kepada
publik masyarakat tentang keneradaan mereka. Oleh karena itu, sepanjang perilaku dan
kegiatannya tidak membahayakan tatanan kehidupan sosial dan moral masyarakat, seharusnya
tidak perlu ada aturan hukum khusus mengenai keberadaan mereka, karena menurut saya hukum
agama dan keyakinan yang dapat menjadi hukum tertinggi dalam case ini. Maka apabila
memungkinkan Indonesia dimasa yang akan datang tidak lagi mengkategorikan Lesbian dan Gay
sebagai perilaku menyimpang, saya rasa seiring berjalannya waktu kemungkinan bisa jadi
Indonesia dapat menerima kelmopok ini. Apa alasannya Indonesia dapat menerima fenomena ini
? yang pertama karena Indonesia dalah negara dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika, dan
Indonesia, sebagai negara berdemokrasi, pastinya juga menjunjung tinggi kebebasan warga
negaranya. Maka tak dapat dipungkiri setiap perubahan ketentuan pasti bisa terjadi, karena setiap
manusia mempunyai hak asasi manusia. Namun kembali lagi dengan norma-norma yang berlaku,
dan hukum yang berlaku di Indonesia seperti apa. Yang ke dua melihat di berbagai negara yang
maju, banyak negara yang telah melegalkan kelompok ini, bahkan mendukung hak-hak manusia
untuk memilih kehidupannya masing-masing. Menurut saya, jikalau Indonesia melegalkan
kelompok ini, perlu adanya sistem hukum yang menaungi kelompok ini, sehingga sistem hukum
ini menjadi lebih jelas. Yang ketiga, jika nantinya Indonesia melegalkan kemopok ini, maka dari
itu masyarakat juga perlu menjunjung tinggi tingkat toleransi dan menghargai perbedaan, karena
ini adalah hal yang termasuk sensitif. Masyarakat diharapkan untuk bersikap netral, menerima
keadaan fenomena ini meskipun tidak mendukung kelompok ini secara terbuka.

Referensi
- https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwiKpYT5k
K_7AhVIJLcAHewWATkQFnoECBIQAQ&url=https%3A%2F%2Fwww.suara.com
%2Fnews%2F2015%2F07%2F06%2F060400%2Fberapa-jumlah-gay-lesbian-di-
indonesia&usg=AOvVaw3Ie8EVsVSScv0dE0u0vDRp
- https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwiKpYT5k
K_7AhVIJLcAHewWATkQFnoECA4QAQ&url=https%3A%2F
%2Ftheconversation.com%2Fkomunitas-gay-di-indonesia-menggunakan-media-sosial-
untuk-meruntuhkan-batasan-dan-stigma-
156868&usg=AOvVaw0UchiNQgoA8qWPZzARsGDW

Anda mungkin juga menyukai