Anda di halaman 1dari 5

EFEK POSTINGAN ISU SARA DI INTERNET TERHADAP

PERTEMANAN

Latar Belakang
Internet adalah tempat di mana semua pengguna dapat berinteraksi
secara online. Penggunaan internet sangat bervariasi tergantung pada
pemegang akun. Internet adalah media yang digunakan individu untuk
menjadi sosial dengan berbagi konten, pesan, foto, dan lainnya dengan
orang lain. Saat ini, Internet dapat digunakan tidak hanya untuk interaksi
sosial seperti mencari teman lama dan baru, tetapi juga untuk masalah
bisnis seperti penjualan online, gerakan politik, dan penyebaran topik.
SARA (suku), agama, ras, antar golongan), yang sangat erat kaitannya
dengan kepentingan politik. Di awal perpolitikan Indonesia, bukan hal baru
sering ditemukan postingan di media sosial yang mengandung unsur SARA
yang tidak bisa memperhitungkan kebenaran dan kejelasan informasi. Tidak
jarang postingan SARA di Internet menciptakan hubungan sosial yang tidak
sehat di kehidupan nyata.
Tidak diragukan lagi bahwa posting SARA yang didistribusikan di
Internet sangat diminati oleh pemegang akun dan pengguna Internet.
Beberapa orang langsung percaya dengan informasi yang diberikan,
sementara yang lain mencari kebenaran tentang informasi tersebut. Tidak
semua pengguna media sosial dapat menyikapi informasi yang diterimanya
dengan bijak. Hal ini dapat menimbulkan gesekan sosial antar masyarakat
karena ketidakjelasan informasi SARA yang diperoleh masyarakat dari
internet. Postingan SARA adalah postingan yang memberikan atau
menyebarkan informasi, dan isinya mengacu pada isu antarsuku, agama, ras,
dan golongan. Tujuan penyebaran informasi ini sangat beragam, mulai dari
sekadar pengungkapan hingga menciptakan sekat antar komunitas,
menimbulkan gesekan dan gesekan, serta membangun hubungan yang
bermusuhan. Penyebarluasan informasi tentang Sarah harus hati-hati karena
dapat menimbulkan ketegangan antar masyarakat, terutama bagi mereka
yang tidak dapat menyaring informasi yang mereka terima.
Masalah yang timbul dari penggunaan Internet adalah banyaknya
informasi palsu dan hoax yang tersebar luas, bahkan kalangan terpelajar pun
tidak dapat membedakan antara berita nyata, advertorial, dan hoax.
Distribusikan konten SARA menggunakan Internet untuk mempromosikan
kelompok tertentu guna menciptakan berbagai bentuk diskriminasi.
Kontribusi SARA yang tersebar di Internet seringkali mempengaruhi
hubungan persahabatan antara para pihak. Laporan palsu terkait SARA
seringkali diyakini oleh penerima informasi, namun sejumlah besar orang
dengan hati-hati melihat informasi tersebut sebagai digunakan untuk
menyebarkan pihak tertentu.

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belkang di atas maka penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui:
1) Efek postingan SARA di internet terhadap hubungan pertemanan
2) Cara mengatasi postingan SARA di internet pribadi.

Kerangka Teori
Teori dalam penelitian kualitatif, teori penelitian kualitatif
digunakan untuk berbagai tujuan. Teori digunakan sebagai pisau analisis
untuk memahami masalah yang diteliti. Teori memberikan konsep dan
asumsi yang relevan yang dapat digunakan untuk memberi makna pada
data. Teori juga digunakan untuk menganalisis, menjelaskan, dan
memprediksi objek tertentu. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan
teori sebagai alat analisis untuk memahami dan menjelaskan masalah yang
diteliti, memperoleh makna, dan memprediksi fenomena masa depan.
Dengan kata lain, teori digunakan untuk memperjelas, memperdalam, dan
mendiskusikan data yang diperoleh dalam penelitian. Dalam penelitian ini,
kami menggunakan paradigma penelitian kualitatif dimana peneliti mencoba
mendeskripsikan pengamatan subjek penelitiannya berdasarkan hasil
wawancara dengan informan tentang dampak publikasi SARA di Internet
terhadap pertemanan. Tidak mungkin diperoleh dengan metode statistik atau
perhitungan lain, dan tujuannya adalah untuk menunjukkan gejala secara
keseluruhan secara situasional melalui pengumpulan data di lingkungan
alam, dengan peneliti sendiri sebagai sarana sentral.

Argumen Utama
Setiap informan memiliki berbagai kemungkinan untuk menyikapi
kontribusinya, termasuk unsur SARA dari internet pribadi. Beberapa
informan mungkin membatasi diskusi dengan orang yang sering
memposting atau mendistribusikan apa pun yang mengandung unsur SARA.
Tentu saja, beberapa informan juga secara langsung menyampaikan maksud
dan tujuan memposting hal-hal terkait SARA. Informan juga bisa menegur
siapa saja yang ingin memposting isu SARA, dan salah satu informan
menyatakan akan memberikan saran dalam upaya memperluas pendapatnya.

Analisis
Orang yang suka menyebarkan SARA adalah orang yang merasa
dirinya selalu paling benar sehingga informan pertama memilih untuk
membatasi perteman dengan pihak-pihak yang dimaksud serta mengabaikan
postingan-postingan mereka yang bernada SARA. Postingan SARA di
internet dibaca terlebih dahulu dan komentar ditampilkan. Kemudian
berhenti mengikuti, berhenti mengikuti, atau menyembunyikan postingan.
Percakapan terpanas terjadi di internet, karena 30% penduduk
Indonesia aktif di internet dan orang-orang cenderung menggunakan
internet untuk mengikuti topik dan perkembangan terbaru di berbagai acara.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara beberapa teori, yaitu
teori interaksionisme simbolik dan teori atribusi. Interaksionisme simbolik
pada dasarnya merupakan model penelitian yang berusaha mengungkap
realitas perilaku manusia. Teori interaksionisme simbolik dapat dikaitkan
dengan penelitian peneliti berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa
informan. Perilaku informan dipengaruhi oleh pemaknaan orang lain, pihak-
pihak yang SARA memposting seluk-beluk yang mengarah pada informan.
Berbagai acara, seperti penyebaran informasi tentang SARA, mengubah
ekspektasi terhadap partai-partai tersebut.
Hubungan antara teori dan temuan. Akibatnya, tindakan seperti
membatasi hubungan informan dengan pihak lain di Internet dan menghapus
pertemanan adalah SARA. Ini adalah sikap dan tindakan yang mereka
temukan di internet, internet mereka, di mana semua orang yang terlibat
(informan) mengelola dan menerjemahkan informasi dan posting SARA dan
menggunakannya.

Kesimpulan
Memposting SARA di Internet mempengaruhi persahabatan, seperti
yang dijelaskan di bagian Temuan. Lalu bagaimana cara mengatasi
postingan SARA di Internet dari informan seperti z), postingan laporan
(report postingan). Namun, beberapa informan memilih untuk
meninggalkan pos SARA karena beberapa alasan, antara lain untuk
mengetahui bagaimana isu SARA terjadi dan seberapa luas isu tersebut.
Informan lain telah memilih untuk mengabaikan posting untuk menghindari
masalah yang tidak perlu.

Daftar Pustaka
Anwar, Fahmi. 2017. Perubahan dan Permasalahan Media Sosial. Jurnal
Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni, Vol 1. No 1, April 2017,
Hal 137 – 144, ISSN : 2579 – 6348 (Versi Cetak), ISSN : 2579 –
6356 (Versi Elektronik). Kalbis Institute Jakarta.
Cahyono, Anang Sugeng. 2016. Pengaruh Media Sosial Terhadap
Perubahan Sosial Masyarakat di Indonesia. Jurnal Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik, ISSN : 1979 – 0295. Universitas Tulungagung.
Rahadi, Dedi Rianto. 2017. Perilaku Pengguna dan Informasi Hoax di
Media Sosial. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol 5. No 1,
2017. Universitas Merdeka Malang.

Anda mungkin juga menyukai