Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

INDENTIFIKASI KEBUTUHAN INDIVIDU DAN


ANALISIS PROBLRM-PROBLEM INDIVIDU

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH


BIMBINGAN KONSELING

OLEH :
KELOMPOK V

1. NURDASANAH PUTRI
2. ICE YENDA ALENTRI
3. YANDI PRANATA

DOSEN PENGAMPUH : RIOLANDI AKBAR, M.KOM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIAH AL-QUR’ANIAH
2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT serta
shalawat dan salam kami sampaikan hanya bagi tokoh dan teladan kita Nabi
Muhammad SAW. Diantara sekian banyak nikmat Allah SWT yang membawa
kita dari masa kegelapan ke dimensi terang yang memberi hikmah dan yang
paling bermanfaat bagi seluruh umat manusia, sehingga oleh karena-Nya kami
dapat menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Bimbingan Konseling ini dengan baik
dan tepat waktu.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Makalah ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh Dosen pada Mata Kuliah
Bimbingan Konseling. Dalam proses penyusunan tugas ini penulis menjumpai
hambatan, namun berkat dukungan materil dari berbagai pihak dan partisifasi
anggota kelompok, akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat
waktu, oleh karena itu melalui kesempatan ini penulis menyampaikan terima
kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak terkait yang telah
membantu terselesaikannya tugas ini.
Segala sesuatu yang salah datangnya hanya dari manusia dan seluruh hal
yang benar datangnya hanya dari agama berkat adanya nikmat iman dari Allah
SWT, meski begitu tentu tugas ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu
segala saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi perbaikan pada tugas selanjutnya. Besar harapan penulis semoga
Makalah ini bermanfaat khususnya bagi kelompok kami dan bagi pembaca lain
pada umumnya.
Manna, September 2022
Penulis
KELOMPOK V

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................... i


Daftar Isi........................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... i
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ............................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pentingnya Kebutuhan Bagi Perilaku Manusia.............................. 3
B. Teori Indentifikasi Kebutuhan Individu ........................................ 4
C. Kebutuhan Remaja dalam Perkembangannya ............................. 8
D. Konsekuensi Kebutuhan Remaja yang Tidak Terpenuhi .............. 10
E. Upaya Pemenuhan Kebutuhan Remaja dan Implikasinya
Bagi Pendidikan.............................................................................. 11
F. Jenis-Jenis Masalah Individu.......................................................... 13
G. Jenis-Jenis Bimbingan Konseling................................................... 14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................... 19
B. Saran.................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Remaja dan permasalahannya tidak pernah selesai diperbincangkan
dalam berbagai hal.Terutama dalam hal kebutuhan dan pemenuhannya. Itu
dikarenakan di dalam pertumbuhan dan perkembangannya menuju ke jenjang
kedewasaan kebutuhan-kebutuhan remaja tersebut selalu mengalami
perubahan. Kebutuhan fisik dan psikologis merupakan dua kebutuhan yang
sangat mendasar di dalam kehidupan para remaja. Kedua kebutuhan tersebut
merupakan kebutuhan yang menyebabkan bagaimana mereka berperilaku, dan
bukan hanya para remaja saja yang berperilaku berdasarkan kedua kebutuhan
tersebut, namun pada umumnya semua manusia akan berperilaku berdasarkan
kedua kebutuhan tersebut. Kebutuhan dasar remaja dan meanusia pada
umumnya tidak lepas dari masalah-masalah dan konsekuensinya.
Banyak orang menganggap bahwa masa remaja adalah masa yang
paling menyenangkan tapi sekaligus juga paling membingungkan. Masa
dimana seseorang mulai memikirkan tentang cita-cita, harapan dan keinginan-
keinginannya. Namun juga masa yang membingungkan, karena ia mulai
menyadari masalah-masalah yang muncul ketika ia mencoba untuk
mengintegrasikan antara keinginan diri dan keinginan orang-orang sekitarnya.
Pada saat inilah orang tua memiliki peranan yang sangat penting untuk
menolong anak remajanya, supaya mereka tidak salah jalan. Tetapi tidak dapat
dipungkiri kalau pada saat yang sama orang tua mengalami kesulitan dalam
menghadapi perubahan-perubahan remaja,baik secara fisik maupun psikis.
Oleh karena itu orang tua perlu melakukan pendekatan-pendekatan
yang tepat agar dapat mengerti dan memahami masalah anak remajanya. Jika
tidak maka hal ini akan menyebabkan banyak kesalahpahaman diantara
mereka.
Untuk lebih menambah pengetahuan kita tentang masalah kebutuhan
masyarakat dan remaja, maka makalah ini disusun dengan judul “Kebutuhan

3
4

dan Pemenuhannya” guna membahas masalah-masalah yang berhubungan


dengan kebutuhan itu sendiri dan seperti apa cara pemenuhannya.
B. Rumusan Makalah
Rumusan masalah bertujuan untuk membatasi masalah-masalah yang
nantinya akan menjadi pembahasan pada inti makalah ini, adapun rumusan
masalah yang akandijabarkan yaitu :
1. Bagaimanakah pentingnya kebutuhan bagi perilaku manusia
2. Apa sajakah teori tentang kebutuhan individu ?
3. Bagaimana kebutuhan remaja dalam perkembangannya ?
4. Bagaimanakah konsekuensi kebutuhan remaja yang tidak terpenuhi ?
5. Bagaimanakah upaya pemenuhan kebutuhan remaja dan implikasinya bagi
pendidikan ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini kami sesuaikan berdasarkan apa yang
menjadi rumusan permasalahannya, yaitu untuk memberikan pemahaman
tentang pentingnya kebutuhan bagi perilaku manusia, apa sajakah teori tentang
kebutuhan individu, bagaimana kebutuhan remaja dalam perkembangannya,
konsekuensi kebutuhan remaja yang tidak terpenuhi serta bagaimana upaya
pemenuhan kebutuhan remaja dan implikasinya bagi pendidikan, Jenis masalah
individu dan jenis-jenis bimbingan.
5

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pentingnya Kebutuhan Bagi Perilaku Manusia


Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan
oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun
psikologis, yang tentunya bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan
kesehatan. Manusia memiliki kebutuhan dasar yang bersifat heterogen. Setiap
orang pada dasarnya memiliki kebutuhan yang sama, akan tetapi karena
budaya, maka kebutuhan tersebutpun ikut berbeda. Dalam memenuhi
kebutuhan manusia menyesuaikan diri dengan prioritas yang ada. Lalu jika
gagal memenuhi kebutuhannya, manusia akan berpikir lebih keras dan
berusaha mendapatkannya. Kebutuhan dasar manusia dipengaruhi oleh
berbagai faktor berikut :
1. Penyakit, Adanya penyakit dalam tubuh dapat menyebabkan perubahan
pemenuhan pemenuhan kebutuhan, baik secara fisiologis maupun
psikologis, karena beberapa fungsi organ tubuh memerlukan pemenuhan
besar dari biasanya.
2. Hubungan Keluarga, Hubungan keluarga yang baik dapat meningkatan
pemenuhan kebutuhan dasar karena adanya saling percaya, merasakan
kesenangan hidup, tidak ada rasa curiga, dan lain-lain.
3. Konsep Diri, Konsep diri manusia memiliki peran dalam pemenuhan
kebutuhan dasar. Konsep diri yang positif memberikan makna dan keutuhan
(wholeness) bagi seseorang. Konsep diri yang sehat menghasilkan perasaan
positif terhadap diri. Orang yang merasa positif tentang dirinya akan mudah
berubah, mudah mengenali kebutuhan dan mengembangkan cara hidup yang
sehat, sehingga mudah memenuhi kebutuhan.
4. Tahap Perkembangan, Sejalan dengan meningkatnya usia manusia
mengalami perkembangan. Setiap tahap perkembangan tersebut memiliki
kebutuhan yang berbeda, baik kebutuhan biologis, psikologis, sosial
maupun spiritual, mengingat berbagai fungsi organ tubuh mengalami proses
6

kematangan dengan aktivitas yang berbeda untuk setiap tahap


perkembangan.
Menurut Abraham H. Moslow, manusia dimotivasikan oleh sejumlah
“Kebutuhan” dasar yang bersifat sama untuk seluruh spesies, tidak berubah,
dan berasal dari sumber genetis atau naluriah (Globe 1987).
Menurutnya, suatu sifat dapat dipandang sebagai kebutuhan dasar jika
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Ketidakhadirannya atau ketidakadaannya menimbulkan penyakit.
2. Kehadirannya mencegah timbulnya penyakit.
3. Pemulihannya menyembuhkan penyakit.
4. Dalam kondisi-kondisi tertentu yang sangat kompleks dan orang bebas
memilih, orang yang sedang berkekurangan ternyata mengutamakan
kebutuhan dibandingkan jenis-jenis kepuasan lainnya.
5. Kebutuhan itu tidak aktif.
B. Teori Indentifikasi Kebutuhan Individu
Menurut Abraham Maslow manusia mempunyai lima kebutuhan yang
membentuk tingkatan-tingkatan atau disebut juga hirarki dari yang paling
penting hingga yang tidak penting dan dari yang mudah hingga yang sulit
untuk dicapai atau didapat. Motivasi manusia sangat dipengaruhi oleh
kebutuhan mendasar yang perlu dipenuhi.
Kebutuhan Maslow harus memenuhi kebutuhan yang paling penting
dahulu kemudian meningkat ke yang tidak terlalu penting. Untuk dapat
merasakan nikmat suatu tingkat kebutuhan perlu dipuaskan dahulu kebutuhan
yang berada pada tingkat di bawahnya.
Lima kebutuhan dasar Maslow disusun berdasarkan kebutuhan yang
paling penting hingga yang tidak terlalu krusial :
1. Kebutuhan Fisiologis/ Dasar
Pada tingkat yang paling bawah, terdapat kebutuhan yang bersifat
fisiologis yang ditandai dengan kekurangan (defisit) sesuatu dalam tubuh
orang yang bersangkutan. Contoh dari kebutuhan Fisiologis ini adalah:
Sandang / pakaian, pangan / makanan, papan / rumah, dan kebutuhan
7

biologis seperti buang air besar, buang air kecil, bernafas, seks, dan lain
sebagainya. Kebutuhan ini juga dinamakan juga kebutuhan dasar (basic
needs) yang jika tidak dipenuhi dalam keadaan sangat ekstrim (misalnya:
sangat kelaparan) bisa manusia yang bersangkutan kehilangan kendali akan
atas perilakunya sendiri (agresif, tidak malu, tidak punya pertimbangan pada
orang lain, dan sebagainya) karena seluruh kapasitas manusia tersebut
dikerahkan dan dipusatkan hanya untuk memenuhi kebutuhan dasarnya itu
(menghilangkan rasa laparnya).
Seseorang yang mengalami kekurangan makanan, harga-diri dan
cinta pertama-tama ia akan memburu makanan terlebih dahulu. Ia akan
mengabaikan atau menekan semua kebutuhan yang lain sampai kebutuhan
fisiologisnya itu terpuaskan. Maslow mengatakan: “bagi orang yang berada
dalam keadaan lapar berat dan membahayakan, tidak ada minat lain kecuali
pada makanan. Ia bermimpi tentang makanan, ia teringat tentang makanan,
ia berpikir tentang makanan, emosinya tergerak hanya karena makanan, ia
hanya mempersiapkan makanan dan ia hanya menginginkan
makanan…orang semacamitu dengan tegas dapat dikatakan dapat hidup
dengan makanan belaka.
Tak teragukan lagi bahwa kebutuhan fisiologis ini adalah
kebutuhan yang paling kuat dan mendesak. Ini berarti bahwa pada diri
manusia yang sangat merasa kekurangan segala-galanya dalam
kehidupannya, besar sekali kemungkinan bahwa motivasi yang paling besar
ialah kebutuhan fisiologis dan bukan yang lain-lainnya. Dengan kata lain,
seorang individu yang melarat kehidupannya, mungkin sekali akan selalu
termotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan ini.
Bagi banyak orang yang hidup ditengah masyarakat yang beradab,
jenis-jenis kebutuhan dasar ini telah terpuaskan secara memadai. Maslow
menguraikan bahwa jika makanan tersedia dan perut sudah kenyang, maka
dengan segera kebutuhan-kebutuhan yang lain (tingkatan yang lebih tinggi)
akan muncul, lalu kebutuhan-kebutuhan ini yang akan mendominasi si
organisme.
8

2. Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan


Segera setelah kebutuhan dasariah terpuaskan, muncullah apa yang
digambarkan Maslow sebagai kebutuhan akan rasa aman atau keselamatan
(safety needs) Kebutuhan ini menampilkan diri dalam kategori kebutuhan
akan kemantapan, perlindungan, kebebasan dari rasa takut, cemas dan
kekalutan; kebutuhan akan struktur, ketertiban, hukum, batas-batas, dan
sebagainya. Kebutuhan ini dapat kita amati pada seorang anak. Biasanya
seorang anak membutuhkan suatu dunia atau lingkungan yang dapat
diramalkan. Seorang anak menyukai konsistensi dan kerutinan sampai
batas-batas tertentu. Jika hal-hal itu tidak ditemukan maka ia akan menjadi
cemas dan merasa tidak aman. Orang yang merasa tidak aman memiliki
kebutuhan akan keteraturan dan stabilitas serta akan berusaha keras
menghindari hal-hal yang bersifat asing dan tidak diharapkan.
Sama halnya dengan anak-anak, orang dewasa pun bila merasa
tidak aman (neurotik) bertingkah sama seperti anak-anak yang tidak aman.
Maslow menguraikan bahwa orang dewasa yang merasa tidak aman akan
bertingkah laku seakan-akan selalu dalam keadaan terancam bencana besar.
Seorang yang yang tidak aman memiliki kebutuhan akan keteraturan dan
stabilitas secara berlebihan serta akan berusaha keras menghindari hal-hal
yang bersifat asing dan yang tidak diharapkannya.
Kebutuhan akan rasa aman dan keselamatan inilah yang
mendorong manusia membuat peraturan, undang-undang, mengembangkan
kepercayaan, membuat sistem asuransi, pensiun, dan sebagainya. Menurut
Maslow, sama halnya dengan basic neeeds, ketidakterpenuhan akan safety
needs ini akan mempengaruhi pandangan seseorang tentang dunianya dan
pada gilirannya akan cenderung kearah yang makin negatif.
3. Kebutuhan Sosial
Setelah terpuaskan kebutuhan akan rasa aman, maka kebutuhan
sosial yang mencakup kebutuhan akan rasa memiliki-dimiliki, saling
percaya, cinta, dan kasih sayang (belongingness and love needs) akan
menjadi motivator penting bagi perilaku. Pada tingkat kebutuhan ini, dan
9

belum pernah sebelumnya, orang akan sangat merasakan tiadanya sahabat,


kekasih, isteri, suami, atau anak-anak. Ia haus akan relasi yang penuh arti
dan penuh kasih dengan orang lain pada umumnya. Ia membutuhkan
terutama tempat (peranan) di tengah kelompok atau lingkungannya, dan
akan berusaha keras untuk mencapai dan mempertahankannya. Orang di
posisi kebutuhan ini bahkan mungkin telah lupa bahwa tatkala masih
memuaskan kebutuhan akan makanan, ia pernah meremehkan cinta sebagai
hal yang tidak nyata, tidak perlu, dan tidak penting. Sekarang ia akan sangat
merasakan perihnya rasa kesepian itu, pengucilan sosial, penolakan,
tiadanya keramahan, dan keadaan yang tak menentu.
Maslow tidak menyamakan cinta dengan seks (yang merupakan
kebutuhan fisiologis). Menurutnya seks merupakan cara untuk
mengekspresikan kebutuhan akan cinta. Maslow menyebutkan bahwa
kegagakan untuk memuaskan kebutuhan akan cinta merupakan penyebab
dasar dari ketidakmampuan menyesuaikan diri secara emosional.
4. Kebutuhan Penghargaan
Menurut Maslow, semua orang dalam masyarakat (kecuali
beberapa kasus yang patologis)mempunyai kebutuhan atau menginginkan
penilaian terhadap dirinya yang mantap, mempunyai dasar yang kuat, dan
biasanya bermutu tinggi, akan rasa hormat diri atau harga diri (estem needs).
Karenanya, Maslow membedakan kebutuhan ini menjadi kebutuhan akan
penghargaan secara internal dan eksternal. Yang pertama (internal)
mencakup kebutuhan akan harga diri, kepercayaan diri, kompetensi,
penguasaan, kecukupan, prestasi, ketidaktergantungan, dan kebebasan
(kemerdekaan). Yang kedua (eksternal) menyangkut penghargaan dari
orang lain, prestise, pengakuan, penerimaan, ketenaran, martabat, perhatian,
kedudukan, apresiasi atau nama baik. Orang yang memiliki cukup harga diri
akan lebih percaya diri. Dengan demikian ia akan lebih berpotensi dan
produktif. Sebaliknya harga diri yang kurang akan menyebabkan rasa
rendah diri, rasa tidak berdaya, bahkan rasa putus asa serta perilaku yang
neurotik. Kebebasan atau kemerdekaan pada tingkat kebutuhan ini adalah
10

kebutuhan akan rasa ketidakterikatan oleh hal-hal yang menghambat


perwujudan diri.Kebutuhan ini tidak bisa ditukar dengan sebungkus nasi
goreng atau sejumlah uang karena kebutuhan akan hal-hal itu telah
terpuaskan.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Menurut Maslow, setiap orang harus berkembang sepenuh
kemampuannya. Kebutuhan manusia untuk bertumbuh, berkembang, dan
menggunakan kemampuannya disebut Maslow sebagai aktualisasi diri (self
actualization) . Maslow juga menyebut aktualisasi diri sebagai hasrat untuk
makin menjadi diri sepenuh kemampuan sendiri, menjadi apa menurut
kemampuan yang dimiliki. Kebutuhan akan aktualisasi diri ini biasanya
muncul setelah kebutuhan akan cinta dan akan penghargaan terpuaskan
secara memadai.
Maslow menguraikan bahwa kebutuhan akan aktualisasi diri
merupakan kelompok “meta-needs” yang didalamnya mencakup 17 meta
kebutuhan yang tidak tersusun secara hierarki, melainkan saling mengisi.
Jika berbagai meta-needs tidak terpenuhi, maka akan terjadi meta-patologi
seperti: apatisme, kebosanan, putus asa, tidak punya rasa humor lagi,
keterasingan, mementingkan diri sendiri, kehilangan selera dan sebagainya.
Ke 17 meta-kebutuhan tersebut menurut Maslow adalag kebenaran,
kebaikan, keindahan/kecantikan, keseluruhan (kesatuan/integrasi),
dikhotomi-transendensi, berkehidupan (berproses, berubah tetapi pada
esensinya, keunikan, kesempurnaan (perfeksi), keniscayaan, penyelesaian,
keadilan, keteraturan, kesederhanaan, kekayaan (banyak variasi, majemik,
tidak ada yang tersembunyi, semua sama penting), 15. Tanpa susah payah
(santai, tidak tegang), bermain (fun, rekreasi, humor) dan mencukupi diri
sendiri.
C. Kebutuhan Remaja dalam Perkembangannya
Kebutuhan manusia timbul akibat dorongan-dorongan (motif) yang
ada pada dirinya. Motif timbul akibat kebutuhan psikologis atau tujuan
kehidupan yang kompleks. Kebutuhan remaja menurut para ahli :
11

1. Menurut Sunarto (1994:49)


a. Kebutuhan Primer
Yaitu kebutuhan yang merupakan kebutuhan biologis (organik)
yang timbul dari dorongan/motif asli seperti kebutuhan makan, minum,
bernapas, kehangatan tubuh, dan kebutuhan seksual dan perlindungan
diri.
b. Kebutuhan sekunder
Yaitu kebutuhan yang timbul oleh motif dipelajari (kebutuhan
sosial–psikologis) seperti kebutuhan untuk mencari pengetahuan,
mengikuti pola hidup bermasyarakat, hiburan dan lainnya. Remaja
sebagai individu pada umumnya mempunyai kebutuhan dasar.
Kebutuhan dasar seorang individu oleh Lindgren (Sunarto, 1994:53)
dideskripsikan sebagai berikut; Kebutuhan jasmaniah, termasuk
keamanan dan pertahanan diri Kebutuhan yang terkait dengan pertahanan
diri khususnya pemeliharaan dan pertahanan diri bersifat individual,
Kebutuhan akan perhatian dan kasih sayang, Kebutuhan untuk memiliki
dan Kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan yang terkait langsung dengan
pengembangan diri yang relatif kompleks, abstrak dan bersifat sosial.
Keempat macam kebutuhan tersebut bersifat hirarki dari
kebutuhan yang bertingkat rendah yaitu kebutuhan jasmaniah sampai
pada kebutuhan yang bertingkat tinggi yaitu kebutuhan aktualisasi diri.
2. Prescott (Oxendine, 1984:224) mengklasifikasikan kebutuhan remaja
sebagai berikut :
a. Kebutuhan psikologis, seperti melakukan kegiatan, beristirahat dan
kegiatan seksual.
b. Kebutuhan sosial (status) seperti menerima, diterima, menyukai orang
lain.
c. Kebutuhan Ego atau interaktif seperti kontak dengan kenyataan,
harmonisasi dengan kenyataan, dan meningkatkan kematangan diri
sendiri.
12

3. Menurut Garirison (Andi Mapiarre, 1982)


a. Kebutuhan akan kasih sayang.
b. Kebutuhan akan keikutsertaan dan diterima dalam kelompok.
c. Kebutuhan untuk berdiri sendiri.
d. Kebutuhan untuk berprestasi.
e. Kebutuhan akan pengakuan dari orang lain.
f. Kebutuhan untuk dihargai.
g. Kebutuhan memperoleh falsafah hidup yang utuh.

D. Konsekuensi Kebutuhan Remaja yang Tidak Terpenuhi


Suatu kebutuhan remaja yang tidak terpenuhi memiliki konsekuensi
bahwa remaja itu akan mengalami kekecewaan, ketidakpuasan, atau bahkan
frustasi, dan pada akhirnya akan mengganggu pertumbuhan dan
perkembangannya.
Menurut Bischof (1983), ada dua komponen kunci mengenai
terjadinya frustasi pada individu, yaitu:
1. Adanya kebutuhan (need), dorongan (drive) atau kecenderungan untuk
bertindak.
2. Adanya rintangan atau halangan yang menghambat individu sebagai upaya
mencapai kebutuhan.
Beberapa masalah yang dihadapi remaja sehubungan dengan
kebutuhan- kebutuhannya :
1. Upaya untuk mengubah sikap dan perilaku kekanak-kanakan menjadi
dewasa tidak semuanya dapat dicapai dengan mudah.
2. Sering para remaja mengalamai kesulitan untuk menerima perbahan-
perubahan fisiknya.
3. Perkembangan fungsi seks pada masa ini dapat menimbulkan kebingungan
remaja untuk memahaminya, sehingga sering salah tingkah dan perilaku
menjadikannya menentang norma.
13

4. Dalam memasuki kehidupan bermasyarakat, remaja yang terlalu


mendambakan kemandirian kebanyakan akan mengalami masalah terutama
penyesuaian emosional.
5. Harapan untuk dapat berdiri sendiri berkaitan dengan masalah pemilihan
jenis pekerjaan dan jenis pendidikan.
6. Berbagai norma dan nilai dalam masyarakat merupakan masalah tersendiri
bagi remaja.
Pada dasarnya setiap remaja meghendaki semua kebutuhannya dapat
terpenuhi secara wajar.Terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan tersebut secara
memadai akan menimbulkan keseimbangan dan keutuhan pribadi. Remaja
yang kebutuhan pribadinya memadai akan memperoloeh suatu kepuasan hidup,
Selanjutnya remaja akan merasa gembira, harmonis dan produktif manakala
kebutuhan-kebutuhannya terpenuhi secara memadai. Sebaliknya, remaja akan
mengalami kekecewaan, ketidakpuasan, atau bahkan frustasi, dan pada
akhirnya akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangannya jika
kebutuhannya tidak terpenuhi.

E. Upaya Pemenuhan Kebutuhan Remaja dan Implikasinya Bagi Pendidikan


Pemenuhan kebutuhan fisik atau organik merupakan tugas pokok.
Kebutuhan ini harus dipenuhi, karena hal ini merupakan kebutuhan untuk
mempertahankan kehidupannya agar tetap tegar (survival). Tidak berbeda
dengan pemenuhan kebutuhan serupa di masa perkembangan sebelumnya,
kebutuhan ini dipengaruhi oleh faktor ekonomi, terutama ekonomi keluarga.
Akibat tidak terpenuhinya kebutuhn fisik ini akan sangat berpengaruh terhadap
pembentukan pribadi dan perkembanagn psiko-sosial seorang individu.
Menghadapi kebutuhan ini latihan kebersihan , hidup teratur dan sehat sangat
perlu ditanamkan oleh orang tua, sekolah dan linkungan masyarakat kepada
anak-anak dan para remaja.
Realisasi hal ini di sekolah adalah pendidikan kesehatan, pendidikan
jasmani, dan pentingnya usaha kesehatan sekolah (UKS). Khusus kebutuhan
seksual, yang hal ini juga merupakan kebutuhna fisik remaja, usaha
14

pemenuhannya harus mendapatkan perhatian khusus dari orang tua, terutama


ibu. Sekalipun kebutuhan seksual merupakan bagian dari kebutuhan fisik,
namun hal ini menyangkut factor lain untuk diperhatikan dalam
pemenuhannya. Orang tua harus cukup tanggap dan waspada secara dini
menjelaskan dan memberikan pengertian arti dan fungsi kehidupan seksual
bagi remaja (terutama wanita) dan arti seksual dalam kehidupan secara luas.
Pemenuhan kebutuhan dan dorongan seksual pada remaja, di mana pada saat
itu mereka telah menyadari akan adanya norma agama, sosial dan hukum,
maka banyak dilakukan secara diam-diam.
Pendidikan seksual di sekolah dan terutama di dalam keluarga harus
mendapatkan perhatian. Progaram bimbingan keluarga, dan program
bimbingan perkawinan dapat dilakukan secara periodik oleh setia organisasi
ibu-ibu dan organiasasi wanita pada umumnya. Sekolah sekali-sekali perlu
mendatangkan ahli atau dokter untuk memberikan penjelasan tentang masalah-
masalah remaja, khususnya masalah seksual. Selain itu perlu juga diadakan
program bimbingan keagamaan karena yang mampu untuk mengendalikan
hawa nafsu pada dasarnya adalah rasa keimanan pada Allah SWT.
Untuk mengembangkan kemampuan hidup bermasyarakat dan
mengenalkan berbagai norma sosial, amat penting dikembangkan kelompok-
kelompok remaja untuk berbagai urusan, seperti kelompok olah raga,
kelompok seni musik, kelompok koperasi, kelompok belajar, dan semacamnya.
Pada kesempatan sekolah menyelenggarakan acara-acara tertentu seperti
perpisahan sekolah, ada baiknya anak-anak ditugasi untuk ikut mengurus atau
dimasukkan sebagai panitia penyelenggara.
Menurut Maslow (Goble, 1987), ada sejumlah kondisi yang
merupakan prasyarat dan sekaligus menjadi intervensi edukatif dalam rangka
pemuasan kebutuhan dasar manusia, termasuk didalamnya yaitu remaja,
diantaranya :
1. Kemerdekaan untuk berbicara.
2. Kemerdekaan untuk melakukan apa saja selama tidak merugikan orang lain.
3. Kemerdekaan untuk mengeksplorasi lingkungan.
15

4. Kemerdekaan untuk mempertahankan atau membela diri.


5. Adanya keadilan.
6. Adanya kejujuran.
7. Adanya kewajaran.
8. Adanya ketertiban.
Lebih lanjut Maslow mengatakan bawa kondisi-kondisi itu bukanlah
tujuan dalam dirinya, namun memang nyaris seperti tujuan karena sedemikian
eratnya hubungan dengan kebutuhan kebutuhan dasarnya sendiri yang jelas
merupakan tujuan hidup individu. Kondisi-kondisi itu akan dipertahankan oleh
individu karena tanpa kondisi itu, kepuasan dasar mustahil akan dapat
terpenuhi atau paling tidak akan terancam pemenuhannya.

F. Jenis-Jenis Masalah Individu


1. Masalah Pribadi
Masalah Pribadi adalah masalah yang terjadi pada diri seorang
anak. Penyebab dari timbulnya masalah pribadi adalah karena adanya
permasalahan ekonomi dan keuangan yang mengakibatkan anak tersebut
putus sekolah.
Solusi dan Pencegahannya adalah seorang pendidik harus
menanyakan masalah tersebut kepada anak didiknya dengan cara sering
mengajak berdialog dan menciptakan komunikasi yang hangat. Yang
terpenting adalah membangun kepribadian anak didik tersebut untuk sering
berpendapat dan mendengarkan pendapat-pendapat orang lain.
2. Masalah Sekolah
Masalah sekolah adalah masalah yang dilakukan seorang anak
didik yang terjadi dilingkungan sekolah. Cara penanganan anak didik yang
bermasalah disekolah melalui pendekatan disiplin merujuk pada aturan dan
tata tertib yang berlaku di sekolah beserta sanksinya.
Menurut Sofya. S. willis, mengungkapkan tingkatan masalah
sebagai berikut :
16

1) Masalah ringan, seperti : membolos, malas, berkelahi dengan sesama


teman sekelas, kesulitan belajar, dan lain-lain
2) Masalah sedang, seperti : berpacaran, berkelahi antar sekolah, perbuatan
asusila.
3) Masalah berat, seperti : kecanduan alkohol, narkotika, siswa hamil, dan
lain-lain.

G. Jenis-Jenis Bimbingan Konseling


1. Bimbingan Pendidikan (Educational Guidance)
Dalam hal ini bantuan yang dapat diberikan kepada anak dalam
bimbingan pendidikan berupa informasi pendidikan, cara belajar yang
efektif, pemilihan jurusan, lanjutan sekolah, mengatasi masalah belajar,
mengambangkan kemampuan dan kesanggupan secara optimal dalam
pendidikan atau membantu agar para siswa dapat sukses dalm belajar dan
mampu menyesuaikan diri terhadap semua tuntutan sekolah.
2. Bimbingan Pekerjaan
Bimbingan pekerjaan merupakan kegiatan bimbingan yang
pertama, yang dimulai oleh Frank Parson pada tahun 1908 di Boston,
Amerika Serikat. Departemen tenaga kerja di negara ini telah memplopori
bimbingan pekerjaan bagi kaum muda agar mereka memiliki bekal untuk
terjun ke masyarakat. Bimbingan pekerjaan telah masuk sekolah dan setiap
siswa di sekolah lanjutan tungkat pertama dan atas menerima bimbingan
karir. Konsep Parson sangat sederhana, yaitu sekedar membandingkandan
mengkombinasikan antara hasil analisis individual dan hasil analisis dunia
kerja.
3. Bimbingan Pribadi
Bimbingan pribadi merupakan batuan yang diberikan kepada siswa
untuk embangun hidup pribadinya, seperti motivasi, persepsi tentang diri,
gaya hidup, perkembangan nilai-nilai moral/agama dan sosial dalam diri,
kemampuan mengerti dan menerima diri orang lain, serta membantunya
untuk memecahkan masalah pribadi yang ditemuinya. Ketepatan bimbingan
17

ini lebih terfokus pada pengembangan pribadi, yaitu membantu para siswa
sebagai diri untuk belajar mengenal dirinya, belajar menerima dirinya, dan
belajar menerapkan dirinya dalam proses penyesuaian yang produktif
terhadap lingkunganya.
Dalam bimbingan pribadi ini dapat dirinci menjadi pokok-pokok
berikut :
1. Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam
beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME
2. Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan pengembangan untuk
kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif, baik dalam kehidupan
sehari-hari maupun untuk peranya masa depan
3. Pemantapan pemahaman tentang kelamahan diri dan usaha
penanggulanganya.
4. Pemantapan kemampuan mengambil keputusan.
5. Pemantapan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan
yang diambilnya.
6. Pemantapan kemampuan berkomunikasi, baik melalui lisan maupun
tulisan secara efektif
7. Pemantapan kemampuan menerima dan menyampaikan pendapat serta
berargumentasi secara dinamis, kreatif dan produktif.
8. Selain jenis – jenis dalam bimbingan, juga terdapat beberapa jenis-jenis
layanan dalam bimbingan dan konseling. Berikut uraianya :
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setiap tingkahlaku remaja khususnya dan manusia pada umumnya
selalu berhubungan dengan tujuan yang hendak dicapainya. Oleh sebab itu,
antara motif, kebutuhan dan tingkah laku berhubungan erat antara satu dengan
lainnya. Jika kebutuhan-kebutuhan itu tidak terpenuhi, akan timbul kesulitan-
kesulitan yang menyebabkan timbulnya rasa kecewa, frustasi, marah,
menyerang orang lain, minum minuman keras, narkotika, dan tingkahlaku
negatif lainnya yang sangat merugikan diri sendiri dan orang lain.
Menurut Abraham H. Moslow, manusia dimotivasikan oleh sejumlah
“Kebutuhan” dasar yang bersifat sama untuk seluruh spesies, tidak berubah,
dan berasal dari sumber genetis atau naluriah (Globe 1987).
Remaja mengalami proses yang sangat penting dalam pertumbuhan
dan perkembangannya yakni proses secara berkelanjutan guna memenuhi
kebutuhannya. Kebutuhan adalah kecendrungan permanen dalam diri
seseorang yang menimbulkan dorongan dan kelakuan untuk mencapai tujuan
tertentu. Kebutuhan muncul sebagai akibat adanya perubahan (internal change)
dalam organisme atau akibat pengaruh kejadian–kejadian dari lingkungan
organisme. Sebagai implikasi pemenuhan kebutuhan remaja dalam
penyelenggaraan pendidikan di sekolah, guru hendaknya selalu sensitif
terhadap kebutuhan para siswa (remaja) dan berusaha memahaminya sebaik
mungkin.
B. Saran
Manusia harus lebih memahami kebutuhan yang dia butuhkan.
Manusia dan khususnya remaja harus memperoleh kebutuhannya agar dapat
hidup dengan normal. Pemenuhan kebutuhan fisik atau organik merupakan
tugas pokok. Kebutuhan ini harus dipenuhi, karena hal ini merupakan
kebutuhan untuk mempertahankan kehidupannya agar tetap tegar.

16
DAFTAR PUSTAKA

Frank G. Goble, Mazhab ketiga: Psikologi Humanistik Abraham Maslow,


Yogyakarta, Kanisius, 1987.
Hall, Calvin S. & Lindzey, Gardner, Teori-Teori Holistik (Organismik-
Fenomenologis), Yoyakarta, Kanisius, 1993.
http://apbshiliupls.blogspot.com/2014/11/jenis-kebutuhan-remaja-dan-
pemenuhannya.html
https://budishia.wordpress.com/2009/12/29/teori-kebutuhan-menurut-maslow/
http://id.wikipedia.org/wiki/Abraham Maslow
http://ihdahadiyati.blogspot.com/2011/01/kebutuhan-remaja-dan-
pemenuhannya.html
http://prohumancapital.blogspot.com/2008/07/aktualisasi-teori-motivasi-
abraham.html.
http://operedzone.wordpress.com/2008/08/15/teori-motivasi-hirarki-kebutuhan-
maslow.
http://tugas2kuliah.wordpress.com/2011/12/14/makalah-kependidikan-pgsd-mata-
kuliah-kajian-lingkungan-peserta-didik-pertumbuhan-dan-
perkembangan-remaja/
Sarwono, Sarlito W. Berkenalan Dengan Aliran-aliran dan Tokoh-Tokoh
Psikolog,i, Jakarta: Bulan Bintang, 2002.

Anda mungkin juga menyukai