Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 5

1. DINI HANDAYANI ( E1M017016)


2. DWIKI MEILA ROSA ( E1M017018)
3. ELMI ROYANI (E1M017020)
4. FATMAWATI (E1M017022)
5. RIZALFEBRIANSYAH (E1M017064)

PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta
hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga berkat karunianya kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “ Kebutuhan Peserta Didik “ ini. Terimakasih pula kita uapkan kepada bapak I
NYOMAN KARMA yang telah memberi kami kesempatan untuk membuat makalah ini dan
untuk menyampaikannya didepan kelas. Insyaa allah materi yang kami sampaikan akan cepat
dipahami oleh teman-teman semua.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin terdapat banyak
kekurangan dalam makalah ini.Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari para pembaca demi tersusunnya makalah yang lebih baik, dan berharap makalah
ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun kepada pembaca umumnya.

Mataram, 01 April 2018

Tim penyusun
DAFTAR ISI

Kelompok penyusun ………………………………………………………………… i

Kata pengantar………………………………………………………………………. ii

Daftar isi …………………………………………………………………………….. iii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………………………………………………
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………..
C. Tujuan ……………………………………………………………………………

BAB II : PEMBAHASAN

A. Pengertian kebutuhan……………………………………………………………
B. Jenis-jenis kebutuhan dan pemenuhannya……………………………………..
C. Teori kebutuhan individu pada umumnya……………………………………..
D. Kebutuhan peserta didik dalam perkembangannya……………………………
E. Konsekuensi kebutuhan peserta didik yang tidak terpenuhi dan masalah yang
ditimbulkan………………………………………………………………………
F. Usaha pemenuhan kebutuhan peserta didik dan implikasinya dalam penyelenggaraan
pendidikan……………………………………………………………………….

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan ……………………………………………………………………..
B. Daftar pustaka…………………………………………………………………..
BAB I
PEDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada dasarnya manusia adalah makhluk individu dan juga social, oleh sebab itu ia dituntut
oleh beberapa kebutuhan untuk dapat memenuhi kebutuhan pribadinya sekaligus juga
memenuhi kebutuhan sosialnya sebagai konsekuensinya dalam beradaptasi dan
bermasyarakat. Disamping itu, manusia juga sebagai individu yang memounyai sifat yang
khas dan unik. Arrtinya is memiliki perbedaan dengan yang lainnya, diantaranya adalah
perbedaan fisik, pola berfikir, dan cara merespon atau mempelajari hal yang baru.dalam
hal belajar tiap tiap individu memiliki kelibihan dan kekurangan dalam menyerap materi
pelajaran. Oleh karena itu dalam dunia pendidikan dikenal sebagai metode untuk
memenhi tuntutan perbedaan individu

Setiap individu memiliki kebutuhan-kebutuhan yang hendak dipenuhi. Dalam


memenuhi keutuhan- kebutuhan tersebut, setiap individu mempunyai sikap dan prilaku
yangerbeda satu sama lain. Sebaliknya apabila ada suatu kebutuhan yang tidak
terpenuhijuga berdampak pada perubahansikap dan prilakunya.Hal ini menunjukkan
bahwa keutuhan mempunyai peranan yang sangat penting dan menentukan tingkah laku
manusia.Tingkah laku manusia timbul karena adanya suatu kebutuhan, dan tingkah laku
manusia tersebut mengarah pada pencapaian tujuan yang dapat memenuhi atau
memuaskan kebutuhan itu.Begitulah seterusnya hingga terjadi lingkaran motivasi yang
tidak pernah putus.

Makalah ini dibuat dikarenakan adanya kebutuhan untuk cepat mengerti mengenai
apa saja yag harus dilakukan oleh para pendidik untuk mengetahui perkembangan belajar
dari para peserta didiknya, maka makalah ini dibuatlah demi memenuhi kebutuhan
tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kebutuhan ?
2. Apa saja jenis kebutuhan dan pemenuhnya ?
3. Bagaimana teori kebutuhan individu pada umumnya ?
4. Apa saja kebutuhan peserta didik dalam perkembangannya ?
5. Apa konsekuensi yang terjadi terhadap kebutuhan peserta didikyang tidak terpenuhi
dan akibat yang ditimbulkan ?
6. Bagaimana usaha dalam pemenuhan kebutuhan peserta didik dan cara
mengimplikasikannya dalam penyelenggaraan pendidikan ?
C. Tujuan
1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan kebutuhan
2. Menjelaskan apa saja jenis kebutuhan dan pemenuhnya
3. Menjelaskan dan memahami teori kebutuhan individu pada umumnya
4. Menjelaskan kebutuhan peserta didik dalam perkembangannya
5. menjelaskan konsekuensi yang terjadi terhadap kebutuhan peserta didik yang tidak
terpenuhi dan apa saja akibat yang ditimbulkannya
6. menjelaskan usaha yang harus dilakukan dalam pemenuhan kebutuhan peserta didik
dan cara untuk mengimplikasikannya dalam penyelenggaraan pendidikan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian kebutuhan
Kebutuhan secara uum adalah hasrat yang timbul dalam diri manusia yang jika
tidak terpenuhi dapat memengaruhi kelangsungan hidupnya. Kebutuhan menurut KBBI
Menurut A. Frooz (1996) kebutuhan adalah a natural requremen which should be
satisfied in order to secure a better organic compatibility.Sedangkan menurut Chaplin
(2000) kebutuhan adalah segala sesuatu kekurangan atau ketidaksempurnaan yang
dirasakan seseorang sehingga merusak kesejahteraannya.Dengan demikian dapat kita
pahami bahwa kebutuhan merupakan suatu keperluan asasi yang harus dipenuhi untuk
mencapai keseimbangan organisme.
Menurut beberapa para ahli kebutuhan adalah segala sesuatu yang muncul secara
naluriah dan sangat dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan hidupnya.
Beragamnya barang dan jasa membuktikan bahwa kebutuhan manusia beragam juga.
Dengan kemampuan kita dalam memenuhi kebutuhan kelangsungan hidup manusia terus
terlanjut, dan dengan terpenuhinya semua kebutuhan manusia akan menjadikan
kelangsungan hidup manusia sejahtera. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
kebutuhan mencerminkan adanya perasaan kekurangan dalam diri manusia itu sendiri
yang ingin mereka penuhi.
B. Jenis kebutuhan dan pemenuhannya

Ada diri individu terdapat ketidak seimbangan baik yang bersifat fisiologis
maupun psikologis yang telah di campuri oleh unsur pengalaman dan hasil belajar.Untuk
menyeimbangkan kembali suasana fisiologis maupun suasana psikologis, seseorang harus
mempunyai dorongan untuk kembali pada keseimbangan.

Kebutuhan secara umum dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:


1. Kebutuhan primer
Kebutuhan ini pada hakikatnya merupakan kebutuhan biologis atau organic dan
merupakan kebutuhan yang didorong oleh motif asli.Contonya : makan, minum,
bernafas. Pada tingkat remaja dan dewasa kebutuhan primer ini dapat bertambah,
yaitu kebutuhan seksual.

2. Kebutuhan sekunder

Kebutuhan sekunder merupakan kebutuhan yang didorong oleh motif yang


dipelajari.Contohnya : kebutuhan untuk mengejar pengetahuan, kebutuhan untuk
mengikuti pola hidup bermasyarakat, kebutuhan akan hiburan,dll. Dalam perkembangan
kehidupan yang semakin kompleks, pemisahan jenis kebutuhan yang didorong oleh motif
asli dan motif-motif yang lain semakin sukar dibedakan.

3. Kebutuhan tersier
Kebutuhan tersier adalah kebutuhan yang dalam pemenuhannya dipenuhi setelah
kebutuhan primer dan sekunder telah terpenuhi. Kebutuhan ini dapat terpenuhi dengan
cara menggunakan barang-barang yang tergolong mewah atau bisa disebut luxe.
kebutuhan tersier ini lebih bersifat prestisius yang memiliki Arti,jika seseorang  dapat
memenuhi kebutuhan ini akan  berpengaruh terhadap terangkatnya gengsi, derajat atau
martabat orang yang memilikinya.Dalam kehidupan sehari-hari kebutuhan tersier
tergolong kebutuhan yang tidak semua orang bisa memenuhinya. Hanya kalangan atas
yang memiliki uang dan kekayaan yang cukup untuk membeli barang-barang mewahlah
yang bisa memenuhi kebutuhan ini, sehingga hanya sebagian kecil orang yang bisa
memenuhinya. Dalam hal ini kebutuhan tersier tidak harus terpenuhi seperti halnya
kebutuhan lainnya dikarenakan kebutuhan ini hanya bersifat sebagai hiburan atau
kesenangan belaka. Sehingga jika tidak terpenuhi juga tidak akan berpengaruh pada
kelangsungan hidup manusia.

Contoh kebutuhan tersier


Setelah pada bagian sebelumnya kita sudah membahas pengertian dari kebutuhan
tersier sekarang kita akan membahas sebagaian contoh dari kebutuhan tersier karena
kebutuhan tersier itu ada banyak sekali. contoh dari kebutuhan tersier bisa simak langsung
yang dibawah ini.
1. Mobil
2. Perhiasan, barang ini akan menambah kesan indahan bagi pemakainya. Namun jika tidak
terpenuhi juga tidak berdampak buruk sama sekali bagi manusia.
3. Komputer, barang ini bisa bersifat sebagai barang untuk hiburan maupun barang untuk
membantu aktifitas lain seperti pekerjaan kantor,tugas sekolah dll. 
4. Mainan, barang ini termasuk sebagai barang yang digunakan sebagai hiburan belaka.
5. Rumah mewah, rumah merupakan salah satu kebutuhan primer, namun bagi sebagian orang
yang tingkat ekonominya tinggi memiliki rumah sederhana saja tidak cukup sehingga mereka
membeli rumah yang mewah.
6. Alat-alat elektronik, barang-barang ini seperti alat pemutar musik, handphone dll
7. Makanan mewah dan sebagainya.

mengarungi kehidupan ini.

1. Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan akan makan, minum, istirahat,seksual, dan


perlindungan diri
2. Kebutuhan psikologi, yaitu kebutuhan untuk memiliki sesuatu, kebutuhan akan cinta
dan kasih saying, kebutuhan akan keyakinan diri dan kebutuhan akan aktualisasi diri.

C. Teori Kebutuhan Individu Pada Umumnya

Kebutuhan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan manusia untuk

mempertahankan hidup serta untuk memperoleh kesejahteraan. Kebutuhan individu

adalah kebutuhan yang dirasakan oleh seseorang dan pemenuhannya dapat dilakukan

secara individu. Misalnya petani membutuhkan cangkul, siswa membutuhkan buku tulis

dan pensil.Setiap individu memiliki kebutuhan karena ia tumbuh dan berkembang untuk

mencapai kondisi fisik dan sosial psikologis yang lebih sempurna dalam kehidupannya.

Dengan adanya berbagai macam dorongan yang ingin di capai manusia,semua itu

mengakibatkan timbulnya kebutuhan yang harus dipenuhi manusia.

Sebagai makhluk psiko-fisik, manusia sejak bayi sudah memiliki kebutuhan-

kebutuhan dasar yaitu kebutuhan fisik dan kebutuhan psikis. Kebutuhan sosial psikologis
seseorang akan semakin lebih banyak dibandingkan kebutuhan fisiknya sejalan dengan

usianya. Secara umum setiap manusia  membutuhkan cinta kasih, penghargaan pribadi,

pemenuhan kebutuhan fisik, pelatihan disiplin dan kesempatan untuk mengembangkan

berbagai aspek kehidupannya.

Individu adalah pribadi utuh dan kompleks.Kekompleksan tersebut dikaitkan


dengan kedudukannya sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Oleh karenanya, di
samping individu harus memahami dirinya, ia juga harus memahami orang lain dan
memahami lingkungan, serta memahami pula bahwa ia adalah makhluk Tuhan. Sebagai
mahkluk psiko-fisis manusia memiliki fisik dan psikologis, dan sebagai mahkluk individu
dan makhluk sosial, manusia mempunyai kebutuhan individu (yang juga dikenal sebagai
kebutuhan pribadi) dan kebutuhan sosial kemasyarakatan.

Dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya menuju ke jenjang


kedewasaan, kebutuhan hidup seseorang mengalami perubahan-perubahan sejalan dengan
tingkat pertumbuhan dan perkembangannya. Kebutuhan sosial psikologis semakin banyak
dibandingkan dengan kebutuhan fisik, karena pengalaman kehidupan sosialnya semakin
luas.Kebutuhan itu timbul disebabkan oleh dorongan-dorongan.Dorongan adalah keadaan
dalam pribadi seseorang yang mendorongnya untuk melakukan suatu perbuatan untuk
mencapai tujuan tertentu.Dorongan dapat berkembang karena kebutuhan psikologis atau
karena tujuan-tujuan kehidupan yang semakin kompleks.Munculnya kebutuhan tersebut
untuk mencapai keseimbangan atau keharmonisan hidup.

Kebutuhan sosial psikologis seorang individu terus mengalami perkembangan


sesuai dengan perkembangan kondisi kehidupannya yang semakin luas dan
kompleks.Freud mengemukakan bahwa sikap dan perilaku manusia didorong oleh faktor
seksual (dorongan seksual) dan teorinya terkenal sebagai teori libido seksual.Ia
mengemukakan bahwa prinsip kenikmatan senantiasa mendasari perkembangan sikap dan
perilaku manusia, dan dengan prinsip itu ia menyatakan bahwa faktor pendorong utama
perilaku manusia adalah dorongan seksual. Semua bentuk perilaku manusia dikaitkan
dengan upaya untuk mencapai kenikmatan atau kepuasan seksual.Dalam pendekatannya
terhadap pembentukan kepribadian, Freud mengemukakan perlunya penyelesaian
pertentangan tersebut dengan pendekatan analisis psikologik, sehingga teori Freud itu
terkenal dengan psikoanalisis. Menurut teori Freud, struktur kepribadian seseorang
berunsurkan tiga komponen utama, yaitu: id, ego, dan superego. Ketiganya merupakan
faktor-faktor penting yang mendorong terbentuknya sikap dan perilaku manusi serta
struktur pribadi. Teori psikoanalisis Freud diawali dengan mengemukakan asumsi bahwa
dorongan utama yang pada hakekatnya berada pada id, senantiasa akan muncul pada
setiap perilaku. Id dikenal sebagai instink pribadi dan merupakan dorongan asli yang
dibawa sejak lahir. Id merupakan sumbe kekuatan instink pribadi yang bekerja atas dasar
prinsip kenikmatan yang pada proses berikutnya akan memunculkan kebutuhan dan
keinginan. Ego adalah komponen kepribadian yang praktis dan rasional; berdasarkan ego-
nya manusia mencari kepuasan atau kenikmatan berdasarkan kenyataan.Jadi ego adalah
komponen pribadi yang mewakili kenyataan (realita), berfungsi menghambat munculnya
dorongan asli (id) secara bebas dalam berbagai bentuk.Dengan demikian tugas ego adalah
menyelaraskan (menyeimbangkan) pertenangan yang terjadi antara id dan tuntutan
sosial.Superego merupakan bagian dari konsep diri, yang di dalamnya terkandung kata
hati yang bekerja sesuai dengan sistem moral dan ideal.

Erickson dalam menyelesaikan pertentangan antara dorongan pribadi dan tuntutan


sosial mengajukan pandangan yang sekaligus merupakan revisi bagi teori
Freud.Pendekatan yang digunakan untuk menyelesaikan pertentangan itu lebih bersifat
sosial dan berorientasi kepada ego.Dalam hal ini, Erickson lebih melihat kepentingan
sosial.Revisi Erickson ini dimaksudkan bahwa kebutuhan-kebutuhan dalam
perkembangan manusi perlu dilihat dari sisi kepentingan sosial.

Rogers juga mengemukakan pendekatan tentang perkembangan pribadi individu.


Dinyatakan bahwa seseorang individu pada hakekatnya mencoba mengekspresikan
kemampuan, potensi, dan bakatnya untuk mencapai tingkat perkembangan pribadi yang
sempurna atau mapan.Rogers menyatakan dalam teorinya bahwa manusia memiliki
kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri.

Menurut Maslow, manusia itu melakukan tindakan atau perbuatannya karena


didorong untuk memenuhi kebutuhan dasar. Kebutuhan dasar itu tersusun secara hierarkis
dari yang terendah ke kebutuhan yang tertinggi, yaitu dimulai dari kebutuhan jasmaniah,
keamanan, cinta-kasih, penghargaan sampai dengan kebutuhan aktualisasi diri.Inti dari
teori Maslow adalah bahwa kebutuhan itu tersusun dalam suatu hirarki.Kebutuhan yang
tertinggi adalah kebutuhan realisasi diri. Lima tingkatan kebutuhan menurut Maslow yaitu
:

1. Kebutuhan Fisiologis.

2. Kebutuhan akan keselamatan dan keamanan.

3. Kebutuhan rasa kemasyarakatan

4. Rasa ingin dihargai.

5. Kebutuhan untuk Mengembangkan diri.

Kelima kebutuhan tersebut di atas saling menunjang dan mengisi pemuasan akan
kebutuhan tersebut akan terasa puas namun selang beberapa lama dirasakan kebutuhan
yang sama lagi. Manusia secara terus menerus melakukan bermacam - macam rangklaian
kegiatan.Lewis menyatakan bahwa kegiatan manusi itu didorong oleh kebutuhan
jasmaniah, psikologis, ekonomi, sosial, politik, penghargaan, dan aktualisasi diri.

Sejak bayi, kehidupan manusia kecil itu perilakunya didominasi oleh kebutuhan-
kebutuhan biologis yakni kebutuhan untuk mempertahankan diri. Kebutuhan ini disebut
deficiency need yaitu kebutuhan untuk pertumbuhan dan memang diperlukan untuk tetap
hidup pada kehidupan di tahun-tahun berikutnya. Kemudian muncul kebutuhan untuk
mengembangkan diri, yang hal ini terjadi karena faktor lingkungan dan faktor belajar;
seperti kebutuhan akan cinta kasih, kebutuhan untuk memiliki (ditandai berkembangnya
“aku” manusi kecil), kebutuhan harga diri, kebutuhan kebebasan, kebutuhan untuk
berhasil, dan munculnya kebutuhan untuk bersaing dengan yang lain. Kebutuhan-
kebutuhan tersebut oleh Murray dinyatakan sebagai need for affliation atau dikenal
dengan n’Aff dan need for achievement sebagai n’Ach. N’Aff ini oleh Rogers and
Maslow dikenal sebagai self actualizing need.Kebutuhan untuk mengaktualisasi diri
ditandai oleh berkembangannya kemampuan mengekspresi diri yaitu menyatakan potensi
yang dimilikinya menjadi lebih efektif dan kompeten.
D. Kebutuhan Peserta Didik Dalam Perkembangannya

Konsep kebutuhan tidak akan terlepas dari konsep motivasi, konsep motivasi
dorongan konsep perilaku serta tujuan. Seseorang yang berbuat dan melakukan sesuatu,
setidaknya karena ada kebutuhan yang hendak dicapai. Misalnya : seorang pelajar yang
memiliki kebutuhan untuk dihargai dan diakui oleh teman-teman sekelasnya, ia akan
melakukan berbagai upaya untuk mencapainya. Yaitu ia mengambil suatu keputusan
untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan merebut kejuaraan kelas dalam ulangan
semester dengan tujuan agar teman-teman sekelasnya memberi penghargaan dan
pengakuan. Kebutuhan sebagai suatu kekurangan di dalam sesuatu (manusia, tumbuhan,
ataupun manusia). Dengan adanya kebutuhan akan penghargaan dan pengakuan, maka
ada upaya tingkah laku untukmencapai tujuan. Dapat di gambarkan dalam sebuah
rangkaian yaitu: Tujuan,Tingakah laku,Kebutuhan,Dorongan

Manusia berusaha memenuhi sustukeseimbangan, apabila tidak seimbang dalam aspek


fisiologis maupun psikologis akan timbul suatu pertimbangan.Secara garis besar,
kebutuhan ada 3 macam :

1. Kebutuhan fisiologis.

Kebutuhan manusia yang menyangkut fisik seperti kebutuhan akan udara,


makanan, cairan, istirahat dan lain-lain. Pemutusan kebutuhan fisiologis hanya menjamin
penyesuaian organisme fisik, namun ada hubungannya juga dengan pemuasan kebutuhan
fisik dan pencapaian penyesuaian psikologis pemuasan kebutuhan fisik dan pencapaian
penyesuaian psikologis.

2. Kebutuhan psikologis.

Sejumlah keperluan psikologis yang pemuasannya bersifat fundamental untuk


penyesuaian. Penyesuaian psikologis menunjukkan suatu rasa aman keseimbangan
mental, ketenagan jiwa, kepuasan diri dan harga diri.

Kebutuhan psikologis ada 6 yaitu :

a. Kebutuhan akan kasih sayang penghargaan sosial.


Anak manusia dilahirkan dalam keadaan lemah, tidak mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dan alamiah sekitarnya. Akibat
ketidakmampuan itu timbullah anak dengan ketergantungan kepada orang lain
sehingga lahirlah kebutuhan akan teman. Kebutuhan ini akan terpenuhi dalam
hubungannya dengan orang tua, anggota keluarga, dan lain-lain. Akibat hubungan
tersebut anak menuntut kasih sayang dan penghargaan. Namun apabila kebutuhan
tersebut dilumpuhkan dengan penilakan, kebencian dan sebagainya anak akan merasa
tidak dihendaki kehadirannya, dan ia akan merasa tidak aman, takut, dan merasa tidak
ada orang yang membantunya dalam menghadapi realitas. Dan anak akan
menampakkan adanya kebencian, permusuhan, kecemasan atau agresivitas. Akan
tetapi, anak yang merasa nyaman akan kasih sayang serta dihargai akan
menampakkan watak yang bahagia, prilaku kasih sayang, dan hubungan yang sehat
dengan orang lain dilingkungannya.

b. Kebutuhan akan rasa aman dan status.

Apabila kebutuhan akan kasih sayang dan dihargai anak terpenuhi, maka
anak akan merasa bahagia dan kebutuhan akan rasa amannya juga terpenuhi.
Perasaan aman ini merupakan pondasi dalam penyesuaian diri terutama sebagai alat
psikologis dalam menghadapi tuntutan dan kesulitan kesulitan yang timbul dalam
kehidupan. Sikap yang baik dari orang tua, pengalaman yang sehat dan berharga,
kesempatan memperoleh prestasi dan pengakuan dapat membentuk keyakinan akan
harga diri. Dan tanpa faktor-faktor tersebut rasa aman dan status tidak dapat
berkembang dan stabilitas mental akan terganggu.

c. Kebutuhan akan perhatian.

Apabila seorang anak mendapatkan perhatian yang kurang dari orang


tuanya, teman-teman, dan orang-orang disekitarnya maka anak tersebut akan
melakukan apapun demi mendapatkan apa yang dia inginkan dan demi mendapatkan
perhatian dari orang-orang disekitarnya tersebut. Karena pada dasarnya setiap anak
atau setiap orang itu butuh diperhatikan dan dengan mereka diperhatikan merekan
akan merasa aman dan bahagia.
d. Kebutuhan akan kebebasan.

Ketika anak keluar dari batas lingkungan keluarga yang sempit untuk
membangun hubungan dengan teman-teman sebayanya, disanalah ia telah mulai
berjuang untuk memperoleh kebebasan.namun, ketika anak mengalami perlindungan
yang terlalu ketat atau disiplin yang terlalu keras, kebutuhan akan kebebasan anak
tersebut akan mengarah kepada konflik, kebingungan, kebencian, perlawanan, dan
sebagainya.

e. Kebutuhan akan prestasi.

Setiap anak pasti memiliki keinginan untuk memperoleh prestasi agar


dapat diakui dan lebih mendapat perhatian dari teman-temannya. Namun, apabila
kebutuhan akan prestasi tidak dapat dicapainya hal tersebut akan menimbulkan rasa
tidak percaya diri anak.

f. Kebutuhan akan pengalaman.

Sebuah pengalaman baru sangat didambakan oleh anak-anak muda masa


kini sebagai sesuatu yang menarik bahkan memberikan kehidupan yang dinamis.
Namun, apabila anak mendapatkan hambatan dari orang tua, maka akan berkembang
prilaku-prilaku yang salah terhadap anak tersebut. Oleh karena itu, kebutiuhan akan
pengalaman harus disalurkan dengan cermat. Dalam hal ini, pendidikan harusnya
memberikan kesempatan yang banyak dan beragam untuk ekspresi dorongan dengan
cara normal. Sehingga pemenuhan kebutuhan ini akan membantu perkembangan
pribadi dan tingkah laku yang wajar dalam pertumbuhan individu.

3. Kebutuhan sosial.

Kebutuhan sosial merupakan faktor yang memberikan pengaruh langsung pada


penyesuaian diri dengan lingkungan atau hubungan sosial antar pribadi.

Kebutuhan sosial yang sangat penting dalam kehidupan individu ada tiga yaitu :

a. Kebutuhan akan partisipasi.


b. Kebutuhan akan pengakuan.

c. Kebutuhan akan penyesuaian

Macam- macam kebutuhan peserta didik yang harus dipenuhi

Banyak kebutuhan peserta didik, di antaranya:

1.   Kebutuhan fisik. Fisik peserta didik mengalami pertumbuhan yang cepat terutama
pada masa pubertas. Kebutuhan biologis, yaitu berupa makan, minum dan istirahat
di mana hal ini menuntut peserta didik untuk memenuhinya.

2.   Kebutuhan sosial. Kebutuhan sosial yaitu kebutuhan yang berhubungan langsung
dengan masyarakat agar peserta didik dapat berinteraksi dengan masyarakat
lingkungannya, seperti diterima oleh teman-temannya secara wajar. Begitu juga
supaya dapat diterima oleh orang yang lebih tinggi dari dia seperti rang tuanya,
guru-gurunya dan pemimpin-pemimpinnya.

3.   Kebutuhan untuk mendapatkan status. Peserta didik terutama pada masa remaja
membutuhkan sesuatu yang menjadikan dirinya berguna bagi masyarakat.
Kebanggaan terhadap diri sendiri, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah maupun
di dalam masyarakat. Peserta didik  juga butuh kebanggaan untuk diterima dan
dikenal sebagai individu yang berarti dalam kelmpok teman sebayanya, karena
penerimaan dan dibanggakan kelompok sangat penting bagi peserta didik dalam
mencari identitas diri dan kemandirian.
4.   Kebutuhan mandiri. Peserta didik pada usia remaja ingin lepas dari batasan-batasan
atau aturan orang tuanya dan mencoba untuk mengarahkan dan mendisiplinkan
dirinya sendiri. Ia ingin bebas dari perlakuan orang tuanya yang terkadang terlalu
berlebihan dan terkesan sering mencampuri urusan mereka yang menurut mereka
bisa diatasi sendiri. Walaupun satu waktu mereka masih menginginkan bantuan
orang tua.

5.   Kebutuhan untuk berprestasi. Kebutuhan untuk berprestasi erat kaitannya dengan
kebutuhan mendapat status dan mandiri. Artinya, dengan terpenuhinya kebutuhan
untuk memiliki status atau penghargaan dan kebutuhan untuk hidup mandiri dapat
membuat peserta didik giat untuk mengejar prestasi.

6.  Kebutuhan ingin disayangi dan dicintai. Rasa ingin disayangi dan dicintai merupakan
kebutuhan yang esensial, karena dengan terpenuhi kebutuhan ini akan
mempengaruhi sikap mental peserta didik.

7.   Kebutuhan untuk curhat. Kebutuhan untuk curhat terutama remaja dimaksudkan
suatu kebutuhan untuk dipahami ide-ide dan permasalahan yang dihadapinya.

8.   Kebutuhan untuk memiliki filsafat hidup. Peserta didik pada usia remaja mulai
tertarik untuk mengetahui tentang kebenaran dan nilai-nilai ideal. Mereka
mempunyai keinginan untuk mengenal apa tujuan hidup dan bagaimana
kebahagiaan itu diperoleh. Karena itu mereka membutuhkan pengetahuan-
pengetahuan yang jelas sebagai suatu filsafat hidup yang memuaskan yang sesuai
dengan nilai-nilai kemanusiaan, sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman dalam

E. Konsekwensi Kebutuhan Peserta Didik yang Tidak Terpenuhi dan Masalah yang
Ditimbul

Pada dasarnya semua peserta didik menghendaki semua kebutuhan-kebutuhannya dapat terpenuhi
secara wajar baik kebutuhan biologis, kebutuhan psikologis, dan kebutuhan sosiologis.
Terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan tersebut secara memadai akan mrndatangkan keseimbangan
dan keutuhan integritas pribadi. Dengan kata lain, semua peserta didik yang kebutuhannya
terpenuhi secara memadai akan memperoleh suatu kepuasan hidup. Dalam garis besarnya
tingkatan cara memenuhi kebutuhan-kebutuhan peserta didik, adalah :
1. Tingkah Laku/Bertindak dengan Cara Refleks
Reflex merupakan suatu cara pemenuhan kebutuhan yang paling sedrhana, secara otomatis, dan
instinktif. Misalnya bernafas untuk memenuhi kebutuhan udara, dll. Cara ini bersifat herediter
yang paling dasar.
2. Tingkah Laku / Bertindak dengan Cara Kebiasaan
Apabila kebutuhan individu tidak dapat terpenuhi dengan cara tingkah laku reflex, maka ia akan
memenuhi dengan cara habitual atau kebiasaan yaitu tingkah laku yang sudah relative tetap dan
seragam pada setiap individu. Misalnya makan, mandi, memakai baju, dan sebagainya.
3. Tingkah Laku / Bertindak dengan Cara Rasional dan Emosional (Belajar)
Hal ini dilakukan apabila individu tidak dapat memenuhi kebutuhannya secara refleks atau
habitual. Misalnya kebutuhan untuk mengembangkan diri, dan sebagainya.

Dalam upaya memenuhi kebutuhan fisiologis, manusia tidak cukup hanya melalui kebiasaan
saj, tetapi harus juga dengan belajar disesuaikan dengan perubahan-perubahan lingkungan dan
alam yang telah terjadi. Kebutuhan-kebutuhan yang dikemukakan oleh Maslow dapat ditingkatkan
melalui belajar. Kebutuhan dapat terpenuhi dengan cara belajar terus-menerus melalui sejumlah
sarana dan prasarana. Apabila kebutuhan-kebutuhan tesebut tidak juga terpenuhi melalui belajar,
maka konsekuensinya atau akibatnya adalah timbulnya frustasi. Dimana keadaan batin individu
yang tidak dapat terpuaskan karena adanya suatu rintangan dan individu tersebut merasa sangat
kecewa.
F. Usaha Pemenuhan Kebutuhan Peserta Didik dan Implikasinya dalam Penyelenggaraan
Pendidikan

Pemenuhan kebutuhan fisik atau organic merupakan tugas pokok. Kebutuhan ini
harus dipenuhi, karena hal ini merupakan kebutuhan untuk mempertahankan
kehidupannya agar tetap tegar. Tidak berbeda dengan pemenuhan kebutuhan serupa di
masa perkembangan sebelumnya, kebutuhan ini sangat dipengaruhi oleh faktor ekonomi,
terutama ekonomi keluarga. Akibat tidak terpenuhinya kebutuhan fisik ini akan sangat
bepengaruh terhadap pembentukan pribadi dan perkembangan psikososial seorang
individu. Menghadapi kebutuhan ini latihan kebersihan, hidup teratur dan sehat sangat
perlu ditanamkan oleh orang tua, sekolah, dan lingkungan masyarakat kepada anak-anak
dan para remaja. Realisasi hal ini di sekolah adalah pendidikan kesehatan, pendidikan
jasmani, dan penntingnya usaha kesehatan sekolah(UKS). 

    Khusus kebutuhan seksual, yang hal ini juga merupakan kebutuhan fisik remaja,
usaha pemenugannya harus mengapat perhatian khusus dari orang tua, terutama ibu.
Sekalipun kebutuhan seksual merupakan bagian dari kebutuhan fisik, namun hal ini
menyangkut faktor lain untuk diperhatikan dalam pemenuhannya. Orang tua harus cukup
tanggap dan waspada serta secara dini menjelaskan dan memberikan penggertian arti dan
fungsi kehidupan seksual bagi remaja (terutama wanita) dan arti seksual dalam kehidupan
secara luas. Pemenuhan kebutuhan dan dorongan seksual pada remaja, di mana pada saat
itu mereka telah menyadari akan adanya norma agama, sosial, dan hukum, maka banyak
dilakukan secara diam-diam aktivitas onani atau masturbasi.
      Pendidikan seksual di sekolah dan terutama di dalam keluarga harus
mendapatkan perhatian. Program bimbingan keluarga, dan bimbingan perkawinan dapat
dilakukan secara periodik oleh setiap organisasi ibu-ibu dan organisasi wanita pada
umumnya. Sekolah sekali-kali perlu mendatangkan ahli atau dokter untuk memberikan
ceramah-penjelasan tentang masalah-masalah remaja, khususnya masalah seksual.
Untuk mengembangkan kemampuan hidup bermasyarakat dan mengenalkan
berbagai norma sosial, amat penting dikembangkan kelompok-kelompok remaja untuk
berbagai urusan, seperti kelompok olahraga, kelompok seni dan musik, kelompok
koperasi, kelompok belajar, dan semacamnya. Pada kesempatan sekolah
menyelenggarakan acara-acara tertentu seperti malam pertemuan atau perpisahan sekolah,
ada baiknya anak-anak ditugasi untuk ikut mengurus atau dimasukkan sebagai panitia
penyelenggara.
Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah, guru hendaknya selalu sensitif
terhadap kebutuhan para siswa (remaja) dan berusaha memahaminya sebaik mungkin.
Untuk itu guru perlu memperhatikan aspek berikut :
 Mempelajari kebutuhan remaja melalui berbagai pendapat orang dewasa;
 Mengadakan angket yang ditujukan kepada para remaja untuk mengetahui
masalah–masalah yang sedang mereka hadapi;
 Bersikap sensitif terhadap kebutuhan yang tiba–tiba muncul dari siswa yang berada di
bawah bimbingannya.

Berikut ini beberapa kemungkinan yang bisa dilakukan di sekolah dalam mengaplikasikan
teori kebutuhan Maslow:
1.        Pemenuhan Kebutuhan Fisiologis :
 Menyediakan program makan siang yang murah atau bahkan gratis.
 Menyediakan ruangan kelas dengan kapasitas yang memadai dan temperatur yang tepat.
 Menyediakan kamar mandi/toilet dalam jumlah yang seimbang.
 Menyediakan ruangan dan lahan untuk istirahat bagi siswa yang representatif.
2.        Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman:
 Sikap guru: menyenangkan, mampu menunjukkan penerimaan terhadap siswanya, dan tidak
menunjukkan ancaman atau bersifat menghakimi.
 Adanya ekspektasi yang konsisten.
 Mengendalikan perilaku siswa di kelas/sekolah dengan menerapkan sistem pendisiplinan
siswa secara adil.
 Lebih banyak memberikan penguatan perilaku (reinforcement) melalui pujian/ganjaran atas
segala perilaku positif siswa dari pada pemberian hukuman atas perilaku negatif siswa.
3.        Pemenuhan Kebutuhan Kasih Sayang atau Penerimaan:
 Hubungan Guru dengan Siswa :
 Guru dapat menampilkan ciri-ciri kepribadian: empatik, peduli dan interes terhadap siswa,
sabar, adil, terbuka serta dapat menjadi pendengar yang baik.
 Guru dapat menerapkan pembelajaran individu dan dapat memahami siswanya (kebutuhan,
potensi, minat, karakteristik kepribadian dan latar belakangnya).
 Guru lebih banyak memberikan komentar dan umpan balik yang positif dari pada yang
negatif.
 Guru dapat menghargai dan menghormati setiap pemikiran, pendapat dan keputusan setiap
siswanya.
 Guru dapat menjadi penolong yang bisa diandalkan dan memberikan kepercayaan terhadap
siswanya.

 Hubungan Siswa dengan Siswa :


 Sekolah mengembangkan situasi yang memungkinkan terciptanya kerja sama mutualistik
dan saling percaya diantara siswa.
 Sekolah dapat menyelenggarakan class meeting, melalui berbagai forum, seperti olah raga
atau kesenian.
 Sekolah mengembangkan diskusi kelas yang tidak hanya untuk kepentingan
pembelajaran.
 Sekolah mengembangkan tutor sebaya.
 Sekolah mengembangkan bentuk-bentuk ekstra kurikuler yang beragam.
4.        Pemenuhan Kebutuhan Harga Diri:
 Mengembangkan Harga Diri Siswa
 Mengembangkan pengetahuan baru berdasarkan latar pengetahuan yang dimiliki
siswanya.
 Mengembangkan sistem pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
 Memfokuskan pada kekuatan dan aset yang dimiliki setiap siswa.
 Mengembangkan strategi pembelajaran yang bervariasi.
 Selalu siap memberikan bantuan apabila para siswa mengalami kesulitan.
 Melibatkan seluruh siswa di kelas untuk berpartisipasi dan bertanggung jawab.
 Ketika harus mendisiplinkan siswa, sedapat mungkin dilakukan secara pribadi, tidak di
depan umum.

 Penghargaan dari pihak lain


 Mengembangkan iklim kelas dan pembelajaran kooperatif dimana setiap siswa dapat
saling menghormati dan mempercayai, tidak saling mencemoohkan.
 Mengembangkan program “star of the week”.
 Mengembangkan program penghargaan atas pekerjaan, usaha dan prestasi yang diperoleh
siswa.
 Mengembangkan kurikulum yang dapat mengantarkan setiap siswa untuk memiliki sikap
empatik dan menjadi pendengar yang baik.
 Berusaha melibatkan para siswa dalam setiap pengambilan keputusan yang terkait dengan
kepentingan para siswa itu sendiri.
5.        Pengetahuan dan Pemahaman
 Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengeksplorasi bidang-bidang
yang ingin diketahuinya.
 Menyediakan pembelajaran yang memberikan tantangan intelektual melalui
pendekatan discovery-inquiry.
 Menyediakan topik-topik pembelajaran dengan sudut pandang yang beragam.
 Menyediakan kesempatan kepada para siswa untuk berfikir kritis dan berdiskusi.
6.        Estetik
 Menata ruangan kelas secara rapi dan menarik.
 Menempelkan hal-hal yang menarik dalam dinding ruangan, termasuk di dalamnya
memampangkan karya-karya seni siswa yang dianggap menarik.
 Ruangan dicat dengan warna-warna yang menyenangkan.
 Memelihara sarana dan prasarana yang ada di sekeliling sekolah.
 Ruangan yang bersih dan wangi.
 Tersedia taman kelas dan sekolah yang tertata indah.
7.      Pemenuhan Kebutuhan Akatualisasi Diri
 Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk melakukan yang terbaik bagi
dirinya.
 Memberikan kebebasan kepada siswa untuk menggali dan menjelajah kemampuan
dan potensi yang dimilikinya.
 Menciptakan pembelajaran yang bermakna dikaitkan dengan kehidupan nyata.
 Perencanaan dan proses pembelajaran yang melibatkan aktivitas meta kognitif siswa.
 Melibatkan siswa dalam proyek atau kegiatan “self expressive” dan kreatif.

Prinsipnya setiap tingkah laku adalah realisasi dari usaha pemenuhan suatu kebutuhan.
Siapa tututan pemenuhan kebutuhan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

1. Kebutuhan yang menuntut pemenuhannya dari teman sebaya (peer-group)


2. Kebutuhan yang menuntut pemenuhannya dari orang tua/pendidik

Implikasi tugas-tugas perkembangan peserta didik dalam penyelenggaraan pendidikan


yaitu dengan cara:

1. Sekolah dan perguruan tinggi perlu memberikan kesempatan melaksanakan


kegiatan-kegiatan non akademik melalui sebuah perkumpulan. Misalnya
perkumpulan seni

2. Bila terdapat seorang pria dan wanita yang berprilaku tidak sesuai dengan jenis
klaminnya maka perlu dibimbing melalui bimbingan dan konseling, demikian
juga dengan seorang wanita yang lebih mementingkan karir hendaknya sekolah
turut membantunya agar mereka mampu menerima perannya sebagai wanita.

3. Siswa yan lambat perkkembangan jasmaninya diberi kesempatan berlomba dalam


kegiatan kelompoknya sendiri

4. Pemberian bantuan kepada siswa untuk memilih lapangan pekerjaan yang


diminatinya sesuai dengan sistem yang dianutnya.

Implikasi Perkembangan Intelek Remaja terhadap Penyelenggaraan Pendidikan


Piaget menyebutkan bahwa sebagian besar remaja mampu memahami dan mengkaji
konsep-konsep abstrak dalam batas-batas tertentu. Menurut Bruner, siswa usia remaja ini
dapat menggunakan bentuk-bentuk simbol dengan cara yang canggih. Guru dapat
membantu mereka dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses (discover
approach) dengan memberi penekanan pada penguasaan konsep-konsep abstrak.
Karena siswa pada usia remaja ini masih dalam proses penyempurnaan penalaran, guru
hendaknya tidak menganggap bahwa mereka berpikir dengan cara yang sama dengan
guru. Untuk itu, guru perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengadakan
diskusi secara baik serta memberikab tugas-tugas penulisan makalah. Dalam hal ini, guru
hendaknya mengamati kecenderungan-kecenderungan remaja untuk melibatkan diri
dalam hal-hal yang tidak tergali. Cara yang baik dalam mengatasi bentuk-bentuk
pemikiran yang belum matang ialah membantu siswa menyadari bahwa mereka telah
melupakan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Namun, bila permasalahan tersebut
merupakan masalah kompleks dengan bobot emosi yang cukup dalam, hal itu bukan tugas
yang mudah

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kebutuhan merupakan suatu keperluan asasi yang harus dipenuhi untuk


mencapai keseimbangan organisme.dimana kebutuhan mencerminkan adanya
perasaan kekurangan dalam diri manusia itu sendiri yang selalu ingin mereka
penuhi. Secara umum kebutuhan itu dapat dibagi menjadi dua , yaitu kebutuhan
primer dan kebutuhan skunder. Dalam dalam dunia pendidikan, kebutuhan dari
peserta didik itu dibagi menjadi tiga, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan
psikologis dan kebutuhan sosial. Dimana jika semua kebutuhan itu tidak dapat
terpenuhi atau dicapai oeleh seorang peserta didik akan menyebabkan rasa frustasi
dan tidak percaya diri pada peserta didik tersebut. Upaya dalam mengatasinya
adalah dengan cara menambahkan peran dari orang tua da teman teman
sebayanya.

B. Saran

Kita sebagai calon seorang pendidik harus memiliki prilaku yang baik
kepada peserta didik kita kelak agar semua kebutuhan-kebutuhan dalam
pendidikannya dapat mereka capai dengan baik. Dan bagi para pendidik pendidik
yang kini telah resmi menjadi pendidik disekolah- sekolah maupun universitas
agar tidak membedaka-bedakan peserta didik yang satu dengan yang lain, peserta
didik yang berprestasi maupun tidak , karena hal tersebut dapat berpengaruh
terhadap mental dari seorang peserta didik tersebut.
Daftar Pustaka

Fitriasih, Riski Eka.2013.Kebutuhan dan Tugas Perkembangan Peserta Didik (online)

(https://ekarizkifitriasih.wordpress.com/kebutuhan-dan-tugas-perkembangan-peserta-
didik/) diakses 02 Maret 2018

Fatimah,Enung.2010.Psikologi Perkembangan(Perkembangan Pesetra Didik).


Bandung:CV PUSTAKA SETIA

Anda mungkin juga menyukai