OLEH :
KELOMPOK II
Segala puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT serta
shalawat dan salam kami sampaikan hanya bagi tokoh dan teladan kita Nabi
Muhammad SAW. Diantara sekian banyak nikmat Allah SWT yang membawa
kita dari masa kegelapan ke dimensi terang yang memberi hikmah dan yang
paling bermanfaat bagi seluruh umat manusia, sehingga oleh karena-Nya saya
dapat menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Fiqih Kontemporer ini dengan baik
dan tepat waktu.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Makalah ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh Dosen pada Mata Kuliah Fiqih
Kontemporer. Dalam proses penyusunan tugas ini penulis menjumpai hambatan,
namun berkat dukungan materil dari berbagai pihak dan keinginan kuat saya,
akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu, oleh karena
itu melalui kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan
setinggi-tingginya kepada semua pihak terkait yang telah membantu
terselesaikannya tugas ini.
Segala sesuatu yang salah datangnya hanya dari manusia dan seluruh hal
yang benar datangnya hanya dari agama berkat adanya nikmat iman dari Allah
SWT, meski begitu tentu tugas ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu
segala saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi perbaikan pada tugas selanjutnya. Besar harapan penulis semoga
Makalah ini bermanfaat khususnya bagi saya dan bagi pembaca lain pada
umumnya.
Manna, Maret 2023
Penulis
KELOMPOK II
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar isi ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Bank ASI 3
B. Radha’ah 5
C. Hukum mendirikan Bank ASI 8
D. Sejarah Bank Sperma 10
E. Hukum mendirikan Bank Sperma 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 14
DAFTAR PUSTAKA
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang terbaik bagi bayi,
karena pengolahannya telah berjalan secara alami dalam tubuh si ibu. Sebelum
anak lahir, makanannya telah disiapkan lebih dahulu, sehingga begitu anak itu
lahir, air susu ibu telah siap untuk dimanfaatkan. Demikian kasih sayang Allah
terhadap makhluk-Nya. Namun demikian ada banyak kaum ibu pada saat ini
yang tidak dapat memberikan ASI kepada anaknya dengan berbagai alasan
seperti ASI-nya tidak keluar, alasan kesehatan serta karena waktunya tersita
untuk bekerja, maka muncullah gagasan untuk mendirikan Bank ASI untuk
memenuhi kebutuhan ASI balita yang ibunya tidak bisa menyusui anaknya
secara langsung.
Selanjutnya perlu diketahui bahwa tujuan perkawinan, diantaranya
adalah untuk melanjutkan keturunan dan menentramkan jiwa. Namun demikian
kadang-kadang keturunan tidak diperoleh karena adakalanya si suami mandul
(tidak subur), sedang suami istri menginginkan anak, sehingga tidak tercipta
suasana jiwa keluarga yang tenang dan tenteram, karena tidak ada anak sebagai
penghibur hati. Berdasarkan keadaan tersebut ada orang yang berupaya untuk
mendapatkan anak dengan jalan mengangkat atau memungut anak, melakukan
inseminasi sperma, dan adakalanya dengan jalan menerima sperma dari donor
yang telah tersimpan pada Bank Sperma. Maka dari itu, dalam makalah ini
akan dibahas seputar bank asi dan sperma beserta permasalahannya menurut
hukum Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah berdirinya bank asi ?
2. Bagaimana konsep radha’ah menurut hukum Islam ?
3. Bagaimana hukum mendirikan bank asi ?
4. Bagaimana sejarah bank sperma ?
5. Bagaimana hukum mendirikan bank sperma?
1
2
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya bank asi
2. Untuk mengetahui konsep radha’ah menurut hukum Islam
3. Untuk mengetahui hukum mendirikan bank asi
4. Untuk mengetahui sejarah bank sperma
5. Untuk mengetahui hukum mendirikan bank sperma
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
B. Radha’ah
Berdasarkan pembacaan terhadap berbagai karya hukum Islam
klasik, tampak bahwa persoalan bank ASI belum ditemukan pembahasannya.
Hal itu menunjukkan bahwa persoalan bank ASI tidak diatur secara langsung
oleh nash. Persoalan-persoalan yang terkait dengan bank ASI dapat ditemukan
dalam hukum-hukum lain. Persoalan-persoalan tersebut adalah persoalan
radla’ah.
Radha'ah, radha', irdha' penyusuan/menyusui (bahasa Arab, اعةFF)رض
adalah sampainya, masuknya air susu manusia (perempuan) selain ibu kandung
ke dalam perut seorang anak yang belum berusia dua tahun, atau 24 bulan.
Secara etimologis, radha'ah adalah sebuah istilah bagi isapan susu, baik isapan
susu manusia maupun susu binatang. Penyusuan memiliki konsekuensi hukum
mahram antara anak dan perempuan yang menyusui dan anak-anaknya di mana
antara saudara sesusuan tidak boleh menikah begitu juga dengan ibu
5
Noraida Ramli, Nor Roshidah Ibrahim, “Human Milk Banks: The Benefits and Issues in
an Islamic Setting pdf 163-167.
6
تِ ت ااْل ُ ْخ ُ خ َوبَ ٰن ِ َ ت ااْل ُ ت َعلَ ْي ُك ْم اُ َّم ٰهتُ ُك ْم َوبَ ٰنتُ ُك ْم َواَخ َٰوتُ ُك ْم َو َع ٰ ّمتُ ُك ْم َو ٰخ ٰلتُ ُك ْم َوبَ ٰن ْ حُرِّ َم
ا ِٕىبُ ُك ُم ٰالّتِ ْيFۤ Fَ ۤا ِٕى ُك ْم َو َربF ت نِ َسُ ا َع ِة َواُ َّم ٰهF َّضَ ض ْعنَ ُك ْم َواَخ َٰوتُ ُك ْم ِّمنَ الر
ٰ
َ َْواُ َّم ٰهتُ ُك ُم الّتِ ْٓي اَر
ا َحFFَوْ ا َدخ َْلتُ ْم بِ ِه َّن فَاَل ُجنFFُا ِ ْن لَّ ْم تَ ُكوْ نF ََخَلتُ ْم بِ ِه ۖ َّن ف ْ ۤا ِٕى ُك ُم ٰالّتِ ْي دF وْ ِر ُك ْم ِّم ْن نِّ َسFFفِ ْي ُح ُج
ْدF َا قFFوْ ا بَ ْينَ ااْل ُ ْختَ ْي ِن اِاَّل َمFFاَل بِ ُك ۙ ْم َواَ ْن تَجْ َم ُعF ص ْ ََعلَ ْي ُك ْم ۖ َو َحاَل ۤ ِٕى ُل اَ ْبن َۤا ِٕى ُك ُم الَّ ِذ ْينَ ِم ْن ا
َسلَفَ ۗ اِ َّن هّٰللا َ َكانَ َغفُوْ رًا َّر ِح ْي ًما ۔
Artinya : "Diharamkan atas kamu (menikahi) ibu-ibumu, anak-anakmu yang
perempuan, saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara
ayahmu yang perempuan, saudara-saudara ibumu yang perempuan,
anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki,
anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan,
ibu-ibumu yang menyusui kamu, saudara-saudara perempuanmu
sesusuan, ibu-ibu istrimu (mertua), anak-anak perempuan dari
istrimu (anak tiri) yang dalam pemeliharaanmu dari istri yang telah
kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan istrimu itu
(dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu
(menikahinya), (dan diharamkan bagimu) istri-istri anak kandungmu
(menantu), dan (diharamkan) mengumpulkan (dalam pernikahan)
6
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah terj. Moh Talib, (Bandung: Al Ma’arif, 1990), 99
7
7
Ibid; 100
8
Muhammad Jawad Mughniyah, Fikih Lima Madzhab terj. Masykur A.B. dkk,
( Jakarta:Lentera, 2013), 340
8
ح َ ب ا ْل َم
ِ ِ ص ال َّ َد ْف ُع ال
ِ ض َرا ِر اَ ْولَى ِمنْ َج ْل
Menolak kemadharatan lebih utama dari pada menarik kemaslahatan.
antara bayi dan ibu susu memilki ikatan yang diharamkan nikah, mereka
mengatakan bahwa jika si bayi hanya menyusu kurang dari lima kali
susuan maka tidaklah membawa pengaruh di dalam hubungan darah.
15
. Jurnal Al-Insan Edisi 1 Tahun 1, Al-Qur’an dan Serangan Orientalis , (Depok; Gema
Insani, 2005), 138
16
. Jurnal Al-Insan Nomor 3 Volume 2, Wanita dan Keluarga Citra Sebuah Peradaban,
(Jakarta; Lembaga Kajian dan Pengembangan Al Isnan, 2006), 12
17
. M Ali Hasan, Masail Fiqhiayah Al-Haditsah, (Jakarta; PT Raja Grafindo Persada,
1998),164
11
manusia dalam keadaan subur hingga 10 tahun18, akan tetapi timbul berbagai
permasalahan yang mengakibatkan hukum anak tersebut, dalam hal waris,
pewalian dan lainnya.
ُ اسٌ لَّه َُّن ۗ َعلِ َم ٱهَّللFFَث ِإلَ ٰى نِ َسٓاِئ ُك ْم ۚ هُ َّن لِبَاسٌ لَّ ُك ْم َوَأنتُ ْم لِبُ َُأ ِح َّل لَ ُك ْم لَ ْيلَةَ ٱلصِّ يَ ِام ٱل َّرف
اFFوا َمF ۟ Fرُوهُ َّن َوٱ ْبتَ ُغFا عَن ُك ْم ۖ فَ ْٱلَٰٔـنَ ٰبَ ِشFFََاب َعلَ ْي ُك ْم َو َعف
َ َأنَّ ُك ْم ُكنتُ ْم ت َْختَانُونَ َأنفُ َس ُك ْم فَت
َو ِدF ِط ٱَأْل ْسFطُ ٱَأْل ْبيَضُ ِمنَ ْٱلخَ ْيFُوا َحتَّ ٰى يَتَبَيَّنَ لَ ُك ُم ْٱلخَ ْي ۟ وا َوٱ ْش َرب ۟ َُب ٱهَّلل ُ لَ ُك ْم ۚ َو ُكل
َ َكت
ۗ ِج ِدFونَ فِى ْٱل َم ٰ َسFFُرُوهُ َّن َوَأنتُ ْم ٰ َع ِكفFوا ٱلصِّ يَا َم ِإلَى ٱلَّ ْي ِل ۚ َواَل تُ ٰبَ ِش ۟ ِمنَ ْٱلفَجْ ر ۖ ثُ َّم َأتِ ُّم
ِ
َاس لَ َعلَّهُ ْم يَتَّقُون ٰ َ تِ ْل
ِ َّك ُح ُدو ُد ٱهَّلل ِ فَاَل تَ ْق َربُوهَا ۗ َك َذلِكَ يُبَي ُِّن ٱهَّلل ُ َءا ٰيَتِ ِهۦ لِلن
18
. Supardan, Ilmu, Teknologi dan Etika, (Jakarta; Gunung Mulia, 1996), 23
19
. Yusuf Qardawi, Membangun Masyarakat Baru, (Jakarta; Gema Insani, 1997), 72/74
12
Artinya : Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur
dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan
kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui
bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah
mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang
campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah
untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih
dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu
sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka
itu, sedang kamu beri'tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah,
maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka
bertakwa.
20
. M Ali Hasan, Masail Fiqhiayah Al-Haditsah, 164
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
1. Bank ASI pada awalnya berkembang di wilayah Amerika Utara, yaitu
Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada. Asosiasi Bank ASI telah berdiri
pada tahun 1985 dengan nama The Human Milk Bank-ing Association of
North America (HMBANA). Namun sebelum berkembang di daerah
Amerika Utara, Bank ASI ini lebih dahulu muncul di wilayah Wina Austria
pada Tahun 1909 dan kemudian merambah ke Jerman dan Boston Amerika
sepuluh tahun kemudian, kini telah berkembang di ke berbagai Negara. Hingga
tahun 2009 ini tercatat 38 negara telah mengembangkan Bank ASI dengan lebih
dari 300 Bank ASI.
2. Mengenai konsep Radha’ah dalam hukum Islam, para ulama sepakat bahwa setiap
wanita yang haram dikawini karena hubungan nasab, haram pula dikawini
karena hubungan persusuan, ini sesuai hadist :
Apa yang diharamkan karena susuan sama dengan apa yang diharamkan
karena nasab.
3. Pada hakikatnya didirikannya Bank ASI dapat menimbulkan rusaknya
pernikahan yang disebabkan kawinnya orang sesusuan dan hal tersebut tidak
dapat diketahui jika antara lelaki dan wanita meminum ASI yang dijual
bank ASI tersebut. Mengenai hukumnya ulama berbeda pendapat,
berdasarkan kaidah ushul fiqh, maka Bank ASI tidak diperbolehkan, sedang
salah satu ulama kontemporer yakni Dr. Yusuf al-Qardhawi membolehkan
adanya Bank ASI.
4. Sejarah adanya Bank Sperma diawali oleh Dr. Robert Graham, jutawan
California yang menyediakan sperma-sperma unggul dari peraih “Nobel” di
dunia sehingga anak yang dihasilkan dari seorang wanita dapat kecerdasan
di atas rata-rata, dengan demikian seorang wanita tidak perlu menikah guna
mendaptkan anak yang mempunyai kecerdasan di atas rata-rata dan dengan
bebas menggunakan jasa Bank Sperma. Untuk kemudian Bank Sperma ini
14
15
Ahwan Fanani. Bank Air Susu Ibu dalam tinjauan Hukum Islam. Jurnal IAIN
Walisongo Semarang. pdf..
Cholil Uman. 2000. Agama Menjawab Tentang Berbagai Masalah Abad Modern
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada).
Jurnal Al-Insan Edisi 1 Tahun 1. 2005. Al-Qur’an dan Serangan Orientalis.
(Depok: Gema Insani).
Jurnal Al-Insan Nomor 3 Volume 2. 2006. Wanita dan Keluarga Citra Sebuah
Peradaban. (Jakarta: Lembaga Kajian dan Pengembangan Al Isnan.
M Ali Hasan. 1998. Masail Fiqhiayah Al-Haditsah. (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada).
Mahjuddin. 2003. Masailul Fiqhiyah : Berbagai Kasus yang Dihadapi Hukum
Islam Masa Kini, Cet. V. (Jakarta: Kalam Mulia).
Masjfuk, Zuhdi. 2000. Masail Fiqhiyah : Kapita Selekta Hukum Islam, Cet. XI.
(Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada).
Muhammad Abdurrahman ad Dimasyqi. 2013. Fiqih Empat Madhab terj.
Abdullah Zaki Alkaf. (Bandung : Hasyimi)
Muhammad Jawad Mughniyah. 2013. Fikih Lima Madzhab terj. Masykur A.B.
dkk. (Jakarta : Lentera).
Noraida Ramli, Nor Roshidah Ibrahim, “Human Milk Banks : The Benefits and
Issues in an Islamic Setting
Sayyid Sabiq. 1990. Fikih Sunnah terj. Moh Talib. (Bandung: Al Ma’arif).
Supardan. 1996. Ilmu, Teknologi, dan Etika. (Jakarta : Gunung Mulia).
Yusuf Qardawi. 1997. Membangun Masyarakat Baru. (Jakarta: Gema Insani).