Anda di halaman 1dari 25

HUKUM BANK ASI, BANK SPERMA DAN

ONANI DALAM ISLAM

KELOMPOK 5
PAI-E
KELOMPOK 5

• Santi Susanti (10030118173)

• Muhammad Iqbal P (10030118176

• Ezra Ramadhaniansyah (10030118188)

• Lim Rohimah (10030119075)


Pembahasan

1. Bagaimana sejarah berdirinya bank asi?


2. Bagaimana konsep radha’ah menurut hukum Islam?
3. Bagaimana prosedur pendonoran dan pengambilan susu
di bank asi ?
4. Bagaimana hukum mendirikan bank asi?
5. Bagaimana sejarah bank sperma?
6. Bagaimana hukum mendirikan bank sperma ?
7. Apa hukum onani atau masturbasi ?
01

01 02

Sejarah 03

04

Bank Asi 05

06
Sejarah bank asi 01

02
Istilah Bank ASI (Human Milk Bank) mengacu kepada sistem penyediaan ASI
bagi bayi yang prematur maupun tidak prematur yang ibunya tidak memiliki
ASI cukup atau tidak bisa menusui karena satu alasan. 03

Bank ASI mengalami perkembangan diwilayah Amerika Utara, yaitu Amerika


Serikat, Meksiko, dan Kanada pada pertangan 1985 dengan berdirinya The 04
Human Milk Banking Associaton of North America (HMBANA).

Praktek bank ASI saat ini terus mengalami perkembangan di berbagai negara. 05
Bank ASI yang awalnya muncul di Wina, Austria pada tahun 1909 dan
kemudian merambah ke Jerman dan Boston Amerika sepuluh tahun
kemudian, kini telah berkembang di berbagai negara. 06
01
Di Indonesia sendiri, donor ASI mulai familiar terdengar pada awal tahun 2008, namun sebenarnya donor ASI
sudah mulai dikenal tahun 2007. namun donor ASI di Indonesia memerlukan proses yang cukup rumit karena 02
disebabkan dengan banyak faktor, seperti keluarga, tradisi, juga agama. Banyak proses yang harus dilalui jika
akan memperoleh donor ASI maupun akan mendonorkan ASI-nya. 03

Sedangkan menurut seluruh madzhab sepakat tentang sahihnya hadits yang berbunyi :
04
‫حيرم من الر ضا ع ما حيرم من النسب‬
05
“Apa yang diharamkan karena susuan sama dengan apa yang diharamkan karena nasab.”
 
Berdasarkan hadits ini, maka setiap wanita yang haram dikawini karena hubungan nasab, haram pula dikawini 06

karena hubungan persusuan. Yang haram karena nasab: Ibu, anak perempuan, saudara perempuan, saudara
perempuan, bibi dari aah, bibi dari ibu, anak perempuan dari saudara laki-laki dan anak perempuan dari
saudara perempuan.
01
Menurut Pendapat Mahzab
02
Akan tetapi terdapat perbedaan pendapat tentang jumlah susuan yang menyebabkan
keharaman untuk dikawini, dan tentang syarat yang ada pada orang yang disusui dan yang
menyusui. 03

a. Imamiyah mensyaratkan bahwa air susu yang diberikan kepada anak susuan haruslah 04
dihasilkan dari hubungan yang sah.
b. Hanafi dan Maliki mengatakan bahwa sekali susuan saja dapat menyebabkan hubungan
kemahraman. Sedangkan Syafi’i berpendapat lima kali susuan. Hanbali, diperoleh dari 05
beberapa riwayat, yaitu lima, tiga, dan sekali susuan.
c. Para Imam madzhab sepakat bahwa laki- laki yang mempunyai payudara, lalu disusui
oleh bayi, maka tidak menjadikan muhrim. Mereka juga sepakat tentang haramnya 06
menghirup susu ke hidung dan menuangkannya ke dalam kerongkongan.
d. Para Imam madzhab sepakat bahwa laki- laki yang mempunyai payudara, lalu disusui
oleh bayi, maka tidak menjadikan muhrim. Mereka juga sepakat tentang haramnya
menghirup susu ke hidung dan menuangkannya ke dalam kerongkongan.
01

Prosedur Pendonoran dan Pengambilan Susu di Bank ASI


02
Dalam prosedur pendonoran dan pengambilan susu di Bank ASI untuk Negara-negara muslim:

1. Sebaiknya hanya satu donor untuk satu anak. 03


2. Seharusnya tidak ada pencampuran susu pendonor.
3. Semua susu donor harus diberi label yang memungkinkan teridentifikasinya pendor
4. Adanya pengungkapan identitas pendonor kepada pihak penerima dan keluarganya. Kedua 04
pihak harus menyetujui pengunggakapan tersebut.
5. Nama, alamat, nomor kartu identitas pendonor sebaiknya dimasukkan pad akte kelahiran
anak penerima donor. 05
6. Di bentuknya program yang menguntungkan bayi premature, dimana setiap ibu harus
dibuat agar bertanggung jawab untuk dapat memproduksi susu mereka sendiri sesegera
mungkin agar jumlah pendonor dapat dibatasi. 06
7. Penerima donor ASI hanya untuk anak yang ibunya mengalami kontraindikasi medis untuk
menyusui atau anak dengan ibu yang meninggal.
8. Jika beberapa ibu pendonor hanya memiliki anak-anak dari satu jenis kelamin, maka susu
bisa disediakan untuk pihak penerima dari jenis kelamin yang sama
.
Hukum mendirikan bank asi
01
kebolehan menjual ASI itu ada kemungkaran karena bisa menimbulkan rusaknya pernikahan yang disebabkan
kawinnya orang sesusuan dan hal tersebut tidak dapat diketahui jika antara lelaki dan wanita meminum ASI
02
yang dijual bank ASI tersebut.
Namun, ada juga yang berpendapat bahwa menjual ASI tersebut membawa manfaat bagi manusia yaitu
tercukupinya gizi bagi bayi karena kita melihat bahwa banyak bayi yang tidak memperoleh ASI yang cukup baik
03
karena kesibukan sang ibu ataupun karena penyakit yang diderita ibu tersebut.

ketiadaan ASI bagi seorang bayi adalah suatu kemudaratan, maka memberi bayi dengan ASI yang dijual di bank
04
ASI adalah kemudaratan pula. Maka apa yang tersisa dari bertemunya kemudaratan kecuali kemudaratan.

Sebagian ulama kontemporer membolehkan pendirian bank ASI ini, diantara mereka adalah Dr. Yusuf al-
Qardhawi. Mereka beralasan :
05

a. Bahwa kata kata radha'(menyusui) di dalam bahasa Arab bermakna menghisap puting payudara dan
meminum ASI-nya. 06
b. Yang menimbulkan adanya saudara sesusu adalah sifat "keibuan", yang ditegaskan Al-Qur'an itu tidak
terbentuk semata-mata diambilkan air susunya, tetapi karena menghisap teteknya dan selalu lekat padanya
sehingga melahirkan kasih sayang si ibu dan ketergantungan si anak .
c. Alasan yang dikemukakan oleh beberapa madzhab dimana mereka memberi ketentuan berapa kali
penyusuan terhadap seseorang sehingga antara bayi dan ibu susu memilki ikatan yang diharamkan nikah
01

02 02

03

04
Bank
05

Sperma 06

Dalam
Sejarah Bank Sperma 01
Bank Sperma didirkan oleh Dr. Robert Graham, jutawan California yang menyediakan sperma-sperma
unggul dari peraih “Nobel” di dunia sehingga anak yang dihasilkan dari seorang wanita dapat kecerdasan 02
di atas rata-rata, dengan demikian seorang wanita tidak perlu menikah guna mendapatkan anak yang
mempunyai kecerdasan di atas rata-rata dan dengan bebas menggunakan jasa Bank Sperma.
03
Bank Sperma didirikan untuk memenuhi keperluan orang yang menginginkan anak, akan tetapi dengan
berbagai sebab, salah satunya adalah sperma suami tidak mungkin membuahi sel telur (ovum), dengan
demikain atas kesepakan suami isteri, dicarikan donor sperma yang terdapat di Bank Sperma sebagai jalan 04
keluar hal tersebut,

(Huhum Bank Sperma ) Allah SWT berfirman :


05
“Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah
pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak
dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi ma'af kepadamu. Maka
sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, ...” QS. Al Baqarah : 187 06
“Kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya, dan menyempurnakannya.” QS. Al
Qiyamah : 38

 Ayat-ayat di atas menjelaskan bahwa halal bagi seorang pria bergaul dengan istrinya yang sah dan begitu
juga sebaliknya, sehingga dalam hal penggunaan bank sperma guna mendapatkan keturunan bisa
diperbolehkan jika sperma tersebut dari suaminya yang sah.
01

03 02

03

Onani 04

Dalam ISLAM 05

06
1. Definisi Onani
Dalam istilah bahasa arab onani di sebut dengan dengan istimna’ yang secara etimologi, istimna’ bersal dari 01
masdar "‫ "استمنى‬yang berarti usaha untuk mengeluarkan mani. Sedangkan secara terminologi, istimna’ adalah
mengeluarkan mani tanpa berjima’ (hubungan badan), seperti mengeluarkan mani dengan menggunakan
tangannya sendiri.
02

2. Hukum Onani 03
Masalah yang berkaitan dengan onani atau masturbasi atau dalam istilah arab disebut dengan istimna’, banyak
para ulama yang berselisih akan hal ini. Sebagian berpendapat hukumnya haram secara mutlak. Sebagian
berpendapat hukumnya haram pada kondisi tertentu, dan wajib pada konsisi tertentu. Ada juga yang berpendapat 04
hukumnya makruh.

Haram mutlak : a. Diantara para ulama yang bersepakat akan keharaman onani atau masturbasi adalah fuqoha 05
Malikiyah, Syafi’iyah dan Zaidiyah. Hujjah mereka adalah karena Allah ‫ ﷻ‬memerintahkan untuk menjaga
kemaluan dalam segala kondisi, kecuali terhadap istri dan budak.
06
b. Haram dan mubah dalam kondisi tertentu
Kalangan ulama mengharamkan onani atau masturbasi pada keadaan tertentu dan mewajibkan pada saat-saat
tertentu adalah fuqoha Hanafiyah. Mereka mengatakan, onani wajib hukumnya jika tanpa perbuatan ini
dikhawatirkan akan menyebabkan perzinaan, dan haram hukumnya jika hanya dilakukan untuk memenuhi
syahwat semata.
Makruh
c. Ibnu Hazm berpendapat, onani hukumnya makruh, namun tidak berdosa.
01

04 02

03

04

05

06
01

05 02

03

04

05

06
01

02

03

04

05

06
01

02

03

04


05

06
01

02

03

04

05

06
01

02

03

04

05

06
01

02

03

04

05

06
01

02

03

04

05

06
01

06 02

03

04

05

06
01

02

03

04

05

06
01

Kesimpulan
02

03

04

05

06
01

02

03

04

05

06

Anda mungkin juga menyukai