Anda di halaman 1dari 14

Tugas : Makalah Fiqih Dosen : Musyfikah Ilyas, S.HI, M.HI.

BANK SPERMA

Oleh : KELOMPOK V
ROSDIANA RUSDI SALDI YUSUF SEPTIANA RAHAYU NINGTYAS SOFIATI ST. NURAISYAH ST.DAHLIA

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR 2011

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul Bank Sperma Makalah ini berisikan tentang Pengertian ,tujuan ,sebab pengadaan bank sperma dilihat dari aturan hukum dan agama, Salah satu dilema yang Timbul dari Teknologi Reproduksi. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. . Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin

22 Desember 2011

Penyusun

DAFTAR ISI SAMPUL . KATA PENGANTAR ...................................................................................... DAFTAR ISI..................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang B. Rumusan masalah C. Tujuan .

i ii iii 1
1 1 2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................

A.

Pengertian bank sperma.. 3 3 4 4 4 5

B. Sejarah munculnya bank sperma.... C. Latar belakang munculnya bank sperma D. Tujuan munculnya bank sperma. E. Hubungan bank sperma dan perkawinan F. Hukum bank sperma dan pendapat ulama..

BAB III PENUTUP .......................................................................................... 10


A. Kesimpulan B. Saran . 10 10

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 11

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang


Perkawinan yang merupakan suatu hubungan yang menimbulkan akibat hukum seperti mempunyai tanggung jawan antara suami isteri, memberi nafkah kepada sang isteri, warisan apabila telah meninggal dunia. Keturunan atau anak adalah suatu yang sangat diidam-idamkan dalam perkawinan, perkawinan tanpa adanya seorang buah hati seakan-akan tidak ada artinya, karena salah satu dari tujuan perkawinan adalah memperoleh keturunan.

Berdampak dari mungkin terjadinya hal seperti itu maka dengan kemajuan tegnologi dalam bidang kedokteran membentuk bank pserma sehingga orang dapat hanya membelinya saja untuk mempunyai anak dengan cara inseminasi buatan yang diambil dari para pedonor dengan dengan menafikan adanya hubungan perkawinan atau tidak, hal ini akan menjadi kerancuan pada status dan nasab anak tersebut. Sedangkan hukum islam sendiri pada masa lalu tidak mengenal apa itu bank sperma dan inseminasi buatan, maka dari itu demi kemaslahatan dan menegakkan hukum perkawinan dalam dunia islam ini tidak hanya cukup disini saja tapi juga harus berkembang mengikuti perkembangan zaman pula. Oleh karena itu hal ini menarik menurut penulis menarik untuk dibahas serta menganalis dengan beberapa sumber-sumber hukum islam yang ada dan juga metode ushulfiqhiyah sehingga kita dapat mengetahuinya.

B. Rumusan Masalah
Dari penjelasan mengenai latar belakang bank sperma diatas maka dapat di rumuskan beberapa masalah yaitu : a. Apa yang dimaksud dengan bank sperma ? b. Sejarah munculnya bank sperma ? c. Apa saja latar belakang munculnya bank sperma ? d. Apa tujuan dari adanya bank sperma ?

e. Apa hubungan bank sperma dan perkawinan ? dan, f. Hukum bank sperma dan pendapat para ulama

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini ialah : a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan bank sperma, b. Sejarah bank sperma, c. Latar belakang munculnya bank sperma, d. Tujuan munculnya bank sperma , e. Hubungan bank sperma dan perkawinan, f. Hukum islam mengenai bank sperma.

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Bank Sperma


Bank sperma adalah pengambilan sperma dari donor sperma, lalu dibekukan dan disimpan ke dalam larutan nitrogen cair untuk mempertahankan fertilitas sperma. Dalam bahasa medis bisa disebut juga Cryobanking. Cryobanking adalah suatu teknik penyimpanan sel cryopreserved untuk digunakan di kemudian hari. Pada dasarnya, semua sel dalam tubuh manusia dapat disimpan dengan menggunakan teknik dan alat tertentu sehingga dapat bertahan hidup untuk jangka waktu tertentu Hal ini dapat dilakukan pada suhu yang relatif rendah. Teknik yang paling sering digunakan dan terbukti berhasil saat ini adalah metode Controlled Rate Freezing, dengan menggunakan gliserol dan egg yolk sebagai cryoprotectant untuk mempertahankan integritas membran sel selama proses pendinginan dan pencairan. Teknik Cryobanking terhadap sperma manusia telah memungkinkan adanya keberadaan donor semen, terutama untuk pasangan-pasangan infertil. Tentu saja, semen-semen yang akan didonorkan perlu menjalani serangkaian pemeriksaan, baik dari segi kualitas sperma maupun dari segi pendonor seperti adanya kelainan-kelainan genetik.Dengan adanya cryobanking ini, semen dapat disimpan dalam jangka waktu lama, bahkan lebih dari 6 bulan (dengan tes berkala terhadap HIV dan penyakit menular seksual lainnya selama penyimpanan). Kualitas sperma yang telah disimpan dalam bank sperma juga sama dengan sperma yang baru, sehingga memungkinkan untuk proses ovulasi.

B. Sejarah Munculnya Bank Sperma


Bank sperma atau kadang yang sering disebut bank ayah, mulai tumbuh pada awal tahun 1980, berkembang setelah banyak laki-laki yang menjarangkan anaknya atau melakukan vasektomi, namun menyimpan spermanya di dalam bank sebagai cadangan sewaktu-waktu dibutuhkan untuk memiliki anak lagi.

Bank sperma diawali dari penemuan seorang pendeta katholik, Spallanzani, tahun 1780 tentang inseminasi buatan (permanian buatan). Penelitian ini berhasil membuahi seekor anjing betina ke dalam rahim anjing betina tanpa disetubuhi anjing jantan namun dengan menyuntikkan sprema ke dalam rahim anjing betina.Kemajuan teknologi yang semakin maju, inseminasi buatan prosesnya juga mengalami kemajuan. Sperma yang diambil tidak langsung disuntikkan ke rahim tapi disimpan dulu di bank sperma agar bertahan lama dan bisa dibutuhkan sewaktu-waktu.

C. Latar Belakang Munculnya Bank Sperma


1. Keinginan memperoleh atau menolong untuk memperoleh keturunan pada seorang pasangan suami istri yang tidak mempunyai anak (mandul).

2. Memperoleh generasi jenius atau orang super. 3. Mengembangbiakkan manusia secara cepat untuk menghindarkan kepunahan
manusia.

4. Untuk memilih jenis anak yang ideal sesuai yang dikehendaki. 5. Mengembangkan kemajuan teknologi terutama dalam bidang kedokteran D. Tujuan Munculnya Bank Sperma
Adapun beberapa salah satu tujuan diadakan bank sperma adalah sematamata untuk membantu pasangan suami isteri yang sulit memperoleh keturunan dan menghindarkan dari kepunahan sama halnya dengan latarbelakang munculnya bank sperma seperti yang telah dijelaskan diatas.

E. Hubungan Bank Sperma dan Perkawinan


Perkawinan di dalam Islam merupakan suatu institusi yang mulia. Ia adalah ikatan yang menghubungkan seorang lelaki dengan seorang perempuan sebagai suami isteri. Hasil dari akad yang berlaku, kedua-dua suami dan isteri mempunyai hubungan yang sah dan kemaluan keduanya adalah halal untuk satu sama lain. Sebab itulah akad perkawinan ini dikatakan sebagai satu akad untuk

menghalalkan persetubuhan di antara seorang lelaki dengan wanita, yang sebelumnya diharamkan. Namun, hubungan perkawinan yang wujud ini bukanlah semata-mata untuk mendapatkan kepuasan seks, tetapi merupakan satu kedudukan untuk melestarikan keturunan manusia secara sah.Kehadiran bank sperma menjadikan pengaruh yang sangat bersar terhadap seorang suami isteri atau juga pada seorang gadis yang tidak mau kawin tapi pingin punya anak hal itu tidak asing lagi itu bisa terjadi dengan kemajuan teknologi sekarang ini seperti adanya bank sperma tinggal beli aja lalu di suntikkan kedalam alat kelamin perempaun di dalam rahimnya yang akan bergabung dengan ovum baru bisa hamil. Tapi tidak semudah itu untuk melakukannya islam sendiri telah memberi peraturan dan penjelasan yang tegas seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa antara kaum laki-laki dan perempaun dijadikan berbeda-beda untuk saling berpasang-pasangan, oleh karena itu maka adanya anjuran untuk kawin sekaligus hubungannya dengan perkawinan.

Dalam sebuah perkawinan seseorang yang telah lama berumah tangga bahkan berpuluh-puluh tahun lamanya tetapi tidak mempunyai buah hati rasanya perkawinan tidak ada artinya dan hampa rasanya sekaligus tidak punya generasi penerus dan keturunanya, karena perkawinan tersebut selain untuk memenuhi kepuasan seksual dan kehalalan untuk behubungan badan antara seorang laki-laki dan wanita juga untuk berkembang biak yakni mempunyai keturunan. oleh karenya banyak alternatif yang akan di pilih seperti: (1) menyerah kepada nasib; (2) adopsi; (3) cerai; (4) poligami; dan (5) inseminasi buatan dengan membeli spema di bank sperma. Alternatif yang terakhir ini merupakan permasalahan yang sangat besar bagi penentuan hukum Islam terutama dalam hal perkawinan dan harus di tanggapi serius mengingat pesatnya kemajuan teknologi dalam bidang kedokteran.

F. Hukum Bank Sperma dan Pendapat Para Ulama


Berdasarkan pengalaman yang kita tahu yang namanya bank adalah mengumpulkan dan di tabung apabila berupa uang tetapi dalam hal ini berbeda yang di kumpulakan bukan lagi uang tetapi sperma dari pe-donor sebanyak mungkin, yang

perlu dinyatakan untuk menentukan hukum ini pertama pada tahap pertama yaitu cara pengambilan atau mengeluarkan sperma dari si pendonor dengan cara onani. Persoalan dalam hukum islam adalah bagaimana hukum onani tersebut dalam kaitan dengan pelaksanaan pengumpulan sperma di bank sperma dan inseminasi buatan? Yang mengharamkan * dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, * kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki Maka Sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa. * Barangsiapa mencari yang di balik itu Maka mereka Itulah orang-orang yang melampaui batas Mereka memasukkan onani sebagai perbuatan tidak menjaga kemaluan. Dalam kitab Subulus Salam juz 3 halaman 109 disebutkan hadits yang berkaitan dengan anjuran untuk menikah: Rasulullah SAW telah bersabda kepada kepada kami,"Wahai para pemuda, apabila siapa diantara kalian yangtelah memiliki baah (kemampuan) maka menikahlah, kerena menikah itu menjaga pandangan dan kemaluan. Bagi yang belum mampu maka puasalah, karena puasa itu sebagai pelindung. (HR Muttafaqun alaih). Di dalam keterangannya dalam kitab Subulus Salam, Ash-Shanani menjelaskan bahwa dengan hadits itu sebagian ulama Malikiyah mengharamkan onani dengan alasan bila onani dihalalkan, seharusnya Rasulullah SAW memberi jalan keluarnya dengan onani saja karena lebih sederhana dan mudah. Tetapi Beliau malah menyuruh untuk puasa. Sedangkan Imam Asy-Syafii mengharamkan onani dalam kitab Sunan AlBaihaqi Al-Kubro jilid 7 halaman 199 dalam Bab Onani ketika menafsirkan ayat AlQuran surat Al-Mukminun ...Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya. Begitu juga dalam kitab beliau sendiri Al-Umm juz 5 halaman 94 dalam bab Onani. Imam Ibnu Taymiyah ketika ditanya tentang hukum onani beliau mengatakan bahwa onani itu hukum asalnya adalah haram dan pelakunya dihukum tazir, tetapi tidak seperti zina. Namun beliau juga mengatakan bahwa onani dibolehkan oleh sebagian sahahabat dan tabiin karena hal-hal darurat seperti dikhawatirkan jatuh ke zina atau akan

menimbulkan sakit tertentu. Tetapi tanpa alasan darurat, beliau (Ibnu Taymiyah) tidak melihat adanya keringanan untuk membolehkan onani.

Yang membolehkan Diantara para ulama yang membolehkan istimna antara lain Ibnu Abbas, Ibnu Hazm dan Hanafiyah dan sebagian Hanabilah. Ibnu Abbas mengatakan onani lebih baik dari zina tetapi lebih baik lagi bila menikahi wanita meskipun budak.


Ada seorang pemuda mengaku kepada Ibnu Abbas,"Wahai Ibnu Abbas, saya seorang pemuda dan melihat wanita cantik. Aku mengurut-urut kemaluanku hingga keluar mani". Ibnu Abbas berkata,"Itu lebih baik dari zina, tetapi menikahi budak lebih baik dari itu (onani). Hanabilah berpendapat bahwa onani memang haram, tetapi kalau karena takut zina, maka hukumnya menjadi wajib, kaedah ushul:


Mengambil yang lebih ringan dari suatu kemudharatan adalah wajib. Mazhab Zhahiri yang ditokohi oleh Ibnu Hazm dalam kitabnya AlMuhalla juz 11 halaman 392 menuliskan bahwa Abu Muhammad berpendapat bahwa istimna adalah mubah karena hakikatnya hanya seseorang memegang kemaluannya maka keluarlah maninya. Sedangkan nash yang

mengharamkannya secara langsung tidak ada. Sebagaimana dalam firman Allah: "Dan telah Kami rinci hal-hal yang Kami haramkan" Sedangkan onani bukan termasuk hal-hal yang dirinci tentang keharamannya maka hukumnya halal. Pendapat mazhab ini memang mendasarkan pada zahir nash baik dari Al-Quran maupun Sunnah. Sedangkan para ulama Hanafiyah (pengikut Imam Abu Hanifah)dan sebagian Hanabilah (pengkikut mazhab Imam Ahmad) -sebagaimana tertera

dalam Subulus Salam juz 3 halaman 109 dan juga dalam tafsir Al-Qurthubi juz 12 halaman 105- membolehkan onani dan tidak menjadikan hadits ini tentang pemuda yang belum mampu menikah untuk puasa diatas sebagai dasar diharamkannya onani. Berbeda dengan ulama syafiiah dan Malikiyah. Mereka memandang bahwa onani itu dibolehkan. Alasannya bahwa mani adalah barang kelebihan. Oleh karena itu boleh dikeluarkan, seperti memotong daging lebih. Namun sebagai cataan bahwa ada dua pendapat dari mazhab Hanabilah, sebagian mengharamkannya dan sebagian lagi membolehkannya. Bila kita periksa kitab Al-Kafi fi Fiqhi Ibni Hanbal juz 4 halaman 252 disebutkan bahwa onani itu diharamkan. Ulama-ulama Hanafiah juga memberikan batas kebolehannya itu dalam dua perkara: 1. Karena takut berbuat zina. 2. Karena tidak mampu kawin. Pendapat Imam Ahmad memungkinkan untuk kita ambil dalam keadaan gharizah itu memuncak dan dikawatirkan akan jatuh ke dalam haram. Misalnya seorang pemuda yang sedang belajar atau bekerja di tempat lain yang jauh dari negerinya, sedang pengaruh-pengaruh di hadapannya terlalu kuat dan dia kawatir akan berbuat zina. Karena itu dia tidak berdosa menggunakan cara ini (onani) untuk meredakan bergeloranya gharizah tersebut dan supaya dia tidak berlaku congkak dan gharizahnya itu tidak menjadi ulat. Dalam masalah munculnya bank sperma ada juga yang berpendapat hal ini, terdapat dua hukum yang perlu difahami di sini, pertama, hukum kewujudan bank sperma itu sendiri dan kedua, hukum menggunakan khidmat bank tersebut yakni mendapatkan sperma lelaki untuk disenyawakan dengan sel telur perempuan bagi mewujudkan satu kehamilan dengan cara inseminasi buatan. Pertama dari segi hukum kewujudan bank sperma itu sendiri, maka hal ini tidaklah dengan sendirinya menjadi satu keharaman, selama mana bank tersebut mematuhi Hukum Syara dari segi operasinya.Ini karena dari segi hukum, boleh

saja mana-mana suami menyimpan air mani mereka di dalam bank sperma hanya untuk isterinya apabila keadaan memerlukan, Namun begitu, sperma itu mestilah dihapuskan apabila si suami telah meninggal. Sperma tersebut juga mesti dihapuskan jika telah berlaku perceraian (talak bain) di antara suami-isteri. Di dalam kedua-dua kasus ini (kematian suami dan talak bain), jika (bekas) isteri tetap melakukan proses memasukkan sel yang telah disimpan itu ke dalam rahimnya, maka dia (termasuk doker yang mengetahui dan membantu) telah melakukan keharaman dan wajib dikenakan tazir. Kedua menggunakan khidmat bank sperma tersebut, yakni mendapatkan sperma lelaki untuk disenyawakan dengan sel telur perempuan bagi mewujudkan satu kehamilan dengan cara enseminasi buatan hal ini juga sama seperti pendapat yang tela dijelaskan di atas yang dibolehkan hanya percampuran antara sperma suaminya sendiri dengan ovum isterinya sendiri.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan


Permasalahan yang telah dibahas diatas merupakan fenomena yang ada dalam masalah kehidupan sekarang, munculnya bank sperma antara lain karena untuk mewujudkan keturunan bagi para suami istri yang mandul atau tidak punya anak. Menurut pendapat penulis dari mengingat dan menimbang beberapa penjelasan di atas kehadiran bank sperma tidak dibenarkan dalam hukum islam karena banyak madhorotnya (bahayanya). Ketidakbolehan pada langkah yang pertama yang dilakukan bank sperma dalam mengambil sperma dari para pendonor dengan cara onani. Kedua, percampuran sperma dan ovum antara seroang laki dan perempan (bukan suami istri) dengan persetubuhan atau percamuran dengan inseminasi buatan dihukumi zina. Ketiga demi menjaga hubungan nasab agar tidak ada percampuran nasab karena akan mempersulit dalam hukum waris.

B. Saran
Sebagai muslim yang baik serta taat terhadap perintah Allah Swt ketika menghadapi masalah ini kita tidak boleh bertindak sesuai dengan keinginan hawa nafsu tanpa memperhatikan aspek agamanya tetapi harus berpedoman pada hukum serta syariat islam.

DAFTAR PUSTAKA
Majelis Muzakarah Al Azhar Panji Masyarakat.1983. Islam dan Masalah-masalah Kemasyarakatan, suntingan Azra, Azyumardi.Jakarta:Pustaka Panjimas. Humana Press Inc. New JerseyHiggins, G.C. 2006.8 Dilema Moral Zaman Ini Kanisius. YogyakartaW e r n e r , M i c h a e l A . , 2 0 0 8 . Cryobanking http://www.mazelabs.com/MLcryobanking.htm

Anda mungkin juga menyukai