NAMA MAHASISWA
GIGIH PRASETYA
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah swt, sebab karena rahmat dan
nikmat-Nyalah kami dapat menyelesaikan sebuah tugas makalah Kajian Klinik
Keislaman (KKI) ini.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas Praktik
klinik Keperawatan di Rumah Sakit.
Adapun sumber-sember dalam pembuatan makalah ini, didapatkan dari
beberapa buku yang membahas tentang materi yang berkaitan dan juga melalui
media internet. Kami sebagai penyusun makalah ini, sangat berterima kasih
kepada penyedia sumber walau tidak dapat secara langsung untuk
mengucapkannya.
Kami menyadari bahwa setiap manusia memiliki keterbatasan, begitu pun
dengan kami yang masih seorang mahasiswa. Dalam pembuatan makalah ini
mungkin masih banyak sekali kekurangan-kekurangan yang ditemukan, oleh
karena itu kami mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kami
mangharapkan ada kritik dan saran dari para pembaca sekalian dan semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang terbaik bagi bayi,
karena pengolahannya telah berjalan secara alami dalam tubuh si ibu.
Sebelum anak lahir, makanannya telah disiapkan lebih dahulu, sehingga
begitu anak itu lahir, air susu ibu telah siap untuk dimanfaatkan. Demikian
kasih sayang Allah terhadap makhluk-Nya. Namun demikian ada banyak
kaum ibu pada saat ini yang tidak dapat memberikan ASI kepada anaknya
dengan berbagai alasan seperti ASI-nya tidak keluar, alasan kesehatan
serta karena waktunya tersita untuk bekerja, maka muncullah gagasan
untuk mendirikan Bank ASI untuk memenuhi kebutuhan ASI balita yang
ibunya tidak bisa menyusui anaknya secara langsung.
Gagasan untuk mendirikan bank ASI ini sebenarnya telah
berkembang di Eropa kira-kira lima puluh tahun yang lalu. Gagasan itu
muncul setelah adanya bank darah. Mereka melakukannya dengan
mengumpulkan ASI dari wanita dan membelinya kemudian ASI tersebut
dicampur di dalam satu tempat untuk menunggu orang yang membeli ASI
tersebut dari mereka.
Hooker dalam buku Islam Madzhab Indonesia : Fatwa-fatwa dan
Perubahan Sosial (2003 : 254) menyatakan bahwa pada awal 1970-an
rumah sakit Jakarta mendirikan bank air susu manusia dimana ibu-ibu
yang mempunyai kelebihan air susu dapat memberikan kelebihan itu dan
menyimpannya untuk bayi-bayi yang ibunya kekurangan air susu.
Sejumlah ulama mempertanyakan perbuatan itu atas dasar bahwa
perbuatan tersebut sama dengan rada'ah, yakni menyusui dengan tujuan
membantu perkembangan jiwa anak. Anak yang memperoleh air susu
semacam itu, dalam pandangan hukum disebut saudara sesusu, yakni anak
yang menyusui dari wanita yang sama sebagai pendonor untuk anak
tersebut. Kedua anak tersebut tidak dapat menikah. Lebih jauh lagi, jika
pendonor itu tidak diketahui maka kemungkinan terjadinya pergaulan yang
melanggar susila atau hubungan seksual sesama saudara pasti ada.
Selanjutnya perlu diketahui bahwa tujuan perkawinan, diantaranya
adalah untuk melanjutkan keturunan dan menentramkan jiwa. Namun
demikian kadang-kadang keturunan tidak diperoleh karena adakalanya si
suami mandul (tidak subur), sedang suami istri menginginkan anak,
sehingga tidak tercipta suasana jiwa keluarga yang tenang dan tenteram,
karena tidak ada anak sebagai penghibur hati. Berdasarkan keadaan
tersebut ada orang yang berupaya untuk mendapatkan anak dengan jalan
mengangkat atau memungut anak, melakukan inseminasi sperma, dan
adakalanya dengan jalan menerima sperma dari donor yang telah
tersimpan pada Bank Sperma.
Daniel Rumondor memberikan isyarat bahwa inseminani buatan
agaknya di ilhami oleh keberhasilan syaikh-syaikh Arab memperanakkan
kuda sejak tahun 1322. Begitu juga karena Rusia sangat mencemaskan
akibat dari perang atom, maka Stalin menyetujui pendapat yang
dilontarkan oleh Prof. Dr. I. I. Kuperin untuk mendirikan Bank Ayah atau
Bank Sperma. Bahkan pada tahun 1968 Khruschov, dengan adanya Bank
Sperma itu, ingin mengumpulkan sperma orang-orang yang jenius dalam
lapangan ilmu pengetahuan, peperangan, sastra dan lain-lain yang akan
dikembangbiakkan kepada gadis-gadis yang sehat, cantik, serta ber-IQ
tinggi agar nantinya terbentuk generasi yang jenius. Bank sperma didirikan
untuk memenuhi keperluan orang yang menginginkan anak, tetapi dengan
berbagai sebab, sperma suami tidak mungkin dibuahkan dengan sel telur
(ovum) si isteri. Dengan demikian, atas kesepakatan suami isteri, dicarikan
donor sperma.
Ibu - ibu yang berkategori sehat dan memiliki kelebihan produksi
ASI bisa menjadi pendonor ASI , ini juga merupakan hal yang patut kita
pertimbangkan . ASI biasanya disimpan di dalam plastik atau wadah, yang
didinginkan dalam lemari es agar tidak tercemar oleh bakteri.
Kesulitan para ibu memberikan ASI untuk anaknya menjadi salah
satu pertimbangan mengapa bank ASI perlu didirikan, terutama di saat
krisis seperti pada saat bencana yang sering membuat ibu-ibu menyusui
stres dan tidak bisa memberikan ASI pada anaknya.
Semua ibu donor diskrining dengan hati-hati. Ibu donor harus
memenuhi syarat, yaitu non-perokok, tidak minum obat dan alkohol,
dalam kesehatan yang baik dan memiliki kelebihan ASI.
Berapa lama ASI dapat bertahan dalam bank ASI tersebut, ini
merupakan hal yang perlu kita kaji jangan sampai membuat sesuatu yang
belum teruji sehingga dapat dipastikan akan menimbulkan sesuatu yang
mudharat, walaupun sebenarnya tujuan bank ASI itu sendiri mulia.
Setelah kita membaca dan memperhatikan berbagai pendapat yang
disampaikan oleh para ulama, penulis memiliki pandangan bahwa adanya
larangan terhadap pendirian bank ASI juga ada yang membolehkan
pendirian nya oleh sebab itu mari kita bahas bersama pembahasan ini agar
tidak terjadi perpecahan di antara ummat muslim itu sendiri.
Berdasarkan hal di atas maka makalah ini akan membahas tentang
pengertian bank ASI dan donor ASI, syarat donor dan pendonor ASI, cara
donor ASI, peraturan donor ASI, syarat bank ASI, juga akan membahas
hukum mendirikan bank ASI di tinjau dari pandangan hukum islam dan
kesehatan, dan hukum menjual belikan ASI.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud donor asi dan bank asi?
2. Bagaimana tindakan untuk melakukan donor asi dan bank asi?
3. Apa hukum jual beli ASI?
4. Bagaimana pentingnya bank asi dan donor asi dilihat dari sudut
pandang kesehatan?
5. Hukum pendirian bank ASI dilihat dari sudut pandang Islam ?
KASUS :
PEMBAHASAN
َك بحأ صنضهعلم صقاَعلوُلا إحنضصما الضحذيصن يصألعكعلوُصن الررصباَ لص يصعقوُعموُصن إحلض صكصماَ يصعقوُعم الضحذيِ يصتصصخبضطعهع الضشلي ص
طاَعن حمصن اللصم ر
س صذلح ص
ف صوأصلمعرهع ظةة رمن ضربرحه صفاَنتصهصصىَ فصلصهع صماَ صسلص صاع اللبصليصع صوصحضرصم الررصباَ فصصمن صجاَءهع صملوُحع ص اللبصليعع حملثعل الررصباَ صوأصصحضل ا
ب الضناَحر هعلم حفيصهاَ صخاَلحعدوصن
صصحاَ ع اح صوصملن صعاَصد فصأ علوصلـَئح ص
ك أص ل إحصلىَ ا
BAB III
PENUTUP
Pada awalnya, dalam wawancara tersebut, penulis berpendapat
bahwa mendirikan Bank ASI hukumnya boleh dengan syarat-syarat yang
sangat ketat, ternyata pendapat tersebut sudah disampaikan oleh beberapa
ulama di Timur Tengah yang terangkum dalam pendapat ketiga.Namun
demikian, setelah memperhatikan madharat-madharat yang akan muncul
dengan berdirinya Bank ASI di negara-negara Islam, maka akhirnya
penulis cenderung untuk mengatakan : sebaiknya tidak usah didirikan
Bank ASI selama hal tersebut tidak darurat.
Diantara madharat-madharat yang akan ditimbulkan dari pendirian
Bank ASI adalah:
Pertama : Terjadinya percampuran nasab, jika distribusi ASI
tersebut tidak diatur ini secara ketat.
Kedua : Pendirian Bank ASI memerlukan biaya yang sangat besar,
terlalu berat ditanggung oleh negara-negara berkembang, seperti
Indonesia.
Ketiga : ASI yang disimpan dalam Bank, berpotensi untuk terkena
virus dan bakteri yang berbahaya, bahkan kwalitas ASI bisa menurun
drastis, sehingga kelebihan-kelebihan yang dimiliki ASI yang disimpan ini
semakin berkurang, jika dibandingkan dengan ASI yang langsung dihisap
bayi dari ibunya.
Keempat : Dikhawatirkan ibu-ibu yang berada dalam taraf
kemiskinan, ketika melihat peluang penjualan ASI kepada Bank dengan
harga tinggi, mereka akan berlomba-lomba untuk menjual ASI-nya dan
sebagi gantinya mereka memberikan susu formula untuk anak mereka.
Kelima : Ibu-ibu yang sibuk beraktivitas dan mempunyai kelebihan
harta, akan semakin malas menyusui anak-anak mereka, karena bisa
membeli ASI dari Bank dengan harga berapapun.
DAFTAR PUSTAKA
http://yustianaoktavia17.blogspot.com/2015/09/makalah-agama-tentang-
donor-asi-dan.html
http://www.academia.edu/199247/MAKALAH_PANDANGAN_ISLAM_
http://www.academia.edu/8858886/Makalah_bank_asi_dan_bank_sperma