Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

KONSEP DASAR KEPERAWATAN


‘MASA REMAJA (PERUBAHAN FISIK, KOGNITIF, PSIKOSOSIAL)’
“Ditulis dalam rangka memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah”

DOSEN PENGAMPU :
Ns. Wahyu Riyaningrum, S.Kep., M.Kep

DISUSUN OLEH:
1. Yolanda Natasha (1911020128) 8. Linda A. (1911020171)
2. Nur ‘Aeni (1911020129) 9. Fiona Zalfa F. (1911020177)
3. Savira Yahya A. (1911020141) 10. Syifaunnajla K. (1911020178)
4. Endah P. (1911020144) 11. Wiwin Widiyanti (1911020179)
5. Rina Indaryanti (1911020160) 12. Okki Triyono (1911020181)
6. Dinda Artanti S. (1911020164) 13. Helma Nanda S. (1911020184)
7. Aldila Dwi N. R. (1911020168)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN S-1
TAHUN 2019/2020

Konsep Dasar Keperawatan 1


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat
dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini,
makalah ini merupakan salah satu dari tugas mata kuliah Konsep Dasar
Keperawatan.

Dalam penyelesaian makalah ini yang berjudul “Masa Remaja (Perubahan


Fisik, Perubahan Kognitif, Perubahan Psikososial)”. Tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu dan teman-teman yang telah
memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak


kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun.

Semoga dengan selesainya makalah ini dapat memberikan manfaat pada


kami khususnya dan seluruh pembaca pada umumnya.

Purwokerto, 01 Oktober 2019

Penulis

Konsep Dasar Keperawatan 2


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................

KATA PENGANTAR ....................................................................................

DAFTAR ISI ...................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................


A. Latar Belakang...........................................................................
B. Rumusan Masalah .....................................................................
C. Tujuan ........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................
A. Definisi Masa Remaja ...............................................................
B. Pertumbuhan Tinggi Badan, Tulang dan Gigi ...........................
C. Pertumbuhan Berat Badan .........................................................
D. Pertumbuhan Otot ......................................................................
E. Pertumbuhan Jantung, Paru dan Viscera ...................................
F. Pertumbuhan Jaringan Lemak ...................................................
G. Perubahan Komposisi Tubuh Pada Masa Pubertas ...................
H. Pertumbuhan Kepala..................................................................
I. Pertumbuhan Organ-organ Reproduksi .....................................
J. Definisi Kognitif ........................................................................
K. Tahap-tahap Perkembangan Kognitif ........................................
L. Perkembangan Kognitif dan Agama..........................................
M. Kemampuan Kognitif dan Prestasi Di Sekolah .........................
N. Aspek Psikososial Dari Kematangan Seksual ...........................
O. Tugas Perkembangan Remaja ...................................................
P. Remaja dan Keluarga.................................................................
Q. Remaja dan Kelompok Sebaya ..................................................
R. Integrasi Kepribadian ................................................................
S. Perilaku Yang Menjadi Batasan Dalam Pergaulan....................

Konsep Dasar Keperawatan 3


BAB III PENUTUP ......................................................................................
A. Kesimpulan ................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

Konsep Dasar Keperawatan 4


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa remaja adalah fase perkembangan yang dinamis dalam
kehidupan seorang individu. Masa ini merupakan periode transisi dari masa
anak-anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan perkembangan
fisik, mental, emosional, dan sosialyang berlangsung pada decade kedua masa
kehidupan (Pardede, 2008). Pada masa tersebut remaja ingin mencari
identitas dirinya dan lepas dari ketergantungan dengan orang tuanya, menuju
pribadi yang mandiri (Gunarsa, 2006). Proses pemantapan identitas diri ini
tidak selalu berjalan mulus, tetapi sering bergejolak. Oleh karena itu, banyak
ahli menamakan periode ini sebagai masa-masa storm and stress (Irwanto,
2002). Suatu masa di mana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari
perubahan fisik dan kelenjar. Dengan demikian remaja mudah terkena
pengaruh dari lingkungan (Gunarsa, 2006).
Masa remaja awal berada pada masa puber yaitu suatu tahap dalam
perkembangan di mana terjadi kematangan alat-alat seksual dan tercapai
kemampuan reproduksi. Gejala pubertas ini ditandai dengan menstruasi pada
perempuan dan mimpi basah pada laki-laki. Variasi pada usia saat terjadinya
pubertas menimbulkan banyak masalah pribadi maupun social bagi anak. Hal
ini sebagai akibat dari ketidakmatangan social dan kognitif (daya pikir)
mereka, dihubungkan dengan perkembangan fisik yang lebih awal (Hurlock,
2005).
Berdasarkan pemaparan di atas, penulis ingin mengetahui mengenai
perubahan fisik, perubahan kognitif serta perubahan psikososial yang terjadi
pada remaja.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi dari masa remaja?
2. Bagaimana pertumbuhan tinggi badan, tulang dan gigi remaja?
3. Bagaimana pertumbuhan berat badan remaja?

Konsep Dasar Keperawatan 5


4. Bagaimana pertumbuhan otot remaja?
5. Bagaimana pertumbuhan jantung, paru dan viscera remaja?
6. Bagaimana pertumbuhan jaringan lemak remaja?
7. Bagaimana perubahan komposisi tubuh pada masa pubertas?
8. Bagaimana pertumbuhan kepala remaja?
9. Bagaimana pertumbuhan organ-organ reproduksi remaja?
10. Bagaimana definisi dari kognitif?
11. Bagaimana tahap-tahap perkembangan kognitif remaja?
12. Bagaimana perkembangan kognitif dan agama remaja?
13. Bagaimana kemampuan kognitif dan prestasi di sekolah remaja?
14. Bagaimana aspek psikososial dari kematangan seksual remaja?
15. Bagaimana tugas perkembangan remaja?
16. Bagaimana hubungan remaja dengan keluarga?
17. Bagaimana hubungan remaja dengan kelompok sebaya
18. Bagaimana integrasi kepribadian remaja?
19. Bagaimana perilaku yang menjadi batasan dalam pergaulan remaja?
C. Tujuan
1. Menyelesaikan tugas konsep dasar keperawatan 1 mengenai masa remaja.
2. Memahami definisi masa remaja.
3. Memahami pertumbuhan tinggi badan, tulang dan gigi remaja.
4. Memahami pertumbuhan berat badan remaja.
5. Memahami pertumbuhan otot remaja.
6. Memahami pertumbuhan jantung, paru dan viscera remaja.
7. Memahami pertumbuhan jaringan lemak remaja.
8. Memahami perubahan komposisi tubuh pada masa pubertas remaja.
9. Memahami pertumbuhan kepala remaja.
10. Memahami pertumbuhan organ-organ reproduksi remaja.
11. Memahami definisi dari kognitif.
12. Memahami tahap-tahap perkembangan kognitif remaja.
13. Memahami perkembangan kognitif dan agama remaja.
14. Memahami kemampuan kognitif dan prestasi di sekolah remaja.

Konsep Dasar Keperawatan 6


15. Memahami aspek psikososial dari kematangan s remaja.eksual
16. Memahami tugas perkembangan remaja remaja.
17. Memahami remaja dan keluarga remaja.
18. Memahami remaja dan kelompok sebaya remaja.
19. Memahami integrasi kepribadian remaja.
20. Memahami perilaku yang menjadi batasan dalam pergaulan remaja.

Konsep Dasar Keperawatan 7


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Masa Remaja


Masa remaja adalah masa transisi antara masa anak dan dewasa,
dimana terjadi terjadi pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri-ciri seks
sekunder, tercapai fertilitas, dan terjadi perubahan-perubahan psikologik serta
kognitif. Untuk tercapainya tumbuh kembang yang optimal tergantung pada
potensi biologiknya. Tingkat tercapainya potensi biologic seorang remaja
merupakan hasil interaksi antara factor genetik dan lingkungan
biofisikopsikososial. Proses yang unik dan hasil akhir yang berbeda-beda
memberikan ciri tersendiri pada setiap remaja.
B. Pertumbuhan Tinggi Badan , Tulang dan Gigi
Segera sebelum pubertas, kecepatan pertumbuhan tinggi badan/linier
(height velocity) menurun; kemudian selama pubertas terjadi akselerasi yang
terjadi secara mendadak yang disebut pacu tumbuh (height spurt). Saat
pertumbuhan linier terjadi pada kecepatan yang meksimal, maka remaja
tersebut telah mengalami puncak kecepatan tinggi badan (peak height
velocity/PVH). Pada kurva kecepatan tinggi badan (height velocity curve),
tampak kurva naik (akselerasi) yang berlangsung sekitar 2 tahun, mencapai
puncaknya, kemudian menurun (deselerasi) yang berlangsung sekitar 3 tahun.
Pertumbuhan remaja mengikuti pola caudorostal; dimana pada awal
pubertas perlu sepatu yang ukuran lebih besar dahulu, kemudian diikuti
celana dan terakhir bajunya. Puncak pertumbuhan ekstremitas bawah
mendahului pertumbuhan trunk (badan) sekitar 6-9 bulan, bahu dan dada
sekitar 1 tahun.
Kecepatan kenaikan tinggi badan mencapai puncaknya selama pacu
tumbuh adolesen. Rata-rata pacu tumbuh saat umur 11 tahun pada laki-laki
dan 9 tahun pada perempuan. Sedangkan PVH adalah 13,5 tahun pada laki-
laki dan 11,5 tahun pada perempuan.

Konsep Dasar Keperawatan 8


Pertumbuhan pada masa pubertas sekitar 20% dari tinggi akhir, rata-
rata 23-28 cm pada perempuan dan 26-28 pada laki-laki. Rata-rata pacu
tumbuh terjadi selama 24-36 bulan. PVH remaja perempuan 18-24 bulan
lebih cepat dari laki-laki, PVH perempuan rata-rata 2 cm/tahun lebih rendah
dari laki-laki, PWH (peak weight velocity) terjadi bersamaan dengan PVH
pada laki-laki dan pada perempuan 6-9 bulan setelah PVH.
Saat pubertas semua tulang mengalami perubahan kualitatif maupun
kuantitatif, pertumbuhan terus berlanjut sampai epifise menutup dan
pertumbuhan berhenti. Tulang-tulang wajah mengalami transformasi yang
pesat terutama hidung dan rahang.
Pertumbuhan gigi geraham ketiga (wisdom teeth) baru tumbuh setelah
dewasa dan sempurna sampai umur 25 tahun. Sedangkan waktu erupsi gigi
tetap adalah sebagai berikut:
molar pertama 6-7 tahun
insisor 7-9 tahun
premolar 9-11 tahun
kaninus 10-12 tahun
molar kedua 12-16 tahun
molar ketiga 17-25 tahun
1. Pertumbuhan Pada Remaja Perempuan
Sebelum mulai pacu tumbuh, remaja perempuan tumbuh dengan
kecepatan 5,5 cm/tahun (4-7,5 cm). Sekitar 2 tahun setelah mulainya pacu
tumbuh, remaja perempuan mencapai PHV nya dengan kecepatan sekitar
8 cm/tahun (6-10,5 cm). Kecepatan maksimal dicapai 6-12 bulan sebelum
menarche dan ini dipertahankan hanya untuk beberapa bulan. Kemudian
kecepatan pertumbuhan linier mengalami deselarasi untuk 2 tahun
berikutnya atau lebih, keadaan ini sesuai dengan TKS (Tingkat
Kematangan Seksual) 4.
Pertumbuhan tulang pada remaja perempuan adalah pertumbuhan
pada lebar panggul selama pubertas. Pertumbuhan pelvis dan panggul
(diukur pada diameter bi-iliacal) secara kuantitatif hampir sama dengan

Konsep Dasar Keperawatan 9


remaja laki-laki. Tetapi, karena pertumbuhan remaja perempuan lebih
kecil pada berbagai dimensi tubuhnya, maka lebar panggul tampak tidak
proporsional (tampak lebih besar) daripada remaja laki-laki.
2. Pertumbuhan Pada Remaja Laki-Laki
Sebelum mulai pacu tumbuh, kecepatan pertumbuhan linier remaja
laki-laki sekitar 5 cm/tahun (3,5-6,5 cm). Pertumbuhan ini berlangsung
terus sampai sekitar 2 tahun, dimana pada saat itu remaja perempuan telah
mengalami pacu tumbuh. Kemudian, pada saat pertumbuhan remaja
perempuan seusianya telah mulai deselerasi, justru remaja laki-laki mulai
terjadi akselerasi pertumbuhan, mencapai PHV lebih dari 9 cm/tahun (7-
12 cm/tahun). Rata-rata PHV pada remaja laki-laki yang matur awal lebih
dari 10 cm (6,5-12,5 cm) sedangkan PHV pada remaja yang matur lambat
sekitar 8,5 cm (6,5-10,5 cm)
Bahu yang lebih lebar, pinggul yang lebih sempit, kaki yang lebih
panjang, dan relatif lebih panjang pada ekstremitas atas, adalah
dimorfisme yang khas pada remaja laki-laki dibandingkan dengan
pertumbuhan skelet remaja perempuan. Pertumbuhan tersebut disebabkan
oleh hormon androgen. Perbedaan tinggi badan akhir remaja laki- laki dan
perempuan sekitar 12-13 cm, disebabkan oleh 2 hal, yaitu:
a. remaja laki-laki terlambat 2 tahun dalam mencapai pacu tumbuh,
maka terdapat penundaan 2 tahun penutupan tulang; sehingga remaja
laki-laki mengalami masa prapubertas lebih lama 2 tahun bila
dibandingkan dengan remaja perempuan, akibatnya mereka hampir 10
cm lebih tinggi pada saat awal pacu tumbuh;
b. selama pacu tumbuh, remaja laki-laki mempunyai PHV lebih besar
daripada remaja perempuan.
3. Prediksi Tinggi Dewasa
Memprediksi tinggi dewasa cukup sulit. Berbagai cara digunakan
untuk membuat estimasi secara umum.Salah satu cara untuk memprediksi
tinggi badan dewasa, adalah menggunakan rumus prediksi tinggi badan

Konsep Dasar Keperawatan 10


(TB) akhir anak berdasarkan data tinggi badan orang tua (midparental
height), yaitu (Dikutip dari Neinstein LS, 2002):
TB anak perempuan = ((TB ayah - 13 cm) + TB ibu) : 2
TB anak laki-laki = ((TB ayah + 13 cm) + TB ibu) : 2
Berdasarkan faktor genetik, prediksi tinggi badan dewasa berkisar
antara 2 inchi atau 5 cm (ada yang mengatakan 8,5 cm) di atas atau di
bawah tinggi badan midparental. Sehingga terdapat suatu rentangan antara
angka terendah dan tertinggi. Apabila seorang anak dapat mencapai tinggi
antara dua angka itu, maka secara medis tidak perlu ada
tindakan/intervensi.
C. Pertumbuhan Berat Badan
Karena berat badan (BB) mudah diukur, maka berat badan sering
dipakai untuk menyatakan pertumbuhan. Tetapi berat badan menggambarkan
jumlah dari berbagai massa jaringan tubuh, sehingga secara klinis sulit untuk
diinterpretasikan. Perubahan tinggi badan dan TKS lebih disukai daripada
berat badan, karena dapat mencerminkan perubahan pertumbuhan yang
substansif, kecuali pada keadaan penyakit akut atau kelaparan. Terlebih lagi
dengan pandangan modern terhadap badan yang kurus atau langsing,
terutama pada remaja perempuan, pencapaian berat badan yang normal sering
terlambat.
Pada masa prasekolah kenaikan berat badan rata rata 2 kg/tahun.
Kemudian pertumbuhan plateau mulai berakhir dan mulai pacu tumbuh pra-
adolesen (pre-adolescent growth spurt) dengan rata-rata kenaikan berat badan
adalah 3-3,5 kg/tahun, yang kemudian dilanjutkan dengan pacu tumbuh
adolesen. Kenaikan berat badan dan puncak kecepatan berat badan (peak
weight velocity/PWV) sangat bervariasi
Dibandingkan dengan anak laki-laki, pacu tumbuh anak perempuan
dimulai lebih cepat yaitu sekitar umur 8 tahun, sedangkan anak laki-laki baru
pada umur sekitar 10 tahun. Tetapi pertmbuhan anak perempuan lebih cepat
berhenti daripada anak laki-laki. Anak perempuan umur 18 tahun sudah tidak
tumbuh lagi sedangkan anak laki-laki berhenti pada umur 20 tahun.

Konsep Dasar Keperawatan 11


Sebaiknya untuk memantau berat badan anak digunakan grafik pertumbuhan,
sehingga kita dapat mengetahui pola pertumbuhan anak dari waktu ke waktu.
1. Pacu Tumbuh Berat Badan (Weight Sprut) Pada Remaja Perempuan
Memasuki masa pubertas, remaja perempuan telah mancapai kira-
kira 60% berat dewasa. Dalam masa 3-6 bulan sebelum pacu tumbuh
tinggi badannya, kenaikan berat badan remaja perempuan hanya sekitar
2kg/tahun (masa prasekolah), kemudian terjadi akselerasi dan akhirnya
mencapai PWV sekitar 8kg/tahun. Sekitar 95% remaja normal kecepatan
kenaikan berat badannya berkisar antara 5,5-10,5 kg/tahun. Pacu tumbuh
otot (muscle spurt) tertinggal 3-6 bulan dari pacu tumbuh berat badan.
2. Pacu Tumbuh Berat Badan Pada Remaja Laki-laki
Pacu tumbuh berat badan pada remaja laki-laki terjadi bersamaan
dengan pacu tumbuh tinggi badannya dan ototnya. Kalau anak perempuan
mengalami PHV dan diikuti puncak kecepatan pertumbuhan otot (peak
muscle velocity) berturut-turut, maka pada remaja laki-laki mengalami
serentak. Rata-rata kecepatan kenaikan berat badan pada PMV adalah
sekitar 9 kg/tahun, dengan 95% rata-rata remaja laki-laki matur mengalami
kenaikan berat badan 6-12,5 kg/tahun. Pencatatan kurva kecepatan
pertubuhan berat badan harus juga dilakukan. Akan terlihat bahwa
kecepatan pertumbuhan berat badan akan mencapai puncaknya 3-6 bulan
setelah tinggi badan.
3. Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index/BMI)
Indeks massa tubuh (IMT) meningkat pada pubertas. Terdapat
korelasi yang kuat antara saat pubertas dan IMT, yaitu: anak yang
mempunyai nilai rata-rata IMT yang lebih tinggi akan mengalami
maturitas lebih awal. Indeks massa tubuh menurun dari lahir sampai
mencapai angka terendah pada umur 4-6 tahun sebelum meningkat secara
bertahap sampai dewasa. Kenaikan setelah titik terendah menggambarkan
adanya “adiposity rebound”.

Konsep Dasar Keperawatan 12


D. Pertumbuhan Otot
Semua otot mengalami pertumbuhan selama masa pubertas. Otot-otot
skeletal perannya membentuk penampilan fisik luar, terutama pada laki-laki.
Hormon androgen berperan sebagai stimulator pada hipertrofi otot-otot
skeletal, seperti halnya pada atlit yang mengkonsumsi anabolik steroid. Pada
mulanya otot tumbuh menjadi beasar dengan bertambahnya volume serat
otot, kemudian baru terjadi penambahan kekuatan otot sekitar satu tahun
kemudian, karena pengaruh hormon androgen pada struktur protein dan
aktifitas enzimatik. Puncak kecepatan pertumbuhan otot (peak velocity muscle
growth ) lebih besar pada laki-laki daripada perempuan. Walaupun
penambahan kekuatan otot terjadi pada pubertas akhir, tetapi kekuatan otot
terus bertambah pada laki-laki, terutama dengan latihan/olahraga dan
mencapai maksimum sekitar umur 25 tahun.
Karena androgen memegang peran utama dalam kekuatan otot, maka
meningkatnya kekuatan otot berhubungan erat dengan TKS.
E. Pertumbuhan Jantung, Paru dan Viscera
Berdasarkan pengukuran pada pemeriksaan radiologis dada,
didapatkan diameter transversal jantung bertambah sejalan dengan
pertumbuhan tubuh secara keseluruhan. Percepatan pertumbuhan jantung
sama pada remaja perempuan dan laki-laki. Puncak kecepatan pertumbuhan
jantung terjadi bersamaan dengan PHV. Perubahan dalam tekanan darah, nadi
dan EKG semua tampak pada pematangan seksual. Jantung dan paru-paru
menjadi besar bukan saja secara absolut, tetapi juga berkaitan dengan seluruh
ukuran tubuh.
Paru-paru bertambah besar dan panjang selama masa pubertas. Puncak
kecepatan pertumbuhan diameter paru terjadi bersamaan dengan PHV, tetapi
penambahan panjang paru-paru terjadi 6 bulan kemudian, baik pada laki-laki
maupun perempuan. Pertumbuhan laring menunjukan dimorfisme seksual
pada masa pubertas. Di bawah pengaruh hormon androgen, pada remaja laki-
laki laring tumbuh membentuk sudut 90 derajat dalam bagian anterior

Konsep Dasar Keperawatan 13


kartilago tiroid (Adam’s apple), dibandingkan 120 derajat pada remaja
perempuan. Pita suara 3 kali lebih panjang pada remaja perempuan.
Organ-organ viscera abdominal termasuk hati dan ginjal mengalami
percepatan pertumbuhan sejalan dengan pertumbuhan somatik pada
umumnya. Jaringan limfe, termasuk yang terdapat di dalam limpa mengalami
regresi selama masa pubertas.
Pertumbuhan organ-organ di dalam tubuh sesuai dengan bentuk tubuh
seseorang. Pada orang yang pendek akan mempunyai organ-organ yang lebih
pendek daripada orang yang tinggi dan pada perempuan mempunyai organ
yang lebih kecil dari laki-laki.
F. Pertumbuhan Jaringan Lemak
Selain otot, jaringan lemak juga menentukan ukuran dan bentuk tubuh
manusia. Banyak dan besarnya sel lemak menentukan gemuk atau kurusnya
seseorang. Selama masa pubertas terjadi perubahan jumlah jaringan lemak
tubuh baik pada remaja laki-laki maupun perempuan.
Pada remaja laki-laki sebenarnya terjadi kehilangan lemak, terutama
pada nggota gerak. Lemak yang hilang pada anggota gerak, lambat atau
sedikit sekali mengalami akumulasi kembali ke tingkat masa prapubertas.
Lemak tubuh remaja laki-laki pada masa remaja akhir normalnya sekitar 20%
dari berat badan.
Berbeda dengan remaja laki-laki, pada remaja perempuan terjadi
penambahan yang kontinu dari lemak selama masa pubertas, kecuali terjadi
perlambatan akumulasi sebentar sebelum percepatan tingginya. Selama masa
pubertas, remaja perempuan tidak pernah kehilangan lemak. Setelah masa
percepatan tinggi badan, terjadi akumulasi lemak lebih cepat dan ekstensif
yaitu sel lemak lebih besar dan lebih banyak dari pada remaja laki-laki,
sehingga lemak keseluruhan sekitar 25% dari berat badannya. Akumulasi
lemak pada remaja perempuan terdapat pada anggota gerak maupun
tubuhnya, terutama tubuh bagian bawah dan pada bagian belakang,
berlawanan dengan remaja laki-laki.

Konsep Dasar Keperawatan 14


G. Perubahan Komposisi Tubuh Pada Masa Pubertas
secara umum terjadi perubahan komposisi tubuh pada masa pubertas
adalah sebagai berikut:
1. Masa tubuh bersih/MTB (Lean body mass/LBM)
Pada remaja perempuan MTB (berat badan tanpa lemak) menurun
dari 80% berat badan pada awal pubertas, menjadi sekitar 75% pada saat
maturitas. Sedangkan pada remaja laki-laki MTB meningkat meningkat
dari 80% menjadi 85% - 90% pada saat maturitas. Keadaan ini akibat dari
meningkatnya masa otot karena pengaruh hormon androgen.
2. Jaringan lemak (Adipose mass)
Selama pubertas jaringan lemak meningkat pada remaja perempuan
dan berkurang pada remaja laki-laki.
3. Tulang pelvis pada perempuan (Pelvis remodelingfemale)
Selama pubertas terdapat peningkatan pada ukuran lebar pelvis
daripada ukuran anteroposterior. Demikian pula bagian depan pelvis
menjadi lebih lebar dan lebih bulat.
4. Massa skelet (Skeletalmass)
Perubahan masa tulang, dan densitas mineral tulang (bone mineral
denisty/BMD), sejajar dengan perubahan pada MTB, ukuran tubuh, dan
kekuatan otot. Penentu utama dari BMD adalah aktifitas fisik, herediter,
nutrisi, fungsi endokrin, dan gaya hidup seseorang. Peningkatan masa
tulang skelet selama pubertas adalah kritis, dan puncak massa tulang awal
dicapai pada remaja awal.
5. Organ dalam
Pertumbuhan otak, jantung, hati, dan ginjal selama pubertas lebih
rendah dari otot dan tulang. Oleh karena itu presentasi berat badan yang
menggambarkan otak, jantung, hati dan ginjal menurun dari 10% menjadi
5% pada saat maturitas.
6. Eritrosit
Jumlah eritrosit lebih tinggi pada laki-laki, sekunder disebabkan
oleh hormon androgen.

Konsep Dasar Keperawatan 15


7. Perubahan biokimia
Perubahan biokimia selama masa pubertas mencerminkan
pertumbuhan tulang. Sebagai contoh, selama pacu tumbuh, kadar
alkalinephospatase yang diproduksi oleh osteoklas selamat a pembentukan
tulang, meningkat. Kadar alkalin phospatase berubah tergantung pada
tingkat maturasi. Kadarnya cenderung meningkat sampai remaja
menengah, kemudian menurun sampai kadar dewasa dicapai.
Kadar ferritin serum juga juga mengalami perubahan. Selama masa
anak dan remaja awal, konsentrasi ferritin meningkat dari 10 menjadi
45ng/mL pada kedua jenis kelamin. Selama masa adolesen, nilainya
mengalami perubahan. Pada laki-laki saat pacu tumbuh, kadar ferritin
meningkat menjadi sekitar 90 ng/mL dan kadar tersebut terus bertahan.
Pada perempuan, kadarnya sekitar 25-30 ng/mL selama masa reproduksi,
akibat dari kehilangan zat besi pada saat menstruasi atau hamil.
H. Pertumbuhan Kepala
Lingkar kepala pada dewasa sekitar 54-55 cm. Pertambahan lingkar
kepala yang pesat justru terjadi pada 6 bulan pertama kehidupan, sekitar 50%
dari pertambahan lingkar kepala dari lahir sampai dewasa. Hal ini karena
pertumbuhan kepala mengikuti pola neural. Berhubungan pada masa remaja
terjadi pertumbuhan tulang-tulang panjang yang pesat, maka proporsi kepala
pada usia dewasa sekitar se perdelapan tinggi badan.
I. Pertumbuhan Organ-Organ Reproduksi
Organ-organ reproduksi mengikuti pola genital, dimana
pertumbuhannya lambat pada anak, kemudian disusul pacu tumbuh yang
pesat pada masa pubertas. Pertumbuhan organ reproduksi (rambut pubis,
payudara, testis dan penis) mengalami banyak perubahan selama pubertas.
Agar dapat memahami normal atau tidaknya pertumbuhan organ-organ seks,
harus mengetahui pola normal pertumbuhannya.
Tanner membuat klasifikasi tingkat kematangan seksual (TKS) remaja
dalam 5 stadium, yaitu dari TKS 1 sampai 5. Pembagian ini berdasarkan

Konsep Dasar Keperawatan 16


pertumbuhan rambut pubis dan payudara pada remaja perempuan, dan pada
remaja laki-laki berdasarkan pertumbuhan rambut pubis dan penis.
Gambaran pertumbuhan remaja memperlihatkan hubungan yang erat
dengan tingkat kematangan seksual. Dimana TKS 1 dan 2 merupakan masa
remaja awal, TKS 3 dan 4 masa remaja menengah, TKS 5 adalah masa
remaja lanjut dan maturitas seksual penuh.
Klasifikasi Tingkat Kematangan Seksual pada anak perempuan
(menurut Tanner JM)
Stadium Rambut Pubis Payudara
TKS
1 Pra pubertas Pra pubertas
2 Jarang, pigmen sedikit, Payudara dan papila menonjol,
lurus, sekitar labia diameter areola bertambah
3 Lebih hitam, mulai ikal, Payudara dan aerola membesar,
jumlah bertambah batas tidak jelas
4 Keriting, kasar, lebat, lebih Aerola dan papila membentuk bukit
sedikit dari dewasa kedua
5 Bentuk segitiga, menyebar Bentuk dewasa, papilla menonjol,
ke bagian medial paha aerola merupakan bagian dari
bentuk payudara

Klasifikasi Tingkat Kematangan Seksual (TKS) pada anak laki-laki (menurut


Tanner JM)
Stadium Rambut Pubis Penis Testis
TKS
1 Belum ada Pra pubertas Pra pubertas

2 Jarang, panjang, Membesar sedikit Skrotum


sedikit berpigmen membesar,

Konsep Dasar Keperawatan 17


berwarna merah
muda
3 Lebih gelap, mulai Lebih panjang Lebih besar
keriting, jumlah
sedikit menyebar ke
4 mons pubis Lebih besar, glans Lebih besar,
Tipe dan distribusi penis membesar skrotum hitam
seperti dewasa, kasar,
5 keriting, jumlah lebih Bentuk dewasa Bentuk dewasa
sedikit
Tipe dewasa,
menyebar ke bagian
medial paha

Hubungan antara pertumbuhan dengan TKS pada anak perempuan


Stadium Payudara Rambut pubis Kecepatan Umur tulang
TKS tumbuh (tahun)
1 Pubertas Prapubertas Prapubertas < 11
(5cm/tahun)
2 Teraba Jarang, pigmen Awal pacu 11-11,5
penonjolan aerola sedikit lurus pertumbuhan
melebar sekitar labia
3 Payudara & Lebih hitam, Pacu tumbuh 12
aerola membesar, mulai ikal jumlah
batas tidak jelas bertambah
4 Aerola dan Keriting, kasar, Pertumbuhan 13
papilla seperti dewasa, melambat
membentuk bukit belum ke paha
kedua atas
5 Bentuk dewasa Bentuk segitiga Pertumbuhan 14-15

Konsep Dasar Keperawatan 18


aerola tidak seperti dewasa, ke minimal
menonjol paha atas

Tabel Hubungan antara pertumbuhan dengan TKS pada anak laki-laki


Stadium Rambut Pubis Vol. testis Kecepatan Umur tulang
TKS (ml) tumbuh (tahun)
1 Belum ada <2 Pra-pubertas (5 < 11
cm/tahun)
2 Pigmen sedikit <4 Nilai pra-pubertas 12
3 Berpigmen, menyebar 4-10 Pra-pubertas 13
ke mons pubis
4 Tipe dan distribusi 10-12 Fase pertumbuhan 14
dewasa belum ke paha maksimal
5 Tipe dewasa, ke paha 12-25 Pertumbuhan 15-16
melambat

1. Pertumbuhan Organ Reproduksi Remaja Perempuan


Pada remaja perempuan tanda pubertas pertama pada umumnya
dalah pertumbuhan payudara stadium 2 atau disebut breast bud yaitu
terdiri dari penonjolan puting disertai pembesaran daerah areola sekitar
umur 8-12 tahun. Haid pertama (menarche) terjadi pada stadium lanjut
dari pubertas dan sangat bervariasi pada umur berapa masing-masing
individu mengalaminya, rata-rata pada umur 10,5-15,5 tahun. Hubungan
antara menarche dengan pacu tumbuh tinggi badan sangat erat, menarche
ini pada setiap anak perempuan terjadi bila kecepatan pertumbuhan tinggi
badan mulai menurun/deselerasi. Keadaan hormonalsering menimbulkan
masalah tentang kematangan yang terlambat dirasakan oleh remaja
perempuan, karena mereka belum menarche padahal pacu tinggi badannya
telah tercapai, sehingga mereka merasa badannya terlalu tinggi. Sedangkan
kecemasan yang sering terjadi pada para remaja laki-laki bila belum tiba

Konsep Dasar Keperawatan 19


pacu tinggi badannya, padahal teman sebaya yang perempuan sudah
mencapainya.
2. Pertumbuhan Organ Reproduksi Remaja Laki-Laki
Pertumbuhan organ seksual laki-laki stadium G2 (Genital 2) terjadi
pada rata-rata umur 11,6 tahun (9,5-13,5 tahun). Pembesaran testis sebagai
tanda pubertas pertama terjadi pada 98% remaja laki-laki. Sampai akhir
masa pubertas terjadi pembesaran testis, epidermis, dan prostat 7 kali lipat.
Ejakulasi pertama terjadi pada TKS 3. Pada TKS 4 umumnya
berhubungan dengan fertilitas, tapi jumlah sperma sama dengan yang
terdapatpada TKS 3. Rata-rata waktu yang diperlukan untuk menjadi
pubertas yang lengkap adalah 3 tahun (2-5 tahun). Urutan kejadian antara
TKS dengan PHV pada remaja laki-laki sebagai berikut : pacu tinggi
badan dimulai sekitar setahun setelah pembesaran testis dan mencapai
PHV pada tahun berikutnya bila pertumbuhan penis mencapai maksimum
dan rambut pubis pada stadium 3-4.
J. Definisi Kognitif
Kognitif dalam konteks ilmu psikologi sering didefinisikan secara luas
mengenai kemampuan berpikir dan mengamati, suatu perilaku yang
mengakibatkan seseorang memperoleh pengertian atau yang dibutuhkan
untuk menggunakan pengertian. Contoh dari proses kognitif yaitu
kemampuan berkonsentrasi terhadap suatu rangsang dari luar, memecahkan
masalah, mengingat atau memanggil kembali dari memorinya suatu kejadian
yang sudah lalu, serta memahami lingkungan fisik dan sosial termasuk
dirinya sendiri.
K. Tahap Tahap Perkembangan Kognitif
Menurut Piaget yang merupakan psikologi dari Swiss, perkembangan
kognitif dibagi menjadi beberapa stadium, yaitu
1. Stadium sensorik-motorik (umur 0-18 bulan atau 24 bulan)

Pada stadium ini, perkembangan inteligensi anak baru nampak


dalam bentuk aktifitas motorik sebagai reaksi stimulasi motorik. Gerakan
refleks seperti menghisap, meraih, menggenggam, menggoyang

Konsep Dasar Keperawatan 20


goyangkan badan, gerakan seperti memukul dan menendang sesuatu
merupakan tahap pertama yang akan membawa anak ke arah penguasaan
pengetahuan mengenai dunia luar. Selain itu, anak akan berkembang ke
arah proses desentri yang artinya anak dapat memandang dirinya sendiri
dan lingkungan sebagai dua entitas yang berbeda.
2. Stadium pra-operasional (umur 18 bulan-7 tahun)

Stadium ini dimulai dengan penguasaan bahasa yang sistematis,


permainan simbolis, imitasi tingkah laku maupun bayangan dalam
mental. Ciri ciri yang jelas pada stadium ini adalah centralized atau
mmemusat, anak hanya mampu memusatkan perhatian pada satu dimensi
saja, tidak dapat dibalik (irreversible) karena belum memahami sebab
akibat serta bersifat terarah statis.
3. Stadium operasional konkrit (umur 7 tahun-11 tahun)
Pada stadium ini, egosentris berfikir sudah mulai menghilang.
Anak mampu melakukan desentrasi, yaitu mampu memperhatikan lebih
dari satu dimensi sekaligus dan mampu menghubungkan dimensi dimensi
tersebut. Selain itu, anak juga mampu melakukan aktifitas logis tertentu
tetapi hanya dalam situasi yang konkrit. Apabila dia dihadapkan pada
suatu masalah secara verbal ataupun abstrak, maka dia belum mampu
menyelesaikan dengan baik.
4. Stadium operasional formal (mulai umur 11 tahun)
Kemampuan berfikir pada stadium ini ditandai dengan 2 sifat
penting, yaitu:
a. Kemampuan deduktif-hipotesis

Bila anak dihadapkan pada suatu masalah yang harus


diselesaikannya, maka dia akan memikirkan dulu secara teoritis,
menganalisa masalahnya dengan mengembangkan penyelesaian
melalui berbagai hipotesis yang mungkin ada. Dengan begitu, ia
akan membuat sebuah strategi penyelesaian.
b. Bersifat kombinatoris

Konsep Dasar Keperawatan 21


Berhubungan dengan cara bagaimana melakukan analisisnya
maka sifat kombinatoris menjadi pelengkap cara berfikir operasional
formal. ini hampir menyerupai tahap trial&error pada stadium 12-18
bulan. Tetapi langkah coba-coba pada stadium operasional formal
memiliki dasar teoritis dan hipotesis yang pasti.
Sebagai contoh,ada lima buah tabung berisi cairan warna
yang berbeda, dua orang anak diminta untuk mencari kombinasi
warna,maka:
1) Tahap oprasional konkrit

Anak yang dalam stadium oprasional konkrit akan


mencoba-coba mencari kemungkinan-kemungkinan kombinasi
warna tersebut tidak secara sistematis, hanya secara trial end
error sampai secara kebetulan dia menemukan suatu kombinasi
warna. Tetapi dia tidak mampu lagi untuk mengulang dan
memproduksi kombinasi warna tersebut.
2) Tahap oprasional formal

Anak yang sudah memasuki setadium oprasional formal


akan terlebih dahulu secara teoritis membuat matriks mengenai
segala macam kombinasi yang mungkin tercipta. Kemudian
secara sistematis akan mecoba setiap sel matriks tersebut secara
empiris. Bila ia menemukan penyelesaiannya dengan betul maka
ia akan mencoba untuk memproduksinya kembali serta
kemudian mampu membuat suatu analisis dan kesimpulan.

Kemampuan kognitif remaja yang di klasifikasikan


mulai usia 11-18 tahun tergolong dalam stadium oprasional
formal. Jadi nampak sekali perbedaanya dengan cara berpikir
konkrit yang ditunjukan anak-anak. Remaja telah mulai
mengembangkang kemampuan berpikirnya secara abstrak,

Konsep Dasar Keperawatan 22


memakai prinsip-prinsip logika dalam berpikir teoritis, lebih
konseptis dan sudah mampu pula membuat generalisasi.
L. Perkembangan Kognitif dan Agama
Sejalan dengan meningkatnya kemampuan abstraksi dan daya
kritisnya, remaja seringkali meninjau agama dari segi resio dan kadang-
kadang tanpa melalui penghayatan. Hal ini berbeda dengan masa kanak-
kanak yang menerima ajaran agama secara konkrit.
Konflik yang sering dihadapi remaja dalam hal ini adalah berbedanya
ajaran agama yang diterima dengan kenyatan-kenyatan yang ada di
lingkunganya.
M. Kemampuan Kognitif dan Prestasi Di Sekolah
Kemampuan kognitif normal namun prestasi di sekolah buruk, ini
merupakan problem yang cukup menggejala di kalangan remaja. Dan ini
berhubungan dengan situasi pengajaran, disamping situasi kehidupan secara
keseluruhan,yaitu tuntutan yang semakin berat dan persaingan yang semakin
tajam. Remaja justru semakin tidak mengerti kemampuan sendiri dalam
hubungan pengajaran dan pendidikan. Hal ini disebabkan karena murid
semakin dihadapkan dengan kemungkinan pilihan yang lebih banyak di
dalam maupun di luar situasi pengajaran.
N. Aspek Psikososial Dari Kematangan Seksual
Memasuki masa remaja yang diawali dengan terjadinya kematangan
seksual, maka remaja akan dihadapkan pada keadaan yang memerlukan
penyesuaian untuk dapat menerima menerima perubahan-perubahan yang
terjadi. Kematangan seksual dan terjadinya perubahan bentuk tubuh sangat
berpengaruh pada kehidupan kejiwaan remaja. Datangnya menarche dapat
menimbulkan reaksi yang positif maupun negatif bagi remaja perempuan.
Apabila mereka sudah dipersiapkan dan mendapat informasi tentang akan
datangnya menstruasi maka mereka tidak akan mengalami kecemasan dan
reaksi negatif lainnya, tetapi bila mereka kurang memperoleh informasi maka
akan merasakan pengalaman yang negatif. Kematangan seksual yang terlalu
cepat atau lambat juga dapat mempengaruhi kehidupan psikososialnya, yaitu

Konsep Dasar Keperawatan 23


status mereka di dalam kelompok sebayanya. Anak perempuan yang lebih
dahulu mengalami kematangan seksual akan merasa bahwa dirinya terlalu
besar bila berada di kelompok teman sekelasnya, sementara teman-teman
perempuan yang lainnya masih dapat merasakan kebersamaan dengan
kelompok baik laki-laki maupun perempuan, karena umumnya laki-laki lebih
lambat mengalami kematangan seksual. Pada anak laki-laki yang mengalami
keterlambatan dalam kematangan seksualnya, bentuk tubuhnya lebih kecil
dibandingkan dengan teman sekelasnya dan hal ini akan sangat tidak
menguntungkan baginya, terutama dalam olahraga. Di dalam pergaulan
sosialpun mereka akan mengalami kerugian karena pada umumnya orang
dewasa dan teman-temannya akan memperlakukannya sebagai anak yang
lebih kecil, dan dianggap kurang cakap. Dalam keadaan seperti ini kadang-
kadang mereka akan bereaksi dengan menunjukkan sikap dan perilaku yang
kekanak-kanakan maupun dengan bermacam-macam kompensasi sehingga
menjadi sangat agresif.
Akibat terjadinya kematangan seksual, akan terjadi percepatan
pertumbuhan badan di mana pertumbuhan anggota badan lebih cepat daripada
badannya sehingga untuk sementara waktu proporsi tubuh tidak seimbang.
Tangan dan kakinya lebih panjang dalam perbandingan dengan badannya.
Sementara itu perhatian remaja sangat besar terhadap penampilan dirinya,
oleh karena itu mereka sering merisaukan bentuk tubuhnya yang kurang
proporsional tersebut. Pada pertengahan masa remaja, mereka mulai
memperhatikan apakah tubuhnya terlalu gemuk atau kurus dan bagaimana
menjaga bentuk tubuh yang ideal, oleh karena itu sebagian remaja ada yang
berusaha melakukan diet dan sebagian lagi senam dan olahraga secara teratur.
Pada umumnya remaja perempuan mengkhawatirkan bila dirinya terlalu
gemuk ataupun terlalu tinggi, sedangkan remaja laki-laki bila terlalu kurus
ataupun pendek. Disamping itu mereka, baik laki-laki maupun perempuan
mengkhawatirkan tentang kulitnya, yaitu tumbuhnya jerawat maupun adanya
bintik-bintik hitam.

Konsep Dasar Keperawatan 24


Kecemasan-kecemasan dan pertanyaan-pertanyaan seputar
menstruasi, mimpi basah, masturbasi, ukuran buah dada, penis dan lain
sebagainya. Pada saat itu mereka mulai memperhatikan tubuh dan
penampilan serta sering membandingkan dengan orang lain serta mulai
muncul perasaan tertarik pada lawan jenis. Pada remaja menengah, mereka
lebih sering menggunakan waktunya untuk membuat diri mereka terlihat
lebih menarik.
Remaja diharapkan mampu memenuhi tanggung jawab orang dewasa,
tetapi karena antara pertumbuhan fisik dan pematangan psikisnya terdapat
jarak yang cukup lebar, banyak remaja yang mengalami kegagalan dalam
memenuhi tuntutan sosial tersebut yang akhirnya menimbulkan frustasi dan
konflik batin terutama jika tidak ada pengertian dari orang dewasa. Hal ini
merupakan salah satu penyebab mengapa remaja lebih dekat dengan teman
sebaya dibanding orang dewasa.
O. Tugas Perkembangan Remaja
Pada masa remaja, mereka dihadapkan pada dua tugas utama, yaitu:
 mencapai ukuran kebebasan atau kemandirian dari orang tua dan
 membentuk identitas untuk tercapainya integrasi diri dan kematangan
pribadi.
1. Kebebasan dan Ketergantungan
Pada masa remaja sering terjadi kesenjangan dan konflik antara
remaja dengan orang tuanya. Sifat remaja yang ingin memperoleh
kebebasan emosional sedangkan orang tua yang masih ingin mengawasi
dan melindungi anaknya dapat menimbulkan konflik di antara mereka.
Terdapat pandangan umum yang menyatakan bahwa remaja
menggunakan konflik dan sikap menentang sebagai cara untuk mencapai
otonomi dan kebebasan dari orang tua. Otonomi adalah pengaturan diri
(self regulation) sedangkan kebebasan (independence) adalah suatu
kemampuan untuk membuat keputusan dan mengatur perilakunya
sendiri. (Craig, 1995)

Konsep Dasar Keperawatan 25


Dalam proses perkembangannya menuju dewasa, remaja
membutuhkan kedua kemampuan, yaitu kebebasan dan ketergantungan
secara bersama-sama. Ketergantungan (interdependence) melibatkan
komitmen-komitmen dan ikatan antar pribadi yang mencirikan kondisi
kehidupan manusia.
Pada awal usia remaja, mereka sudah tidak tergantung dengan
orang tua, tidak tertarik lagi dengan aktivitas bersama orang tua, tidak
mau mendengar nasehat dan kritik dari orang tua, serta ikatan emosional
dengan orang tua menjadi berkurang. Pada usia pertengahan, ikatan
dengan orang tua semakin longgar dan mereka lebih sering
menghabiskan waktu dengan teman sebayanya. Pada akhir masa remaja,
mereka akan berusaha mngurangi kegelisahannya dan meningkatkan
integritas pribadinya, identitas diri lebih kuat, mampu menunda
pemuasan, kemampuan untuk menyampaikan pendapat lebih baik, minat
lebih stabil dan mampu membuat keputusan dan berkompromi.
2. Pembentukan Identitas Diri
Pembentukan identitas diri memerlukan proses yang panjang dan
kompleks, yang membutuhkan kontinuitas dari masa lalu, sekarang dan
masa yang akan datang, dan hal ini akan membentuk kerangka berpikir
untuk mengorganisasikan dan mengintegrasikan perilaku ke dalam
berbagai bidang kehidupan.
Remaja berusaha melepaskan diri dari lingkungan dan ikatan
dengan orang tua karena mereka ingin mencari identitas diri. Erikson
menyatakan bahwa saat memasuki usia remaja, remaja akan dihadapkan
pada suatu pertanyaan penting yaitu tentang “Siapakah Aku?”. Perubahan
yang diakibatkan terjadinya kematangan seksual dan tuntutan-tuntutan
psikososial menempatkan remaja pada suatu keadaan yang oleh Erikson
disebut krisis identitas, yaitu suatu tahap untuk membuat keputusan
terhadap permasalahan-permasalahan penting yang berkaitan dengan
pertanyaan tentang identitas dirinya. Keadaan ini melibatkan
perkembangan aspek mental, emosional dan sosial. Remaja harus

Konsep Dasar Keperawatan 26


menemukan apa yang mereka yakini, sikap dan nilai-nilai idealnya, yang
dapat memberikan peran dalam kehidupan sosialnya. Karena ketika kita
tahu tentang diri kita, kita tahu apa yang kita lakukan, dan kita tahu apa
peran kita di masyarakat, maka kita akan mencapai sense of identity,
menemukan identitas diri.
P. Remaja dan Keluarga
Keluarga mempunyai pengaruh yang cukup besar bagi perkembangan
remaja karena keluarga merupakan lingkungan sosial pertama, yang
meletakkan dasar-dasar kepribadian remaja. Selain orang tua, saudara
kandung dan posisi anak dalam keluarga juga berpengaruh bagi remaja.
Orang tua sebaiknya menerapkan pola asuh demokratik, karena selain
memberi kebebasan kepada anak juga disertai adanya kontrol dari orang tua
sehingga apabila terjadi konflik atau perbedaan pendapat diantara meereka
dapat dibicarakan dan diselesaikan bersama-sama.
Pada usia remaja dimana sangat membutuhkan kebebasan dan mereka
lebih sering meninggalkan rumah, maka orang tua harus dapat melakukan
penyesuaian terhadap keadaan tersebut. Remaja membutuhkan dukungan
yang berbeda dari masa sebelumnya, maka pengertian orang tua sangat
dibutuhkan. Karena ini akan membantu anak remajanya dalam proses
pencarian identitas diri.
Q. Remaja dan Kelompok Sebaya
Dalam hal ini kelompok sebaya sangat berpengaruh dalam kehidupan
sosial remaja. Kelompok sebaya juga merupakan wadah untuk belajar
kecakapan-kecakapan sosial, karena melalui kelompok remaja dapat
mengambil berbagai peran. Besarnya peranan teman sebaya dalam kehidupan
sosial remaja mendorong untuk membentuk kelompok-kelompok dimana
remaja akan berusaha untuk dapat menyesuaikan dan menyatu dengan
kelompok agar mereka dapat diterima oleh kelompoknya. Meskipun norma-
norma kelompok bukan merupakan norma yang buruk, namun dapat
membahayakan pembentukan identitas diri mereka karena dalam hal ini
remaja akan lebih mementingkan perannya sebagai anggota kelompok

Konsep Dasar Keperawatan 27


daripada mengembangkan pola norma diri sendiri. Apabila nilai-nilai moral
kelompok lebih baik dari nilai-nilai moral keluarga, maka hal tersebut tidak
akan menimbulkan masalah asalkan remaja betul-betul meyakininya. Namun
apabila sebaliknya, maka hal tersebut dapat menyulitkan serta menghambat
perkembangan kepribadian remaja.
Pada usia ini remaja juga sudah mulai menjalin hubungan-hubungan
khusus dengan lawan jenisnya yang dapat diwujudkan dengan kencan dan
berpacaran.
R. Integrasi Kepribadian
Keberhasilan mereka dalam kelompok akan memberikan gambaran
diri yang positif, sebaliknya kegagalan-kegagalan akan memberikan
gambaran diri yang negatif. Dalam kehidupan kelompok biasanya remaja
juga akan melakukan perbandingan antara dirinya dengan orang lain dan
penilaian diri ini akan sangat mempengaruhi gambaran diri mereka.
S. Perilaku Yang Menjadi Batasan Dalam Pergaulan
1. Menundukkan pandangan
Allah memerintahkan kaum lelaki dan wanita untuk menundukan
pandangannya, sebagaimana firmannya:
Surah An-Nur ayat 30: Katakanlah kepada orang laki-laki yang
beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara
kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”.
Surah An-Nur ayat 31: Katakanlah kepada wanita yang beriman:
“Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara
kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali
(biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutup kain
kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali
kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau
putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara
laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-
putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-

Konsep Dasar Keperawatan 28


budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak
mempunyai keinginan (terhadap wanita), atau anak-anak yang belum
mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan
kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan
bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman
supaya kamu beruntung.
2. Menutup Aurat
Aurat merupakan anggota tubuh yang harus ditutupi dan tidak
boleh diperlihatkan kepada orang yang bukann mahramnya terutama
kepada lawan jenis agar tidak membangkitkan nafsu birahi serta
menimbulkan fitnah. Aurat laki-laki yaitu anggota tubuh antara pusar dan
lutut, sedangkan aurat bagi wanita yaiitu seluruh anggota tubuh kecuali
muka dan kedua telapak tangan. Disamping aurat, pakaian yang
dikenakan tidak boleh ketat sehingga memperlihatkan anggota tubuh dan
juga tidakboleh transparan atau tipis sehingga tembus pandang.
3. Larangan Berkhalwat (Berdua-duaan)
Islam telah mengajarkan agar menjaga jarak terhadap lawan jenis
agar tidak menimbulkan dampak negatif yang tidak diinginkan da
berakibat buruk pada masyarakat sekitar oleh karena itu islam melarang
laki laki dan perempuan ditempat yang sepi dan menimbulkan fitnah.
Hadist tentang larangan berkhalwat “jangan sekali kali salah
seorang kalian berkhalwat dengan wanita kecuali bersama mahrom.”
(mutafaq ‘alaih dari ibnu ‘abas ra)

Konsep Dasar Keperawatan 29


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Masa remaja adalah masa transisi antara masa anak dan dewasa,
dimana terjadi terjadi pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri-ciri seks
sekunder, tercapai fertilitas, dan terjadi perubahan-perubahan psikologik serta
kognitif. Perubahan fisik yang terjadi pada remaja meliputi pertumbuhan
tinggi badan, tulang dan gigi; pertumbuhan berat badan; pertumbuhan otot;
pertumbuhan jantung, paru dan viscera; pertumbuhan jaringan lemak;
perubahan komposisi tubuh pada masa pubertas; pertumbuhan kepala; dan
pertumbuhan organ-organ reproduksi. Di mana ada pertumbuhan fisik yang
berbeda antara laki-laki dan perempuan, namun juga ada yang sama.

Kognitif dalam konteks ilmu psikologi sering didefinisikan secara luas


mengenai kemampuan berpikir dan mengamati, suatu perilaku yang
mengakibatkan seseorang memperoleh pengertian atau yang dibutuhkan
untuk menggunakan pengertian.

Kematangan seksual dan terjadinya perubahan bentuk tubuh sangat


berpengaruh pada kehidupan kejiwaan remaja. Kematangan seksual yang
terlalu cepat atau lambat juga dapat mempengaruhi kehidupan psikososialnya,
yaitu status mereka di dalam kelompok sebayanya. Al-Qur ‘an dan hadits
juga menjelaskan mengenai remaja, contohnya mengenai perilaku yang
menjadi batasan dari para remaja.

Konsep Dasar Keperawatan 30


DAFTAR PUSTAKA

Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta:


CV. Sagung Seto.

Konsep Dasar Keperawatan 31

Anda mungkin juga menyukai