Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KONSEP LANSIA

Disusun oleh :

Alfiatus Mutmainnah 1440120004

Charisma Anggun Safitri 1440120009

Diah Kusumaningtiyas 1440120013

Ishmatul Azizah 1440120022

Lantang Caesar Agdama 1440120024

Marisa 1440120027

Mega Safitri 1440120028

Nila Lazuar Diah 1440120034

AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA

PRODI DIII KEPERAWATAN

KRIKILA – GLENMORE – BANYUWANGI

2022
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji serta syukur marilah kita panjatkan kepada kehadirat Allah SWT. yang telah
memberikan begitu banyak nikmat yang mana makhluk-Nya pun tidak akan menyadari begitu
banyak nikmat yang telah didapatkan dari Allah SWT. Selain itu penulis juga merasa sangat
bersyukur karena telah mendapatkan hidayah-Nya baik iman maupun islam. Dengan nikmat dan
hidayah-Nya pula kami dapat menyelesaikan tugas mata pelajaran GERONTIK. Penulis juga
menyadari dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dari isinya maupun
dari struktur penulisannya, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran positif
untuk perbaikan dikemudian hari,

Dengan demikian semoga makalah ini dapat memberikan maanfaat umumnya pada para
pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri. Aamin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Krikilan, 17 maret 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan masalah.................................................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................................3
A. Pengertian Lansia..................................................................................................................3
B. Batasan-batasan lansia..........................................................................................................3
C. Teori menua..........................................................................................................................4
D. Masalah Kesehatan Pada Lansia...........................................................................................6
E. Pendekatan Pada Lansia.....................................................................................................12
F. Pendekatan fisik..................................................................................................................12
G. Pendekatan psikis................................................................................................................12
H. Pendekatan social................................................................................................................13
I. Tempat pelayanan kesehatan bagi lansia............................................................................13
J. Pelayanan social di keluarga...............................................................................................14
K. Foster Care Service.............................................................................................................14
L. Pusat Santunan Keluarga (pusaka).....................................................................................14
M. Panti social lanjut usia.....................................................................................................15
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................16
A. Kesimpulan.........................................................................................................................16
B. Saran...................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perubahan normal ( alami ) tidak dihindari cepat dan lambatnya perubahan
dipengaruhioleh faktor kejiwaan, sosial, ekonomi dan medik. Perubahan akan terlihat
pada jaringan organtubuh seperti: kulit menjadi kering dan keriput, rambut beruban dan
rontok, penglihatan menurunsebagian dan menyeluruh, pendengaran juga berkurang,
daya penciuman berkurang,tinggi badanmenyusut karena proses ostoporosis yang
berakibat badan bungkuk, tulang keropos masanya berkurang, kekuatan berkurang dan
mudah patah, elastisitas jaringan paru berkurang, nafasmenjadi pendek, terjadi
pengurangan fungsi organ di dalam perut, dinding pembuluh darahmenebal dan terjadi
peningkatan tekanan darah, otot bekerja tidak efisien, terjadi penurunanfungsi organ
reproduksi terutama ditemukan pada wanita, otak menyusut dan reaksi menjadilambat
terutama pada pria dan sexsualitas tidak selalu menurun Terjadi perubahan abnormal
padafisik lansia.Perubahan fisik pada lansia dapat diperbaiki dan dapat dihilangkan
melalui nasehat atautindakan medik. Perubahan yang terjadi misalnya: katarak, kelainan
sendi, kelainan prostat daninkotenensia.Upaya mengatasi Permasalahan “kesehatan
Lansia” Untuk mengatasi permasalahan kesehatan lansia, upaya yang dilakukan pada
dasarnyadapat dikelompokkan menjadi :
a. Upaya pembinaan kesehatan
b. Upaya pelayanan kesehatan, meliputi: upaya promotif, upaya prefentif, upaya
diagnosa dini dan pengobatan, pencegahan kecacatan, upaya rehabilitatif, upaya
perawatan dan upaya pelembagaanlanjut usia

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apa itu pengertian lansia ?
2. Apa itu batasan lansia ?
3. Apa itu teori menua ?
4. Apa itu masalah kesehatan pada lansia ?
5. Apa itu pendekatan lansia ?
6. Apa itu pendekatan fisik ?
7. Apa itu pendekatan psikis ?
8. Apa itu pendekatan social ?
9. Apa itu tempat pelayanan bagi lansia ?

1
10. Apa itu pelayanan social dikeluarga ?
11. Apa itu foster care service ?
12. Apa itu pusat satunan keluarga ?
13. Apa itu social lamjut usia ?

C. Tujuan
1. Mengetahui Apa itu pengertian lansia ?
2. Mengetahui Apa itu batasan lansia ?
3. Mengetahui Apa itu teori menua ?
4. Mengetahui Apa itu masalah kesehatan pada lansia ?
5. Mengetahui Apa itu pendekatan lansia ?
6. Mengetahui Apa itu pendekatan fisik ?
7. Mengetahui Apa itu pendekatan psikis ?
8. Mengetahui Apa itu pendekatan social ?
9. Mengetahui Apa itu tempat pelayanan bagi lansia ?
10. Mengetahui Apa itu pelayanan social dikeluarga ?
11. Mengetahui Apa itu foster care service ?
12. Mengetahui Apa itu pusat satunan keluarga ?
13. Mengetahui Apa itu social lamjut usia ?

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Lansia
Lansia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis, fisik,
kejiwaan dan sosial,perubahan ini akan memberikan pengaruh pada seluruh aspek
kehidupan, termasuk kesehatanya, olehkarena itu kesehatan lansia perlu mendapat
perhatian khusus dengan tetap dipelihara dan ditingkatkanagar selama mungkin dapat
hidup secara produktif sesuai dengan kemampuanya sehingga dapat ikut sertaberperan
aktif dalam pembangunan (Mubarak, 2006).Aging process atau proses menua merupakan
suatu proses biologis yang tidak dapat dihindarkan, yangakan dialami oleh setiap orang.
Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan(graduil) kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan strukturdan fungsi
secara normal, ketahanan terhadap injuri termasuk adanya infeksi (Paris Contantinides,
1994).Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai dewasa,
misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan saraf dan jaringan lain
sehingga tubuh “mati” sedikit demi sedikit. Sebenarnya tidak ada batas yang tegas, pada
usia berapa penampilan seorang mulai menurun. Pada setiaporang, fungsi fisiologis alat
tubuhnya sangat berbeda, baik dalam hal pencapaian puncak maupun aatmenurunya.
Namun umumnya fungsi fisiologis tubuh mencapai puncaknya pada umur 20-30
tahun.Setelah mencapai puncak, fungsi alat tubuh akan berada dalam kondisi tetap utuh
beberapa saat,kemudian menurun sedikit demi sedikit sesuai bertambahnya umur.Berikut
ini beberapa pengertian lansia menurut para ahli :

 Pengertian Lansia Menurut Smith (1999): Lansia terbagi menjadi tiga, yaitu: young old
(65-74tahun); middle old (75-84 tahun); dan old old (lebih dari 85 tahun).
 Pengertian Lansia Menurut Setyonegoro: Lansia adalah orang yang berusia lebih dari 65
tahun.Selanjutnya terbagi ke dalam 70-75 tahun (young old); 75-80 tahun (old); dan lebih
dari 80 tahun(very old).
 Pengertian Lansia Menurut UU No. 13 Tahun 1998: Lansia adalah seseorang yang
mencapai usia60 tahun ke atas.
 Pengertian Lansia Menurut WHO: Lansia adalah pria dan wanita yang telah mencapai
usia 60-74tahun.
 Pengertian Lansia Menurut Sumiati AM: Seseorang dikatakan masuk usia lansia jika
usianya telahmencapai 65 tahun ke atas.

B. Batasan-batasan lansia
Departemen Kesehatan RI membagi lansia sebagiai berikut:

3
1) Kelompok menjelang usia lanjut (45-54 th) sebagai masa vibrilitas

2) Kelompok usia lanjut (55-64 th) sebagai presenium

3) Kelompok usia lanjut (65 th >) sebagai senium

Menurut organisasi kesehatan Dunia lanjut usia dikelompokkan menjadi

1) Usia pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun.

2) Lanjut usia (elderly) : antara 60 sampai 74 tahun.

3) Lanjut usia tua (old) : antara 75 sampai 90 tahun.

4) Usia sangat tua (very old) : diatas 90 tahun

C. Teori menua
1. Teori biologis
Sedangkan Teori penuaan secara umum menurut Ma’rifatul (2011) dapat dibedakan
menjadi dua yaitu teori biologi dan teori penuaan psikososial:
a. Teori seluler Kemampuan sel hanya dapat membelah dalam jumlah tertentu dan
kebanyakan sel–sel tubuh “diprogram” untuk membelah 50 kali. Jika seldari
tubuh lansia dibiakkanlalu diobrservasi di laboratorium terlihat jumlah sel–sel
yang akan membelah sedikit. Pada beberapa sistem, seperti sistem saraf, sistem
musculoskeletal dan jantung, sel pada jaringan dan organ dalam sistem itu tidak
dapat diganti jika sel tersebut dibuang karena rusak atau mati. Oleh karena itu,
sistem tersebut beresiko akan mengalami proses penuaan dan mempunyai
kemampuan yang sedikit atau tidak sama sekali untuk tumbuh dan memperbaiki
diri (Azizah, 2011)
b. Sintesis Protein (Kolagen dan Elastis)
Jaringan seperti kulit dan kartilago kehilangan elastisitasnya pada lansia. Proses
kehilangan elastisitas ini dihubungkan dengan adanya perubahan kimia pada
komponen protein dalam jaringan tertentu. Pada lansia beberapa protein (kolagen
dan kartilago, dan elastin pada kulit) dibuat oleh tubuh dengan bentuk dan
struktur yang berbeda dari protein yang lebih muda. Contohnya banyak kolagen
pada kartilago dan elastin pada kulit yang kehilangan fleksibilitasnya serta
menjadi lebih tebal, seiring dengan bertambahnya usia. Hal ini dapat lebih mudah
dihubungkan dengan perubahan permukaan kulit yang kehilangan elastisitanya
dan cenderung berkerut, juga terjadinya penurunan mobilitas dan kecepatan pada
system musculoskeletal (Azizah dan Lilik, 2011).
c. Keracunan Oksigen

4
Teori ini tentang adanya sejumlah penurunan kemampuan sel di dalam tubuh
untuk mempertahankan diri dari oksigen yang mengandung zat racun dengan
kadar yang tinggi, tanpa mekanisme pertahanan diri tertentu. Ketidakmampuan
mempertahankan diri dari toksin tersebut membuat struktur membran sel
mengalami perubahan serta terjadi kesalahan genetik. Membran sel tersebut
merupakan alat sel supaya dapat berkomunikasi dengan lingkungannya dan
berfungsi juga untuk mengontrol proses pengambilan nutrisi dengan proses
ekskresi zat toksik di dalam tubuh. Fungsi komponen protein pada membran sel
yang sangat penting bagi proses tersebut, dipengaruhi oleh rigiditas membran.
Konsekuensi dari kesalahan genetik adalah adanya penurunan reproduksi sel oleh
mitosis yang mengakibatkan jumlah sel anak di semua jaringan dan organ
berkurang. Hal ini akan menyebabkan peningkatan kerusakan sistem tubuh
(Azizah dan Lilik, 2011)
d. Sistem Imun Kemampuan sistem imun mengalami kemunduran pada masa
penuaan. Walaupun demikian, kemunduran kemampuan sistem yang terdiri dari
sistem limfatik dan khususnya sel darah putih, juga merupakan faktor yang
berkontribusi dalam proses penuaan. Mutasi yang berulang atau perubahan
protein pasca tranlasi, dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan sistem imun
tubuh mengenali dirinya sendiri. Jika mutasi isomatik menyebabkan terjadinya
kelainan pada antigen permukaan sel, maka hal ini akan dapat menyebabkan
sistem imun tubuh menganggap sel yang mengalami perubahan tersebut sebagai
sel asing dan menghancurkannya. Perubahan inilah yang menjadi dasar terjadinya
peristiwa autoimun. Disisi lain sistem imun tubuh sendiri daya pertahanannya
mengalami penurunan pada proses menua, daya serangnya terhadap sel kanker
menjadi menurun, sehingga sel kanker leluasa membelah-belah (Azizah dan
Ma’rifatul L., 2011)
e. Teori Menua
Akibat Metabolisme Menurut Mc. Kay et all., (1935) yang dikutip Darmojo dan
Martono (2004), pengurangan “intake” kalori pada rodentia muda akan
menghambat pertumbuhan dan memperpanjang umur. Perpanjangan umur karena
jumlah kalori tersebut antara lain disebabkan karena menurunnya salah satu atau
beberapa proses metabolisme. Terjadi penurunan pengeluaran hormon yang
merangsang pruferasi sel misalnya insulin dan hormon pertumbuhan
2. Teori Psikologis
a. Aktivitas atau Kegiatan (Activity Theory)
Seseorang yang dimasa mudanya aktif dan terus memelihara keaktifannya setelah
menua. Sense of integrity yang dibangun dimasa mudanya tetap terpelihara
sampai tua. Teori ini menyatakan bahwa pada lansia yang sukses adalah mereka
yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial (Azizah dan Ma’rifatul, L.,
2011)

5
b. Kepribadian berlanjut (Continuity Theory)
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lansia. Identity pada
lansia yang sudah mantap memudahkan dalam memelihara hubungan dengan
masyarakat, melibatkan diri dengan masalah di masyarakat, kelurga dan
hubungan interpersonal (Azizah dan Lilik M, 2011)
c. Teori Pembebasan (Disengagement Theory)
Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang secara pelan
tetapi pasti mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau menarik diri dari
pergaulan sekitarnya (Azizah dan Lilik M, 2011).

D. Masalah Kesehatan Pada Lansia


Perubahan system tubuh lansia menurut NUgroho (2000) adalah :

1. Sel
a. Pada lansia jumlah sel akan lebih sedikit dan ukuranya lebih besar
b. Cairan tubuh dan Ciaran intraseluler akan berkurang
c. Proposi di otak, otot, ginjal, dan hati juga ikut berkurang
d. Jumlah sel otak menurun
e. Mekanisme perbaikan sel akan terganggu dan otak menjadi atropi
2. System persyarafana.
a. Rata – rata berkurangnya saraf neocortical sebesar 1 detik ( pakkenberg dkk.2003)b.
b. Hubungan persyarafan cepat menurun
c. Lambat dalam merespon, baik dari gerakan maupun jarak waktu, khususnya stress
d. Mengecilnya saraf pancaindra, serta menjadi kurang sensitive terhadap sentuhan.
3. System pendengarana.
a. Gangguan pada pendengaran ( presbiakusis)b.
b. Membrane timpani antropi.
c. Terjadi pengumpalan dan pengerasan serumen Karena peningkatan keratin.
d. Pendengaran menurun pada usia lanjut yang mengalami ketegangan jiwa atau stress
4. System penglihatana.
a. Timbul sklerisis pada sfinter pupil dan hilangnya respon terhadap sinar
b. Kornea lebih berbentuk seperti bola ( sferis)
c. Lensa lebih suram ( keruh) dapat menyebabkan katarak
d. Meningkatnya ambang.

6
e. Pengamatan sinar dan daya adaptasi terhadap kegelapan menjadi lebih lambat dan
sulituntuk melihat dalam keadaan gelap
f. Hilangnya daya akomodasi.
g. Menurunya lapang pandang dan menurunya daya untuk membedakan antara warna
birudengan warna hijau pada skala pemeriksaan
5. System kardiovaskuler.
a. Elastisitas dinding aorta menurun.
b. Katup jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap jantung sesudah berumur
20tahun. Hal ini memyebabkan menurunya kontraksi dan volumenya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya efektivitas pembuluh darah
periferuntuk oksigenasi, sering terjadi postural hipotensi.
e. Tekanan darah meningkat diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari pembuluh
darahperifer
6. System pengaturan suhu tubuha.
a. Suhu tubuh menurun ( hipotermia) secara fisiologis. Hal ini diakibatkan oleh
metabolismeyang menurun.
b. Keterbatasan reflek mengigil, dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak
sehinggaterjadi rendahnya aktivitas otot
7. Sistem pernapasana.
a. Otot –otot pernapasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku.
b. Menurunya aktivitas dari silia
c. Paru – paru kehilangan elastisitas sehingga kapasitas residu meningkat. Menarik
napas lebih berat, kapasitas maksimum menurun, dan kedalaman bernapas menurun
d. Ukuran alveoli melebar dari normal dan jumlahnya berkurang, oksigen pada
arterimenurun menjadi 75mmhg. Kemampuan untuk batuk berkurang dan
penurunankekuatan otot pernapasan
8. Sistem gastrointestinal
a. Kehilangan gigi, indera pengecapan mengalami penurunan.
b. Esophagus melebar.
c. Sensitivitas akan rasa lapar menurun

7
d. Produksi asam lambung dan waktu pengosongan lambung menurun.
e. Peristaltic lemah dan biasanya timbul konstipasi
f. Fungsi absorsi menurun.
g. Hati semakin mengecil dan menurunya tempat menyimpan
h. Berkurangnya suplai aliran darah
9. System genetalia
a. Ginjal mengecil dan nefron menjadi atropi, aliran darah keginjal menurun hingga
50%,fungsi tubulus berkurang ( berakibat pada penurunan kemmapuan ginjal
untukmengonsentrasi urine, berat jenis urine menurun, protein urine menurun,
BUNmeningkat, nilai ambang ginjalterhadap glukosa meningkat.
b. Otot- otot kandung kemih (vesika urinaria) melemah kapasitasnya menurun
hinggahingga 200ml dan menyebabkan frekuansi BAK meningkat, kandung kemih
dikosongkansehingga meningkatkan retensi urine.
c. Pria dengan usia 65thmkeatas sebagian besar mengalami pembesaran prostat hingga
75%dari besar normalnya
10. System endokrin
a. Menurunya produksi ACTH,TSH,FSH,dan LH, aktivitas tiroid, basal metabolic rate
(BMR), dayapertukaran gas, produksi aldosterone, serta sekresi hormone kelamin
seperti progesterone,estrogen dan tetstoteron
11. Sitem integument.a.
a. Kulit menjadi keriput akibat kehilangan jaringan lemak.
b. Permukaan kulit kasar dan bersisik
c. Menurunya respon terhadap trauma, mekanisme proteksi kulit menurun.
d. Kulit kepala dan rambut menipis serta berwarna kelabu.
e. Rambut dalam hidung dan telinga menebal.
f. Berkurangnya elastisitas akibat menurunya cairan dan vaskularisasi.
g. Pertumbuhan kuku lebih lambat, kuku jari menjadi mengeras dan rapuh, kuku jari
tumbuhsecara berlebihan dan seperti tanduk.
h. Kelenjar keringat berkurang jumlah dan fungsinya.
i. Kuku menjadi pudar dan kurang bercahaya.
12. System musculoskeletala.

8
a. Tulang kehilangan kepadatan ( density) dan semkain rapuh
b. Kifosis
c. Persendian membesar dan menjadi kaku
d. Tendon mengkerut dan mengalami sclerosis
e. Atropi serabut otot sehingga gerak seseorang menjadi lambat, otot-otot kram dan
mejaditremor.

Beberapa masalah psokologis yang sering terjadi pada lansiaa.

a. Demensia
Demensia adalah gangguan intelektual/ daya ingat yang umumnya progresif dan
ireversibel.Biasanya terjadi pada usia > 65 tahun. Faktor resiko yang sering menyebabkan
lanjut usiaterkena demensia adalah : usia, riwayat keluarga, jenis kelamin perempuan.
Demensiamerupakan suatu penyakit degeneratif primer pada susunan sistem saraf pusat
danmerupakan penyakit vaskuler.Kriteria derajat demensia :
 Ringan : walaupun terdapat gangguan berat daya kerja dan aktivitas
sosial,kapasitas untuk hidup mandiri tetap dengan higiene personal cukup
danpenilaian umum yang baik.
 Sedang: hidup mandiri berbahaya diperlukan berbagai tingkat suportivitas.
 Berat : aktivitas kehidupan sehari-hari terganggu sehingga
tidakberkesinambungan, inkoherensi
b. Depresi

Gangguan depresi merupakan hal yang terpenting dalam problem lansia. Usia
bukanmerupakan faktor untuk menjadi depresi tetapi suatu keadaan penyakit medis
kronis danmasalah-masalah yang dihadapi lansia yang membuat mereka depresi. Gejala
depresi pada lansia, yaitu :

Gejala utama :

- Afek depresi
- Kehilangan minat
- Berkurangnya energi (mudah lelah)Gejala lain :
- Konsentrasi dan perhatian berkurang
- Kurang percaya diri
- Sering merasa bersalah
- Pesimis
- Ide bunuh diri
- Gangguan pada tidur
- Gangguan nafsu makan

9
Berdasarkan gejala di atas, depresi pada lansia dapat dibedakan beberapa
bentukberdasarkan berat ringannya :
 Depresi ringan : 2 gejala utama + 2 gejala lain+ aktivitas tidak terganggu.
 Depresi sedang : 2 gejala utama + 3 gejala lain+ aktivitas agak terganggu.
 Depresi berat : 3 gejala utama + 4 gejala lain+ aktivitas sangat
terganggu.Penyebab terjadinya depresi merupakan gabungan antara faktor-faktor
psikologik, sosial danbiologik.
 Biologik : sel saraf yang rusak, faktor genetik, penyakit kronis seperti hipertensi,
DM,stroke, keterbatasan gerak, gangguan pendengaran / penglihatan.
 Sosial : kurang interaksi sosial, kemiskinan, kesedihan, kesepian, isolasi sosial.
 Psikologis : kurang percaya diri, gaul, akrab, konflik yang tidak terselesai

c. Skizofrenia
Skizofrenia biasanya dimulai pada masa remaja akhir / dewasa muda dan menetap
seumurhidup. Wanita lebih sering menderita skizofrenia lambat dibanding pria.
Perbedaan onsetlambat dengan awal adalah adanya skizofrenia paranoid pada tipe
onset lambat

Sekurang-kurangnya satu gejala berikut :


 Thought echo, insertion, broadcasting
 Delution of control, influence, passivity, perception
 Halusinasi auditorik
 Waham yang menetap
Paling sedikit 2 gejala berikut :
 Halusinasi panca indera yang menetap
 Arus pikir yang terputus
 Perilaku katatonik
 Gejala negative
Adanya gejala-gejala khas tersebut di atas berlangsung selama kurun waktu satu
bulan ataulebih. Terapi dapat diberikan obat anti psikotik seperti haloperidol,
chlorpromazine, denganpemberian dosis yang lebih kecil
d. Gangguan kecemasan
Gangguan kecemasan adalah berupa gangguan panik, fobia, gangguan obsesif
konfulsif,gangguan kecemasan umum, gangguan stres akut, gangguan stres pasca
traumatik. Onset awal gangguan panik pada lansia adalah jarang, tetapi dapat terjadi.
Tanda dan gejala fobiapada lansia kurang serius daripada dewasa muda, tetapi
efeknya sama, jika tidak lebih,menimbulkan debilitasi pada pasien lanjut usia. Teori

10
eksistensial menjelaskan kecemasantidak terdapat stimulus yang dapat diidentifikasi
secara spesifik bagi perasaan yang cemassecara kronis.Kecemasan yang tersering
pada lansia adalah tentang kematiannya. Orang mungkinmenghadapi pikiran
kematian dengan rasa putus asa dan kecemasan, bukan dengan ketenangan hati dan
rasa integritas (“Erik Erikson”). Kerapuhan sistem saraf anotomik yang berperan
dalam perkembangan kecemasan setelah suatu stressor yang berat.Gangguan stres
lebih sering pada lansia terutama jenis stres pasca traumatik karena padalansia akan
mudah terbentuk suatu cacat fisik. Terapi dapat disesuaikan secara individutergantung
beratnya dan dapat diberikan obat anti anxietas seperti : hydroxyzine, Buspirone
e. Gangguan penggunaan alcohol dan zat lain.Riwayat minum / ketergantungan alkohol
biasanya memberikan riwayat minum berlebihanyang dimulai pada masa remaja /
dewasa. Mereka biasanya memiliki penyakit hati. Sejumlah besar lansia dengan
riwayat penggunaan alkohol terdapat penyakit demensia yang kronisseperti
ensefalopati wernicke dan sindroma korsakof. Presentasi klinis pada lansia termasuk
terjatuh, konfusi, higienis pribadi yang buruk,malnutrisi dan efek pemaparan. Zat
yang dijual bebas seperti kafein dan nikotin sering disalahgunakan. Di sini harus
diperhatikan adanya gangguan gastrointestiral kronis pada lansiapengguna alkohol
maupun tidak obat-obat sehingga tidak terjadi suatu penyakit medik.
f. Gangguan Tidur
Usia lanjut adalah faktor tunggal yang paling sering berhubungan dengan
peningkatanprevalensi gangguan tidur. Fenomena yang sering dikeluhkan lansia
daripada usia dewasamuda adalah :
 Gangguan tidur,
 Ngantuk siang hari,
 Tidur sejenak di siang hari,
 Pemakaian obat hipnotik

Secara klinis, lansia memiliki gangguan pernafasan yang berhubungan dengan tidur
dangangguan pergerakan akibat medikasi yang lebih tinggi dibanding dewasa muda.
Disampingperubahan sistem regulasi dan fisiologis, penyebab gangguan tidur primer
pada lansia adalahinsomnia. Selain itu gangguan mental lain, kondisi medis umum,
faktor sosial dan lingkungan.Ganguan tersering pada lansia pria adalah gangguan
rapid eye movement (REM). Hal yangmenyebabkan gangguan tidur juga termasuk
adanya gejala nyeri, nokturia, sesak napas, nyeriperut.Keluhan utama pada lansia
sebenarnya adalah lebih banyak terbangun pada dini haridibandingkan dengan
gangguan dalam tidur. Perburukan yang terjadi adalah perubahanwaktu dan
konsolidasi yang menyebabkan gangguan pada kualitas tidur pada lansia.Terapi dapat
diberikan obat hipnotik sedatif dengan dosis yang sesuai dengan kondisi masing-
masing lansia dengan tidak lupa untuk memantau adanya gejala fungsi kognitif,
perilaku,psikomotor, gangguan daya ingat, insomnia rebound dan gaya jalan

11
E. Pendekatan Pada Lansia
Kegiatan ini menurut Depkes (1993 1b), adalah suatu kegiatan untuk memberikan
bantuan, bimbingan, pengawasan, perlindungan dan pertolongan kepada lanjut usia
secara individu maupun kelompok, seperti di rumah atau lingkungan keluarga,
puskesmas, yang di berikan perawat
Yang meliputi :
 Pendekatan fisik
 Pendekatan psikis
 Pendekatan social

F. Pendekatan fisik
Perawatan yang memperhatikan kesehatan obyektif, kebutuhan, kejadian-kejadian
yangdialami klien lanjut usia semasa hidupnya, perubahan fisik pada organ tubuh,
tingkatkesehatan yang masih bisa dicapai dan dikembangkan, dan penyakit yang dapat
dicegah atauditekan progresivitasnya. Perawatan fisik secara umum bagi klien lanjut usia
dapat dibagi atasdua bagian, yakni :
a. Klien lanjut usia yang masih aktif, yang keadaan fisiknya masih mampu bergerak
tanpabantuan orang lain sehingga untuk kebutuhan sehari-hari masih mampu
melakukansendiri
b. Klien lanjut usia yang pasif atau tidak dapat bangun, yang keadaan fisiknya
mengalamikelumpuhan atau sakit. perawat harus mengetahui dasar perawatan klien
lanjut usia initerutama tentang hal-hal yang berhubunga dengan keberhasilan
perorangan untukmempertahankan kesehatannya. kebersihan perorangan (personal
hygiene) sangapenting dalam usaha mencegah timbulnya peradangan, mengingat
sumber infeksi dapattimbul bila keberihan kurang mendapat perhatian

G. Pendekatan psikis
Di sini perawat mempunyai peranan penting untuk mengadakan pendekatan adukatif
padaklien lanjut usia, perawat dapat berperan sebagai supporter, interpreter terhaadap
segalasesuatu yang asing, sebagai penamung rahasia yang pribadi dan sebagai sahabat
yang akrab.Perawat hendaknnya memiliki kesabaran dan ketelitian dalam memberikan
kesempatan danwaktu yang cukup banyak untuk menerima berbagai bentuk keluhan agar
para lanjut usia merasa puas. Perawat harus selalu memegang prinsip “Triple S”, yaitu
sabar, simpatik, dan service. Bila perawat ingin mengubah tingkah laku dan pandangan
mereka terhadap kesehatan,perawat bisa melakukannya secara perlahan dan bertahap,
perawat harus dapat mendukungmental mereka kea rah pemuasan pribadi sehingga
seluruh pengalaman yang dilaluinya tidakmenambah beban, bila perlu diusahakan agar
dimasa lanjut usia ini mereka dapat merasa puadan bahagia

12
H. Pendekatan social
Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan bercarita merupakan salah satu upaya perawat
dalampendekatan social. Memberi kesempatan untuk berkumpul bersama dengan sesame
klienlanjut usia berarti menciptakan sosialisasi mereka. Pendekatan social ini merupakan
suatupegangan bagi perawat bahwa orang yang dihadapinya adalh mahluk social
yangmembutuhkan orang lain. Dalam pelaksanaannya perawat dapat menciptakan
hubungansocial antara lanjut usia dan lanjut usia maupun lanjut usia dan perawat
sendiri.Perawat memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada para lajut usia
untukmengadakan komunikasi dan melakukan rekreasi, misalnya jalan pagi, menonton
film, atauhiburan-hiburan lain.Para lanjut usia perlu dirangsang untuk mengetahui dunia
luar, seperti menonton tv,mendengar radio, atau membaca majalah dan surat kabar. Dapat
disadari bahwa pendekatankomunikasi dalam perawatan tidak kalah pentingnya dengan
upaya pengobatan medis dalamproses penyembuhan atau ketenangan para klien lanjut
usia

I. Tempat pelayanan kesehatan bagi lansia


Pelayanan kesehatan pada lansia diperlukan untuk memelihara dan mengatasi masalah
pada lanjut usia. Dasar hukum pembinaan kesehatan pada lansia adalah Undangundang
Nomor 13 Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Lansia, Peraturan Pemerintah Nomor 43
Tahun 2004 Tentang Pelaksanaan Upaya Peningkatan Kesejahteraan Lansia, Keputusan
Presiden Nomor 52 Tahun 2004 Tentang Komisi Nasional Lansia, dan Keputusan
Presiden Nomor 93/M Tahun 2005 Tentang Keanggotaan Komisi Nasional Lanjut Usia.
Pelayanan kesehatan yang baik pada lansia bertujuan memperpanjang usia harapan hidup
dan masa produktif, terwujudnya kemandirian dan kesejahteraannya, terpeliharanya
sistem nilai budaya dan kekerabatan bangsa Indonesia serta lebih mendekatkan diri
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Tempat pelayanan kesehatan lansia meliputi berikut ini :
1. Posyandu lansia
Posyandu Lansia adalah pos pelayanan terpadu di suatu wilayah tertentu dan
digerakkan oleh masyarakat agar lansiayang tinggal disekitarnya mendapatkan
pelayanan kesehatan
2. Pelayanan kesehatan di panti Werda
Merupakan unit pelaksana teknis di bidang pembinaan kesejahteraan sosial lansia
yang memberikan pelayanan kesejahteraan sosial bagi lansia berupa pemberian
penampungan, jaminan hidup seperti pakaian, pemeliharaan kesehatan, pengisian
waktu luang termasuk rekreasi, bimbingan sosial mental serta agama sehingga
mereka dapat menkmati hari tua diliputi ketentraman lahir dan batin
3. Puskesmas Santun Lansia
Puskesmas yang melaksanakan pelayanan kesehatan kepada pra Lansia danlansia
yang meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif yang lebih
menekankan unsur proaktif, kemudahan proses pelayanan, santun, sesuai standart

13
pelayanan dan kerjasama dengan unsur lintas sektor. Program Lansia tidak terbatas
pada pelayanan kesehatan klinik, tetapi juga pelayanan kesehatan di luar gedung dan
pemberdayaan masyaraka

J. Pelayanan social di keluarga


Home care service merupakan bentuk pelayanan sosial bagi lanjut usia yangdlakukan
dirumah sendiri atau dalam lingkungan keluarga lanjut usia. Tujuan pelayanan yang
diberikanadalah membantu keluarga dalam mengatasi dan memecahkan masalah lansia
sekaligusmemberikan kesempatan kepada lansia untuk tetap tinggal di lingkungan
keluarganya.Pelayanan ini dapat diberikan oleh:
a. Perseorangan : perawat, pemberi asuhan
b. Keluarga
c. Kelompok
d.Lembaga / organisasi sosiale.

Dunia usaha dan pemerintahJenis pelayanan yang diberikan dapat berupa bantuan
makanan, bantuan melakukanaktivitas sehari-hari, bantuan kebersihan dan perawatan
kesehatan, penyuluhan gizi.Pelayanan diberikan secara kontinu setiap hari, minggu, bulan
dan selama lansia ataukeluarganya membutuhkan.

K. Foster Care Service


Foster Care ServicePelayanan sosial lansia melalui keluarga pengganti adalah pelayanan
sosial yangdiberikan kepada lansia di luar keluarga sendiri dan di luar lembaga. Lansia
tinggal bersamakeluarga lain karena keluarganya tidak dapat memberi pelayanan yang
dibutuhkannya atau berada dalm kondisi terlantar.Tujuan pelayanan ini adalah membantu
memenuhi kebutuhan dan mengatasi masalahyang dihadapi lansia dan keluarganya.
Sasaran pelayanannya adalah lansia terlantar, tidakdapat dilayani oleh keluarganya
sendiri.
Jenis-jenis pelayanan yang diberikan dapat berupa :
1. Bantuan makanan, misalnya menyiapkan dan member makanan
2. Peningkatan gizi
3. Bantuan aktivitas
4. Bantuan kebersihan dan perawatan kesehatan
5. Pendampingan rekreasi
6.Olahraga dsb

L. Pusat Santunan Keluarga (pusaka)


Pelayanan kepada warga lansia ini diberikan di tempat yang tidak jauh daritempat
tinggallansia. Tujuan pelayanan ini adalah membantu keluarga/lanjut usia dalam

14
mengatasi permasalahan, memenuhi kebutuhan, memecahkan masalah lansia sekaligus
memberkesempatan kepada lansia untuk tetap tinggal di lingkungan keluarga.Sasaran
pelayanan adalah lansia yang tinggal/berada dalam lingkungan keluarga sendiriatau
keluarga pengganti. Lansia masih sehat, mandiri tetapi mengalami keterbatasanekonomi.

M. Panti social lanjut usia


Panti Sosial yang memberi pelayanan dan perawatan jasmani, rohani, sosial dan
perlindunganuntuk memenuhi kebutuhan lansia agar dapat memiliki kehidupan secara
wajar. Pelayanan yang diberikan dalam bentuk kegiatan, antara lain:
 Kegiatan rutin
a. Pemenuhan makan 3x/hari
b. Senam lansia (senam pernafasan, senam jantung, senam gerak latih otak dsb)
c. Bimbingan rohani/keagamaan sesuai dengan agama
d. Kerajinan tangan (menjahit, menyulam, merenda)e
e. Menyalurkan hobi (bermain angklung, menyanyi, karaoke, berkebun)
 Kegiatan waktu luang
a. Bermain (catur, pingpong)
b. Berpantun/baca puisi
c. Menonton film
d. Membaca Koran

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berkurangnya tinggi badan dan BB, bertambahnya fat – to – lean body mass ratio
dan berkurangnya cairan tubuh
Kulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak, kulit kering dan elastis karena
menurunnya cairan dan hilangnya cairan adiposa, kulit pecah, dan terdapat bintik-bintik
hitam akibat menurunnya aliran darah ke kulit dan menurunnya sel-sel yang
memproduksi pigmen, kuku pada jaringan tangan dan kaki menjadi tabal dan rapuh, pada
wanita usia > 60 tahun rambut wajah meningkat, rambut menipis dan botak dan warna
kelabu, kelenjar keringat berkurang jumlah dan fungsinya dan fungsi kulit sebagai
proteksi menurun.
Produksi hampri semua hormon menurun, fungsi pharatyroid dan sekresinya
tidakberubah, berkurangnya ACTH, FSH, TSH, LH, menurunnya aktivitas tyroid
akibatnya basal metabolisme menurun, menurunnya produksi aldosterone, estrogen dan
bertembahnya insulin, parathormon, vasopresin, berkurangnya kridotironin, psikomotor
melambat.
Selaput lendir vagina menurun atau kering, menciutnya ovari dan uterus, atropi
payudara, testis masih dapat memproduksi meskpun adanya penurunan secara berangsur-
angsur dan dorong sek menetap sampai diatas usia 70 tahun, asal kondisi kesehatan baik,
penghentian produksi ovum pada saat menopause.
Menurunnya kemampuan melakukan pengecapan dan sensitivitas terhadap 4 rasa
menurun : gula, garam, mentega, asam setelah usia 50 tahun.

B. Saran
Akibat perkembangan usia, masa lansia mengalami perubahan bersifat universal dan
menuntut lansia untuk beradaptasi,secara terus menerus. Di dalam proses metabolisme
tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak
tahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit

16
DAFTAR PUSTAKA
Azizah & Lilik Ma’rifatul, (2011). Keperawatan LanjutUsia. Edisi 1. Yogyakarta : Graha Ilmu

Darmojo RB, Mariono, HH (2004). Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Edisi ke-3. Jakarta:
Balai Penerbit FKUI.

Depkes RI (2005). Pedoman pembinaan Kesehatan Lanjut Usia. Jakarta

Kemenkes RI (2014).Situasi dan Analisis Lanjut Usia. Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI.
Jakarta

Nugroho, Wahjudi. (2000). Keperawatan Gerontik. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Reni Yuli Aspiani. (2014). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Aplikasi : NANDA, NIC, NOC,
Jilid 1, Jakarta

Sarif La Ode (2012). Asuhan Keperawatan Gerontik Berstandar Nanda, NIC, NOC, Dilengkapi
dengan Teori dan Contoh Kasus Askep. Jakarta: Nuha Medika

Stanley, M &Beare, P.G. (2007). Buku Ajar Keperawatan Gerontik Ed.2.Jakarta: EGC

Tantut Susanto. (2013). Keperawatan Gerontik. Digital Repository. Universitas Jember.

Undang-Undang No 13 (1998). UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13


TAHUN 1998 TENTANG KESEJAHTERAAN LANJUT USIA

iii

Anda mungkin juga menyukai