Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN SEHAT JIWA PADA LANJUT USIA

DISUSUN OLEH KELOMPOK 8:

1. DIANA AFRILIA
2. NI KT ARI SINTIYA DEWI
3. NOPIANDI WARDANI
4. NENGSIH
5. NURUL MASIRATUL MI’RAJ

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIKES MATARAM

2023/2024
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT sebab karena limpahan rahmat serta
anugerah dari-Nya kami mampu untuk menyelesaikan makalah asuhan keperawatan kami
dengan judul "SEHAT JIWA LANSIA" ini.

Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi agung kita, yaitu
Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita semua,
yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna
dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.

Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang telah
mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini hingga rampungnya
makalah ini.

Demikianlah yang dapat kami haturkan, kami berharap supaya makalah yang telah kami
buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... .

DAFTAR ISI... ..........................................................................................................

BAB 1 .......................................................................................................................

PENDAHULUAN. .........................................................................................................

A. Latar Belakang.. .........................................................................................................

B. Tujuan Penulisan ........................................................................................................

C. Ruang lingkup pembahasan.. ......................................................................................

BAB II. ...........................................................................................................................

KONSEP DASAR...........................................................................................................

A. Pengertian. .................................................................................................................

B. Masalah Kesehatan Lansia ..........................................................................................

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Jiwa Lansia. ........................................

D. Penyakit Psikiatris ......................................................................................................

BAB III ...........................................................................................................................

ASUHAN KEPERAWATAN. ........................................................................................

A. Pengkajian Fokus. ......................................................................................................

B. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas .............................................................

C. Tujuan, Kriteria Hasil, dan Intervensi Keperawatan.. ..................................................

D. Evaluasi......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................


BAB1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses atau keadaan menjadi tua.senescence,merupakan fenomena perkembangan manusi yang


alamiah dimana secara berangsur-angsur terjadi kemunduran dari kapasitas
mental,berekurangnya minat social dan menurunnya aktifitas fisik serupa dengan masa kanak-
kanak.remaja.dewasa,menjadi tua adalah hal yang normal yang disertai pula dengan problema
yang khusus pula. Tekanan hidup yang beraneka ragam yang terdapat dalam masyarakat ikut
membentuk keadaan istimewa atau khusus ini pada usia lanjut. Untuk mengetahui lebih lanjut
mengenai perawatan usia lanjut yang keadaan kesehatannya terutama dipengaruhi oleh proses
ketuaannya, maka penulis mengambil judul makalah ini "Asuhan Keperawatan pada Pasien
Lansia".

B. Tujuan Penulisa

1. Tujuan umum

2. Tujuan Khususm Dapat melakukan pengkajian Dapat membuat rencana tindakan keperawatan
Dapat melakukan intervensi yang telah dibuat

C. Ruang lingkup pembahasan

1. Tinjauan teori

2. Tinjauan asuhan keperawatan


BAB II

KONSEP DASAR

A. Pengertian

Lansia adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri/mengganti died dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga
tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita.

Proses menua (aging) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik,
psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Keadaan itu cenderung
berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum maupun kesehatan jiwa secara khusus
pada lansia. Lansia adalah seseorang yang lebihdari 75 tahun

B. Masalah Kesehatan Lansia

Masalah kesehatan jiwa lansia termasuk juga dalam masalah kesehatan yang dibahas pada
pasien-pasien Geriatri dan Psikogeriatri yang merupakan bagian dari Gerontologi, yaitu ilmu
yang mempelajari segala aspek dan masalah lansia, meliputi aspek fisiologis, psikologis. sosial,
kultural, ekonomi dan lain-lain (Depkes RI, 1992:6)

Geriatri adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari masalah kesehatan pada lansia
yang menyangkut aspek promotof, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta psikososial yang
menyertai kehidupan lansia. Sementara Psikogeriatri adalah cabang ilmu kedokteran jiwa yang
mempelajari masalah kesehatan jiwa pada lansia yang menyangkut aspek promotof, preventif,
kuratif dan rehabilitatif serta psikososial yang menyertai kehidupan lansia.

Ada 4 ciri yang dapat dikategorikan sebagai pasien Geriatri dan Psikogeriatri, yaitu:

a) Keterbatasan fungsi tubuh yang berhubungan dengan makin meningkatnya usia

b) Adanya akumulasi dari penyakit-penyakit degeneratif

c) Lanjut usia secara psikososial yang dinyatakan krisis bila:


Ketergantungan pada orang lain (sangat memerlukan pelayanan orang lain). Mengisolasi diri
atau menarik diri dari kegiatan kemasyarakatan karena berbagai sebab. diantaranya setelah
menajalani masa pensiun, setelah sakit cukup berat dan lama, setelah kematian pasangan hidup
dan lain-lain. d) Hal-hal yang dapat menimbulkan gangguan keseimbangan (homeostasis)
sehingga membawa lansia kearah kerusakan/kemerosotan (deteriorisasi) yang progresif terutama
aspek psikologis yang mendadak, misalnya bingung, panik, depresif, apatis dan sebagainya. Hal
itu biasanya bersumber dari munculnya stressor psikososial yang paling berat, misalnya kematian
pasangan hidup, kematian sanak keluarga dekat, terpaksa berurusan dengan penegak hukum, atau
trauma psikis.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Jiwa Lansia

Ada beberapa faktor yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan jiwa lansia. Faktor- faktor
tersebut hendaklah disikapi secara bijak sehingga para lansia dapat menikmati hari tua mereka
dengan bahagia. Adapun beberapa faktor yang dihadapi para lansia yang sangat mempengaruhi
kesehatan jiwa mereka adalah sebagai berikut:

1. Penurunan Kondisi Fisik Setelah orang memasuki masa lansia umumnya mulai dihinggapi
adanya kondisi fisik yang bersifat patologis berganda (multiple pathology), misalnya tenaga
berkurang, enerji menurun. kulit makin keriput, gigi makin rontok, tulang makin rapuh, dan
sebagainya. Secara umum kondisi fisik seseorang yang sudah memasuki masa lansia mengalami
penurunan secara berlipat ganda. Hal ini semua dapat menimbulkan gangguan atau kelainan
fungsi fisik. psikologik maupun sosial, yang selanjutnya dapat menyebabkan suatu keadaan
ketergantungan kepada orang lain. Dalam kehidupan lansia agar dapat tetap menjaga kondisi
fisik yang sehat, maka perlu menyelaraskan kebutuhan-kebutuhan fisik dengan kondisi
psikologik maupun sosial, sehingga mau tidak mau harus ada usaha untuk mengurangi kegiatan
yang bersifat memforsir fisiknya. Seorang lansia harus mampu mengatur cara hidupnya dengan
baik. misalnya makan, tidur, istirahat dan bekerja secara seimbang

2. Penurunan Fungsi dan Potensi Seksual Penurunan fungsi dan potensi seksual pada lanjut usia
sering kali berhubungan dengan berbagai gangguan fisik seperti: Gangguan jantung, gangguan
metabolisme, misal diabetes millitus, vaginitis, baru selesai operasi misalnya prostatektomi,
kekurangan gizi, karena pencernaan kurang sempurna atau nafsu makan sangat kurang,
penggunaan obat-obat tertentu, seperti antihipertensi, golongan steroid, tranquilizer. Faktor
psikologis yang menyertai lansia antara lain: Rasa tabu atau malu bila mempertahankan
kehidupan seksual pada lansia Sikap keluarga dan masyarakat yang kurang menunjang serta
diperkuat oleh tradisi dan budaya.

Kelelahan atau kebosanan karena kurang variasi dalam kehidupannya. Pasangan hidup telah
meninggal. Disfungsi seksual karena perubahan hormonal atau masalah kesehatan jiwa lainnya
misalnya cemas, depresi, pikun dan sebagainya.

3. Perubahan Aspek Psikososial Pada umumnya setelah orang memasuki lansia maka ia
mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotor. Fungsi kognitif meliputi proses belajar,
persepsi, pemahaman, pengertian, perhatian dan lain-lain sehingga menyebabkan reaksi dan
perilaku lansia menjadi makin lambat. Sementara fungsi psikomotorik (konatif) meliputi hal-hal
yang berhubungan dengan dorongan kehendak seperti gerakan, tindakan, koordinasi, yang
berakibat bahwa lansia menjadi kurang cekatan. Dengan adanya penurunan kedua fungsi
tersebut, lansia juga mengalami perubahan aspek psikososial yang berkaitan dengan keadaan
kepribadian lansia.

4. Perubahan yang Berkaitan Dengan Pekerjaan Pada umumnya perubahan ini diawali ketika
masa pensiun. Meskipun tujuan ideal pensiun adalah agar para lansia dapat menikmati hari tua
atau jaminan hari tua, namun dalam kenyataannya sering diartikan sebaliknya, karena pensiun
sering diartikan sebagai kehilangan penghasilan, kedudukan, jabatan, peran, kegiatan, status dan
harga diri. Reaksi setelah orang memasuki masa pensiun lebih tergantung dari model
kepribadiannya seperti yang telah diuraikan pada point tiga di atas.

D. Penyakit Psikiatris Gangguan yang paling banyak diderita adalah gangguan depresi,
demensia, fobia, dan gangguan terkait penggunaan alkohol. Lansia dengan usia di atas 75 tahun
juga beresiko tinggi melakukan bunuh diri. Banyak gangguan mental pada lansia dapat dicegah,
diperbaiki. bahkan dipulihkan.
1) Gangguan demensia

Faktor resiko demensia yang sudah diketahui adalah usia, riwayat keluarga, dan jenis kelamin
wanita. Perubahan khas pada demensia terjadi pada kognisi, memori, bahasa, dan kemampuan
visuospasial, tapi gangguan perilaku juga sering ditemui, termasuk agitasi, restlessness.
wandering, kemarahan, kekerasan, suka berteriak, impulsif, gangguan tidur, dan waham.

2) Gangguan depresi Gejala yang sering muncul pada gangguan depresif adalah menurunnya
konsentrasi dan fisik, gangguan tidur (khususnya bangun pagi terlalu cepat dan sering terbangun
[multiple awakenings]), nafsu makan menurun, penurunan berat badan, dan masalah-masalah
pada tubuh.

3) Gangguan kecemasan Termasuk gangguan panik, ketakutan (fobia), gangguan obsesif-


kompulsif. gangguan kecemasan yang menyeluruh, gangguan stres akut, dan gangguan stres
pasca trauma. Tanda dan gejala ketakutan (fobia) pada lansia tidak seberat daripada yang lebih
muda, tetapi efeknya sama. Gangguan kecemasan mulai muncul pada masa remaja awal atau
pertengahan. tetapi beberapa dapat muncul pertama kali setelah usia 60 tahun. Pengobatan harus
disesuaikan dengan penderita dan harus diperhitungkan pengaruh biopsikososial yang
menghasilkan gangguan. Farmakoterapi dan psikoterapi dibutuhkan.
BAB 111

ASUHAN KEPERAWATAN SEHAT JIWA PADA LANSIA

a. Pengkajian
Perkembangan psikososial lanjut usia (lansia) adalah tercapainya integritas diri yang
utuh. Pemahaman terhadap makna hidup secara keseluruhan me- nyebabkan lansia
berusaha membimbing generasi berikutnya (anak dan cucu) berdasarkan sudut
pandangnya. Lansia yang tidak mencapai integritas diri akan merasa putus asa dan
menyesali masa lalunya karena tidak merasakan hidupnya bermakna.
b. Diagnosa keperawatan
 Potensial (normal):potensian berkembangnya integritas diri
 Resiko(penyimpangan): resiko keputusan
c. Rencana keperawatan

1.Tindakan keperawatan untuk perkembangan psikososial lansia bertujuan:

a. Lansia mampu menyebutkan karakteristik perkembangan psikososial yang normal dan


menyimpang, merasa disayangi dan dibutuhkan keluarganya, mampu mengikuti kegiatan
sosial dan keagamaan di ling- kungannya.
b. Lansia mampu menjelaskan cara mencapai perkembangan psikososial yang normal dan
merasakan hidupnya bermakna.
c. Lansia mampu melakukan tindakan untuk mencapai perkembangan psikososial yang
normal.
2. Tindakan keperawatan untuk keluarga bertujuan:

a. Keluarga mampu menjelaskan perilaku yang menggambarkan per- kembangan psikososial


lansia yang normal dan menyimpang. 2. Keluarga mampu menjelaskan cara memfasilitasi
perkembangan psiko-sosial lansia.

b. Keluarga mampu melakukan tindakan untuk memfasilitasi perkembangan psikososial


lansia.

c. Keluarga mampu merencanakan stimulasi untuk mengembangkan kemampuan psikososial


lansa.
Diagnosa Intervensi
Potensial Tindakan untuk pasien :
(normal):potensian 1. Jelaskan ciri perilaku perkembangan lansia yang normal
berkembangnya dan menyimpang.
integritas diri 2. Diskusikan cara yang dapat dilakukan oleh lansia untuk
mencapai integritas diri yang utuh.
 Mendiskusikan makna hidup lansia selama ini. Melakukan
life review dan reminiscence (men- ceritakan kembali masa
lalunya, terutama ke- berhasilannya).
 Mendiskusikan keberhasilan yang telah dicapai oleh lansia.
 Mengikuti kegiatan sosial di lingkungannya. - Melakukan
kegiatan kelompok.
3. Bimbing lansia dalam membuat rencana kegiatan untuk
mencapai integritas diri yang utuh.
4. Motivasi lansia untuk melaksanakan rencana yang telah
dibuatnya.
Tindakan untuk keluarga :
1. Jelaskan kepada keluarga tentang perkembangan
psikososial lansia yang normal dan menyim- pang.
2. Diskusikan dengan keluarga mengenai cara mem- fasilitasi
perkembangan lansia yang normal.
 Bersama lansia diskusikan makna hidupnya selama ini.
 Diskusikan keberhasilan yang telah dicapai oleh lansia.
 Dorong lansia untuk mengikuti kegiatan sosial (arisan,
menjenguk teman yang sakit) di ling- kungannya.
 Dorong lansia untuk melakukan kegiatan kelompok.
 Dorong lansia untuk melakukan life review dan
reminiscence (menceritakan kembali masa lalunya,
terutama keberhasilannya).
3. Latih keluarga untuk memfasilitasi perkembangan
psikososial lansia.
4. Buat rencana stimulasi perkembangan psikososial lansia.
Resiko(penyimpangan): Tindakan untuk pasien :
resiko keputusan 1. Diskusikan penyebab dan hambatan dalam men- capai
tugas perkembangan lansia, seperti adanya penyakit dan
putus asa.
2. Diskusikan cara mengatasi hambatan dan moti- vasi
keinginan lansia untuk mengobati penyakit fisik yang
dialaminya.
 Bantu lansia bersosialisasi secara bertahap.
 Fasilitasi untuk ikut kegiatan kelompok lansia.
Tindakan untuk keluarga:
1. Diskusikan dengan keluarga mengenai penyebab
2. hambatan dalam mencapai tugas perkembangan lansia saat
ini, seperti penyakit fisik. Motivasi dan dampingi keluarga
dalam menye-lesaikan masalah tersebut.
3. Diskusikan cara mengatasi hambatan tersebut.
 Mengobati penyakit fisik yang dialami.
 Memenuhi tugas perkembangan secara opti- mal.
4. Diskusikan cara mencapai tugas perkembangan psikososial
lansia.
d.implementasi.

1.Sp 1 lansia.

 Membina hubungan saling percaya dengan lansia dan keluarga,menjellaskan


karakteristik perkembangan psikososial lansia yang normal dan
menyimpang,menjelaskan cara mencapai perkembangan psikososial lansia yang
normal dan melakukan tindakan untuk mencapai perkembangan psikososial yanfg
normal.

2.SP 2 keluarga.

 Menjelaskan prilaku lansia yang mengambarkan perkembangan psikososial yang


norma dan menyimpang,cara mempasilitasi perkembangan psikososial,melakukan
tindakan untuk mempasilitasi perkembangan psikososial lansia,dan merencanakan
stimulasi untuk mengembangan kemampuan psikososial lansia.

e.Evaluasi

Evaluasi formatif dilakukan pada saat proses terminasi SP berlangsung dan pada
pertemuan yang disepakati untuk melakukan evaluasi sumatif, khususnya pada fase kerja
untuk menilai kemampuan keluarga dengan klien usia lansia dalam mengetahui tugas
perkembangan usia lansia yang normal dan menyimpang.
Evaluasidilakukan dengan pendekatan SOAP, yaitu sebagai berikut

S: respons subjektif pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan.

0: respons objektif pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan.

A: analisis terhadap data subjektif dan objektif untuk menyimpulkanapakah masalah


masih tetap ada, muncul masalah baru, atau ada data yang kontradiksi terhadap masalah yang ada

P: tindak lanjut berdasarkan hasil analisis respons pasien.


DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 1992. Undang-undang Republik Indonesia nomor 23 tahun 1992 tentang

kesehatan.

Hayati, R. & Nurviyandari, D.. 2014. Depresi Ringan pada Lansia Setelah Memasuki Masa
Pensiun. Depok: Skripsi Universitas Indonesia.

Kurniasih, D., 2013. Stres dan Strategi Coping Lansia pada Masa Pensiun yang Berstatus
Pegawai Negeri Sipil di Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten. Yogyakarta: Skripsi
Universitas Negeri Yogyakarta.

PPNI, 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI Surbakti. E. P.,
2008. Stres dan Koping Lansia pada Masa Pensiun Di Kelurahan Pardomuan Kec. Siantar Timur
Kotamadya Pematangsiantar. Medan: Skripsi Universitas Sumatera Utara

Suprapto. H. U. H., 2013. Konseling Logoterapi untuk Meningkatkan Kebermaknann Hidup


Lansia. Jurnal Sains & Prakti Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang. 1(2).

Kaharingan, E., Bidjuni, H. & Karundeng, M., 2015. Pengaruh Penerapan Terapi Okupasi
Terhadap Kebermaknaan Hidup pada Lansia di Panti Werdha Damai Ranamuut Manado,
ejournal Keperawatan (e-Kp). 3(2).

Wulandhani, S. A., Nurcahayati, S. & Lestari, W., 2014. Hubungan Dukungan Keluarga
dengan Motivasi Lansia Hipertensi dalam Memeriksakan Tekanan Darahnya, JOM PSIK, 1(2).

Yuliani, Agustina, R. & Rachmawati, K., 2015. Pendidikan Kesehatan Terhadap


Pengetahuan Lansia dalam Memanfaatkan Posyandu Lansia. Jurnal Keperawatan dan Kesehatan
Unlam, 3(1).

Anda mungkin juga menyukai