Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA LANSIA

DISUSUN OLEH :

CINDY NURUL FARADILLA

202001006

PROGRAM STUDI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

WIDYA NUSANTARA PALU

2022
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur kehadirat tuhan yang maha esa, dengan rahmat serta
petunjuknya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan
Jiwa Pada Lansia” untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa.

Dalam penulisan ini tidak lepas dari pantauan bimbingan saran dan nasehat dari
berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
yang terhormat dosen pembimbing yang telah memberikan tugas dan kesempatan kepada
saya untuk membuat dan menuyusun makalah ini. Serta semua pihak yang telah membantu
dan memberikan masukan serta nasehat sehingga tersusunya makalah ini hingga akhir.

Karena keterbatasan ilmu dan pengalaman, saya sadar masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu kritik dan saran yang berkaitan dengan
penyusunan makalah ini akan saya terima dengan senang hati untuk menyempurnakan
penusunan makalah ini.

Palu, maret 20222

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER ....................................................................................................................

KATA PENGANTAR..............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..............................................................................................
B. Rumusan Masalah.........................................................................................
C. Tujuan............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi dari Lansia…………………………………………………………..


B. Masalah Kesehatan Lansia……………………………………………………
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Jiwa lansia…………………...
D. Penyakit Psikiatris…………………………………………………………….
E. Konsep Askep………………………………………………………………...

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................................
B. Saran ..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses atau keadaan menjadi tua,senescence,merupakan fenomena perkembangan
manusi yang alamiah dimana secara berangsur-angsur terjadi kemunduran dari kapasitas
mental,berekurangnya minat social dan menurunnya aktifitas fisik serupa dengan masa
kanak-kanak,remaja,dewasa,menjadi tua adalah hal yang normal yang disertai pula dengan
problema yang khusus pula. Tekanan hidup yang beraneka ragam yang terdapat dalam
masyarakat ikut membentuk keadaan istimewa atau khusus ini pada usia lanjut.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai perawatan usia lanjut yang keadaan
kesehatannya terutama dipengaruhi oleh proses ketuaannya,maka penulis mengambil judul
makalah ini “Asuhan Keperawatan pada Pasien Lansia”.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini diantarannya :
1. Definisi dari Lansia
2. Masalah Kesehatan Lansia
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Jiwa lansia
4. Penyakit Psikiatris
5. Konsep Askep
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dalam makalah ini adalah untuk mengetahui proseskeperawatan jiwa
yang meliputi analisa data, perumusan diagnosa keperawatan,membuat pohon masalah,
intervensi, implementasi dan evaluasi.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui Definisi dari Lansia
b. Untuk mengetahui Masalah Kesehtan Lansia
c. Untuk mengetahui Faktor-Faktor apa saja yang mempengaruhi Kesehatan Jiwa
Lansia.
d. Untuk mengetahui apa itu Penyakit Psikiatris
e. Untuk mengetahui Konsep Askap.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Teori
1. Definisi Lansia
Lansia adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan

jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti died dan mempertahankan struktur dan

fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan

memperbaiki kerusakan yang diderita.

Proses menua (aging) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi

fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Keadaan itu

cenderung berpotensi  menimbulkan masalah kesehatan secara umum maupun kesehatan

jiwa secara khusus pada lansia.

2. Masalah Kesehatan Lansia

Masalah kesehatan jiwa lansia termasuk juga dalam masalah kesehatan yang dibahas

pada pasien-pasien Geriatri dan Psikogeriatri yang merupakan bagian dari Gerontologi,

yaitu ilmu yang mempelajari segala aspek dan masalah lansia, meliputi aspek fisiologis,

psikologis, sosial, kultural, ekonomi dan lain-lain (Depkes.RI, 1992:6)

Geriatri adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari masalah kesehatan pada

lansia yang menyangkut aspek promotof, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta

psikososial yang menyertai kehidupan lansia. Sementara Psikogeriatri adalah cabang

ilmu kedokteran jiwa yang mempelajari masalah kesehatan jiwa pada lansia yang

menyangkut aspek promotof, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta psikososial yang

menyertai kehidupan lansia.

Ada 4 ciri yang dapat dikategorikan sebagai pasien Geriatri dan Psikogeriatri, yaitu :

a)      Keterbatasan fungsi tubuh yang berhubungan dengan makin meningkatnya usia

b)      Adanya akumulasi dari penyakit-penyakit degeneratif


c)      Lanjut usia secara psikososial yang dinyatakan krisis bila :

Ketergantungan pada orang lain (sangat memerlukan pelayanan orang lain).

Mengisolasi diri atau menarik diri dari kegiatan kemasyarakatan karena berbagai

sebab, diantaranya setelah menajalani masa pensiun, setelah sakit cukup berat dan

lama, setelah kematian pasangan hidup dan lain-lain.

d)    Hal-hal yang dapat menimbulkan gangguan keseimbangan (homeostasis)

sehingga membawa lansia kearah kerusakan / kemerosotan (deteriorisasi) yang

progresif terutama aspek psikologis yang mendadak, misalnya bingung, panik,

depresif, apatis dan sebagainya. Hal itu biasanya bersumber dari munculnya stressor

psikososial yang paling berat, misalnya kematian pasangan hidup, kematian sanak

keluarga dekat, terpaksa berurusan dengan penegak hukum, atau trauma psikis.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Jiwa Lansia

Ada beberapa faktor yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan jiwa lansia.

Faktor-faktor tersebut hendaklah disikapi secara bijak sehingga para lansia dapat

menikmati hari tua mereka dengan bahagia.

Adapun beberapa faktor yang dihadapi para lansia yang sangat mempengaruhi

kesehatan jiwa mereka adalah sebagai berikut:

a.      Penurunan Kondisi Fisik

Setelah orang memasuki masa lansia umumnya mulai dihinggapi adanya

kondisi fisik yang bersifat patologis berganda (multiple pathology), misalnya

tenaga berkurang, enerji menurun, kulit makin keriput, gigi makin rontok, tulang

makin rapuh, dan sebagainya. Secara umum kondisi fisik seseorang yang sudah

memasuki masa lansia mengalami penurunan secara berlipat ganda. Hal ini

semua dapat menimbulkan gangguan atau kelainan fungsi fisik, psikologik

maupun sosial, yang selanjutnya dapat menyebabkan suatu keadaan


ketergantungan kepada orang lain. Dalam kehidupan lansia agar dapat tetap

menjaga kondisi fisik yang sehat, maka perlu menyelaraskan kebutuhan-

kebutuhan fisik dengan kondisi psikologik maupun sosial, sehingga mau tidak

mau harus ada usaha untuk mengurangi kegiatan yang bersifat memforsir

fisiknya. Seorang lansia harus mampu mengatur cara hidupnya dengan baik,

misalnya makan, tidur, istirahat dan bekerja secara seimbang.

b.      Penurunan Fungsi dan Potensi Seksual

Penurunan fungsi dan potensi seksual pada lanjut usia sering kali

berhubungan dengan berbagai gangguan fisik seperti : Gangguan jantung,

gangguan metabolisme, misal diabetes millitus, vaginitis, baru selesai operasi :

misalnya prostatektomi, kekurangan gizi, karena pencernaan kurang sempurna

atau nafsu makan sangat kurang, penggunaan obat-obat tertentu, seperti

antihipertensi, golongan steroid, tranquilizer.

Faktor psikologis yang menyertai lansia antara lain :

1) Rasa tabu atau malu bila mempertahankan kehidupan seksual pada lansia

2) Sikap keluarga dan masyarakat yang kurang menunjang serta diperkuat

oleh tradisi dan budaya.

3) Kelelahan atau kebosanan karena kurang variasi dalam kehidupannya.

4) Pasangan hidup telah meninggal.

5) Disfungsi seksual karena perubahan hormonal atau masalah kesehatan jiwa

lainnya misalnya cemas, depresi, pikun dan sebagainya.

c.   Perubahan Aspek Psikososial

Pada umumnya setelah orang memasuki lansia maka ia mengalami

penurunan fungsi kognitif dan psikomotor. Fungsi kognitif meliputi proses


belajar, persepsi, pemahaman, pengertian, perhatian dan lain-lain sehingga

menyebabkan reaksi dan perilaku lansia menjadi makin lambat. Sementara fungsi

psikomotorik (konatif) meliputi hal-hal yang berhubungan dengan dorongan

kehendak seperti gerakan, tindakan, koordinasi, yang berakibat bahwa lansia

menjadi kurang cekatan.

Dengan adanya penurunan kedua fungsi tersebut, lansia juga mengalami

perubahan aspek psikososial yang berkaitan dengan keadaan kepribadian lansia.

d.      Perubahan yang Berkaitan Dengan Pekerjaan

Pada umumnya perubahan ini diawali ketika masa pensiun. Meskipun

tujuan ideal pensiun adalah agar para lansia dapat menikmati hari tua atau

jaminan hari tua, namun dalam kenyataannya sering diartikan sebaliknya,

karena pensiun sering diartikan sebagai kehilangan penghasilan, kedudukan,

jabatan, peran, kegiatan, status dan harga diri. Reaksi setelah orang memasuki

masa pensiun lebih tergantung dari model kepribadiannya seperti yang telah

diuraikan pada point tiga di atas.

4. Penyakit Psikiatris

Gangguan yang paling banyak diderita adalah gangguan depresi, demensia,

fobia, dan gangguan terkait penggunaan alkohol. Lansia dengan usia di atas 75 tahun

juga beresiko tinggi melakukan bunuh diri.

Banyak gangguan mental pada lansia dapat dicegah, diperbaiki, bahkan dipulihkan.

1)      Gangguan demensia

Faktor resiko demensia yang sudah diketahui adalah usia, riwayat

keluarga, dan jenis kelamin wanita. Perubahan khas pada demensia terjadi

pada kognisi, memori, bahasa, dan kemampuan visuospasial, tapi gangguan


perilaku juga sering ditemui, termasuk agitasi, restlessness, wandering,

kemarahan, kekerasan, suka berteriak, impulsif, gangguan tidur, dan waham.

2)      Gangguan depresi

Gejala yang sering muncul pada gangguan depresif adalah menurunnya

konsentrasi dan fisik, gangguan tidur (khususnya bangun pagi terlalu cepat

dan sering terbangun [multiple awakenings]), nafsu makan menurun,

penurunan berat badan, dan masalah-masalah pada tubuh.

3)      Gangguan kecemasan

Termasuk gangguan panik, ketakutan (fobia), gangguan obsesif-

kompulsif, gangguan kecemasan yang menyeluruh, gangguan stres akut, dan

gangguan stres pasca trauma.

Tanda dan gejala ketakutan (fobia) pada lansia tidak seberat daripada

yang lebih muda, tetapi efeknya sama. Gangguan kecemasan mulai muncul

pada masa remaja awal atau pertengahan, tetapi beberapa dapat muncul

pertama kali setelah usia 60 tahun.

Pengobatan harus disesuaikan dengan penderita dan harus

diperhitungkan pengaruh biopsikososial yang menghasilkan gangguan.

Farmakoterapi dan psikoterapi dibutuhkan.

B. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a. Apakah mengenal masa;lah-masalah utamanya

b. Bagaimana sikapnya terhadap proses penuaan

c. Apakah dirinya merasa dibutuhkan atau tidak

d. Apakah optimis dalam memandang suatu kehidupan

e. Apakah mudah dalam menyesuaikan diri

f. Apakah lanjut usia yang sering mengalami kegagalan


g. Apakah harapan pada saat ini dan akan datang.

h. Perlu dikaji juga mengenai fungsi kognitif daya ingat,proses piker alam

perasaan,orientasi dan kemampuan dalam menyelesaikan masalah.

2. Diagnosa dan Intervensi


 Diagnosa : Mencederai diri berhubungan dengan depresi.
Tujuannya :
 Lansia Dapat Mengungkapkan Perasaannya
 Lansia Tampak Lebih Bahagia
 Lansia Sudah Bisa Tersenyum Ikhlas.
 Intervensi :
 Bina Hubungan Saling Percaya Dengan Lansia
 Lakukan Interaksi dengan Pasien Sesering Mungkin dengan
Sikap Empati dan Dengarkan Penyataan Pasien dengan Sikap
Sabar Empati dan Lebih banyak Memakai Bahasa non verbal.
 Pantau dengan Seksama resiko bunuh diri/melukai diri Sendiri.

3. Evaluasi
Evaluasi didasarkan pada tujuan yang hendak dicapai mengacu pada kriteria hasil
yang telah ditetapkan. Perawat selalu memberikan kesempatan pada keluarga untuk
menilai keberhasilannya Kemudian arahkan sesuai dengan tugas perkembangan
keluarga dibidang kesehatan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perawat yang bekerja dengan Lansia yang memiliki gangguan kejiwaan harus
menggabungkan keterampilan keperawatan jiwa dengan pengetahuan gangguan
fisiologis, proses penuaan yang normal, dan sosiokultural pada lansia dan keluarganya.
Sebagai pemberi pelayanan keperawatan primer, perawat jiwa lansia juga harus pandai
dalam mengkaji kognitif, efektif, fungsional, fisik dan status perilaku.
Perawat jiwa lansia mengkaji penyediaan perawatan lain pada lansia untuk
mengidentifikasi aspek tingkah laku dan kognitif pada perawatan pasien. Mereka dapat
memimpin macam-macam kelompok seperti orientasi, remotivasi, kehilangan dan
kelompok sosialisasi dimana perawat dengan tingkat ahli dapat memberikan psikoterapi.

B. Saran

Demikian makalah yang saya buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca, apabila
ada saran dan kritik yang ingin disampaikan, silahkan sampaikan kepada saya.

C.
DAFTAR PUSTAKA

Manajemen Keperawatan Psikososial dan kader Kesehatan Jiwa :


CMHN,EGC Jakarta 2011.

Buku Ajaran Keperawatan Jiwa/Farida Kusumawati dan Yudi Hartono – Jakarta :


Salemba Medika, 2011

Nasir A dan Muhith A. 2011. Dasar-Dasar Keperawatan Jiwa.


Jakarta: SalembaWorld Health Organization (WHO). 2009.

Anda mungkin juga menyukai