Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

“Aging process theory”

(Biological theory)

Disusun oleh :

1. Alifvia nur afisha 0118006


2. Irbah syarof agustin 0118019

Program Studi Ilmu Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dian Husada

Mojokerto

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan Tugas ini yang alhamdulillah
tepat pada waktunya.

Saya menyadari bahwa Tugas ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan Tugas ini.

Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan Tugas ini dari awal sampai akhir.

Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.


Daftar Isi

Kata pengantar..........................................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................................
C. Tujuan masalah..............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Aging.................................................
B. Definisi aging........................................
C. Mekanisme pada aging..................................
D. Teori teori proses menua..............................
E. Aspek psikologis akibat lanjut usia...................
F. Kepribadian intelektual dan sikap.....................
G. Batasan tua atau lanjut usia..........................
H. Kondisi Fisiologis Dan Patologis Pada Lanjut
Usia .....................
I. Terjadinya Penuaan Dini Pada Sebagian
Manusia .......................
J. Fakta Ilmiah Tentang
Kulit ..........................................................
K. Proses Penuaan
Kulit ............................................................
........
L. Usaha Pencegahan Penuaan
Dini ..................................................

BAB III PENUTUP


A. Simpulan........................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................
Daftar Pustaka............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses menua, adalah wajar dan terjadi pada semua manusia yang hidup. Tidak ada yang
dapat lolos dan menghindarinya. Selama ia tidak sakit ataupun meninggal pada usia
muda. Secara wajar proses ini akan berlangsung, tidak ada satupun manusia yang dapat
awet muda, ataupun lebih sakral lagi dengan hidup abadi. Menjadi tua, dengan pasti akan
diikuti oleh perubahan fisik dan psikis. Faktor lingkungan, personal, kehilangan
pasangan, ditinggal anak, tidak sekuat ketika muda dan penyakit menjadi hal yang paling
ditakuti lansia. Sehingga, melakukan persiapan ataupun mengetahui hal apa yang akan
terjadi di usia tua menjadi suatu yang sangat harus diketahui oleh seorang manusia
menjelang usia tuanya. Termasuk perawat, yang memberikan asuhan keperawatan pada
semua manusia dan usia. Penyakit, tidak hanya menjadi masalah bagi lansia. Selain
karena faktor fisik yang mulai lemah, bahkan kehilangan sel-sel nya yang semakin
berkurang setiap hari. Maka pasti waktu-waktu ini akan selalu dekat dengan yang
namanya sakit atau penyakit.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum Berdasarkan latar belakang di atas, urgensi bagi seorang perawat
untuk mengetahui keadaan fisik ataupun psikososial pada usia lansia, dan bagaimana
terjadinya proses penuaan. Sebagai suatu fase yang pasti akan dilewati oleh setiap
manusia.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui bagaimana proses menua terjadi pada manusia
b. Mengetahui Penyakit apa saja yang dapat timbul pada masa tua atau lansia
c. Mengetahui sejauh mana pemahaman mahasiswa tentang proses penuaan.
d. Memenuhi tugas pembuatan makalah pada mata ajar patologi

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi fisik dan psikis dewasa akhir dan lansia?
2. Bagaimana proses penuaan dapat terjadi pada seorang manusia?
3. Penyakit apa saja yang rentan terjadi pada manusia pada saat lansia sebagai bagian dari
proses penuaan?
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Aging
Aging atau penuaan bukan hanya proses menjadi tua. Penuaan adalah apa yang
membuat “tua tidak sebaik baru” dan ketika laju kegagalan meningkat bersamaan
dengan peningkatan usia, orang menjadi sakit, lemah, dan kadang sekarat (Gavrilov,
2004). Aging atau penuaan secara praktis dapat dilihat sebagai suatu penurunan
fungsi biologik dari usia kronologik. Aging tidak dapat dihindarkan dan berjalan
dengan kecepatan berbeda, tergantung dari susunan genetik seseorang, lingkungan
dan gaya hidup, sehingga aging dapat terjadi lebih dini atau lambat tergantung
kesehatan masing-masing individu (Fowler, 2003).
B. Definisi Aging
Definisi aging menurut A4M (American Academy of Anti-Aging Medicine)
adalah kelemahan dan kegagalan fisik-mental yang berhubungan dengan aging
normal disebabkan oleh disfungsi fisiologik, dalam banyak kasus dapat diubah
dengan intervensi kedokteran yang tepat (Klatz, 2003). Webster’s New World
Dictionary mendefinisikan aging sebagai proses menjadi tua atau menunjukkan
tanda-tanda menjadi tua. Kenyataannya aging dapat dibagi menjadi dua konsep yang
berbeda, yaitu : usia kronologis dan usia biologis. Pada saat merayakan hari ulang
tahun (merayakan usia kronologis), kadang benar bahwa penampilan sistem tubuh
seseorang, dari fungsi mental hingga penampilan seksual sampai kekuatan fisik, lebih
baik atau lebih buruk dari yang diperkirakan jika dibandingkan dengan orang yang
seusianya (ini adalah contoh usia biologis) (Goldman dan Klatz, 2007; Pangkahila,
2007).
C. Mekanisme Pada Aging
Proses penuaan ditandai penurunan energi seluler yang menurunkan kemampuan
sel untuk memperbaiki diri. Terjadi dua fenomena, yaitu penurunan fisiologik
(kehilangan fungsi tubuh dan sistem organnya) dan peningkatan penyakit (Fowler,
2003). Menurut Fowler (2003), aging adalah suatu penyakit dengan karakteristik yang
terbagi menjadi 3 fase yaitu :
1. Fase Subklinik (usia 25-35 tahun)
Kebanyakan hormon mulai menurun : testosteron, growth hormone (GH),
dan estrogen. Pembentukan radikal bebas, yang dapat merusak sel dan DNA
mulai mempengaruhi tubuh, seperti diet yang buruk, stress, polusi, paparan
berlebihan radiasi ultraviolet dari matahari. Kerusakan ini biasanya tidak
tampak dari luar. Individu akan tampak dan merasa “normal” tanpa tanda dan
gejala dari aging atau penyakit. Bahkan, pada umumnya rentang usia ini
dianggap usia muda dan normal.
2. Fase Transisi (usia 35-45 tahun)
Selama tahap ini kadar hormon menurun sampai 25 persen. Kehilangan
massa otot yang mengakibatkan kehilangan kekuatan dan energi serta
komposisi lemak tubuh yang meninggi. Keadaan ini menyebabkan resistensi
insulin, meningkatnya resiko penyakit jantung, pembuluh darah, dan obesitas.
Pada tahap ini mulai mncul gejala klinis, seperti penurunan ketajaman
penglihatan- pendengaran, rambut putih mulai tumbuh, elastisitan dan
pigmentasi kulit menurun, dorongan seksual dan bangkitan seksual menurun.
Tergantung dari gaya hidup, radikal bebas merusak sel dengan cepat sehingga
individu mulai merasa dan tampak tua. Radikal bebas mulai mempengaruhi
ekspresi gen, yang menjadi penyebab dari banyak penyakit aging, termasuk
kanker, arthritis, kehilangan daya ingat, penyakit arteri koronaria dan diabetes.
3. Fase Klinik (usia 45 tahun keatas)
Orang mengalami penurunan hormon yang berlanjut, termasuk DHEA
(dehydroepiandrosterone), melatonin, GH, testosteron, estrogen, dan hormon
tiroid. Terdapat juga kehilangan kemampuan penyerapan nutrisi, vitamin, dan
mineral sehingga terjadi penurunan densitas tulang, kehilangan massa otot
sekitar 1 kilogram setiap 3 tahun, peningkatan lemak tubuh dan berat badan. Di
antara usia 40 tahun dan 70 tahun, seorang pria kemungkinan dapat kehilangan
20 pon ototnya, yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk membakar 800-
1.000 kalori perhari. Penyakit kronis menjadi sangat jelas terlihat, akibat sistem
organ yang mengalami kegagalan.
Ketidakmampuan menjadi faktor utama untuk menikmati “tahun emas”
dan seringkali adanya ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sederhana
dalam kehidupan sehari-harinya. Prevalensi penyakit kronis akan meningkat
secara dramatic sebagai akibat peningkatan usia (Fowler, 2007).

D. Teori-Teori Proses Menua


1. Teori Biologi
a. Teori Seluler
Kemampuan sel hanya dapat membelah dalam jumlah tertentu dan
kebanyakan sel-sel tubuh “diprogram” untuk membelah 50 kali. Jika sebuah
sel pada lansia dilepas dari tubuh dan dibiakkan di laboratorium, lalu
diobservasi, jumlah sel yang akan membelah akan terlihat sedikit. (Spence &
Masson dalam Waton, 1992). Hal ini akan memberikan beberapa pengertian
terhadap proses penuaan biologis dan menunjukkan bahwa pembelahan sel
lebih lanjut mungkin terjadi untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan,
sesuai dengan berkurangnya umur. Pada beberapa sistem, seperti sistem saraf,
sistem muskuloskeletal dan jantung, sel pada jaringan dan organ dalam sistem
itu tidak dapat diganti jika sel tersebut dibuang karena rusak atau mati. Oleh
karena itu, sistem tersebut beresiko mengalami proses penuaan dan
mempunyai kemampuan yang sedikit atau tidak sama sekali untuk tumbuh
dan memperbaiki diri. Ternyata sepanjang kehidupan ini, sel pada sistem
ditubuh kita cenderung mangalami kerusakan dan akhirnya sel akan mati,
dengan konsekuensi yang buruk karena sistem sel tidak dapat diganti.
b. Teori “Genetik Clock”
Menurut teori ini menua telah diprogram secara genetik untuk
speciesspecies tertentu. Tiap species mempunyai didalam nuclei (inti selnya)
suatu jam genetik yang telah diputar menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini
akan menghitung mitosis dan menghentikan replikasi sel bila tidak berputar,
jadi menurut konsep ini bila jam kita berhenti kita akan meninggal dunia,
meskipun tanpa disertai kecelakaan lingkungan atau penyakit akhir yang
katastrofal. Konsep genetik clock didukung oleh kenyataan bahwa ini
merupakan cara menerangkan mengapa pada beberapa species terlihat adanya
perbedaan harapan hidup yang nyata. (misalnya manusia; 116 tahun, beruang;
47 tahun, kucing 40 tahun, anjing 27 tahun, sapi 20 tahun)
Secara teoritis dapat dimungkinkan memutar jam ini lagi meski hanya
untuk beberapa waktu dengan pangaruh-pengaruh dari luar, berupa
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit atau tindakan-tindakan tertentu.
Usia harapan hidup tertinggi di dunia terdapat dijepang yaitu pria76 tahun dan
wanita 82 tahun (WHO, 1995) Pengontrolan genetik umur rupanya dikontrol
dalam tingkat seluler, mengenai hal ini Hayflck (1980) melakukan penelitian
melalaui kultur sel ini vitro yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara
kamampuan membelah sel dalam kultur dengan umur spesies.
Untuk membuktikan apakan yang mengontrol replikasi tersebut nukleus
atau sitoplasma, maka dilakukan trasplantasi silang dari nukleus. Dari hasil
penelitian tersebut jelas bahwa nukleuslah yang menentukan jumla replikasi,
kemudian menua, dan mati, bukan sitoplasmanya (Suhana, 1994)
c. Sintesis Protein (Kolagen Dan Elastin)
Jaringan seperti kulit dan kartilago kehilangan elastisitasnya pada lansia.
Proses kehilangan elastisitas ini dihubungkan dengan adanya perubahan kimia
pada komponen perotein dalam jaringan tersebut. Pada lansia beberapa protein
(kolagen dan kartilago, dan elastin pada kulit) dibuat oleh tubuh dengan
bentuk dan struktrur yang berbeda dari protein yang lebih muda. Contohnya
banyak kolagen pada kartilago dan elastin pada klulit yang kehilangan
fleksibilitasnya serta menjadi lebih tebal, seiring dengan bertambahnya usia.
(Tortora & anagnostakos, 1990) hal ini dapat lebih mudah dihubungkan
dengan perubahan permukaan kulit yang kehilangan elastisitasnya dan
cenderung berkerut, juga terjadinya penurunan mobilitas dan kecepatan pada
sistem muskuloskeletal.
d. Keracunan Oksigen
Teori tentang adanya sejumlah penurunan kemampuan sel didalam tubuh
untuk mempertahankan diri dari oksigen yang mengandung zat racun dengan
kadar yang tinggi, tanpa mekanisme pertahan diri tertentu.
Ketidak mampuan mempertahankan diri dari toksik tersebut membuat
struktur membran sel mangalami perubahan dari rigid, serta terjadi kesalahan
genetik. (Tortora & anagnostakos, 1990)
Membran sel tersebut merupakan alat untuk memfasilitasi sel dalam
berkomunikasi dengan lingkungannya yang juga mengontrol proses
pengambilan nutrien dengan proses ekskresi zat toksik didalam tubuh. Fungsi
komponen protein pada membran sel yang sangat penting bagi proses diatas,
dipengaruhi oleh rigiditas membran tersebut.
Konsekuensi dari kesalahan genetik adalah adanya penurunan reproduksi
sel oleh mitosis yang mengakibatkan jumlah sel anak di semua jaringan dan
organ berkurang. Hal ini akan menyebabkan peningkatan kerusakan sistem
tubuh.
e. Sistem Imun
Kemampuan sistem imun mengalami kemunduran pada masa penuaan.
Walaupun demikian, kemunduran kamampuan sistem yang terdiri dari sistem
limfatik dan khususnya sel darah putih, juga merupakan faktor yang
berkontribusi dalam proses penuaan. Mutasi yang berulang atau perubahan
protein pasca translasi, dapat menyebabkan berkurangnya kamampuan sistem
imun tubuh mengenali dirinya sendiri (self recognition).
Jika mutasi somatik menyebabkan terjadinya kelainan pada antigen
permukaan sel, maka hal ini akan dapat menyebabkan sistem imun tubuh
menganggap sel yang megalami perubahan tersebut sebagi sel asing dan
menghancurkannya. Perubahan inilah yang menjadi dasar terjadinya peristiwa
autoimun (Goldstein, 1989) Hasilnya dapat pula berupa reaksi antigen
antibody yang luas mengenai jaringan-jaringan beraneka ragam, efek menua
jadi akan menyebabkan reaksi histoinkomtabilitas pada banyak jaringan.
Salah satu bukti yang ditemukan ialah bertambahnya prevalensi auto
antibodi bermacam-macam pada orang lanjut usia (Brocklehurst, 1987) Disisi
lain sistem imun tubuh sendiri daya pertahanannya mengalami penurunan
pada proses menua, daya serangnya terhadap sel kanker menjadi menurun,
sehingga sel kanker leluasa membelah-belah. Inilah yang menyebabkan
kanker yang meningkat sesuai dengan meningkatnya umur (Suhana, 1994)
Teori atau kombinasi teori apapun untuk penuaan biologis dan hasil akhir
penuaan, dalam pengertian biologis yang murni adalah benar. Terdapat
perubahan yang progresif dalam kemampuan tubuh untuk merespons secara
adaptif (homeostatis), untuk beradaptasi terhadap stres biologis.
Macammacam stres dapat mencakup dehidrasi, hipotermi, dan proses
penyakit. (kronik dan akut)
E. Aspek Psikologis Akibat Lanjut Usia
Aspek psikologis pada lansia tidak dapat berlangsung tampak. Salah satu
pengertian yang umum tentang lansia adalah bahwa mereka mempunyai kemampuan
memori dan kecerdasan mental yang kurang.
Penelitian tentang kemampuan aspek kognitif dan kemampuan memori pada
lansia dalam kelompok dan kemampuan mereka untuk memcahkan masalah, ternyata
tidak mendukung gambaran diatas. Adalah benar bahwa banyak lansia mempunyai
cara berbeda dalam memecahkan masalah, bahkan mereka dapat melakukannya
dengan baik walaupun kondisinya menurun. Akan tetapi, juga terdapat bukti bahwa
lansia mengalami kemunduran mental yang substansil atau luas.

F. Keperibadian, Intelegensia, Dan Sikap


Meskipon sulit untuk mendefenisikan dan mengukur keperibadian, namun upaya
ini tetap dilakukan untuk mengubah sedikit pemikiran tentang lansia. Walaupun
mengalami kontroversi, tes intelegensia dengan jelas memperlihatkan adanya
penurunan kecerdasan pada lansia (Cockburn & Smith, 1991). Hal ini tidak
diungkapkan secara signifikan dan bahkan mungkin tidak berpengaruh secara nyata
terhadap kehidupan lansia. Sikapnya tentu berbeda dengan sering bertentangan
dengan sikap generasi yang lebih muda. Semua kelompok lansia sering kali
mempertahankan sikap yang kuat, sehingga sikapnya lebih stabil dan sedikit sulit
untuk berubah. Satu hal pada lansia yang diketahui sedikit berbeda dari orang yang
lebih muda yaitu sikap mereka terhadap kematian. Hal ini menunjukkan bahwa lansia
cenderung tidak terlalu takut terhadap konsep dan realitas kematian. Hal ini mungkin
merupakan suatu gambaran adaptif pada penuaan.

G. Batasan Tua Atau Lanjut Usia


Beberapa pendapat mengenai batasan umur lansia.
1. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
Lanjut usia meliputi:
a. Usia pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun.
b. Lanjut usia (elderly) = antara 60 dan 74 tahun
c. Lanjut usia tua (old) = antara 75 dan 90 tahun
d. Usia sangat tua (very old) = diatas 90 tahun
2. Menurut Prof. Dr. Ny. Sumiati Ahmad Mohammad
Membagi periodisasi biologis perkembangan manusia sebagai berikut:
a. 0-1 tahun = masa bayi
b. 1-6 tahun = masa prasekolah
c. 6-10 tahun = masa sekolah
d. 10-20 tahun = masa pubertas
e. 40-65 tahun = masa setengah umur (prasenium)
f. 65 tahun keatas = masa lanjut usia ( senium)
3. Menurut Dra. Ny. Jos Masdani (Psikolog Ui)
Lanut usia merupakan kelanjutan dari usia dewasa. Kedewasaan dapat dibagi
menjadi empat bagian
a. Fase iuventus, antara 25 sampai 40 tahun
b. Fase vertilitas, antara 40 sampai 50 tahun
c. Fase prasenium, antara 55 sampai 65 tahun
d. Fase senium, 65 tahun hingga tutup usia
4. Menurut Prof. Dr. Koesmanto Setyonegoro
Pengelompokan lanjut usia sebagai berikut;
a. Usia dewasa muda (elderly adulhood), 18 atau 29-25 tahun.
b. Usia dewasa penuh (middle years) atau maturitas, 25-60 tahun atau 65 tahun
c. Lanjut usia (geriatric age) lebih dari 65 tahun atau 70 tahun
 70-75 tahun (yaoung old)
 75-80 tahun (old)
 Lebih dari 80 (very old)
5. Menurut UU No. 4 Tahun 1965
Dalam pasal 1 dinyatakan sebagai berikut: seorang dapat dikatakan sebagai
jompo atau lanjut usia setelah yang bersangkutan mencapai umur 55 tahun, tidak
mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya
sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. (sekarang tidak relevan lagi)
6. Menurut UU No. 13/Th.1998 tentang kesejahteraan lanjut usia yang berbunyi
sebagai berikut; BAB 1 Pasal 1 Ayat 2 yang berbunyi:
Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 (enam puluh) tahun keatas.
7. Birren and Jenner (1997) membedakan usia menjadi tiga;
a. Usia biologis; Yang menunjuk kepada jangka waktu seseorang sejak lahirnya
berada dalam keadaan hidup dan mati
b. Usia psikologis Yang menunjuk pada kemampuan seseorang untuk
mengadakan penyesuaian-penyesuaian kepada situasi yang dihadapinya.
c. Usia social Yang menunjuk kepada peran-peran yang diharapkan atau
diberikan masyarakat kepada seseorang sebungan dengan usianya.

H. Kondisi Fisiologis Dan Patologis Pada Lanjut Usia


Perubahan-Perubahan Yang Terjadi Pada Lanjut Usia
1. Perubahan-Perubahan Fisik
a. Sel
1) Lebih sedikit jumlahnya
2) Lebih besar ukurannya
3) Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan
intraseluler
4) Menurunnya proporsi protein di otak, otot, darah, dan hati.
5) Jumlah sel otak menurun.
6) Terganggunya mekanisme perbaikan sel
7) Otak menjadi atrofi, beratnya berkurang 5-10%
b. Sistem persarafan
1) Berat otak menurun 10-20% (setiap orang berkurang sel otaknya
dalam setiap harinya)
2) Cepatnyan menurun hubungan persarafan
3) Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya dengan
stres.
4) Mengecilnya saraf panca indra. Berkurangnya penglihatan,
hilangnya pendengaran, mengecilnya saraf pencium dan perasa,
lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya dengan
ketahanan terhadap dingin.
5) Kurang sensitif terhadap sentuhan
c. Sistem Pendengaran
1) Presbiakusis (gangguan pada pendengaran). Hilangnya kemampuan
(daya) pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi
suara atau nadanada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit
dimengerti kata-kata, 50% terjadi pada usia diatas 60 tahun
2) Membran timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis.
3) Terjadi pengumpulan serumen dapat mengeras karena menginkatnya
keratin.
4) Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami
ketegangan jiwa/stres.
d. Sistem Penglihatan
1) Sfingter pupil timbul skelerosis dan hilangnya tespon terhadap sinar.
2) Kornea lebih berbentuk sferis (bola)
3) Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa) menjadi katarak, jelas
menyebabkan gangguan penglihatan.
4) Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap
kegelapan lebih lambat, dan susah melihat dalam cahaya gelap
5) Hilangny daya akomodasi
6) Menurunnya lapangan pandang; berkurang luas pandangannya.
7) Berkurangnya daya membedakan warna biru atau hijau pada skala.
e. Sistem Kardiovaskuler
1) Elastisitas dinding aorta menurun
2) Katup jantung menebal dan menjadi kaku
3) Kemampuan jantung untuk memompa menurun 1% setiap tahun
sesudah berumut 20 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya
kontraksi dan volumenya.
4) Kehilangan elatisitas pembuluh darah; kurang efektifitas pembuluh
darah perifer untuk oksigenisasi, perubahan posisi dari tidur ke
duduk (duduk ke berdiri) bisa menyebabkan tekanan darah menurun
menjadi 65 mmHg (menyebabkan pusing mendadak)
5) Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi
dari pembuluh darah perifer; sistolis normal 170 mmHg, diastolis
normal 90 mmHg.
f. Sistem Pengtaturan Temperatur Tubuh
Pada sistem pengaturan suhu, hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu
termostat, yaitu menetapkan suatu suhu tertntu, kemunduran terjadi sebagai
faktor yang mempengaruhinya. Yang sering ditemui antara lain;
1) Temperatur tubuh menurun (hipotermia) secara fisiologik +_35o ini
akibat metabolisme yang menurun
2) Keterbatasan refleks menggigil dan tidak dapat memproduksi panas
yang banyak sehingga terjadi rendahnya aktivitas otot.
g. Sistem Respirasi
1) Otot-otot pernapasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku
2) Menurunnya aktivitas dari silia
3) Paru-paru kehilangan aktivitas; kapasitas residu meningkat, menarik
nafas menjadi berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun, dan
kedalaman bernafas menurun
4) Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang
5) O2 pada arteri menurun menjadi 75 mmHg.
6) CO2 pada arteri tidak berganti
7) Kemampuan untuk batuk berkurang
8) Kemampuan pegas, dinding, dada, dan kekuatan otot pernapasan
akan menurun seiring degan bertambahnya usia.
h. Sistem Gastrointestinal
1) Kehilangan gigi; penyebab utama adalah Periodental disease yang
bisa terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan
gigi yang buruk dan gizi yang buruk.
2) Indera pengecap menurun; adanya iritasi yang kronis, dari selaput
lendir, atropi indera pengecap (+_80%), hilangnya sensitifitas dari
saraf pengecap di lidah terutama rasa tentang rasa asin, asam, dan
pahit.
3) Eofagus melebar
4) Lambung, rasa lapar menurun (sensitifitas lapar menurun), asam
labung menurun, waktu mengosongkan menurun.
5) Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi
6) Fungsi absobsi melemah (daya absobsi terganggu)
7) Liver (hati) makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan,
berkurangnya aliran darah.
i. Sistem Reproduksi
1) Menciutnya ovari dan uterus
2) Atrofi payudara
3) Pada lakI-laki testis masih dapat memproduksi spermatosoa,
meskipun adanya penurunan secara beransur-ansur
a) Dorongan seksual menetap sampai usia diatas 70 tahun (asal
kondisi keksehatan baik), yaitu;
 Kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa
lanjut usia
 Hubungan seksual secara teratur membantu
mempertahankan kemampuan seksual
 Tidak perlu cemas karena merupakan perubahan alami
b) Selaput lendir vagina menurun, permukaan menjadi halus,
sekresi menjadi berkurang, reaksi sifatnya menjadi alkali, dan
terjadi perubahan-perubahan warna.
j. Sistem Genito Urinaria
1) Ginjal, merupaan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh,
melalui urine darah yang masuk ke ginjal, disaring oleh satuan unit
terkecil dari ginjal yang disebut nefron (tepatnya di glumerulus,
kemudia mengecil dan nefron menjadi atrofi. Aliran darah ke ginjal
menurun sampai 50%. Fungsi tubulus berkurang akibatnya; kurang
kemapuan mengkonsentrasi urine, berat jenis urine menurun, proten
uria.
2) Vesika urinaria (kandung kemih); otot-ototnya menjadi lemah,
kapasitasnya menurun sampai 200ml atau menyebabkan frekuensi
buang air kecil meningkat. Vesika urinari susah dikosongkan
sehingga meningkatkan retensi urine.
3) Pembesaran prostat kurang lebih 75% dialami oleh pria usia di atas
65 tahun
4) Atrofi vulva
k. Sistem Endokrin
a. Produksi hampir semua hormon menurun
b. Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah
c. Pituitari; hormon pertumbuhan ada tetapi lebih rendah tetapi
rendah dan hanya dalam pembuluh darah, berkurangnya produksi
dari ACTH, TSH, FSH, LH.
d. Menurunnya aktifitas tiroid, BMR menurun.
1. Sistem Kulit
1) Kulit mengerut atau keriput akibat kahilangan
jaringan lemak
2) Kulit kasar dan bersisik,
3) Mekanisme proteksi kulit menurun
 Produksi serum menurun
 Gangguan pigmentasi kulit
4) Kulit kepala dan rambut menipis
5) Kelenjar keringat berkurang jumlahnya
m. Sistem Muskuloskeletal
1) Tulang kehilangan density (cairan) dan makin rapuh
2) Kifosis
3) Discus intervertebralis menipis dan menjadi pendek
4) Persendian membesar dan menjadi pendek
5) Tendon mengerut dan mengalami skelrosis
n. Perubahan mental Faktor
yang mempengaruhi perubahan mental
1) Perubahan fisik, organ perasa
2) Kesehatan umum
3) Tingkat pendidikan
4) Keturunan
5) Lingkungan
a. Momory: jangka panjang (berhari-hari yang lalu) mencakup
beberapa perubahan. Kenangan jangka pendek (0-10 menit)
kenangan buruk
b. Intelegency; tidak berubah dengan informasi matematik dan
perkataan verbal.
c. Berkurangnya keterampilan psikomotor.

I. Terjadinya Penuaan Dini Pada Sebagian Manusia


Penuaan dini adalah proses dari penuaan kulit yang lebih cepat dari seharusnya.
Banyak orang yang mulai melihat timbulnya kerutan kulit wajah pada usia yang
relatif muda, bahkan pada usia awal 20-an. Hal ini biasanya disebabkan berbagai
faktor baik internal maupun eksternal.
Faktor internal ini biasanya disebabkan oleh adanya gangguan dari dalam tubuh.
Misalnya sakit yang berkepanjangan, serta kurangnya asupan gizi. Sedangkan faktor
eksternal bisa terjadi karena sinar matahari, polusi, asap rokok, makanan yang tidak
sehat dan lain sebagainya.

J. Fakta Ilmiah Tentang Kulit


1. Pada usia muda, kulit baru akan muncul ke lapisan epidermis setiap 28 – 30
hari. Dengan bertambahnya usia, proses regenerasi berkurang secara cepat.
Dan setelah usia di atas 50 tahun prosesnya menjadi sekitar 37 hari.
2. Lapisan dermis kulit adalah lapisan kulit yang bertanggung jawab terhadap
sifat elastisitas, dan kehalusan kulit. Berfungsi mensuplai makanan untuk
lapisan epidermis, dan sebagai fondasi bagi kolagen serta serat elastin.
3. Vitamin C merangsang dan meningkatkan produksi kolagen kulit dengan cara
meningkatkan kemampuan perkembangbiakan sel fibroblast tua dermis.

Kolagen adalah komponen utama lapisan kulit dermis (bagian bawah


epidermis) yang dibuat oleh sel fibroblast. Pada dasarnya kolagen adalah senyawa
protein rantai panjang yang tersusun lagi atas asam amino alanin, arginin, lisin,
glisin, prolin, serta hiroksiproline. Sebelum menjadi kolagen, terlebih dahulu
terbentuk pro kolagen. Bilamana produksi kolagen menurun seiring dengan
bertambahnya usia, dampaknya adalah meningkatnya proses “kulit kering” serta
sifat elastisitasnya. Lapisan dermis inilah yang bertanggung jawab akan sifat
elastisitas dan kehalusan kulit (skin smoothness) yang merupakan kunci utama
untuk disebut “awet muda” serta memiliki kulit indah (beautiful skin).

K. Proses Penuaan Kulit


Penuaan kulit pada dasarnya terbagi atas 2 proses besar, yaitu penuaan kronologi
(chronological aging) dan 'photo aging'. Penuaan kronologi ditunjukkan dari adanya
perubahan struktur, dan fungsi serta metabolik kulit seiring berlanjutnya usia. Proses
ini termasuk, kulit menjadi kering dan tipis; munculnya kerutan halus, adanya
pigmentasi kulit (age spot).
Sedangkan proses 'photo aging' adalah proses yang menyangkut berkurangnya
kolagen serta serat elastin kulit akibat dari paparan sinar UV matahari. Paparan sinar
sinar UV yang berlebihan, dapat menyebabkan kerusakan kulit akibat munculnya
enzim proteolisis dari radikal bebas yang terbentuk. Enzim ini selanjutnya
memecahkan kolagen serta jaringan penghubung di bawah kulit dermis.
Sehingga dari pengetahuan kita mengenai fakta dan proses penuaan kulit yang
merupakan penyebab penuaan dini, kita perlu melakukan tindakan yang tepat untuk
menangani penuaan dini. Salah satu tindakan yang tepat untuk menangani penuaan
dini adalah memakai produk antiaging yang tepat.
Ser–C, serum vitamin C adalah produk perawatan kulit yang tepat, berguna
memperlambat proses penuaan dini dan menyamarkan keriput (atau kerutan) kulit
wajah.
L. Usaha Pencegahan Penuaan Dini
Pencegahan proses menua dapat dilakukan untuk proses menua ekstrinsik, pada
usia menjelang 40 tahun, dan bila perlu lebih awal, dengan melakukan berbagai cara,
antara lain :
1) Mencegah atau menghindari faktor yang menyebabkan kekeringan
kulit serta mempertahankan kelembaban kulit. Untuk itu perlu
melakukan pemeliharaan dan perawatan kulit dengan kosmetik yang
sesuai kondisi kulit dan lingkungan pemakai, seperti :
a. Pembersih, pilih pembersih dengan bahan dasar minyak
(cleansing cream, cold cream) dan hindari terlalu sering memakai
sabun/detergen,
b. Pelembab, digunakan siang atau malam hari terutama untuk
lingkungan dengan kelembaban rendah, ruangan ber-AC dan
sebagainya.
c. Pelindung, gunakan krim tabir surya (sunscreen cream) dan
foundation cream untuk mencegah kekeringan kulit karena sinar
matahari, terutama didaerah tropis
d. Kosmetika rias, dipilih yang banyak mengandung unsure lemak/
bentuk krim.
2) Mencegah proses menua karena kekurangan gizi terutama protein
dan vitamin. Untuk itu perlu mengatur diit, pemberian vitamin,
mineral yang cukup, seperti:
a. Diet rendah karbohidrat, rendah lemak jenuh dan menghindari
bahan bahan tambahan pada makanan (food additive) yang
berbahaya, serta tinggi protein.
b. Vitamin dan bahan lain yang bekerja sebagai anti oksidan, bahan
yang dapat menghambat toksisitas dari radikal bebas, seperti
vitamin e (tocoferol), vit.c
(ascorbic acid), β carotene dan glutathione. Perlindungan
antioksidan paling efektif dalam melawan kerusakan akibat sinar
surya adalah dengan kombinasi beberapa antioksidan yang
tampaknya menunjukkan efek sinergis (wilkinson, 2001).
Tokotrienol merupakan salah satu bentuk vitamin e, bila
dibanding tokoferol, yaitu vitamin e lain yang telah lama dikenal,
mempunyai aktivitas antioksidan 40-60 kali lebih besar dan efek
anti tumor yang luar biasa. Selain itu tokotrienol mempunyai
derajat spesifitas yang tinggi untuk kulit, hampir 15 kali atau
lebih (wilkinson, 2001). Vitamin lain seperti vitamin a, b1, b2,
b5, b6 serta mineral, zat besi, zink, selenium dan lainnya harus
diberikan cukup agar dapat menghambat proses ikatan silang
yaitu proses yang menyebabkan jaringan kolagen menjadi kaku
dan tidal lentur sehingga mencegah terjadinya keriput. Bahan
lain yang dapat diguanakan untuk mencegah proses menua,
antara lain:
c. Ubiquinon atau koenzim Q-10,
d. Melatonin, adalah antioksidan yang sangat potensial.
e. Procyanadins dan cathecins, ada dalam berbagai macam tanaman
seperti biji anggur, teh hijau, apel hijau dan sumber lain,
mempunyai substansi anti tumor yang dihubungkan dengan efek
antioksidan kuat. Apel hijau mentah telah diteliti sebagai anti
mutagen, menghambat pelepasan histamin dan menyerap sinar
UVB atau fungsi penyaring.
f. Ekstrak jamur, ekstrak polisakarida dari Ganoderma lucidum
melindungi DNA dari pengaruh sinar UVR dan mempunyai efek
anti tumor serta meningkat sistem kekebalan tubuh
g. Asam organik: Alpha hydroxyl acids (AHAs), Beta hydroxyl
acids (BHAs) pada konsentrasi 5-10% digunakan untuk
mengurangi kerutan, membuat kulit menjadi lebih kesat,
memudarkan dan mengurangi hiperpigmentasi
h. Tretinoin (trans-asam retinoin), penelitian Fisher dkk
menunbjukkan bahwa perawatan kulit dengan tretinoin sebelum
terpapar UVR menghambat induksi MMP (matrix
metalloproteinase), suatu enzim yang dikenal berperan pada
kerusakan kolagen dalam proses photaging.
3) Mencegah proses menua kulit dini akibat paparan sinar surya,
dengan cara:
a. Menghindari paparan terutama saat matahari mencapai titik
kulminasi dimana energi sinar UVB dipermukaan bumi
mencapai puncak, antara jam 10.00- 15.00
b. Perlindungan secara fisik seperti memakai topi lebar, payung,
pakaian lengan panjang dsb. Perlindungan ini sifatnya terbatas
karena SS dapat menghambur.
c. Memakai tabir surya (sunscreen) yang mengandung bahan yang
mampu menyerap, menghamburkan dan memantulkan energi SS
terutama didaerah tubuh yang sering terpapar. Kekuatan suatu
tabir surya diukur dari besarnya daya pelindung tabir surya
tersebut dengan satuan SPF (sun protective faktor)
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Proses penuaan dapat ditinjau dari aspek biologis, sosial dan psikologik. Teoriteori
biologik sosial dan fungsional telah ditemukan untuk menjelaskan dan mendukung berbagai
definisi mengenai proses menua. Dan pendekatan multi disiplin mengenai teori penuaan,
perawat harus memiliki kemampuan untuk mensintesa berbagai teori tersebut dan
menerapkannya secara total pada lingkungan perawatan klien usia lanjut termasuk aspek fisik,
mental/emosional dan aspek-aspek sosial. Dengan demikian pendekatan eklektik akan
menghasilkan dasar yang baik saat merencanakan suatu asuhan keperawatan berkualitas pada
klien lansia.
B. Saran
Masa tua adalah sesuatu yang akan dan harus dihadapi oleh setiap manusia, untuk
menjalani proses kehidupan mereka. Tidak ada satupun orang yang dapat menghindarinya dan
berusaha agar tetap dapat terlihat awet muda. Berbagai proses harus dilewati, namun beberapa
orang ada yang dapat melalui prosesnya dengan baik, namun ada pula yang tidak cukup lancar.
Ditinjau dari berbagai aspek dan sudut pandang, dari segi fisik dan kejiwaan. Maka, perawat
yang melakukan tindakan asuhan keperawatan pada berbagai tingkatan usia harus dan wajib
tahu bagaimana konidisi fisiologis pasiennya. Termasuk pada usia lanjut. Semoga makalah ini
dapat menjadi salah satu referensinya. Baik sebagai acuan dalam pembelajaran, ataupun
sebagai pedoman dalam tindakan asuhan keperawatan pada klien usia lanjut
DAFTAR PUSTAKA

Pringgoutumo, dkk. 2002. Buku Ajar Patologi 1 (umum), Edisi 1. Jakarta. Sagung Seto. Sutisna
Hilawan (1992), Patologi, Jakarta, Bagian Patologi Anatomi FKUI. Gunawan S, Nardho, Dr,
MPH, 1995, Upaya Kesehatan Usia Lanjut. Jakarta: Dep Kes R.I.

Anda mungkin juga menyukai