DISUSUN OLEH :
PRODI D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
2015
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum w.w.
Segala puji bagi Allah Yang Maha Esa, Maha Kuasa lagi Maha Memberi Rahmat.
Dan tak lupa sholawat serta salam semoga senantiasa terlimpah pada Nabi Muhammad SAW.
Karena ramhat serta inayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah dengan judul “PROSES
PENUAAN / AGING PROCES” ini tepat pada waktunya.
Selain itu, penyusunan makalah ini bermanfaat untuk mengetahui dan menambah
wawasan penyusun sebagai mahasiswa serta pembaca mengenai teori biologis dari proses
penuaan pada manusia secara lebih mendalam dan runtut.
Oleh sebab itu, dalam kesempatan baik ini perkenankan penyusun menyampaikan
ucapan terimakasih kepada dosen yang telah mengajar keperawatan gerontik dan teman-
teman semua. Dan tak lupa saya sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses penyusunan makalah ini baik secara material maupun moril, dan
karena keterbatasn saya tidak dapat menyebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya kepada
kami dan kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan pembuatan
makalah ini.
Tentunya karena keterbatasan yang dimiliki penyusun sebagai manusia, makalah ini
belum sempurna. Sehingga penyampaian atau pemberian kritik dan saran mengenai
penyusunan makalah ini sangat diharapkan oleh penyusun.
Wassalammua’alaikum w.w.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Aging Process
B. Tahapan Aging Process
C. Teori Aging Proces
1. Teori Biologi
2. Teori Psikologis
C. Kegiatan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghlangnya secara perlahan-lahan
kemapuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang
diderita (Constantinides, 1994 dalam Nugroho, 2000). Dengan kata lain, proses menua
merupakan tahap lanjut dari suatu kehidupan yang ditandai dengan menurunnya kemampuan
tubuh untuk beradaptasi terhadap stres atau pengaruh lingkungan, dimulai dari kemunduran
secara fisik maupun psikis (kejiwaan), atau yang lazim dikatakan adalah keuzuran.
Pada perkembangan sekarang ini, pendapat tersebut mulai tergeser dengan suatu
pengertian bahwa masa tua merupakan suatu hal yang wajar dan tetap dapat menjalani sisa
hidupnya dengan tenang, aman, sejahtera dan berguna bagi lingkungannya. Secara global,
bila ditinjau dari aspek peradaban umat manusia, maka terdapat konsep transisi
kependudukan yang oleh berbagai pakar, termasuk para pakar gerontologi (Comfort 1964 dan
Myers 1984) menggambarkan pertumbuhan jumlah lansia akibat penurunan pada angka
morbiditas (Tamher & Noorkasiani, 2011).
Berkenaan dengan hal tersebut, berbagai upaya telah dilaksanakan oleh instansi
pemerintah, para profesional kesehatan, serta bekerja sama dengan pihak swasta dan
masyarakat untuk mengurangi angka kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas) lansia.
Salah satu wujud upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas pelayanan lansia adalah
dengan disahkannya UU No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia (tambahan
lembaran negara Nomor 3796) sebagai pengganti UU No. 4 Tahun 1965 tentang Pemberian
Bantuan bagi Orang Jompo (Maryam., 2012).
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Berdasarkan latar belakang di atas, urgensi bagi seorang perawat untuk mengetahui keadaan
fisik ataupun psikososial pada usia lansia, dan bagaimana terjadinya proses penuaan. Sebagai
suatu fase yang pasti akan dilewati oleh setiap manusia.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui bagaimana definisi aging process menurut ahli
b. Mengetahui bagaimana tahapan-tahapan aging process
c. Mengetahui teori biologis dan psikologis
d. Mengetahui pelayanan kesehatan pada lanjut usia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Aging Process
Penuaan atau proses terjadinya tua adalah suatu proses menghilangnya secara
perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi serta
memperbaiki kerusakan yang diderita. Seiring dengan proses menua tersebut, tubuh akan
mengalami berbagai masalah kesehatan atau yang biasa disebut sebagai penyakit degenararif
(Constantinides, 1994 dalam Maryam,2012).
Aging process (proses penuaan) dalam perjalanan hidup manusia merupakan suatu hal
yang wajar, dan ini akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai umur panjang, hanya
cepat dan lambatnya proses tersebut bergantung pada masing-masing individu. Secara teori
perkembangan manusia yang dimulai dari masa bayi, anak, remaja, dewasa, tua, dan akhirnya
akan masuk pada fase usia lanjut dengan umur diatas 60 tahun. Pada usia ini terjadilah proses
penuaan secara alamiah. Perlu persiapan untuk menyambutb hal tersebut agar nantinya tidak
menimbulkan fisik, mental, sosial, ekonomi bahkan psikologis. Menua (menjadi tua) adalah
suatu proses menghlangnya secara perlahan-lahan kemapuan jaringan untuk memperbaiki
diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan
terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantinides, 1994 dalam
Nugroho, 2000)
Sehingga dapat diartikan proses penuaan merupakan tahap dewasa yang dimana tahap
pertumbuhan manusia mencapai titik perkembangan yang maksimal, dengan disertai mulai
menyusutnya tubuh yang dikarenakan berkurangnya jumlah sel-sel dalam tubuh. Sehingga
fungsi tubuh juga akan mengalami penurunan secara perlahan-lahan yang biasanya disertai
masalah atau gangguan pada kesehatan.
Selain itu, proses menua juga merupakan proses yang terus-menerus (berkelanjutan)
secara alamiah yang dimulai sejak manusia lahir sampai udzhur/tua. Pada usia lansia ini
biasanya seseorang akan mengalami kehilangan jaringan otot, susunan saraf, dan jaringan
lain sehingga tubuh akan “mati” sedikit demi sedikit. Secara individu, pengaruh proses
menua dapat menimbulkan berbagai masalah sosial-ekonomi, mental, maupun fisik-biologis.
Dari aspek fisik-biologis terjadi perubahan pada beberapa sistem, seperti sistem organ dalam,
sistem muskuloskeletal, sistem sirkulasi (jantung), sel jaringan dan sistem saraf yang tidak
dapat diganti karena rusak atau mati. Ditambahkan, terutama sel otak yang berkurang 10-20%
dalam setiap harinya dna sel ginjal yang tidak bisa membelah, sehingga tidak ada regenerasi
sel. Berkurangnya jumlah sel saraf (neuron) dan kematian sel secara terus-menerus
menyebabkan seseorang menjadi demensia (Khalid, 2012)
d) Keracunan Oksigen
Teori tentang adanya sejumlah penurunan kemampuan sel didalam tubuh untuk
mempertahankan diri dari oksigen yang mengandung zat racun dengan kadar yang tinggi,
tanpa mekanisme pertahan diri tertentu. Ketidak mampuan mempertahankan diri dari toksik
tersebut membuat struktur membran sel mangalami perubahan dari rigid, serta terjadi
kesalahan genetik. Membran sel tersebut merupakan alat untuk memfasilitasi sel dalam
berkomunikasi dengan lingkungannya yang juga mengontrol proses pengambilan nutrien
dengan proses ekskresi zat toksik didalam tubuh. Fungsi komponen protein pada membran
sel yang sangat penting bagi proses diatas, dipengaruhi oleh rigiditas membran tersebut.
Konsekuensi dari kesalahan genetik adalah adanya penurunan reproduksi sel oleh mitosis
yang mengakibatkan jumlah sel anak di semua jaringan dan organ berkurang. Hal ini akan
menyebabkan peningkatan kerusakan sistem tubuh.
e) Sistem Imun
Kemampuan sistem imun mengalami kemunduran pada masa penuaan. Walaupun
demikian, kemunduran kamampuan sistem yang terdiri dari sistem limfatik dan khususnya sel
darah putih, juga merupakan faktor yang berkontribusi dalam proses penuaan. Mutasi yang
berulang atau perubahan protein pasca translasi, dapat menyebabkan berkurangnya
kamampuan sistem imun tubuh mengenali dirinya sendiri (self recognition). Jika mutasi
somatik menyebabkan terjadinya kelainan pada antigen permukaan sel, maka hal ini akan
dapat menyebabkan sistem imun tubuh menganggap sel yang megalami perubahan tersebut
sebagi sel asing dan menghancurkannya. Perubahan inilah yang menjadi dasar terjadinya
peristiwa autoimun Hasilnya dapat pula berupa reaksi antigen antibody yang luas mengenai
jaringan-jaringan beraneka ragam, efek menua jadi akan menyebabkan reaksi
histoinkomtabilitas pada banyak jaringan. Salah satu bukti yang ditemukan ialah
bertambahnya prevalensi auto antibodi bermacam-macam pada orang lanjut usia Disisi lain
sistem imun tubuh sendiri daya pertahanannya mengalami penurunan pada proses menua,
daya serangnya terhadap sel kanker menjadi menurun, sehingga sel kanker leluasa
membelah-belah. Inilah yang menyebabkan kanker yang meningkat sesuai dengan
meningkatnya umur.
Teori atau kombinasi teori apapun untuk penuaan biologis dan hasil akhir penuaan,
dalam pengertian biologis yang murni adalah benar. Terdapat perubahan yang progresif
dalam kemampuan tubuh untuk merespons secara adaptif (homeostatis), untuk beradaptasi
terhadap stres biologis. Macam-macam stres dapat mencakup dehidrasi, hipotermi, dan
proses penyakit. (kronik dan akut)
2. Teori Psikologis
a) Teori Pelepasan
Teori pelepasan memberikan pandangan bahwa penyesuaian diri lansia merupakan suatu
proses yang secara berangsur-angsur sengaja dilakukan oleh mereka, untuk melepaskan diri
dari masyarakat.
b) Teori Aktivitas
Teori aktivitas berpandangan bahwa walaupun lansia pasti terbebas dari aktivitas, tetapi
mereka secara bertahap mengisi waktu luangnya dengan melakukan aktivitas lain sebagai
kompensasi dan penyusuauian.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghlangnya secara perlahan-lahan kemapuan
jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga
tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita
(Constantinides, 1994 dalam Nugroho, 2000).
Proses penuaan ditandai penurunan energi seluler yang menurunkan kemampuan sel untuk
memperbaiki diri Terjadi dua fenomena, yaitu penurunan fisiologik (kehilangan fungsi tubuh
dan sistem organnya) dan peningkatan penyakit (Fowler, 2003).
B. SARAN
Masa tua adalah sesuatu yang akan dan harus dihadapi oleh setiap manusia, untuk
menjalani proses kehidupan mereka. Tidak ada satupun orang yang dapat menghindarinya
dan berusaha agar tetap dapat terlihat awet muda. Berbagai proses harus dilewati, namun
beberapa orang ada yang dapat melalui prosesnya dengan baik, namun ada pula yang tidak
cukup lancar. Ditinjau dari berbagai aspek dan sudut pandang, dari segi fisik dan kejiwaan.
Maka, perawat yang melakukan tindakan asuhan keperawatan pada berbagai tingkatan
usia harus dan wajib tahu bagaimana konidisi fisiologis pasiennya. Termasuk pada usia
lanjut.
Semoga makalah ini dapat menjadi salah satu referensinya, baik sebagai acuan dalam
pembelajaran.
MAKALAH PATOLOGI
Tentang
PROSES PENUAAN
Disusun oleh:
KELOMPOK IX
Anggota:
1. Eva
Muzdalifah
2. Ratih Putri
Maharani
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.Latar belakang ......................................................................................... 4
2. Metode Penulisan .................................................................................... 4
3. Tujuan Umum ......................................................................................... 4
4. Rumusan Masalah.................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN
F. Anti Aging........................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini
membahas tentang PENUAAN.
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi
dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, kami mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini,
semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik
konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Bertambahnya usia selalu meninggalkan bekas pada setiap makhluk hidup.,dan prinsip ini
berlaku bagi semua tingkat oragnisasi(molekul,sel, organ, danorganism). Rentang hidup manusia
menunjukkan periode perkembangan secara bertahap dengan meningkatnya efisiensi tubuh pada masa
anak-anak dan remaja sampa mencapai tingkat kematangan. Setelah melalui periode yang panjang
dengan perubahan yang kecil, terjadilah penurunan bertahap dalam kekuatan ,khususnya kekuatan fisik.
Ini biasa disebut periode menua.
Proses penuaan adalah proses yang tersembunyi, dan permulaannya berbeda-beda antara tiap
individu, demikian pula kecepatan penurunannya. Perubahan ini meliputi perubahan kekuatan jantung,
penurunan sekresi cairan pencernaan ,penurunan aktivitas endokrin. Pada tingkatan psikologis, proses
penuaan ini ditandai dengan melambatnya waktu beraksi, melambatnya proses belajar, serta penurunan
daya ingat dan efisiensi intelektual.
2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan penuaan ?
2. Apa saja tahap-tahap penuaan ?
3. Bagaimanakah teori tentang penuaan ?
4. Bagaimana proses penuaan pada sel/jaringan ?
5. Bagaimana penuaan pada organ ?
3. Tujuan Umum
Setelah pembelajaran modul ini selesai, mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan tentang
proses penuaan serta dampak dan perubahan-perubahan yang terjadi dalam rongga mulut lansia baik
secara fisiologis, morfologi maupun patologis.
4. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan makalah ini yaitu dengan metode pustaka,
dimana kami mencari bahan-bahan materi dari berbagai sumber yang berkaitan dengan materi penyajian.
BAB II
PEMBAHASAN
Lansia atau lanjut usia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan
akhir dari fase kehidupannya. Pada Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang
disebut Aging Process. Ilmu yang mempelajari fenomena penuaan meliputi proses menua dan degenerasi
sel termasuk masalah-masalah yang ditemui dan harapan lansia disebut gerontology. Pengertian lain
mengatakan bahwa gerontology adalah ilmu yang mempelajari , membahas, meneliti segala bidang yang
terkait dengan lanjut usia, bukan saja mengenai kesehatan namun juga mencakup soal kesejahteraan,
pemukiman, lingkungan hidup, pendidikan, perundang-undangan dan sebagainya.
Lanjut usia adalah dimana individu yang berusia di atas 60 tahun yang pada umumnya memiliki
tanda-tanda terjadinya penurunan fungsi-fungsi biologis, psikologis, sosial, ekonomi. Sedangkan menurut
definisi dari Depkes RI 3 lanjut usia adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindarkan. Proses
menjadi tua disebabkan oleh faktor biologik yang terdiri dari tiga fase yaitu fase progresif, fase stabil dan
fase regresif. Dalam fase regresif mekanisme lebih kearah kemunduran yang dimulai dalam sel, komponen
terkecil dalam tubuh manusia. Begitu pula pada tahap perkembangan yang lain, maka pada lansia terjadi
perubahan fungsi fisik, emosi, kognitif, sosial, spiritual, dan ekonomi.
Fase 1 Subklinik
Pada saat mencapai usia 25-35 tahun. Pada masa ini produksi hormon mulai berkurang (mulai mengalami
penurunan produksi). Pada tahap ini, sebagian besar hormon di dalam tubuh mulai menurun, yaitu hormon
testosteron, growth hormon, dan hormon estrogen. Pembentukan radikal bebas, yang dapat merusak sel
dan DNA, mulai memengaruhi tubuh. Polusi udara, diet yang tak sehat dan stres merupakan serangan
radikal bebas yang dapat merusak sel-sel tubuh. Kerusakan ini biasanya tak tampak dari luar. Karena itu,
pada tahap ini orang merasa dan tampak normal, tidak mengalami gejala dan tanda penuaan. Di fase ini
mulai terjadi kerusakan sel tapi tidak memberi pengaruh pada kesehatan. Tubuh pun masih bugar terus.
Penurunan ini mencapai 14 % ketika seseorang berusia 35 tahun.
Fase 2 Transisi
Kedua transisi, yakni pada usia 35-45 tahun. Produksi hormon sudah menurun sebanyak 25%, sehingga
tubuh pun mulai mengalami penuaan. Biasanya pada masa ini, ditandai dengan lemahnya penglihatan
(mata mulai mengalami rabun dekat) sehingga perlu menggunakan kacamata berlensa plus, rambut mulai
beruban, stamina dan energi tubuh pun berkurang. Bila pada masa ini dan sebelumnya atau bila pada usia
muda, kita melakukan gaya hidup yang tidak sehat bisa berisiko terkena kanker.
Fase 3 Klinik
Puncaknya pada tahap fase klinikal, yakni pada usia 45 tahun ke atas. Pada masa ini produksi hormon
sudah berkurang hingga akhirnya berhenti sama sekali. Kaum perempuan mengalami masa yang disebut
menopause sedangkan kaum pria mengalami masa andropause. Pada masa ini kulit pun menjadi kering
karena mengalami dehidrasi/kulit menjadi keriput, terutama di bagian samping dan di bawah mata kita,
juga kulit tangan kita yang tidak sekencang dulu, tubuh juga menjadi cepat lelah. Berbagai penyakit
degeneratif seperti diabetes, osteoporosis, hipertensi dan penyakit jantung koroner mulai menyerang dan
menjadi sesuatu yang sangat mengerikan.
Karena proses penuaan ini terjadi melalui beberapa tahapan, sebenarnya ada banyak waktu untuk
menghambatnya. Cepat lambatnya proses penuaan, 30% dipengaruhi oleh faktor genetika/keturunan dan
70 % lebih dipengaruhi oleh gaya hidup. Kalau anggota keluarga cenderung awet muda. Kita pun besar
kemungkinan akan berpenampilan awet muda. Gaya hidup yang penuh stres, kurang istirahat, banyak
makan makanan berlemak dan berkalori tinggi, kurang gerak serta hidup di lingkungan yang penuh polusi
akan merusak sel sehingga menjadi lebih tua. Akibatnya, kita pun mengalami penuaan usia biologik.
Namun, kondisi ini dapat dihindari dengan program anti aging baik yang dilakukan sendiri maupun dengan
bantuan medis. Misalnya: Seseorang yang rajin berolahraga, terbukti bisa menangkal sejumlah penyakit
kardiovaskuler. Olah raga ringan di sela aktivitas seperti senam, lari atau jalan cepat sebaiknya sering
dilakukan.
C. Batasan-Batasan Lansia
1. Menurut WHO
Usia pertengahan (midle age) kelompok usia 45-59 tahun
Usia lanjut (elderly) antara 60-70 tahun
Usia lanjut tua (old) antara 75- 90 tahun
Usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun
d) Teori Imunitas
Ketuaan disebabkan oleh adanya penurunan fungsi sistem immun. Peruban itu lebih tampak lebih
nyata pada limfosit-T, disamping perubahan juga terjadi pada limfosit-B. Perubahan yang terjadi meliputi
penurunan sistem imun humoral, yang dapat menjadi faktor predisposisi pada orang tua untuk:
Menurunkan resistensi melawan pertumbuhan tumor dan perkembangan kanker.
Menurunkan kemampuan untuk mengadakan inisiasi proses dan secara agresif memobilisasi pertahanan
tubuh terhadap patogen
Meningkatkan produksi autoantigen, yang berdampak pada semakin meningkatnya resiko terjadinya
penyakit yang berhubungan dengan autoimmun,
h) Teori Stress
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat
mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha dan stress menyebabkan sel-sel tubuh
telah terpakai.
2. Teori Psikososial
Teori-teori psikologi dipengaruhi juga oleh biologi dan sosiologi salah satu teori yang ada. Teori
tugas perkembangan, menurut Hanghusrt (1972) setiap individu harus memperhatikan tugas
perkembangan yang spesifik pada tiap tahap kehidupan yang akan memberikan perasaan bahagia dan
sukses. Tugas perkembangan yang spesifik ini tergantung pada maturasi fisik, pengharapan cultural dan
masyarakat dan nilai serta aspirasi individu.
Tugas perkembangan pada dewasa tua meliputi penerimaan adanya penurunan kekuatan fisik dan
kesehatan, penerimaan masa pension dan penurunan income, penerimaan adanya kematian dan
pasangannya atau orang-orang yang berarti bagi dirinya, mempertahankan hubungan dengan group uang
seusianya, adopsi dan adaptasi dengan peran social secara fleksibel dan mempertahankan kehidupan
secara memuaskan.
1. Sel
a) Lebih sedikit jumlahnya
b) Lebih besar ukurannya
c) Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan intraseluler
d) Menurunnya proporsi protein di otak, otot, darah, dan hati.
e) Jumlah sel otak menurun.
f) Terganggunya mekanisme perbaikan sel.
g) Otak menjadi atrofi, beratnya berkurang 5-10%
2. Sistem persarafan
a) Berat otak menurun 10-20% (setiap orang berkurang sel otaknya dalam setiap harinya).
b) Cepatnyan menurun hubungan persarafan.
c) Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya dengan stres.
d) Mengecilnya saraf panca indra. Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya saraf
pencium dan perasa, lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya dengan ketahanan
terhadap dingin.
e) Kurang sensitif terhadap sentuhan
3. Sistem pendengaran
a) Presbiakusis (gangguan pada pendengaran). Hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga
dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada-nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit dimengerti
kata-kata, 50% terjadi pada usia diatas 60 tahun.
b) Membran timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis.
c) Terjadi pengumpulan serumen dapat mengeras karena menginkatnya keratin.
d) Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan jiwa/stres.
4. Sistem penglihatan
a) Sfingter pupil timbul skelerosis dan hilangnya tespon terhadap sinar.
b) Kornea lebih berbentuk sferis (bola)
c) Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa) menjadi katarak, jelas menyebabkan gangguan penglihatan.
d) Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat, dan susah
melihat dalam cahaya gelap
e) Hilangny daya akomodasi.
f) Menurunnya lapangan pandang; berkurang luas pandangannya.
g) Berkurangnya daya membedakan warna biru atau hijau pada skala.
5. Sistem kardiovaskuler
a) Elastisitas dinding aorta menurun
b) Katup jantung menebal dan menjadi kaku
c) Kemampuan jantung untuk memompa menurun 1% setiap tahun sesudah berumut 20 tahun, hal ini
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
d) Kehilangan elatisitas pembuluh darah; kurang efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenisasi,
perubahan posisi dari tidur ke duduk (duduk ke berdiri) bisa menyebabkan tekanan darah menurun
menjadi 65 mmHg (menyebabkan pusing mendadak).
e) Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari pembuluh darah perifer; sistolis
normal 170 mmHg, diastolis normal 90 mmHg.
1) Sistem respirasi
Otot-otot pernapasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku.
Menurunnya aktivitas dari silia
Paru-paru kehilangan aktivitas; kapasitas residu meningkat, menarik nafas menjadi berat, kapasitas
pernafasan maksimum menurun, dan kedalaman bernafas menurun
Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang
O2 pada arteri menurun menjadi 75 mmHg.
CO2 pada arteri tidak berganti
Kemampuan untuk batuk berkurang
Kemampuan pegas, dinding, dada, dan kekuatan otot pernapasan akan menurun seiring degan
bertambahnya usia.
2) Sistem gastrointestinal
Kehilangan gigi; penyebab utama adalah Periodental disease yang bisa terjadi setelah umur 30 tahun,
penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk.
Indera pengecap menurun; adanya iritasi yang kronis, dari selaput lendir, atropi indera pengecap (80%),
hilangnya sensitifitas dari saraf pengecap di lidah terutama rasa tentang rasa asin, asam, dan pahit.
Esofagus melebar.
Lambung, rasa lapar menurun (sensitifitas lapar menurun), asam labung menurun, waktu mengosongkan
menurun.
Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi
Fungsi absobsi melemah (daya absobsi terganggu).
Liver (hati) makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan, berkurangnya aliran darah.
3) Sistem reproduksi
Menciutnya ovari dan uterus
Atrofi payudara
Pada laku-laki testis masih dapat memproduksi spermatosoa, meskipun adanya penurunan secara
beransur-ansur
Dorongan seksual menetap sampai usia diatas 70 tahun (asal kondisi keksehatan baik), yaitu;
Kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut usia
Hubungan seksual secara teratur membantu mempertahankan kemampuan seksual
Tidak perlu cemas karena merupakan perubahan alami
Selaput lendir vagina menurun, permukaan menjadi halus, sekresi menjadi berkurang, reaksi sifatnya
menjadi alkali, dan terjadi perubahan-perubahan warna.
Vesika urinaria (kandung kemih); otot-ototnya menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai 200ml atau
menyebabkan frekuensi buang air kecil meningkat. Vesika urinari susah dikosongkan sehingga
meningkatkan retensi urine.
Pembesaran prostat kurang lebih 75% dialami oleh pria usia di atas 65 tahun
5) Sistem endokrin
Produksi hampir semua hormon menurun
Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah
Pituitari; hormon pertumbuhan ada tetapi lebih rendah tetapi rendah dan hanya dalam pembuluh darah,
berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH, LH.
Menurunnya aktifitas tiroid, BMR menurun.
6) Sistem kulit
Kulit mengerut atau keriput akibat kahilangan jaringan lemak
Kulit kasar dan bersisik,
Mekanisme proteksi kulit menurun
Produksi serum menurun
Gangguan pigmentasi kulit
Kulit kepala dan rambut menipis
Kelenjar keringat berkurang jumlahnya
7) Sistem muskuloskeletal
Tulang kehilangan density (cairan) dan makin rapuh
Kifosis
Discus intervertebralis menipis dan menjadi pendek
Persendian membesar dan menjadi pendek
Tendon mengerut dan mengalami skelrosis
8) Perubahan mental
Perubahan fisik, organ perasa
Kesehatan umum
Tingkat pendidikan
Keturunan
Lingkungan
Momory: jangka panjang (*berhari-hari yang lalu) mencakup beberapa perubahan. Kenangan jangka
pendek (0-10 menit) kenangan buru
Intelegency; tidak berubah dengan informasi matematik dan perkataan verbal.
Berkurangnya keterampilan psikomotor.
9) Perubahan psikososial
Kehilangan finansial (income berkurang).
Kehilangan status.
Rangkaian kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan teman-teman dan keluarga besar.
Kehilangan pekerjaan/kegiatan.
Merasakan atau sadar akan kematian (sense of wawreness of mortality).
Perubahan dalam hidup, yaitu memasuki rumah perawatan bergerak lebih sempit.
Ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan.
Penyakit kronis dan ketidiakmampuan.
Gangguan syaraf dan panca indera, timbul kebutaan dan ketulian.
Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan.
Hilangnya kekuatan dan ketegangan fisik, perubahan perubahan
Ada beberapa penyakit genetik yang menunjukan adanya proses penuaan yang prematur. Tanda-
tanda dari penyakit ini adalah dijumpainya rambut yang beruban, mengkerutnya kulit, dan pendeknya masa
hidup dari penderita tersebut. Pada beberapa kasus hal ini dapat terjadi karena mutasi dari gen. Adapun
proses penuaan yang premature tersebut dapat kita lihat pada:
1. Werner’s syndrome
Pada penderita ini kelihatan pada rambut mereka telah beruban pada usia 20 tahun dan penderita
umumnya meninggal pada usia 40 tahun. Tanda-tanda proses penuaan seperti osteoporosis, katarak, dan
arterosklerosis dapat terlihat pada penderita. Meskipun pada waktu mudanya, sel-sel juga mengalami
replikasi penuaan namun hanya sebanyak 20 kali, sedangkan yangnormal mencapai 70 kali atau lebih. Hal
ini disebabkan oleh mutasi di WRN, dimana WRN ini diperlukan untuk perbaikan dan pemeliharaan DNA
yang terdapat di telomere.
F. Anti Aging
Pada penderita proses penuaan yang premature terapi yang maksimal belumlah dijumpai, namun
dengan diketahuinya bahwa adanya enzim telomerase yang menghambat pemendekan telomere ini,maka
para ilmuwan masih berusaha untuk membentuk suatu substrat yang bekerja seperti enzim telomerase
tersebut.
Namun penghambatan proses penuaan pada sel-sel yang normal telah banyak ditemukan dengan
munculnya produk-produk anti aging.Dugaan bahwa radikal bebas tersebar dimana-mana, pada setiap
kejadian pembakaran seperti merokok, memasak, pembakaran bahan baker pada mesin dan kendaraan
bermotor. Paparan sinar ultraviolet yang terus-menerus, pestisida dan pencemaran lain di dalam makanan
kita, bahkan karena olahraga yang berlebihan, menyebabkan tidak ada pilihan selain tubuh harus
melakukan tindakan protektif. Langkah yang tepat untuk menghadapi banyaknya radikal bebas tersebut
adalah dengan mengurangi paparannya atau mengoptimalkan pertahanan tubuh melalui aktivitas
antioksidan.
Selain jenis antioksidan enzimatis seperti yang disebut di awal, dikenal pula jenis antioksidan
nonenzimatis. Jenis ini dapat berupa golongan vitamin, seperti vitamin C, vitamin E serta golongan
senyawa fitokimia seperti senyawa fenolik. Senyawa fenolik ini banyak dijumpai pada sayuran, buah-
buahan, rempah-rempah dan sebagainya yang merupakan konsumsi makanan kita sehari-hari.
Suplemen vitamin banyak beredar di pasaran dalam berbagai dosis. Namun perlu diketahui, hingga
saat ini para ahli masih sulit memastikan berapa komposisi yang seimbang antara radikal bebas dan
antioksidan di dalam tubuh.Beberapa antioksidan dalam dosis tertentu bisa berubah sifat menjadi
prooksidan.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
1. KESIMPULAN
Penuaan tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan melalui beberapa tahapan atau fase, sehingga kita
memiliki kesempatan untuk menghambatnya, salah satunya dengan menjaga pola makan dan pemakaian
krim atau pelembab untuk melindungi kulit dari sengatan matahari agar kulit tidak cepat kering atau
keriput. Lanjut usia adalah dimana individu yang berusia di atas 60 tahun yang pada umumnya memiliki
tanda-tanda terjadinya penurunan fungsi-fungsi biologis, psikologis, sosial, ekonomi. Proses penuaan
terjadi secara bertahap dan secara garis besar dapat dibagi menjadi 3 fase: Fase 1 Subklinik, Fase 2
Transisi, dan Fase 3 Klinik. Teori-teori proses penuaan:
1. Teori Biologis
2. Teori Kejiwaan Sosial
3. Teori Psikologi
4. Teori Kesalahan Genetik
5. Rusaknya Sistem Imun Tubuh
6. Teori Menua Akibat Metabolisme
7. Teori Telomere
8. Teori Wear and Tear
2. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan S, Nardho, Dr, MPH, 1995, Upaya Kesehatan Usia Lanjut. Jakarta: Dep Kes R.I.
Lueckennotte, Annette G, 1996, Gerontologic Nursing, St. Louis : Mosby Year Incorporation.
Nugroho, Wahyudi, SKM, 1995, Perawatan Lanjut Usia, Jakarta : EGC
Anonym, Panduan Gerontologi, Jakarta: EGC
Kumar V, Cotran R.S, Robbin S.L, Basic Pathology, 84. Kumar V, Cotran R.S,