Anda di halaman 1dari 20

GUNA MEMENUHI TUGAS GERONTIK

DISUSUN OLEH :

PINRIH SETYO MULYO


48933181549

PRODI D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
2015
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum w.w.
Segala puji bagi Allah Yang Maha Esa, Maha Kuasa lagi Maha Memberi Rahmat.
Dan tak lupa sholawat serta salam semoga senantiasa terlimpah pada Nabi Muhammad SAW.
Karena ramhat serta inayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah dengan judul “PROSES
PENUAAN / AGING PROCES” ini tepat pada waktunya.
Selain itu, penyusunan makalah ini bermanfaat untuk mengetahui dan menambah
wawasan penyusun sebagai mahasiswa serta pembaca mengenai teori biologis dari proses
penuaan pada manusia secara lebih mendalam dan runtut.
Oleh sebab itu, dalam kesempatan baik ini perkenankan penyusun menyampaikan
ucapan terimakasih kepada dosen yang telah mengajar keperawatan gerontik dan teman-
teman semua. Dan tak lupa saya sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses penyusunan makalah ini baik secara material maupun moril, dan
karena keterbatasn saya tidak dapat menyebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya kepada
kami dan kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan pembuatan
makalah ini.
Tentunya karena keterbatasan yang dimiliki penyusun sebagai manusia, makalah ini
belum sempurna. Sehingga penyampaian atau pemberian kritik dan saran mengenai
penyusunan makalah ini sangat diharapkan oleh penyusun.
Wassalammua’alaikum w.w.

Semarang, 22 November 2015

 
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
B.    Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
A.   Definisi Aging Process
B.    Tahapan Aging Process
C.    Teori Aging Proces
1.     Teori Biologi
2.     Teori Psikologis
C.    Kegiatan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut
BAB III
PENUTUP
A.   KESIMPULAN
B.    SARAN
DAFTAR PUSTAKA

 
 
 
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghlangnya secara perlahan-lahan
kemapuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang
diderita (Constantinides, 1994 dalam Nugroho, 2000). Dengan kata lain, proses menua
merupakan tahap lanjut dari suatu kehidupan yang ditandai dengan menurunnya kemampuan
tubuh untuk beradaptasi terhadap stres atau pengaruh lingkungan, dimulai dari kemunduran
secara fisik maupun psikis (kejiwaan), atau yang lazim dikatakan adalah keuzuran.
Pada perkembangan sekarang ini, pendapat tersebut mulai tergeser dengan suatu
pengertian bahwa masa tua merupakan suatu hal yang wajar dan tetap dapat menjalani sisa
hidupnya dengan tenang, aman, sejahtera dan berguna bagi lingkungannya. Secara global,
bila ditinjau dari aspek peradaban umat manusia, maka terdapat konsep transisi
kependudukan yang oleh berbagai pakar, termasuk para pakar gerontologi (Comfort 1964 dan
Myers 1984) menggambarkan pertumbuhan jumlah lansia akibat penurunan pada angka
morbiditas (Tamher & Noorkasiani, 2011).
Berkenaan dengan hal tersebut, berbagai upaya telah dilaksanakan oleh instansi
pemerintah, para profesional kesehatan, serta bekerja sama dengan pihak swasta dan
masyarakat untuk mengurangi angka kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas) lansia.
Salah satu wujud upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas pelayanan lansia adalah
dengan disahkannya UU No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia (tambahan
lembaran negara Nomor 3796) sebagai pengganti UU No. 4 Tahun 1965 tentang Pemberian
Bantuan bagi Orang Jompo (Maryam., 2012).
B.     Tujuan Penulisan
1.      Tujuan Umum
Berdasarkan latar belakang di atas, urgensi bagi seorang perawat untuk mengetahui keadaan
fisik ataupun psikososial pada usia lansia, dan bagaimana terjadinya proses penuaan.  Sebagai
suatu fase yang pasti akan dilewati oleh setiap manusia.
2.      Tujuan Khusus
a.       Mengetahui bagaimana definisi aging process menurut ahli
b.      Mengetahui bagaimana tahapan-tahapan aging process
c.       Mengetahui teori biologis dan psikologis
d.      Mengetahui pelayanan kesehatan pada lanjut usia

BAB II
PEMBAHASAN
A.   Definisi Aging Process
Penuaan atau proses terjadinya tua adalah suatu proses menghilangnya secara
perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi serta
memperbaiki kerusakan yang diderita. Seiring dengan proses menua tersebut, tubuh akan
mengalami berbagai masalah kesehatan atau yang biasa disebut sebagai penyakit degenararif
(Constantinides, 1994 dalam Maryam,2012).
Aging process (proses penuaan) dalam perjalanan hidup manusia merupakan suatu hal
yang wajar, dan ini akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai umur panjang, hanya
cepat dan lambatnya proses tersebut bergantung pada masing-masing individu. Secara teori
perkembangan manusia yang dimulai dari masa bayi, anak, remaja, dewasa, tua, dan akhirnya
akan masuk pada fase usia lanjut dengan umur diatas 60 tahun. Pada usia ini terjadilah proses
penuaan secara alamiah. Perlu persiapan untuk menyambutb hal tersebut agar nantinya tidak
menimbulkan fisik, mental, sosial, ekonomi bahkan psikologis. Menua (menjadi tua) adalah
suatu proses menghlangnya secara perlahan-lahan kemapuan jaringan untuk memperbaiki
diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan
terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantinides, 1994 dalam
Nugroho, 2000)
Sehingga dapat diartikan proses penuaan merupakan tahap dewasa yang dimana tahap
pertumbuhan manusia mencapai titik perkembangan yang maksimal, dengan disertai mulai
menyusutnya tubuh yang dikarenakan berkurangnya jumlah sel-sel dalam tubuh. Sehingga
fungsi tubuh juga akan mengalami penurunan secara perlahan-lahan yang biasanya disertai
masalah atau gangguan pada kesehatan.
Selain itu, proses menua juga merupakan proses yang terus-menerus (berkelanjutan)
secara alamiah yang dimulai sejak manusia lahir sampai udzhur/tua. Pada usia lansia ini
biasanya seseorang akan mengalami kehilangan jaringan otot, susunan saraf, dan jaringan
lain sehingga tubuh akan “mati” sedikit demi sedikit. Secara individu, pengaruh proses
menua dapat menimbulkan berbagai masalah sosial-ekonomi, mental, maupun fisik-biologis.
Dari aspek fisik-biologis terjadi perubahan pada beberapa sistem, seperti sistem organ dalam,
sistem muskuloskeletal, sistem sirkulasi (jantung), sel jaringan dan sistem saraf yang tidak
dapat diganti karena rusak atau mati. Ditambahkan, terutama sel otak yang berkurang 10-20%
dalam setiap harinya dna sel ginjal yang tidak bisa membelah, sehingga tidak ada regenerasi
sel. Berkurangnya jumlah sel saraf (neuron) dan kematian sel secara terus-menerus
menyebabkan seseorang menjadi demensia (Khalid, 2012)

B.     Tahapan Aging Process


Proses penuaan ditandai penurunan energi seluler yang menurunkan kemampuan sel untuk
memperbaiki diri. Terjadi dua fenomena, yaitu penurunan fisiologik (kehilangan fungsi tubuh
dan sistem organnya) dan peningkatan penyakit (Fowler, 2003).
Menurut Fowler (2003), aging adalah suatu penyakit dengan karakteristik yang terbagi
menjadi 3 fase yaitu :
1.      Fase subklinik (usia 25-35 tahun)
Kebanyakan hormon mulai menurun : testosteron, growth hormone (GH), dan estrogen.
Pembentukan radikal bebas, yang dapat merusak sel dan DNA mulai mempengaruhi tubuh,
seperti diet yang buruk, stress, polusi, paparan berlebihan radiasi ultraviolet dari matahari.
Kerusakan ini biasanya tidak tampak dari luar. Individu akan tampak dan merasa “normal”
tanpa tanda dan gejala dari aging atau penyakit. Bahkan, pada umumnya rentang usia ini
dianggap usia muda dan normal.
2.      Fase transisi (usia 35-45 tahun)
Selama tahap ini kadar hormon menurun sampai 25 persen. Kehilangan massa otot yang
mengakibatkan kehilangan kekuatan dan energi serta komposisi lemak tubuh yang meninggi.
Keadaan ini menyebabkan resistensi insulin, meningkatnya resiko penyakit jantung,
pembuluh darah, dan obesitas. Pada tahap ini mulai muncul gejala klinis, seperti penurunan
ketajaman penglihatan- pendengaran, rambut putih mulai tumbuh, elastisitan dan pigmentasi
kulit menurun, dorongan seksual dan bangkitan seksual menurun. Tergantung dari gaya
hidup, radikal bebas merusak sel dengan cepat sehingga individu mulai merasa dan tampak
tua. Radikal bebas mulai mempengaruhi ekspresi gen, yang menjadi penyebab dari banyak
penyakitaging.

1.      Fase Klinik (usia 45 tahun keatas)


Orang mengalami penurunan hormon yang berlanjut, termasuk DHEA
(dehydroepiandrosterone), melatonin, GH, testosteron, estrogen, dan hormon tiroid. Terdapat
juga kehilangan kemampuan penyerapan nutrisi, vitamin, dan mineral sehingga terjadi
penurunan densitas tulang, kehilangan massa otot sekitar 1 kilogram setiap 3 tahun,
peningkatan lemak tubuh dan berat badan. Di antara usia 40 tahun dan 70 tahun, seorang pria
kemungkinan dapat kehilangan 20 pon ototnya, yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk
membakar 800-1.000 kalori perhari. Penyakit kronis menjadi sangat jelas terlihat, akibat
sistem organ yang mengalami kegagalan. Ketidakmampuan menjadi faktor utama untuk
menikmati “tahun emas” dan seringkali adanya ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas
sederhana dalam kehidupan sehari-harinya. Prevalensi penyakit kronis akan meningkat secara
dramatik sebagai akibat peningkatan usia (Fowler, 2003).

C.    Teori Aging Proces


Teori proses menua menurut Potter and Poetry 2005 adalah sebagai berikut :
1.      Teori Biologi
a)      Teori Seluler
Kemampuan sel hanya dapat membelah dalam jumlah tertentu dan kebanyakan sel-sel
tubuh “diprogram” untuk membelah 50 kali. Jika sebuah sel pada lansia dilepas dari tubuh
dan dibiakkan di laboratorium, lalu diobservasi, jumlah sel yang akan membelah akan terlihat
sedikit.. Hal ini akan memberikan beberapa pengertian terhadap proses penuaan biologis dan
menunjukkan bahwa pembelahan sel lebih lanjut mungkin terjadi untuk pertumbuhan dan
perbaikan jaringan, sesuai dengan berkurangnya umur.
Pada beberapa sistem, seperti sistem saraf, sistem muskuloskeletal dan jantung, sel pada
jaringan dan organ dalam sistem itu tidak dapat diganti jika sel tersebut dibuang karena rusak
atau mati. Oleh karena itu, sistem tersebut beresiko mengalami proses penuaan dan
mempunyai kemampuan yang sedikit atau tidak sama sekali untuk tumbuh dan memperbaiki
diri. Ternyata sepanjang kehidupan ini, sel pada sistem ditubuh kita cenderung mangalami
kerusakan dan akhirnya sel akan mati, dengan konsekuensi yang buruk karena sistem sel
tidak dapat diganti.

b)      Teori “Genetik Clock”


Menurut teori ini menua telah diprogram secara genetik untuk species-species tertentu.
Tiap species mempunyai didalam nuclei (inti selnya) suatu jam genetik yang telah diputar
menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini akan menghitung mitosis dan menghentikan
replikasi sel bila tidak berputar, jadi menurut konsep ini bila jam kita berhenti kita akan
meninggal dunia, meskipun tanpa disertai kecelakaan lingkungan atau penyakit akhir yang
katastrofal. Konsep genetik clock didukung oleh kenyataan bahwa ini merupakan cara
menerangkan mengapa pada beberapa species terlihat adanya perbedaan harapan hidup yang
nyata. (misalnya manusia; 116 tahun, beruang; 47 tahun, kucing 40 tahun, anjing 27 tahun,
sapi 20 tahun) Secara teoritis dapat dimungkinkan memutar jam ini lagi meski hanya untuk
beberapa waktu dengan pangaruh-pengaruh dari luar, berupa peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit atau tindakan-tindakan tertentu. Usia harapan hidup tertinggi di dunia
terdapat dijepang yaitu pria76 tahun dan wanita 82 tahun  Pengontrolan genetik umur
rupanya dikontrol dalam tingkat seluler, mengenai hal ini Hayflck (1980) melakukan
penelitian melalaui kultur sel ini vitro yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara
kamampuan membelah sel dalam kultur dengan umur spesies.Untuk membuktikan apakan
yang mengontrol replikasi tersebut nukleus atau sitoplasma, maka dilakukan trasplantasi
silang dari nukleus. Dari hasil penelitian tersebut jelas bahwa nukleuslah yang menentukan
jumla replikasi, kemudian menua, dan mati, bukan sitoplasmanya.
c)      Sintesis Protein (Kolagen Dan Elastin)
Jaringan seperti kulit dan kartilago kehilangan elastisitasnya pada lansia. Proses
kehilangan elastisitas ini dihubungkan dengan adanya perubahan kimia pada komponen
perotein dalam jaringan tersebut. Pada lansia beberapa protein (kolagen dan kartilago, dan
elastin pada kulit) dibuat oleh tubuh dengan bentuk dan struktrur yang berbeda dari protein
yang lebih muda. Contohnya banyak kolagen pada kartilago dan elastin pada klulit yang
kehilangan fleksibilitasnya serta menjadi lebih tebal, seiring dengan bertambahnya usia. hal
ini dapat lebih mudah dihubungkan dengan perubahan permukaan kulit yang kehilangan
elastisitasnya dan cenderung berkerut, juga terjadinya penurunan mobilitas dan kecepatan
pada sistem muskuloskeletal.

d)     Keracunan Oksigen
Teori tentang adanya sejumlah penurunan kemampuan sel didalam tubuh untuk
mempertahankan diri dari oksigen yang mengandung zat racun dengan kadar yang tinggi,
tanpa mekanisme pertahan diri tertentu. Ketidak mampuan mempertahankan diri dari toksik
tersebut membuat struktur membran sel mangalami perubahan dari rigid, serta terjadi
kesalahan genetik. Membran sel tersebut merupakan alat untuk memfasilitasi sel dalam
berkomunikasi dengan lingkungannya yang juga mengontrol proses pengambilan nutrien
dengan proses ekskresi zat toksik didalam tubuh. Fungsi komponen protein pada membran
sel yang sangat penting bagi proses diatas, dipengaruhi oleh rigiditas membran tersebut.
Konsekuensi dari kesalahan genetik adalah adanya penurunan reproduksi sel oleh mitosis
yang mengakibatkan jumlah sel anak di semua jaringan dan organ berkurang. Hal ini akan
menyebabkan peningkatan kerusakan sistem tubuh.
e)      Sistem Imun
Kemampuan sistem imun mengalami kemunduran pada masa penuaan. Walaupun
demikian, kemunduran kamampuan sistem yang terdiri dari sistem limfatik dan khususnya sel
darah putih, juga merupakan faktor yang berkontribusi dalam proses penuaan. Mutasi yang
berulang atau perubahan protein pasca translasi, dapat menyebabkan berkurangnya
kamampuan sistem imun tubuh mengenali dirinya sendiri (self recognition). Jika mutasi
somatik menyebabkan terjadinya kelainan pada antigen permukaan sel, maka hal ini akan
dapat menyebabkan sistem imun tubuh menganggap sel yang megalami perubahan tersebut
sebagi sel asing dan menghancurkannya. Perubahan inilah yang menjadi dasar terjadinya
peristiwa autoimun  Hasilnya dapat pula berupa reaksi antigen antibody yang luas mengenai
jaringan-jaringan beraneka ragam, efek menua jadi akan menyebabkan reaksi
histoinkomtabilitas pada banyak jaringan. Salah satu bukti yang ditemukan ialah
bertambahnya prevalensi auto antibodi bermacam-macam pada orang lanjut usia  Disisi lain
sistem imun tubuh sendiri daya pertahanannya mengalami penurunan pada proses menua,
daya serangnya terhadap sel kanker menjadi menurun, sehingga sel kanker leluasa
membelah-belah. Inilah yang menyebabkan kanker yang meningkat sesuai dengan
meningkatnya umur.
Teori atau kombinasi teori apapun untuk penuaan biologis dan hasil akhir penuaan,
dalam pengertian biologis yang murni adalah benar. Terdapat perubahan yang progresif
dalam kemampuan tubuh untuk merespons secara adaptif (homeostatis), untuk beradaptasi
terhadap stres biologis. Macam-macam stres dapat mencakup dehidrasi, hipotermi, dan
proses penyakit. (kronik dan akut)

2.      Teori Psikologis
a)      Teori Pelepasan
Teori pelepasan memberikan pandangan bahwa penyesuaian diri lansia merupakan suatu
proses yang secara berangsur-angsur sengaja dilakukan oleh mereka, untuk melepaskan diri
dari masyarakat.
b)      Teori Aktivitas
Teori aktivitas berpandangan bahwa walaupun lansia pasti terbebas dari aktivitas, tetapi
mereka secara bertahap mengisi waktu luangnya dengan melakukan aktivitas lain sebagai
kompensasi dan penyusuauian.

C.    Kegiatan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut


Menurut Nugroho 2000  kegiatan pelayanan kesehatan dapat berupa :
1.      Upaya peningkatan
Yaitu upaya menggairahkan semangat hidup bagi usia lanjut agar mereka tetap dihargai
dan tetap berguna baik bagi dirinya sendiri, keluarga maupun masyarakat.
Upaya peningkatan dapat berupa kegiatan penyuluhan tentang:
a.       Kesehatan dan pemeliharaan kebersihan diri
b.      Makanan dengan menu yang mengandung gizi seimbang
c.       Kesegaran jasmani yang dilakukan secara teratur dan sesuai dengan kemampuan usia lanjut
agar tetap merasa sehat dan segar
d.      Pembinaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
e.       Membina ketrampilan agar dapat mengembangkan kegemaran sesuai dengan kemampuan
f.       Meningkatkan kegiatan sosial di masyarakat
2.      Upaya pencegahan
Yaitu upaya pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya penyakit maupun kumpulan
penyakit yang disebabkan oleh proses ketuaan.
Upaya pencegahan dapat berupa kegiatan antara lain:
a.       Pemeriksaan kesehatan secara berkala dan teratur untuk menentukan secara dini penyakit-
penyakit usia lanjut
b.      Kesegaran jasmani yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan kemampuan usia
lanjut agar tetap merasa sehat dan segar
c.       Penyuluhan tentang penggunaan berbagai alat Bantu, misalkan: kacamata, alat bantu dengar
dan lain-lain agar usia lanjut tetap dapat memberikan karya dan tetap merasa berguna
d.      Penyuluhan untuk mencegah terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan pada usia lanjut
e.       Pembinaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
3.      Upaya pengobatan
Yaitu upaya pengobatan bagi usia lanjut.
Upaya pengobatan dapat berupa kegiatan sebagai berikut:
a.       Pelayanan kesehatan dasar
b.      Pelayanan kesehatan specialistik melalui sistem rujukan
4.      Upaya Pemulihan
Yaitu upaya pemulihan fungsi organ yang telah menurun.
Upaya pemulihan dapat berupa kegiatan antara lain:
a.       Memberikan informasi, pengetahuan dan pelayanan tentang penggunaan berbagai alat Bantu
misalnya: kacamata, alat Bantu dengar dan alin-lain agar usia lanjut dapat memberikan karya
dan tetap merasa berguna sesuai kebutuhan dan kemampuan.
b.      Mengembalikan kepercayaan diri sendiri dan memperkuat mental penderita
c.       Pembinaan usia lanjut dalam hal pemenuhan kebutuhan pribadi, aktivitas di dalam maupun
di luar rumah
d.      Nasihat dan cara hidup yang sesuai dengan penyakit yang diderita
e.       Perawatan fisioterapi
f.       Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat
Dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan kesehatan yang melibatkan masyarakat dalam
perencanaan, pelaksanaan dan penilaian upaya kesehatan usia lanjut, dalam rangka
menciptakan kemandirian masyarakat.
g.      Pengembangan Upaya Kesehatan Usia Lanjut
Pengembangan upaya kesehatan lanjut di puskesmas adalah salah satu upaya dalam
menggunakan data yang diperoleh dari survey, study, SP2TP untuk mengembangkan peran
serta masyarakat dan pelayanan di bidang upaya kesehatan usia lanjut. Pengembangan ini
dilaksanakan melalui forum mini loka karya, mikro planning dan stratifikasi puskesmas
dalam rangka mencapai derajat kesehatan usia lanjut secara optimal.
h.      Pencatatan dan Pelaporan
Diintegrasikan ke dalam sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas.

BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghlangnya secara perlahan-lahan kemapuan
jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga
tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita
(Constantinides, 1994 dalam Nugroho, 2000).
Proses penuaan ditandai penurunan energi seluler yang menurunkan kemampuan sel untuk
memperbaiki diri Terjadi dua fenomena, yaitu penurunan fisiologik (kehilangan fungsi tubuh
dan sistem organnya) dan peningkatan penyakit (Fowler, 2003).
B.     SARAN
Masa tua adalah sesuatu yang akan dan harus dihadapi oleh setiap manusia, untuk
menjalani proses kehidupan mereka. Tidak ada satupun orang yang dapat menghindarinya
dan berusaha agar tetap dapat terlihat awet muda. Berbagai proses harus dilewati, namun
beberapa orang ada yang dapat melalui prosesnya dengan baik, namun ada pula yang tidak
cukup lancar. Ditinjau dari berbagai aspek dan sudut pandang, dari segi fisik dan kejiwaan.
Maka, perawat yang melakukan tindakan asuhan keperawatan pada berbagai tingkatan
usia harus dan wajib tahu bagaimana konidisi fisiologis pasiennya. Termasuk pada usia
lanjut.
Semoga makalah ini dapat menjadi salah satu referensinya, baik sebagai acuan dalam
pembelajaran.

MAKALAH  PATOLOGI
Tentang
PROSES PENUAAN
Disusun oleh:
KELOMPOK IX
Anggota:
                                                            1.    Eva
Muzdalifah
                                                            2.    Ratih Putri
Maharani

POLITEHNIK KESEHATAN MATARAM


PRODI KEPERAWATAN BIMA
TAHUN AJARAN 2014

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.Latar belakang .........................................................................................    4
2. Metode Penulisan ....................................................................................    4
3. Tujuan Umum .........................................................................................     4
4.  Rumusan Masalah..................................................................................     4

BAB II PEMBAHASAN

A.    Pengertian Proses Penuaan ……………….……………...................   5


B.  Proses Tahapan Penuaan…….…………………………………….....    6
C.    Teori-Teori Proses Penuaan………………………………..……......   7
D.    Perubahan Fisik yang Terjadi Pada Proses Penuaan…………….....    12
E.     Sindroma Proses Penuaan yang Prematur………………………....... 17

F.      Anti Aging........................................................................................   18

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan  …………………………………………………………...  22
3.2 Saran  ………………………………………………………………….  22

DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini
membahas tentang PENUAAN.
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi
dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, kami  mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini,
semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. Kami  menyadari
bahwa makalah  ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun  materinya. Kritik
konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan  manfaat kepada kita sekalian.

Bima, 24 Februari 2015

                                                                                                                                   Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

1.            Latar Belakang

Bertambahnya usia selalu meninggalkan  bekas pada setiap  makhluk hidup.,dan prinsip ini
berlaku bagi semua tingkat oragnisasi(molekul,sel, organ, danorganism). Rentang hidup manusia
menunjukkan periode perkembangan secara bertahap dengan  meningkatnya efisiensi tubuh pada  masa
anak-anak dan remaja sampa mencapai tingkat kematangan. Setelah melalui periode yang panjang
dengan perubahan yang kecil, terjadilah penurunan bertahap dalam  kekuatan ,khususnya kekuatan fisik.
Ini biasa disebut periode menua.
Proses penuaan adalah  proses yang  tersembunyi, dan permulaannya berbeda-beda antara tiap
individu, demikian pula kecepatan  penurunannya. Perubahan  ini meliputi perubahan kekuatan jantung,
penurunan sekresi cairan pencernaan ,penurunan aktivitas endokrin. Pada tingkatan psikologis, proses
penuaan  ini ditandai dengan  melambatnya waktu  beraksi, melambatnya  proses belajar, serta penurunan
daya ingat dan efisiensi  intelektual.
2.  Rumusan Masalah
1.              Apa yang dimaksud dengan penuaan ?
2.              Apa saja tahap-tahap penuaan ?
3.              Bagaimanakah teori tentang penuaan ?
4.              Bagaimana proses penuaan pada sel/jaringan ?
5.              Bagaimana penuaan pada organ ?
3. Tujuan Umum
Setelah pembelajaran  modul  ini selesai, mahasiswa diharapkan  mampu  menjelaskan  tentang
proses penuaan  serta dampak dan perubahan-perubahan  yang  terjadi dalam  rongga mulut lansia baik
secara fisiologis, morfologi maupun patologis.
4.  Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan makalah ini yaitu dengan metode pustaka,
dimana kami mencari bahan-bahan materi dari berbagai sumber yang berkaitan dengan materi penyajian.

BAB II
PEMBAHASAN

Lansia atau lanjut usia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan
akhir dari fase kehidupannya. Pada Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang
disebut Aging Process. Ilmu yang mempelajari fenomena penuaan meliputi proses menua dan degenerasi
sel termasuk masalah-masalah yang ditemui dan harapan lansia disebut gerontology. Pengertian lain
mengatakan bahwa gerontology adalah ilmu yang mempelajari , membahas, meneliti segala bidang yang
terkait dengan lanjut usia, bukan saja mengenai kesehatan namun juga mencakup soal kesejahteraan,
pemukiman, lingkungan hidup, pendidikan, perundang-undangan dan sebagainya.
Lanjut usia adalah dimana individu yang berusia di atas 60 tahun yang pada umumnya memiliki
tanda-tanda terjadinya penurunan fungsi-fungsi biologis, psikologis, sosial, ekonomi. Sedangkan menurut
definisi dari Depkes RI 3 lanjut usia adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindarkan. Proses
menjadi tua disebabkan oleh faktor biologik yang terdiri dari tiga fase yaitu fase progresif, fase stabil dan
fase regresif. Dalam fase regresif mekanisme lebih kearah kemunduran yang dimulai dalam sel, komponen
terkecil dalam tubuh manusia. Begitu pula pada tahap perkembangan yang lain, maka pada lansia terjadi
perubahan fungsi fisik, emosi, kognitif, sosial, spiritual, dan ekonomi.

A.     Pengertian Proses Penuaan


Penuaan adalah  konsekuensi yang tidak dapat dihindarkan. Menua(menjadi tua) adalah suatu
proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memeperbaiki diri/mengganti
dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki
kerusakan yang diderita
Proses menua bukan merupakan suatu penyakit, melainkan suatu masa atau  tahap hidup manusia,
yaitu; bayi, kanak-kanak, dewasa, tua, dan lanjut usia, yang ditandai dengan  menurunnya daya tahan fisik
yaitu semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan  kematian. Hal ini
disebabkan  terjadinya perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ. Orang mati
bukan karena lanjut usia tetapi karena suatu penyakit, atau juga suatu kecacatan.
Akan tetapi proses menua dapat menyebabkan berkurangnya daya tahan tubuh dalam nenghadapi
rangsangan dari dalam  maupun luar tubuh. Sebenarnya tidak ada batas yang tegas, pada usia berapa
penampilan seseorang mulai menurun. Pada setiap orang, fungsi fisiologis alat tubuhnya sangat berbeda,
baik dalam  hal pencapain puncak maupun  menurunnya.

B.    Proses Tahapan Penuaan


Penuaan tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan melalui beberapa tahapan atau fase, sehingga
kita memiliki kesempatan untuk menghambatnya, salah satunya dengan menjaga pola makan dan
pemakaian krim atau pelembab untuk melindungi kulit dari sengatan matahari agar kulit tidak cepat kering
atau keriput. Menurut Dr. Maria Sulindro, direktur medis Pasadena anti-aging, AS, Proses penuaan terjadi
secara bertahap dan secara garis besar dapat dibagi menjadi 3 fase:

         Fase 1 Subklinik
Pada saat mencapai usia 25-35 tahun. Pada masa ini produksi hormon mulai berkurang (mulai mengalami
penurunan produksi). Pada tahap ini, sebagian besar hormon di dalam tubuh mulai menurun, yaitu hormon
testosteron, growth hormon, dan hormon estrogen. Pembentukan radikal bebas, yang dapat merusak sel
dan DNA, mulai memengaruhi tubuh. Polusi udara, diet yang tak sehat dan stres merupakan serangan
radikal bebas yang dapat merusak sel-sel tubuh. Kerusakan ini biasanya tak tampak dari luar. Karena itu,
pada tahap ini orang merasa dan tampak normal, tidak mengalami gejala dan tanda penuaan. Di fase ini
mulai terjadi kerusakan sel tapi tidak memberi pengaruh pada kesehatan. Tubuh pun masih bugar terus.
Penurunan ini mencapai 14 % ketika seseorang berusia 35 tahun.

         Fase 2 Transisi
Kedua transisi, yakni pada usia 35-45 tahun. Produksi hormon sudah menurun sebanyak 25%, sehingga
tubuh pun mulai mengalami penuaan. Biasanya pada masa ini, ditandai dengan lemahnya penglihatan
(mata mulai mengalami rabun dekat) sehingga perlu menggunakan kacamata berlensa plus, rambut mulai
beruban, stamina dan energi tubuh pun berkurang. Bila pada masa ini dan sebelumnya atau bila pada usia
muda, kita melakukan gaya hidup yang tidak sehat bisa berisiko terkena kanker.

         Fase 3 Klinik
Puncaknya pada tahap fase klinikal, yakni pada usia 45 tahun ke atas. Pada masa ini produksi hormon
sudah berkurang hingga akhirnya berhenti sama sekali. Kaum perempuan mengalami masa yang disebut
menopause sedangkan kaum pria mengalami masa andropause. Pada masa ini kulit pun menjadi kering
karena mengalami dehidrasi/kulit menjadi keriput, terutama di bagian samping dan di bawah mata kita,
juga kulit tangan kita yang tidak sekencang dulu, tubuh juga menjadi cepat lelah. Berbagai penyakit
degeneratif seperti diabetes, osteoporosis, hipertensi dan penyakit jantung koroner mulai menyerang dan
menjadi sesuatu yang sangat mengerikan.
Karena proses penuaan ini terjadi melalui beberapa tahapan, sebenarnya ada banyak waktu untuk
menghambatnya. Cepat lambatnya proses penuaan, 30% dipengaruhi oleh faktor genetika/keturunan dan
70 % lebih dipengaruhi oleh gaya hidup. Kalau anggota keluarga cenderung awet muda. Kita pun besar
kemungkinan akan berpenampilan awet muda. Gaya hidup yang penuh stres, kurang istirahat, banyak
makan makanan berlemak dan berkalori tinggi, kurang gerak serta hidup di lingkungan yang penuh polusi
akan merusak sel sehingga menjadi lebih tua. Akibatnya, kita pun mengalami penuaan usia biologik.
Namun, kondisi ini dapat dihindari dengan program anti aging baik yang dilakukan sendiri maupun dengan
bantuan medis. Misalnya: Seseorang yang rajin berolahraga, terbukti bisa menangkal sejumlah penyakit
kardiovaskuler. Olah raga ringan di sela aktivitas seperti senam, lari atau jalan cepat sebaiknya sering
dilakukan.

C.  Batasan-Batasan Lansia
1.      Menurut WHO
  Usia pertengahan (midle age) kelompok usia 45-59 tahun
  Usia lanjut (elderly) antara 60-70 tahun
  Usia lanjut tua (old) antara 75- 90 tahun
  Usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun

2.      Menurut undang-undang RI No 13 tahun 1998


Tentang kesejahteeraan lanjut usia: bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia 60
tahun keatas

3.      Menurut Dep. Kes RI


Usia lanjut digolongkan menjadi 3 golongan, yaitu:
  Kelompok lansia dini (55-64)
  Kelompok lansia pertengahan (65 tahun keatas)
  Kelompok lansia dengan resiko tinggi (70 tahun keatas)

4.      Menurut Bernice Neu Gardon (1975)


  Lansia muda, aitu pada orang yang berumur antara 55-75 tahun
  Lansia tua, yaitu orang yang berumur lebih dari 75 tahun

5.      Menurut Levinson (1978)


  Lansia peralihan awal, antara 50-55 tahun
  Lansia peralihan menengah, antara 55-60 tahun
  Lansia peralihan akhir, antara 60-65 tahun.

D.     Teori-Teori Proses Penuaan


1.      Teori Biologis
Penuaan merupakan proses secara berangsur mengakibatkan perubahan yang kumulatif dan
mengakibatkan perubahan yang berakhir dengan kematian. Penuaan juga menyangkut perubahan struktur
sel, akibat interaksi sel dengan lingkungannya, yang pada akhirnya menimbulkan perubahan negative.
(Mary ANN Christ et al, 1993, dikutip oleh Hardywinoto & Toni Setibudi, 1999). Teori biologis tentang
penuaan dapat dibagi menjadi teori intrinsic dan ekstrinsik. Intrinsic berarti perubahan yang berkaitan
dengan usia timbul akibat penyebab diakibatkan pengaruh lingkungan.Teori biologis dibagi dalam :

a)      Teori Genetik Clock


Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetic untuk spesies-spesies tertentu. Tiap
spesies mempunyai di dalam inti selnya suatu jam genetic yang telah diputar menurut suatu replikasi
tertentu. Jam ini akan menghitung mitosis dan menghentikan replikasi tertentu. Jadi menurut konsep ini
bila jam kita ini berhenti kita akan meninggal dunia, meskipun tanpa disertai kecelakaan lingkungan atau
penyakit. Secara teoritis dapat dimungkinkan memutar jam ini lagi meski hanya beberapa waktu dengan
pengaruh-pengaruh dari luar, berupa peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dengan obat-obatan
tindakan tertentu.

b)      Teori Error Catastrophe (Teori Mutasi Somatik)


Menurut teori ini, menua disebabkan kesalahan yang beruntun dalam jangka waktu yang lama
dalam transkripsi dan translasi. Kesalahan tersebut menyebabkan terbentuknya enzim yang salah dan
berakibat metabolism yang salah sehingga mengurangi fungsional sel, walaupun dalam batas-batas
tertentu kesalahan dalam pembentukan RNA dapat diperbaiki, namun kemampuan memperbaiki diri
terbatas pada transkripsi yang tentu akan menyebabkan kesalahan sintesis protein atau enzim yang dapat
menimbulkan metabolit berbahaya. Bila juga terjadi kesalahan pada tranlasi maka kesalahan yang terjadi
juga semakin banyak.

            c)      Teori Kesalahan Genetik


Dr. Afgel berpendapat bahwa proses menjadi tua ditentukan oleh kesalahan sel genetic DNA
dimana sel genetic memperbanyak diri (ada yang memperbanyak diri sebelum pembelahan sel) sehingga
mengakibatkan kesalahan-kesalahan yang berakibat pula dengan terhambatnya pembentukan sel
berikutnya sehingga mengakibatkan kematian sel. Pada saat sel mengalami kematian orang akan tampak
menjadi tua.

d)      Teori Imunitas
Ketuaan disebabkan oleh adanya penurunan fungsi sistem immun. Peruban itu lebih tampak lebih
nyata pada limfosit-T, disamping perubahan juga terjadi pada limfosit-B. Perubahan yang terjadi meliputi
penurunan sistem imun humoral, yang dapat menjadi faktor predisposisi pada orang tua untuk:
         Menurunkan resistensi melawan pertumbuhan tumor dan perkembangan kanker.
         Menurunkan kemampuan untuk mengadakan inisiasi proses dan secara agresif memobilisasi pertahanan
tubuh terhadap patogen
         Meningkatkan produksi autoantigen, yang berdampak pada semakin meningkatnya resiko terjadinya
penyakit yang berhubungan dengan autoimmun,

e)      Teori Radikal Bebas


Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, tidak stabilnya radikal bebas (kelompok atom)
mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan organic seperti karbohidrat dan protein. Radikal ini
menyebabkan sel-sel tidak dapat beregenerasi. Didalam tubuh yang bersiap merusak, dapat dinetralkan
dalam tubuh oleh enzimatau senyawanon enzim contohnya adalah : vitamin C betakorotin, vitamin E.
f)      Pemakaian dan usang
teori ini mengatakan bahwa sel-sel tetap ada sepanjang hidup manakala sel-sel tersebut digunakan
secara terus-menerus. Teori ini di kenalkan oleh Weisman (1891). Hayflick menyatakan bahwa kematian
merupakan akibat dari tidak digunakannya sel-sel karena dianggap tidak diperlukan lagidan tidak dapat
meremajakan  lagi sel-sel tersebut secara mandiri. Teori ini memandang bahwa proses menua merupakan
proses pra-program yaitu proses yang terjadi akibat akumulasi stress dan injuri dari trauma sel. Menua
dianggap sebagia “Proses fisiologis yang ditentukan oleh sejumlah penggunaan dan keusangan dari organ
seseorang yang terpapar dengan lingkungan.” (Matesson,Mc. Connell, 1988).

g)        Teori “Immunology Slow Virus” (Immunology Slow Virus Theory)


System immune menjadi kurang efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya  virus kedalam
tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.

h)      Teori Stress
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat
mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha dan stress menyebabkan sel-sel tubuh
telah terpakai.

i)      Teori rantai silang


Sel-sel yang tua atau asing reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya jaringan
kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastic, kekakuan dan hilangnya fungsi.
j)        Teori Program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah setelah sel-sel tersebut mati.

2.      Teori Psikososial
     Teori-teori psikologi dipengaruhi juga oleh biologi dan sosiologi salah satu teori yang ada. Teori
tugas perkembangan, menurut Hanghusrt (1972) setiap individu harus memperhatikan tugas
perkembangan yang spesifik pada tiap tahap kehidupan yang akan memberikan perasaan bahagia dan
sukses. Tugas perkembangan yang spesifik ini tergantung pada maturasi fisik, pengharapan cultural dan
masyarakat dan nilai serta aspirasi individu.
Tugas perkembangan pada dewasa tua meliputi penerimaan adanya penurunan kekuatan fisik dan
kesehatan, penerimaan masa pension dan penurunan income, penerimaan adanya kematian dan
pasangannya atau orang-orang yang berarti bagi dirinya, mempertahankan hubungan dengan group uang
seusianya, adopsi dan adaptasi dengan peran social secara fleksibel dan mempertahankan kehidupan
secara memuaskan.

a)      Kepribadian berlanjut (continuity theory)


Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Teori ini merupakan gabungan dari
teori diatas. Pada teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut usia
sangat dipengaruhi oleh tipe personality yang dimiliki

b)      Teori pembebasan (disengagement theory)


Salah satu teori social yang berkenaan dengan proses penuaan adalah “teori pembebasan atau
disengagement theory”. Teori ini menyatakan bahwa dnegan bertambahnya usia, seseorang secara
berangsur-angsur mulai nmelepaskan diri dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi
social lansia menurun, baik secara kuantitas maupun kualitas sehingga sering terjadi kehilangan ganda
(Tripple Lost), yakni :
1)      Kehilangan peran (Loss of role)
2)      Hambatan kontak social (restraction of contacs and relation ships)
3)      Berkurangnya komitmen (to social mores and values)

c)      Aktivitas atau kegiatan (activity theory)


1)      Teori aktivitas, menurut Havighrusrst dan Albrecht, 1953 berpendapat bahwa sangat penting bagi individu
usia lanjut untuk tetap aktivitas dan mencapai kepuasan hidup.
2)      Ketentuan akan  meningkatnya pada penurunan  jumlah kegiatan secara langsung. Teori ini menyatakan
bahwa usia lanjut yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan social.
3)      Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup dari lanjut usia
4)      Mempertahankan hubungan antara system social dan individu agar tetap stabil dari usia pertengahan ke
lanjut usia.
3.      Rusaknya Sistem Imun Tubuh
Mutasi yang terjadi secara berulang mengakibatkan kemampuan system imun untuk mengenali
dirinya berkurang menurun mengakibatkan kelainan pada sel, dianggap sel asing sehingga dihancurkan
perubahan inilah terjadinya peristiwa auto imun.

E.    Perubahan Fisik yang Terjadi Pada Proses Penuaan

1.      Sel
a)      Lebih sedikit jumlahnya
b)      Lebih besar ukurannya
c)      Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan intraseluler
d)      Menurunnya proporsi protein di otak, otot, darah, dan hati.
e)      Jumlah sel otak menurun.
f)        Terganggunya mekanisme perbaikan sel.
g)      Otak menjadi atrofi, beratnya berkurang 5-10%

2.      Sistem persarafan
a)      Berat otak menurun 10-20% (setiap orang berkurang sel otaknya dalam setiap harinya).
b)      Cepatnyan menurun hubungan persarafan.
c)      Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya dengan stres.
d)      Mengecilnya saraf panca indra. Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya saraf
pencium dan perasa, lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya dengan ketahanan
terhadap dingin.
e)      Kurang sensitif terhadap sentuhan

3.      Sistem pendengaran
a)      Presbiakusis (gangguan pada pendengaran). Hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga
dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada-nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit dimengerti
kata-kata, 50% terjadi pada usia diatas 60 tahun.
b)      Membran timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis.
c)      Terjadi pengumpulan serumen dapat mengeras karena menginkatnya keratin.
d)      Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan jiwa/stres.

4.      Sistem penglihatan
a)      Sfingter pupil timbul skelerosis dan hilangnya tespon terhadap sinar.
b)      Kornea lebih berbentuk sferis (bola)
c)      Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa) menjadi katarak, jelas menyebabkan gangguan penglihatan.
d)      Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat, dan susah
melihat dalam cahaya gelap
e)      Hilangny daya akomodasi.
f)        Menurunnya lapangan pandang; berkurang luas pandangannya.
g)      Berkurangnya daya membedakan warna biru atau hijau pada skala.

5.      Sistem kardiovaskuler
a)      Elastisitas dinding aorta menurun
b)      Katup jantung menebal dan menjadi kaku
c)      Kemampuan jantung untuk memompa menurun 1% setiap tahun sesudah berumut 20 tahun, hal ini
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
d)      Kehilangan elatisitas pembuluh darah; kurang efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenisasi,
perubahan posisi dari tidur ke duduk (duduk ke berdiri) bisa menyebabkan tekanan darah menurun
menjadi 65 mmHg (menyebabkan pusing mendadak).
e)      Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari pembuluh darah perifer; sistolis
normal 170 mmHg, diastolis normal 90 mmHg.

6.      Sistem pengtaturan temperatur tubuh


Pada sistem pengaturan suhu, hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu termostat, yaitu
menetapkan suatu suhu tertntu, kemunduran terjadi sebagai faktor yang mempengaruhinya. Yang sering
ditemui antara lain;
a)      Temperatur tubuh menurun (hipotermia) secara fisiologik  35oini akibat metabolisme yang menurun.
b)      Keterbatasan refleks menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak sehingga terjadi
rendahnya aktivitas otot.

1)               Sistem respirasi
         Otot-otot pernapasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku.
         Menurunnya aktivitas dari silia
         Paru-paru kehilangan aktivitas; kapasitas residu meningkat, menarik nafas menjadi berat, kapasitas
pernafasan maksimum menurun, dan kedalaman bernafas menurun
         Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang
         O2 pada arteri menurun menjadi 75 mmHg.
         CO2 pada arteri tidak berganti
         Kemampuan untuk batuk berkurang
         Kemampuan pegas, dinding, dada, dan kekuatan otot pernapasan akan menurun seiring degan
bertambahnya usia.

2)               Sistem gastrointestinal
         Kehilangan gigi; penyebab utama adalah Periodental disease yang bisa terjadi setelah umur 30 tahun,
penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk.
         Indera pengecap menurun; adanya iritasi yang kronis, dari selaput lendir, atropi indera pengecap (80%),
hilangnya sensitifitas dari saraf pengecap di lidah terutama rasa tentang rasa asin, asam, dan pahit.
         Esofagus melebar.
         Lambung, rasa lapar menurun (sensitifitas lapar menurun), asam labung menurun, waktu mengosongkan
menurun.
         Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi
         Fungsi absobsi melemah (daya absobsi terganggu).
         Liver (hati) makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan, berkurangnya aliran darah.

3)               Sistem reproduksi
         Menciutnya ovari dan uterus
         Atrofi payudara
         Pada laku-laki testis masih dapat memproduksi spermatosoa, meskipun adanya penurunan secara
beransur-ansur
         Dorongan seksual menetap sampai usia diatas 70 tahun (asal kondisi keksehatan baik), yaitu;
  Kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut usia
  Hubungan seksual secara teratur membantu mempertahankan kemampuan seksual
  Tidak perlu cemas karena merupakan perubahan alami

         Selaput lendir vagina menurun, permukaan menjadi halus, sekresi menjadi berkurang, reaksi sifatnya
menjadi alkali, dan terjadi perubahan-perubahan warna.

4)             Sistem genito urinaria


  Ginjal, merupaan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh, melalui urine darah yang masuk ke
ginjal, disaring oleh satuan unit terkecil dari ginjal yang disebut nefron (tepatnya di glumerulus, kemudia
mengecil dan nefron menjadi atrofi. Aliran darah ke ginjal menurun sampai 50%. Fungsi tubulus berkurang
akibatnya; kurang kemapuan mengkonsentrasi urine, berat jenis urine menurun, proten uria.

  Vesika urinaria (kandung kemih); otot-ototnya menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai 200ml atau
menyebabkan frekuensi buang air kecil meningkat. Vesika urinari susah dikosongkan sehingga
meningkatkan retensi urine.
  Pembesaran prostat kurang lebih 75% dialami oleh pria usia di atas 65 tahun

5)             Sistem endokrin
         Produksi hampir semua hormon menurun
         Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah
         Pituitari; hormon pertumbuhan ada tetapi lebih rendah tetapi rendah dan hanya dalam pembuluh darah,
berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH, LH.
         Menurunnya aktifitas tiroid, BMR menurun.

6)             Sistem kulit
         Kulit mengerut atau keriput akibat kahilangan jaringan lemak
         Kulit kasar dan bersisik,
         Mekanisme proteksi kulit menurun
         Produksi serum menurun
         Gangguan pigmentasi kulit
         Kulit kepala dan rambut menipis
         Kelenjar keringat berkurang jumlahnya

7)             Sistem muskuloskeletal
         Tulang kehilangan density (cairan) dan makin rapuh
         Kifosis
         Discus intervertebralis menipis dan menjadi pendek
         Persendian membesar dan menjadi pendek
         Tendon mengerut dan mengalami skelrosis

8)             Perubahan mental
         Perubahan fisik, organ perasa
         Kesehatan umum
         Tingkat pendidikan
         Keturunan
         Lingkungan
         Momory: jangka panjang (*berhari-hari yang lalu) mencakup beberapa perubahan. Kenangan jangka
pendek (0-10 menit) kenangan buru
         Intelegency; tidak berubah dengan informasi matematik dan perkataan verbal.
         Berkurangnya keterampilan psikomotor.
9)             Perubahan psikososial
         Kehilangan finansial (income berkurang).
         Kehilangan status.
         Rangkaian kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan teman-teman dan keluarga besar.
         Kehilangan pekerjaan/kegiatan.
         Merasakan atau sadar akan kematian (sense of wawreness of mortality).
         Perubahan dalam hidup, yaitu memasuki rumah perawatan bergerak lebih sempit.
         Ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan.
         Penyakit kronis dan ketidiakmampuan.
         Gangguan syaraf dan panca indera, timbul kebutaan dan ketulian.
         Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan.
         Hilangnya kekuatan dan ketegangan fisik, perubahan perubahan

E.     Sindroma Proses Penuaan yang Prematur

Ada beberapa penyakit genetik yang menunjukan adanya proses penuaan yang prematur. Tanda-
tanda dari penyakit ini adalah dijumpainya rambut yang beruban, mengkerutnya kulit, dan pendeknya masa
hidup dari penderita tersebut. Pada beberapa kasus hal ini dapat terjadi karena mutasi dari gen. Adapun
proses penuaan yang premature tersebut dapat kita lihat pada:

1.      Werner’s syndrome
Pada penderita ini kelihatan pada rambut mereka telah beruban pada usia 20 tahun dan penderita
umumnya meninggal pada usia 40 tahun. Tanda-tanda proses penuaan seperti osteoporosis, katarak, dan
arterosklerosis dapat terlihat pada penderita. Meskipun pada waktu mudanya, sel-sel juga mengalami
replikasi penuaan namun hanya sebanyak 20 kali, sedangkan yangnormal mencapai 70 kali atau lebih. Hal
ini disebabkan oleh mutasi di WRN, dimana WRN ini diperlukan untuk perbaikan dan pemeliharaan DNA
yang terdapat di telomere.

2.      Cockayne syndrome (CS)


Terjadi karena mutasi pada gen-gen yang berfungsi pada perbaikan DNA yaitu pada saat terjadi
transkripsi DNA. Pada penderita ini hanya menunjukkan beberapa tanda proses penuaan, namun proses
kematian sangatlah cepat pada penderita ini.

3.      Ataxia telangiectasia (AT)


Penderita menunjukkan proses penuaan yang premature hal ini disebabkan karena kerusakan pada
fungsi gen yang mendeteksi kerusakan DNA (ATM) sehingga gen gagal memulai untuk proses perbaikan
selnya.

4.      Hutchinson – Gilford progeria syndrome


Anak-anak yang menderita sindroma ini akan menunjukkan tanda-tanda proses penuaan premature
yang parah sejak mereka dilahirkan dan penderita akan meninggal setelah mereka berumur belasan tahun.
Disebabkan oleh mutasi gen (LMNA) untuk lamin yang berfungsi menstabilkan membrane dalam dari
pembungkus inti sel. Sebagaimana telah diketahui bahwa replikasi, transkripsi, dan perbaikan dari DNA
berlangsung di bagian dalam dari inti sel, sedangkan pada penderita sindroma ini terjadi peningkatan
kerusakan pada DNA dan kerusakan pada ekspresi gen.
Dari sindrom penuaan yang premature ini terlihat bahwa terjadinya mutasi bukan seluruhnya pada
sel, tetapi terjadi mutasi pada gen-gen yang bertanggung jawab pada proses replikasi, perbaikan, dan
transkripsi dari dari seluruh gen.

F.      Anti Aging

Pada penderita proses penuaan yang premature terapi yang maksimal belumlah dijumpai, namun
dengan diketahuinya bahwa adanya enzim telomerase yang menghambat pemendekan telomere ini,maka
para ilmuwan masih berusaha untuk membentuk suatu substrat yang bekerja seperti enzim telomerase
tersebut.
Namun penghambatan proses penuaan pada sel-sel yang normal telah banyak ditemukan dengan
munculnya produk-produk anti aging.Dugaan bahwa radikal bebas tersebar dimana-mana, pada setiap
kejadian pembakaran seperti merokok, memasak, pembakaran bahan baker pada mesin dan kendaraan
bermotor. Paparan sinar ultraviolet yang terus-menerus, pestisida dan pencemaran lain di dalam makanan
kita, bahkan karena olahraga yang berlebihan, menyebabkan tidak ada pilihan selain tubuh harus
melakukan tindakan protektif. Langkah yang tepat untuk menghadapi banyaknya radikal bebas tersebut
adalah dengan mengurangi paparannya atau mengoptimalkan pertahanan tubuh melalui aktivitas
antioksidan.
Selain jenis antioksidan enzimatis seperti yang disebut di awal, dikenal pula jenis antioksidan
nonenzimatis. Jenis ini dapat berupa golongan vitamin, seperti vitamin C, vitamin E serta golongan
senyawa fitokimia seperti senyawa fenolik. Senyawa fenolik ini banyak dijumpai pada sayuran, buah-
buahan, rempah-rempah dan sebagainya yang merupakan konsumsi makanan kita sehari-hari.
Suplemen vitamin banyak beredar di pasaran dalam berbagai dosis. Namun perlu diketahui, hingga
saat ini para ahli masih sulit memastikan berapa komposisi yang seimbang antara radikal bebas dan
antioksidan di dalam tubuh.Beberapa antioksidan dalam dosis tertentu bisa berubah sifat menjadi
prooksidan.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
1.      KESIMPULAN
Penuaan tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan melalui beberapa tahapan atau fase, sehingga kita
memiliki kesempatan untuk menghambatnya, salah satunya dengan menjaga pola makan dan pemakaian
krim atau pelembab untuk melindungi kulit dari sengatan matahari agar kulit tidak cepat kering atau
keriput. Lanjut usia adalah dimana individu yang berusia di atas 60 tahun yang pada umumnya memiliki
tanda-tanda terjadinya penurunan fungsi-fungsi biologis, psikologis, sosial, ekonomi. Proses penuaan
terjadi secara bertahap dan secara garis besar dapat dibagi menjadi 3 fase: Fase 1 Subklinik, Fase 2
Transisi, dan Fase 3 Klinik. Teori-teori proses penuaan:
1.      Teori Biologis
2.      Teori Kejiwaan Sosial
3.      Teori Psikologi
4.      Teori Kesalahan Genetik
5.      Rusaknya Sistem Imun Tubuh
6.      Teori Menua Akibat Metabolisme
7.      Teori Telomere
8.      Teori Wear and Tear

2.      SARAN

Untuk dapat memahami proses penuaan, selain membaca dan memahami materi-materi dari


sumber keilmuan yang ada (buku, internet, dan lain-lain) kita harus dapat mengkaitkan materi-materi
tersebut dengan kehidupan kita sehari-hari, agar lebih mudah untuk paham dan akan selalu diingat.

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan S, Nardho, Dr, MPH, 1995, Upaya Kesehatan Usia Lanjut. Jakarta: Dep Kes R.I.

Lueckennotte, Annette G, 1996, Gerontologic Nursing, St. Louis : Mosby Year Incorporation.
Nugroho, Wahyudi, SKM, 1995, Perawatan Lanjut Usia, Jakarta : EGC
Anonym, Panduan Gerontologi, Jakarta: EGC
Kumar V, Cotran R.S, Robbin S.L, Basic Pathology, 84. Kumar V, Cotran R.S,

Diposkan oleh Nur fauziah di 21.19 


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!

Anda mungkin juga menyukai