Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

JENIS-JENIS KEBUTUHAN ANAK SD

Dosen Pembimbing
Amalia Risqi Puspitaningtyas, M.Psi

DISUSUN OLEH:
1. Adelia Kurnia Rohmah (202010066)
2. Febri Eko R (202010108)
3. Firdausiyah (202010087)
4. MH. Rifki Abrori (202010060)
5. Nur Holisa (202010064)

UNIVERSITAS ABDURACHMAN SALEH


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
SITUBONDO
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada
waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan
akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu,
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang
setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

ii
DAFTAR ISI
COVER ....................................................i
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................... 1
A. LatarBelakang . ................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................... 1
C. Tujuan Penulisan .................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .................................................... 2
A. Pelayanan Gizi dan Kesehatan Siswa SD ............................ 2

B. Kebutuhan Perkembangan Siswa SD ............................ 3

C. Pengaruh Sekolah Pada Siswa SD ............................ 6

BAB III PENUTUP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 15


Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 15
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang

Seorang guru harus dapat menerapkan metode pengajaran yang sesuai dengan
keadaan siswanya, maka sangat penting bagi seorang pendidik mengetahui kebutuhan
siswanya. Selain kebutuhannya perlu diperhatikan juga adalah kebutuhan anak usia SD.
pemahaman terhadap kebutuhan peserta didik dan tugas-tugas perkembangan anak SD dapat
dijadikan titik awal untuk menentukan tujuan pendidikan di SD, dan untuk menentukan waktu
yang tepat dalam memberikan pendidikan sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak itu
sendiri. Secara ideal, dalam rangka pencapaian perkembangan diri siswa, sekolah dan guru
seyogiyanya dapat menyediakan dan memenuhi berbagai kebutuhan siswanya dalam rangka
pencapaian perkembangan diri siswa. Sepeti Pemenuhan Kebutuhan Fisiologis, Pemenuhan
Kebutuhan Rasa Aman, Pemenuhan Kebutuhan Kasih Sayang atau Penerimaan, Pemenuhan
Kebutuhan Harga Diri , Pemenuhan Kebutuhan Akatualisasi Diri.

Di samping memperhatikan kebutuhan anak, implikasi pendidikan dapat juga


bertolak dari kebutuhan peserta didik. Pemaknaan kebutuhan siswa SD dapat diidentifikasi
dari tugas-tugas perkembangannya. Tugas-tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang
muncul pada saat atau suatu periode tertentu dari kehidupan individu, yang jika berhasil akan
menimbulkan rasa bahagia dan membawa arah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas
berikutnya, sementara kegagalan dalam melaksanakan tugas tersebut menimbulkan rasa tidak
bahagia, ditolak oleh masyarakat dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya.

B.     Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis ingin mengetahui tentang teori
kesehatan dan kebutuhan anak sekolah Dasar.

C.     Tujuan makalah :

Ingin mengerti tentang:

1. Pelayanan Gizi dan kesehatan Siswa SD

2. Kebutuhan perkembangan siswa SD

3. Pengaruh sekolah pada siswa SD

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pelayanan Gizi dan kesehatan Siswa SD


Definisi sehat menurut UU tentang Pokok-Pokok Kesehatan, sehat adalah sehat badan,
rohani (mental), dan social, bukan hanya sebatas dari penyakit-penyakit,cacat, dan
kelemahan. Kesehatan rohani atau jiwa adalah kondisi yang memungkinkan perkembagan
fisik,intelektual, dan emosional yang optimal dari seseorang. Tujuan dari kesehatan adalah
mencapai keadaan kesehatan anak didik dan lingkungan hidupnya sehingga dapat
memberikan kesempatan belajar serta tumbuh secara harmonis,efisien dan optimal dengan
jalan :1). Mempertinggi nilai kesehatan, 2).mencegah dan memberantas penyakit, 3).
Memperbaiki dan memulihkan kesehatan.
Anak yang sehat akan mengalami tumbuh kembang yang normal dan wajar, sesuai
standar pertumbuhan fisik anak umumnya dan memiliki kemampuan perkembangan sesuai
standar kemampuan anak seusianya. Selain itu anak sehat juga nampak senang, mau
bermain,berlari, berteriak,meloncat,memanjat, da tidak berdiam diri saja.
Janice J. Beauty dalam bukunya yang berjudul Skills for Preschool Teachers
menjabarkan tentang bagaimana mengelola kelas yang sehat sebagai salah satu keahlian yang
harus dimiliki pendidik Anak Usia Dini. Selain menjaga kesehatan lingkungan, kelas yang
sehat berhubungan juga dengan menjaga kesehatan dan pemenuhan kebutuhan gizi anak.
Kesehatan dan gizi merupakan aspek yang sangat penting dalam tumbuh kembang anak.
Dalam penelitian yang dilakukan Ernesto Pollitt dkk (1993) menyatakan bahwa
pemberian makanan yang sehat dan protein, akan mempengaruhi perkembangan kognitif
selanjutnya. Selain itu, apa yang anak makan juga ikut mempengaruhi irama pertumbuhan,
ukuran badan dan ketahanan terhadap penyakit (Brom dkk, 2005 dalam Santrock, 2007)
Menurut santrock (2007: 157) pada umumnya masalah kesehatan yang sering dialami
anak-anak adalah kurang gizi, pola makan, kurang olah raga dan pelecehan. Seperti yang
dinyatakan dalam penelitian Pollitt dkk, bahwa gizi sangat mempengaruhi perkembangan
kognitif anak. Pola makan sangat berkaitan erat dengan hal ini. Maraknya makanan cepat saji
dengan berbagai variasi yang sangat menarik untuk anak seperti hot dog, pizza, hamburger
dsb, menjadi kendala tersendiri yang mempersulit pemenuhan kebutuhan gizi yang sehat.
Perlu kreatifitas yang tinggi bagi guru dan orang tua untuk mengemas makanan sehat yang
menarik bagi anak layaknya makanan cepat saji.

2
Selain makanan sehat, olahraga merupakan aspek yang sangat mempengaruhi kesehatan
mental dan fisik anak: Exercise is linked with many aspects of being physically and mentally
healthy in children and adult (Buck dkk, 2007 dalam Santrock, 2007)
Ketika berolah raga, anak menggerakan otot-otot tubuhnya yang merupakan stimulasi
bagi perkembangan motorik terutama motorik kasar. Olah raga yang tepat sebagai stimulasi
perkembangan motorik tersebut adalah yang sesuai dengan usia dan perkembangan anak.
Ketika berolahraga pun anak belajar bersosialisasi dengan teman sebayanya. Jika olah raga
tersebut berupa permainan maka anak akan belajar nilai-nilai social seperti sportifitas,
kemenangan, kekalahan dan penghargaan. Karena itu kegiatan olah raga harus dikemas
dengan beberapa tujuan pemberian stimulasi berbagai aspek perkembangan anak.

B. Kebutuhan dan Perkembangan Siswa

1.1 Kebutuhan siswa

Bertolak dari kebutuhan peserta didik. Pemaknaan kebutuhan siswa SD dapat


diidentifikasi dari tugas-tugas perkembangannya. Tugas-tugas perkembangan adalah.

”tugas-tugas yang muncul pada saat atau suatu periode tertentu dari kehidupan individu, yang
jika berhasil akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa arah keberhasilan dalam
melaksanakan tugas-tugas berikutnya, sementara kegagalan dalam melaksanakan tugas
tersebut menimbulkan rasa tidak bahagia, ditolak oleh masyarakat dan kesulitan dalam
menghadapi tugas-tugas berikutnya” .

Tugas-tugas perkembangan yang bersumber dari kematangan fisik diantaranya


adalah belajar berjalan, belajar melempar menangkap dan menendang bola, belajar menerima
jenis kelamin yang berbeda dengan dirinya,. Beberapa tugas pekembangan terutama
bersumber dari kebudayaan seperti belajar membaca, menulis dan berhitung, belajar tanggung
jawab sebagai warga negara. Sementara tugas-tugas perkembangan yang bersumber dari nilai-
nlai kepribadian individu diantaranya memilih dan mempersiapkan untuk bekerja.

Anak usia SD ditandai oleh tiga dorongan ke luar yang besar yaitu (1)kepercayaan
anak untuk keluar rumah dan masuk dalam kelompok sebaya (2)kepercayaan anak memasuki
dunia permainan dan kegiatan yang memperlukan keterampilan fisik, dan (3) kepercayaan
mental untuk memasuki dunia konsep, logika, dan ligika dan simbolis dan komunikasi orang
dewasa.

Dengan demikian pemahaman terhadap karakteristik peserta didik dan tugas-tugas


perkembangan anak SD dapat dijadikan titik awal untuk menentukan tujuan pendidikan di
3
SD, dan untuk menentukan waktu yang tepat dalam memberikan pendidikan sesuai dengan
kebutuhan perkembangan anak itu sendiri.

 KEBUTUHAN ANAK SD DALAM PENGEMBANGANNYA

a.      Jenis -jenis Kebutuhan Anak Usia SD


Pertama-tama, perlu dijelaskan penggunaan beberapa istilah yang pemakaian sehari-
harinya sering bergantian. Istilah tersebut adalah “kebutuhan”, “dorongan”, dan “motif”.
Secara definisi istilah “dorongan” atau “motif” adalah keadaan dalam diri pribadi seseorang
yang merupakan pemicu dalam melakukan sesuatu perbuatan untuk mencapai suatu tujuan.
Sedangkan “kebutuhan” lebih  sering digunakan untuk mengacu pada keadaan fisisologis
seseorang yang tidak mempunyai suatu jaringan tertentu. Dari penjelasan tadi, dapat
tergambar bahwa sebenarx kebutuhan dan dorongan atau motif berjalan seiring namun tidak
sama.
Pada dasarnya, kebutuhan individu dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar,
yaitu kebutuhan fisiologis dan psikologis Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan primer
seperti makan, minum, tidur, seksual atau perlindungan diri. Sedangkan kebutuhan psikologis
yang disebut juga kebutuhan sekunder dapat mencakup kebutuhan untuk mengembangkan
kepribadian pada seseorang. Contohnya adalah kebutuhan untuk dicintai, kebutuhan
mengaktualisasikan diri, atau kebutuhan untuk memiliki sesuatu, dimana kebutuhan
psikologis tersebut bersifat lebih rumit dan sulit didefinisikan segera.

1.)    KEBUTUHAN JASMANIAH PADA ANAK USIA SD


Sesuai dengan perkembangan fisik anak usia anak SD yang bersifat individual, pada
masa tumbuh kembang tersebut, kebutuhan anak akan bervariasi misalnya seperti porsi
makanan dan minuman meningkat. Karena perkembangan tubuh dan juga kognitifnya, anak
usia SD membutuhkan makna yang bergizi sehingga perkembangan fisik dan intelektualnya
tidak terhambat.
Berkaitan dengan kebutuhan pemeliharaan dan pertahanan diri, anak usia SD
memasuki tahapan perkembangan moral dan sosial yang memperhatikan pemuasan keinginan
dan kebutuhannya sendiri tanpa mempertimbangkan kebutuhan orang. Oleh karena itu guru
perlu memberikan kesadaran kepada siswa, bahwa dia dapat menghadiri hukuman dengan
memohon maaf dengan cara yang baik agar tidak terkena sanksi.

4
2.)    KEBUTUHAN AKAN KASIH SAYANG
Pada tahap perkembngan sosial anak SD terutama yang duduk dikelas tinggi SD,
sudah ingin memiliki teman-teman tetap. Perkembangan tersebut juga sejalan dengan
kebutuhan unutk disayangi dan menyangi teman. Tidak hanya rasa kasih kepada teman saja,
tetapi juga sudah ada kebutuhan untuk memberikan rasa cinta terhadap suatu benda. Misalnya
anak usia SD sudah sadar akan mengoleksi sesuatu yang merupakan kesenangannya bisa
berupa prangko, komik, kartu, dan sebagainya dan koleksi tersebut dirawat dengan hati-hati
serta rasa sayang. Oleh karena itu, guru perlu peka untuk mengarahkan anak-anak agar rasa
kasih sayang sudah muncul dapat terpelihara dan menjadikan anak-anak bersikap penuh kasih
terhadap sesuatu seperti menunjukkan minat siswa yang sudah dipujinya, memupuk serta
memelihara minat atau hobi para mahasiswa.
Pada anak-anak yang duduk di kelas titnggi ( 4, 5 atau 6 ) di SD yang memasuki masa
bersosialisasi dan meninggalkan keangkhuannya, dapat menerima suatu otoritas orang tua dan
guru sebagai suatu yang wajar.

3.)    KEBUTUHAN UNTUK MEMILIKI


Pada masa usia di kelas-kelas rendah di SD, anak-anak sudah mulai meninggalkan
dirinya sebagai pusat perhatian. Namun demikian, anak-anak di kelas rendah di SD masih
suka memuji diri sendiri, dan membandingkan dirinya dengan teman. Sehingga kebutuhan
untuk memiliki dan dimiliki masih dominan. Artinya, segala sesuatu baik teman-teman di
sekolah maupun guru dipandang sebagai punya dirinya sendiri, sehingga anak kadang-kadang
anak usia ini suka meremehkan atau mengacuhkan pendapat teman atau guru.
Dalam pemenuhan kebutuhan untuk memiliki, guru perlu memberikan dorongan
kearah yang positif tentang bagaimana membentuk kelompok yang dapat bermanfaat
misalanya dalam kegiatan pramuka. Guru juga harus memberikan orientasi kepada anak-anak
di usia ini, agar tiadak begitu saja melakukan berbagai hal yang kadang-kadang berbahaya
dan negatif, hanya karena disuruh oleh teman kelompoknya.
4.)    KEBUTUHAN AKTUALISASI DIRI
Kebutuhan ini relatif lebih abstrak dan kompleks, dan merupakan kebutuhan tingkat
tinggi yang pada dasarnya merupakan perkembangan dari kebutuhan-kebutuhan sebelumnaya.
Kebutuhan ini terasa mulai dominan pada anak-anak usia di kelas tinggi di SD. Pada usia
tersebut, anak-anak mulai ingin merealisasikan potensi-potensi yang dimilikinya sehingga
anak berusaha memenuhi kebutuhan tersebut dengan sikap persaingan, atau berusaha

5
mewujudkan keinginannya yang biasanya terdengar sangat tinggi dan muluk seperti ingin jadi
juara tinju, pembalap formula, astronot dan sebagainya.
Salah satu kebutuhan yang terkait dengan kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan
berprestasi atau need for achievement. Karena anak-anak SD di kelas tinggi sudah timbul
keinginan untuk menjadi terhebat, maka mereka berusaha semaksimal mungkin untuk
mencapai prestasi. Semua sikap dan tindakan anak-anak tersebut juga dalam rangka
pemenuhan kebutuhan untuk diakui. Di sinilah guru berfungsi untuk memotivasi sikap
kompetisi pada anak-anak menjadi kompetisi yang sehat dan terarah.
DeCecco dan Grawford ( 1974 ) mengajukan 4 peranan guru untuk memberikan dan
meningkatkan motivasi siswa, yaitu:
C. Pengaruh sekolah pada siswa SD
1.      Membangkitkan Semangat Siswa
Dalam kegiatan pembelajaran, guru harus selalu peka terhadap perubahan kebutuhan
siswa. Oleh karena itu guru bisa menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran agar siswa
tidak menjadi bosan. Penting diperhatikan bahwa mengajak dan menjaga agar siswa tetapa
belajar adalah tugas guru dalam rangka menjaga semngat belajar. Siswa dapat diajak bersama-
sama memikirkan dan melakukan proses pembelajaran yang telah direncanakan gurudalam
rangka menjaga semangat belajar. Siswa dapat diajak bersama-sama memikirkan dan
melakukan proses pembelajaran yang telah direncanakan guru. Oleh karena itu penting pula
bagi guru untuk keadaan awal para siswa.

2.      Memberikan Harapan yang Realistis


Guru tidaka hanya menjelaskan harapan yang realistis yang dapat dicapai siswa
dengan keadaan perbedaan siswa-siswinya, tetapi juga harus dapat memodifikasi atau
merubagh harapan-harapan yang tidak realistis yang dibebankan kepada siswa. Oleh karena
itu sebaiknya guru mempunyai data data tentang kemajuan akademis siswanya sejak awal
sekolah. Kegagalan-kegagalan dibidang apa saja yang sudah di alami siswanya, sehinnga guru
dapat mengukur harapan yang realistis bagi siswanya. Jika siswa sudah banyak mengalami
kegagalan di masa lampaunya, sedapat mungkin guru harus bisa memberikan keberhasilan
pada siswa tersebut.

3.      Memberikan Intesif

6
Bila siswa banyak membuat keberhasilan-keberhasilan, guru perlu memberikan
intensif berupa penghargaan, pujian, hadiah, atau kata-kata yang manis. Hala ini dapat
memotivasi siswa untuk berusaha mengulangi perbuatan yang positif tersebut. Sehubungan
dengan pemberian intensif, pemberian umpan baik oleh guru terhadap hasil kerja siswa, akan
sangat berguna untuk meningkatkan upaya siswa bekerja lebih baik lagi.

4.      Memberi Pengarahan


Guru juga semestinya harus mengatakan secara tegas kepada siswa apabila siswa
berbuat kekeliruan, dengan misalnya menunjukkan kekeliruan tersebut dan menunjukkan
bagaimana seharusnya siswa bertindak. Guru perlu pula meminta kepada siswanya untuk
melakukan tindakan yang diharapakan dengan sebaik-baiknya.
Demikianlah paparan materi tentang beberapa jenis kebutuhan pada anak usia SD.
Seperti telah disebut di atas, kebutuhan-kebutuhan tersebut bisa muncul pada berbagai
tahapan usia dengan dominasi yang berbeda-beda pada setiap anak. Perbedaan kebutuhan dan
kadar kebutuhan tersebut sejalan dengan perbedaan perkembangan yang saat itu dialami oleh
masing-masing anak.

 PERBEDAAN KEBUTUHAN ANAK SD

·         PERBEDAAN INDIVIDUAL ANAK USIA SD

Pada dasarnya setiap individu memiliki ciri-ciri dan karakteristik yang berbeda
perbedaan-perbedaan tersebut makin kentara sejalan dengan perkembangan   individu. Kata
perbedaan dalam istilah perbedaan individual menurut Landgren (1980:578) merupakan suatu
variasi yang terjadi,baik pada aspek fisik maupun psikologis.
Adapun perbedaan-perbedaan yang muncul pada beberapa aspek perkembangan anak:

1.      PERBEDAAN PADA PERKEMBANGAN FISIK

Usia 7 hingga 11 atau 12 tahun merupakan usia remaja awal. Mereka ini umumnya
sedang mengalami pendidikan pada jenjang sekolah dasar. Usia awal memasuki sekolah dasar
bervariasi di banyak negara, mulai dari 5 tahun hingga 7 tahun. Bagi anak yang memasuki
usia sekolah dasar pada usia 6 tahun, dengan perjalanan yang normal dia akan menyelesaikan
pendidikan jenjang pada usia 12 tahun. Banyak orang membagi anak usia remaja awal ini

7
menjadi dua, “kanak-kanak tengah” tengah (usia 7 – 9 tahun) dan periode kanak-kanak
tengah-akhir (usia 10-11 tahun). Seperti bayi, balita, dan anak-anak prasekolah, anak-anak
usia ini lebih cepat tumbuh baik secara fisik maupun kognitif, meskipun pertumbuhannya
lebih lambat daripada anak usia dini. Untuk melihat perbedaan perkembangan  fisik usia SD
secara faktual dapat di teliti pada waktu anak berbaris masuk kelas. Secara individual terlihat
anak yang memiliki tubuh  tinggi, pendek, gemuk, kurus pada usia relatif sama.
Anak-anak yang tidak menerima gizi yang memadai atau memerlukan perhatian
khusus secara medis mungkin berisiko terhambat atau mengalami keterlambatan
perkembangan pertumbuhannya.

8
1.)    Perubahan Fisik

Pada awal masa kanak-kanak tengah, anak-anak biasanya menunjukkan perolehan


penampilan baru, Di mana tampil lebih ramping dan atletis. Anak perempuan dan anak laki-
laki masih memiliki bentuk tubuh dengan proporsi sama sampai dengan keduanya mencapai
pubertas (puberty), proses di mana dorongan seksual anak-anak tumbuh kuat hingga ia
dewasa. Setelah pubertas, karakteristik seksual sekunder (secondary sexual
characteristic) mulai tampak, terutama bentuk kurva payudara pada wanita serta suara yang
lebih dalam dan bahu yang lebar pada laki-laki. Hal ini membuat perbedaan antara perempuan
dari laki-laki lebih nyata.
Pertumbuhan tersebut juga sangat berbeda antara ras atau bangsa di berbagai
negara.anak-anak yang paling tinggi terdapat di daerah eropa tengah, australia timur dan
amerika serikat (meredith, 1969). Sedangkan dari berbagai daerah asia tenggara , oceania dan
amerika selatan anak-anak lebih rendah jika di bandingkan dengan yang di sebut terdahulu.
Pada umumnya anak-anak yang tinggi tersebut tidak cepat matang daripada anak yang
kekurangan gizi maupun sering menderita sakit.

2.)    Perkembangan Otak dan Sistem Saraf        


Perkembangan otak dan sistem saraf terus berlangsung selama masa kanak-kanak
menengah. Kemampuan perilaku dan kognitif yang lebih kompleks sejalan dengan makin
kuatnya sistem saraf pusat. Pada awal masa kanak-kanak tengah, percepatan pertumbuhan
terjadi di dalam otak, sehingga pada usia 8 tatau 9 tahun, organ tubuhnya hampir sama dengan
ukuran anak orang dewasa. Perkembangan otak selama masa kanak-kanak tengah di tandai
oleh pertumbuhan struktur yang spesifik, khususnya lobus frontal.
3.)    Keterampilan Motorik                                    
Keterampilam motorik adalah berperilaku atau kemampuan melakukan gerak motorik.
Keterampilan motorik bruto (gross moor skill) melibatkan penggunaan gerakan tubuh yang
besar. Keterampilan motorik halus (soft motor skill)melibatkan penggunaan gerakan tubuh
kecil. Kedua keterampilan motorik kasar dan halus terus mengalami penyempurnaan pada
masa kecil menengah.

4.)    Kesehatan
Masa kanak-kanak tengah cenderung menjadi masa hidup yang sangat sehat bagi
mereka, terutama pada masyarakat Barat dan di negara-negara maju lainnya. Pada usia dini
biasanya muncul penyakit khas bagi anak-anak seperti pilek, batuk, dan sakit perut. Aneka
9
penyakit ini cenderung berkurang frekuensinya pada masa kanak-kanak. Hal ini disebabkan
karena peningkatan ketahan tubuh, peningkatan kebersihan, dan perbaikan gizi. Meski
penyakit yang diderita anak-anak usia ini bersifat ringan, paling tidak tetap memerlukan
perhatian medis. Penyakit ringan dapat membantu anak-anak makin matang belajar
keterampilan psikologis dan mengatasi ketidaknyamanan fisik

·     PERBEDAAN  PADA PERKEMBANGAN INTELEKTUAL


Seperti halnya perbedaan pada perkembangan fisik anak , pada tahap operasi konkret
menurut piaget,anak-anak dapat berpikir logis tentang suatu hal. Walaupun demikian,kadar
dan cara anak untuk berpikir logis terhadap sesuatu akan ada perbedaan. Perbedaan tersebut di
sebabkan juga oleh berbagai faktor. Misalnya seorang guru yang mengajar di kelas 1 SD
dengan hanya ceramah (verbalisme) dalam menerangkan konsep pertambahan pada
matematika, tidak akan membuat siswa berkembangan secara maksimal. Lain hanlnya dengan
guru yang menggunakan berbagai benda konkret sebagai media untuk menyampaikan materi,
akan membuat anak lebih cepat mengertian.
·     Ingatan
Anak usia sekolah lebih baik pada keterampilan mengingat daripada rata-rata anak-
anak yang berusia di bawahnya. Lebih dari sekedar memahami dunianya, anak-anak yang
lebih tua lebih tertarik pada saat encoding dan mengingat informasi.
Anak-anak dapat mengingat lebih banyak ketika berpartisipasi dalam pembelajaran
kooperatif (cooperative learning), di mana pendidikan diawasi oleh orang dewasa bergantung
pada rekan-rekan berinteraksi, berbagi, merencanakan, dan mendukung satu sama lain.

·     Anak yang Cerdas


Psikolog inteligensi dan otoritas lainnya sangat terarik pada kecerdasan anak.
Kecerdasan adalah kapasitas kognitif yang merujuk pada pengetahuan, adaptasi, dan
kemampuan seseorang untuk berpikir dan bertindak secara sengaja. Sekitar awal abad kedua
puluh, Alfred dan Simon Theophile mengukur persepsi, memori, dan kosa kata pada anak-
anak. Kajian mendalam tentang tes kecerdasan dapat dibaca dalam buku-buku psiologi.

·     PERBEDAAN PADA PERKEMBANGAN MORAL


           Perbedaan yang dapat terjadi pada aspek perkembangan moral pada individu banyak
tergantung dari lingkungan bukan bawaan lahir. Lingkungan keluarga, teman sebaya, dan
sekolah atau guru membuat perbedaan pada perkembangan moral anak.contoh perbuatan yang

10
baik yang di berikan orang tua dan guru dengan cepat akan di tiru anak usia SD seperti apa
adanya.
Adapun 2 pandangan  ahli tentang perbedaan pada perkembangan moral yaitu:

1.      Piaget dan tahapan moral


  Menurut piaget konsepsi anak mengenai moralitas berkembang pada dua tahap utama
yang sejajar dengan tahap-tahap pra-operasional.
             Tahap pertama, hambatan moralitas juga di sebut (heteronomous morality), bercirikan
kekakuan ,penyesuaian yang sederhana.para remaja melihat sesuatu seperti hitam dan putih
tidak kelabu,jadi cukup tegas karena mereka egosentrik.mereka berpendapat bahwa peraturan
tidak dapat berubah ,sehingga perilaku seseorang dapat betul atau salah.
             Tahap kedua, moralitas kerja sama juga di sebut (autonomous morality) bercirikan
moral yang fleksibel (kenyal).anak-anak yang telah matang banyak bergaul dengan teman
sebaya maupun dengan orang dewasa, mereka kurang bersifat egosentrik. Mereka
berpendapat luas yang sering kali bertentangan dengan yang terdapat di rumah.mereka
berpendapat bahwa tidak ada sesuatu yang tidak dapat diubah.kerana peraturan dibuat oleh
orang maka peraturan itu juga dapat diubah oleh orang lain sesuai kebutuhan.mereka selalu
mencari sesuatu di belakang tindakan, dan apabila terjadi pelanggaran hukuman harus
diterapkan dengan tepat.mereka dapat merumuskan kode moralitasnya sendiri.

2.      Kohlberg dan alasan moral


              Dari penelitian yang dilakukan kohlberg berkesimpulan bahwa ada korelasi antara
tingkat alasan moral dengan tingkat kognitif. Menurut kenyakinan kholberg dibelakang
jawaban tersebut orang sampai pada penyesuain moral secara bebas daripada standar
internalisasi dari orang tua, guru dan teman sejawatnya.
Kholberg melukiskan tiga tingkatan alasan moral sebagai berikut:
             Tingkat 1,      pra-conventional morality (anak usia 4-5 tahun) anak masih di bawah
pengawasan orang tua dan tunduk pada peraturan untuk mendapatkan hadiah atau
menghindari hukuman
              Tingkat 2,    conventional morality(anak berusia 10-13 tahun). Anak-anak telah
menginternalisasikan figur kekuasaan standar.mereka patuh pada peraturan untuk
menyenangkan orang lain atau mempertahankan perintah.

11
              Tingkat 3,      post-conventional (anak usia 13 tahun atau lebih). Moralitas
sepenuhnya internal.orang-orang telah mengenal beberapa konflik standar moral dan memilih
di antara standar tersebut.
              Salah satu masalah lain terhadap sistem kohlberg terletak pada prosedur tes yang
memerlukan waktu yang sangat banyak.tes standar harus di sajikan kepada setiap subjek
secara individual selanjutnya diskor oleh juri-juri terlatih. Salah satu tes pilihan adalah
Defining Issues Test (DIT).tes ini dapat di sajikan secara kelompok dalam waktu pendek dan
diskor secara objektif.
               Kohlberg telah mempunyai dampak yang sangat besar. Teorinya telah memperkaya
pikiran kita tentang bagaimana moralitas berkembang telah mendukung suatu asosiasi antara
kematangan kognitif dengan kematangan moral, dan telah menstimilasi kedua penelitian
dengan mengelaborasi beberapa teori perkembangan moral.

·         PERBEDAAN KEMAMPUAN


              Setiap anak usia SD mempunyai kemampuan berbeda-beda kemampuan di sini dapat
di artikan sebagai kemampuan berkomunikasi,bersosialisasi, atau kemampuan
kognitif.kemampuan berkomunikasi adalah kemampuan seseorang untuk menyatakan buah
pikirannya dalam bentuk ungkapan kalimat yang bermakna, logis dan sistematis.kemampuan
berbahasa sangat di pengaruhi oleh faktor intelektualitas dan lingkungan, selain juga faktor
fisik yaitu orga bebrbicara seseorang.
               Kemampuan bersosialisasi pada seorang anak pun berbeda-beda. Oleh karena itu
wajar ada anak yang mempunyai banyak teman, ada yang hanya mempunyai beberapa teman
dekat, atau seorang sahabar saja.Anak-anak melakukan permainan dengan peraturan tertentu
tidak sama dengan peraturan yang mereka buat sendiri.
                Dua hal utama mengapa anak memilih waktu bermain adalah untuk bermain
sendirian atau dengan temannya,dan menonton televisi.kedua kegiatan tersebut menyita waktu
senggang mereka sebanyak 50%-70%.anak-anak usia SD lebih banyak menonton televisi
daripada anak-anak dibawahnya ,dan usia 11-12 tahun lebih banyak lagi waktu untuk
menonton televisi.sedangkan anak-anak cacat jauh lebih banyak menonton televisi daripada
anak-anak normal kira-kira sebanyak 3 kalinya (W.A. Collins,1984).
            Dari paparan  di atas, jelas terlihat perbedaan dalam bersosialisasi pad anak-anak
benyak di pengaruhi oleh lingkungan teman sebayanyadan juga karena pengaruh kemajuan
tekmologi.

12
Sesuatu yang dipikirkan teman terhadap kita selalu berpengaruh atas kebahagiaan kita
dan sering kali terasa sampai jangka panjang. Pada umumnya anak yang selalu dicari oleh
anak-anak lain dikarenakan dia dimiliki keistimewaan atau popularitas tertentu, sehingga
menarik anak lain untuk berteman dengannya.
Mereka mampu berpikir bagi dirinya sendiri, menularkan rasa percaya diri tanpa
mengganggu atau menyinggung perasaan orang lain. Kemampuan kognitif berkaitan dengan
kemampuan menguasai suatu ilmu pengetahuan dan teknologi. Faktor yang menonjol dalam
membentuk kemampuan kognitif adalah faktor pembentukan lingkungan alamiah dan
lingkungan yang dibuat. 
 Aspek perkembangan dan kemampuan pada seorang anak yaitu:
1.      Tes IQ
IQ tes dipergunakan  untuk mengukur kecakapan anak baik dilakukan secara
individual maupun kelompok, untuk mengetahui seberapa jauh anak mengetahui berbagai
mata pelajaran  yang diteskan kepada mereka. Dalam proses ingin mengetahui kemampuan
orang sebuah tes tidak dapat dilakukan hanya satu kali tapi harus dilakukan beberapa kali.
Skor IQ merupakan tes prediksi yang paling baik untuk mengetahui prestasi anak-anak
disekolah.
Oleh karena itu  mustahil dpat memisahkan intelegensi dan prestasi pendidikan.
Sekolah sangat berpengaruh tentang kemamuan verbal akan tetapi juga berpengaruh pada
performasi pada angka dan tugas-tugas.
Pada penelitian yang dilakukan diberbagai Negara seperti Amerika , Jepang,   Cina,
oleh para ahli peneliti internasional menentukan kognitif yang berdasarkan pengalan umum.
Suasana rumah juga sangat berpengaruh pada hasil tes anak. Fungsi dari tes intelegensi bukan
hanya untuk mengukur intelegensi saja akan tetapi juga untuk mencari cara bagaimana
meningkatkan dan memperbaiki intelegensi itu. Apabila hal itu dilakukan terhadap seluruh
kelas atau sekolah, dengan sendirinya sekolah atau kelas tersebut yang perlu mendapat
perbaikan atau peningkatan, jadi bukan hanya individu.

2.      Pendidikan khusus untuk anak cacat


Pengertian anak cacat sebenarnya sangat luas. Istilah cacat dapat digunakan untuk
anak-anak yang mempunyai gangguan perkembangan pada fisik, intelektual, bahasa atau
gangguan ganda dari beberapa aspek perkembangan anak. Untuk menyikapi perbedaan yang
dimiliki anak-anak yang mengalami gangguan, guru-guru harus dpersiapkan dengan
kemampuan untuk menangani gangguan tersebut.

13
3.      Sikap orang tua dalam membentuk perbedaan individu
Guru bukanlah satu-satunya orang dewasa yang dapat mempengaruhi dan membentuk
perbedaan anak disekolah.
Tindakan orang tua agar anaknya berhasil dalam mengikuti pendidikan disekolah
antar lain:
a.       Mereka membaca, berbicara, dan mendengarkan pada anaknya, mereka menceritakan
perihal anaknya, bermain bersama, bersama-sama melakukan hobi, dan mendiskusikan
berbagai berita, program televise dan kejadin yang hangat.
b.      Mereka menyediakan tempat belajar dan menyiapkan buku-buku secara teratur.
c.       Mereka mempersiapkan makanan pada waktu tertentu denagn tepat, tempat tidur, dan
tempat mengerjakan pr dan berkenyakinan bahwa anaknya dapat mengikuti pelajaran
disekolah.
d.      Mereka selalu mengawasi waktu anak-anak menonton  televise, program yang dilihat ,
dan kegiatan anak setelah kembali dari sekolah.
e.       Mereka menaruh perhatian tentang kehidupan anaknya disekolah, cerita anaknya
tentang kejadian disekolah dan berbagai masalah yang timbul selama anaknya sekolah.

4.      Profesi guru dalam menyikapi perbedaan


Salah satu keberhasilan guru adalah apabila dia memiliki pengaruh yang besar
terhadap siswanya  yang mendapat inspirasi mencintai ilmu pengetahuan, rajin bekerja dan
belajar. Banyak pada awal belajar ornag tua banyak mengeluh anaknya tidak  memiliki
potensi untuk belajar rajin, tetapi setelah guru membina dan mendidik beberapa waktu
lamanya, anak didiknya menunjukan peningkatan potensi yang tajam hingga melampaui
siswa-siswi yang lain. Hal semacam itu dapat terjadi karena setiap guru pun memiliki karakter
dan kemampuan yang berlainan satu dengan yang lain.

14
BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN

           Jadi kesimpulannya dalam perbedaan individual dalam anak usia sd memiliki beberapa
pebedaan-perbedaan yang muncul pada beberapa aspek perkembangan anak yaitu perbedaan
pada perkembangan  fisik dimana dalam usia anak sd ini biasanya tinggi, rendah, gemuk, dan
kurus itu rata atau imbang.  Perbedaan pada perkembangan intelektual dimana dalam tahap in
anak-anak sudh mampu menerima materi meskipun kadang kala mereka masih belum mampu
untuk menerima materi dan kemudian ia akan tidak dapat mengerjakan tugasnya. Perbedaan
pada perkembangan moral dimana pada masa-masa ini anak akan mengikuti tingkah laku
seseorang yang mereka senangi atau yang dekat dengannya. Perbedaan kemampuan dimana
anak diusia sd memiliki kemampuan yang berbeda-beda seperti kemampuan komunikasi ,
sosialisasi, dan  kognitif  .
Seorang guru harus dapat menerapkan metode pengajaran yang sesuai dengan
keadaan siswanya, maka sangat penting bagi seorang pendidik mengetahui karakteristik
siswanya. Selain karakteristik yang perlu diperhatikan juga adalah kebutuhan peserta didik.
pemahaman terhadap karakteristik peserta didik dan tugas-tugas perkembangan anak SD
dapat dijadikan titik awal untuk menentukan tujuan pendidikan di SD, dan untuk menentukan
waktu yang tepat dalam memberikan pendidikan sesuai dengan kebutuhan perkembangan
anak itu sendiri. Secara ideal, dalam rangka pencapaian perkembangan diri siswa, sekolah dan
guru seyogiyanya dapat menyediakan dan memenuhi berbagai kebutuhan siswanya dalam
rangka pencapaian perkembangan diri siswa. Sepeti Pemenuhan Kebutuhan Fisiologis,
Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman, Pemenuhan Kebutuhan Kasih Sayang atau Penerimaan,
Pemenuhan Kebutuhan Harga Diri , Pemenuhan Kebutuhan Akatualisasi Diri.

15
Daftar Pustaka

Beaty, Janice J (1996) Skills for Preschool Teachers, fifth edition, New Jersey: Pretice Hall

Hurlock, Elizabeth B. 1978. Perkembangan Anak Jilid I. Jakarta: Erlangga.

16

Anda mungkin juga menyukai