Dosen Pembimbing
Amalia Risqi Puspitaningtyas, M.Psi
DISUSUN OLEH:
1. Adelia Kurnia Rohmah (202010066)
2. Febri Eko R (202010108)
3. Firdausiyah (202010087)
4. MH. Rifki Abrori (202010060)
5. Nur Holisa (202010064)
ii
DAFTAR ISI
COVER ....................................................i
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................... 1
A. LatarBelakang . ................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................... 1
C. Tujuan Penulisan .................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .................................................... 2
A. Pelayanan Gizi dan Kesehatan Siswa SD ............................ 2
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Seorang guru harus dapat menerapkan metode pengajaran yang sesuai dengan
keadaan siswanya, maka sangat penting bagi seorang pendidik mengetahui kebutuhan
siswanya. Selain kebutuhannya perlu diperhatikan juga adalah kebutuhan anak usia SD.
pemahaman terhadap kebutuhan peserta didik dan tugas-tugas perkembangan anak SD dapat
dijadikan titik awal untuk menentukan tujuan pendidikan di SD, dan untuk menentukan waktu
yang tepat dalam memberikan pendidikan sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak itu
sendiri. Secara ideal, dalam rangka pencapaian perkembangan diri siswa, sekolah dan guru
seyogiyanya dapat menyediakan dan memenuhi berbagai kebutuhan siswanya dalam rangka
pencapaian perkembangan diri siswa. Sepeti Pemenuhan Kebutuhan Fisiologis, Pemenuhan
Kebutuhan Rasa Aman, Pemenuhan Kebutuhan Kasih Sayang atau Penerimaan, Pemenuhan
Kebutuhan Harga Diri , Pemenuhan Kebutuhan Akatualisasi Diri.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis ingin mengetahui tentang teori
kesehatan dan kebutuhan anak sekolah Dasar.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Selain makanan sehat, olahraga merupakan aspek yang sangat mempengaruhi kesehatan
mental dan fisik anak: Exercise is linked with many aspects of being physically and mentally
healthy in children and adult (Buck dkk, 2007 dalam Santrock, 2007)
Ketika berolah raga, anak menggerakan otot-otot tubuhnya yang merupakan stimulasi
bagi perkembangan motorik terutama motorik kasar. Olah raga yang tepat sebagai stimulasi
perkembangan motorik tersebut adalah yang sesuai dengan usia dan perkembangan anak.
Ketika berolahraga pun anak belajar bersosialisasi dengan teman sebayanya. Jika olah raga
tersebut berupa permainan maka anak akan belajar nilai-nilai social seperti sportifitas,
kemenangan, kekalahan dan penghargaan. Karena itu kegiatan olah raga harus dikemas
dengan beberapa tujuan pemberian stimulasi berbagai aspek perkembangan anak.
”tugas-tugas yang muncul pada saat atau suatu periode tertentu dari kehidupan individu, yang
jika berhasil akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa arah keberhasilan dalam
melaksanakan tugas-tugas berikutnya, sementara kegagalan dalam melaksanakan tugas
tersebut menimbulkan rasa tidak bahagia, ditolak oleh masyarakat dan kesulitan dalam
menghadapi tugas-tugas berikutnya” .
Anak usia SD ditandai oleh tiga dorongan ke luar yang besar yaitu (1)kepercayaan
anak untuk keluar rumah dan masuk dalam kelompok sebaya (2)kepercayaan anak memasuki
dunia permainan dan kegiatan yang memperlukan keterampilan fisik, dan (3) kepercayaan
mental untuk memasuki dunia konsep, logika, dan ligika dan simbolis dan komunikasi orang
dewasa.
4
2.) KEBUTUHAN AKAN KASIH SAYANG
Pada tahap perkembngan sosial anak SD terutama yang duduk dikelas tinggi SD,
sudah ingin memiliki teman-teman tetap. Perkembangan tersebut juga sejalan dengan
kebutuhan unutk disayangi dan menyangi teman. Tidak hanya rasa kasih kepada teman saja,
tetapi juga sudah ada kebutuhan untuk memberikan rasa cinta terhadap suatu benda. Misalnya
anak usia SD sudah sadar akan mengoleksi sesuatu yang merupakan kesenangannya bisa
berupa prangko, komik, kartu, dan sebagainya dan koleksi tersebut dirawat dengan hati-hati
serta rasa sayang. Oleh karena itu, guru perlu peka untuk mengarahkan anak-anak agar rasa
kasih sayang sudah muncul dapat terpelihara dan menjadikan anak-anak bersikap penuh kasih
terhadap sesuatu seperti menunjukkan minat siswa yang sudah dipujinya, memupuk serta
memelihara minat atau hobi para mahasiswa.
Pada anak-anak yang duduk di kelas titnggi ( 4, 5 atau 6 ) di SD yang memasuki masa
bersosialisasi dan meninggalkan keangkhuannya, dapat menerima suatu otoritas orang tua dan
guru sebagai suatu yang wajar.
5
mewujudkan keinginannya yang biasanya terdengar sangat tinggi dan muluk seperti ingin jadi
juara tinju, pembalap formula, astronot dan sebagainya.
Salah satu kebutuhan yang terkait dengan kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan
berprestasi atau need for achievement. Karena anak-anak SD di kelas tinggi sudah timbul
keinginan untuk menjadi terhebat, maka mereka berusaha semaksimal mungkin untuk
mencapai prestasi. Semua sikap dan tindakan anak-anak tersebut juga dalam rangka
pemenuhan kebutuhan untuk diakui. Di sinilah guru berfungsi untuk memotivasi sikap
kompetisi pada anak-anak menjadi kompetisi yang sehat dan terarah.
DeCecco dan Grawford ( 1974 ) mengajukan 4 peranan guru untuk memberikan dan
meningkatkan motivasi siswa, yaitu:
C. Pengaruh sekolah pada siswa SD
1. Membangkitkan Semangat Siswa
Dalam kegiatan pembelajaran, guru harus selalu peka terhadap perubahan kebutuhan
siswa. Oleh karena itu guru bisa menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran agar siswa
tidak menjadi bosan. Penting diperhatikan bahwa mengajak dan menjaga agar siswa tetapa
belajar adalah tugas guru dalam rangka menjaga semngat belajar. Siswa dapat diajak bersama-
sama memikirkan dan melakukan proses pembelajaran yang telah direncanakan gurudalam
rangka menjaga semangat belajar. Siswa dapat diajak bersama-sama memikirkan dan
melakukan proses pembelajaran yang telah direncanakan guru. Oleh karena itu penting pula
bagi guru untuk keadaan awal para siswa.
6
Bila siswa banyak membuat keberhasilan-keberhasilan, guru perlu memberikan
intensif berupa penghargaan, pujian, hadiah, atau kata-kata yang manis. Hala ini dapat
memotivasi siswa untuk berusaha mengulangi perbuatan yang positif tersebut. Sehubungan
dengan pemberian intensif, pemberian umpan baik oleh guru terhadap hasil kerja siswa, akan
sangat berguna untuk meningkatkan upaya siswa bekerja lebih baik lagi.
Pada dasarnya setiap individu memiliki ciri-ciri dan karakteristik yang berbeda
perbedaan-perbedaan tersebut makin kentara sejalan dengan perkembangan individu. Kata
perbedaan dalam istilah perbedaan individual menurut Landgren (1980:578) merupakan suatu
variasi yang terjadi,baik pada aspek fisik maupun psikologis.
Adapun perbedaan-perbedaan yang muncul pada beberapa aspek perkembangan anak:
Usia 7 hingga 11 atau 12 tahun merupakan usia remaja awal. Mereka ini umumnya
sedang mengalami pendidikan pada jenjang sekolah dasar. Usia awal memasuki sekolah dasar
bervariasi di banyak negara, mulai dari 5 tahun hingga 7 tahun. Bagi anak yang memasuki
usia sekolah dasar pada usia 6 tahun, dengan perjalanan yang normal dia akan menyelesaikan
pendidikan jenjang pada usia 12 tahun. Banyak orang membagi anak usia remaja awal ini
7
menjadi dua, “kanak-kanak tengah” tengah (usia 7 – 9 tahun) dan periode kanak-kanak
tengah-akhir (usia 10-11 tahun). Seperti bayi, balita, dan anak-anak prasekolah, anak-anak
usia ini lebih cepat tumbuh baik secara fisik maupun kognitif, meskipun pertumbuhannya
lebih lambat daripada anak usia dini. Untuk melihat perbedaan perkembangan fisik usia SD
secara faktual dapat di teliti pada waktu anak berbaris masuk kelas. Secara individual terlihat
anak yang memiliki tubuh tinggi, pendek, gemuk, kurus pada usia relatif sama.
Anak-anak yang tidak menerima gizi yang memadai atau memerlukan perhatian
khusus secara medis mungkin berisiko terhambat atau mengalami keterlambatan
perkembangan pertumbuhannya.
8
1.) Perubahan Fisik
4.) Kesehatan
Masa kanak-kanak tengah cenderung menjadi masa hidup yang sangat sehat bagi
mereka, terutama pada masyarakat Barat dan di negara-negara maju lainnya. Pada usia dini
biasanya muncul penyakit khas bagi anak-anak seperti pilek, batuk, dan sakit perut. Aneka
9
penyakit ini cenderung berkurang frekuensinya pada masa kanak-kanak. Hal ini disebabkan
karena peningkatan ketahan tubuh, peningkatan kebersihan, dan perbaikan gizi. Meski
penyakit yang diderita anak-anak usia ini bersifat ringan, paling tidak tetap memerlukan
perhatian medis. Penyakit ringan dapat membantu anak-anak makin matang belajar
keterampilan psikologis dan mengatasi ketidaknyamanan fisik
10
baik yang di berikan orang tua dan guru dengan cepat akan di tiru anak usia SD seperti apa
adanya.
Adapun 2 pandangan ahli tentang perbedaan pada perkembangan moral yaitu:
11
Tingkat 3, post-conventional (anak usia 13 tahun atau lebih). Moralitas
sepenuhnya internal.orang-orang telah mengenal beberapa konflik standar moral dan memilih
di antara standar tersebut.
Salah satu masalah lain terhadap sistem kohlberg terletak pada prosedur tes yang
memerlukan waktu yang sangat banyak.tes standar harus di sajikan kepada setiap subjek
secara individual selanjutnya diskor oleh juri-juri terlatih. Salah satu tes pilihan adalah
Defining Issues Test (DIT).tes ini dapat di sajikan secara kelompok dalam waktu pendek dan
diskor secara objektif.
Kohlberg telah mempunyai dampak yang sangat besar. Teorinya telah memperkaya
pikiran kita tentang bagaimana moralitas berkembang telah mendukung suatu asosiasi antara
kematangan kognitif dengan kematangan moral, dan telah menstimilasi kedua penelitian
dengan mengelaborasi beberapa teori perkembangan moral.
12
Sesuatu yang dipikirkan teman terhadap kita selalu berpengaruh atas kebahagiaan kita
dan sering kali terasa sampai jangka panjang. Pada umumnya anak yang selalu dicari oleh
anak-anak lain dikarenakan dia dimiliki keistimewaan atau popularitas tertentu, sehingga
menarik anak lain untuk berteman dengannya.
Mereka mampu berpikir bagi dirinya sendiri, menularkan rasa percaya diri tanpa
mengganggu atau menyinggung perasaan orang lain. Kemampuan kognitif berkaitan dengan
kemampuan menguasai suatu ilmu pengetahuan dan teknologi. Faktor yang menonjol dalam
membentuk kemampuan kognitif adalah faktor pembentukan lingkungan alamiah dan
lingkungan yang dibuat.
Aspek perkembangan dan kemampuan pada seorang anak yaitu:
1. Tes IQ
IQ tes dipergunakan untuk mengukur kecakapan anak baik dilakukan secara
individual maupun kelompok, untuk mengetahui seberapa jauh anak mengetahui berbagai
mata pelajaran yang diteskan kepada mereka. Dalam proses ingin mengetahui kemampuan
orang sebuah tes tidak dapat dilakukan hanya satu kali tapi harus dilakukan beberapa kali.
Skor IQ merupakan tes prediksi yang paling baik untuk mengetahui prestasi anak-anak
disekolah.
Oleh karena itu mustahil dpat memisahkan intelegensi dan prestasi pendidikan.
Sekolah sangat berpengaruh tentang kemamuan verbal akan tetapi juga berpengaruh pada
performasi pada angka dan tugas-tugas.
Pada penelitian yang dilakukan diberbagai Negara seperti Amerika , Jepang, Cina,
oleh para ahli peneliti internasional menentukan kognitif yang berdasarkan pengalan umum.
Suasana rumah juga sangat berpengaruh pada hasil tes anak. Fungsi dari tes intelegensi bukan
hanya untuk mengukur intelegensi saja akan tetapi juga untuk mencari cara bagaimana
meningkatkan dan memperbaiki intelegensi itu. Apabila hal itu dilakukan terhadap seluruh
kelas atau sekolah, dengan sendirinya sekolah atau kelas tersebut yang perlu mendapat
perbaikan atau peningkatan, jadi bukan hanya individu.
13
3. Sikap orang tua dalam membentuk perbedaan individu
Guru bukanlah satu-satunya orang dewasa yang dapat mempengaruhi dan membentuk
perbedaan anak disekolah.
Tindakan orang tua agar anaknya berhasil dalam mengikuti pendidikan disekolah
antar lain:
a. Mereka membaca, berbicara, dan mendengarkan pada anaknya, mereka menceritakan
perihal anaknya, bermain bersama, bersama-sama melakukan hobi, dan mendiskusikan
berbagai berita, program televise dan kejadin yang hangat.
b. Mereka menyediakan tempat belajar dan menyiapkan buku-buku secara teratur.
c. Mereka mempersiapkan makanan pada waktu tertentu denagn tepat, tempat tidur, dan
tempat mengerjakan pr dan berkenyakinan bahwa anaknya dapat mengikuti pelajaran
disekolah.
d. Mereka selalu mengawasi waktu anak-anak menonton televise, program yang dilihat ,
dan kegiatan anak setelah kembali dari sekolah.
e. Mereka menaruh perhatian tentang kehidupan anaknya disekolah, cerita anaknya
tentang kejadian disekolah dan berbagai masalah yang timbul selama anaknya sekolah.
14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Jadi kesimpulannya dalam perbedaan individual dalam anak usia sd memiliki beberapa
pebedaan-perbedaan yang muncul pada beberapa aspek perkembangan anak yaitu perbedaan
pada perkembangan fisik dimana dalam usia anak sd ini biasanya tinggi, rendah, gemuk, dan
kurus itu rata atau imbang. Perbedaan pada perkembangan intelektual dimana dalam tahap in
anak-anak sudh mampu menerima materi meskipun kadang kala mereka masih belum mampu
untuk menerima materi dan kemudian ia akan tidak dapat mengerjakan tugasnya. Perbedaan
pada perkembangan moral dimana pada masa-masa ini anak akan mengikuti tingkah laku
seseorang yang mereka senangi atau yang dekat dengannya. Perbedaan kemampuan dimana
anak diusia sd memiliki kemampuan yang berbeda-beda seperti kemampuan komunikasi ,
sosialisasi, dan kognitif .
Seorang guru harus dapat menerapkan metode pengajaran yang sesuai dengan
keadaan siswanya, maka sangat penting bagi seorang pendidik mengetahui karakteristik
siswanya. Selain karakteristik yang perlu diperhatikan juga adalah kebutuhan peserta didik.
pemahaman terhadap karakteristik peserta didik dan tugas-tugas perkembangan anak SD
dapat dijadikan titik awal untuk menentukan tujuan pendidikan di SD, dan untuk menentukan
waktu yang tepat dalam memberikan pendidikan sesuai dengan kebutuhan perkembangan
anak itu sendiri. Secara ideal, dalam rangka pencapaian perkembangan diri siswa, sekolah dan
guru seyogiyanya dapat menyediakan dan memenuhi berbagai kebutuhan siswanya dalam
rangka pencapaian perkembangan diri siswa. Sepeti Pemenuhan Kebutuhan Fisiologis,
Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman, Pemenuhan Kebutuhan Kasih Sayang atau Penerimaan,
Pemenuhan Kebutuhan Harga Diri , Pemenuhan Kebutuhan Akatualisasi Diri.
15
Daftar Pustaka
Beaty, Janice J (1996) Skills for Preschool Teachers, fifth edition, New Jersey: Pretice Hall
16