OLEH :
MUHAMMAD HIDAYATULLAH
2201010297
DOSEN PENGAMPU :
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT. Tuhan semesta alam, yang telah memberikan petunjuk kepada
kita semua untuk mengenal kebenaran dan mengikuti-Nya agar terhindar dari cela dan siksa di
dunia maupun di akhirat.
Shalawat dan salam selalu kita curahkan kehariban junjungan Nabi Besar Muhamad SAW,
beserta keluarga, sahabat, beserta pengikut beliau hingga akhir jaman. Dalam kesempatan ini
kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya yang terutama kepada Bapak Dosen dan Ibu
Dosen sekaligus pengasuh mata kuliah yang memberikan bimbingan serta arahan dalam
pembuatan makalah dengan judul “CITIZEN JOURNALISM DI INDONESIA” sehingga
dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Saya menyadari di dalam tulisan ini masih banyak kekurangan dan perlu penyempurnaan, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran konstruktif, guna penyempurnaan makalah
nanti. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami sebagai penulis dan
umumnya pembaca, Aamiin ya rabbal ‘alamin….
Penulis
ii
DAFTAR ISI
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana yang dimaksud dengan Citizen Journalism?
2. Bagaimana Bentuk-bentuk citizen Journalism?
3. Bagaimana Perkembangan Citizen Journalism di Indonesia?
4. Bagaimana contoh kasus citizen journalism di Negara indonesia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Journalism.
2. Untuk mengetahui Citizen journalism.
3. Untuk mengetahui citicen Journalism di Negara Indonesia.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Citizen Journalism
Citizen journalism, atau jurnalisme warga, merupakan fenomena di mana peran
wartawan atau kegiatan jurnalistik dapat dilakukan oleh masyarakat yang secara formal
bukan wartawan. Kegiatan ini melibatkan pengumpulan informasi, penulisan berita,
pengeditan, dan penyebaran informasi, mirip dengan tugas yang diemban wartawan
konvensional. Citizen journalism dapat menyampaikan informasinya melalui media massa
tradisional seperti koran atau media online, dengan redaksi memutuskan apakah informasi
tersebut layak untuk dipublikasikan. Selain itu, citizen journalism dapat menggunakan
blog sebagai wadah, meskipun tidak semua blogger dapat disebut sebagai citizen
journalist.
Namun, perbedaan mendasar antara citizen journalism dan jurnalis profesional, seperti
yang dijelaskan oleh Andy F. Noyah, terletak pada segmen dan tuntutan tugas keduanya.
Jurnalisme profesional menekankan kedalaman, kelengkapan, dan akurasi dalam
penyampaian berita, sementara citizen journalism menekankan kecepatan informasi dan
nilai berita. Akibat kurangnya pengetahuan terhadap suatu isu, informasi yang disajikan
oleh citizen journalist dapat kurang akurat, bahkan berpotensi menyebabkan berita
bohong, fitnah, dan pencemaran nama baik.
Citizen journalism, didefinisikan sebagai praktik jurnalistik yang dilakukan oleh
individu biasa tanpa latar belakang wartawan profesional, menjadi semakin relevan dalam
era teknologi informasi dan media sosial. Kehadiran blog dan platform media sosial telah
memberikan setiap individu kesempatan untuk berperan sebagai wartawan,
mengumpulkan informasi, dan menyebarkannya kepada publik (Fadhilah, et. Al. 2021).
Praktik citizen journalism tidak terikat pada lembaga atau individu tertentu; para pelaku
ini mengumpulkan informasi atas inisiatif pribadi mereka dan menyebarkannya melalui
media sosial pribadi. Meskipun citizen journalism memberikan alternatif informasi ketika
media konvensional tidak dapat menjangkaunya, perlu diakui bahwa lahirnya fenomena
ini juga membawa risiko informasi yang tidak benar atau berita hoaks.
Dulu, sebelum internet menjadi dominan, wartawan dengan koran cetaknya memiliki
otoritas yang kuat dalam mengelola informasi. Namun, dengan munculnya citizen
2
journalism, kontrol informasi menjadi lebih transparan dan lebih banyak di tangan
masyarakat. Citizen journalism, atau journalisme warga, adalah aktivitas warga biasa yang
tidak memiliki latar belakang wartawan profesional namun aktif mengumpulkan fakta,
menyusun, menulis, dan melaporkan hasil liputannya di media sosial.
Berbeda dengan berita konvensional, journalisme warga menampilkan berita yang tidak
melalui proses editing secara ketat. Hal ini memunculkan potensi perubahan pengertian
dan persepsi masyarakat terhadap berita yang disampaikan. Tak hanya terbatas pada berita
berbentuk video, journalisme warga juga memanfaatkan fasilitas internet untuk
menyampaikan informasi penting melalui tulisan, gambar, dan video di blog pribadi atau
situs jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter (Ritonga, et al, 2022).
Perkembangan citizen journalism mencerminkan pergeseran paradigma dalam
penyampaian informasi, di mana peran utama dalam mengelola dan menyebarkan berita
tidak lagi terpusat pada lembaga media konvensional, melainkan telah tersebar di tangan
masyarakat luas. Fenomena ini, sementara memberikan keberagaman informasi, juga
menuntut kehati-hatian dalam mengelola dan memahami berita yang disajikan oleh citizen
journalist agar tetap menjaga integritas dan akurasi informasi.
Pentingnya menjaga etika dalam penyampaian berita tetap relevan, dengan berita yang
memenuhi unsur 5W1H (what, when, where, why, who, how) dan mengakomodasi sudut
pandang yang beragam (cover both sides). Citizen journalism tidak seharusnya menjadi
ancaman bagi jurnalis profesional; keduanya dapat berjalan berdampingan. Citizen
journalism bahkan dapat menjadi sumber stimulasi atau informasi awal bagi jurnalis
profesional dalam mengumpulkan berita dengan riset yang matang dan analisis yang
cermat.
Fenomena citizen journalism perlu dilihat sebagai peluang untuk memacu para jurnalis
profesional dalam menyajikan berita dengan cepat, dalam, lengkap, dan akurat. Dalam
konteks ini, citizen journalism tidak hanya menjadi sumber informasi tetapi juga mengasah
kepekaan masyarakat terhadap nilai berita dari setiap kejadian di sekitar mereka. Peran
dan fungsi citizen journalism sejalan dengan jurnalistik pada umumnya, berperan sebagai
sumber informasi, hiburan, kontrol sosial, dan agen perubahan. Keberadaan citizen
journalism memperluas jaringan informasi dan sumber informasi, menjadi penting untuk
media mainstream, dan mendukung peran wartawan dalam menyampaikan informasi
kepada masyarakat (Sukartik, D. 2016).
3
B. Bentuk-bentuk Citizen
Menurut J.D. Lasica, media citizen journalism dapat dikelompokkan menjadi beberapa
jenis, seperti:
a) Audio Participation: Melibatkan komentar pengguna yang terlampir pada berita, blog
pribadi, foto, atau video yang diambil dari handycam pribadi, serta berita lokal yang
ditulis oleh anggota komunitas.
b) Independent News and Information Website: Melibatkan situs web berita atau
informasi independen seperti Consumer Reports, Drudge Report, yang terkenal
dengan "Monigate"-nya.
c) Full-Fledged Participatory News Sites: Melibatkan situs berita partisipatoris murni
atau situs kumpulan berita yang dibuat dan dipublikasikan oleh warga, seperti
OhmyNews, NowPublic, dan GroundReport.
d) Collaborative and Contributory Media Sites: Melibatkan situs media kolaboratif
seperti Slashdot, Kuroshin, dan Newsvine.
e) Other Kinds of "Thin Media": Bentuk lain dari media "tipis" seperti mailing list dan
newsletter email.
f) Personal Broadcasting Sites: Melibatkan situs penyiaran pribadi seperti KenRadio.
4
3. Tidak Representatif: Meskipun mencakup berbagai perspektif, tidak semua orang
bersedia berpendapat, mungkin karena ketakutan akan perbedaan pendapat (Syifa,
S.A. 2015).
Citizen journalism memiliki dampak positif dan negatif, dan sebagai pembaca, kita
dituntut untuk mampu menilai kebermanfaatan suatu berita sekaligus menyadari potensi
kekurangannya.
5
D. Kasus Citizen Journalism di Indonesia
Setelah dijelaskan sebelum terkait Citizen Journalism maka selanjutnya saya akan
menguraikan beberapa kasus yang pernah ada berkaitan dengan Citizen Journalism yang
ada di Indonesia sebagai berikut :
1. Gempa bumi di Lombok pada tahun 2018 dan kerusuhan di Papua pada tahun 2019
menjadi contoh nyata bagaimana warga menggunakan media sosial, seperti Twitter
dan Facebook, sebagai alat untuk menyampaikan informasi aktual mengenai situasi di
daerah mereka. Mereka tidak hanya berbagi lokasi pengungsian, tetapi juga
memperbarui mengenai kebutuhan bantuan yang mendesak.
Tindakan ini menegaskan bahwa citizen journalism dapat berfungsi sebagai
sumber informasi utama dalam situasi darurat atau konflik di Indonesia.
2. Warga yang terlibat aktif menggunakan platform media sosial untuk menyebarkan
video dan foto dokumentasi kejadian di Papua, menggambarkan kekerasan yang terjadi
dan memberikan sudut pandang yang mungkin tidak diberikan oleh media konvensional
(Handriatmaja, C.D. 2013).
3. ketika terjadi banjir di Jakarta pada awal tahun 2020. Banyak warga Jakarta yang
menggunakan media sosial seperti Twitter dan Instagram untuk membagikan informasi
tentang situasi terkini di daerah mereka, termasuk lokasi pengungsian dan bantuan yang
dibutuhkan.
4. pada saat terjadi kerusuhan di Papua pada tahun 2019, banyak warga Papua yang
menggunakan media sosial untuk membagikan informasi tentang situasi di daerah
mereka, termasuk video dan foto yang menunjukkan kekerasan yang terjadi. Hal ini
menunjukkan bahwa citizen journalism dapat menjadi sumber informasi yang penting
dalam situasi-situasi darurat atau konflik yang terjadi di Indonesia.
5. Di kalimantan selatan juga dapat dilihat pada terjadi bencana banjir banua yang
melanda 13 Kabupaten di Kalimantan Selatan, warga terdampak bencana banjir
menggunakan media sosial dalam bentuk foto, video, dan tulisan yang menggambarkan
bagaimana kondisi mereka dan apa yang mereka butuhkan.
Meskipun citizen journalism menjadi alat yang efektif dalam menyebarkan informasi
darurat, praktik ini juga dihadapkan pada sejumlah tantangan. Pelanggaran terhadap
pencemaran nama baik dan ketidakpastian mengenai objektivitas masih menjadi masalah
yang dihadapi oleh sebagian masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi para pelaku citizen
journalism untuk memahami dan mematuhi etika serta kode etik jurnalistik saat
melaporkan berita (Ayu, A.M. 2014).
6
Dalam menghadapi situasi darurat atau konflik, citizen journalism dapat memberikan
kontribusi yang signifikan, tetapi keberlanjutan dan keandalan praktik ini bergantung pada
kesadaran dan komitmen para pelakunya untuk menjaga integritas dan kredibilitas
informasi yang disampaikan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam konteks dinamika media modern di Indonesia, fenomena Citizen Journalism
telah menciptakan pergeseran paradigma signifikan. Partisipasi aktif masyarakat dalam
proses pengumpulan, penyuntingan, dan penyebaran informasi melalui platform-media
digital telah menjadi bagian integral dari peta media di tanah air. Munculnya Citizen
Journalism di Indonesia dapat dilihat sebagai kemajuan positif yang memberikan suara
kepada warga, memperluas keragaman perspektif, dan menjadikan media lebih responsif
terhadap kebutuhan lokal. Kasus-kasus seperti penggunaan media sosial saat gempa di
Lombok dan kerusuhan di Papua menegaskan bahwa citizen journalism dapat menjadi alat
yang efektif dalam menyampaikan informasi darurat serta mengatasi keterbatasan media
konvensional.
Namun, tidak dapat diabaikan bahwa praktik Citizen Journalism juga menimbulkan
tantangan serius. Pelanggaran terhadap etika, ketidakpastian objektivitas, dan risiko
penyebaran informasi palsu merupakan isu yang harus diatasi oleh para pelaku dan
konsumer citizen journalism. Oleh karena itu, keberlanjutan dan efektivitas Citizen
Journalism di Indonesia memerlukan pemahaman dan komitmen terhadap prinsip-prinsip
jurnalistik yang benar dan etika yang ketat.
Dengan mempertimbangkan potensi positif dan risiko yang terkait, penting bagi
masyarakat, pemerintah, dan media konvensional untuk mendukung perkembangan
Citizen Journalism dengan mempromosikan literasi media, memberikan pelatihan, dan
mendorong kepatuhan terhadap etika. Dalam keseluruhan, Citizen Journalism dapat terus
menjadi kekuatan positif yang berkontribusi pada keragaman informasi, kontrol sosial, dan
advokasi perubahan dalam lanskap media Indonesia.
B. Saran
Pada penulisan makalah ini penulis menyadari banyak terdapat kekuranagan dari segi
sistematika penulisan maupun referensi penulisan, sehingga besar harapan penulis bahwa
7
para pembaca dapat memberikan saran dan masukan agar kedepannya penulis dapat
memperbaiki tulisan ini.
8
DAFTAR PUSTAKA
Ayu, A. M. (2014). Peran Citizen Journalism dalam Menyajikan Informasi Kepentingan Publik
Melalui Media Masa: Studi Kasus NET Citizen Journaslist. Universitas Indonesia. Depok.
Fadhilah, S. K., Fajarini, S. D., & Riswanto, R. (2021). PERAN CITIZEN JOURNALISM
DALAM MENGAKAMODIR INFORMASI (Studi pada Akun Instagram@
Bengkuluinfo). JURNAL MADIA, 2(1).
Ritonga, M. H. A., Siregar, Y. D., & Rasyid, A. (2022). Citizen Journalism Dalam Pemberitaan
Di Kota Medan Melalui Media Sosial Instagram Medantalk. Sibatik Journal: Jurnal Ilmiah
Bidang Sosial, Ekonomi, Budaya, Teknologi, Dan Pendidikan, 1(12), 2813-2822.
Syifa, S. A. (2015). Peluang Dan Tantangan Citizen Journalism Di Indonesia. Jurnal Ilmu
Komunikasi, 7(2), 27-38.
Sukartik, D. (2016). Peran jurnalisme warga dalam mengakomodir aspirasi masyarakat. Jurnal
Dakwah Risalah, 27(1), 10-16.