Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“JURNALISME WARGA”

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Jurnalistik


Dosen Pengampu :
Hasanudin, M.Pd.

Disusun oleh :
Ari Irfan M P22022002
Fina Nofiyanti P22022018
Syipa Harwati P22022036

Kelas : DIKMAT 2B (Virtual)

PROGRAM PENDIDIKAN MATEMATIKA


SEKOLAH TINGGI KEJURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ( STKIP )
YASIKA MAJALENGKA
2023-2024
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan
kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini.Atas rahmat dan hidayah-Nya
lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Juornalisme Warga”.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Juornalisme
Warga”,dan untuk memenuhi tugas Bapak Hasanudin,M.Pd pada mata kuliah Jurnalistik di
STKIP Yasika Majalengka.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan kami, untuk itu kepada dosen mata kuliah Jurnalistik, kami meminta
masukannya demi perbaikan pembuatan makalah kami dimasa yang akan datang serta
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Majalengka, 20 Desember 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan Makalah .......................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN....................................................................................3

2.1 Perkembangan Citizen Journalism ...........................................................3

2.2 Pengertian Citizen Journalism ..................................................................4

2.3 Bentuk ( Media) Citizen Journalism ...................................................5

2.4 Peran dan Fungsi Citizen Journalism ..................................................5

2.5 Jenis-jenis Citizen Journalism ..............................................................6

2.6 Kelebihan dan Kekurangan Citizen Journalism................................7

2.7 Tantangan Citizen Journalism ..............................................................8

BAB 3 PENUTUP .............................................................................................9

3.1 Kesimpulan ...............................................................................................9

3.2 Saran .........................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................10


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Media baru merupakan media kotemporer yang memberikan wahana baru dalam
aktualisasi pemberitaan. Masyarakat dimudahkan dalam memperoleh informasi yang
mereka inginkan tanpa harus dibatasi oleh ruang dan waktu. Internet merupakan media
baru yang pada gilirannya juga telah menghadirkan cara baru untuk memperoleh
informasi, berbagi informasi serta cara baru untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Tidak hanya itu, kehadiran internet juga menghadirkan sekian macam bentuk jurnalisme
baru yang sebelumnya tidak kita kenal.

Munculnya Citizen Journalism yang berkembang saat ini tidak dapat dipungkiri lagi.
Citizen Journalism merupakan genre yang sudah menggejala dalam masyarakat digital.
Menuliskan pengalaman yang ditemukan dalam kegiatan sehari-hari dilingkungannya
bisa juga masuk dalam kategori Citizen Journalism. Seorang Citizen Journalist ketika
memberikan informasi juga tidak kalah akurat dengan yang disampaikan oleh wartawan
profesional.

Hal ini didukung dengan kecanggihan teknologi yang sangat mumpuni dalam
memenuhi kebutuhan informasi masyarakat. Saat ini Citizen Journalism tidak hadir
sebagai saingan tetapi alterative yang memperkaya pilihan dan referensi. Berita tidak lagi
dilihat sebagai produk yang didominasi oleh wartawan dan institusi pers, tetapi
masyarakat biasa juga bisa masuk dalam ekosistem media sebagai unsur yang aktif
berinteraksi. Salah satu perkembangan teknologi informasi yang juga mendukung
berkembangnya Citizen Journalism adalah hadirnya berbagai situs jejaring social dan
juga situs penyedia blog.
Twitter merupakan media jejaring social yang paling banyak digunakan masyarakat
terutama oleh mahasiswa untuk saling berbagi informasi yang ada disekitarnya. Twitter
adalah layanan microblogging yang memungkinkan penggunanya untuk mengirim
pembaharuan status atau informasi berupa tulisan teks dengan maksimal karakter terbatas
yaitu 140 karakter. Inilah yang digunakan para Citizen Journalist dalam berbagi kabar
terbaru. Dengan layanan following dan follower pada Twitter, pengguna dapat berbagi kabar
dengan pengguna lain yang tergabung sebagai followers – nya.

Dengan ke–update–an beritanya, para pengguna Twitter dapat dengan cepat


memperoleh informasi atau kabar terbaru mengenai sesuatu hal yang mungkin belum
semua orang mengetahuinya. Menurut data yang dilansir situs Semiocast Dot Com,
jumlah tweeps di Indonesia sebanyak 19,5 juta orang. Kesederhanaan, jangkauan
penyebaran informasi yang cepat dan luas dibandingkan media jejaring social lain
seperti Facebook menjadikan Twitter lebih menjadi pilihan dalam mendukung praktek
jurnalistik. Dengan kecanggihan teknologi yang ada saat ini, aplikasi layanan Twitter di
telepon selular semakin memberikan kemudahan tersendiri bagi pengguna Twitter untuk
berbagi kabar dengan cepat dimanapun dan kapanpun.

Pengguna Twitter tanpa latarbelakang pendidikan dan pelatihan jurnalistik


dapat dengan mudah menggunakan aplikasi layanan internet yang ada di telepon
selularnya. Kemudahan inilah yang dimanfaatkan oleh mahasiswa. Mahasiswa yang
cenderung selalu mengikuti trend bisa dengan mudah mengaplikasikan konsep Citizen
Journalism di Twitter melalui telepon selularnya. Hal inilah yang mendasari peneliti
untuk melakukan penelitian ini.

Dengan perkembangan teknologi dan komunikasi yang ada, telah mampu


menciptakan bentuk jurnalisme baru dan munculnya berbagai media baru yang semakin
memudahkan kita untuk berbagi informasi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Informasi seperti apa yang diperoleh dan sesuai dengan kebutuhan
informasi mahasiswa melalui jurnalisme warga?
2. Bagaimana dampak dari informasi tersbeut bagi mahasiswa?
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
1. Untuk mengetahui informasi yang sesuai dengan kebutuhan informasi
mahasiswa melalui Jurnalisme Warga.
2. Untuk mengetahui dampak dari informasi yang dihasilkan Jurnalisme
warga dikalangan mahasiswa.

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan Citizen Journalism


Perkembangan Citizen Journalism bermula pada era 1980 – an di Amerika Serikat.
Pada saat itu, kegiatan jurnalistik tidak hanya dilakukan oleh wartawan profesional,
tetapi juga dilakukan oleh masyarakat. Di Indonesia sendiri Citizen Journalism
berkembang seiring dengan hadirnya blog – blog milik masyarakat biasa. Masyarakat yang
cenderung mengikuti perkembangan teknologi, tidak lagi tergantung pada media
konvensional, tetapi mereka memanfaatkan media internet untuk memperoleh informasi.
Menurut pernyataan pakar komunikasi AS yang termuat di jurnal flamedia. net, secara
garis besar menyebutkan bahwa fenomena bom informasi terjadi pada dua dekade terakhir.
Pada awalnya menciptakan sensasi kejutan (shock), kemudian menjadi sebuah kebutuhan
(needs) dan akhirnya tiba pada tahap terakhir yaitu sebagai penyangga kehidupan sehari –
hari. Artinya, keberadaan Citizen Journalism tidak begitu saja muncul. Berawal dari proses
perkenalan kepada masyarakat hingga menjadi sebuah kebutuhan yang sampai pada saat ini
melekat dalam kehidupan sehari – hari (Haryati,et.al.2007:27).
Menurut Maman A. Rahman dalam blog Kompasiana.com menjelaskan bahwa
perkembangan Citizen Journalism memberikan arah yang menggembirakan belakangan ini.
Menurutnya ada 5 pilar yang dapat memperkuat posisi Citizen Journalism kedepannya.
Kelima pilar tersebut ialah:
1. Sumber Daya Manusia (SDM). Pilar yang sangat penting dalam Citizen
Journalism adalah adanya warga atau masyarakat yang mempunyai kesadaran
untuk berbagi informasi melalui media secara sukarela (voluntary). Kesadaran ini
perlu dilandasi atas kemauan untuk menolong sesama dan semangat untuk
melihat dunia yang lebih baik.
2. Kuatnya kelas menengah. Istilah kelas menengah tidak mudah untuk
didefinisikan. Namun, secara sederhana bisa dikatakan kelompok masyarakat
yang sudah tidak mempersoalan kebutuhan dasarnya (sandang, pangan dan
papan). Menurut Data Biro Pusat Statistik pada 1999 dan 2009 di Indonesia,
jumlah kelas menengah itu tumbuh pesat dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.
Pada 1999 kelompok kelas menengah baru 25 persen atau 45 juta jiwa, namun
satu dekade kemudian melonjak jadi 42,7 persen atau 93 juta jiwa. Berbagai data
menunjukkan bahwa kebanyakan pegiat social media adalah kelas menengah,
yaitu kelompok yang mempunyai akses ekonomi yang memadai.Meningkatnya
masyarakat kelas menengah di Indonesia dalam 10 tahun belakangan ini
berpotensi besar meningkatkan dan memperkuat keberadaan CitizenJournalism.
3. Keberadaan social media. Partisipasi warga untuk berbagi informasi ke
masyarakat luas membutuhkan sebuah media. Perkembangan Teknologi
Informasi yang semakin canggih, memudahkan warga untuk berbagi informasi
baik berupa tulisan, foto, gambar maupun audio video. Beragam informasi itu bisa
disampaikan melalui social media yang tersedia secara gratis di dunia maya.
Keberadaan social media ini menjadi pilar yang sangat penting bagi tumbuh dan
berkembangnya Citizen Journalism.
4. Pengetahuan yang memadai bagi warga tentang Citizen Journalism. Pengetahun
ini meliputi pengetahuan tentang pentingnya Citizen Journalism, teknis
Journalism sampai pengetahuan tentang keterampilan menggunakan Teknologi
Informasi. Pengetahun ini sangat penting untuk membantu tumbuh dan
berkembangnya Citizen Journalism berbasis online.
5. Adanya regulasi (aturan) yang memberikan ruang kebebasan yang mewadahi bagi
lahirnya informasi kritis. Aturan ini perlu bagi para citizen journalist untuk
memberikan kenyamanan dan kepastian keamanan bagi dirinya.

2.2 Pengertian Citizen Journalism

Citizen journalism atau jurnalisme warga adalah kegiatan partisipasi aktif yang
dilakukan oleh masyarakat dalam kegiatan pengumpulan, pelaporan, analisis serta
penyampaian informasi dan berita. Dalam jurnalisme warga, masyarakat tidak hanya
menjadi konsumen media tapi juga bisa terlibat dalam proses pengelolaan informasi itu
sendiri. Pelibatan itu meliputi membuat, mengawasi, mengoreksi, menanggapi, atau
sekadar memilih informasi yang ingin dibaca. Karena itu, dikatakan bahwa jurnalisme
warga tidak hanya memberi tempat tapi juga menyarankan dan mendorong pembaca untuk
terlibat di dalamnya. Meskipun terlihat egaliter dan partisipatif, jurnalisme warga adalah
praktik yang timpang dan diskriminatif karena hanya bisa diakses oleh warga yang
memiliki modal atau syarat-syarat yang tidak semua orang memilikinya. Ketika seseorang
tak mampu secara ekonomi berlangganan internet, maka akan sulit baginya terlibat dalam
praktik jurnalisme warga berbasis internet. Mungkin saja ada strategi-strategi alternatif
yang dilakukan agar bisa mengakses internet dan terlibat dalam praktik jurnalisme warga.
Namun, mereka yang punya modal kuat berpeluang tetap diuntungkan. Mereka yang
terlibat harus paham pula bagaimana mengelola informasi dengan baik, tetapi sementara
tidak semua warga mampu melakukannya.

2.3 Bentuk-bentuk Citizen Journalism

D. Lasica dalam Nurudin (2009) lewat tulisannya dalam online journalism


review (2003) pernah membagi media untuk citizen journalism dalam beberapa bentuk,
yaitu:

1. Partisipasi audiens (seperti komentar-komentar pengguna yang dilampirkan untuk

mengomentari kisah berita, blog pribadi, foto atau video gambar yang ditangkap
dari
kamera HP, atau berita lokal yang ditulis oleh penghuni sebuah komunitas).
2. Berita independen dan informasi yang ditulis dalam website.
3. Partisipai di berita situs. Berisi komentar-komentar pembaca atas sebuah berita
yang
disiarkan oleh media maintsream tertentu. Beberapa koran seperti Media Indonesia,
Koran Tempo membuka space komentar dari pembaca tentang sebuah berita yang
Disajikan.
4. Tulisan ringan seperti dalam milis, dan email.
5. Situs pemancar pribadi (video situs pemancar).
2.4 Peran dan Fungsi Citizen Journlism
Peran dan fungsi citizen journalism sama seperti peran dan fungsi jurnalistik pada
umumnya, yaitu sebagai sumber informasi, hiburan, kontrol sosial, hingga agen perubahan.
Dengan adanya citizen journalism jaringan-jaringan informasi dan sumber informasi akan
lebih luas. Bahkan citizen journalism sering menjadi sumber informasi penting untuk
mainstream media.
Ketika wartawan tidak selalu tahu semua informasi maka dengan adanya citizen
journalism, informasi tersebut dapat sampai kepada masyarakat melalui media massa.
Citizen journalism juga sering dimanfaatkan perusahaan media massa sebagai salah satu
sumber berita disamping wartawan yang bekerja pada perusahaan tersebut. Maka, Citizen
Journalism dapat dengan sendirinya:
1. Membuka ruang untuk komentar publik, dimana pembaca bisa bereaksi, memuji,
mengkritk, atau menambahkan bahan tulisan jurnalis professional.
2. Menambahkan pendapat masyarakat sebagai bagian dari artikel yang ditulis jurnalis
professional. Biasanya ada kontribusi pendapat dari luar jurnalis, dimana foto
kontributor akan ikut diterbitkan.
3. Kolaborasi antara jurnalis professional dengan non jurnalis yang memiliki
kemampuan dalam materi/ bidang yang akan dibahas dalam artikel tersebut, sebagai
bantuan dalam peranan citizen journalism mengarahkan atau memeriksa keakuratan
artikel.

2.5 Jenis-jenis Citizen Journalism


Citizen journalism memiliki berbagai jenis di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Print journalism
Jurnalisme warga biasanya menghasilkan sebuah berita dalam bentuk
tulisan yang dicetak ke dalam bentuk brosur atau flyer.
b. Broadcast journalism
Saat ini ada beberapa media massa yang memanfaatkan konsep citizen
journalism dengan menerima berita dalam bentuk video, foto, tulisan dari warga
yang nantinya akan dipublikasikan melalui broadcasting.
c. Internet journalism
Jurnalisme warga mungkin saat ini paling sering ditemui lewat internet
journalism. Banyak warga yang memanfaatkan media sosialnya untuk
menyebarkan informasi berita. Baik itu berupa foto, video maupun tulisan.

d. Photojournalism
Photojournalism bisa menjadi wadah untuk citizen journalism yang
memiliki bakat foto yang bagus dan bisa memiliki kesempatan menjadi jurnalis
profesional.

2.6 A. Kelebihan Citizen Journalism


Citizen journalism dapat menjadi stimulasi atau informasi awal untuk para jurnalis
profesional dalam melakukan pengumpulan berita. Berikut daftar kelebihan jurnalisme
warga:
a) Menyebarkan informasi lebih cepat
Pada situasi tertentu seperti konflik senjata, bencana, dan
kecelakaan,
penyebaran informasi yang cepat tentu sangat dibutuhkan masyarakat untuk
segera mendapatkan kejelasan.
b) Berita yang disebarkan tanpa sensor
Dalam isu-isu tertentu biasanya ada beberapa informasi, foto, atau
video yang disensor tapi pelaku jurnalisme warga sering menerobos aturan
sensor yang ditegakkan dalam aturan broadcasting.
c) Berita yang tersebar lebih beragam
Citizen journalism tidak memberlakukan proses setting, sehingga
banyak warga yang memproduksi berita sesuai yang mereka ketahui. Jadi
semakin banyak pula informasi yang diterima oleh masyarakat.
B. Kekurangan Citizen Journalism
Munculnya jurnalisme warga ini tentunya tidak selamanya membuahkan
dampak
positif. Mereka juga memiliki dampak negatif, yaitu:
a) Berpotensi tersebarnya berita hoax
Jurnalisme warga menjadi solusi agar masyarakat dapat mengetahui
informasi dengan lebih cepat. Namun sayangnya tidak semua orang mampu
mengkroscek kebenaran berita sehingga hal tersebut dapat berakibat
tersebarnya berita hoax.
b) Kurangnya akurasi data
Informasi yang disebarkan oleh jurnalisme warga seringkali
dianggap kurang akurat, pasalnya mereka tidak melakukan investigasi lebih
jauh. Hal ini tentu berbeda dengan jurnalis profesional. Mereka mampu
memproduksi berita sesuai nilai, fakta, dan akurat.

2.7 Tantangan citizen journalism


Menurut Nurudin (2010:67) menyebutkan bahwa ada tantangan yang harus
dihadapi Citizen Journalism, yaitu:
A. Masalah profesionalisme. Seorang jurnalis adalah seorang yang profesional.
Dia
bekerja karena sesuai dengan profesinya sebagai jurnalis yaitu untuk mencari,
mengumpulkan dan menginformasikan kepada masyarakat. Karena profesi
itulah mereka digaji. Sedangkan seorang Citizen Journalist, mereka melakukan
kegiatan Citizen Journalism untuk sekedar hobi.
B. Seorang jurnalis adalah orang yang terlatih. Mereka memiliki keahlian dalam
membuat berita dan menginformasikannya kepada khalayak.Misalnya, beita
inverstigasi, features, straight news dan sebagainya. Mereka membutuhkan
keahlian khusus dan latihan yang tidak gampang.
C. Jurnalis terikat oleh sistem. Selama ini jurnalis terikat dengan media massa,
dan media massa terikat dengan undang – undang tertentu. Artinya, pers
tunduk pada sistem pers dan sistem pers tunduk pada sistem politik. Jadi,
apabila narasumber mengatakan off the record, maka wartawan juga tidak
boleh menuliskannya di media yang bersangkutan. Tetapi lain halnya dengan
yang terjadi pada Citizen Journalist. Blogger misalnya, individu tersebut bebas
menuliskan apa saja di blognya dan hanya tunduk pada web – sitenya atau
layanan fitur dalam web tersebut.
D. Jurnalis bukan anonim. Kemunculan Citizen Journalism seolah menjadi lawan
dari nation state. Dalam nation state, warga negara adalah individu yang
mempuyai bukti legal menjadi warga negara di sebuah negara tersebut. Maka,
Citizen Journalism adalah kegiatan seorang warga negara yang legal bukan
ilegal. Sementara itu, penguasaan seseorang akan internet atau media sosial
tidak mensyaratkan bahwa mereka merupakan warga negara legal. Tidak
sedikit dari mereka yang merupakan imigran. Padahal seorang wartawan selalu
memiliki tanda pengenal yang lengkap sebagai bukti bahwa dia legal.
E. Jurnalis terikat oleh hukum. Seorang jurnalis ketika melakukan pemberitaan
yang berisi kebohongan mereka akan berurusan dengan hukum. Berbeda
dengan Citizen Journalist, mereka tidak memiliki aturan hukum yang jelas.
Jadi, ketika
mereka melakukan kesalahan atau kebohongan tidak akan ada aturan yang
dapat memenjarakannya.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Citizen journalism atau jurnalisme warga adalah kegiatan partisipasi aktif yang
dilakukan oleh masyarakat dalam kegiatan pengumpulan, pelaporan, analisis
sertapenyampaian informasi dan berita. Dalam jurnalisme warga, masyarakat tidak hanya
menjadi konsumen media tapi juga bisa terlibat dalam proses pengelolaan informasi itu
sendiri. Pelibatan itu meliputi membuat, mengawasi, mengoreksi, menanggapi, atau
sekadar memilih informasi yang ingin dibaca. Karena itu, dikatakan bahwa jurnalisme
warga tidak hanya memberi tempat tapi juga menyarankan dan mendorong pembaca
untuk terlibat di dalamnya.
3.2 Saran
Untuk citizen journalism sebaiknya menyampaikan berita berdasarkan kebutuhan
audiens, sehingga menghindari cara-cara clickbait.Program citizen journalism perlu
mensosialisasikan keberadaannya agar dapat diketahui oleh seluruh citizen journalism
sehingga dapat menjadi anggota program tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Allan, Stuart. 2006. Online News. Two Penn Plaza. New York

Baxter, Leslie and Earl Babbie. 2004. The Basics of Communication Research.

The University of Otawa.


Berkman, I Robert and Christopher A. Shumway. 2003. Digital Dilema: Ethical
Issues for Online Media Proffesionals. Iowa State Press.

Bowman, S. and Willis, C. "We Media: How Audiences are Shaping the Future of News
and Information." 2003, The Media Center at the American Press Institute.

Citizen Journalism. 2005. Nieman Report. Vol 59. No. 4, Halaman 4-5

Anda mungkin juga menyukai