Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KAPITA SELEKTA JURNALISTIK

“ISU-ISU KONTEMPORER JURNALISTIK & RESEARCH IN JURNALISM”

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3:

Sri Jumiarti ( 2020503036 )

Muhammad Hafiz Haryanto ( 2020503051 )

Annisa Mafiro ( 2020503055 )

Muhammad Dhezan Dwi Moza ( 2110503001 )

M. Abiyu Al-Zaky ( 2110503002 )

Angga Aprian Aprian ( 2120503014 )

Alensky Perlika ( 2120503020 )

Dosen Pengampuh : Sumaina Duku, M.Si

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

PRODI JURNALISTIK

TAHUN AJARAN 2023


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 3
BAB 1 ............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 4
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................................... 4
BAB 2 ............................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 5
2.1 Pengertian Isu Kontemporer ................................................................................................. 5
2.2 Isu-isu Kontemporer Jurnalistik di Era Modern. .................................................................. 5
2.3 Research in journalis ............................................................................................................. 8
BAB 3 ........................................................................................................................................... 11
PENUTUP..................................................................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 12

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami ucapkan kepada Allah SWT, karena dengan Ridho-Nya sehingga
makalah dapat terselesaikan tepat waktu. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada
Baginda Rasulullah SAW, semoga kita mendapat syafaatnya di hari akhir kelak. Aamin.

Makalah diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kapita Selekta Jurnalistik dengan
judul “Isu-Isu Kontemporer Jurnalistik & Research In Jurnalism”. Setiap Bab dalam Makalah ini
berisi rangkuman materi yang singkat namun padat serta disusun secara sederhana sehingga
pembaca dapat dengan mudah memahami konsep-konsep didalam makalah ini.

Terima kasih Kami ucapkan kepada dosen pengampu Ibu, Sumaina Duku, M.Si yang
senantiasa membimbing dan memberikan saran-saran demi kesempurnaan makalah ini.

Kami menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dalam penulisan maupun isi dari
makalah ini. oleh karenanya, saran dan kritik sangat kami harapkan demi perbaikan makalah ini.
Harapan kami, semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca sekalian dan para mahasiswa
yang tenga menempuh Pendidikan.

Palembang, 15 Maret 2023

Kelompok 3

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Secara global, jurnalisme telah berkembang dari waktu ke waktu, sejalan dengan perubahan
berbagai aspek dalam masyarakat, seperti sosial, budaya, politik, agama, ekonomi, termasuk
teknologi komunikasi. Demokrasi sering menjadi kambing hitam keterbatasan ruang gerak piers
atau praktik-praktik jurnalisme. Di Indonesia, runtuhnya ordebaru telah memberikan kesempatan
bagi pers yang Iebih demokratis. Namun eksistensi pers, jurnalisme, serta jurnalis-jurnalis yang
berkecimpung di dalamnya justru terancam melemah karena kelemahan beradaptasi pada
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Di riegara-negara dengan tingkat
konektivitas internet yang baik, internet telah mengubah cara orang-orang berkomunikasi secara
dramatis. Terjadi dialektika antara perkembangan TIK dan perubahan sosial, termasuk pada
perubahan cara-cara produksi dan konsumsi media, serta berubahnya praktik-praktik jurnalisme
dalam berbagai aspek. Kondisi ini memunculkan pertanyaan, jika orang orang telah demikian
mudah saling bertukar informasi, masihkah jurnalisme diperlukan? Jurnalisme hanya akan tetap
eksis bila mampu beradaptasi dan responsif terhadap perubahan dan Makalah ini bertujuan untuk
mengupas tuntas mengenai isu-isu kontemporer yanga ada dibidang jurnalistik dalam era modern
saat ini, sehingga para pembaca khususnya mahasiswa dapat memahami isu-isu terkini yang
terjadi didalam dunia jurnalisme.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana isu-isu kontemporer?
2. Apa saja isu-isu kontemporer jurnalistik di era modern?
3. bagaimana research in journalism?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk menjelaskan tentang isu-isu kontemporer
jurnalistik serta isu-isu kontemporer jurnalistik di era modern dan research in journalism

4
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Isu-isu Kontemporer


Isu sendiri memiliki arti masalah yang dikedepankan atau topik yang sedang hangat
diperbincangkan, beritanya masih menjadi hilir yang tak asing dikalangan masyarakat.

Sedangkan kontemporer itu sendiri memiliki arti kekinian, sesuatu yang terjadi sekarang
atau sesuatu yang menjadi trend pada masa sekarang.

Dari definisi diatas kita bisa menyimpulkan bahwa isu-isu kontemporer adalah suatu pokok
persoalan yang terjadi pada masa sekarang atau menjadi trending topik pada saat ini jadi solusi
penyelesaian nya harus sesuai dengan masa sekarang yaitu masa modern.

Berkembangnya isu-isu kontemporer dikarenakan banyaknya masalah-masalah baru yang


muncul dikarenakan berkembangnya teknologi yang tak disertai dengan kesiapan orang yang
mengalaminya.

Sehingga mau tidak mau orang-orang jaman sekarang terbawa arus karena kurangnya
kesiapan dalam menerima teknologi yg baru contohnya android yang semakin berkembang pada
saat ini bukan hanya berdampak baik tapi juga mempunyai dampak buruk pula yaitu rata-rata
masyarakat mulai menjadi pecandu android sehingga mereka sangat bergantung kepada android
tersebut dan menimbulkan kurangnya usaha untuk mencapai karena terlalu dimanjakan oleh
segala kemudahan yg ditawarkan android.

2.2 Isu-isu Kontemporer Jurnalistik di Era Modern

Isu-isu atau fenomena kontemporer dalam bidang jurnalistik dewasa ini semakin mudah
dijumpai. Dinamika jurnalisme telah terjadi sejak praktik jurnalisme itu terjadi, sejak praktik
jurnalisme masih berlangsung dengan cara-cara yang sangat sederhana sebagai cara
penyampaian informasi yang dinilai penting bagi masyarakat. Dinamika kemasyarakatan, seperti
aspek sosial budaya, agama, politik, ekonomi, teknologi, serta demokrasi kemudian akan
memengaruhi bagaimana praktik jurnalisme itu berlangsung.
Kami menemukan terdapat 3 isu-isu kontemporer yang terjadi di bidang jurnalistik
sebagai berikut :

1. Jurnalisme : Spirit, Ideologi, dan Pendekatan

Jurnalisme harus memiliki orientasi untuk apa dan untuk siapa ia ada. Untuk itu jurnalisme harus
memiliki spirit, ideologi, serta misi. Tentu saja spirit, ideologi, serta misi yang dimaksud

5
menyangkut landasan yang baik bagi praktik jurnalisme yang sehat. Bukan ideologi atau misi
pemilik media yang menggunakan medianya sebagai alat untuk memenuhi kepentingan
kelompok tertentu.

Seiring dengan dinamika masyarakat, praktik jumalisme tidak cukup sekedar menyampaikan
kabar-kabar penting pada masyarakat. Beberapa pelajaran berharga menunjukkan bahwa praktik
jumalismetanpa spirit atau ideologi yang kuat justru dapat menjadi bumerang. Sebut saja
jurnalisme perang yang mengabarkan berita kemenangan atau kekalahan antar pihak yang
berperang, seperti yang pernah dilakukan beberapa media besar pada perak Irak Amerika di awal
tahun 2000 lalu. Praktik jurnalisme perang seperti ini, awalnya terasa menarik, terbukti dari
pencapaian rating atau oplah media yang cukup tinggi. Namun akhirnya malah menimbulkan
kesadaran tentang betapa praktik-praktik seperti itu malah memancing konflik susulan dan
memperkeruh suasana. Kesadaran ini kemudian memunculkan gerakan penyadaran tentang
perlunya pendekatan damai atau advokasi dalam praktik jurnalisme.

Istilah jurnalisme damai kemudian muncul. Selain jurnalisme damai ataupun jurnalisme
advokasi, belakangan muncul pula pendekatan pro lingkungan dalam praktik jurnalisme.
Kesadaran tentang upaya-upaya konservasi atau penghematan energi, menghitung jejak karbon,
menunculkan pendekatan pro lingkungan. Jurnalisme lingkungan sebagai sebuah spirit atau
pendekatan tidak melulu berbicara tentang lingkungan hidup secara langsung. Jurnalisme
berorientasi lingkungan dapat membahas berbagai topik dari perspektif keseimbangan
lingkungan hidup. Sebagai contoh, topik-topik seperti rancangan anggaran belanja negara dapat
ditinjau dari perspektif lingkungan, dalam arti bagaimana dampak rencana pembangunan dan
penganggarannya terhadap keseimbangan lingkungan hidup.

2. Kemampuan Menggali dan Mengolah Karya

Secara tradisional, pada awal masa kerianya, seorang jurnalis biasanya telah diajari cara-cara
memperoleh informasi seperti melalui cara paper trail, people trail, elektronic trail termasuk
belakangan internet trail. Hal penting yang harus disadari oleh jurnalis adalah seberapa valid
informasi yang telah diperolehnya. Untuk itu jurnalis perlu disiplin melakukan verifikasi atas
informasi yang diperolehnya Meski teknologi informasi dan komunikasi terus berkembang,
sesungguhnya fiingsi mendasar jurnalis saat menggali dan mengolah data tetaplah sama. Jurnalis
harus menggali semua data yang relevan dengan topik yang ia kerjakan. Namun, perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi kemudian memperkaya dan mengembangkannya menjadi
teknik teknik yang lebih mutakhir. Pada saat melakukan peliputan, hal substansial yang perlu
dipahami dan dikuasai dengan baik oleh jurnalis adalah kemampuan untuk menggali, mengolah,
dan menyajikan data. Teknologi komunikasi dan informasi yang tersedia saat ini mendukung
ketersdiaan data yang sangat kaya yang sering diberi istilah big data. Limpahan data mengalir
setiap waktu, tersedia dalam berbagai bentuk, mulai dari data yang hanya merupakan kumpulan
angka hingga data yang telah diolah menjadi cerita. Semua data tersebut merupakan bahan baku
yang berlimpah bagi juenalisme.

6
Jurnalis hams memiliki kemampuan untuk memperoleh data dari berbagai sumber, mengerti
status atas data yang diperolehnya — misalnya apakah data tersebut termasuk data yang boleh
dipublikasikan atau tidak, mempu mengolahnya, dan menyajikan (memvisualisasikan) apa yang
terjadi secara baik sehingga menjadi mudah dan menarik untuk dicema.

Selain harus bisa menggali data yang dibutuhkan, memilih sumber informasi terpercaya saat
menggali data, melakukan klasifikasi dan analisis yang baik, Jurnalis hams bisa menempatkan
data yang diperolehnya pada konteks yang tepat. Misalnya, data apa saja yang diperlukan untuk
memahami kemiskinan di sebuah daerah. Apakah cukup dengan data pendapatan perkapita, atau
juga hams dilengkapi dengan data lain seperti perbandingan dengan harga bahan kebutuhan
pokok serta skala prioritas penggunaan uang bagi kelompok masyarakat tertentu. Setelah data
diperoleh, tentu saja data kemudian hams diolah dan disajikan dalam bentuk kisah.

Penggalian dan pengelolaan data tidak hanya dapat dilakukan sendiri atau sekelompok jumalis.
Jumalis atau sebuah tim redaksi juga dapat secara terstruktur untuk mengajak khalayak terlibat
aktif dalam pencarian informasi. Dengan kata lain data dapat diperoleh dengan cara
crowdsourcing, kolaborasi antara jurnalis dan khalayak, karena ini adalah era interaktivitas. Point
penting dari crowdsourcing adalah untuk memanfaatkan kecerdasan kolektif, bukan hanya
mengumpulkan konten dari para penyumbang informasi atau memanfaatkan jurnalisme warga
(Vehkoo, 2013)

3.Pemahaman Tentang Perilaku Khalayak Serta Nilai-Nilai Yang Berlaku Dalam


Masyarakat Baik Dalam Konteks Lokal Maupun Global

Jurnalistik merupakan serangkaian aktivitas yang bersifat melayani masyarakat. Karya yang
dihasilkan merupakan hasil akhir yang akan diberikan untuk masyarakat (atau kelompok
masyarakat tertentu). Media massa besar biasanya memiliki data tentang karakteristik
khalayaknya, baik data demografis, geografis, psikografis, maupun perilaku atau kebiasaan
khalayak mengakses media. Meski jumalis bekerja dalam media kecil atau bahkan bekerja
mandiri, jurnalis seyogyanya memiliki pengetahuan yang baik atas khayalak yang dilayaninya
atau target khalayaknya.

Agar mampu memilih data yang pantas disajikan, menentukan perspektif atas kisah yang diolah,
jurnalis harus mampu memahami nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Tentu tidak mudah
melaksanakan hal ini, mengingat tatanan atau nilai, etika, juga hukum yang berlaku dalam
sebuah kelompok masyarakat berbeda dengan masyarakat lainnya. Hal yang dianggap ringan dan
biasa saja bagi sebuah kelompok masyarakat, mungkin menjadi hal yang tabu bagi kelompok
masyarakat lainnya. Untuk itu jurnalis harus memiliki kemampuan untuk meletakkan sebuah isu
pada konteks yang tepat. Topik-topik tertentu seperti transgender atau topik yang mengandung
konflik dapat menjadi isu yang sulit untuk diolah. Pemahaman tentang nilai yang berlaku di
kalangan masyarakat tertentu dapat membantu jurnalis untuk menentukan perspektif serta
meletakkan isu tersebut pada konteks yang tepat.

7
Reposisi Jurnalis dan Jurnalisme

Ketersediaan teknologi komunikasi dan informasi telah mengubah perilaku produksi dan
konsumsi media. Khalayak Idni tidak lagi pasif. Khalayak tidak saja dapat aktif memilih
informasi, mereka jig a dapat mengolah dan menghasilkan informasi. Beberapa pengalaman
sukses yang telah diceritakan dalam tulisan ini menunjukkan bahwa jurnalisme tetap menarik
jika mampu memberikan value atau kemanfaatan bagi khalayak. Jurnalisme tetap menggairahkan
bagi khalayak jika memberikan peluang bagi khalayak untuk ikut berpartisipasi. Untuk itu
jurnalis harus menjalankan fungsi literasi bagi khalayak. Khalayak dapat diajak berkolaborasi
mengumpulkan informasi, jurnalis kemudian mengolah dan menyajikan informasi yang
terverifikasi. Jurnalis bisa tetap bekeija i i dalam media massa, namun ia dapat bekeRja secara
individu dan independen. Sebuah prediksi pernah disampaikan oleh Roger Fidler dalam bukunya
Mediamorfosis yang pertama kali terbit pada akhir tahun 90an, bahwa teknologi digital tidak
disangsikan lagi akan memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin meningkat, atas informasi
yang sesuai untuk setiap pribadi, namun semua itu tidak akan menghapuskan perlunya penilaian
dan analisis manusia. Ini berarti kebutuhan akan profesional media cenderung meningkat.
Namun jurnalis masa depan pasti membutuhkan keterampilan yang semakin bertambah dalam
penguasaan teknologi (Fidler, 2003). Prediksi tersebut temyata terbukti hingga puluhan tahun
sesudahnya. Jurnalis dan jumalisme dapat tetap eksis hanya bila ia adaptif dan responsif terhadap
perubahan.

2.3 Research in jurnalism


Penelitian jurnalistik memiliki banyak segi, melibatkan pencarian online, penelitian data, catatan,
survei, dan jajak pendapat; panggilan telepon dengan narasumber, ahli dan pejabat; wawancara
formal tatap muka, kunjungan ke perpustakaan dan arsip dan cara lama—pergi ke jalanan dan
berbicara dengan kenalan.

Yang di butuhkan hanyalah komputer (sebaiknya laptop), ponsel, akses Wi-Fi, dan rasa ingin
tahu. Dapatkan folder manila untuk menyimpan dokumen cetak dengan aman, buat folder di
laptop Anda untuk sumber daya online, dan selipkan buku catatan dan pulpen di tas Anda, untuk
mencatat di lapangan.

Berikut merupakan cara research in journalism:

• Riset online awal dapat membantu mengetahui seberapa banyak suatu topik telah diliput
dan di media apa. Ini akan membantu Anda memutuskan bagaimana menangani cerita
dan sudut apa yang harus dikejar. Catat saat pergi dan catat situs web yang telah
dijelajahi jika perlu menyediakan sumber daya dengan artike. Sangat mudah untuk
teralihkan secara online, jadi cobalah untuk tidak jatuh ke lubang kelinci, dan berhati-
hatilah saat menggunakan sumber online karena penuh dengan informasi yang tidak
diverifikasi dan dipertanyakan.

8
• Mengunjungi Perpustakaan karena Perpustakaan adalah surga bagi para peneliti. Baik itu
perpustakaan universitas atau cabang lokal ada sumber daya tak terbatas secara langsung
atau dapat diakses secara online. Perpustakaan dan arsip umum juga memiliki akses ke
salinan surat kabar yang mungkin ingin Anda gunakan untuk penelitian Anda. Beberapa
didigitalkan sementara salinan yang lebih lama tersedia di microfiche.

• Sumber Data Daring Internet telah membuka banyak pintu bagi jurnalis yang suka
menggunakan data dalam artikelnya. Analisis data dan juga dapat melakukan beberapa
wawancara "pria di jalan" (vox pops) lebih disukai dengan kamera atau perekam suara
digital dan mendapatkan pendapat orang yang berbeda tentang topik yang ditentukan dan
menggunakan hasilnya di karya yang kita buat. Mungkin jawaban seseorang akan sangat
mendalam sehingga kita ingin mewawancarai mereka lebih lanjut.

• Menggunakan Media sosial Telusuri situs media sosial jika ingin mencari tren. Dan juga
dapat menemukan ide untuk cerita dan topik. Tapi gunakan hati-hati. Itu harus hanya
batu loncatan dan tidak pernah digunakan sebagai sumber utama. Apa yang di-tweet
seseorang — betapapun terkenalnya mereka — bukanlah berita nyata. Membaca
postingan media sosial seringkali seperti mendengar diskusi hangat di bar lokal Anda. Itu
tidak secara akurat mewakili realitas atau sudut pandang publik. Itu hanya satu jendela
menarik di dunia kita, itu saja.

• Menghadiri Acara Sebagai produser PBS yang meliput isu internasional serta Bergabung
dengan grup online dan berlangganan buletin dan publikasi dapat bermanfaat untuk
tujuan penelitian. Sertakan organisasi nirlaba atau kelompok aktivis di bidang yang
diminati.

• Pertemuan tatap muka adalah cara terbaik untuk memahami inti cerita karena berbicara
dengan orang-orang dengan pengalaman langsung, menyerap suasana, berada di suatu
acara dan mampu menggambarkan adegan secara mendalam pada saat itu, adalah definisi
jurnalisme nyata — sepatu bot di tanah dan sepenuhnya tenggelam dalam cerita. Tentu
saja, karya seperti ini masih perlu didukung dengan fakta dan informasi tambahan, dan
mungkin sudut pandang alternatif, tergantung topiknya. Tapi mempersonifikasikan
sebuah berita atau fitur hanya membuatnya lebih menarik. Bayangkan menulis artikel
umum tentang tunawisma hanya dengan data dan informasi bekas. Ini bisa benar secara
faktual dan agak menarik tetapi bandingkan dengan pergi keluar dan berbicara dengan
orang-orang tunawisma, mendengarkan cerita mereka, dan mampu menggambarkan
kondisi kehidupan mereka. Itu membuat artikel yang lebih baik, dan refleksi masalah
yang lebih tulus dan jujur, tidakkah Anda setuju? Selalu minta izin sebelum

9
menggunakan nama asli seseorang. Banyak orang dalam keadaan sulit memilih untuk
tidak diidentifikasi.

• Kumpulkan Data Anda Sendiri Anda dapat menemukan data seperti jumlah kecelakaan
kereta api di negara bagian Anda di situs pemerintah. Tetapi untuk lebih dalam dan
menemukan lebih banyak detail, telusuri artikel surat kabar selama periode tertentu,
terutama surat kabar lokal, yang kemungkinan besar akan meliput berita ini. Anda
mungkin akan menemukan informasi lebih lanjut seperti keadaan dan nama. UU
Keterbukaan Informasi

• Jika Anda mengalami kesulitan mengakses informasi pemerintah, ingat saja sejak 1967,
Freedom of Information Act (FOIA) memungkinkan anggota masyarakat (termasuk
jurnalis) hak untuk meminta akses ke catatan dari agen federal mana pun. Dan akhirnya,
kata hati-hati. Jika Anda mengatur pertemuan langsung dengan kontak melalui telepon
atau online, pastikan pertemuan itu dilakukan di tempat umum seperti kafe, dan selalu
beri tahu seseorang di mana Anda akan berada. Kirim SMS ke teman atau orang penting
segera setelah Anda tiba di sana dan saat Anda pergi.

10
BAB 3

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Dari materi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa iss-isu kontemporer jurnalistik
merupakan, suatu pokok persoalan yang terjadi pada masa sekarang atau menjadi trending topik
pada saat ini jadi solusi penyelesaian nya harus sesuai dengan masa sekarang yaitu masa modern
yang berhubungan dengan dunia jurnalistik. Dan Fenomena kontemporer jurnalistik diera
modern ini mencakup 4 isu, yaitu jurnalisme: spirit, ideologi, dan pendekatan, kemampuan
menggali dan mengolah karya, pemahaman tentang perilaku khalayak serta nilai-nilai yang
berlaku dalam masyarakat baik dalam konteks lokal maupun global dan reposis jurnalisi dan
jurnaslime.

Penelitian jurnalistik memiliki banyak segi, melibatkan pencarian online, penelitian data,
catatan, survei, dan jajak pendapat; panggilan telepon dengan narasumber, ahli dan pejabat;
wawancara formal tatap muka, kunjungan ke perpustakaan dan arsip dan cara lama—pergi ke
jalanan dan berbicara dengan kenalan dan Yang di butuhkan hanyalah komputer (sebaiknya
laptop), ponsel, akses Wi-Fi, dan rasa ingin tahu. Dapatkan folder manila untuk menyimpan
dokumen cetak dengan aman, buat folder di laptop Anda untuk sumber daya online, dan selipkan
buku catatan dan pulpen di tas Anda, untuk mencatat di lapangan.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompasiana.com/lailatulqomariyah9464/5dfc424b097f363c157b62a2/isu-isu-
kontemporer

Pandan YudhaPramesti, Jurnalis dan jurnalisme dalam fenomena kontemporer, Vol.10,2015

https://www.usa.gov/statistics

https://www.cia.gov/library/readingroom/document/cia

https://heyday.xyz/blog/research-tips-for-journalists/

https://www.foia.gov

12

Anda mungkin juga menyukai