Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH PENGANTAR SOSILOGI

“GERAKAN SOSIAL DALAM MASYARAKAT MODERN”

DISUSUN OLEH KELOMPOK : 5


1. ISTI ALAM NUR (230222122)
2. FIRANIZA (230222124 )
3. EVITASARI (230222122)
4. SUCI AYU LESTARI (230222123)
5. SUCI RAMADHANI (230222120)

DOSEN PENGAMPU:
Ernawati, S.Pd, M.Pd

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK ADMINISTRASI PUBLIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SINJAI
2023
KATA PENGANTAR

Assalamualikum. Wr Wb.

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini berjudul “GERAKAN
SOSIAL DALAM MASYARAKAT MODERN ” disusun untuk memenuhi tugas mata
Pengantar Sosiologi

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang masyarakat. Melalui kajian-kajian sosiologis,
kita dapat memahami berbagai gejala sosial yang terjadi di tengah masyarakat. Pembahasan
mengenai sosiologi ini penting untuk dikaji lebih dalam guna menambah wawasan kita dalam
memahami dinamika kehidupan sosial masyarakat.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan saran dan masukan yang membangun dari berbagai pihak demi
penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca.

Sinjai ………2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB 1..............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
A. Latar belakang....................................................................................................................1
B. Rumusan masalah...............................................................................................................1
C. Tujuan..................................................................................................................................2
BAB 2..............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.............................................................................................................................3
A. Gerakan sosial semakin marak muncul dalam masyarakat modern............................3
B. Faktor-faktor yang mendorong munculnya gerakan sosial baru dalam masyarakat
modern.........................................................................................................................................5
C. Peran media sosial dan teknologi informasi dalam memfasilitasi dan mempercepat
penyebaran gerakan-gerakan sosial masa kini........................................................................7
D. Gerakan sosial kontemporer mampu menjadi agen perubahan sosial dan kebijakan
publik di tengah masyarakat modern......................................................................................9
E. Tantangan dan hambatan yang dihadapi oleh para aktivis gerakan sosial dalam
menyerukan isu-isu progresif di tengah arus globalisasi......................................................10
F. Negara dan pemerintah seharusnya merespons tuntutan dan aksi kolektif dari
gerakan-gerakan sosial agar tercipta keadilan sosial...........................................................12
G. Strategi dan model gerakan sosial yang efektif dilakukan dalam konteks
masyarakat modern.................................................................................................................14
H. Peran individu dan kelompok dalam mendorong dan memelihara perubahan
melalui gerakan sosial di era digital dan modern.................................................................16
I. dampak dan implikasi gerakan sosial terhadap struktur kekuasaan dan lembaga-
lembaga di masyarakat modern..............................................................................................18
Daftar pustaka.............................................................................................................................20

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Sosiologi adalah salah satu bidang ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses
sosial, termasuk interaksi sosial, organisasi sosial, lembaga sosial, serta perubahan sosial di
masyarakat. Sosiologi bertujuan untuk memahami bagaimana masyarakat bekerja, berubah, dan
dipengaruhi oleh konteks sosial yang lebih besar.
Contoh: Dewasa ini, penggunaan media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram dan lainnya
sudah sangat masif di berbagai kalangan masyarakat Indonesia. Media sosial memiliki andil
yang sangat besar dalam membentuk interaksi sosial di era modern saat ini.

Namun, di balik segala manfaat dan kemudahannya, media sosial juga memunculkan berbagai
persoalan sosial yang sebelumnya tidak ada. Misalnya, cyberbullying, hoaks, kecanduan, dan
lain sebagainya yang memberi dampak negatif. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk
memahami secara sosiologis mengenai bagaimana peran media sosial dalam masyarakat beserta
berbagai dampaknya.
Melihat fenomena tersebut, penulis tertarik untuk mengkajinya lebih dalam melalui penulisan
makalah ini yang berjudul “GERAKAN SOSIAL DALAM MASYARAKAT MODERN ”.
Melalui makalah ini, penulis berharap dapat memberikan pemahaman mengenai topik tersebut
secara komprehensif dari sudut pandang sosiologi.

B. Rumusan masalah

1. Mengapa gerakan sosial semakin marak muncul dalam masyarakat modern saat ini?
2. Apa saja faktor-faktor yang mendorong munculnya gerakan sosial baru dalam masyarakat
modern?
3. Bagaimana peran media sosial dan teknologi informasi dalam memfasilitasi dan
mempercepat penyebaran gerakan-gerakan sosial masa kini?
4. Sejauh mana gerakan sosial kontemporer mampu menjadi agen perubahan sosial dan
kebijakan publik di tengah masyarakat modern?
5. Apa tantangan dan hambatan yang dihadapi oleh para aktivis gerakan sosial dalam
menyerukan isu-isu progresif di tengah arus globalisasi?
6. Bagaimana negara dan pemerintah seharusnya merespons tuntutan dan aksi kolektif dari
gerakan-gerakan sosial agar tercipta keadilan sosial?
7. Apa saja strategi dan model gerakan sosial yang efektif dilakukan dalam konteks
masyarakat modern saat ini?
8. Bagaimana peran individu dan kelompok dalam mendorong dan memelihara perubahan melalui
gerakan sosial di era digital dan modern ini?
9. Apa dampak dan implikasi gerakan sosial terhadap struktur kekuasaan dan lembaga-lembaga di
masyarakat modern?

1
C. Tujuan

Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk menganalisis ( GERAKAN SOSIAL
DALAM MASYARAKAT MODERN ) dari perspektif sosiologis. Serta mendeskripsikan
penerapan teori dan konsep sosiologi dalam memahami (GERAKAN SOSIAL DALAM
MASYARAKAT MODERN ) secara mendalam.

2
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Gerakan sosial semakin marak muncul dalam masyarakat modern

Gerakan sosial semakin marak muncul dalam masyarakat modern dewasa ini karena beberapa
faktor. Pertama, meningkatnya kesadaran masyarakat akan hak asasi manusia dan keadilan
sosial. Semakin terbukanya akses informasi dan pendidikan membuat masyarakat lebih peka
terhadap berbagai ketimpangan dan pelanggaran HAM yang terjadi. Mereka juga semakin paham
mengenai hak-hak sipil dan politik yang seharusnya mereka dapatkan.
Kedua, perkembangan pesat teknologi informasi dan komunikasi yang memudahkan
penyebaran gagasan-gagasan baru serta pengorganisasian massa. Melalui media sosial dan
platform digital, para aktivis dapat dengan cepat menyebarkan visi perjuangan mereka serta
mengumpulkan dukungan dari masyarakat global. Informasi mengalir sangat deras tanpa batas
dan kontrol yang ketat.
Ketiga, masih lemahnya sistem politik formal dan institusi demokrasi dalam mengakomodasi
aspirasi dari berbagai elemen masyarakat. Seringkali institusi & mekanisme politik yang ada
dipandang tidak cukup responsif dan inklusif, sehingga mendorong munculnya gerakan-gerakan
di luar sistem yang menuntut perubahan.
Keempat, masih tingginya ketimpangan sosial-ekonomi dan kegagalan sistem kapitalisme
global dalam menyejahterakan kelompok marjinal. Hal ini melahirkan ketidakpuasan yang
mendorong munculnya perlawanan-perlawanan sosial melalui gerakan-gerakan seperti Occupy
Wall Street.
Kelima, semakin kuatnya pengaruh nilai-nilai universal seperti demokrasi, kebebasan
individu, dan hak asasi manusia yang berasal dari Barat. Nilai ini menginspirasi warga negara di
berbagai penjuru untuk memperjuangkan hak sipil dan politik mereka melalui gerakan sosial.

A. Faktor-faktor pendorong
 Meningkatnya kesadaran publik terhadap isu sosial dan politik
 Perkembangan teknologi informasi dan media sosial
 Ketimpangan ekonomi dan sosial yang makin melebar
 Pengaruh nilai-nilai demokrasi dan HAM
B. Contoh gerakan sosial kontemporer
 Gerakan Occupy Wall Street
 Gerakan Me Too
 Gerakan lingkungan hidup seperti Fridays for Future
C. Peran media sosial
 Memudahkan penyebaran informasi dan propaganda
 Sarana mobilisasi massa yang efektif
 Membentuk opini publik dalam skala global

3
D. Pengaruh dan tantangan
 Sejauh mana berhasil mengubah kebijakan publik
 Tantangan dari stigma negatif dan tuduhan radikalisme
 Hambatan dari dominasi kelompok konservatif

Gerakan sosial semakin menjadi bagian integral dari dinamika masyarakat modern, dan
keberadaannya semakin terasa dalam berbagai aspek kehidupan. Fenomena ini dapat dijelaskan
melalui beberapa faktor yang mendukung munculnya gerakan sosial yang semakin marak dalam
masyarakat modern:
Teknologi dan Akses Informasi: Perkembangan teknologi, terutama internet dan media sosial,
telah memberikan kemudahan akses informasi serta saluran komunikasi yang luas bagi individu-
individu yang ingin membentuk atau bergabung dalam gerakan sosial. Platform-platform ini
memfasilitasi koordinasi, mobilisasi massa, dan pertukaran ide-ide di antara para aktivis atau
simpatisan gerakan sosial.
Kesadaran dan Pendidikan: Masyarakat modern cenderung lebih sadar akan isu-isu sosial,
lingkungan, dan politik. Informasi yang mudah didapat membuka mata banyak orang terhadap
ketidakadilan, ketimpangan, atau masalah-masalah lainnya yang perlu diperjuangkan.
Pendidikan dan kesadaran yang tinggi membuat individu lebih cenderung untuk terlibat dalam
gerakan sosial demi memperjuangkan perubahan yang diinginkan.
Globalisasi dan Interkoneksi: Masyarakat modern hidup dalam lingkungan yang semakin
terhubung secara global. Isu-isu seperti perubahan iklim, hak asasi manusia, kesetaraan gender,
atau perdamaian dunia tidak lagi menjadi masalah lokal tetapi juga menjadi sorotan global. Ini
mendorong munculnya gerakan sosial yang tidak hanya terfokus pada wilayah tertentu, tetapi
juga berupaya mengatasi masalah-masalah ini secara global.
Kehilangan Kepercayaan pada Institusi Tradisional: Beberapa institusi tradisional, seperti
pemerintah atau lembaga-lembaga tertentu, seringkali dianggap gagal atau kurang mampu
menangani isu-isu penting. Hal ini mendorong masyarakat untuk mencari alternatif dalam bentuk
gerakan sosial yang dianggap lebih responsif dan inklusif terhadap kebutuhan masyarakat.
Keterlibatan Masyarakat dalam Pengambilan Keputusan: Masyarakat modern lebih
memperjuangkan partisipasi aktif dalam pengambilan keputusan yang memengaruhi kehidupan
mereka. Gerakan sosial memberikan wadah bagi individu untuk berkontribusi dalam
pembentukan opini, kebijakan, dan tindakan yang mereka anggap penting.
Kehadiran gerakan sosial yang semakin marak ini mengindikasikan bahwa masyarakat modern
tidak lagi pasif terhadap perubahan. Mereka ingin menjadi bagian dari solusi, bukan hanya
sekadar menyaksikan masalah-masalah sosial tanpa melakukan tindakan konkret. Gerakan sosial
juga menjadi wadah bagi masyarakat untuk mengekspresikan keprihatinan, aspirasi, dan harapan
mereka terhadap masa depan yang lebih baik. Keberadaan gerakan sosial ini membentuk
jaringan solidaritas di antara mereka yang memiliki tujuan dan nilai-nilai yang sama, yang pada
akhirnya mendorong perubahan yang signifikan dalam masyarakat modern.

4
B. Faktor-faktor yang mendorong munculnya gerakan sosial baru dalam masyarakat
modern

Faktor-faktor yang mendorong munculnya gerakan sosial baru dalam konteks masyarakat
modern dewasa ini cukup banyak dan kompleks. Pertama, perkembangan pesat teknologi
informasi dan internet telah memfasilitasi lahirnya ruang-ruang baru bagi diskusi, penyebaran
gagasan, hingga pengorganisasian aksi kolektif secara lebih mudah dan cepat. Platform media
sosial dan digital menjadi medium ampuh bagi para aktivis dalam memobilisasi dukungan
massa. Informasi juga mengalir tanpa batas ruang dan waktu sehingga opini publik dapat dengan
mudah terbentuk.
Kedua, ketimpangan sosial-ekonomi global yang makin melebar, di tengah kegagalan sistem
politik dan ekonomi liberal-kapitalis dalam mensejahterakan semua elemen masyarakat.
Menumpuknya kekayaan pada segelintir elit politik dan korporasi raksasa telah memunculkan
kemarahan dan ketidakpuasan massal yang meledak dalam bentuk protes-protes besar
Ketiga, semakin kuatnya pengaruh nilai-nilai universal seperti HAM, demokrasi, kesetaraan
gender, dan multikulturalisme yang berasal dari Barat. Nilai ini menjadi pemantik lahirnya
kesadaran kolektif dan menginspirasi tuntutan perubahan melalui gerakan masyarakat sipil.
Keempat, makin tingginya tingkat pendidikan dan literasi media warga negara di era modern
ini. Mereka menjadi lebih kritis dan peka terhadap persoalan sosial-politik yang ada, dan
berupaya menjejalkan agenda perubahan melalui gerakan sosial seperti aksi damai hingga
'revolusi warna'.
Kelima, masih lemah atau tidak responsifnya institusi dan mekanisme politik formal dalam
memfasilitasi setiap arus aspirasi yang berkembang. Kondisi ini memaksa sebagian kelompok
masyarakat untuk aksi kolektif di luar sistem melalui gerakan sosial guna mencapai tujuan politis
atau perubahan kebijakan publik yang diinginkan.
Perkembangan pesat teknologi digital dan media sosial yang memudahkan penyebaran
informasi secara masif serta pengorganisasian aksi kolektif. Meningkatnya ketimpangan
ekonomi dan kesenjangan sosial akibat kegagalan sistem politik dan ekonomi liberal-kapitalisme
dalam menyejahterakan semua elemen masyarakat. Semakin kuatnya pengaruh nilai-nilai
universal seperti HAM, demokrasi, kesetaraan gender, multikulturalisme yang berasal dari Barat,
yang menginspirasi tuntutan perubahan melalui gerakan sosial. Makin tingginya tingkat
pendidikan dan literasi media warga negara modern yang menjadikan mereka semakin kritis
terhadap berbagai isu ketimpangan yang ada. Belum optimalnya peran institusi politik formal
dalam mengakomodasi aspirasi dari berbagai kelompok kepentingan di masyarakat.
Munculnya gerakan sosial baru dalam masyarakat modern dipengaruhi oleh berbagai faktor
yang mencerminkan dinamika sosial, politik, dan teknologis saat ini. Beberapa faktor yang
mendorong kemunculan gerakan sosial baru meliputi:
Teknologi dan Akses Informasi: Perkembangan teknologi, khususnya internet dan media
sosial, telah memainkan peran penting dalam mendorong munculnya gerakan sosial baru. Akses
yang mudah dan cepat terhadap informasi memungkinkan individu-individu dari berbagai
lapisan masyarakat untuk terhubung, berbagi ide, dan merencanakan aksi bersama dalam waktu
yang relatif singkat. Platform-platform ini menjadi sarana efektif untuk menyebarkan pesan,
memobilisasi massa, dan menggalang dukungan.
Kesadaran akan Isu-isu Sosial: Masyarakat modern semakin sadar akan isu-isu yang
mempengaruhi kehidupan sehari-hari mereka, seperti perubahan iklim, kesenjangan sosial, hak

5
asasi manusia, atau masalah-masalah kesehatan mental. Kesadaran ini mendorong individu-
individu untuk terlibat secara aktif dalam gerakan sosial yang berkaitan dengan isu-isu tersebut,
baik sebagai aktivis maupun simpatisan.
Ketidakpuasan terhadap Pemerintah atau Institusi: Ketidakpuasan terhadap kinerja pemerintah
atau lembaga-lembaga tertentu dalam menangani isu-isu sosial dan keadilan telah memicu
munculnya gerakan sosial baru. Perasaan bahwa lembaga-lembaga tersebut gagal mewakili
kepentingan masyarakat secara adil dan merata mendorong individu-individu untuk mencari
alternatif melalui gerakan sosial.
Globalisasi dan Keterhubungan Antarbangsa: Keterhubungan global telah memperluas
wawasan dan pengaruh isu-isu sosial yang sebelumnya mungkin hanya terbatas pada lingkungan
lokal. Gerakan sosial baru seringkali terkait dengan isu-isu global seperti perdamaian dunia, hak
asasi manusia, atau kesetaraan gender. Hal ini menunjukkan bahwa gerakan sosial tidak lagi
terbatas pada batas-batas geografis tertentu.
Dukungan Generasi Muda: Generasi muda seringkali memainkan peran kunci dalam
mendorong munculnya gerakan sosial baru. Mereka memiliki akses yang luas terhadap
teknologi, memiliki semangat untuk perubahan, dan sering kali menjadi agen perubahan dalam
memperjuangkan isu-isu yang dianggap penting bagi masa depan mereka.
Perubahan Nilai dan Sikap Masyarakat: Perubahan dalam nilai-nilai dan sikap masyarakat
juga mempengaruhi munculnya gerakan sosial baru. Peningkatan kesadaran akan keberagaman,
inklusivitas, dan keadilan sosial telah menginspirasi banyak individu untuk berpartisipasi dalam
gerakan sosial yang mengadvokasi nilai-nilai ini.
Krisis dan Ketidakadilan Sosial: Krisis ekonomi, politik, atau lingkungan sering kali menjadi
pemicu munculnya gerakan sosial baru. Ketidakadilan sosial, keberhasilan, atau kegagalan
sistem dalam menangani krisis tersebut dapat memicu reaksi dari masyarakat untuk mencari
solusi melalui gerakan sosial.
Munculnya gerakan sosial baru dalam masyarakat modern menunjukkan respons aktif
terhadap perubahan zaman dan kebutuhan akan perubahan sosial. Perubahan ini mencerminkan
dinamika masyarakat yang terus berkembang, serta dorongan individu-individu untuk
memperjuangkan perubahan yang dianggap penting bagi masa depan mereka dan masyarakat
secara luas.

6
C. Peran media sosial dan teknologi informasi dalam memfasilitasi dan mempercepat
penyebaran gerakan-gerakan sosial masa kini

Media sosial dan teknologi informasi memainkan peran sentral dalam memfasilitasi serta
mempercepat penyebaran berbagai gerakan sosial di era kontemporer ini. Pertama, platform
media sosial seperti Facebook, Twitter, Youtube dan lainnya telah menjadi arena publik digital
tempat wacana, informasi, dan ideologi aktivisme disebarkan secara instan kepada khalayak
global yang sangat luas. Pesan-pesan perjuangan dan propaganda itu bahkan seringkali 'viral' dan
mengundang simpati publik dunia.
Media sosial juga memudahkan para aktivis gerakan sosial untuk mengkonsolidasikan basis
massa pendukung dan simpatisannya. Mereka bisa membangun komunitas virtual, kelompok
diskusi online, hingga membentuk opini publik yang menggema terkait isu-isu yang
diperjuangkan. Fitur share, like, hashtag, dll pada platform media sosial sangat penting untuk
mobilisasi massal ini.
Sirkulasi informasi dan diskusi ide yang begitu cepat di dunia maya kemudian memicu 'efek
domino' hingga menginspirasi dan menular ke aksi nyata. Misalnya diskusi soal rasisme di media
sosial yang kemudian menyulut aksi demonstrasi Black Lives Matter secara fisik di ratusan kota
AS pada 2020 lalu.
Kecanggihan algoritma dan targeting iklan di media sosial memungkinkan para aktivis
gerakan sosial menyebarkan gagasannya secara lebih "tepat sasaran" ke kelompok-kelompok
masyarakat yang potensial mendukung kampanye advokasinya.
Teknologi informasi seperti website, podcast, Youtube channel dsb kini banyak dimanfaatkan
aktivis sosial sebagai alternatif media bagi kontra-narasi dominan. Mereka bisa mengamplifikasi
visi gerakan sosialnya tanpa filter dan kontrol ketat dari media massa mainstream atau
pemerintah.
Menjadi arena publik digital yang memudahkan penyebaran ideologi, informasi, serta ajakan
aksi kolektif secara instan ke khalayak global yang sangat luas.Memudahkan para aktivis
gerakan sosial dalam mengkonsolidasikan basis massa pendukung dan simpatisannya, juga
membentuk opini publik yang menggema.Mempercepat proses transformasi diskusi daring
menjadi aksi nyata. Misalnya diskusi di media sosial yang memicu gelombang demonstrasi
seperti pada gerakan Black Lives Matter.Memungkinkan aktivis gerakan sosial menyebarkan
gagasannya secara lebih tepat sasaran berkat kecanggihan algoritma dan targeting iklan di media
sosial. Menjadi alternatif media bagi pengamplifikasian visi dan propaganda gerakan sosial
tanpa kontrol ketat dari media arus utama dan pemerintah.

Media sosial dan teknologi informasi telah memainkan peran yang sangat signifikan dalam
memfasilitasi serta mempercepat penyebaran gerakan-gerakan sosial masa kini. Peran ini telah
mengubah cara gerakan-gerakan sosial berinteraksi, berorganisasi, dan menyebarkan pesan
mereka, serta telah memberikan dampak yang besar pada dinamika sosial masyarakat. Berikut
adalah beberapa aspek dalam penjelasan panjang mengenai peran media sosial dan teknologi
informasi dalam mendukung gerakan-gerakan sosial:
Jangkauan yang Luas dan Aksesibilitas yang Meningkat: Media sosial memberikan platform
yang luas dan aksesibilitas yang lebih baik bagi aktivis gerakan sosial untuk berbagi informasi,
menggalang dukungan, dan memobilisasi massa. Platform-platform seperti Twitter, Facebook,

7
Instagram, dan lainnya memungkinkan pesan gerakan sosial tersebar secara cepat dan efisien
kepada audiens yang luas, baik secara lokal maupun global.
Mobilisasi Cepat dan Massal: Teknologi informasi memfasilitasi mobilisasi massa dalam
waktu yang sangat singkat. Gerakan sosial dapat dengan mudah menyebarkan petisi online,
mengorganisir kampanye crowdfunding, atau mengajak orang untuk berpartisipasi dalam aksi-
aksi langsung. Dengan hanya beberapa klik, pesan gerakan sosial bisa mencapai ribuan bahkan
jutaan orang dalam hitungan detik.
Partisipasi Aktif dari Masyarakat: Media sosial memungkinkan partisipasi yang lebih aktif
dari masyarakat dalam gerakan sosial. Dengan kemudahan berbagi informasi, komentar, dan
dukungan online, individu merasa lebih terlibat secara langsung dalam isu-isu yang
diperjuangkan oleh gerakan sosial.
Peningkatan Kesadaran dan Edukasi: Media sosial membantu meningkatkan kesadaran
masyarakat tentang isu-isu penting. Video, infografis, dan konten visual lainnya yang disebarkan
di platform media sosial membantu mengedukasi masyarakat tentang berbagai isu sosial,
lingkungan, atau politik.
Organisasi yang Efisien dan Koordinasi yang Lebih Baik: Teknologi informasi membantu
gerakan sosial mengatur diri dengan lebih efisien. Aplikasi khusus, grup online, atau platform
kolaboratif memungkinkan komunikasi yang lancar di antara anggota gerakan, memfasilitasi
perencanaan dan koordinasi aksi-aksi gerakan.
Pengaruh pada Opini Publik: Media sosial memberikan gerakan sosial kemampuan untuk
memengaruhi opini publik dengan lebih cepat dan efektif. Melalui konten viral atau trending,
gerakan sosial dapat meningkatkan visibilitasnya dan merangsang diskusi serta kesadaran publik.
Hubungan Global dan Solidaritas: Media sosial menghubungkan gerakan sosial di seluruh
dunia, memungkinkan mereka untuk saling berbagi strategi, dukungan, dan inspirasi. Ini
memperkuat solidaritas antara gerakan-gerakan lokal dan global, yang pada gilirannya dapat
meningkatkan efektivitas gerakan tersebut.
Meskipun media sosial dan teknologi informasi memberikan banyak keuntungan dalam
mendukung gerakan-gerakan sosial, terdapat juga tantangan seperti disinformasi, sensor, atau
penggunaan yang tidak etis yang harus diatasi. Meskipun demikian, dampak positif dari peran
media sosial dan teknologi informasi dalam mempercepat penyebaran gerakan sosial masa kini
tidak bisa diabaikan.

8
D. Gerakan sosial kontemporer mampu menjadi agen perubahan sosial dan kebijakan
publik di tengah masyarakat modern

Pertama, gerakan-gerakan seperti Occupy Wall Street, Black Lives Matter, Women March,
hingga School Strike for Climate Change mampu secara efektif mengangkat isu, wacana, dan
agenda progresif yang awalnya tersupresi dari diskursus publik ke permukaan. Misalnya isu
ketimpangan ekonomi, kesetaraan ras, dan perubahan iklim akhirnya jadi perdebatan besar yang
mengubah cara pandang masyarakat dan respons kebijakan negara.
Refleksi oleh para pemimpin dan pelaku politik arus utama juga kian terlihat. Misalnya
banyak partai politik kini yang mencantumkan agenda anti-diskriminasi dan aksi iklim dalam
program resmi mereka, sebagai respons positif atas gempuran aktivis gerakan sosial ini.
Beberapa kebijakan publik baru terkait hak minoritas, perempuan, lingkungan hidup, juga telah
dibuat sejumlah negara modern.
Namun, pengaruh signifikan dari gerakan sosial masih sangat terbatas dan belum sampai pada
tata-kelola politik secara struktural. Sebab konservatisme, patriarki, dan sistem establishment
masih cukup kuat di hampir semua negara. Perubahan kultural dan simbolik memang berhasil
dipicu, tetapi transformasi kelembagaan, legal dan infrastruktur politik masih jauh
pencapaiannya. Butuh strategi dan proses panjang untuk meretas sistem dominasi arus utama ini.
Maka sejauh ini gerakan sosial kontemporer baru mampu menjadi agen perubahan sosial
budaya dan wacana. Sedangkan implementasi kebijakan publik berskala besar yang benar-benar
progresif masih sangat jarang tercapai. Diperlukan terobosan-terobosan baru agar energi protes
kolektif ini dapat diterjemahkan ke dalam kekuatan politik yang mewarnai institusi dan
kebijakan utama negara (mainstream politics) dalam jangka panjang mendatang.
Gerakan sosial kontemporer memiliki peran yang signifikan dalam menginspirasi perubahan
sosial serta mempengaruhi kebijakan publik di tengah masyarakat modern. Perubahan yang
terjadi di bidang teknologi, komunikasi, dan struktur sosial telah memberikan gerakan sosial
akses yang lebih besar terhadap masyarakat. Hal ini memberikan mereka platform yang kuat
untuk menyuarakan isu-isu yang penting dan mendorong perubahan yang berdampak luas.
Berikut adalah beberapa aspek yang memperkuat peran gerakan sosial dalam perubahan sosial
dan kebijakan publik:
Teknologi dan Komunikasi: Perkembangan teknologi informasi, khususnya media sosial,
telah memungkinkan gerakan sosial untuk menjangkau audiens yang lebih besar secara cepat.
Mereka dapat menggunakan platform ini untuk memobilisasi dukungan, menyebarkan informasi,
dan mengorganisir aksi-aksi mereka. Kecepatan dan jangkauan media sosial memungkinkan
gerakan sosial untuk menjadi viral dan menciptakan kesadaran publik secara global.
Keterlibatan Masyarakat: Gerakan sosial cenderung melibatkan masyarakat secara langsung
dalam perjuangan mereka. Dengan melibatkan individu-individu dalam berbagai aksi atau
kampanye, gerakan tersebut menciptakan kesatuan yang kuat dan tekanan kolektif kepada pihak-
pihak yang berwenang. Keterlibatan ini juga membangun solidaritas di antara anggota gerakan
dan menciptakan rasa tanggung jawab bersama terhadap tujuan yang dikejar.
Pengaruh terhadap Opini Publik: Gerakan sosial memiliki kemampuan untuk mempengaruhi
opini dan sikap publik terhadap isu tertentu. Dengan membangun kesadaran dan pendidikan
masyarakat tentang isu-isu yang mereka perjuangkan, gerakan sosial dapat mengubah pandangan
masyarakat dan menghasilkan tekanan pada pembuat kebijakan untuk bertindak.

9
Menyuarakan Isu-isu Tertentu: Gerakan sosial seringkali muncul sebagai respons terhadap
ketidakpuasan masyarakat terhadap kebijakan atau ketidakadilan sosial. Mereka mengangkat isu-
isu yang mungkin diabaikan atau tidak cukup diperhatikan oleh pemerintah atau lembaga
kebijakan lainnya. Dengan demikian, gerakan tersebut mengisi celah dalam diskusi publik dan
memaksa pihak berwenang untuk merespons secara aktif.
Mendorong Perubahan Kebijakan: Melalui aksi-aksi yang terorganisir, gerakan sosial dapat
menciptakan tekanan politik yang signifikan yang memaksa pemerintah atau lembaga kebijakan
untuk meninjau kembali keputusan mereka atau bahkan mengubah kebijakan yang ada. Gerakan
sosial yang kuat dapat menjadi katalisator dalam proses perubahan kebijakan.
Namun, keberhasilan gerakan sosial dalam mencapai tujuannya juga tergantung pada sejumlah
faktor, seperti dukungan publik yang memadai, strategi yang efektif, kepemimpinan yang kuat,
serta respons pemerintah atau lembaga kebijakan terhadap tuntutan yang diajukan. Selain itu,
koordinasi internal yang baik, sumber daya yang cukup, dan ketahanan terhadap tantangan dan
hambatan eksternal juga merupakan faktor-faktor penting dalam menentukan efektivitas gerakan
sosial dalam meraih perubahan sosial dan kebijakan publik di tengah masyarakat modern

E. Tantangan dan hambatan yang dihadapi oleh para aktivis gerakan sosial dalam
menyerukan isu-isu progresif di tengah arus globalisasi

Negara dan pemerintah memiliki tanggung jawab besar untuk merespons tuntutan dan aksi
kolektif gerakan sosial secara bijaksana demi mewujudkan keadilan sosial. penguasa harus
mengubah paradigma lama yang memandang gerakan sosial sebagai ancaman. Sebaliknya,
aktivis sipil dan negara perlu saling memahami bahwa keduanya sama-sama menginginkan
kesejahteraan rakyat. Dengan paradigma baru ini, friksi dan ketegangan dapat dikurangi.
Negara perlu memberikan ruang dialog terbuka dengan gerakan sosial agar aspirasinya dapat
disalurkan dengan baik, bukan malah dibungkam. Misalnya mengundang perwakilan gerakan
sosial dalam forum konsultasi pengambilan keputusan publik atau rembuk nasional. pemerintah
juga harus responsif melakukan reformasi hukum, kebijakan ekonomi, dan sistem politik yang
diskriminatif atau tidak adil selama ini. Seperti kebijakan afirmasi minoritas, jaminan upah
minimum, hingga melindungi hak politik rentan.
Negara harus konsisten menegakkan rule of law dan menghukum keras intimidasi serta
pelanggaran HAM terhadap aktivis gerakan sosial. Seringkali impunitas justru memupuk
eskalasi anarkisme di kalangan massa itu sendiri. Penguasa juga perlu membangun sistem
kesejahteraan sosial dan mengurangi jurang pemisah antar kelas ekonomi agar kesenjangan dan
ketimpangan tidak terlalu tajam. Dengan langkah-langkah ini, respons negara terhadap tuntutan
gerakan sosial menjadi lebih konstruktif. Harapannya, keadilan sosial bisa diwujudkan secara
evolutif di tengah gelombang protes dan aksi demonstrasi yang kian memuncak akhir-akhir ini.
Stigma negatif yang dilekatkan lawan politik mereka sebagai kelompok radikal, liberal
ekstrem, neo-Marxis, komunis, atau membahayakan stabilitas. Tuduhan ini menyulitkan
mendapat dukungan mainstream.Kecenderungan masyarakat modern yang apolitis, lebih
pragmatis, dan menghindari ideologi "berbau revolusioner" juga menyulitkan gerakan sosial
menarik minat besar publik awam.Hegemoni ideologi pasar bebas dan demokrasi liberal yang
diciptakan globalisasi, sehingga gerakan progresif kerap dituduh bertentangan dengan "nilai-nilai
universal" Barat.

10
Adanya kepentingan geopolitik & geo-ekonomi negara-negara besar yang membuat
pemerintah banyak negara enggan mendukung agenda progresif yang diusung gerakan sosial
internasional.
Kendali algoritma dan platform media sosial oleh korporasi teknologi global yang rawan
mempraktikkan penyensoran berita & opini progresif yang dianggap merugikan kepentingan
bisnis & politik mereka. Terbatasnya sumber daya finansial dan politik untuk mengimbangi
kekuatan lawan dari kalangan elit politik dan pemilik modal yang sangat kuat.
Para aktivis gerakan sosial yang menyerukan isu-isu progresif di tengah arus globalisasi
sering menghadapi sejumlah tantangan dan hambatan yang dapat mempersulit upaya mereka
dalam memperjuangkan tujuan-tujuan mereka. Beberapa tantangan yang mereka hadapi
termasuk:
Repression and Political Oppression: Di berbagai negara, aktivis gerakan sosial sering
menghadapi tekanan politik dan represi dari pemerintah atau otoritas yang tidak mendukung
pandangan atau agenda mereka. Penangkapan, intimidasi, atau pembatasan kebebasan
berpendapat seringkali menjadi hambatan utama bagi aktivis dalam menyuarakan isu-isu
progresif.

Polarisasi Opini dan Ketidaksetujuan Publik: Isu-isu progresif seringkali kontroversial dan
memunculkan polarisasi di masyarakat. Tantangan ini membuat aktivis harus berurusan dengan
ketidaksetujuan publik, serangan verbal atau stigma, bahkan dari orang-orang yang tidak setuju
dengan pendapat mereka.
Keterbatasan Sumber Daya: Aktivis gerakan sosial biasanya menghadapi keterbatasan sumber
daya, seperti dana, personel, atau infrastruktur yang diperlukan untuk menyebarkan pesan
mereka secara luas dan memobilisasi dukungan. Ini dapat menjadi hambatan besar dalam
mencapai dampak yang signifikan.
Ketidaksetaraan Akses dan Informasi: Meskipun globalisasi telah membuka akses informasi
secara luas, tetapi ada ketidaksetaraan dalam akses tersebut. Beberapa komunitas atau negara
masih memiliki akses yang terbatas terhadap informasi, membatasi penyebaran pesan dan
dampak gerakan sosial pada tingkat global.
Perlawanan dari Elit atau Kepentingan Bisnis: Aktivis seringkali berhadapan dengan
perlawanan dari elit politik atau kepentingan bisnis yang memiliki kekuatan dan sumber daya
besar. Mereka mungkin menggunakan pengaruh dan kekuasaan mereka untuk melawan atau
menekan gerakan sosial yang mengancam kepentingan mereka.
Manipulasi Informasi dan Disinformasi**: Arus informasi yang luas di era digital juga
menyebabkan masalah disinformasi dan manipulasi informasi. Aktivis harus berjuang melawan
penyebaran informasi palsu atau manipulatif yang dapat merusak citra dan tujuan dari gerakan
sosial mereka.
Tantangan Teknis dan Logistik: Mengatur dan melaksanakan aksi-aksi atau kampanye
memerlukan perencanaan yang matang dan eksekusi yang baik. Tantangan teknis dan logistik,
seperti koordinasi antarwilayah, transportasi, atau keamanan, sering kali menjadi halangan bagi
para aktivis.
Meskipun dihadapkan dengan berbagai tantangan ini, aktivis gerakan sosial yang menyerukan
isu-isu progresif tetap memperjuangkan tujuan mereka dengan keteguhan dan kreativitas.
Mereka berupaya untuk mengatasi hambatan-hambatan ini dengan strategi-strategi inovatif,
jaringan kerja sama yang solid, dan terus beradaptasi dengan perubahan dalam lingkungan sosial,
politik, dan teknologi.

11
F. Negara dan pemerintah seharusnya merespons tuntutan dan aksi kolektif dari
gerakan-gerakan sosial agar tercipta keadilan sosial

Agar tercipta keadilan sosial, negara dan pemerintah harus merespons tuntutan dan aksi
kolektif gerakan sosial secara bijaksana dan konstruktif. Bukan dengan penindasan atau
kriminalisasi seperti yang kerap terjadi selama ini. penguasa perlu mengubah cara pandang yang
selama ini menempatkan gerakan sosial sebagai musuh atau ancaman. Sebaliknya, negara dan
aktivis sipil perlu saling memahami bahwa keduanya sama-sama menginginkan keadilan dan
kesejahteraan bagi rakyat. Dengan paradigma baru ini, friksi dan ketegangan dapat dikurangi.
Negara perlu memberikan ruang dialog dan akomodasi agar tuntutan aktor non-negara ini
dapat disalurkan dengan baik, bukan malah dibungkam. Misalnya dengan mengundang
perwakilan gerakan sosial dan LSM dalam pembahasan kebijakan publik di parlemen atau
forum-forum konsultasi nasional mengenai isu sosial-politik. pemerintah juga perlu responsif
dengan melakukan berbagai reformasi hukum, kebijakan ekonomi, dan sistem politik yang
diskriminatif atau tidak adil. Misalnya dengan memberlakukan kebijakan afirmasi bagi
kelompok minoritas, menjamin upah minimum pekerja, hingga melindungi hak politik kaum
rentan.
Negara harus konsisten menegakkan rule of law dan menghukum keras pelaku intimidasi serta
pelanggaran HAM terhadap aktivis gerakan sosial ini. Seringkali impunitas dan pembiaran
negara justru makin memupuk eskalasi anarkisme di kalangan massa gerakan sosial itu sendiri.
Tidak kriminalisasi gerakan sosial. Negara perlu menghargai hak warga negara berkumpul dan
berserikat memperjuangkan aspirasinya selama disentuh secara damai sesuai konstitusi.
Melakukan dialog terbuka dengan perwakilan gerakan sosial untuk mendengar keluhan dan
tuntutan mereka. Komunikasi diperlukan agar ditemukan solusi terbaik bagi semua pihak.
Memperbaiki sistem politik dan hukum yang diskriminatif terhadap minoritas agar lebih
inklusif dan setara. Misalnya melalui afirmatif action dan perlindungan hukum yang lebih kuat.
Merespons tuntutan gerakan sosial dengan langkah-langkah kebijakan progresif seperti reforma
politik maupun redistribusi ekonomi demi keadilan.
Memberikan ruang partisipasi politik yang lebih besar bagi elemen civil society termasuk aktivis
gerakan sosial untuk terlibat dalam proses pengambilan keputusan publik.
Negara dan pemerintah memiliki peran yang sangat penting dalam merespons tuntutan dan
aksi kolektif dari gerakan-gerakan sosial agar tercipta keadilan sosial yang lebih baik. Respons
yang proaktif dari pemerintah dapat mencerminkan keterbukaan terhadap aspirasi masyarakat
dan upaya untuk meningkatkan keadaan sosial, ekonomi, dan politik secara keseluruhan.
Beberapa alasan mengapa negara dan pemerintah seharusnya merespons tuntutan dan aksi
kolektif dari gerakan sosial adalah sebagai berikut:
Legitimitas dan Representasi: Pemerintah dan negara berada di posisi yang kuat sebagai
representasi kehendak masyarakat. Dengan merespons tuntutan dari gerakan sosial, mereka
memperkuat legitimasi mereka sebagai pemerintahan yang memperhatikan kebutuhan dan
aspirasi warga negara.
Keadilan Sosial dan Kesejahteraan Masyarakat: Respons yang responsif terhadap gerakan
sosial sering kali membawa perubahan kebijakan yang bertujuan untuk menciptakan keadilan
sosial. Ini dapat berupa kebijakan yang mendukung kesetaraan hak, peningkatan kesejahteraan

12
sosial, perlindungan lingkungan, atau perubahan kebijakan yang bertujuan untuk mengurangi
ketimpangan.
Penguatan Demokrasi: Respons terhadap tuntutan gerakan sosial dapat memperkuat prinsip-
prinsip demokrasi dengan memfasilitasi partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan.
Hal ini memperluas ruang bagi berbagai suara dan pandangan untuk didengarkan dalam proses
kebijakan.
Mengatasi Ketidakadilan dan Diskriminasi: Gerakan sosial sering kali mengangkat isu-isu
ketidakadilan dan diskriminasi yang terjadi dalam masyarakat. Respon dari pemerintah dalam
menanggapi isu-isu ini dapat membawa perubahan positif dan mengurangi ketimpangan yang
ada.
Pembaharuan Kebijakan: Dengan merespons tuntutan gerakan sosial, pemerintah dapat
melakukan pembaharuan kebijakan yang lebih sesuai dengan perubahan-perubahan zaman dan
kebutuhan masyarakat. Ini menciptakan adaptasi kebijakan yang lebih baik terhadap
perkembangan sosial dan ekonomi.
Penciptaan Dialog dan Kolaborasi: Respons yang baik dari pemerintah terhadap gerakan sosial
menciptakan kesempatan untuk dialog dan kolaborasi yang lebih baik antara pemerintah dan
masyarakat sipil. Hal ini dapat menciptakan hubungan yang lebih harmonis dan saling
mendukung antara kedua belah pihak.
Meskipun pentingnya respons dari negara dan pemerintah terhadap tuntutan gerakan sosial,
penting juga untuk diingat bahwa proses respons ini bisa memerlukan waktu yang berbeda-beda,
tergantung pada kompleksitas isu-isu yang diangkat dan dinamika politik yang ada. Namun,
kerjasama antara negara dan gerakan sosial dalam merespons tuntutan untuk mencapai keadilan
sosial akan membawa dampak positif bagi masyarakat secara keseluruhan.

13
G. Strategi dan model gerakan sosial yang efektif dilakukan dalam konteks
masyarakat modern

Strategi dan model gerakan sosial yang efektif di era modern saat ini cukup beragam.
Pertama, memanfaatkan platform media sosial dan digital untuk sosialisasi propaganda ideologi
dan ajakan aksi kolektif. Pesan-pesan gerakan sosial bisa viral hingga jutaan khalayak dalam
waktu singkat. Kekuatan media sosial besar sekali memengaruhi opini publik dan memobilisasi
massa dalam skala global. Membangun basis pendukung gerakan sosial secara desentralisasi,
tidak bergantung pada tokoh sentral. Dengan cara ini, gerakan menjadi sustainabel karena
hilangnya pemimpin tidak dengan sendirinya memadamkan api perjuangan di kalangan massa.
Strategi desentralisasi juga sedang marak diadaptasi banyak gerakan sosial kontemporer.
Membangun koalisi lintas batas wilayah atau negara dengan berbagai LSM, komunitas daring,
serta individu simpatisan. Koalisi transnasional ini meningkatkan daya dorong dan tekanan
gerakan sosial terhadap target advokasinya. Apalagi bila sudah mendapat endorsement dari
public figure global seperti aktivis ternama, akademisi, selebriti, dll , menyusung agenda yang
bersifat inklusif dan menyentuh kepentingan publik global. Misalnya isu lingkungan hidup,
kesetaraan gender, anti diskriminasi etnis atau orientasi seksual, dsb. Agenda semacam ini lebih
mudah meresonansi dengan khalayak umum modern yang tingkat pendidikannya makin tinggi.
Beberapa strategi dan model gerakan sosial yang dinilai cukup efektif dilakukan dalam
konteks masyarakat modern saat ini antara lain
Melakukan propaganda dan penyebaran informasi secara masif lewat media sosial dan platform
digital. Hal ini ampuh memengaruhi opini publik global.Menjalankan strategi gerakan tanpa
kekerasan (non-violent movement) seperti demonstrasi damai, aksi mogok, maupun civil
disobedience untuk menarik simpati publik.
Membangun koalisi dengan LSM internasional dan komunitas daring untuk memperbesar
basis massa dan memperkuat tekanan terhadap penguasa.Melakukan lobi dan negosiasi dengan
kalangan birokrat, politisi, selebriti, maupun pemuka agama untuk merangkul dukungan dari
berbagai elemen. Menjalankan model gerakan secara desentralisasi tanpa hierarki dan lider
tunggal agar tidak mudah dipatahkan hanya dengan menangkap beberapa aktivis. Mengusung
agenda perjuangan yang inklusif, tidak sektarian, serta menyentuh kepentingan publik global
seperti isu lingkungan, anti diskriminasi, dan lain-lain.

Gerakan sosial yang efektif dalam konteks masyarakat modern memerlukan strategi dan
model yang terukur, adaptif, serta dapat merespons dinamika zaman. Berikut adalah beberapa
strategi dan model gerakan sosial yang efektif:
Mobilisasi Melalui Media Sosial: Memanfaatkan kekuatan media sosial untuk menyebarkan
pesan, menggalang dukungan, dan memobilisasi massa. Ini melibatkan kreativitas dalam
penggunaan platform-media sosial untuk mencapai audiens yang lebih luas, dengan konten yang
menarik dan shareable.
Koalisi dan Jaringan: Membentuk koalisi atau jaringan dengan kelompok-kelompok atau
organisasi-organisasi serupa untuk meningkatkan dukungan, memperluas jangkauan, dan
menggabungkan sumber daya. Keterlibatan yang solid dengan kelompok-kelompok lain dapat
memperkuat gerakan sosial dan memperluas dampaknya.

Pendidikan dan Kesadaran Publik: Memiliki strategi yang fokus pada pendidikan dan
peningkatan kesadaran publik tentang isu-isu yang diperjuangkan. Ini termasuk kampanye

14
edukasi, penyuluhan, atau pameran informasi yang bertujuan untuk membangun pemahaman
masyarakat tentang isu-isu penting.
Aksi Langsung dan Kampanye Terfokus: Melakukan aksi langsung atau kampanye terfokus
dengan tujuan spesifik untuk menciptakan perubahan tertentu. Aksi langsung seperti
demonstrasi, petisi, boikot, atau kampanye tekanan dapat menjadi strategi yang efektif dalam
menekan pembuat kebijakan atau pihak-pihak yang memiliki kekuasaan.
Penggunaan Teknologi dan Inovasi: Mengadopsi teknologi dan inovasi dalam menyusun
strategi. Misalnya, menggunakan platform crowdfunding untuk mendukung kegiatan, atau
memanfaatkan aplikasi dan teknologi digital lainnya untuk memperkuat komunikasi dan
organisasi internal.
Kepemimpinan Yang Beragam dan Inklusif: Memiliki kepemimpinan yang inklusif, yang
memperhitungkan keberagaman dan mendengarkan berbagai suara dan perspektif. Model
kepemimpinan yang terbuka dapat memperkuat keberlanjutan gerakan sosial dengan mendorong
partisipasi yang lebih luas.
Kerjasama dengan Pihak Berwenang dan Pemerintah: Membangun hubungan yang konstruktif
dengan pihak berwenang dan pemerintah untuk mencapai tujuan bersama. Kerjasama ini bisa
membawa gerakan sosial ke dalam ruang kebijakan dan membantu implementasi solusi yang
lebih efektif.
Pengukuran Kinerja dan Evaluasi: Menetapkan metrik yang jelas untuk mengukur
keberhasilan gerakan sosial dan melakukan evaluasi secara berkala. Ini memungkinkan gerakan
sosial untuk menyesuaikan strategi mereka, menilai dampak, dan memperbaiki kelemahan.
Fleksibilitas dan Adaptabilitas: Memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan-
perubahan lingkungan, teknologi, atau politik. Fleksibilitas dalam merespons perubahan dapat
memungkinkan gerakan sosial untuk tetap relevan dan efektif dalam mencapai tujuan mereka.
Setiap gerakan sosial memiliki konteks uniknya sendiri, oleh karena itu, strategi yang efektif
mungkin berbeda-beda tergantung pada isu yang diperjuangkan, kebudayaan lokal, dan kondisi
politik atau sosial. Kombinasi dari strategi di atas dengan adaptasi yang sesuai terhadap
lingkungan yang spesifik dapat membantu gerakan sosial dalam mencapai dampak yang
signifikan dalam masyarakat modern.

15
H. Peran individu dan kelompok dalam mendorong dan memelihara perubahan
melalui gerakan sosial di era digital dan modern

Peran individu dan kelompok dalam mendorong dan memelihara perubahan sosial melalui
gerakan sosial di era digital dan modern saat ini sangat signifikan. Berikut penjelasan lebih
panjang mengenai peran-peran tersebut: individu dan kelompok aktivis dapat dengan mudah
menyebarkan ide, gagasan, dan tuntutan mereka lewat media sosial dan platform digital. Tidak
seperti era sebelumnya ketika informasi terbatas pada media mainstream, kini setiap orang bisa
memiliki platform sendiri untuk menyebarkan pesan. Hashtag atau tagar di platform seperti
Twitter sangat ampuh dalam memobilisasi dukungan secara masif dan spontan. Viralnya sebuah
konten bisa membuat isu marjinal menjadi perbincangan nasional bahkan global dalam waktu
singkat.
Aksi digital membuka partisipasi baru dalam gerakan sosial tanpa harus turun ke jalanan.
Petisi daring, penggalangan dana online, overlays foto profil di media sosial untuk menyuarakan
dukungan, spam berita dan hashtag adalah bentuk-bentuk partisipasi baru yang memengaruhi
dengan memanfaatkan teknologi informasi. Ini sekaligus memperluas skala jangkauan gerakan
sosial. munculnya influencer atau tokoh publik populer daring yang mendukung suatu gerakan
atau isu sosial sangat membantu dalam menginspirasi dan memobilisasi massa, terutama
kalangan muda. Seorang influencer dengan jutaan followers bisa dengan mudah menyebarkan
agenda kepada basis pengikutnya.
Dengan liputan media yang kini bersifat global, tindakan lokal bisa mendapatkan momentum
internasional dan mendesakkan perubahan skala besar. Contohnya gerakan protes di satu kota
bisa viral ke seluruh dunia dan memicu solidaritas global serta tekanan terhadap pembuat
keputusan. Meski demikian, aksi nyata seperti demonstrasi dan unjuk rasa tetap menjadi
pendukung utama. Aksi daring dan luring perlu bersinergi agar benar-benar mencapai tujuan
perubahan kebijakan maupun nilai-nilai sosial. Lewat kolaborasi inilah gerakan era digital
menjadi sangat ampuh dalam reformasi sosial.
Advokasi Aktif dan Penggunaan Media Sosial: Individu dan kelompok berperan sebagai
agen perubahan dengan menggunakan media sosial dan platform daring untuk menyuarakan isu-
isu penting. Mereka mengungkapkan keprihatinan, menyebarkan informasi, serta memobilisasi
dukungan massal untuk tujuan-tujuan sosial tertentu. Dalam hal ini, media sosial menjadi sarana
efektif untuk menyebarkan pesan, menggalang dukungan, dan membangun kesadaran akan isu-
isu sosial.
Kolaborasi dan Jaringan:Kolaborasi antarindividu dan kelompok sangatlah penting. Mereka
bekerja sama dalam jaringan yang luas, memperluas cakupan aksi sosial mereka, dan saling
mendukung untuk mencapai tujuan bersama. Ini seringkali melibatkan kerja sama lintas batas
geografis dan keberagaman kelompok dalam memperjuangkan perubahan sosial.
Kreativitas dan Inovasi dalam Kampanye: Di era digital, kreativitas menjadi kunci dalam
menarik perhatian publik. Individu dan kelompok menggunakan berbagai strategi inovatif,
seperti konten visual yang menarik, kampanye viral, dan meme untuk menyampaikan pesan
mereka. Dengan cara ini, mereka dapat menciptakan momentum yang besar dan memengaruhi
opini publik secara signifikan.

16
Pendidikan dan Penyuluhan: Individu dan kelompok juga memiliki peran penting dalam
meningkatkan pemahaman masyarakat tentang isu-isu sosial yang mereka advokasi. Mereka
menyediakan informasi, mengedukasi masyarakat, dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya
perubahan yang mereka usung.
Mengawal dan Memelihara Perubahan: Setelah mencapai perubahan, peran individu dan
kelompok tidak berhenti di situ. Mereka bertanggung jawab untuk mengawasi implementasi
perubahan tersebut, menjaga agar dampaknya positif, serta mencegah kemunduran atau
pergeseran yang tidak diinginkan.
Penggunaan Teknologi untuk Efektivitas: Dalam era digital, individu dan kelompok juga
memanfaatkan teknologi dan analisis data untuk merencanakan strategi, mengukur dampak, dan
meningkatkan efektivitas gerakan sosial mereka.
Dalam keseluruhan, peran individu dan kelompok dalam gerakan sosial di era digital ini tidak
hanya menggugah kesadaran, tetapi juga membentuk tindakan konkret untuk perubahan. Dengan
memanfaatkan sumber daya yang ada, baik secara teknologi maupun kreativitas, mereka
memainkan peran penting dalam memelihara momentum perubahan positif dalam masyarakat
modern.

17
I. dampak dan implikasi gerakan sosial terhadap struktur kekuasaan dan lembaga-
lembaga di masyarakat modern

Gerakan sosial memiliki dampak yang signifikan terhadap struktur kekuasaan dan lembaga-
lembaga di masyarakat modern. Dalam menjelaskan hal ini, beberapa aspek penting yang perlu
dipertimbangkan termasuk perubahan politik, pengaruh pada lembaga-lembaga formal, serta
pergeseran dalam dinamika kekuasaan. Berikut adalah penjelasan lebih rinci:
Perubahan dalam Struktur Kekuasaan: Gerakan sosial seringkali memicu perubahan dalam
struktur kekuasaan. Dengan menyuarakan aspirasi yang kuat, gerakan ini dapat mengganggu
hierarki kekuasaan yang mapan. Misalnya, gerakan untuk hak sipil, hak perempuan, hak
minoritas, atau gerakan lingkungan telah mengubah paradigma sosial dan politik, mempengaruhi
kebijakan publik, serta menggeser kekuasaan dari elite politik atau ekonomi ke tangan
masyarakat umum.
Pengaruh terhadap Kebijakan Publik: Gerakan sosial mampu mempengaruhi pembuatan
kebijakan di tingkat lokal, nasional, dan internasional. Tekanan yang diciptakan oleh gerakan
tersebut dapat memaksa pemerintah untuk merespons dan mengakomodasi tuntutan yang
disuarakan oleh masyarakat. Ini bisa berdampak pada pembentukan atau perubahan undang-
undang, kebijakan publik, regulasi, dan praktik-praktik sosial yang ada.
Reformasi dalam Lembaga-Lembaga Formal: Gerakan sosial sering kali memicu reformasi di
dalam lembaga-lembaga formal, seperti lembaga pemerintahan, organisasi non-pemerintah, dan
perusahaan. Tekanan dari gerakan ini dapat memaksa lembaga-lembaga tersebut untuk
memperbaiki kebijakan internal, praktik, dan tata kelola mereka untuk lebih memperhatikan isu-
isu yang diperjuangkan oleh gerakan sosial.

Pemberdayaan Masyarakat dan Partisipasi Demokratis: Gerakan sosial dapat memberdayakan


masyarakat untuk terlibat secara aktif dalam proses politik dan pengambilan keputusan. Mereka
mendorong partisipasi aktif warga dalam berbagai tingkatan, memperkuat demokrasi partisipatif,
serta mengubah dinamika kekuasaan dari pihak yang lebih terpusat menuju pihak yang lebih
terdistribusi di antara masyarakat.
Pergeseran Paradigma dan Kesadaran: Gerakan sosial juga memainkan peran penting dalam
mengubah paradigma dan kesadaran masyarakat tentang isu-isu sosial tertentu. Mereka
membuka wawasan baru, menghadirkan perspektif yang berbeda, dan menggerakkan perubahan
budaya yang pada gilirannya mempengaruhi struktur kekuasaan yang ada.
Konflik dan Resolusi: Di sisi lain, gerakan sosial juga dapat memicu konflik dengan kekuatan
yang ada, menghasilkan dinamika yang kompleks dalam struktur kekuasaan yang memerlukan
negosiasi dan resolusi.
Dalam rangkaian perubahan dan dampak yang disebabkan oleh gerakan sosial, struktur
kekuasaan dan lembaga-lembaga di masyarakat modern mengalami transformasi yang
mengakibatkan dinamika kekuasaan yang lebih inklusif, partisipatif, dan seringkali lebih
responsif terhadap tuntutan masyarakat gerakan sosial seperti #MeToo #BlackLivesMatter telah
mengkritisi dan menantang dominasi kelompok mayoritas dalam struktur sosial dan politik,
contohnya dominasi laki-laki atau kulit putih. Gerakan-gerakan ini menuntut adanya redistribusi
kekuasaan yang lebih setara pada kelompok minoritas seperti perempuan dan kulit berwarna.

18
isu-isu yang awalnya tabu dan dimarginalkan kini menjadi perbincangan utama dan masuk ke
agenda reformasi berkat desakan gerakan sosial. Isu feminisme, hak LGBT, rasisme yang
tadinya tabu kini jadi wacana nasional bahkan global. Ini memaksa institusi dan lembaga
masyarakat untuk merespons dan beradaptasi. Demonstrasi dan protes daring maupun luring
memengaruhi legitimasi pemerintah dan menekan mereka untuk mengakomodasi tuntutan rakyat
atau mengundurkan diri dari jabatan. Contohnya gerakan pro-demokrasi di Hong Kong atau
protes politik di Negara-negara Amerika Latin, munculnya standar dan peraturan baru di
institusi publik maupun swasta sebagai respons terhadap tekanan gerakan sosial. Contohnya
kebijakan antidiskriminasi gender dan ras, cuti melahirkan, rekrutmen inklusif dari perusahaan
dan universitas.
Menguatnya peran masyarakat sipil dan organisasi non-pemerintah sebagai aktor penting
dalam mendesakkan reformasi sosial dan mengawasi institusi formal agar akuntabel. Bahkan kini
OSN bisa menggalang dana dan dukungan melebihi institusi formal. Jadi sudah jelas gerakan
sosial era digital ini sangat transformatif, mampu mengubah struktur kekuasaan mapan di
berbagai institusi masyarakat dan memaksa mereka untuk beradaptasi dengan standar dan
paradigma baru demi terciptanya keadilan dan kesetaraan sosial.

19
Daftar pustaka
Aspari, A. (2016). Media Sosial Sebagai Media Pembelajaran Bahasa Pada Masyarakat Modern. Simnasiptek
2016, 1(1), 10-17.
II, B. (2021). GERAKAN SOSIAL DAN PERUBAHAN SOSIAL DALAM PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI BIDANG KESEHATAN: Teori dan Implementasi,
60.
Mulyadi, M. (2015). Perubahan sosial masyarakat agraris ke masyarakat industri dalam pembangunan masyarakat di
Kecamatan Tamalate Kota Makassar. Jurnal Bina Praja: Journal of Home Affairs Governance, 7(4), 311-
322.
Anshori, I., & Nadiyya, F. A. A. (2023). PERAN RUANG DIGITAL SEBAGAI TRANSFORMASI GERAKAN
AKSI SOSIAL MAHASISWA MELALUI PLATFORM SOSIAL MEDIA. Jurnal Analisa
Sosiologi, 12(2).
Faulks, K., & Mahadi, H. (2021). Sosiologi Politik: Teori-Teori Kontemporer Tentang Negara dan Masyarakat
Sipil. Nusamedia.
Mu'ti, A., Ulhaq, F. R., Khoirudin, A., & Fanani, A. F. (Eds.). (2016). Kosmopolitanisme Islam Berkemajuan:
Catatan Kritis Muktamar Teladan Ke-47 Muhammadiyah di Makasar 2015. Muhammadiyah University
Press.
DIDIMUS SYUKUR, Y. O. H. A. N. E. S. (2023). GERAKAN SOSIAL DAN PERUBAHAN KEBIJAKAN (Doctoral
dissertation, Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa STPMD" APMD").
Akbar, I. (2016). Demokrasi dan gerakan sosial (Bagaimana gerakan mahasiswa terhadap dinamika perubahan
sosial). Jurnal Wacana Politik, 1(2), 107-115.
Putri, T. A., Sekarningrum, B., & Fedryansyah, M. (2022). Gerakan Sosial dan Mobilisasi Sumber Daya dalam
Memperjuangkan Pengakuan Kepercayaan Berbeda. Jurnal Socius: Journal of Sociology Research and
Education, 9(1), 22-31.
Purba, B. N. (2023). Peran Media Sosial dalam Membentuk dan Menggerakkan Gerakan Sosial Bank Sampah
Salatiga Oleh Akun Instagram@ bsi. salatiga. COMSERVA: Jurnal Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat, 3(4), 1349-1365.
Paramansyah, H. A., & SE, M. (2020). Manajemen Pendidikan Dalam Menghadapi Era Digital. Arman
Paramansyah.

20

Anda mungkin juga menyukai