Anda di halaman 1dari 14

ETIMOLOGI JURNALISTIK DAN JURNALISTIK ONLINE

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Bahasa Jurnalistik
Dosen Pengampu: Yadi Mardiansyah, S.S., M.Ag., CIIQA Irdan
Hildansyah, M.I.Kom.

Disusun Oleh:
Dita Rohmaetul Aeni (1215020056)
Dwiki Kusuma (1215020057)
Erni Lestari (1215020061)
Izzat Fathin Hannawi (1215020087)

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA ARAB


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Allah ‫ ﷻ‬yang senantiasa memberikan nikmat yang tidak
terhitung sampai saat ini sehingga makalah yang berjudul “Etimologi Jurnalistik dan Jurnalistik
Online” dapat diselesaikan tepat waktu. Makalah ini ditulis untuk memenuhi syarat kelulusan
dalam penilaian mata kuliah Bahasa Jurnalistik melalui tugas kelompok. Makalah ini dibuat
dengan tujuan memberikan pemahaman tentang jurnalistik melalui pengantar etimologi
jurnalistik.
Tidak lupa terima kasih yang sebanyak-banyaknya diucapkan kepada pihak-pihak yang
telah mendukung dan membantu dalam proses pengerjaan tugas ini hingga selesai, khususnya
kepada Bapak Yadi Mardiansyah, S.S., M.Ag., CIIQA dan Bapak Irdan Hildansyah, M.I.Kom.
selaku dosen pengampu mata kuliah Bahasa Jurnalistik.
Kritik dan saran yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Selain
itu, diharapkan pula makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah khazanah
pengetahuan studi kebahasaan dalam bidang jurnalistik.

Bandung, 21 September 2023

Penyusun,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 1


DAFTAR ISI ............................................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2

C. Tujuan............................................................................................................................... 2

D. Manfaat ............................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 2

A. Pengertian Jurnalistik ....................................................................................................... 2

B. Perkembangan Jurnalistik ................................................................................................ 4

C. Jenis Jurnalistik ................................................................................................................ 5

D. Kode Etik Jurnalistik ........................................................................................................ 6

E. Cabang Jurnalistik Online ................................................................................................ 6

F. Prinsip Jurnalistik Online ................................................................................................. 7

G. Elemen Jurnalistik Online ................................................................................................ 7

H. Karakteristik Jurnalistik Online ....................................................................................... 8

I. Syarat Menjadi Seorang Jurnalis Online ........................................................................ 10

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 10

A. Kesimpulan .................................................................................................................... 10

B. Saran ............................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 11

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa jurnalistik adalah salah satu ragam bahasa yang memiliki sifat khas, yaitu
singkat, padat, sederhana, lancar, jelas, lugas, dan menarik. Dalam kosa kata, bahasa
jurnalistik mengikuti perkembangan dalam masyarakat. Sifat-sifat itu harus dipenuhi oleh
bahasa jurnalistik mengingat media massa dinikmati oleh lapisan masyarakat yang tidak
sama tingkat pengetahuannya. Bahasa jurnalistik harus lugas, tetapi jelas, agar mudah
dipahami. Orang tidak perlu mesti mengulang-ulang apa yang dibacanya karena
ketidakjelasan bahasa yang digunakan dalam surat kabar itu.
Menulis bisa dilakukan oleh siapa saja, kapan saja, dan di mana saja, tanpa ketentuan
khusus. Namun akan berbeda jika yang ditulis merupakan informasi yang akan dimuat di
dalam media massa atau media komunitas, dibaca lebih dari satu orang. Tentu saja perlu
memperhatikan standar atau struktur yang jelas. Mulai dari pemilihan bahasa maupun
sistematika penulisan. Pada kalangan media profesional, ketentuan tersebut lebih dikenal
dengan istilah panduan standar. Panduan tersebut menjadi rujukan bagi setiap wartawan atau
penulis di media. Mulai dari gaya bahasa, judul berita, hingga mengatur tentang paragraf
dan batas tulisan (margin), sehingga setiap media memiliki ciri khas sendiri. Bentuk positif
dari adanya panduan dapat meminimalisasi adanya plagiat.
Sayangnya dalam praktik menulis berita, tidak sedikit penulis atau wartawan yang
salah menempatkan kata atau kalimat, tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.
Wartawan di samping mempunyai kompetensi kesadaran dan pengetahuan, harus punya
kompetensi keterampilan (skills). Sebab, mustahil wartawan bisa bekerja dengan baik
manakala tidak punya keterampilan. Misalkan, bagaimana menguasai lapangan, bagaimana
mengendus sumber berita, melakukan wawancara, dan menulis dengan baik. Oleh karena
itu, kualitas wartawan sangat dibutuhkan demi tercapainya kualitas masyarakat juga. Untuk
itulah kompetensi wartawan sangat diperlukan sebagai salah satu syarat peningkatan kualitas
pemberitaan dan berpengaruh pada peningkatan kecerdasan masyarakat pula. Oleh karena
itu, untuk mendukung kerja intelektualnya, jurnalis harus mempunyai banyak kecakapan,
tanpa kecakapan yang dimiliki sangat mustahil jurnalis bisa bekerja secara baik. Ia adalah
orang yang mampu menggabungkan banyak kecakapan, antara lain kecakapan menguasai
lapangan untuk mencari berita, kecakapan menulis dan menyajikan berita yang dibuat. Jadi,
jurnalis tidak hanya pandai meliput, tetapi pandai menulis, begitu juga sebaliknya.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan jurnalistik?
2. Bagaimana perkembangan jurnalistik hingga pada Indonesia dengan muncul istilah
jurnalistik online?
3. Berapa jenis pembagian jurnalistik online?
4. Apa saja hal-hal yang harus diperhatikan dalam jurnalistik maupun jurnalistik online?
5. Apa syarat menjadi seorang jurnalis online?

C. Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini antara lain sebagai pengantar studi jurnalistik,
seperti definisi jurnalistik, jenis-jenisnya, cabang-cabangnya, karakteristiknya, elemennya,
prinsipnya, kode etiknya, dan bentuk jurnalistik online.

D. Manfaat
Secara teoritis makalah ini bermanfaat sebagai sumber informasi perihal jurnalistik, baik
jenis maupun perkembangannya. Makalah ini bermanfaat pula bagi semua kalangan
mahasiswa/i serta masyarakat. Informasi ini dapat digunakan sebagai acuan dalam
mempelajari ilmu jurnalistik.
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Jurnalistik
Secara etimologis (asal-usul kata), jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau
hal-ihwal pemberitaan. Kata dasarnya “jurnal” (journal) artinya laporan atau catatan serta
“jour” dalam bahasa Prancis yang berarti “hari” (day) atau “catatan harian” (diary). Dalam
bahasa Belanda, "journalistiek" artinya penyiaran catatan harian.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), jurnalistik artinya hal-hal yang
menyangkut kewartawanan dan persurat kabaran. KBBI menyebutkan, jurnalistik adalah
kegiatan untuk menyiapkan, mengedit, dan menulis surat kabar, majalah, atau berkala
lainnya. Dalam Ensiklopedi Indonesia disebutkan, jurnalistik adalah bidang profesi yang
mengusahakan penyajian informasi tentang kejadian dan atau kehidupan sehari-hari secara
berkala, dengan menggunakan sarana-sarana penerbitan yang ada.

2
Secara istilah, jurnalistik dapat dipahami dari tiga sudut pandang, yakni sebagai
proses, teknik, dan ilmu. Sebagai proses, jurnalistik adalah aktivitas mencari mengolah,
menulis, dan menyebarluaskan berita atau informasi kepada publik melalui media massa.
Aktivitas ini dilakukan oleh wartawan atau jurnalis. Sebagai teknik, jurnalistik adalah
keahlian atau keterampilan (skills) membuat karya jurnalistik, termasuk keahlian dalam
pengumpulan bahan pemberitaan seperti peliputan peristiwa atau reportase dan wawancara.
Sebagai ilmu, jurnalistik termasuk ilmu terapan yang dinamis dan terus berkembang sesuai
dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi serta dinamika masyarakat itu
sendiri.
Adapun pengertian jurnalistik menurut para ahli, antara lain:
1. Adinegoro: Jurnalistik adalah sebuah kepandaian dalam hal mengarang (menyusun kata)
yang tujuan pokoknya adalah untuk memberikan kabar/informasi kepada masyarakat
umum secepat mungkin dan tersiar seluas mungkin. Jurnalistik mempelajari seluk beluk
penyiaran berita dalam berbagai media pers.
2. Astrid Susanto: Jurnalistik adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang dalam
mencatat dan melaporkan serta menyebarkan informasi kepada masyarakat umum.
Informasi yang dimaksud berkenaan dengan kegiatan sehari-hari.
3. W. Widjaya: Jurnalistik merupakan suatu kegiatan komunikasi yang dilakukan dengan
cara menyiarkan berita ataupun ulasan; berupa ulasan peristiwa atau kejadian sehari-hari
yang aktual dan faktual. Penyiaran berita dilakukan dalam waktu yang secepat-cepatnya.
4. Djen Amar: Jurnalistik adalah kegiatan mengumpulkan, mengolah dan menyebarkan
berita secepat mungkin dan seluas mungkin kepada khalayak. Jurnalistik merupakan
usaha memproduksi kata dan gambar untuk dapat mentransfer suatu ide atau gagasan.
5. Edwin Emery: Dalam jurnalistik selalu harus ada unsur kesegaran waktu (timeliness atau
aktualitas). Karenanya, jurnalis memiliki dua fungsi utama, yaitu untuk melaporkan
berita dan untuk membuat interpretasi serta memberikan pendapat berdasarkan berita
yang dilaporkannya.
6. Erik Hodgins: Jurnalistik merupakan pengiriman informasi, dari suatu tempat ke tempat
lain. Pengiriman informasi ini dilakukan dengan benar, seksama, dan cepat dalam rangka
membela kebenaran dan keadilan berpikir yang selalu dapat dibuktikan.
7. Leslie Stephen: Jurnalistik merupakan penulisan tentang hal-hal yang penting dan tidak
kita ketahui.

3
8. Mac Dougall: Jurnalisme adalah kegiatan menghimpun berita, mencari fakta &
melaporkan peristiwa.
9. Roland E. Wolseley: Jurnalistik mencakup beberapa aktivitas, seperti mengumpulkan,
menuliskan, menafsirkan, memproses, dan menyebar informasi umum juga pendapat
pemerhati dan hiburan umum. Dilakukan secara sistematis dan dapat dipercaya sehingga
dapat diterbitkan dalam surat kabar, majalah, atau disiarkan melalui stasiun penyiaran
untuk menjangkau masyarakat luas.
10. Kustadi Suhandang: Jurnalistik adalah sebuah seni dan atau keterampilan dalam
mencari, mengumpulkan, mengolah, menyusun, dan menyajikan berita tentang peristiwa
yang terjadi sehari-hari. Dilakukan secara indah, untuk memenuhi segala kebutuhan hati
nurani pembaca.
11. M Ridwan: Jurnalistik adalah suatu kepandaian praktis dalam mengumpulkan, serta
mengedit berita yang ditujukan untuk pemberitaan. Baik pemberitaan dalam surat kabar,
majalah, atau terbitan-terbitan berkala lainnya. Selain bersifat ketrampilan praktis,
jurnalistik juga adalah sebuah seni.

B. Perkembangan Jurnalistik
Sejarah perkembangan jurnalistik dimulai dari munculnya Acta Diurna, lalu
ditemukan mesin pencetak, dan ditemukannya teknik pembuatan kertas dari serat tumbuhan
yang bernama “Phapyrus”. Pada abad 8 M. (tahun 911 M), di Cina muncul surat kabar
pertama dengan nama King Pau atau Tching-pao yang artinya “Kabar dari Istana”. Tahun
1351 M, Kaisar Quang Soo mengedarkan surat kabar itu secara teratur seminggu sekali.
Istilah "surat kabar" (newspaper) sendiri muncul ketika muncul surat kabar pertama yang
terbit teratur, bernama Oxford Gazzete, di Inggris tahun 1665 M. Surat kabar berganti nama
menjadi London Gazzette. Ketika Henry Muddiman menjadi editornya, untuk pertama
sekali ia menggunakan istilah “Newspaper”.
Jurnalistik juga berkembang dari sisi keilmuan pada 1880-1900. Karl Bucher dan Max
Weber di Universitas Basel Swiss memperkenalkan cabang baru ilmu persurat kabaran,
Zeitungkunde, pada 1884. Di Amerika Utara, lahirlah sekolah beken dalam urusan jurnalis,
Columbia School of Journalism pada 1912, yang didirikan oleh Joseph Pulitzer.
Di Indonesia, istilah “jurnalistik” awalnya dikenal dengan istilah “publisistik”.
Publisistik juga digunakan untuk membahas Ilmu Komunikasi. Tahun 1615, atas perintah
Jan Pieterzoon Coen, yang kemudian pada tahun 1619 menjadi Gubernur Jenderal VOC,

4
diterbitkan media “Memories der Nouvelles”, yang ditulis tangan. Pada Maret 1688, tiba
mesin cetak pertama di Indonesia dari negeri Belanda, yang melahirkan surat kabar tercetak
pertama dan dalam nomor perkenalannya dimuat ketentuan-ketentuan perjanjian antara
Belanda dengan Sultan Makassar. Setelah surat kabar pertama kemudian terbitlah surat
kabar yang diusahakan oleh pemilik percetakan-percetakan di beberapa tempat di Jawa.
Pada masa pendudukan Jepang, surat kabar Indonesia yang semula berusaha dan berdiri
sendiri dipaksa bergabung menjadi satu. Pada masa revolusi, sebelum Indonesia merdeka,
bermunculan surat kabar dan majalah sebagai media perjuangan. Semboyan “Sekali
Merdeka Tetap Merdeka” menjadi pegangan teguh bagi para wartawan Indonesia masa itu.
Raden Mas Djokomono Tirto Adhi Soerjo adalah perintis Pers Nasional Indonesia dan
tokoh kebangkitan Nasional Indonesia. Ia juga dianggap sebagai orang yang paling berjasa
atas bangkitnya pergerakan kaum terdidik di Indonesia. Meskipun lahir di daerah Blora,
Jawa Barat, namun Tirto lebih lama tinggal di wilayah Bandung, Jawa Barat. Sejak usia
muda, ia rajin mengirimkan tulisan-tulisannya ke sejumlah surat kabar dalam bahasa
Belanda dan Jawa. Ia juga pernah membantu Chabar hindia Olanda pimpinan Alex
Regensburgh selama dua tahun sebelum pindah menjadi redaktur Pembrita Betawi,
Pimpinan F. Wriggers, yang tak lama kemudian digantikannya. Menerbitkan surat kabar
Soenda Berita (1903-1905) dan Medan Prijaji (1907) serta Putri Hindia (1908). Medan
Prijaji beralamat di jalan Naripan Bandung yaitu di Gedung Kebudayaan (sekarang Gedung
Yayasan Pusat Kebudayaan-YPK). Medan Prijaji dianggap sebagai surat kabar nasional
pertama karena menggunakan bahasa Melayu (bahasa Indonesia), dan seluruh proses
produksi dan penerbitannya ditangani pribumi Indonesia asli.
Ditemukannya komputer dan internet sejak abad 20 membuat jurnalistik kian
berkembang. Ditemukannya radio dan televisi memunculkan jurnalistik penyiaran
(broadcast journalism), yakni jurnalistik radio dan televisi. Internet juga memunculkan
jurnalistik generasi baru, yakni jurnalistik online (jurnalisme daring) dan media siber (media
online).

C. Jenis Jurnalistik
Berdasarkan media yang digunakan untuk publikasi atau penyebarluasan informasi,
jurnalistik dibagi menjadi tiga jenis:
1. Jurnalistik Cetak (printed journalism) yaitu proses jurnalistik di media cetak (printed
media) koran atau surat kabar, majalah dan tabloid.

5
2. Jurnalistik Elektronik (electronic journalism) atau Jurnalistik Penyiaran (Broadcast
Journalism) — yaitu proses jurnalistik di media radio, televisi, dan film.
3. Jurnalistik Online (online journalism) atau Jurnalistik Daring (dalam jaringan — yaitu
penyebarluasan informasi melalui situs web berita atau portal berita (media internet,
media online, media siber).

D. Kode Etik Jurnalistik


Pakar bahasa Indonesia Jus Badudu menyatakan, bahasa jurnalistik harus sederhana, mudah
dipahami, teratur, dan efektif.
Selain itu, Dalam dunia jurnalistik perlu diperhatikan pada beberapa kode etik di antaranya:
1. Profesional (tunjukkan identitas; hormati hak privasi; tidak menyuap; berita faktual dan
jelas sumbernya; tidak plagiat; penggunaan cara-cara tertentu dapat dipertimbangkan
untuk peliputan berita investigasi bagi kepentingan publik).
2. Berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan
asas praduga tak bersalah.
3. Tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul.
4. Tidak menyalahgunakan profesi dan tidak menerima suap.
5. Memiliki Hak Tolak untuk melindungi narasumber yang tidak bersedia diketahui
identitas maupun keberadaannya, menghargai ketentuan embargo, dan informasi latar
belakang.
6. Tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka.

E. Cabang Jurnalistik Online


Jurnalistik era internet ini bahkan sudah “beranak” dengan melahirkan “cabang jurnalisme
online” berupa:
1. Jurnalisme Blog (blog journalism) – merujuk pada blog-blog pribadi ataupun kelompok
dan komunitas yang berisi berita.
2. Jurnalistik Mobile (mobile journalism) – merujuk pada aktivitas wartawan dalam
peliputan dan pelaporan berita melalui smartphone (HP).
3. Jurnalisme Media Sosial (Social Media Journalism) – merujuk pada produksi dan
publikasi berita melalu akun media sosial.
4. Jurnalisme Umpan Klik (Clickbait Journalism) – merujuk pada fenomena judul umpan
klik di media-media online.

6
F. Prinsip Jurnalistik Online
Menurut Bradshow, ada lima prinsip dasar jurnalistik online yang disingkat dengan BASIC:
Brevity – Adaptabillity – Scannabillity – Interactivity – Community.
1. Brevety (keringkasan)
Tulisan harus dibuat seringkas mungkin, tidak panjang dan bertele – tele. Sebaiknya, tulisan
panjang diringkas menjadi beberapa tulisan pendek agar mudah dipindai, dibaca, dan
dipahami.
2. Adaptabillity (adaptabilitas)
Dalam menyajikan berita, jurnalis online harus bisa beradaptasi dengan perkembangan
teknologi di bidang komunikasi. Bukan hanya terampil menulis berita (writing skills),
jurnalis online juga dituntut untuk mampu menyajikan berita dengan keragaman cara
penyajian. Bukan hanya tulisan, tapi juga disertai dengan gambar, atau bisa juga disajikan
dalam format video atau suara. Jurnalis harus mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan
dan preferensi pembaca. 3. Scannabillity (dapat dipindai)
Naskah berita di media online harus mudah dipindai. Sebagian besar pengguna melakukan
pencarian secara spesifik dengan memindai laman web. Pembaca akan mencari informasi
utama, subheading, link, untuk membantu menavigasi teks, sehingga tidak perlu melihat
monitor dalam waktu yang lama.
4. Interactivity, interaktivitas
Di media online pembaca bisa memberikan tanggapan, komentar, like, share, atau
berkomunikasi dengan sesama pembaca, wartawan, dan redaksi melalui laman yang dibuka.
Dengan begitu, pembaca akan merasa bahwa dirinya dilibatkan dan dihargai, sehingga
mereka semakin merasa senang membaca situs tersebut. 5. Community and Conversation,
komunitas dan percakapan
Pembaca media online tidak hanya bersifat pasif dalam membaca berita, seperti ketika
membaca berita pada koran atau televisi. Media Online memungkinkan pengguna untuk
melakukan percakapan pendek untuk menanggapi isi berita, misalnya melalui kolom
komentar. Sebagai timbal baliknya, jurnalis juga harus menanggapi interaksi dari pembaca
tersebut, sehingga tercipta komunitas dan percakapan di dalamnya.

G. Elemen Jurnalistik Online


Jurnalistik online memiliki elemen multimedia dalam pemberitaannya, meliputi dasar (basic)
dan advance. 1. Elemen Dasar

7
Elemen dasar jurnalisik online mencakup: judul (headline), isi (text), gambar atau foto
(picture), grafis seperti ilustrasi dan logo, serta link terkait (related link).
• Headline adalah judul berita yang ketika diklik akan membuka tulisan secara lengkap
dengan halaman tersendiri.
• Text adalah tubuh tulisan dalam satu halaman utuh atau terpisah ke dalam beberapa
tautan (link).
• Picture –Gambar yang menyertai atau memperkuat cerita.
• Ghraphic –Grafis –biasanya berupa logo, gambar, atau ilustrasi yang terkait dengan
berita.
• Related Link –Link terkait; tulisan terkait yang menambah informasi dan penambahan
wawasan bagi pembaca, biasanya di akhir tulisan atau di sampingnya.
2. Elemen Advance
Elemen Advance meliputi elemen dasar ditambah audio, video, slide show, animasi,
interactive feature (timeline, map), and interactive game.
• Audio –Suara, musik, atau rekaman suara yang berdiri sendiri atau digabungkan dengan
slide show atau video.
• Video –Video yang terkait dengan tulisan.
• Slide Shows –Koleksi foto yang lebih mirip galeri gambar yang biasanya disertai
keterangan foto. Beberapa slide shows juga bisa disertai suara (suond, voice)
• Animation –Animasi atau gambar bergerak yang diproduksi untuk menambah dampak
cerita.
• Interactive Features –Grafis yang didesain untuk interaksi dengan pengguna (user),
misalnya termasuk peta lokasi (map, google map).
• Interactive Games –Biasanya didesain seperti mini-video games yang bisa dimainkan
oleh user (play the news).

H. Karakteristik Jurnalistik Online


Berikut ini ciri khas jurnalistik online yang berbeda dengan jurnalistik cetak dan elektronik.
Karakteristik ini sekaligus menjadi keunggulan jurnalistik digital ini.
1. Kendali Pembaca (Audience Control).
Jurnalisme daring memberikan kesempatan yang lebih luas kepada para audiens untuk
terlibat langsung dalam memilih dan mencari berita yang diinginkannya. Audiens
(pembaca, pengguna, atau pengunjung situs) diberi keleluasaan untuk memilih berita/

8
informasi yang diinginkannya sendiri.Dengan begitu, audiens dapat terlibat langsung
untuk menentukan urutan bacaan dari mana lalu ke bacaan mana. Dari topik mana ke
topik mana, bahkan loncat tahun. Audiens tidak hanya pasif menerima struktur/ urutan
berita dari penerbit seperti pada media konvensional.
2. Non-Linearity
Informasi-infomasi dalam jurnalisme daring bersifat ‘independen’ atau dapat berdiri
sendiri, sehingga audiens tidak perlu membaca urutan atau rangkaian berita lainnya untuk
dapat memahami suatu masalah.
3. Tersimpan dan Akses Ulang (Storage and Retrieval)
Jurnalisme daring memberikan kemudahan bagi audiens untuk menyimpan dan
mengakses kembali informasi-informasi yang ada. Media online memungkinkan karya
para jurnalis online tersimpan secara “abadi” sehingga audiens dapat dengan mudah
diakses kembali kapan pun mau. Pembaca juga dapat menyimpannya sendiri misalnya di
blog pribadi.
4. Ruang Tanpa Batas
(Unlimited Space). Dengan didukung oleh kapasitas internet yang sangat besar,
jurnalisme daring dapat menyediakan informasi yang lengkap untuk audiens. Dalam
jurnalistik online, ruang bukan masalah. Halaman (page) tempat Informasi/ berita
disajikan tak terbatas ukuran serta jumlah, sehingga artikel dapat dibuat sepanjang dan
selengkap mungkin untuk memenuhi kebutuhan pengguna.
5. Cepat (Immediacy).
Informasi dalam jurnalisme daring dapat diakses secara langsung oleh audiens tanpa
perantara orang ketiga. Setiap kali berita dikirim, maka berita itu akan langsung bisa
diakses atau dibaca oleh audiens dari seluruh dunia yang memiliki akses internet.
Waktu yang diperlukan untuk menyampaikan berita tersebut jauh lebih cepat
dibandingkan media konvensional yang memerlukan proses pencetakan dan pengiriman.
Informasi di media online dapat langsung diakses oleh penggunanya, tanpa perlu
perantaraan pihak ketiga.
6. Kapabilitas Multimedia (Multimedia Capability)
Jurnalisme daring memungkinkan tim redaksi untuk menyediakan berbagai bentuk
informasi, seperti gambar, video, suara, dan lain-lain. Media online memungkinkan
jurnalis menggunakan berbagai cara dalam penyajian berita. Berita dapat disajikan dalam
bentuk teks, suara, gambar, video, atau komponen lainnya sekaligus.

9
7. Interaktivitas (Interactivity)
Jurnalisme daring meningkatkan level interaktivitas antara audiens dengan setiap berita
atau informasi yang diakses. Jurnalistik internet memungkinkan terjadinya interaksi
langsung antar-pembaca dan antara pembaca dengan wartawan, seperti melalui kolom
komentar atau media sosial.
I. Syarat Menjadi Seorang Jurnalis Online
Berikut adalah syarat-syarat menjadi seorang jurnalis terutama dalam jurnalistik online,
antara lain:
1. Mampu menulis dan mengedit script berita/ infomasi (Writing or Editing Scripts).
2. Mampu melakukan manajemen project (Project Management).
3. Memiliki keahlian Blogging.
4. Mampu mendesain tampilan antarmuka laman (User Interface Design/Photo Shooting).
5. Mampu memproduksi video (Video Production).
6. Mampu melakukan administrasi dan organisasi staff (Staff
Organization/Administration).
7. Dapat menggabungkan cerita dalam bentuk tulisan-tulisan pendek.
(Story Combining/Shortening).
8. Dapat melaporkan dan menulis berita original (Reporting and Writing Original Stories).
9. Dapat melakukan editing foto atau gambar (Photo/Image Editing).

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Jurnalistik adalah bidang profesi yang mengusahakan penyajian informasi tentang
kejadian dan atau kehidupan sehari-hari secara berkala, dengan menggunakan sarana-sarana
penerbitan yang ada. Di dalam bidang jurnalistik terdapat elemen, prinsip, karakteristik, dan
kode etik yang harus dijunjung tinggi jurnalis. Menjadi seorang jurnalis diperlukan
kemampuan dalam bidang produksi dan penyuntingan teks berita dan grafis (foto dan video).
Berdasarkan media yang digunakan untuk publikasi atau penyebarluasan informasi,
jurnalistik dibagi menjadi tiga jenis, yaitu jurnalistik cetak, elektronik, dan online atau
digital. Jurnalistik online terbagi lagi menjadi empat bagian, yaitu jurnalistik blog, mobile,
media sosial, dan umpan balik.

10
B. Saran
Penyusunan makalah ini tentu tidak lepas dari kekurangan. Oleh karena itu, untuk tidak
menjadikan makalah ini sebagai satu-satunya acuan pembelajaran dan diperlukan referensi
lain seperti buku, artikel jurnal, dan karya ilmiah lainnya dalam melakukan kajian ilmu
bahasa jurnalistik. Selain itu, kritik dan saran yang membangun juga diperlukan demi
evaluasi makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Aditya, S. (2022). Dasar Jurnalistik: Pengertian, Jenis, Bahasa, Produk, dan Kode Etik.
viva.co.id. https://www.viva.co.id/edukasi/1498936-dasar-jurnalistik-pengertian-
jenisbahasa-produk-dan-kode-etik
Jurnalistik Praktis. (2018). Pengertian Jurnalistik Lengkap secara Bahasa, Istilah, Para Ahli.
Jurnalistik Praktis.
https://jurnalistikpraktis.blogspot.com/2018/09/pengertianjurnalistik-lengkap.html
_____________________. Sejarah Jurnalistik. Jurnalistik Praktis.
https://jurnalistikpraktis.blogspot.com/2018/09/sejarah-jurnalistik.html
Romeltea. (2018). Jurnalistik Online: Pengertian, Prinsip, Karakteristik. Romeltea.com.
https://romeltea.com/jurnalistik-online-pengertian-karakteristik/

11

Anda mungkin juga menyukai