Disusun Oleh:
NIDN : 0327078703
7. Peliputan berita yang cover both sides juga diperlukan jurnalis sebelum menurunkan berita.
Hendaknya ini juga menjadi perhatian citizen journalist saat memuat beritanya di media sosial. Jangan
sampai terlewat transparan dan lengkap tapi lupa bahwa ada korban anak-anak atau perempuan di
dalam beritanya yang perlu dilindungi identitas pribadinya dan hak klarifikasinya. Harap dipikirkan
dua kali atau lebih bagi citizen journalist jika ingin mendistribusikan berita di media sosialnya,
semoga ini menjadi pertimbangan karena citizen journalist hadir sebagai penetralisir media
mainstream dan tidak berkejaran dengan persaingan bisnis media massa mainstream lainnya.
Gambar Robbikal Muntaha Meliala (Penulis Laporam) saat memperhatikan Narsumber
Pricilla Christin menerangkan materi webinar pada Sabtu (30/3/2021).
Gambar jumlah partisipan yang hadir mengikuti webinar pada Sabtu (30/30/2021)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berita bencana adalah berita yang selalu berdimensi antroposen. Berita yang akan selalu
melibatkan proses kebudayaan bagi penerimanya yang sifatnya relatif berbeda dari segi respon dan
kesiapan mental antara satu orang dengan orang yang lain. Oleh karena itu, esensi dari jurnalis yang
merupakan verifikasi data dan menyuarakan kebenaran juga tetap harus dijaga dengan memperhatikan
aspek nilai nilai budaya dan etika yang berlaku.
Penerapan pengemasan berita bencana ini perlu diperhatikan bukan hanya bagi jurnalis
professional yang bekerja di media massa mainstream saja namun juga citizen journalist yang
mendistribusikannya pada media sosial. Peliputan diharapkan mengutamakan azas cover both sides
terutama pertimbangan penghargaan akan perlindungan hak privacy bagi korban dalam pemberitaan.
Terutam jika itu terjadi pada korban anak anak dan perempuan. Aspek psikologis menjadi perisai
utama sebelum jurnalis melaporkan fakta secara detail dan lengkap tanpa mengklarifikasi hak asasi
korban di kanal beritanya.
Namun permasalahan yang terjadi sekarang jurnalis dan politikus telah menjadi suatu simbol
sinergisitas dari kanal kebohongan yang dapat menggiring opini publik pada pandangan yang salah
kepada masyarakat. Hal itu terjadi karena adanya tantangan pada dunia bisnis media massa itu sendiri
yang terdiri dari adu cepat, terbitkan dulu, koreksi kemudian. Tren click bait, Malas dari Jurnalis itu
sendiri dalam verifikasi ulang ke lapangan dan bias kepentingan (dependensi).
3.2 Saran
Saran yang dapat diajukan dari kegiatan ini adalah perlunya upaya sosialiasi terus menerus
kepada masyarakat akan pentingnya perlindungan hak privacy korban yang menjadi pemberitaan
bencana agar efek psikologis masyarakat yang menjadi korban tetap terjaga. Sosialisasi ini juga perlu
digaungkan bukan hanya dari pemerhati komunikasi saja tapi perlu ikut serta dari Lembaga Komisi
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), penggiat literasi media, aktivis perempuan dan LSM terkait.
Saran bagi penyelenggara adalah diharapkan konsisten dalam pengadaan kegiatan serupa
dengan tema berbeda dengan menambahkan waktu webinar dan diskusi menjadi lebih dari satu jam.
SURAT TUGAS
0876/D.01/LPPM-UBSI/III/2021
Tentang
Seminar
20 Maret 2021
Media AKUTAHU
TEMA :
Disaster Coverage Literacy : Between Public Journalism , Social Media Paradox and The Problem
Informartion Quality
MEMUTUSKAN
Pertama : Menugaskan kepada saudara yang tercantum sebagai Peserta
Robbikal Muntaha Meliala S.Sos, M.I.Kom
Kedua : Mempunyai tugas sbb:
Melaksanakan Tugas yang diberikan dengan penuh rasa tanggung jawab.
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila
dikemudian hari terdapata kekeliruan akan diubah dan diperbaiki sebagaimana
mestinya.