Anda di halaman 1dari 2

PERSPEKTIF DAN NASIHAT AL- QURAN DALAM MENYIKAPI BERITA HOAX:

Falsafah dakwah di era modernisasi


Krisdi supriadi
Mahasiswa Institut ummul Quro Al-Islami Bogor
Jl. Mohnoh Nur No. 122, Leuwimekar, kec. Leuwiliang, Kab.Bogor, Jawa Barat
A. Pendahuluan

Pesatnya media massa yang dihasilkan oleh kemajuan teknologi telah


menimbulkan kebebasan manusia untuk berpendapat dan menyalurkan berita di media
sosial.1 Kendatipun, Kebebasan ini sering di gunakan untuk menyebarkan fitnah, atau
untuk kepentingan pribadi dan kelompok. Hal ini tentu sangat memprihatinkan. Banyak
sekali berita bohong (hoax) yang di gunakan membentuk opini publik kegembiraan,
ketidakpastian infromasi dan ketakutan.2 Kemudian di siarkan melalui surat kabar,
radio, televisi dan internet. hoax di sebarkan karena berbagai alasan seperti humor,
pemasaran, seni, hiburan, aktivisme, pendidikan, dan lain sebagainya.3
Penyebaran hoax ini tidak akan mungkin terjadi tanpa dukungan media massa
baik cetak maupun elektronik. Menurut survey pada 7 februari 2017, berita hoax di
sebarkan hingga 34,9% di situs internet , televise 8,7%, media cetak 5, email 3,1%, dan
radio 1,2%.4 Ini menunjukan bahwa Indonesia tergolong sebagai salah satu negara yang
mengalami masalah serius penyebaran hoax.5
Bahkan mewabahnya informasi hoax di masyarakat, merupakan akibat yang di
timbulkan dari perkembangan media massa. Berita hoax di produksi dan
disebarluaskan, selanjutnya di distribusikan kembali dalam distribusi massanya melalui
konvergensi teknologi dan media. Hal ini disebabkan oleh rendahnya tingkat literasi
masyarakat. Risiko terjerumus pada pesan- pesan provokatif dan nakal tentu lebih besar
bagi generasi milenial yang terbiasa menggunakan gadget, namun di saat yang sama
tidak memiliki literasi media yang kritis untuk memilih dan merespon berita yang
objektif.6

1
RNS Koloay, “Perkembangan Hukum Indonesia Berkenaan Dengan Teknologi Informasi Dan
Komunikasi,” Jurnal Hukum Unsrat. Vol. 22 no. 5. (2016), hlm: 20
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jurnalhukumunsrat/article/viewFile/10754/10342
2
Ahmad Budiman, “Berita Bohong (Hoax) Di Media Sosial Dan Pembentukan Opini Publik,” Majalah
Info Singkat Pemerintahan Dalam Negeri Isu Aktual. Vol. 9 no. 1. (2017), hlm: 17
https://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info Singkat-IX-1-I-P3DI-Januari-2017- 181.pdf.
3
Sheila Kasperek and Bethany Messersmith, “The Library That Cried Wolf: Outcomes of a Banned Book
Hoax on Facebook,” Pennsylvania Libraries: Research & Practice. Vol. 3 no. 1. (April 30, 2015), hlm: 55
doi:10.5195/PALRAP.2015.87.
4
Andina Librayanti, “Survei: Media Sosial Jadi Sumber Utama Penyebaran Hoax,” Tekno Liputan6.com,
diakses pada 10 Oktober 2017, http://tekno.liputan6.com/read/2854713/survei-mediasosial-jadi-sumber-
utama-penyebaran-hoax.
5
Ricky Firmansyah, “Web Klarifikasi Berita Untuk Meminimalisir Penyebaran Berita Hoax,” Jurnal
Informatika. Vol. 4 no. 2. (September 22, 2017), hlm: 231
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ji/article/view /2138.
6
Jurnal Komunikasi Islam | ISBN 2088-6314 | Terakreditasi Menristekdikti SK. NO. 2/E/KPT/2015 |
Vol. 07 No. 1. 2017, hlm: 43 Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya - Asosiasi Profesi Dakwah Islam Indonesia

1
Oleh karena itu peran dakwah sangat dibutuhkan untuk mengatasi fenomena
hoax seperti ini (Munir, 2009, hlm.102) sudah saatnya misionaris tampil di tengah
masyarakat untuk mengubah situasi kini dengan beragam fitnah dan konflik di
masyarakat. Dalam menuju masyarakat yang lebih baik (shihab, 2008, hlm.194) untuk
mencapai semua solusi dalam kehidupan manusia dengan membawa pesan dan
kebenaran Al-Qur’an (Rasmussen, 2010, hlm. 74) guna memenuhi segala solusi dalam
kehidupan umat manusia (Esack, 2002, hlm.16) agar mayarakat dapat hidup sesuai
dengan petunjuk Al-Qur’an dan bersikap kritis terhadap penerimaan media sosial,
khusnya berita hoax.7

7
Jurnal Komunikasi Islam | ISBN 2088-6314 | Terakreditasi Menristekdikti SK. NO. 2/E/KPT/2015 | Vol.
07 No. 1. 2017, hlm: 44 Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya - Asosiasi Profesi Dakwah Islam Indonesia

Anda mungkin juga menyukai