id
SKRIPSI
Disusun Oleh:
FRANCISKA ANISTIYATI
D0206054
commiti to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commitii to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commitiiito user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Motto:
commitivto user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Persembahan:
commitv to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Allah Bapa Yang Maha Kasih, karena hanya dengan
Mahasiswi S-1 Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UNS) telah terselesaikan
dengan baik.
memaparkan data bahwa jumlah jurnalis perempuan di Indonesia begitu sedikit. Dari
situ Penulis menjadi tertarik untuk mengetahui mengapa hanya sedikit perempuan
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan pertolongan baik moril
maupun material dari berbagai pihak. Atas selesainya skripsi ini, Penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah berbaik hati memberikan
dukungan:
1. Prof. Drs. H. Pawito, Ph.D, selaku Dekan FISIP UNS sekaligus Ketua Panitia
Ujian Skripsi Penulis. Terima kasih atas koreksi dan masukan yang
commitvito user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Dra. Prahastiwi Utari, M.Si, Ph.D, selaku Ketua Program Studi Ilmu
untuk setiap diskusi yang mencerahkan. Terima kasih pula telah mengajari
Penulis tentang arti kesabaran dan ketekunan. Penulis yakin, kehadiran Ibu
3. Mahfud Anshori, S.Sos, M.Si selaku Sekretaris Panitia Ujian Skripsi Penulis.
Terima kasih atas koreksi dan masukan yang membangun sehingga skripsi ini
5. Teman-teman Informan: Annisa Fitri dkk, Dian Erika dkk dan Ema Yuliani
dkk, t berhenti
6. Bapak Supriyono, Ibu MM. Suti Rahayu dan Mas Yoseph Kelik Prirahayanto,
terima kasih karena telah bersabar, terima kasih untuk doa dan semangat yang
terus mengalir. Semoga skripsi ini dapat menjadi alasan untuk tersenyum dan
7. Cosmas Irmawan Henry Asmanto, terima kasih telah menjadi sahabat, kakak
Sita Hirlawati, Tri Setyo Ariyanti, Galuh Anindhita, Wahyu Aji Putranto,
commitviito user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Satria Yudha. Terima kasih telah menjadi teman curhat mulai dari urusan
9. Saudara-saudariku seibu: Candra, Mas Fijar, Mbak Dhita, Era, Dewi, Mbak
Elya, Aang, Asiska, Dinda. Kebersamaan dan perjuangan bersama kalian tak
10. Teman-teman Komunikasi 2006 yang baik hati: Cesil, Duo Arum, Fika,
Nunung, Lalak dan semuanya saja, sukses untuk kita semua. Yang masih
11. Bapak Argyo Dewantoto, terima kasih atas pinjaman buku-buku gender yang
sangat bermanfaat.
12. Mas Budi, staff pendidikan, dan pihak-pihak yang tak dapat disebut satu per
Penulis tak menutup mata bahwa sebagai pekerjaan manusia, skripsi ini
bukanlah pekerjaan yang sempurna. Oleh sebab itu Penulis membuka diri untuk
setiap kritik dan saran yang membangun. Akhir kata, terima kasih.
Penulis
viii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
commitixto user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Persepsi idealistis terjadi pada mahasiswi semester awal dimana jurnalis menjadi
pekerjaan ideal bagi mereka. Menurut mereka profesi ini menjanjikan berbagai
kesenangan diantaranya seperti jalan-jalan dan menyalurkan hobi menulis. Namun,
minat tersebut mengalami pergeseran dan munculkan persepsi realistis. Beberapa
mahasiswi menjadi kurang tertarik menjadi jurnalis karena menurut mereka pekerjaan
ini terlalu berat untuk perempuan, diantaranya dalam hal jam kerja yang tidak tentu,
lokasi kerja di lapangan dan juga sisi keamanan. Pergeseran minat tersebut terjadi
setelah mereka mengikuti mata kuliah profesi dan ada program Kuliah Kerja
Komunikasi (K3).
Terbentuknya persepsi mahasiswi S-1 Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP
UNS terhadap profesi jurnalis kiranya sesuai dengan teori Pembelajaran Sosial yang
disampaikan oleh Osgood. Secara terus menerus mahasiswi S-1 Prodi Ilmu
Komunikasi FISIP UNS menghimpun informasi mengenai profesi sebagai jurnalis
dan selanjutnya menunjukkan sikap/perilaku terhadap profesi tersebut. Penulis
melihat adanya pengaruh negatif yang kuat dari lingkungan dan kurangnya motivasi
pada diri perempuan untuk menjadi jurnalis. Secara umum budaya patriarki telah
menghambat perempuan untuk menjadi jurnalis.
commitx to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
FRANCISKA ANISTIYATI, D0206054, YOUNG WOMEN AND
JOURNALIST (Case Study about Young Women Perception toward Journalist
in Undergraduate Female Students on Communication Department of Social
and Political Faculty Sebelas Maret University Surakarta), Paper,
Communication Science Majors, Social and Political Science Faculty, Surakarta
Sebelas Maret University (FISIP UNS), 2012
Mass media is regarded as masculine world. Gender bias still colors the media
in many aspects such as the organization structure, work rhythm, and the presenting
of sensitive gender news. The low number of female journalist is regarded as one of
the supportive factor of media masculinity. Without decreasing the respect to men
fact should face any obstacles because women have low interest to be a journalist.
This condition must be asked because people who are interested in Communication
Department Education increases recently and one thing that must be underlined is
woman have been the majority of people who are interested in this department. The
writter see that there was gap between women who are potential as journalist and
women who decide to be a journalist.
Based on the statement above, the problem raised in this research is how
commitxi to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
there is a change after that. This is the rising of realistic perception. Many student
became uninterested to be journalist because it feel too hard for woman such as
uncertain work time, outdoor place, and the safety. This change happen after they
follow profession class dan Kuliah Kerja Komunikasi (K3).
The perception of Female Students to journalist was happen through social
learning process by Osgood . They try to collect information about journalist to get
final evaluation that become the basic of their attitude exchange. The writer sees there
is a strong negative impact from the environment and the lack of motivation of
commitxiito user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ........................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ................................................................................... iv
PERSEMBAHAN ......................................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................. vi
ABSTRAK ..................................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvii
DAFTAR BAGAN......................................................................................... xviii
xiii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xiv
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
A. Kesimpulan.......................................................................................... 235
B. Saran .................................................................................................... 240
LAMPIRAN
commitxvto user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I.1 Desk dibawah Redaktur Perempuan di Sembilan Surat Kabar di
4
Tabel I.2 Komposisi Wartawan Laki-laki dan Perempuan dari Sembilan
6
Tabel I.3 Jumlah Reporte 7
Tabel I.4 Rekapitulasi Penerbitan Pers Berdasarkan bentuk/format 9
Tabel II.1 Daftar Mata Kuliah Semester 1 77
Tabel II.2 Daftar Mata Kuliah Semester 2 77
Tabel II.3 Daftar Mata Kuliah Semester 3 78
Tabel II.4 Daftar Mata Kuliah Semester 4 78
Tabel II.5 Daftar Mata Kuliah Semester 5 78
Tabel II.6 Daftar Mata Kuliah Semester 6 79
Tabel II.7 Daftar Mata Kuliah Semester 7 79
Tabel II.8 Daftar Mata Kuliah Semester 8 79
Tabel II.9 Daftar Mata Kuliah Pilihan 79
Tabel II.10Jumlah Mahasiswa S-1 Reguler Program Studi Ilmu Komunikasi
FISIP UNS Akademik 2010/2011 85
Tabel II.11Daftar Informan 86
xvi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar I.1 Model Komunikasi Riley 22
Gambar I.2 Analisis Data Model Interaktif Miles dan Huberman 71
xvii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan I.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi menurut
Robbins dan Judge 32
Bagan I.2 Kerangka Berpikir 58
Bagan II.1 Struktur Organisasi Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UNS .... 73
Bagan III.1 Pemilihan Jurusan Ilmu Komunikasi 153
Bagan III.2 193
Bagan III.3 Pergeseran Pilihan Pekerjaan Bidang Komunikasi 193
xviii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
perempuan. Mengutip pernyataan Marwah Daud Ibrahim dalam Ibrahim dan Suranto,
pria, didominasi, menerima keputusan yang dibuat oleh pria dan terutama pasrah
Bias gender di media pertama-tama dapat dilihat dari bagaimana surat kabar,
majalah, film, televisi, iklan, dan buku-buku menampilkan potret diri perempuan.
Mari kita sejenak melihat fenomena perempuan dalam berita kejahatan dan kriminal.
-
2
;
3
. Tanpa membaca berita lebih
lanjut, dari judul dapat ditangkap bahwa korban dari tindak pelecehan seksual adalah
1
Marwah Daud Ibrahim dalam Idi Subandy Ibrahim, dkk (ed), Wanita dan Media: Konstruksi Ideologi
gender dalam Ruang Publik Orde Baru. (Bandung:Remaja Rosdakarya, 1998), hlm.107
2
eptember 2010
3
Ahmad Tarmizi, -
12 Desember 2010
commit1 to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perempuan dan laki-laki berperan sebagai pelaku. Tidak dapat disangkal bahwa kasus
pelecehan seksual selama ini begitu identik dengan keberadaan laki-laki sebagai
Selanjutnya, ada beberapa kata yang sering muncul dalam berita kriminal
dsb. Secara tidak langsung korban (perempuan) justru semakin dieksploitasi dengan
mereka lakukan. Dalam kasus ini lengkaplah sudah derita perempuan. Sudah jatuh
masih tertimpa tangga. Sudah menjadi korban yang menanggung beban psikologis
Menjadikan berita kriminal sebagai bukti dari bias gender di media mungkin
terlalu ekstrim. Ada baiknya kita mencoba mengamati berita-berita regular tentang
perempuan yang dimuat dalam rubrik atau media khusus perempuan. Hasilnya,
menurut Debra H. Yatim selama ini media perempuan cenderung menyajikan berita
atau artikel yang bersifat domestik yaitu menyangkut rumah tangga, mode,
perawatan, keluarga dan anak, serta profil tokoh perempuan yang berhasil pada
4
Debra H Yatim dalam Idi Subandy Ibrahim, dkk (ed), Wanita dan Media: Konstruksi Ideologi gender
dalam Ruang Publik Orde Baru. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998), hlm. 137
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
tidak lebih, tidak kurang adalah cermin bagi realitas yang beredar di masyarakat.
Namun, pembelaan itu ditangkis oleh Debra H. Yatim dengan mengajukan sudut
pandang lain bahwa media memiliki hubungan dua arah dengan realitas sosial. Selain
menjadi cermin dari realitas, media sebenarnya juga menciptakan realitas (realitas
media)5. Saat sebuah berita dianggap kurang sensitif gender, melalui kaca mata Debra
masyarakat memang demikian, atau kedua, subjektivitas wartawan dan editorlah yang
bermain.
Kiranya berita bias gender dapat diminimalisir jika didasari oleh kesadaran
menuliskan harapannya untuk gerakan kesetaraan gender, yang tentunya ini relevan
juga jika dihadapkan pada bias gender yang masih mewarnai media:
eputusan,
mungkin akan lebih cepat mewujudkan kesetaraan dan keadilan antara laki-laki
6
.
Pada kenyataannya, media masih sepi dari campur tangan perempuan. Jumlah
redaktur perempuan di media sejauh ini masih minim. Menurut hasil penelitian dari
tahun 1998, pada sembilan surat kabar di Jawa (Kompas, Republika, Suara
5
Ibid, hlm. 134
6
Tempo (18-24 Desember 2006) hlm.93
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Surabaya Post, Jawa Pos) maksimal baru terdapat dua jurnalis perempuan yang
Ada pun desk-desk yang diampu oleh para redaktur perempuan di kesembilan
surat kabar itu antara lain Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek), Minggu dan
Feature. Sejauh ini belum ada perempuan yang pernah menduduki posisi puncak
sebagai redaktur desk metro, kriminal apalagi sebagai pemimpin redaksi. (Lihat Tabel
I.1).
Tabel I.1
Desk dibawah Redaktur Perempuan di Sembilan Surat Kabar di Jawa
No Media Redaktur Desk/ Bidang
Lunak Keras
1 Kompas 2 0
2 Suara Pembaharuan 1 0
3 Republika 2 0
4 Pos Kota 1 0
5 Pikiran Rakyat 0 0
6 Kedaulatan Rakyat 0 0
7 Suara Merderka 2 0
8 Jawa Pos 2 0
9 Surabaya Post 0 0
Jumlah 10 0
Sumber: Media & Gender, 1998
7
Ashadi Siregar dkk (ed), Media & Gender: Perspektif Gender atas Industri Suratkabar Indonesia.
(Yogyakarta: LP3Y, 1999), hlm. 45-61
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Surakarta masa bakti 2006-2010 hasil Konferensi Cabang 2 Desember 2006 terdapat
kenderungan sama. Dari 14 pengurus, hanya dua orang perempuan yang masuk dalam
struktur organisasi PWI Cabang Surakarta. Itu pun masih menjadi orang nomer dua,
masing-masing sebagai Wakil Sekretaris II dan Wakil Ketua Seksi Seni, Budaya dan
Pariwisata8.
pembagian kerjanya yang bersifat sex-line. Laki-laki ditempatkan pada bidang kerja
keras (hard) seperti bidang politik, ekonomi, hukum dan kriminal serta olahraga.
Sedangkan perempuan ditempatkan pada bidang yang lunak (soft) seperti pendidikan,
menjadi tak mengherankan karena jumlah jurnalis yang ada di industri media selama
ini ternyata didominasi oleh laki-laki. Data tahun 1998 menunjukkan masih adanya
ketimpangan yang cukup jauh antara proporsi jurnalis perempuan dan laki-laki. Data
sembilan surat kabar harian besar yang terbit di Jawa yakni; harian Kompas, Suara
8
Sumber: Data PWI Cabang Surakarta
9
Siregar, Op.Cit. hal.45
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Merdeka, Jawa Pos dan Surabaya Pos menunjukkan bahwa rata-rata hanya terdapat
14 orang jurnalis perempuan dari total 129 orang jurnalis yang bekerja, atau sekitar
Tabel I. 2
Komposisi Wartawan Laki-laki dan Perempuan dari Sembilan Surat Kabar Harian
No Media Laki-laki Perempuan Jumlah Rasio (%)
1 Kompas 156 28 184 15,22
2 Suara Pembaharuan 82 15 97 15,46
3 Republika 108 21 129 16,27
4 Pos Kota 103 8 111 7,21
5 Pikiran Rakyat 69 12 81 14,81
6 Kedaulatan Rakyat 133 14 147 9,52
7 Suara Merdeka 121 12 133 9,02
8 Jawa Pos 119 8 127 6,30
9 Surabaya Pos 143 9 152 5,92
Jumlah 1.034 127 1.161 10,94
Sumber: Media dan Gender, 1999
Kondisi yang sama juga terjadi di industri televisi. Dari Lima stasiun televisi
swasta di Indonesia yaitu SCTV, RCTI, ANTV, IVM dan TPI (sekarang MNCTV),
itu akan berubah nilainya jika seluruh kameramen masuk hitungan. Angka
10
Ibid. hlm.14
11
Priyo Soemandoyo, Wacana Gender dan Layar Televisi: Studi Perempuan dalam Pemberitaan
Televisi Swasta, (Yogyakarta: LP3Y, 1999), hlm. 128
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perempuan (Lihat Tabel I.3). Tak berbeda dari media cetak, industri televisi pun
mengoperasian alat.
Tabel I. 3
Jumlah Reporter dan Kameramen televisi Swasta
No Jenis Pekerjaan SCTV RCTI ANTV IVM TPI Jmlh
1 Reporter Laki-laki 38 42 34 16 22 152
2 Reporter perempuan 15 20 14 8 13 70
3 Kamrmn laki-laki 34 32 30 26 20 142
4 Kamrmn perempuan - - - - - -
5 Presenter laki-laki 6 8 2 2 4 24
6 Presenter perempuan 7 6 5 2 5 25
Jumlah 100 108 85 54 64 413
Sumber: Soemandoyo:1998
Dalam lingkup yang lebih luas, Data PWI tahun 1998 tentang data jumlah
wartawan di Indonesia, diperoleh data bahwa jumlah wartawan perempuan hanya 461
12
ibid
13
Nur Iman Subono, , Jurnal Perempuan, Nomor. 28,
Maret (2003), hlm.57
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
redaktur perempuan hingga rendahnya jumlah jurnalis perempuan, menjadi fakta dari
bias gender di media massa yang terjadi secara sistematis. Tak berlebihan jika Debra
H. Yatim kemudian menyebut media massa selama ini digarap, disunting, dan
satu solusi untuk memutus mata rantai bias gender di media. Hal itu didukung oleh
Ana Nadhya Abrar yang menyatakan bahwa dengan tanpa mengurangi penghargaan
pada jurnalis laki-laki yang menganut prinsip kesetaraan gender, pelopor kesetaraan
lebih banyak.
cukup terpupuk oleh pesatnya pertumbuhan industri media belakangan ini. Sejak era
booming pers16, Direktorat Pembinaan Pers tahun 1999 mencatat fenomena yang
14
Ibrahim, Op.Cit, hlm.139
15
Ana Nadhya Abrar ,
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gajah Mada Volume 7 No.3, Maret 2004, hlm. 384
16
Mursito BM, Memahami Institusi Media:Sebuah Pengantar, (Surakarta:Lindu Pustaka &
Spikom,2006), hlm.190
Sekurang-kurangnya di Indonesia telah terjadi dua kali ledakan pertumbuhan industri pers (booming
pers). Pertama tahun 1980-an ketika TVRI dilarang beriklan, sementara televisi swasta belum
beroperasi. Akibatnya pers menjadi ladang utama untuk beriklan dan semakin banyaklah media baru
yang muncul. Kedua, terjadi ketika Orde Baru tumbang dan mulai memasuki babak baru kehidupan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
terjadi khusus pada penerbitan cetak rata-rata terjadi lonjakan hingga 3 kali lipat.
Lonjakan paling tinggi terjadi pada tabloid disusul oleh surat kabar dan majalah.
Tabel I.4
Rekapitulasi Penerbitan Pers Berdasarkan bentuk/format
No Jenis penerbitan pers Pra reformasi Era reformasi Jumlah
1 Surat Kabar 90 285 375
2 Tabloid 91 625 716
3 Majalah 100 334 434
4 Buletin 8 3 11
Jumlah 289 1.247 1.536
Sumber: Direktorat Pembinaan Pers 1999
Industri pertelevisian pun tak mau kalah. Menjelang tahun 2000 muncul
hampir secara serentak lima stasiun televisi nasional baru. Stasiun televisi tersebut
antara lain; Metro, Trans Tv, Tv 7 (sekarang Trans 7), Lativi (sekarang Tv One), dan
Sampai dengan tahun 2005 tercatat pertumbuhan televisi lokal mencapai angka 86
stasiun, tersebar di lebih dari 50 kota besar dan di hampir semua provinsi di
Indonesia 20.
politik yang dikenal dengan era reformasi. Lonjakan pendirian penerbitan pers terjadi karena
pencabutan Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP).
17
Ibid, hlm.192
18
www.jiastisipolcandradimuka.blogspot.com diakses pada 19 Maret 2012 pukul 10: 29 WIB
19
http://www.mercubuana.ac.id/file/modul/CIPTONOSETYOBUDI-TEKNOLOGIKOMUNIKASI diakses
pada 9 Desember 2011 pukul 06.53 WIB
20
www.atvli.com diakses pada 19 Maret 2012 pukul 10: 25 WIB
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
Fenomena pertumbuhan media cetak dan televisi di atas dapat menjadi pijakan
kerja di industri media salah satunya sebagai jurnalis, baik itu untuk laki-laki maupun
perempuan.
Idealnya, booming pers dapat menjadi peluang bagi perempuan untuk tampil
sebagai jurnalis. Namun pada kenyataannya profesi ini belum cukup berhasil menarik
minat perempuan. Data tahun 2006 menunjukkan kondisi yang tak jauh berbeda dari
tahun 1998. Mengacu Laporan Kementerian Komunikasi dan Informasi RI tahun itu,
jumlah jurnalis laki-laki adalah 11.603 orang sedangkan jurnalis perempuan hanya
akar pada akhirnya akan sampai pada institusi pendidikan tinggi. Hafied Cangara
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kajian komunikasi yang selama ini
(content), dan juga para pekerja komunikasi itu sendiri (wartawan, presenter, public
relations officer, dan juga para dosen komunikasi),22. Dengan kata lain saat kita
21
Laporan Kementrian Komunikasi dan Informasi RI 2006
22
Hafied Cangara, dalam Farid
Hamid dan Heri Budianto, Ilmu Komunikasi: Sekarang dan Tantangan Masa Depan, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2011), hlm. 30
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
cukup bagus. Menurut catatan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, pada tahun
pada posisi ketiga program studi yang paling banyak ditawarkan setelah program
studi Ilmu Komputer (sekitar 500-an) sebagai peringkat pertama, dan program studi
Pertumbuhan itu tak lepas dari tingginya minat calon mahasiswa baru untuk
kuliah di jurusan Ilmu Komunikasi. Dari tahun ke tahun peminat jurusan Ilmu
Katakanlah pada SNMPTN tahun 2010, Ilmu Komunikasi menempati urutan pertama
sebagai program studi dengan peminat tertinggi. Disusul kemudian prodi Pendidikan
Dokter sebagai peminat tertinggi kedua, dan prodi Manajemen dengan peminat
tertinggi ketiga24.
23
Ibid, hlm. 32
24
www.unpad.ac.id, dikases pada 13 Januari 2011 pukul 11:15 WIB
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
Jika dipilah berdasarkan jenis kelaminnya, ternyata diperoleh fakta bahwa komposisi
perempuan. Lock dalam Utari & Nilan menyebutkan bahwa perbandingan antara
Kondisi yang sama berlaku pula di Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNS.
Turun temurun jumlah mahasiswi lebih banyak dari mahasiswa. Sebagai contoh pada
tahun ajaran 2010/2011. Berdasarkan data yang diperoleh dari Bagian Pendidikan
FISIP UNS tahun 2010, mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi FISIP UNS yang masih
aktif sampai saat itu sebanyak 410 orang, yang terdiri dari 260 orang mahasiswi dan
dibaca pula sebagai peluang semakin banyaknya perempuan yang akan masuk dalam
industri komunikasi salah satunya sebagai jurnalis. Namun, input mahasiswi jurusan
Ilmu Komunikasi yang cukup besar ternyata tidak menjamin terpenuhinya pekerja di
bidang komunikasi. Sebagai contoh yang terjadi pada mahasiswa Prodi Ilmu
25
The Lucky Few: Female Graduates of Communication Studies in the
Indonesian Media Industry
26
Data Sekunder Bagian Pendidikan FISIP UNS 2010
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
tersebut dari 51 alumni, 31 diantaranya adalah perempuan. Hanya ada dua alumni
perempuan yang bekerja sebagai jurnalis (1 di majalah dan datu di surat kabar lokal).
Dari secuil data di atas nampak adanya keengganan alumni jurusan Ilmu
namun mengapa mereka justru lebih tertarik pada bidang pekerjaan lain bahkan
sampai menyeberang ke bidang kerja disiplin lain. Kiranya keengganan ini menjadi
kondisi yang perlu digali lebih dalam, mengapa perempuan tidak ingin menjadi
dirasa perlu untuk menciptakan iklim hubungan gender yang lebih seimbang dan adil
di media. Namun sayang sekali harapan yang digantungkan pada jurusan Ilmu
membuahkan hasil yang signifikan. Penelitian ini kemudian difokuskan pada konsep
27
Data Base Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNS Angkatan 2005
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14
audience analysis atau studi khalayak yaitu penelitian yang fokus pada unsur
komunikan (perempuan)28.
namun yang dilihat bukanlah keseluruhan prosesnya melainkan terfokus pada efek
yang ditimbulkan oleh pesan. Metodologi penelitian ini adalah kualitatif. Adapun
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENELITIAN
28
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. (Bandung, Remaja Rosdakarya, 1990),
hlm.10
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
1. Persepsi mahasiswi S-1 Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UNS terhadap
profesi jurnalis
D. MANFAAT PENELITIAN
Penulis berharap, penelitian ini dapat bermanfaat bagi :
Semoga penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi bagi para pengajar di
jurusan Ilmu Komunikasi terkait salah satu tujuan akademis di jurusan Ilmu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16
E. TELAAH PUSTAKA
1. Komunikasi
dalam Bungin, komunikasi adalah inti dari interaksi sosial29. Pemikiran itu
dan media komunikasi merupakan fokus dari mazhab ini. Mazhab ini menaruh
mampu mempengaruhi perilaku atau state of mind orang lain. Komunikasi akan
dianggap gagal, apabila efek yang terjadi berbeda dari atau lebih kecil daripada
yang diharapkan31.
29
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, Cet.ke-2 (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2007)hlm.26
30
John Fiske, Cultural and Communication Studies, (Yogyakarta: Jalasutra, 2011), hlm. 8
31
Ibid, hlm.8-9
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
dan pertukaran makna. Mazhab ini berkenaan dengan bagaimana pesan atau
mazhab ini, studi komunikasi adalah studi tentang teks dan kebudayaan.
signifikan. Pertama fokus studi: Mazhab Proses memusatkan diri pada perilaku
Dan ketiga sifat pesan: menurut Mazhab Proses pesan bersifat statis. Artinya,
pesan yang disampaikan adalah sama, tidak berubah. Yang dinamis adalah cara
dinamis. Mazhab ini lebih fokus pada bagaimana pesan dimaknai berdasarkan
32
Ibid, hlm.9
33
Ibid
34
Ibid
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18
proses. Hal itu karena fokus penelitian ini adalah mengamati perilaku
Dan karena mengamati gejala perilaku maka penelitian ini tak luput dari
Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?35 Jawaban dari
(sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan jauh tempatnya
atau banyak jumlahnya) dan efek (dampak sebagai pengaruh dari pesan). Jadi
efek tertentu36.
diharapkan dalam proses komunikasi yaitu: efek kognitif, efek afektif dan efek
35
Effendy,Op.cit. hlm.10
36
Ibid
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19
sehingga memiliki perasaan tertentu dan efek behavioral yaitu saat komunikan
behavioral. Hal itu seperti didefinisikan oleh Hovland, Janis dan Kelly dalam
individuals)38.
Namun, penelitian ini tidak berniat mempelajari proses komunikasi dari awal
dan lebih fokus pada efek yang terjadi pada komunikan (perempuan). Menurut
orang lain dalam konteks sosialnya. Melalui proses ini individu menyesuaikan
dirinya dengan orang lain lewat peran yang disebut transmitting dan
37
Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, Cet. ke-6, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004),
hlm.7
38
Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), hlm. 31
39
Effendy. Loc.Cit
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20
Messege reception merupakan proses aktif yang terdiri dari tiga elemen
ingatan43.
40
Alo Liliweri, Perspektif Teoritis Komunikasi Antarpribadi, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1994), hlm. 3
41
Ibid
42 th
Brent D. Ruben & Lea P. Stewart, Communication and Human Behavior, 4 ed. (MA: Viacom
Company, 1998), hlm. 85
43
Ibid, hlm. 88-92
44 th
Stephen W Littlejohn, Theories of Human Communication, 7 ed (NY: Wadsworth, 2001), hlm. 118
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21
tergantung pada proses persepsi. Pembahasan persepsi lebih lanjut ada pada
point 2.
Theory) yang disampaikan oleh Charles Osgood. Teori ini berpijak pada model
and the Social System. Menurut mereka, komunikan dalam menerima pesan
yang disampaikan oleh komunikator tidak langsung bereaksi begitu saja. Ada
mengendalikan aksi dan reaksinya terhadap suatu pesan yang diterimanya 47.
primer dan kelompok rujukan ini lah yang lazimnya mempengaruhi komunikan
45
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi:Suatu Pengantar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003 ), hlm.
151
46
Littlejohn, Op.Cit, hlm. 118
47
Fajar, Op.Cit, hlm. 107-108
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22
dalam menetukan sikap dan tindakan-tindakan. Hal ini terjadi karena umumnya
orang akan selalu berusaha agar sikap dan tindakannya tidak terlalu
Gambar I. 1
perilaku seseorang. Teori yang dicetuskan oleh Albert Bandura ini terfokus
48
Ibid
49
http://extension.missouri.edu , Developing Effective Communications, diakses pada 28 april 2012
pukul 21:18
50
http://www.southalabama.edu/oll/mobile/theory_workbook/social_learning_theory.htm ,
diakses pada 2 Mei 2012 pukul 13.00 WIB
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23
karib51. Menurut teori ini, media massa menjadi objek imitasi dan identifikasi
bagi setiap orang. Imitasi adalah replika atau peniruan secara langsung dari
bersifat khusus dimana pengamat tidak meniru secara persis sama apa yang
dilihatnya. Meskipun lebih sulit untuk dilihat dan dipelajari, identifikasi dinilai
Terdapat dua kata sifat yang saling berlawanan53. Kata sifat dipasangkan secara
51
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003),
hlm. 282
52
Morisan, Psikologi Komunikasi, (Bogor: Ghalia, 2010), hlm. 242
53
Littlejohn, Op.Cit, hlm. 120
54
Morisan, Op.Cit, hlm. 80
55
Effendy, Op.Cit. hlm. 282-283
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24
kekuatan-kekuatan yang bertarung dalam diri khalayak yaitu faktor internal dan
1. Faktor Internal
pedoman individu yang dibuat atas dasar hal yang pernah dialaminya sendiri.
56
Morisan, Op.Cit, hlm. 246
57
Fajar, Op.Cit, hlm.170
58
Ibid, hlm. 171
59
Ibid
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25
Dalam kerangka referensi ini segala hal-hal baru, ide baru, gagasan
referensi lama dengan baru. Bila sesuai, pesan itu akan diterima, dan bila
expectation of reward
kebutuhan orang dalam bentuk: personal need atau social needs 61.
expectation of reward
suatu tujuan tertentu. Dengan kata lain, motif merupakan dorongan dari
60
Morisan, Op.Cit, hlm. 244
61
Fajar, hlm. 173
62
Theodore M. Newcomb dkk, Penerjemah Tim Fakultas Psikologi UI, Psikologi Sosial, (Bandung:
Diponegoro, 1978), hal.38
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26
yaitu:
dan menduga.
persoalan hidup.
yang dimiliki63.
63
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Cet. ke-17, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), hlm.
37-39
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27
2. Faktor eksternal
orang sekitar penting dalam proses belajar sosial. Jika media berperan dalam
persuatif.
proses belajar sosial atau orang-orang yang sangat penting bagi setiap orang
perasaan kita64. Ada pun lebih lanjut menurut Mead, terdapat significant
prinsipnya menghasilkan dua efek yaitu efek larangan (inhibitory effect) dan
Sedangkan efek suruhan merupakan kebalikan dari efek larangan yang justru
64
Ibid, hlm. 103
65
Ibid, hlm. 104
66
Morisan, Op.Cit, hlm. 247-248
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28
2. Persepsi
objects, events, and especially people through your sense: sight, smell, taste,
Dalam hal ini persepsi merupakan aktivitas belajar yang aktif dan
Prakash dalam Severin dan Tankard bahwa persepsi adalah aktivitas aktif yang
67 th
Joseph A. DeVito, The Interpersonal Communications, 9 ed, (New York: Addison Wesley Longman,
1986), hlm. 93
68
Werner J. Severin & James W. Tankard, Jr, Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan di
Dalam Media Massa), Alih Bahasa; Sugeng Hariyanto, Cet. ke-4, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Grup, 2009), hlm. 84
69
Ibid
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
mempengaruhi perilaku kita71. Hal ini sesuai dengan pemikiran Robbins dan
based on their perception of what reality is, not on reality itself. The world as
konkret73.
Komunikasi disebut efektif jika dapat mengubah perilaku manusia. Ada pun
70
Ibid, hlm. 85
71
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), hlm.
167
72
Stephen P Robbins & Timothy A Judge, Organizational Behavior. (New Jersey: Pearson Prentice
Hall, 2009), hlm. 173
73
Alfian, Persepsi Masyarakat tentang kebudayaan, (Jakarta: Gramedia, 1985), hlm. 209
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30
Walgito, terdapat dua faktor yang berpengaruh terhadap persepsi yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu apa yang ada dalam diri
individu. Sedangkan faktor eksterrnal terdiri dari faktor stimulus itu sendiri dan
proses mental ketika stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran dan stimuli
pengetahuan dsb yang bersifat personal atau disebut juga sebagai kerangka
persepsi semata-mata dipengaruhi oleh sifat stimuli fisik dan efek-efek saraf
74
Mulyana, Op.Cit, hlm. 180-181
75
Bimo Walgito, Psikologi sosial, Cetakan ke-4, (Yogyakarta: Andi Offset, 2003), hlm.46
76
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Cetakan ke-17. (Bandung: Remaja Rosdakarya Rakhmat,
2001), hlm. 51
77
Ibid, hlm. 52
78
Ibid
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
subjek, situasi dan objek. Faktor subjek meliputi: sikap, motif, ketertarikan,
pengalaman masa lalu dan dugaan. Faktor situasi terdiri dari: waktu, latar
belakang pekerjaan dan latar belakang sosial. Sedangkan faktor objek terdiri
internal, aktif dan vital bagi setiap orang dalam proses komunikasi.
79
Robbins & Judge, Op.Cit, hlm. 174
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Bagan I. 1
Jurnalis merupakan kata serapan dari kata journal dalam bahasa Inggris
dan kata diurnal dalam bahasa Latin yang artinya orang yang melakukan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33
Ada tiga sebutan yang berbeda untuk sebuah profesi yang sama, yaitu:
makna yang sama yaitu sebuah profesi yang tugasnya mencari, mengumpulkan,
identik dengan mereka yang bekerja di media massa cetak, reporter cenderung
digunakan untuk media massa televisi dan radio, sementara sebutan jurnalis
keahlian dan 4) Bertanggung jawab dan terikat pada kode etik pekerjaan85. Oleh
disini memuat tiga arti: pertama, professional adalah kebalikan dari amatir;
83
Jani Yosef, To Be A Journalist, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), hlm. 43
84
Ibid, hlm. 44
85
Ibid
86
Ibid.hlm. 115
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34
Ada pun di China ternyata tidak setiap jurnalis bisa merasakan predikat
umum. Di sisi lain, jurnalis yang jabatannya di bawah mereka merasa bahwa
pekerjaan mereka tak ubahnya pekerjaan lain yang membutuhkan kerja keras
journalism as a job87.
87
FEN J. LIN (City University of Hong Kong),
Liter International Journal of
Communication Vol. 4 (2010), hlm. 8
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35
mengolah informasi menjadi berita, untuk disiarkan melalui media massa 88.
Marshal McLuhan bahwa media adalah pesan (The medium is the messege).
Bukan isi media yang mempengaruhi khalayak melainkan media itu sendiri89.
media, justru jurnalis dapat menjadi pesan yang berdampak pada orang-orang
yang menerimanya.
4. Budaya Patriarki
disampaikan oleh Duru bahwa hakikat patriarki terletak pada adanya dominasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36
of establishing the social order, and they are situated in dominant position of
authority (Lawrence-Webb, Littlefield, & Okundaye, 2004)92.
laki karena kekuatan badannya yang lebih besar, menjadi pemburu dan pencari
nafkah, dan karena itu juga ksatria, sementara kaum perempuan, karena mereka
laki-laki. Penjelasan biologis deterministis ini, kata Lerner turun temurun terus
menerus dari zaman batu ke zaman sekarang dan diyakini bahwa kaum laki-laki
lahir superior93.
dengan identitas seks yang berbeda yaitu laki-laki dan perempuan. Perbedaan
tidak bisa disamakan. Seks bersifat statis. Perempuan dianggap berbeda dari
laki-laki karena secara biologis mereka memiliki organ biologis yang tak dapat
92
Annie N. Duru (Howard University, Washington DC, US) Ideological Criticism of a Nigerian Video
Film, August Meeting: A Feminist Perspectiv -journalist Vol.10.no2 (2010), hlm.75
93
Bhasin, Op.Cit, hlm.29
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37
Hal itu berbeda dengan gender yang merupakan suatu sifat yang melekat
mengisyaratkan polaritas sosial yang sifatnya fundamental dan tak akan serupa
di dua tempat yang berlainan96. Lebih lanjut ia menyebut gender dengan istilah
Namun yang menjadi masalah ternyata adalah gender differences ini telah
dan struktur dimana kaum laki-laki atau perempuan menjadi korban dari sistem
tersebut98.
94
Riant Nugroho, Gender dan Strategi Pengarus-Utamanya di Indonesia, (Jakarta: Pustaka Pelajar,
2008), hlm 21
95
Ibid, hlm. 18
96
Ivan Illich, Matinya Gender, Cetakan ke-5, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 45
97
Ibid, hlm.43
98
Nugroho, Op.Cit, hlm.9
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38
gender. Hal itu seperti dipikirkan oleh Duru bahwa ideologi patriarki senantiasa
inequality.99
yang berakar dari dua teori besar yaitu teori Nature dan Teori Nurture100.
bersifat alami sebagai kodrat hubungan laki-laki dan perempuan. Hal ini
mana yang benar dari perdebatan itu, faktanya adalah ideologi patriarki bisa
99
Duru, Op.Cit, hlm. 77
100
Dwi Ismi Astuti Nurhaeni, Kebijakan Publik Pro Gender, (Surakarta: UNS Press, 2009), hlm.19
101
Ibid, hlm. 28
102
Ibid
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39
langgeng karena terus dipelihara secara sadar maupun tidak sadar hingga
kini103.
5. Perempuan
Konsep perempuan merujuk pada salah satu dari dua jenis kelamin
adalah manusia yang memiliki penis, memiliki jakala (kala menjing) dan
memproduksi sperma105.
konotassi positif. Ada pun dalam kamus, kata perempuan sering disinomkan
dengan kata wanita. Namun kedua kata tersebut ternyata tak sunguh-
sungguh sama.
103
Julia I. Suryakusuma, Perempuan dan Konservatisme Media, dalam Idi Subandy Ibrahim, dkk (ed),
Wanita dan Media: Konstruksi Ideologi gender dalam Ruang Publik Orde Baru. (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1998), hlm.150
104
www.KamusBahasaIndonesia.org
105
Mansour Fakih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996), hlm.8
106
www.KamusBahasaIndonesia.org
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
40
patriarki107.
patriarki. Citra bagi seorang perempuan seperti yang diidealkan oleh budaya,
107
Ayu Utami dalam May Lan, Pers, Negara dan Perempuan: Refleksi atas Praktik Jurnalisme Sensitif
Gender pada Masa Orde Baru, (Yogyakarta: Kalika, 2002), hlm. 83
108
Fakih, Op. Cit, hlm. 5
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41
pendukung karir suami, istri yang penurut dan ibu yang mrantasi109. Di sisi
-laki yang
2. Reproduksi perempuan
4. Gerak perempuan
pemiskinan ekonomi)
109
Tanti Hermawati, Jurnal Komunikasi Massa. Vol. 1, nomor
1, Juli 2007, hlm.21
110
Ibid
111
Jane C. Ollenburger & Helen A. Moore, Sosiologi Wanita, Terj. (Jakarta: Rineka Cipta,1996), hlm.15
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42
negatif.
5. Gender dan Beban Kerja: Beban Kerja lebih panjang dan lebih banyak
didasarkan pada keyakinan bahwa salah satu jenis kelamin dianggap lebih
112
Ibid, hlm 12-24
113
Ibid. hlm.13-15
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43
penting atau lebih utama dibanding jenis kelamin lainnya 114. Sebagai contoh
domestik115.
a. Pemerkosaan
d. Prostitusi
e. Pornografi
f. Sterilisasi
114
Ibid. hlm.15-16
115
Ismi Astuti Nurhaeni. Op.Cit, hlm.28
116
Fakih. Op.Cit.hlm.16-17
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44
g. Kekerasan terselubung
h. Pelecehan seksual
117
Ibid. hlm.17-20
118
Ibid. hlm.21-23
119 .
Ollenburger & Moore Op.Cit. hlm 13
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
45
Sebut saja tokoh RA. Kartini dan Dewi Sartika. Mereka adalah tokoh
sifat yang lebih hemat, rapi dan teratur dalam rumah tangga dan turut pula
terpelajar)120.
terlibat di dunia pendidikan mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),
120
Maria Ulfah Subadio & T.O Ihromi, Peranan dan Kedudukan Wanita Indonesia: Bunga Rampai,
(Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1994), hlm. 267
121
Ibid
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
46
hal yang langka lagi jika di tingkatan pendidikan pasca sarjana begitu
pembagian disiplin ilmu. Hal yang masih tampak yaitu dalam hal kurikulum.
Adanya sifat memelihara dan rajin, serta tidak cocok untuk menjadi
122
Ibid, hlm.139
123
Ibid
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
47
waktu lama untuk menjaga kebersihan dan kerapian rumah tangganya hingga
memelihara anak124.
sebagai istri tradisional, ibu dan pengurus rumah tangga telah meluas
sifatnya membantu suami karena suami mereka tidak ingin peran ekonomi
diri dengan berkarir. Irwan Abdullah dalam Buku Sangkan Paran Gender
dengan membangun identitas baru bagi dirinya, tidak hanya sebagai ibu atau
peran ganda. Hal ini terasa cukup berat karena bagaimana pun pekerjaan
124
Fakih, Op.Cit, hlm. 22
125
Albert Hester L dan Wai Lan J.To, Pedoman untuk Wartawan, (Jakarta: United Nation Information
Service (USIS),1992), hlm. 127-129
126
Irwan Abdullah, Sangkan Paran Gender: Kumpulan Tulisan Pusat Penelitian Kependudukan
Universitas Gajah Mada, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hlm. 13
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48
domestik.
gender. Bias gender di media massa dapat dilihat dari bagaimana surat kabar,
127
Ibrahim, Op.Cit, hlm. 108
128
Ibid
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
49
menerima keputusan yang dibuat oleh pria dan terutama pasrah melihat
menjadi angin segar bagi upaya pembenahan media agar lebih adil gender.
dalam media cetak maupun media elektronik adanya hubungan yang tidak
129
Ibid.107
130
Ilmu Politik Universitas Gajah Mada Volume 7 No.3, Maret 2004, hlm.363
131
Subono, Op.Cit, hlm. 59
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
50
gender132
dengan kekuatan baru untuk menciptakan tatanan dunia baru yang lebih adil
gender.
semakin meluas, salah satu bidang kerja yang dulu begitu identiik sebagai
wilayah laki-laki dan kini mulai dirambah oleh perempuan adalah media
penerbitan pers dihiasi pula oleh partisipasi perempuan seperti yang terjadi
surat kabar yang diprakarsai kaum perempuan yaitu; Koran Sunting Melayu
132
Yusuf, Op.Cit. hlm.359-363
133
Rohana Kudus (1884-1972) hidup di Agam, Sumatera Barat. Ia menerbitkan surat kabar khusus
untuk perempuan dengan nama Sunting Melayu(1912), yang merupakan koran khusus wanita
pertama di Indonesia. Pada 25 Agustus 1974, Rohana Kudus diberi gelar pelopor wartawati Sumatera
Barat. (http://www.gatra.com/2008-02-18/artikel ) diakses pada 20 September 2010 pukul 18.00
WIB
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
51
Aisyah(1925)134.
memperluas wawasan, tanpa harus terikat pada aturan tertentu. Misalnya jam
kerja, penampilan dan sebagainya135. Namun dinamika kerja yang yang ketat
dituntut siap setiap saat. Belum lagi jika pekerjaan itu ada di surat kabar
mobilitas sangat tinggi, kerja keras, tekanan deadline yang amat ketat, tidak
ada batas waktu yang jelas, -bisa sampai 24 jam-. Serta banyaknya kendala
134
Para Perempuan di Puncak Zaman -24 Desember 2006) hlm.63
135
Tulisan Pusat Penelitian Kependudukan Universitas Gajah Mada, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003),
hlm 2003,. hlm.109
136
Siregar, Op.Cit, hlm. 13
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
52
terakhir dan berbagai obrolan yang masuk dan tidak masuk akal daripada
pria137.
keluarga 139.
137
Albert L Hester dan Wai Lan J.To, Pedoman untuk Wartawan. (Jakarta: United Nation Information
Service, 1992), hlm.129
138
Ibid.hlm.131
139
Ibid
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
53
yang tinggal di desa, dusun-dusun tanpa jalan, listrik, air dan lebih menderita
dari pengaruh ilmu sosial lain, salah satunya sosiologi. Adalah kajian gender yaitu
sebuah kajian Ilmu sosiologi yang kini mulai meluas dan berpengaruh dalam Ilmu
merupakan salah satu topik yang mencoba menganalisis data interaksi sosial,
tingkah laku seksual dan hubungan gender141. Ada pun kajian yang secara khusus
menjadi acuan bagi penelitian ini yaitu kajian media dan gender.
Belakangan ini kajian media dan gender menjadi isu yang cukup diminati
oleh para Peneliti. Tercatat sejak tahun 1997 hingga tahun 2004 terdapat dua
penelitian media gender yang bermanfaat bagi penelitian ini. Ada pun batasan
memiliki tema sama dan atau hampir sama dengan penelitian ini, yaitu mengenai
140
Ibid, hlm.133
141
Irwan Abdullah, Jurnal Humaniora Vol. XV, No. 3, (2003), hlm.
271
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
54
Penerbitan Yogyakarta (LP3Y) dan Ford Foundation pada tahun 1997 ini
Disini peneliti adalah tim yang terdiri dari Akhmad Zaini Abar,
dokumentasi dan wawancara mendalam dalam upaya untuk menggali data para
wartawan di Sembilan surat kabar harian besar di Jawa yaitu Kompas, Republika,
masih bersifat seksis dimana antara laki-laki dan perempuan ada perbedaaan. Dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
55
perempuan.
Ada pun sebuah penelitian yang menjadi titik tolak dari penelitian ini
sendiri dilakukan oleh Utari pada tahun 2004 sebagai disertasi untuk memperoleh
The Gap Between Indonesian Media Training and the Profession: Factors
ini
mahasiwi Ilmu Komunikasi (260 orang) digunakan teknik survei, untuk alumni,
dosen dan pekerja media menggunakan teknik Indepth Interview sedangkan pada
UNS diperoleh data bahwa mereka memiliki kebebasan penuh dari orangtua
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
56
oleh impian yang begitu ideal untuk bekerja di bidang komunikasi diantaranya
yang merasa ragu untuk meneruskan cita-cita mereka. Selain karena pekerjaannya
yang dinilai berat, ada pula harapan-harapan dari orangtua yang cenderung
menghambat, salah satunya melalui anjuran agar mereka memilih tempat kerja
bahwa masih sedikit dari mereka yang bekerja di media. Dalam proses mencari
dari jaringan alumni. Fenomena ini menarik karena ternyata masih adanya rasa
kurang percaya diri pada diri alumni Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNS untuk
pendidikan Ilmu Komunikasi itu tetapi mereka memberi dukungan penuh pada
keputusan putri mereka untuk kuliah di jurusan tersebut. Bagi para orangtua yang
terseniri. Saat membicarakan tentang pekerjaan, para orangtua berharap agar putri
mereka mencari pekerjaan yang letak geografisnya dekat dengan orang tua,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
57
peran sebagai istri saat kelak menikah. Secara umum orangtua kurang mendukung
dominan dalam hal teori sedangkan laki-laki lebih dominan dalam hal-hal bersifat
teknis.
perempuan di media masih terbatas baik dalam hal kuantitas maupun peran.
Secara umum lingkungan media dirasa menjadi dunia laki-laki dimana kehadiran
G. KERANGKA BERPIKIR
Ada pun konsepsi kerangka berpikir Penulis rangkum dalam skema berikut
ini:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Bagan I.2
Kerangka Berpikir
H. DEFINISI KONSEPTUAL
1. Persepsi
inderawi142. Jika kedua definisi di atas dikaitkan, maka definisi itu dapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
59
2. Perempuan
Konsep perempuan merujuk pada salah satu dari dua jenis kelamin
hormatan
3. Jurnalis
bertugas menghimpun berita, mencari fakta dan melaporkan peristiwa. Ada tiga
sebutan yang berbeda untuk sebuah profesi yang sama, yaitu: jurnalis,
143
Rahmat. Op.Cit, hlm 51
144
www.KamusBahasaIndonesia.org
145
www.KamusBahasaIndonesia.org
146
Ayu Utami dalam May Lan, Pers, Negara dan Perempuan: Refleksi atas Praktik Jurnalisme Sensitif
Gender pada Masa Orde Baru, (Yogyakarta: Kalika, 2002), hlm. 83
147
Apriansyah, Op.Cit, hlm. 32
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
60
massa148.
H. METODOLOGI PENELITIAN
1. Paradigma Penelitian
makna dibalik data. Ada pun secara khusus setidaknya terdapat tiga aksioma
adanya perspektif realitas yaitu realitas dalam perspektif sensual, realitas dalam
148
Yosef, Op.Cit, hlm. 43
149
Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet. ke-4 (Yogyakarta: Rake Sarakin, 2000), hlm.
79
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
61
perspektif logik dan realitas dalam perspektif etik150. Dalam konteks penelitian
ini, yang menjadi realitas yaitu persepsi mahasiswi Prodi Ilmu Komunikasi
FISIP UNS mengenai profesi jurnalis. Penelitian tidak berhenti pada apa yang
dikatakan oleh para Informan secara eksplisit tetapi coba menemukan makna
adanya penelitian itu sendiri tidak lepas dari suatu kepentingan. Bagaimana pun
orang berupaya untuk tidak mempunyai kepentingan tetap saja ada kepentingan
yang masuk. Penelitian ini sendiri berhubungan dengan isu gender yang tidak
150
Ibid, hlm. 82
151
Ibid, hlm. 84
152
Ibid, hlm. 82
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
memilukan.
membuat teori.
materi-materi nondiskursif.
Keempat, sifat analisis. Kerapkali bersifat siklis dan fleksibel dan sangat
digunakan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu studi
kasus. Menurut Robert K. Yin, studi kasus adalah suatu inkuiri empiris yang
antara fenomena dan konteks tak tampak dengan tegas dan di mana multi
suatu kelompok, suatu organisasi (komunitas), suatu program, atau suatu situasi
sosial.156. Dari kedua definisi di atas, kiranya dapat disimpulkan bahwa esensi
Penelitian ini sendiri dapat digolongkan sebagai studi kasus karena telah
dimaksud yaitu:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
64
atau fenomena tertentu. Penelitian ini pun sudah terfokus pada sebuah
b. Deskriptif. Hasil akhir metode ini adalah deskriptif detail dari topik yang
diteliti.
eksplisit yang dapat dilihat sekilas yaitu melalui tipe rumusan masalahnya.
how why
157
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Cetakan ke-3, (Jakarta: Kencana Prenada
Media, 2008), hlm. 66
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
65
kuat disebut studi kasus karena tipe pertanyaan penelitian dalam rumusan
3. Subjek Penelitian
4. Sumber data
a. Data primer
Data primer dalam penelitian ini yaitu hasil wawancara mendalam (Indepth
b. Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh melalui studi kepustakaan dan
5. Teknik Sampling
158
Yin, Op.Cit, hlm. 1-4
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
66
generalisasi teoritis. Sumber data yang digunakan disini tidak sebagai yang
mahasiswi (perempuan) saja karena tujuan dari penelitian ini adalah untuk
159
Pawito, Op.Cit, hlm. 88
160
Kriyantono, Op.Cit, hlm156
161
H.B. Sutopo, Metode Penelitian Kualitatif: Dasar Teori dan Penerapannya dalam Penelitian, (Solo:
UNS Press, 2002), hlm. 56
162
Kriyantono, Op.Cit. hlm.100
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
67
ended
yang tidak secara formal terstruktur, guna menggali informasi secara lebih jauh
dan mendalam163.
kata dalam setiap pertanyaan dapat diubah pada saat wawancara, disesuaikan
7. Validitas Data
cara menggali data dari sumber yang berbeda-beda dan juga teknik
pengumpulan data yang berbeda, data sejenis bisa teruji kemantapan dan
kebenarannya 166.
163
Sutopo, Op.Cit. hal.59
164
Mulyana. Op.Cit, hlm. 181
165
Ibid, hal.98
166
Sutopo, Op.Cit, hal.80
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
68
persoalan yang sama. Dengan cara ini Peneliti dapat mengungkapkan gambaran
167
Ibid, hlm. 79-83
168
Ibid
169
Pawito, Op.Cit, hlm. 104
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
69
final170.
satu dengan yang lain. Pada tahap ini, Peneliti membangun jembatan untuk
memasuki teoritisasi.
170
Ibid. hal.101
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
70
data yang kurang relevan dan juga adanya data yang belum lengkap. Reduksi
data menjadi proses penting untuk memastikan penyajian data lengkap dan
dimana data yang telah Peneliti terkumpul kurang relevan dengan rumusan
masalah. Oleh karena itu, hasil penelitian itu tidak peneliti gunakan.
kelengkapan data. Hasil dari proses wawancara susulan ini diproses seperti
yang ada dan atau kecenderungan dari display data yang telah dibuat. Dalam
proses ini, ada kalanya kesimpulan telah tergambar sejak awal, namun
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
71
Gambar I.1
Komponen-komponen Analisis Data : Model Interaktif
Miles dan Huberman171
Pengumpulan
data Penyajian
data
Reduksi
data
Kesimpulan-
kesimpulan:
Penarikan/Verifikasi
171
Ibid, hlm. 105
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
Universitas Negeri Sebelas Maret, disingkat UNS, pada tanggal 11 Maret 1976
Pada awal berdirinya Program Studi ini bernama Jurusan Publisistik yang
merupakan bagian dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Berdasarkan SK Dirjen
Komunikasi dengan Program Studi Komunikasi Massa. Pada tahun 2007 keluar SK
pada Perguruan Tinggi, Jurusan Ilmu Komunikasi dan Program Studi Komunikasi
yang kedua kalinya Program Studi Ilmu Komunikasi memperoleh kembali Akreditasi
Sedangkan untuk yang ketiga Program Studi Ilmu Komunikasi lagi-lagi mendapat
commit72to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
73
XII/S1/VIII/2009.
dibantu oleh Pembantu Rektor I, II, III dan IV; Dekan yang dibantu oleh Pembantu
Dekan I, II dan III; Ketua Program Studi dan Sekretaris Program Studi. Untuk lebih
jelasnya struktur organisasi Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UNS dapat
Bagan II.1
Struktur Organisasi Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UNS
Rektor
PR I PR II PR III PR IV
Senat Dekan
PD I PD II PD III
HMJ LAB
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
74
luhur budaya Nasional sehingga memiliki daya saing ditingkat nasional maupun
global.
global, baik secara akademis maupun moral serta berperan dalam membangun
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
75
akuntabilitas dalam rangka menciptakan tata kerja yang baik, kinerja tinggi,
kerja sama, saling percaya (mutual trust), dan terbentuknya nilai-nilai bersama
(shared value)
a. Menghasilkan lulusan yang berdaya saing tinggi baik secara akademis maupun
secara moral sehingga dapat menjadi modal bagi pembangunan bangsa dan
kumulatif tinggi dengan masa studi yang tepat waktu, waktu tunggu
komunikasi
meliputi: praktisi media, pengelola media massa, peneliti media massa dan
terakreditasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
76
dan negara.
6. Kurikulum
Kurikulum di Program Studi Ilmu Komunikasi disusun dengan mengacu pada
peraturan Dikti tentang penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan sesuai dengan Visi,
dan kemampuan lokal prodi yang dimiliki. Kurikulum didesain selain untuk
media. Kurikulum di Prodi Ilmu komunikasi memiliki aspek yang menonjol pada
pengelompokan mata kuliah spesialisasi profesi. Mata kuliah ini antara lain:
ditawarkan.
Ada pun pada perkembangannya, mulai tahun ajaran 2009/2010 mata kuliah
dan Periklanan, dan untuk mata kuliah Design Grafis akhirnya dihapus karena
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
77
berlaku sampai semester 7. Perubahan itu diikuti pula dengan pemadatan sks untuk
setiap mata kuliah spesialisasi dari 3 sks menjadi 4 sks per mata kuliah spesialisasi.
Berikut ini daftar mata kuliah sesuai kurikulum terbaru di program Studi Ilmu
Tabel II.1
Daftar Mata Kuliah Semester 1
No Mata Kuliah Semester 1 Jumlah SKS Status
1 Pendidikan Agama 2 Wajib
2 Pengantar Ilmu Komunikasi 3 Wajib
3 General English 2 Wajib
4 Pengantar Psikologi (massa) 3 Wajib
5 Pengantar Sosiologi 3 Wajib
6 Pengantar Ilmu Politik 3 Wajib
7 Dasar-Dasar Logika 3 Wajib
8 Komposisi 2 Wajib
9 Pendidikan Kewarganegaraan 2 Wajib
Jumlah 22
Tabel II.2
Daftar Mata Kuliah Semester 2
No Mata Kuliah Semester 2 Jumlah SKS Status
1 Ilmu Kealaman Dasar 2 Wajib
2 English for Social Science 2 Wajib
3 Azas-Azas Manajemen 2 Wajib
4 Komunikasi Massa 3 Wajib
5 Sistem Sosial Budaya Indonesia 3 Wajib
6 Sistem Politik Indonesia 3 Wajib
7 Sistem Hukum Indonesia 3 Wajib
8 Kewirausahaan 3 Wajib
9 Filsafat Ilmu 2 Wajib
Jumlah 22
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
78
Tabel II.3
Daftar Mata Kuliah Semester 3
No Mata Kuliah Semester 3 Jumlah SKS Status
1 MPS 3 Wajib
2 Sosiologi Komunikasi 3 Wajib
3 Manajemen Media Massa 3 Wajib
4 Teknologi Komunikasi 3 Wajib
5 Teori Komunikasi 3 Wajib
6 Psikologi Komunikasi 3 Wajib
7 Hukum Media Massa 3 Wajib
8 Teori Sosial Politik 2 Wajib
Jumlah 23
Tabel II.4
Daftar Mata Kuliah Semester 4
No Mata Kuliah Semester 4 Jumlah SKS Status
1 Statistik Sosial 3 Wajib
2 Komunikasi Politik 3 Wajib
3 Fotografi 3 Wajib
4 Perencanaan Komunikasi 3 Wajib
5 Filsafat & Etika Komunikasi 3 Wajib
6 Komunikasi Antar Budaya 3 Wajib
7 MPK Kualitatif 3 Wajib
8 Komunikasi Sosial dan Pembangunan 3 Wajib
Jumlah 22
Tabel II.5
Daftar Mata Kuliah Semester 5
No Mata Kuliah Semester 5 Jumlah SKS Status
1 Jurnalistik 1 4 Pilihan Wajib
2 Radio 1 4 Pilihan Wajib
3 Video 1 4 Pilihan Wajib
4 Public Relations 1 4 Pilihan Wajib
5 Advertising 1 4 Pilihan Wajib
6 MPK Kuantitatif 3 Wajib
Jumlah 23
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
79
Tabel II.6
Daftar Mata Kuliah Semester 6
No Mata Kuliah Semester 6 Jumlah SKS Status
1 Jurnalistik 2 4 Pilihan Wajib
2 Radio 2 4 Pilihan Wajib
3 Video 2 4 Pilihan Wajib
4 Public Relations 2 4 Pilihan Wajib
5 Advertising 2 4 Pilihan Wajib
6 Isu-Isu Komtemporer 3 Wajib
Jumlah 23
Tabel II.7
Daftar Mata Kuliah Semester 7
No Mata Kuliah Semester 7 Jumlah SKS Status
1 Jurnalistik 3 4 Pilihan Wajib
2 Radio 3 4 Pilihan Wajib
3 Video 3 4 Pilihan Wajib
4 Public Relations 3 4 Pilihan Wajib
5 Advertising 3 4 Pilihan Wajib
6 Kapita Selekta 3 Wajib
Jumlah 23
Tabel II.8
Daftar Mata Kuliah Semester 8
No Mata Kuliah Semester 8 Jumlah SKS Status
1 Kuliah Kerja Komunikasi 3 Wajib
2 Skripsi/TA 6 Wajib
Jumlah 9
Tabel II.9
Daftar Mata Kuliah Mata Kuliah Pilihan
No Mata Kuliah Jumlah SKS Status
1 Komunikasi Organisasi 2 Smt. Ganjil
2 Penulisan Kreatif 2 Smt. Genap
3 Media dan Gender 2 Smt. Ganjil
4 Komunikasi Bisnis 2 Smt. Genap
5 Sistem Komunikasi Indonesia 2 Smt. Genap
Jumlah 10
Sumber: Company Profile Program Studi Ilmu Komunikasi 2010
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
80
jurnalistik, unsur dan nilai berita, karangan khas, anatomi karangan khas,
b. Video 1, 2, dan 3
Konsep Kreatif Iklan Televisi, SOP Program Iklan dan Karya Dokumenter
profesionalisme siaran, bahasa dan musik iklan radio, iklan adlib dan layanan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
81
Public Relations, Citra dan Reputasi, Etika Public Relations, Press Relations,
e. Advertising 1, 2 dan 3
Media, Positioning, Etika dan Regulasi iklan, Biro Iklan, Profesi iklan,
8. Profil Dosen
Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UNS saat ini memiliki dosen tetap
sejumlah 31 orang, dengan kualifikasi 25 orang sarjana strata dua (S2), 3 orang
Doktor (S3) dan 3 orang Profesor Doktor. Selain dosen tetap, prodi juga dibantu oleh
dosen-dosen tidak tetap yang berasal dari lingkungan UNS dan kalangan luar UNS
terutama para praktisi professional seperti surat kabar, radio, humas, periklanan dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lain sebagainya. Perbandingan rasio dosen dan mahasiswa yang ada di Program Studi
9. Kemahasiswaan
melalui SNMPTN, PMDK, SPMB Swadana dan SPMB Transfer S-1 Non
FISIP UNS relatif tinggi, hal ini tampak dari data pada lima tahun terakhir rata-rata
tingkat kompetisi mahasiswa baru melalui jalur SPMB/SNMPTN 24:1, dengan nilai
beberapa fasilitas pendidikan yang memadai dan tempat berinteraksi yang rekreatif:
Laboratorium
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Perpustakaan
perpustakaan yang dikelola oleh Fakultas yaitu perpustakaan FISIP UNS yang
Perpustakaan FISIP ini melayani pengunjung mulai dari pukul 08.00 s,d pukul
16.00 WIB.
Hotspot Area
informasi akademik maupun non akademik, nyata sekali sudah tidak bisa
dibendung oleh alasan apa pun, maka untuk memenuhi kebutuhan tersebut,
Public Sphere
civitas akademika yang lain. Oleh karena itu, prodi bersama fakultas juga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
84
menyediakan fasilitas umum berupa ruang terbuka baik untuk berlatih teater,
bermain music, berdiskusi, memutar film, open talk, pameran foto atau poster,
praktisi media(jurnalis surat kabar atau majalah, jurnalis televisi, jurnalis radio,
jurnalis kantor berita), tenaga edukatif komunikasi, pengelola media massa, peneliti
Berdasarkan data yang diperoleh dari Bagian Pendidikan FISIP UNS tahun
2010, mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi FISIP UNS yang masih aktif sampai pada
tahun ajaran 2010/2011 tercatat sebanyak 410 orang, yang terdiri dari 260 orang
mahasiswi dan 150 orang mahasiswa. Berikut adalah data lengkap jumlah mahasiswa
S-1 Reguler Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UNS angkatan 2007 s.d 2010:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
85
Tabel II.10
Jumlah Mahasiswa S-1 Reguler Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UNS
Akademik 2010/2011
No Angkatan Laki-Laki Perempuan Jumlah
1 2007 32 70 102
2 2008 35 63 98
3 2009 38 47 85
4 2010 45 80 125
Jumlah 150 260 410
Sumber: Data Sekunder Bagian Pendidikan FISIP UNS 2010
Mahasiswa S-1 Reguler Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UNS diterima
melalui beberapa jalur yaitu: PMDK, SNMPTN dan Swadana. Mereka berasal dari
berbagai daerah di Indonesia, tidak hanya dari Surakarta dan sekitarnya. Hal itu
karena UNS memiliki cakupan nasional sehingga tidak heran jika sebagian
Melihat hal tersebut patut dikedepankan bahwa informan dalam penelitian ini
memiliki latar belakang budaya, pergaulan, dan adat istiadat yang berbeda. Belum
lagi sebagai mahasiswa yang memiliki tolak ukur berpikir kritis dalam menghadapi
suatu fenomena sosial, sehingga diharapkan dalam penelitian ini Mahasiswi S-1
Regular Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UNS yang terpilih sebagai informan
dapat memberikan penilaian terhadap permasalah yang diajukan dalam peneltian ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
86
Tabel II.11
Data Informan (berdasarkan NIM, Tahun Angkatan dan Usia)
No Nama NIM Tahun Usia (Tahun)
Angkt.
1 Annisa Fitri D0210014 2010 20
2 Ambar Kusuma Ningrum D0210008 2010 18
3 Triendah Fibriani D0209080 2009 20
4 Fauziah Nurlina D0210044 2010 19
5 Nabilla Noor Khudori D0209057 2009 20
6 Dian Erika D0208053 2008 22
7 Aviana Cahyaningsih D0208041 2008 21
8 Twinika Sativa D0208017 2008 21
Febriandini
9 Dhyanayu Lutfi Almitra D0208020 2008 21
10 Fannani Norrohmah D0208064 2008 22
11 Destriana K. D0208050 2008 21
12 Devi Anggrahini D0208003 2008 21
13 Agnes Amanda D0207001 2007 22
14 Veronika Juwita Hapsari D0207105 2007 22
15 Mia Ajeng Yulivia D0207015 2007 22
16 Rahajeng Kartikarani D0207130 2007 22
17 Putu Ayu Gayatri D0207083 2007 22
18 Ema Yuliani Utami D0207052 2007 21
Sumber: Diolah dari data penelitian
Profil Informan:
Solo ini lulus dari SMA pada tahun 2009. Pada Seleksi Nasional Masuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
87
SNMPTN dengan pilihan yang sama dan akhirnya diterima. Sejak awal
Bengawan (HSB), Fisip Fotografi Club (FFC) FISIP UNS dan Kaskus
Regional Solo.
Informan 2: Ambar Kusuma Ningrum (18). Dara yang lahir dan dibesarkan
berkegiatan di Kine Club FISIP UNS dan Fisip Fotografi Club (FFC).
lulus dari pendidikan SMA pada tahun 2009. Setelah tidak berhasil lolos
untuk jurusan kuliah Ilmu Komunikasi FISIP UNS melalui jalur PMDK
tahun 2009, perempuan asal Blitar Jawa Timur ini mencoba untuk masuk
di prodi dan universitas yang sama melalui jalur SNMPTN, dan diterima.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
88
silam. Saat ini tercatat sebagai mahasiswi Prodi Ilmu Komunikasi FISIP
UNS angkatan 2010. Perempuan yang energik dan spontan ini termotivasi
peringatan hari Kartini 20 tahun silam. Saat ini tercatat sebagai mahasiswi
sama sekali dengan Ilmu Komunikasi saat pertama kuliah ini memiliki
barang antik ini lahir di Wonogiri pada 13 Juli 1989. Jurusan Ilmu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
89
Video. Selain kegiatan kuliah, hingga kini ia masih aktif tergabung dalam
jurnalis perempuan itu keren karena jumlahnya yang belum sebanyak laki-
PR/Advert dan Video. Selain kuliah, saat ini ia aktif pula di kegiatan ekstra
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
90
Public Relations.
Perempuan yang memiliki hobi membaca dan nonton ini memilih mata
awal kuliah seperti Teater SOPO dan FFC, kini ia memutuskan untuk fokus
Informan 10: Fannani Norrohmahn (22). Perempuan berjilbab ini lahir dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
91
Mahasiswa.
Informan 12: Devi Anggrahini (21). Pemain basket di Tim Bhineka Solo
ini masuk di Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNS melalui jalur PMDK
prestasi pada tahun 2008. Bisa dibilang keputusan Devi untuk kuliah di
sebagai atlet. Ia sempat tertarik untuk mengikuti mata kuliah video namun
akhirnya ia urunkan karena mata kuliah tersebut ia rasa terlalu padat dan
Jurnalistik dan Design Grafis sebagai mata kuliah spesialisasi karena ketiga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
92
Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UNS pada tahun 2007 melalui jalur
Produksi.
memantapkan hati untuk menjalani kuliah di jurusan ini atas motivasi dari
Informan 15: Mia Ayu Yuliavia (22). Kisah mengapa Mia memutuskan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
93
dapat diterima kuliah melalui jalur PMDK. Berkat dukungan dari beberapa
yang lahir dan dibesarkan di Solo ini memilih mata kuliah spesialisasi
khususnya majalah.
Informan 17: Putu Ayu Gayatri (22). Keputusan untuk kuliah di jurusan
kuliah di jurusan tersebut agar menjadi jurnalis. Sejak awal kuliah ia mulai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
94
tertarik terhadap budaya dan pariwisata ini memilih mata kuliah radio,
kabar harian.
Informan 18: Ema Yuliani Utami (21). Perempuan yang lahir dan
dibesarkan di Solo ini sejak awal kuliah mulai menekuni dunia jurnalistik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
PERSEPSI MAHASISWI S-1 PROGRAM STUDI ILMU
KOMUNIKASI FISIP UNS TERHADAP PROFESI JURNALIS
Indonesia belakangan ini. Berdasarkan data SNMPTN tahun 2010, jurusan Ilmu
Pertumbuhan industri media menjadi salah satu faktor yang memicu dinamika
pendidikan Ilmu Komunikasi. Meski terkesan sebagai trend, minat calon mahasiswa
komunikasi baik itu sebagai wartawan, presenter, public relations officer, dan
sebagainya.
sebagai jurnalis dapat menjadi alternatif pilihan karir bagi mahasiswi Ilmu
172
www.unpad.ac.id, dikases pada 13 Januari 2011 pukul 11:15 WIB
commit95to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
96
jurnalistik173. Mereka tinggal memilih media apa yang lebih sesuai. Meminjam
pernyataan Illich, pekerjaan ini terbilang bersifat unisex174 yaitu terbuka untuk laki-
laki maupun perempuan. Faktanya jurnalis ternyata kurang diminati oleh perempuan.
Data sejak tahun 1998 hingga 2006 telah menunjukkannya bahwa jumlah jurnalis
jurnalis. (Lihat Tabel I.2, I.3, data PWI dan Laporan Kementrian Komunikasi dan
Informasi RI 2006).
atau yang menurut Siregar disebut dengan inner world175 perempuan mengenai
perempuan yang tertarik menjadi jurnalis. Penelitian ini kemudian difokuskan pada
konsep persepsi. Sekedar mereview, menurut Deddy Mulyana persepsi adalah proses
Ada pun sebelum sampai pada pembahasan tentang persepsi, terlebih dahulu
Komunikasi dan juga pekerjaan bidang Komunikasi. Kedua data tersebut menjadi
173
Iwan Ogan Apriansyah, Karier Top sebagai Reporter, (Jakarta: PPM Managemen, 2011), hlm. 32
174
Ivan Illich, Matinya Gender, Cetakan ke-5, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 43
175
Ashadi Siregar dkk, Media & Gender: Perspektif Gender atas Industri Suratkabar
Indonesia,(Yogyakarta: LP3Y,1999), hlm 161
176
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), hlm.
151Ibid
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
97
latar belakang yang dapat menjelaskan persepsi mahasiswi Ilmu Komunikasi terhadap
kita dapat membicarakan produk komunikasi jika tidak dikaitkan dengan ilmu
jurusan Ilmu Komunikasi telah menjadi langkah awal mereka untuk mendekati
Kartini kepada sahabat penanya yang bernama Stella Zeehandelaar 179. Dalam buku
177
Hafied Cangara, dalam Farid
Hamid dan Heri Budianto, Ilmu Komunikasi: Sekarang dan Tantangan Masa Depan, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2011), hlm 30
178
Vissia Ita Yulianto, Penj. Aku Mau: Feminisme dan Nasionalisme, Jakarta: Kompas, 2004
179
R.A Kartini adalah anak ke-4 (puteri ke-2) dari Bupati Jepara bernama R.M.A.A Sosroningrat. Hak
istimewa dari seorang anak pejabat memberinya akses untuk memperoleh pendidikan. Bersama
adiknya yang bernama Roekmini, ia bercita-cita untuk melanjutkan pendidikan ke negeri Belanda
melalui beasiswa. Lebih dari keinginan belajar, ia memiliki cita-cita untuk mendirikan sebuah sekolah
untuk warga Bumi Putera khususnya bagi kaumnya. Kartini memiliki beberapa sahabat pena di negeri
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
98
yang diterjemahkan oleh Vissia Ita Yulianto itu, Penulis berkenalan dengan sosok
Kartini sebagai perempuan muda yang hari-harinya dipenuhi oleh mimpi untuk
sepadan karena mereka hidup pada masa, dinamika dan tantangan yang berbeda.
yang membuat mereka seperti hidup pada masa yang sama yaitu dalam hal
kepercayaan diri membangun mimpi. Karena kepercayaan diri itu mereka sama-
1. Faktor Personal
pemilihan pendidikan di jurusan Ilmu Komunikasi yang berasal dari diri sendiri.
Oleh Edward E. Sampson dalam Rakhmat, faktor personal disebut juga sebagai
Berdasarkan data penelitian terdapat dua aspek dari dalam diri para
Belanda yang salah satunya adalah Stella Zeehandelaar. Stella adalah seorang perempuan muda biasa
di Negeri Belanda yang tahu sedikit-sedikit tentang Hindia Belanda.
Dalam surat-suratnya kepada Stella, Kartini banyak berkisah tentang keinginan-keinginannya di atas:
mendapat beasiswa, belajar dan mendirikan sekolah. Namun pada akhirnya hubungan mereka harus
terputus setelah Kartini menikah pada tahun 1903 dan akhirnya meninggal pada usia 23 tahun,
setahun setelah ia menikah.
Ibid, hlm. viii, 197-200
180
Jalaluddin Rahmat. Psikologi Komunikasi. Cetakan Ke-6 (Bandung: Remaja Rosdakarya), hal. 33
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
99
tidak lain adalah segala sesuatu yang kita ketahui tentang jurusan tersebut.
Jurusan Favorit
studi yang bergengsi dengan banyak peminat. Penilaian itu diutarakan oleh
beberapa Informan seperti: Twinika S.F (2008), Mia Ayu Yulivia (2007),
Ema Yuliani Utami (2007) dan Veronika Juwita Hapsari (2007). Menurut
passing grade182.
untuk bisa lulus ujian masuk perguruan tinggi183. Semakin tinggi passing
grade suatu jurusan maka semakin tinggi pula tingkat kesukaran untuk
Komunikasi adalah lembaga bimbingan belajar. Hal itu seperti dialami oleh
181
Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer, Cetakan ke-18 (Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan, 2005), hal. 104
182
Rumus passing grade = (B x 4) - (S x 1) x 100
JS x 4
Keterangan :
B = Jumlah jawaban benar
S = Jumlah jawaban salah
JS = Jumlah soal
http://lembijarairlanggacollege.blogspot.com/p/snmptn.html diakses pada 16 Februari 2012 pukul
19:11 WIB
183
www.snmptn.or.id/passing grade/ di akses pada 1 Agustus 2011 pukul 11.55 WIB
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
100
animo peminatnya. Memilih jurusan kuliah seperti halnya saat kita akan
184
Hasil wawancara mendalam dengan Twinika Sativa pada hari Kamis, 12 Mei 2011
185
Hasil wawancara mendalam dengan Mia Ayu Y. pada hari Rabu, 23 Februari 2011
186
Hasil wawancara mendalam dengan Ema Yuliani Utami pada hari Rabu, 23 Februari 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
101
Asumsinya, yang paling banyak diminati berarti berkualitas tinggi. Hal itu
Tinggi Negeri (SNMPTN) 2010 kategori IPS, skor passing grade Jurusan
persen. Diikuti oleh UGM yaitu 54,71 persen, UNPAD persen 53,15 persen
UNAIR 53,05 persen dan UNDIP 52,05 persen. Ada pun UNS berada
prodi ilmu komunikasi terasa sekitar 1990-an, di mana saat itu, banyak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
102
pencarian kerja.
dulu sih taunya komunikasi itu ngomong sih mbak jadi orang-
orang yang terkumpul di situ adalah kumpulan orang yang speak-
speak, ya orang yang dari sononya suka speak-speak gitu atau
berbakat speak-speak191
kuliah di jurusan Ilmu Komunikasi yaitu mereka yang memiliki bakat atau
berbicara.
190
Hasil wawancara mendalam dengan Annisa Fitri pada hari Rabu, 2 Maret 2011
191
Hasil wawancara mendalam dengan Dian Erika pada hari Minggu, 8 Mei 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
103
secara objektif, maka hal itu sedikit berbeda dengan Fauziah Nurlina
(2010) dan Dyanayu L.F (2008). Mereka menempatkan diri sendiri sebagai
Dalam hal ini terdapat pelaziman atau penyesuaian antara ciri suatu
Fauziah Nurlina (2010), Dian Erika (2008) dan Devi Anggrahini (2008),
192
Hasil wawancara mendalam dengan Dyanayu Lutfi Almitra pada hari Jumat, 13 Mei 2011
193
Hasil wawancara mendalam dengan Dyanayu Lutfi Almitra pada hari Jumat, 13 Mei 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
104
Nurlina (2010):
194
Hasil wawancara mendalam dengan Fauziah Nurlina pada hari Rabu, 23 Maret 2011
195
Hasil wawancara mendalam dengan Fauziah Nurlina pada hari Rabu, 23 Maret 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
105
tinggi. Ungkapan: santai, dinamis dan juga bebas berekspresi menjadi label
196
Hasil wawancara mendalam dengan Dian Erika pada hari Minggu, 8 Mei 2011
197
Hasil wawancara mendalam dengan Devi Anggrahini pada hari Selasa, 31 Mei 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
106
praktek. Hal itu seperti disampaikan oleh beberapa Informan seperti Annisa
pertama-tama fokus pada teori. Teori menjadi dasar dari kuliah praktek
Twinika:
ternyata komunikasi itu luas gitu. Gak hanya teori prakteknya juga
ada.199
198
Hasil wawancara mendalam dengan Annisa Fitri pada hari Kamis, 2 Maret 2011
199
Hasil wawancara mendalam dengan Twinika Sativa pada hari Kamis, 12 Mei 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
107
Ada pun pengetahuan yang lebih luas dimiliki oleh Dyanayu L.A
200
Hasil wawancara mendalam dengan Rahajeng Kartikarani pada hari Rabu, 23 Februari 2011
201
Hasil wawancara mendalam dengan Destriana K. pada hari Senin, 16 Mei 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
108
memang lebih tertarik dengan bidang video, lalu PR, dan jurnalitik,
nulis-nulis gitu juga).202
Komunikasi tediri dari dua jenis materi kuliah yaitu teori dan praktek.
jurusan Ilmu Komunikasi itu luas. Selain luas, kebutuhan akan tenaga kerja
202
Hasil wawancara mendalam dengan Dyanayu Lutfi Almitra pada hari Jumat, 13 Mei 2011
203
Hasil wawancara mendalam dengan Dyanayu Lutfi Almitra pada hari Jumat, 13 Mei 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
109
Jadi guru bisa, jadi admin bisa, apalagi di bidangnya sendiri yang
kaya video, terus jurnalistik atau pun PR. Terus di media elektronik
baik mereka yang teknis maupun ini yang menyajikan berita, terus
yang meliput dan jadi reporter segala macam. Terus jadi wartawan
kan pasti juga, design grafis juga bisa. Pokoknya dari tingkatan
paling bawah sampai atas.206
204
Hasil wawancara mendalam dengan Fauziah Nurlina pada hari Rabu, 23 Maret 2011
205
Hasil wawancara mendalam dengan Dian Erika pada hari Minggu, 8 Mei 2011
206
Hasil wawancara mendalam dengan Dian Erika pada hari Minggu, 8 Mei 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
110
itu tak ada pekerjaan yang tak mungkin dikerjakan bagi lulusan Jurusan
Komunikasi.
Hukum.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
111
Ilmu Komunikasi dianggap luas. Tak hanya terbatas pada disiplin ilmu,
disebutkan terkait dengan media massa dan PR. Hal itu seperti disampaikan
media cetak.
yang senada.
208
Hal itu diamini pula oleh beberapa Informan seperti Mia Ayu
Yuliavia (2007) dan Ema Yuliani Utami (2007). Hanya saja Ema kemudian
gambarannya.
207
Hasil wawancara mendalam dengan Aviana Cahyaningsih pada hari Rabu, 11 Mei 2011
208
Hasil wawancara mendalam dengan Mia Ajeng Yulivia pada hari Rabu, 23 Februari 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
112
Ya ini sih, ya tadi, idem sama Ayu, ketika cari-cari pun kebanyakan
itu lebih ke media, sama PR kalau bayanganku dulu.209
saja. Hal itu diutarakan oleh Ambar Kusuma Ningrum (2010) dan Nabila
N.K (2009).
merupakan hal yang bersifat subjektif dan unik. Dibalik keputusan itu terdapat
209
Hasil wawancara mendalam dengan Ema yUliani Utami pada hari Rabu, 23 Februari 2011
210
Hasil wawancara mendalam dengan Ambar Kusuma Ningrum pada hari Kamis, 10 Maret 2011
211
Hasil wawancara mendalam dengan Nabila Nur Khudori pada hari Rabu 23 Maret 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
113
mengapa tingkah laku terarah kepada suatu tujuan tertentu. Dengan kata lain,
ada sangkut pautnya dengan media massa. Citra Jurusan Ilmu Komunikasi
dan media massa sebagai objek studi sekaligus aplikasi dalam dunia riil.
(2008), Mia A.Y (2007) dan Fannany Noorohmah (2008). Pada Dian Erika,
keberadaan media massa. Dari situ ia memiliki rasa penasaran dan tertarik
212
Theodore M. Newcomb dkk, Penerjemah Tim Fakultas Psikologi UI, Psikologi Sosial, (Bandung:
Diponegoro, 1978), hal.38
213
Hasil wawancara mendalam dengan Dian Erika pada hari Minggu, 8 Mei 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
114
Sama-sama ingin belajar tentang media, namun yang terjadi pada Mia
A.Y (2007) dan Fannany Norrohmah (2008) sedikit berbeda dengan Dian
Erika. Mereka lebih fokus pada satu bidang media saja yaitu Broadcasting
atau penyiaran. Hal itu karena keduanya telah memiliki cita-cita untuk
menjadi penyiar.
dulu aku belum kenal sama ilmu komunikasi. Dulu aku tahunya itu
ada jurusan broadcast yang S1, aku ditanya sama guru BP, Mia mau
ambil apa? Aku ambil broadcast yang S1 pak. Adanya D3 katanya.
Padahal kan aku emang harus sekalian S1 mbak, pengen sekalian S1
gitu. Akhirnyalah memutuskan, yasudah aku berarti broadcastnya
langsung S1, Komunikasi214.
tetapi atas saran dari beberapa orang ia kemudian lebih memilih untuk kuliah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
115
pengetahuan yang lebih luas. Berikut ini seperti disampaikan oleh Fannany:
daripada praktek. Dalam hal ini, program S-1 menjadi pilihan yang dinilai
bidang komunikasi. Proyeksi masa depan untuk bekerja itu tidak hanya
penguasaan pengetahuan.
anggota masyarakat berupa simbol bunyi, yang dihasilkan oleh alat ucap
215
Hasil wawancara mendalam dengan Fannany Norohmah pada hari Senin, 16 Mei 2011
216
www.wismasastra.wordpress.com/DefinisiBahasa, diakses pada 11 Agustus pukul 12.15 WIB
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
116
khususnya penulisan berita yang sejak SMA sudah mulai ia sukai. Berikut
oleh kesadaran akan bakat dan juga minat mereka. Jurusan Ilmu
217
Hasil wawancara mendalam dengan Nabila Nur Khudori pada hari Rabu 23 Maret 2011
218
Hasil wawancara mendalam dengan Aviana Cahyaningsih pada hari Rabu, 11 Mei 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
117
tersebut.
Keterampilan Fotografi
Aku pengen jadi foto jurnalis sebenarnya, tapi setelah sudah mulai
berkenalan dengan banyak orang yang bekerja di bidang itu, aku
malah ngrasa, aku bisa gak nih, aku mampu ndak ya, ternyata masih
banyak ilmu yang perlu aku pelajari dari orang lain, untuk jadi foto
jurnalis masih butuh banyak belajar dari orang lain, masih butuh
banyak banget tahapannya untuk jadi foto jurnalis220
219
Hasil wawancara mendalam dengan Rahajeng Kartikarani pada Rabu, 23 Februari 2011
220
Hasil wawancara mendalam dengan Annisa Fitri pada hari Rabu, 2 Maret 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
118
masa depan yang lebih baik dan lebih mapan. Menurutnya, kehidupan yang
Mapan buat aku itu ya, e dia at less punya simpanan di bank yang
lumayan banyak, terus dia punya link yang bagus, having good
connection, terus apa ya, dia lebih gampang membaur sama orang,
terus dia punya pekerjaan yang bagus yang emang bener banyak
orang pengen. Buat aku lulusan komunikasi akan seatle dengan
pekerjaan semacam itu222
Komunikasi dilandasi oleh keyakinan akan adanya masa depan yang cerah
ini, hobi telah menjadi penunjuk arah kemana fokus pendidikan tinggi akan
diputuskan.
221
Hasil wawancara mendalam dengan Annisa Fitri pada hari Rabu, 2 Maret 2011
222
Hasil wawancara mendalam dengan Annisa Fitri pada hari Rabu, 2 Maret 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
119
mencari relasi. Hal itu terkait dengan cita-citanya yang ingin menekuni
proyeksi masa depan nya untuk menjadi Public Relations Officer (PRO).
Dalam hal ini dapat dilihat bahwa, proyeksi masa depan begitu kuat
Komunikasi ternyata tak luput pula dari keinginan untuk menampilkan identitas
223
Sulchan Yasyin, Kamus Pintar Bahasa Indonesia, (Surabaya: Amanah, 1995)
224
Hasil wawancara mendalam dengan Twinika pada hari Kamis, 12 Mei 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
120
dirinya. Disini jurusan Ilmu Komunikasi dilabeli secara positif oleh para
Informan.
Tampil beda
tempat tinggalnya.
Aku emoh podho karo liyane (Saya tidak mau sama dengan yang
lainnya)225
225
Hasil wawancara mendalam dengan Dian Erika pada hari Minggu, 8 Mei 2011
226
Hasil wawancara mendalam dengan Dian Erika pada hari Minggu, 8 Mei 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
121
secara tidak langsung membentuk identitas diri sebagai orang yang bebas
jurusan dengan passing grade tinggi. Seperti telah di sebutkan pada sub
bab terdahulu, passing grade adalah nilai minimum yang harus didapatkan
untuk bisa lulus ujian masuk perguruan tinggi227. Semakin tinggi passing
grade maka akan semakin tinggi pula tingkat kesukaran untuk masuk ke
dalam hal ini dianggap sebagai sebuah prestasi yang patut dibanggakan.
227
www.snmptn.or.id/passing grade/ di akses pada 1 Agustus 2011 pukul 11.55 WIB
228
Hasil wawancara mendalam dengan Ema Yuliani Utami pada hari Rabu, 23 Februari 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
122
perguruan tinggi.
penerima PMDK jalur prestasi dan yang ada hanya Ilmu Komunikasi.
Dalam kondisi tersebut mau tak mau dia akhirnya memilih jurusan Ilmu
Komunikasi.
Kedokteran Umum sebagai pilihan pertama saat SPMB. Pada saat itu, Ilmu
229
Hasil wawancara mendalam dengan Devi Anggrahini pada hari Selasa, 31 Mei 2011
230
Hasil wawancara mendalam dengan Veronika Juwita Hapsari pada hari Rabu, 23 Februari 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Namun pada akhirnya mereka berusaha untuk bertahan karena lebih fokus
bidang komunikasi. Dalam hal ini, proses itu melibatkan beberapa pihak yang
menjadi model. Model yang menjadi inspirasi untuk belajar dan bekerja di
Keluarga
Model pertama dari kalangan keluarga. Hal itu seperti terjadi pada
Agnes Amanda (2007) dan Destriani K (2008). Status kedua model adalah
kakak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
124
kuliah di jurusan Ilmu Komunikasi yaitu kakak sepupu. Kakaknya itu pernah
pun kemudian tertarik untuk mencoba mengikuti apa yang telah dilakukan
ada kakak
sepupu yang dulu kuliah di komunikasi juga, dan sekarang udah
nya saya lebih ke melihat dia, jadi saya melihat, oh
kalau komunikasi nanti kerjanya seperti ini, ini, ini. Jadi akhirnya ya
udah terus ambil komunikasi231
tersuntik juga untuk melakukan hal yang sama. Hal itu seperti diungkapkan
roles modelnya kakakku Dia kan pengen kuliah komunikasi tapi gak
ketrima kaya gitu...Wah kanyaknya seru kalo jadi sosok penyiar kaya
gitu gitu. Kan dulu kakakku penyiar di Radio GIS (Radio Lokal di
232
231
Hasil wawancara mendalam dengan Agnes Amanda pada hari Rabu, 23 Februari 2011
232
Hasil wawancara mendalam dengan Destriana K. pada hari Senin, 16 Mei 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
pengamatan mereka kemudian tertarik untuk meniru. Dalam hal ini, daya
ikat ketertarikan mereka terhadap model dan yang dimodelkan relatif kuat
Profesi
komunikasi.
i. Wartawan
Pada pengalaman Triendah Febriani (2009), yang menjadi roles
tertarik untuk bekerja sebagai wartawan seperti apa yang biasa ia lihat
Ehm, dulu itu kan ada wartawan sempat ngekost di rumahku. Jadi
aku tahu lah malam-malam ditelfon ke luar, pergi sampai sore, gak
di rumah, terus nanti udah pulang eh tengah malam keluar lagi
Pertamanya sih gara- tanya-
tanya sama guru BK (Bimbingan Konseling) terus aku dikasih buku
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
126
itu.
secara langsung telah memberi dampak yang cukup positif pada Triendah.
Hal itu karena informasi yang ia peroleh mengenai profesi sebagai jurnalis
jauh lebih jelas, berbeda dengan jika ia mendengarkan cerita atau melihat
gambar atau cara-cara lain yang melalui pihak lain terlebih dahulu.
Talisa (TV One) dan Isyana Bagus Oka (RCTI). Menurutnya, kedua orang
orangnya
kelihatan pinter, kadang dia biasanya itu waktu mau siaran gitu dia
sempat nyanyi. Kayaknya multitalenta banget gitu. Bahasa
inggrisnya juga lancar banget gitu. Jadi kayaknya perfect gitu lho
233
Hasil wawancara mendalam dengan Triendah Febriani pada hari Senin, 21 Maret 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
127
orangnya. Siapa ya, yang di RCTI, Isyana Bagus Oka. Ya itu, dia
sebenarnya juga hampir sama kaya Tina Talisa. Kelihatan pinter
gitu. Kalau cewek pinter kaya gitu kan sepertinya gimana ya,
keihatannya eksklusif banget, cantik juga.234
Berdasarkan data di atas, sosok Tina Talisa dan Isyana Bagus Oka
dianggap sebagai model ideal oleh Triendah bukan hanya karena perannya
personal. Hal itu berkaitan erat dengan kesamaan identitas jenis kelamin
menarik dan juga kecerdasan intelektual yang tinggi atau yang lazim
kecantikan luar dalam itu, mereka kemudian dipandang sebagai sosok yang
seperti liputan, editing dan menjadi pembaca berita. Dari film itu juga ia
234
Hasil wawancara mendalam dengan Triendah Fibriani pada hari Senin, 21 Maret 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
128
dengan Fannany:
Aku sempat ada satu film Korea, aku lupa apa judulnya. Jadi itu tu
lebih ke TV, dia jadi jurnalis tapi lebih ke TV. Mereka jadi
anchornya, terus mereka liputan, terus mereka editing, mereka
kuliahnya juga di komunikasi massa. Asyik kayaknya gitu235
yang menjadi perpanjangan dari pendidikan tersebut dari film. Dalam hal
ini model yang ingin ditiru sesungguhnya adalah para artis yang
Terlepas dari latarbelakang cerita itu fiksi atau non fiksi tapi yang menjadi
dilihat.
iii. Presenter
oleh Dian Erika (2008). Ia terinspirasi oleh beberapa presenter yaitu: Susan
wawancaranya:
235
Hasil wawancara mendalam dengan Fannany Norohmah pada hari Senin, 16 Mei 2011
236
Hasil wawancara mendalam dengan Dian Erika pada hari Minggu, 8 Mei 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
129
pembaca berita sebagai sosok roles model. Berawal dari kesamaan identitas
sosok ideal melalui penampilan mereka yang menarik dan juga penguasaan
Waktu SMP kelas 3 itu, saya ini kan nonton acara di TV tentang
tempat-tempat gitu. Dan itu yang selalu ngomong itu PR nya. Terus
oh yaudah,
yaudah, tar gue kuliah komunikasi biar jadi PR gitu. Yaudah, jadi
awalnya gitu 237.
237
Hasil wawancara mendalam dengan Ambar Kusuma Ningrum pada hari Kamis, 10 Maret 2011
238
Hasil wawancara mendalam dengan Ambar Kusuma Ningrum pada hari Kamis 10 Maret 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
130
sebagai PR bukan pada apa yang dikerjakan PR. Dalam hal ini ia terpesona
yang sama dengan sosok PR yang ia lihat di televisi. Keputusannya kala itu
model.
Dari data di atas, baik keinginan untuk meniru keluarga atau pun
mengamati dan memahami. Ada pun selanjutnya, proses belajar tak hanya
2. Faktor Situasional
Yang disebut dengan faktor situasional dalam penelitian ini yaitu hal-hal
dari luar diri Informan yang berpengaruh secara positif terhadap keputusan para
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
131
sebagai orang lain yang sangat penting 240. Dalam konteks penelitian ini,
jurusan Ilmu Komunikasi. Ada pun berikut ini adalah orang-orang yang secara
Orang tua adalah ayah dan ibu241. Dalam penelitian ini, sebutan orang
tua berkembang pula pada sosok orang tua dari orang tua kita (kakek dan
nenek) atau orang-orang yang kita hormati. Berikut ini alasan-alasan di balik
dukungan mereka:
kuliah di jurusan Ilmu Komunikasi salah satunya dialami oleh Twinika S.F
(2009). Kedua orang tuanya, khususnya ibu, memberikan dukungan penuh agar
239
Rahmat. Op.Cit, hal. 33
240
Ibid, Hal. 103
241
Kamus Besar Bahasa Indonesia/ Orang tua
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
132
bekal memasuki dunia kerja. Bahkan orang tuanya secara spesifik telah
diri yang terbentuk dari pengetahuan secara intelektual dan juga keterampilan.
Dalam hal ini, orang tua Twinika menilai perlunya jaringan yang luas untuk
memasuki dunia kerja nanti, oleh sebab itu mereka mendukung agar anaknya
242
Hasil wawancara mendalam dengan Twinika Sativa pada hari Kamis, 12 Mei 2011
243
Hasil wawancara mendalam dengan Twinika Sativa pada hari Kamis, 12 Mei 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
133
Masuk komunikasi ada saran gitulah dari bapak, kalau kamu nekunin
bahasa, bahasa tok nanti gak berkembang gitu. Sarannya kamu masuk
bahasa tapi yang lebih luas gitu.244
Komunikasi memiliki bidang kajian yang lebih luas dari jurusan sastra. Oleh
Jurusan Ilmu Komunikasi salah satunya atas pengaruh dari orang tua mereka.
Mereka mendengarkan dan juga melaksanakan anjuran dari orang tua mereka,
karena apa yang dianjurkan cukup rasional untuk mereka terima yaitu berkaitan
itu untuk kelak memiliki pekerjaan yang menjanjikan. Di samping itu rasa
hormat atau segan pada sosok orang tua sepertinya turut memperkuat
244
Hasil wawancara mendalam dengan Nabila Nur Khudori pada hari Rabu 23 Maret 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
134
Mama mikirnya nanti pas kerja banyak lah, lulusan komunikasi itu
bisa diterima dimana-mana, PNS juga butuh kog, sarjana komunikasi
itu PNS butuh bisa jadi ini itu, mama sih gak tahu komunikasi itu belajar
apa-apa, pokoknya jadi pegawai negeri itu ada deh sarjana komunikasi,
udah kamu ambil aja komunikasi, nanti bisa kerja kemana-mana245
jurusan Ilmu Komunikasi berasal dari harapan ibunya agar ia memiliki masa
untuk lulusan jurusan Ilmu Komunikasi relatif luas, dengan lapangan kerja luas
maka peluang kerjanya pun luas dan semakin cepatnya mendapatkan pekerjaan.
Ibunya berharap agar pendidikan yang akan dijalani oleh Ambar mampu
Berdasarkan data di atas, pada prinsipnya orang tua menjadi pihak yang
245
Hasil wawancara mendalam dengan Ambar Kusuma Ningrum pada hari Kamis, 10 Maret 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
135
Di lain pihak, anjuran atau dorongan orang tua ditanggapi secara positif
oleh Informan karena anjuran itu cukup rasional untuk mereka cerna. Hal itu
terkait keberadaan orangtua sebagai pihak yang paling dekat dan dihormati,
dimana setiap saran, masukan dan juga dorongan akan diperhatikan oleh anak
2.1.2. Bibi
Selain orang tua, terdapat anggota keluarga lain yang turut berpengaruh
antaranya anggota keluarga itu adalah sosok Bibi. Hal itu dialami oleh Annisa
Fitri (2010).
pengetahuan itu ia dapat dari bibinya yang saat itu kuliah di jurusan tersebut.
dia cerita, sekolahnya enak dek, gini gini gini, terus nanti kamu
lapangan kerjanya ke depan kaya gini, nanti kalo kamu mau masuk
kuliah, begitu kamu selesai pasti laku banget tu komunikasi. Oh, berarti
harus masuk komunikasi ni246
246
Hasil wawancara mendalam dengan Annisa Fitri pada hari Rabu, 2 Maret 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
136
kuliah. Namun demikian, pengaruh yang diberikan saat masih kecil itu bekerja
efektif saat besar karena pesan itu disampaikan oleh orang yang cukup dekat
2.1.3. Kakak
tersebut berdasarkan pada pengetahuan yang dimiliki sang kakak bahwa jurusan
247
Hasil wawancara mendalam dengan Fauziah Nurlina pada hari Rabu, 23 Maret 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
137
Saat ia melihat dalam diri adiknya terdapat bakat atau kemampuan di bidang
Sang adik kemudian menerima saran itu karena percaya bahwa saran kakaknya
pasti baik, meskipun belum ada gambaran sedikit pun mengenai jurusan Ilmu
Komunikasi.
berkualitas pada Mia A.Y (2007) didapat dari kakaknya yang kuliah di jurusan
dulu kakak PR, cuma dulu kakak ku bilang, apik banget lho UNS ki,
gradenya apik banget, percayalah padaku,248
Dari kutipan wawancara di atas, pengalaman kakak Mia yang telah
kuliah relatif postif. Mereka mendukung adiknya untuk kuliah di jurusan Ilmu
248
Hasil wawancara mendalam dengan Mia Ajeng Yulivia pada 23 Februari 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
138
dengan baik oleh para Informan yang pada saat itu masih saat awam terhadap
dunia perkuliahan. Longgarnya hubungan yang terjalin antara adik dan kakak
tetap menyiratkan adanya rasa hormat seorang adik kepada kakaknya karena
faktor pengalaman.
2.1.4. Guru
memiliki pengalaman mendapatkan pengaruh dari guru mereka. Ada pun sosok
bagi para peserta didik untuk berdiskusi dengan tentor-tentor mereka mengenai
lembaga bimbingan belajar sebagai acuan untuk mengukur peluang dan tingkat
kesulitan suatu jurusan, sehingga pada akhirya para peserta didik dapat
249
Kamus Besar Bahasa Indonesia/ Guru
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
139
Tentorku bilang aja, kan aku langsung kelihatan dari caraku ngomong
bla bla bla, yaudah gini, kamu masuk IPS aja, Terus disaranin masalah
passing grade, habis itu universitasnya. Dia juga bilang kalau UNS
bagus lho komunikasinya. Ya secara dia anak UNS kan, tahu gimana
komunikasi UNS. Jadi dia tawar-tawar gitu ke aku. Oh iya ya, bagus bagus
bagus. Terus aku coba gitu deh250
membuat dia yakin untuk mengambil jurusan Ilmu Komunikasi sebagai pilihan
kuliahnya.
dekat antara Fauziah dan Ambar dengan tentornya. Hubungan yang dekat itu
terbentuk karena sistem belajar di lembaga bimbingan belajar yang jauh lebih
menjadi bekal penting bagi terciptanya komunikasi yang efektif hingga khirnya
250
Hasil wawancara mendalam dengan Fauziah Nurlina pada 23 Maret 2011
251
Hasil wawancara mendalam dengan Ambar Kusuma Ningrum pada hari Kamis, 10 Maret 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
140
diterima.
2.1.5. Teman
Komunikasi dilatarbelakangi oleh masukan dari teman. Hal itu seperti dialami
oleh Dhyanayu Lutfi Almitra (2008), Devi Anggrahini (2008) dan Veronika
wawancara dengannya:
Aku kan emang pengennya rono (komunikasi). Terus aku kan yo crita-
crita karo kanca-kancaku. Kowe kuliah komunikasi wae. Ketoke kowe
cocok mu yo gur neng kono. Ngono kuwi to mbak. Kowe kan crewet.
(Aku kan sebenarnya ingin komunikasi. Terus aku kan cerita sama teman-
temanku. Kamu kuliah komunikasi aja. Sepertinya kmau cocoknya ya cuma
disitu, gitu mbak, kamu kan cerewet.)252
252
Hasil wawancara mendalam dengan Dhyanayu Lutfi Almitra pada hari Jumat, 13 Mei 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
141
Adapun yang terjadi pada Devi, saat akan menentukan jurusan kuliah ia
kemudian bertanya kepada salah satu temannya yang kuliah di jurusan itu dan
Veronika pada saran itu berdasarkan pengalaman yang telah dialami oleh
temannya itu:
rekomendasi yang diberikan oleh teman mereka yang kuliah di jurusan tersebut.
253
Hasil wawancara mendalam dengan Devi Anggrahini pada hari Selasa, 31 Mei 2011
254
Hasil wawancara mendalam dengan Veronika Juwita Hapsari pada 23 Februari 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
142
Mereka percaya pada saran yang diberikan karena saran itu berdasarkan pada
2.1.6. Psikolog
aktivitas tersebut dalam pengertian yang luas terdiri dari aktivitas emosional
dan kognitif255.
Dulu waktu SMA kan ada test psikologi, ada saran jurusan kuliah juga
kan, justru disitu aku malah disarananinnya masuk Komunikasi sama
matematika. Itu yang nyaranin Psikolog, itu berdasarkan psikotes. Yaudah
deh, akhirnya jadi bimbang, kog kayaknya emang gak berbakat gitu,
kerjanya itu juga lebih gampang komunikasi.256
Waktu itu juga konsultasi juga sama psikolog juga dosen, namanya Pak
Darsono. Dia ngajar juga di komunikasi juga, sempat dia bilang
mending komunikasi UNS gitu.257
255
Bimo Walgito, Psikologi Sosial: Suatu Pengantar (Edisi Revisi), (Yogyakarta: Andi Offset, 1994),
hal.15
256
Hasil wawancara mendalam dengan Putu Ayu Gayatri pada 23 Februari 2011
257
Hasil wawancara mendalam dengan Putu Ayu Gayatri pada 23 Februari 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
143
Media massa adalah media yang digunakan dalam komunikasi massa. Media
massa diantaranya terdiri dari: surat kabar, majalah, radio, televisi dan film258.
Melalui media-media itu lah para Informan kemudian digiring untuk mengenai
Serba Menyenangkan
pekerjaan yang menjadi perpanjangan dari disiplin ilmu Komunikasi mulai dari
terpantau namun pekerjaan bidang komunikasi ada yang dapat diamati oleh
258
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1990), hal.20
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
144
Banyak Kawan
pergaulan luas.
pergaulan adalah gerbang wawasan. Semakin luas pergaulan yang terjalin maka
Berpenampilan Menarik
sosok pekerja media seperti reporter dan pembaca berita. Kemunculan itu
membuat mereka cukup dikenal oleh masyarakat, minimal bagi mereka yang
dilatarbelakangi oleh ketertarikan pada kedua profesi itu salah satunya dialami
oleh Ambar Kusuma Ningrum (2010). Menurutnya, sosok reporter dan pembaca
wawancaranya:
259
Hasil wawancara mendalam dengan Aviana Cahyaningsih pada hari Rabu, 11 Mei 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
145
telah menjadi daya tarik tersendiri bagi para pirsawan televisi. Penampilan
reporter dan pembaca berita yang relatif menarik (cantik dan tampan) seolah-
olah sengaja ditampilkan oleh media sebagai daya jual tersendiri bagi stasiun
televisi itu. Tidak dapat dipungkiri bahwa guna menarik perhatian massa
sebaliknya
Jalan-jalan
misale ke media sih elektronik misale jadi wartawane apa piye, tapi
sing bagian jalan-jalan ngono lho mbak, misale opo sing kuliner-kuliner
koyo ngono kuwi. Ya pokoknya lapangan gitu lah. (Aku misalnya media sih
elektronik, misalnya jadi reporternya gitu, tapi yang tugas jalan-jalan aja
lho mbak, misalnya apa yang kuliner-kuliner seperti itu. Ya pokoknya
lapangan gitu lah)261
260
Hasil wawancara mendalam dengan Ambar Kusuma Ningrum pada hari Kamis, 10 Maret 2011
261
Hasil wawancara mendalam dengan Dhyanayu Lutfi Almitra pada hari Jumat, 13 Mei 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
146
Berdasarkan data di atas, media televisi hadir dengan sisi lainnya untuk
dirasakan.
jurusan Ilmu Komunikasi. Dalam hal ini roles model yang dimaksud yaitu sosok
pekerja media maupun talent yang dikenal melalui layar telvisi. Berikut ini sosok
i. Presenter
acara . Program acara sendiri ibarat barang dagangan yang akan dikemas sebaik
262
Hasil wawancara mendalam dengan Dian Erika pada hari Minggu, 8 Mei 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
147
mungkin untuk menarik perhatian pemirsa. Maka tak heran jika apa yang
disajikan pasti hal-hal yang bagus. Satu diantaranya terkait dengan para
menawan. Orang yang melihat Susan Bachtiar, Nadia Hutagalung atau Sarah
Secara tidak langsung, kehadiran para artis yang berparas cantik itu
Hal yang terjadi dengan pekerjaan sebagai pembaca berita tak jauh
Hal itu seperti yang dialami oleh Triendah Febriani (2009). Ia cukup
tertarik dengan Tina Talisa (TV One) dan Isyana Bagus Oka (RCTI). Ia
kelihatan pinter, kadang dia biasanya itu waktu mau siaran gitu dia
sempat nyanyi. Kayaknya multitalenta banget gitu. Bahasa inggrisnya
juga lancar banget gitu. Jadi kayaknya perfect gitu lho orangnya. Siapa
ya, yang di RCTI, Isyana Bagus Oka. Ya itu, dia sebenarnya juga hampir
sama kaya Tina Talisa. Kelihatan pinter gitu. Kalau cewek pinter kaya
gitu kan sepertinya gimana ya, keihatannya eksklusif banget, cantik
juga.263
263
Hasil wawancara mendalam dengan Triendah Fibriani pada hari Senin, 21 Maret 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
148
merupakan hasil dari proses berpikir yang cukup panjang. Bagaimana pun juga saat
itu mereka dihadapkan pada pendidikan baru dengan karakter yang berbeda dari
berdasarkan pada kualifikasi sekolah itu, maka yang terjadi saat menentukan jurusan
kuliah sedikit bergeser. Faktor universitas tetap penting namun tergantung pada
Pengetahuan mengenai jurusan Ilmu Komunikasi menjadi modal awal bagi para
Informan dalam memutuskan kuliah di jurusan tersebut. Pengetahuan itu ibarat peta.
Komunikasi relatif luas namun masih dangkal. Keterbatasan itu terjadi tidak lain
keluarga, media massa) yang tentunya tak luput dari distorsi-distorsi. Ada pun jika
jelas mengenai jurusan Ilmu Komunikasi. Mereka pun kemudian tertarik untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
149
mereka untuk kuliah di jurusan Ilmu Komunikasi. Sebagai contoh, keputusan kuliah
di juursan Ilmu Komunikasi karena ingin menjadi wartawan. Hal itu didasari oleh
memepelajari media massa. Selain itu motif ingin tampil beda, kali ini
tangan para Informan, namun sebagai makhluk sosial mereka tak luput dari
pengaruh beberapa pihak di sekitar mereka. Pihak pertama yang berpengaruh adalah
1) Familiarity
kita berinteraksi maka akan semakin akrab dan semakin dekat hubungan kita.
Kedekatan emosional dengan keluarga (ayah, ibu, bibi, dan kakak), selain terjadi
kurun waktu yang relatif lama. Adapun selanjutnya, hubungan antar anggota
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
150
didalamnya berjalan dengan begitu dekat. Jika terjadi pengaruh yang kuat dari
keluarga maka hal itu akan dimakhlumi karena keluarga pada prinsipnya
merupakan lingkungan terdekat bagi setiap orang sejak lahir dimana segala hal
hubungan pertemanan antara lain teman bermain, teman kuliah, teman komunitas
atau pun teman kerja. Kesamaan identitas itu yang kemudian membentuk rasa
percaya untuk berbagi pikiran dan juga membuka diri untuk adanya masukan
atau saran.
2) Kompetensi/keahlian
Dalam hal ini, guru dan psikolog dipercaya karena keahlian atau
264
Rakhmat, Op.Cit, hal.42
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
151
3) Pengalaman
keunggulan dalam pengalaman. Saat para Informan belum mengalami sendiri apa
yang namanya kuliah, maka ia akan berusaha untuk mencari informasi mengenai
bersamaan.
informasi yang diproduksi dan ditampilkan. Hal yang tampak adalah munculnya
sosok roles model baik dari kalangan presenter maupun pembaca berita.
perempuan. Secara umum, roles models itu muncul karena mampu menginspirasi
sosok ideal untuk kaum perempuan yaitu sosok yang memiliki perpaduan antara
kecantikan secara fisik dan juga kepandaian secara intelektual. Konsep itu yang
kemudian dipercaya oleh para Informan dan kemudian memotivasi mereka untuk
terdiri dari dua bidang yaitu Media Massa dan Public Relations (PR). Untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
152
medianya seperti: wartawan cetak, fotografer, penyiar, reporter dan juga anchor.
Untuk bidang PR, satu-satunya bekerjaan yang diketahui adalah Public Relations
Officer (PRO).
jurusan Ilmu Komunikasi dimana mereka dapat bekerja lintas disiplin ilmu
seperti sebagai admin, pengajar dan juga terfavorit yaitu Pegawai Negeri Sipil
(PNS).
Ada pun jika dikaji lebih dalam, dorongan dari sisi afektif (perasaan)
lebih mendominasi keputusan para Informan daripada dorongan dari sisi kognitif
(pikiran). Meskipun tidak dapat dipisahkan secara tegas, namun upaya para
didahului terlebih dahulu oleh rasa suka. Atas dasar itulah, penilaian-penilaian
selanjutnya yang muncul berupa hal-hal positif yang mendukung rasa suka itu.
Dari situ bermuara pada sikap yang nyata yaitu keputusan pemilihan jurusan
Ilmu Komunikasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
153
Bagan III.1
Jurusan Ilkom:
Jurusan Ilmu Komunikasi: Jurusan Ilmu Komunikasi:
- Menyenangkan
- Perpaduan teori dan praktek - Passing grade tinggi
- Dinamis
- Mempelajari Public speaking - Berkualitas
- Media dan PR
- Pekerjaan luas - Iklim kompetitif
- Rame Peminat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
154
Seluk beluk pemilihan jurusan Ilmu Komunikasi telah dibahas pada sub
pertama. Dari situ dapat dilihat bahwa pekerjaan bidang komunikasi telah dipikirkan
oleh para Informan sejak mereka memutuskan kuliah di jurusan Ilmu Komunikasi.
Memiliki pekerjaan di bidang komunikasi adalah impian dari setiap Informan pada
inginkan cukup beragam, namun jika dipersempit terangkum dalam tiga bidang
pekerjaan komunikasi yaitu: industri media massa, Public Relations (PR) dan Design
Grafis.
Komunikasi pada prinsipnya merupakan kewajaran jika hal itu berdasarkan pada
pandangan umum yang menilai bahwa pekerjaan ideal adalah pekerjaan yang sesuai
Namun pada kenyataannya, terdapat fenomena menarik yang tak setiap orang
dalam diri para Informan. Mereka melakukan tawar menawar idealisme dengan diri
berdasarkan derajad idealismenya, maka dapat dipetakan adanya tiga tipe atau model
pemilihan pekerjaan bidang komunikasi pada pengalaman para Informan. Ketiga tipe
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
155
itu adalah: Ideal Type (Tipe Ideal), Transition Type (Tipe Transisi) dan Real Type
(Tipe Nyata).
1. Ideal type
Yang dimaksud dengan ideal type dalam penelitian ini yaitu pemilihan
mengenai pekerjaan itu. Suatu pekerjaan lebih banyak dilihat sejauh atribut-atribut
yang tampak di luar saja. Umumnya hal-hal itu menyenangkan menurut ukuran
para Informan.
mengalami fase ini. Pemilihan pekerjaan tipe ini dihuni oleh paling banyak
Informan karena fase ini berlangsung di masa awal kuliah. Berikut ini adalah
1.1.1. Wartawan
melalui media massa 265. Berdasarkan data penelitian, pekerjaan ini tergolong
yaitu:
265
Jani Yosef, To Be A Journalist, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), hlm. 43
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
156
Jalan-jalan/traveling
Khudori (2009):
menjadi wartawan luar negeri mengarah pada posisi sebagai koresponden luar
266
Hasil wawancara mendalam dengan Nabila Nur Khudori pada hari Rabu 23 Maret 2011
267
Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi: Menjadi Reporter Profesional, Cetakan ke-2 (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 14
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
157
wilayah konflik di Timur Tengah yang hingga kini masih sering bergejolak
enunjukkan
kecenderungan sebagai perempuan yang ingin menentang arus. Hal itu karena
selama ini pekerjaan sebagai wartawan pada umumnya dan wartawan di daerah
laki-laki.
Banyak Teman
pastilah senang jika memiliki banyak teman. Terkait kebutuhan itu, profesi
bahwa keinginan bergaul dengan banyak orang menjadi alasan untuk menekuni
pekerjaan sebagai wartawan. Hal itu seperti dialami oleh Mia Ayu Yulivia
268
http://abisyakir.wordpress.com/2009/01/02/special-akar-konflik-palestina-israel/, diakses pada
Selasa, 13 Desember 2011 pukul 10:15 WIB
269
Bdk. Pengalaman Yuli Ismartono dalam Profil Jurnal Perempuan, Eko Bambang Subiyantoro
-107
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
158
dulu sih mikirnya kog asik ya, bisa ketemu orang-orang setiap
hari, ketemu orang-orang yang beda, entah itu orang yang penting atau
orang yang biasa
ngobrol sama orang-orang, nambah teman.271
soalnya aku
orangnya bukan tipe orang yang milih untuk kerja di belakang meja,
tinggal duduk seharian dengan jadwal kerja yang terus menerus, monoton,
pagi sampai sore gitu, nanti bosen. Aku lebih suka pekerjaan yang
outdoor, lebih ke kaya wartawan itu 272.
yang luas, Triendah Febriani (2009) memiliki desk impian yaitu desk politik.
Wartawan politik keren aja kayaknya. Kayaknya itu kalau dunia politik
itu apa ya, kalau kita dengerin kata politik itu kan bayangannya elite,
terus orang-orang penting, hal-hal yang rumit, pastinya soal korupsi,
kolusi, banyak hal yang bisa kita kritisi banget di dunia politik.273
dengan kemampuan tata bahasa dan menyusun berita dengan cepat. Bagaimana
270
Hasil wawancara mendalam dengan Mia Ajeng Yulivia pada hari Rabu, 23 Februari 2011
271
Hasil wawancara mendalam dengan Aviana Cahyaningsih pada hari Rabu, 11 Mei 2011
272
Hasil wawancara mendalam dengan Triendah Febriani pada hari Senin, 21 Maret 2011
273
Hasil wawancara mendalam dengan Triendah Febriani pada hari Senin, 21 Maret 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
159
tidak kalau setiap harinya wartawan harus menghasilkan informasi yang update
dan akurat tanpa adanya kemampuan yang luwes dalam bergaul. Pergaulan
yang luas ibarat membangun pipa-pipa saluran air yang akan dengan mudah
memberikan suplai air. Pipa-pipa yang banyak dibutuhkan agar semakin cepat
air sampai.
wartawan karena memiliki jaringan yang luas memang bagian dari pekerjaan
seorang wartawan.
Informan terhadap pekerjaan sebagai wartawan di atas masih terfokus pada hal-
hal yang tampak menyenangkan dari pekerjaan itu. Memiliki jaringan yang luas
tentunya tak serta merta diperoleh oleh para wartawan. Mereka harus
Wawasan Luas
berlebihan jika wartawan disebut sebagai orang pandai karena pekerjaan lah
yang mengkondisikannya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
160
Karena bisa mengkaji. Sama sih TV mungkin juga bisa mengkaji, semua
bisa mengkaji. Cuman lebih ini ya, kayaknya orang kerja di media cetak
walaupun kita gak ngerti apa-apa tapi kita terpacu buat ngerti apa-
apa.274
Pengennya kan jadi wartawan gitu kan, wartawan cetak gitu, Koran
Mereka itu pinter banget bikin pertanyaan, pinter banget
menyusun kata-kata. 275
wartawan berasal dari penilaian mereka bahwa pekerjaan itu akan terus
Wartawan surat kabar dinilai sebagai pekerjaan ideal karena memacu mereka
Gemar Menulis
hobi menulis. Hal itu dialami oleh Ema Yuliani Utami (2007):
274
Hasil wawancara mendalam dengan Dian Erika pada hari Minggu, 8 Mei 2011
275
Hasil wawancara mendalam dengan Fauziah Nurlina pada hari Rabu, 23 Maret 2011
276
Hasil wawancara mendalam dengan Ema Yuliani Utami pada hari Rabu, 23 Februari 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
161
faktor penentu pilihan pekerjaan karena hal itu dapat mencegah rasa jenuh
dalam bekerja.277 Dari pengalaman Ema, suatu pekerjaan dicari tidak hanya
sebagai upaya untuk memperoleh penghasilan tetapi juga sebagai aktivitas yang
media cetak karena melalui media itu ia akan memiliki kesempatan bekerja
dunia yang menarik khususnya untuk perempuan. Mungkin kata menarik itu
lebih tepat jika diterjemahkan sebagai sebuah tantangan yang pantas dicoba
oleh perempuan.
277
http://www.tabloidnova.com/Nova/Karier/Pengembangan-Diri/Trik-Atasi-Jenuh-2, diakses pada
26 Oktober 2011 pukul 19.04 WIB
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
162
(2008) berikut:
wartawan adalah dunia laki-laki. Yang dimaksud dengan dunia laki-laki disini
akan dunia wartawan sebagai dunia laki-laki ternyata tak membuat mereka
lebih tertarik pada sisi prestasi yang akan mereka peroleh dari keberanian
278
Hasil wawancara mendalam dengan Aviana Cahyaningsih pada hari Rabu, 11 Mei 2011
279
Hasil wawancara mendalam dengan Destriana K. pada hari Senin, 16 Mei 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
163
sebagai perempuan yang berani tampil beda. Dan menjadi wartawan adalah
bentuk konkritnya.
adalah keinginan dari Annisa Fitri (2010). Keinginan itu telah ia sadari sejak
280
Hasil wawancara mendalam dengan Annisa Fitri pada hari Kamis, 2 Maret 2011
281
Hasil wawancara mendalam dengan Annisa Fitri pada hari Kamis, 2 Maret 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
164
adalah mereka yang bertanggung jawab penuh atas isi rubrik-rubrik yang
judul dan tema naskah yang akan dimuat pada rubrik yang menjadi tanggung
jawabnya282.
Dalam hal ini, seorang pada prinsipnya adalah bagian dari pekerjaan
sudah mulai jarang melakukan reportase ke lapangan dan lebih banyak bekerja
di belakang meja. Oleh karena itu pekerjaan ini menurutnya ideal karena
1.2. Televisi
dalam tipe ideal yaitu reporter. Reporter adalah salah satu sebutan untuk tiga
profesi yang sama selain jurnalis dan wartawan. Pekerjaan ini identik dengan
mereka yang bekerja di media massa televisi dan radio283. Disini, pengertian
reporter lebih mengarah kepada media televisi. Beberapa alasan menjadi reporter
yaitu:
Terkenal
282
Fitriyan Dennis, Bekerja sebagai Wartawan, (Jakarta: Esensi, 2008), hlm. 51
283
Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi: Menjadi Reporter Profesional, Cetakan ke-2(Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2005), hlm.44
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
165
penyiar atau anchor. Anchor adalah crew televisi yang bertugas hanya
membacakan berita yang disusun oleh para reporter dan dirangkai oleh tim
redaksi285.
penampilan menjadi aspek penting bagi para reporter. Lazimnya sosok penyiar
atau reporter memiliki daya tarik secara fisik dan juga intelektual. Pengelola
stasiun televisi sangat memperhatikan terpenuhinya unsur daya tarik karena dua
hal itu287.
Oleh sebab itu, untuk memenuhi posisi ini pada info-info rekuitmen
284
Hasil wawancara mendalam dengan Ambar Kusuma Ningrum pada hari Kamis 10 Maret 2011
285
Muda, Op.Cit,hlm.149
286
Hasil wawancara mendalam dengan Ambar Kusuma Ningrum pada hari Kamis 10 Maret 2011
287
Muda, Op.Cit, hlm. 147
288
http://www.bumncpns.com/lowongan-kerja-reporter-presenter-trans-7-mei-2011-jakarta.html,
diakses pada Senin, 31 Oktober 2011 pukul 08.29 WIB
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
166
Dalam hal ini, ketertarikan Ambar pada profesi sebagai reporter dan
juga pembawa acara berkaitan dengan kesamaan identitas seksnya dengan figur
memiliki pengalaman yang sama yaitu: terkenal dan memiliki pesona yang
Jalan-Jalan
tugas perjalanan. Bahkan bagi reporter televisi kondisinya mungkin akan jauh
Aku misale ke media sih elektronik, misale jadi wartawane tapi sing
bagian jalan-jalan ngono lho mbak, misale opo sing kuliner-kuliner koyo
ngono kuwi. Ya pokoknya lapangan gitu lah (Aku misalnya ke media sih
elektronik, misalnya jadi wartawannya tapi yang bagian jalan-jalan gitu
lho mbak, misalnya apa sih, kuliner-kuliner kaya gitu. Ya pokoknya
lapangan gitu lah).289
289
Hasil wawancara mendalam dengan Dyanayu Lutfi Almitra pada hari Jumat, 13 Mei 2011
290
Hasil wawancara mendalam dengan Fannany Norohmah pada hari Senin, 16 Mei 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
167
terkesan menjemukan.
dari hasil kerjanya yang ditampilkan di layar televisi yang memang terlihat
kerja dari profesi itu secara seksama yang sesungguhnya membutuhkan kerja
keras karena seorang reporter televisi berperan juga sebagai produser. Selain
bersinerrgi. Ia juga pengambil keputusan akhir tentang suatu hal yang perlu
Dalam hal ini pekerjaan yang ideal menurut Dhyanayu dan Fannany
adalah pekerjaan lapangan dan secara konkrit pekerjaan itu adalah sebagai
reporter televisi.
1.3. Radio
291
Muda, Op.Cit, hlm. 15
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
168
terdengar kaku supaya aku bisa membedakan mana yang bahasa lisan dan
tulis.292
Ayu untuk menjadi penyiar. Ia merasa memiliki modal untuk menekuni dunia itu.
Dalam hal ini, hobi dan juga kesadaran bakat kembali menjadi acuan dari
penyiar itu sudah tercapai. Ia telah merintis karir di dunia ini sejak masa awal
kuliah.
Penampilan Menarik
PR. Maka tak mengherankan jika sosok PR Officer selalu tampak cantik atau
tampan dalam segala kondisi. Hal tersebut terkait dengan upaya menciptakan
citra diri yang positif sebagai awal dari menciptaka citra positif untuk
292
Hasil wawancara mendalam dengan Putu Ayu Gayatri pada hari Rabu, 23 Februari 2011
293
Hasil wawancara mendalam dengan Ambar Kusuma Ningrum pada hari Kamis 10 Maret 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
169
masih didasari oleh pengetahuan yang sangat terbatas. Pengetahuan itu belum
menyentuh sisi realistis dari pola kerja dan juga jenis-jenis pekerjaanya. Namun
demikian, dengan pengetahuan yang terbatas itu ternyata sudah cukup untuk
Dalam hal ini, gambaran ideal Ambar terkait pekerjaan yang ingin ia
miliki yaitu sebuah pekerjaan yang memberinya ruang untuk menonjolkan sisi
Pekerjaan Mudah
oleh Nabilla Noor Khudori (2009). Namun, alasannya tertarik pada profesi ini
Kalau gak wartawan ya jadi humas lah, kerja di kantor. Sekalian aja
yang ekstrim gitu mbak, kalo gak yang susah ya gampang banget
gitu,hehe 294
294
Hasil wawancara mendalam dengan Nabila Nur Khudori pada hari Rabu 23 Maret 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
170
pada profesi sebagai PR Officer lebih karena pandangan bahwa pekerjaan itu
lebih ringan atau lebih mudah jika dibandingkan dengan pekejaan sebagai
wartawan. Alasan ia tertarik pada pekerjaan ini lebih karena dorongan untuk
Banyak Teman
orang yang berkecimpung di dalamnya untuk memiliki akses yang luas. Hal itu
relasi.
untuk terus membina hubungan yang baik dengan para relasi. Tak berbeda
sebuah harapan untuk memiliki pekerjaan yang memberi ruang untuk memiliki
295
Hasil wawancara mendalam dengan Twinika Sativa pada hari Kamis, 12 Mei 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
171
banyak orang tak hanya dalam pekerjaan tetapi juga dalam pergaulan.
Anggrahini (2008).
-
design gitu.296
jelas. Faktor suka lah yang menjadi alasan di balik rencana itu. Dalam kondisi
ini terdiri dari lima bidang pekerjaan yaitu: media cetak, radio, televisi, Public
Relations dan Design Grafis. Sedangkan berdasarkan jenisnya tipe ini terdiri dari
Pada prinsipnya. pemilihan pekerjaan pada tipe ini dilandasi oleh alasan
296
Hasil wawancara mendalam dengan Devi Anggrahini pada hari Selasa, 31 Mei 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Ada pun dasar dari pemilihan pekerjaan tipe ini lebih banyak berdasarkan
pada hobi. Sebuah pekerjaan dipilih karena sesuai dengan kesenangan seperti:
Idealisme
kesenangan dan tak jarang terkait dengan misi-misi pribadi untuk bisa berguna
bagi orang-orang disekitarnya. Hal itu dapat dilihat dari pengalaman Annisa
Status Pendidikan
Keterbatasan Pengetahuan
Seperti telah disebutkan di awal, tipe ini lebih banyak terjadi saat para
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
pekerjaan pada tipe ini masih fokus pada sejauh mana keinginan diri berbicara.
Terpaan Media
perhatian khalayak, selama ini media massa telah menjadi etalase atau mungkin
showroom dari dunia komunikasi. Mulai dari media cetak hingga elektonik,
2. Transition Type
Yang dimaksud dengan transition type dalam penelitian ini yaitu pemilihan
pekerjaan bidang komunikasi yang sifatnya masih labil dan belum sepenuhnya
kokoh untuk terus diperjuangkan. Para Informan masih berada dalam upaya
(2007) dan Mia Ayu Yuliavia (2007). Memasuki tahun-tahun terakhir di jurusan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
174
aku malah jadi tambah wawasan ya mbak, oh ternyata luas ya, gak
hanya di media, kaya media massa doang, bisa jadi PR juga, di periklanan
juga, terus ya pokoknya banyak di design juga ada spesialisasi juga kan,
berarti kan designnya juga bisa. Dan saya malah semakin dilema karena
semakin banyak pilihan297
Munculnya pilihan-pilihan baru seperti yang dialami Agnes dan Mia di atas
2.1 Majalah
komunikasi pada Dian Erika (2008). Pada saat awal kuliah, Dian sempat
kabar. Namun pada saat penelitian ini berlangsung ia mengatakan lebih tertarik
dengan majalah daripada surat kabat. Berikut disampaikan oleh Dian Erika:
297
Hasil wawancara mendalam dengan Agnes Amanda pada hari Rabu, 23 Februari 2011
298
Hasil wawancara mendalam dengan Mia Ayu Yulivia pada hari Rabu, 23 Februari 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
175
seimbang, dan misalnya kalau jadi ibu dan punya anak gitu,ehm
pengennya anaknya diperhatikan dengan baik dan misalnya masih terus
seperti ini walau pengennya seimbang tapi jadinya gak seimbang agak
repot ya kaya gitu. Jadi mungkin nanti masih dalam dunia ini tapi lebih
ke hal-hal yang sedikit lunak aj
harian di majalah.299
pekerjaan pertama tidak bisa terwujud. Majalah dipilih sebagai alternatif pilihan
pekerjaan karena pekerjaan itu dinilai lebih longgar dan dapat sejalan dengan
kalo misalnya mau sih mau banget kalau jadi kaya gitu (wartawan).
Cuman nanti kan kerjanya lebih berat gimana dengan ibu. Ya cuman
Yo kalau majalah
kan waktunya mungkin lebih longgar ,terus e,bisa milih juga, maksude
bisa milih di majalah perempuan atau majalah seni dan lain-lain.300
pekerjaannya yang tak seberat di surat kabar. Fakta itulah yang kemudian
2.2 Televisi
299
Hasil wawancara mendalam dengan Dian Erika pada hari Minggu, 8 Mei 2011
300
Hasil wawancara mendalam dengan Dian Erika pada hari Minggu, 8 Mei 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
176
wartawan media cetak. Menurutnya, pekerjaan wartawan media cetak lebih berat
penyiar karena pekerjaannya terkesan lebih ringan dengan aktivitas yang lebih
Surat kabar sejauh ini memang dianggap sebagai media yang citra
aktivitas profesional dengan mobilitas yang sangat tinggi, kerja keras, tekanan
deadline yang amat ketat, tidak ada batas waktu kerja yang jelas, -bisa sampai 24
301
Hasil wawancara mendalam dengan Aviana Cahyaningsih pada hari Rabu, 11 Mei 2011
302
Hasil wawancara mendalam dengan Aviana Cahyaningsih pada hari Rabu, 11 Mei 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
177
jam-, serta banyaknya kendala dan tantangan yang bersifat teknis maupun
sosiologis303.
berjalannya waktu, dengan masa studi yang bertambah serta pengalaman yang
wartawan tidak sesuai dengan hati nuraninya yang menginginkan pekerjaan yang
lebih ringan. Dalam proses pencarian bentuk itulah untuk sementara televisi
menjadi jawabannya. Bidang pekerjaan itu dinilai lebih pas untuk perempuan.
2.3 PR
(2008).
Nanti di daerah konflik perang atau gimana. Pengennya itu aku yang
kantoran aja, gitu. Kalau misalnya setidaknya menurut orangtua kan
kantoran yang emang dekat dengan kita kan ya jadi PR official kan.304
303
Siregar. Op.Cit, hlm.13
304
Hasil wawancara mendalam dengan Fannany Norohmah pada hari Senin, 16 Mei 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
178
Dalam hal ini, faktor keluarga begitu kuat berpengaruh dalam perubahan
pekerjaan sebagai PR officer dinilai lebih pantas karena aktivitasnya yang lebih
pekerjaan yang relatif lebih aman untuk perempuan. Sisi aman itu antara lain
berupa: pekerjaan kantoran, pekerjaan yang minim resiko, pekerjaan yang tidak
sebuah sugesti pada diri mereka sendiri baik itu yang berasal dari pernyataan
orang lain maupun dari hasil refleksi atas pengalaman orang lain, bahwasanya
perempuan adalah makhluk yang lemah dan kurang pantas jika bekerja di dunia
305
Hasil wawancara mendalam dengan Aviana Cahyaningsih pada hari Rabu, 11 Mei 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
tinggi, lebih banyak berkutat di lapangan dinilai dengan ukuran baru sebagai
pekerjaan yang berat dan kurang pantas untuk perempuan. Di sini, pengetahuan
sedang bertambah. Namun di satu sisi terdapat pula nilai-nilai gender yang mulai
bertambah hanya saja belum sampai pada sebuah pemahaman yang utuh justru
menimbulkan ketakutan-ketakutan.
Dari keseluruhan data di atas dapat dilihat mulai adanya pergeseran konsep
pekerjaan di kalangan mahasiswi jurusan Ilmu Komunikasi. Hal itu terjadi karena
mereka dengan masa studi yang mulai bertambah mulai menyerap konsep-konsep
baru yang membuat mereka memiliki wawasan yang luas mengenai dunia
bayangkan sebelumnya tentang pekerjaan tak seideal yang dibayangkan. Dari sini
dapat dilihat adanya tiga faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan pekerjaan
bidang komunikasi:
mulai merembet pada sisi kemampuan diri. Disini. tingkat keidealan dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
utama dari para Informan. Hanya saja disini telah mengerucut pada
yang berasal dari mata kuliah spesialisasi telah membuka cakrawala para
Pada tipe ini, beberapa Informan telah merasakan sikap aktif orangtua
Sebagai pihak yang bertanggung jawab langsung pada anak, para orangtua
identitas para Informan sebagai perempuan yang suatu saat akan menikah
Dalam hal ini, para Informan mulai menyerap konsep gender sesuai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
181
kebenaran
3. Real Type
Yang dimaksud dengan real type dalam penelitian ini yaitu pemilihan
signifikan antara jenis pekerjaan pada tipe ini dengan jenis pekerjaan pada kedua
tipe sebelumnya. Ketiganya masih berada pada bidang yang sama yaitu media
massa dan public relations (PR). Yang kemudian membedakan adalah alasannya
yang berdasarkan pengalaman yang semakin kaya. Ada pun dilihat dari sisi
kuantitas, pemilihan pekerjaan tipe ini dialami oleh paling sedikit Informan.
3.1 Majalah
kalo aku suka jurnalis majalah, karena kalo majalah kan ini mbak,
setiap minggu itu ada topik, jadinya akan lebih terkonsep aja kerjanya,
terjadwal. Ngerti lah minggu ini mau bahas apa aja gitu.306
Rahajeng tidak menginginkan pekerjaan yang kurang terkonsep. Hal itu kontras
306
Hasil wawancara mendalam dengan Rahajeng Kartikarani pada hari Rabu, 23 Februari 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
182
itu ia mendapat pengetahuan yang cukup mengenai pola kerja di dunia majalah
mengenai majalah sebagai pekerjaan yang lebih longgar telah berdasarkan pada
pengalaman.
memang masih dianggap sebagai pekerjaan yang tak mengenal jam kerja. Waktu
24 jam adalah waktu kerja wartawan yang juga tak memberi batasan yang jelas
kapan ia memiliki waktu libur yang lazim dimiliki oleh pekerjaan lainnya.
perempuan. Dan kalau pun akan tetap dicoba oleh perempuan maka majalah
adalah pilihan yang lebih tepat terkait waktu yang lebih leluasa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
183
tanggung jawab yang harus dikerjakan sehingga sebisa mungkin dapat membagi
waktu.
Sebenere kalau ditanya, saya pengen kerja itu pengen jadi jurnalis.
Cuma kemarin sempat kepikiran pengen kerja di Kantor Berita aja, aku
mikirnya gak mungkin kita selamanya akan ada di lapangan ya mbak,
maksudnya, ya apa nantinya saya akan menikah dan punya anak dan
mendidik mereka, maksude ya apa ya, gak tahu kenapa mungkin nanti
ketika jadi wartawan dan ketika di kantor berita itu nanti kan ada jenjang
kariernya. Gak tahu jangka panjangnya, pengen jadi redaktur misalnya,
jadi kita gak harus kerja di lapangan dan kita punya waktu di rumah juga
gitu.307
telah dilandasi oleh pertimbangan yang cukup kuat. Atas dasar suka ia ingin
media yang tepat yang dapat memberinya keseimbangan hidup antara karier dan
juga keluarga. Pertimbangan itu salah satunya berasal dari pengalamannya yang
307
Hasil wawancara mendalam dengan Ema Yuliani Utami pada hari Rabu, 23 Februari 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
184
akan memiliki waktu yang kurang untuk bekerja. Mereka akan memiliki
3.3 Televisi
Hapsari (2007).
aku suka banget nonton TV, terus sekarang banyak nonton berita, jadi
aku pengen banget kerja di TV berita gitu, jadi wartawan TV lah. Plus
kemarin sempat magang di metro itu308
Hal senada disampikan oleh Agnes Amanda (2007). Hanya saja disini ia
Kalo aku ada jangka pendek ada jangka panjang mbak. Pendeknya di
TV, panjangnya gak ada hubungannya dengan jurnalistik, berwirausaha,
hehe -bagi dengan yang lain,
kan ada masanya kita akan mundur, kalo udah tua kan gak mungkin jadi
wartawan terus309
308
Hasil wawancara mendalam dengan Veronika Juwita Hapsari pada hari Rabu, 23 Februari 2011
309
Hasil wawancara mendalam dengan Agnes Amanda pada hari Rabu, 23 Februari 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
185
disitu.
tidak akan bisa ia jadikan sebagai mata pencaharian utama hingga hari tua. Ada
Jika mengacu pada pilihan pekerjaan saat awal kuliah, Putu Ayu tidak
menekuni dunia tulis menulis hanya saja akhirnya ia memilih menjadi staff
pariwisata.
Pada tipe ini, pemilihan pekerjaan telah terfokus pada dua bidang pekerjaan
yaitu industri media (majalah, kantor berita dan televisi) dan PR. Alasan
pemilihan pekerjaan tipe ini pun lebih konkrit, berbeda dengan alasan yang
310
Hasil wawancara mendalam dengan Putu Ayu Gayatri pada hari Rabu, 23 Februari 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
muncul pada dua tipe terdahulu. Alasan-alasan yang muncul antara lain terkait:
jam kerja teratur, pekerjaan terkonsep, ada waktu luang yang cukup,
kelangsungannya hingga masa depan dan ada juga yang telah memikirkan rencana
pekerjaan karena mereka dihadapkan pada masa akhir studi dan juga persiapan
Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa para Informan memiliki cita-cita
untuk menjadi wanita karier setelah mereka lulus dari Prodi Ilmu Komunikasi
suatu saat nanti. Pekerjaan bidang komunikasi masih menjadi prioritas pilihan
sebagai bentuk idealisme: bekerja sesuai dengan disiplin ilmu. Namun pada
dengan identitas mereka sebagai perempuan. Ada sebuah usaha untuk mencari
jalan tengah bagaimana supaya tetap bisa bekerja tetapi sekaligus dapat mengurus
Status Pendidikan
bidang komunikasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Magang K3
Informan untuk memasuki dunia kerja. Paling tidak dengan magang para
perempuan berkisar pada usia 20 tahun. Dalam hal ini, para Informan,
konsep pernikahan itu mulai dipikirkan oleh para Informan yang berdampak
Mereka berada dalam dua kutub yang saling berlawanan yaitu idealisme dan
realistis. Idealisme ada di awal masa kuliah dan realistis ada di akhir masa kuliah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
188
Di antaranya terdapat ruang transisi yang relatif tidak stabil. Namun diproses
Pekerjaan pertama yang diminati oleh para Informan yaitu jurnalis. Istilah
jurnalis, wartawan, atau reporter pada prinsipnya sama. Penggunaannya saja yang
akhir-akhir ini diidentikkan dengan media tertentu. Jurnalis dan wartawan bersifat
Profesi sebagai jurnalis sendiri telah muncul sejak awal masa kuliah. Bisa
Informan. Ada pun berdasarkan medianya, jurnalis surat kabar menjadi spesialisasi
yang paling diminati. Profesi ini dianggap sebagai pekerjaan paling ideal bagi
Informan telah terpecah pada profesi jurnalis di majalah, kantor berita dan televisi.
dengan profesi sebagai jurnalis, dari awal kuliah profesi ini sudah dikenal oleh
bidang ini justru bertolak belakang dengan profesi sebagai jurnalis. Pencitraannya
tengah antara keinginan para Informan untuk berkarier dan tetap memiliki waktu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
189
Pekerjaan bidang komunikasi lain yang muncul dalam penelitian ini yaitu
anchor. Profesi ini merupakan bagian dari crew media massa khususnya televisi.
pekerjaan ini relatif lebih ringan daripada jurnalis. Job desk nya yang lebih banyak
berada di studio menyebabkan profesi ini dianggap lebih ringan dari jurnalis yang
berada di lapangan. Saat profesi jurnalis goncang pada masa transisi, profesi
Ada pun terakhir adalah profesi sebagai penyiar radio dan designer grafis.
belakang pemilihan ketiga pekerjaan itu kurang begitu kuat hanya berdasarkan
hobi. Oleh karena itu dalam penelitian ini kedua profesi ini kurang mendapat
perhatian khusus.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
190
Informan di awal kuliah. Namun perlahan mereka mundur secara teratur dari
Jurnalis surat kabar perlahan tetapi pasti mereka nilai sebagai pekerjaan yang
berat.
Informan sebagai perempuan. Ada ketakutan tidak bisa membagi waktu dan
dan masih banyak lagi. Belum lagi ada stereotip yang diyakini oleh para
kabar.
daripada surat kabar. Hal itu lantaran majalah terbit tidak setiap hari
melainkan memiliki jangka waktu yang lebih jarang, ada yang seminggu
daripada surat kabar, namun hal tersebut tidak dipersoalkan oleh para
Informan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
191
berita tinggi karena tidak dibatasi oleh deadline seperti halnya media
lainnya. Namun memang untuk status kepegawaian disini dinilai lebih jelas
jangka waktu tertentu akan diangkat sebagai pegawai negeri. Dalam hal ini
relatif lebih longgar dan juga berada dalam sebuah tim yang memastikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
192
dengan sifat audio visual yang dia miliki sehingga memungkinkan mereka
pertengahan kuliah para Informan mulai berpikir bahwa pekerjaan itu lebih
pekerjaan Ilmu Komunikasi yang paling jauh ada pada profesi sebagai jurnalis
surat kabar. Untuk pekerjaan yang lainnya penilaiannya cenderung tetap hanya
bagan berikut ini. Pertama berkaitan dengan kriteris pekerjaan dan kedua berupa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Bagan III.2
Pergeseran Kriteria Pekerjaan Bidang Komunikasi
Bagan III.3
Pergeseran Pilihan Pekerjaan Bidang Komunikasi
yaitu dirinya sendiri dan juga pihak-pihak yang ada di luar dirinya. Faktor dari
dalam dirinya meliputi latar belakang bakat dan juga pengetahuan yang mereka
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Bagan III.4
Pemilihan Pekerjaan Bidang Komunikasi
Faktor Internal:
Bakat/Talenta
Pendidikan Ilmu Komunikasi
Pemilihan
Pekerjaan Bidang
Komunikasi
Faktor Eksternal:
= mempengaruhi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
195
Pada sub bab A telah dipaparkan bagaimana jurnalis begitu identik dengan
Beberapa Informan pun mengakui bahwa keputusan mereka kuliah di jurusan Ilmu
Selanjutnya pada sub bab B diketahui bahwa profesi jurnalis menjadi tipe
pekerjaan yang ideal bagi para Informan, setidaknya pada awal masa kuliah.
untuk mencetak jurnalis tak hanya berhenti pada mereka yang sebelum kuliah telah
setelah resmi menjadi mahasiswi Ilmu Komunikasi menjadi ikut tertarik pada profesi
jurnalis.
mimpi menjadi jurnalis bergerak antiklimaks. Dari waktu ke waktu mereka justru
merasa ragu bahkan ada yang kemudian memutuskan untuk tidak melanjutkan mimpi
menjadi jurnalis. Apa yang terjadi dengan para Informan sehingga mereka lebih
Kiranya disinilah arti penting mengetahui persepsi mahasiswi S-1 Prodi Ilmu
Komunikasi FISIP UNS mengenai profesi jurnalis. Menurut Berelson dan Steiner
dalam Severin dan Tankard, persepsi didefinisikan sebagai proses yang kompleks
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
196
suatu rangsangan ke dalam situasi masyarakat dunia yang penuh arti dan logis 311. Ada
pun menurut Bennett, Hoffman dan Prakash dalam Severin dan Tankard, persepsi
adalah aktivitas aktif yang melibatkan pembelajaran, pembaharuan cara pandang, dan
Persepsi mahasiswi S-1 Prodi Ilmu Komunikasi FISIP UNS terhadap profesi
jurnalis tidak lain adalah bagaimana mahasiswi S-1 Prodi Ilmu Komunikasi FISIP
UNS menyadari adanya profesi jurnalis melalui indera mereka dan dari situ berusaha
kiranya terdapat dua kategori persepsi Informan terhadap profesi jurnalis yaitu
persepsi yang bersifat ideal dan persepsi yang bersifat realistis. Berikut Penulis
paparkan persepsi mahasiswi S-1 Prodi Ilmu Komunikasi FISIP UNS selengkapnya.
1. Persepsi Idealistis
jurnalis yang bersifat serba ideal, sempurna dan utopis. Jurnalis dibayangkan
311
Werner J. Severin & James W. Tankard, Jr, Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan di
Dalam Media Massa), Alih Bahasa; Sugeng Hariyanto, Cet. ke-4, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Grup, 2009), hlm. 84
312
Ibid
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
197
Penampilan Santai
pekerjaan lapangan yaitu penampilan yang tidak terikat pada aturan kaku dan
dan Annisa Fitri (2010). Menurut mereka jurnalis memiliki penampilan yang
Lebih casual, nyantai, asal rapi, asal bersih, walaupun ada beberapa
wartawan juga yang awut-awutan.hehehe314
Tak begitu jauh dengan apa yang disampaikan oleh Dhyanayu dan
Wartawan itu cuek, namanya juga diburu waktu kan, kesana sini ya,
menurutku ala kadarnya. Kecuali kalau wartawan yang kerja memang
kerja di TV yang harus wawancara siapa, dengan persiapan gini gini gini
ya beda ya315
313
Hasil wawancara mendalam dengan Dyanayu Lutfi Almitra pada hari Jumat, 13 Mei 2011
314
Hasil wawancara mendalam dengan Annisa Fitri pada hari Kamis, 2 Maret 2011
315
Hasil wawancara mendalam dengan Aviana Cahyaningsih pada hari Rabu, 11 Mei 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
198
dengan para wartawan. Dari penilaian di atas, ada kesan jurnalis sebagai
mengasosiasikan jurnalis sebagai pekerja televisi yang secara fisik terlihat saat
sedang bertugas.
ik, langsing,
hehehe. Oke, cantik gak harus langsing sih, yang penting cantik, yang
317
penting good looking .
jurnalisnya. Seperti diungkap oleh Fauziah di atas, ini ada kaitannya dengan
316
Hasil wawancara mendalam dengan Twinika Sativa pada hari Kamis, 12 Mei 2011
317
Hasil wawancara mendalam dengan Fauziah Nurlina pada hari Rabu, 23 Maret 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
199
lapangan. Hal ini yang ditangkap oleh Fannany Norohmah (2008) dan
Destriana K (2008) hanya saja pendapat mereka ini lebih universal, tidak
antaranya yang melihat secara langsung ada pula yang melihatnya dari media
Banyak Teman
membuka akses pertemanan yang luas. Berikut seperti diutarakan oleh Dian
318
Hasil wawancara mendalam dengan Fannany Norohmah pada hari Senin, 16 Mei 2011
319
Hasil wawancara mendalam dengan Destriana K. pada hari Senin, 16 Mei 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
200
memberikan suplai air. Pipa-pipa yang banyak dibutuhkan agar semakin cepat
air sampai.
320
Hasil wawancara mendalam dengan Dian Erika pada hari Minggu, 8 Mei 2011
321
Hasil wawancara mendalam dengan Aviana Cahyaningsih pada hari Rabu, 11 Mei 2011
322
Hasil wawancara mendalam dengan Mia Ayu Yulivia pada hari Rabu, 23 Februari 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
201
bahwa gaji jurnalis kecil. Hal itu seperti disampaikan olehDevi Anggrahini
Sedikit ya sepertinya.323
upah sedikit juga ada pada Destriana K (2008) dan Aviana Cahyaningsih
(2008). Haya saja mereka mencoba menyikapinya lebih positif dengan melihat
sisi kesenangan yaitu sesuai dengan hobi sebagai penghapus masalah gaji
yang kecil.
Pas-pasan gitu. Kalau menurutku sih, kan hobi, karena suka, kayake
capek juga gak terasa gitu. Lebih kesitu sih, ya kalau gaji sih pengennya
dapat banyak ya, ada uang makan gitu.325
323
Hasil wawancara mendalam dengan Devi Anggrahini pada hari Selasa, 31 Mei 2011
324
Hasil wawancara mendalam dengan Dyanayu Lutfi Almitra pada hari Jumat, 13 Mei 2011
325
Hasil wawancara mendalam dengan Destriana K. pada hari Senin, 16 Mei 2011
326
Hasil wawancara mendalam dengan Aviana Cahyaningsih pada hari Rabu, 11 Mei 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
202
berdasarkan suka semata. Dalam hal penghasilan yang merupakan tujuan dari
jurnalis. Adalah Annisa Fitri (2010) menilai gaji seorang wartawan besar.
kesejahteraan yang cukup tinggi. Namun disini yang dimaksud adalah jurnalis
yang telah menduduki posisi sebagai editor dimana mereka memang secara
penghasilan lebih tinggi karena jam kerja dan senioritas yang lebih tinggi. Hal
Pekerjaan Intelek
intelektual tinggi. Hal itu seperti dipikirkan oleh Devi Anggrahini (2008) dan
327
Hasil wawancara mendalam dengan Annisa Fitri pada hari Kamis, 2 Maret 2011
328
Hasil wawancara mendalam dengan Devi Anggrahini pada hari Selasa, 31 Mei 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
203
Wartawan adalah orang yang pertama kali tahu hal-hal yang luar
biasa yang tidak di alami orang biasa. Terus selalu harus dituntut
pintar kan, maksudnya harus membaca apa pun, kalau gak pintar ya
wawasannya luas, jadi ya mungkin dia mikirnya agak beda, rada-rada
329
.
profesi sebagai jurnalis. Lihat saja pada info perekrutan jurnalis yang
tinggi, tanpa intelektualitas tinggi dan wawasan yang luas maka akan berat
Selain sebagai modal dasar sebelum masuk, pekerjaan ini secara tidak
langsung memang terus mengkondisikan para pelakunya untuk cerdas. Hal itu
informasi yang baru dari setiap pengalaman demi pengalaman yang mereka
hadapi. Profesi jurnalis dinilai sebagai pekerjaan intelek karena para Informan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
204
jangan terlalu berkiblat dengan yang di luar Dan itu tugas seorang
editor in chief buat mastiin, oh oke tulisannya sudah beres, terus fotonya
juga bagus, jadi bisa next naik cetak gitu.330
Ada pun peran yang lebih besar berada ditangan seorang editor karena
ia berperan sebagai pihak yang bertanggung jawab penuh atas isi rubrik-rubrik
judul dan tema naskah yang akan dimuat pada rubrik yang menjadi tanggung
opini publik. Ia menangkap adanya peran yang cukup vital pada pekerjaan
wartawan.
Pada umumnya apa yang dilakukan oleh wartawan dan editor pada
dengan fungsi penjawa gawang atau gate keeper. Gate keeper adalah orang
330
Hasil wawancara mendalam dengan Annisa Fitri pada hari Kamis, 2 Maret 2011
331
Jani Yosef, To Be A Journalist, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), hlm. 43
332
Fitriyan Dennis, Bekerja sebagai Wartawan. (Jakarta: Esensi 2008), hlm. 51
333
Mursito BM, Memahami Institusi Media, (Karanganyar: Lindu Pustaka dan SPIKOM Solo, 2006),
hlm.33
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
205
Pekerjaan Mulia
konflik dan perang adalah peristiwa dengan nilai berita yang tinggi 334. Oleh
karena itu, perang selalu menjadi peristiwa penting yang dikawal oleh media
massa. Hal itu menuntut konsekwensi bagi para jurnalis untuk selalu siap
reporter Metro TV, Meutia Hafidz serta juru kamera Budiyanto yang sempat
beberapa hari ditahan teroris di Irak saat bertugas 335, dan juga pengalaman
Alm. Ersa Siregar, reporter RCTI yang meninggal di penghujung tahun 2003,
setelah lebih dari setengah tahun ditahan oleh Gerakan Aceh Merdeka (GAM)
pahlawan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
206
keselamatan jiwa.
Luar biasa itu bukan dalam artian wah kaya artis, luar biasanya
mungkin karena gak banyak yang melirik ya, pada gak mau juga kan,
ngapain. Karena aku suka nonton TV, kaya wartawan CNN yang
hidupnya kayak begitu-begitu, dia bisa bertahan hidup walau di
belakangnya ada berbagai macam bom meledak dan sebagainya seperti
itu, kaya gitu kan, dia masih hidup dan dia mau terus, baik itu pria
maupun wanita itu luar biasa. Siapa sih yang mau-mau nya karena dia
punya anak juga punya keluarga,suami juga.338
pendengar atau pembaca media, seperti halnya pengalaman Triendah dan Dian
Erika di atas, jurnalis yang berada di daerah perang memberi kesan mendalam
bagi mereka yang menyiratkan rasa bangga pada profesi itu. Mereka adalah
sosok yang dengan sadar mengabdi bagi kebenaran melalui berita yang
mereka buat sekali pun harus menantang maut. Citra kepahlawanan semacam
338
Hasil wawancara mendalam dengan Dian Erika pada hari Minggu, 8 Mei 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
207
keren aja. Kaya, wah, cewek, apa, dia berani gitu kan cari
berita. Mungkin pas kerusuhan-kerusuhan nyari berita gitu kan, keren
gitu aja sih kaya gitu. Dengan ada cocard dikalungin kaya gitu, bawa
alat perekam kaya gitu, apa, jadi kaya lebih kalo dikejar deadline kan
kaya lebih menghargai waktu gitu.340
Ada pengakuan dari Aviana maupun Destriana bahwa jurnalis adalah
yang membanggakan.
padat tetapi tidak memiliki patokan jam kerja yang jelas. Penilaian itu ia dapat
rus sempat
ngekost di rumahku. Jadi aku tahu lah malam-malam ditelfon ke luar,
pergi sampai sore, gak di rumah, terus nanti udah pulang eh tengah
malam keluar lagi soalnya kita kan gak tahu suatu kejadian itu
datangnya jam berapa, jadi kita harus siap. Jadi ya taunya gitu, harus
siap sedia setiap saat gitu lho.341
339
Hasil wawancara mendalam dengan Aviana Cahyaningsih pada hari Rabu, 11 Mei 2011
340
Hasil wawancara mendalam dengan Destriana K. pada hari Senin, 16 Mei 2011
341
Hasil wawancara mendalam dengan Triendah Febriani pada hari Senin, 21 Maret 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
208
Ya gak jelas, karena begitu ada tugas mereka kan langsung berangkat.
Kalau gak ada apa-apa ya udah, tidur seharian, kaya gitu bayanganku,
hehe.342
Ada pun selanjutnya menurut Annisa Fitri (2010) dan Fauziah Nurlina
Kayaknya wartawan itu capek ya, kayaknya gitu, kalau pagi, siang,
sore gitu kayaknya itu masih gak ada jadwalnya gitu, kalau ada berita ya
diuber-uber.344
bekerja. Untuk itu, hampir semua instansi membuat aturan kapan seorang
dinasnya sekitar pukul tujuh atau delapan pagi dan berakhir maksimal pada
pukul lima sore. Itu pun berlaku lima hari saja dari tujuh hari yang ada.
sifat pekerjaan yang kontras namun menyatu yaitu: sibuk dan fleksibel.
342
Hasil wawancara mendalam dengan Nabila Nur Khudori pada hari Rabu 23 Maret 2011
343
Hasil wawancara mendalam dengan Annisa Fitri pada hari Kamis, 2 Maret 2011
344
Hasil wawancara mendalam dengan Fauziah Nurlina pada hari Rabu, 23 Maret 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
209
Ketidakjelasan jam kerja wartawan itu berkaitan erat dengan produksi berita
yang menekankan sisi kekinian (update) dimana sebuah peristiwa tidak dapat
begitu saja diramalkan. Meskipun ada kesan pekerjaan wartawan itu fleksibel
Dhyanayu Lutfia Almitra (2008) dinilai sebagai pekerjaan dengan jam kerja
pekerjaan yang tidak memiliki patokan pasti dalam hal jam kerja. Jam kerja
wartawan dalam rentang waktu dari pagi hingga pagi lagi, yang ditegaskan
adalah meskipun mereka tahu bahwa pekerjaan ini berat mereka masih begitu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
210
dengan berita dalam format tertulis, berupa tulisan panjang dan mendalam.
Dalam hal ini, pekerjaan sebagai wartawan surat kabar dinilai tepat
bagi mereka yang ingin memiliki hobi atau kelebihan di bidang tulis menulis
Jurnalis Radio
Radio itu gak menantang aja soalnya kan, gimana ya, kita gak usah
nulis, terus kita gak usah cari-cari gambar, kita cuma siaran gitu kan,
kayaknya gak menantang gitu lho, jadi aku gak suka aja sama proses
kerjanya.348
347
Hasil wawancara mendalam dengan Fauziah Nurlina pada hari Rabu, 23 Maret 2011
348
Hasil wawancara mendalam dengan Nabila Nur Khudori pada hari Rabu 23 Maret 2011
349
Hasil wawancara mendalam dengan Annisa Fitri pada hari Kamis, 2 Maret 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
211
Penilaian itu jika ditelisik terkait dengan karakteristik radio yang menjadikan
audio sebagai materi pemberitaan. Audio atau suara dinilai sebagai hal yang
yang lebih mudah daripada merangkai berita tertulis atau juga menangkap
Jurnalis Televisi
Adapun media televisi menjadi potret dari dunia yang lebih dinamis
aku lebih suka di TV atau radio itu gimana ya, gak terlalu
banyak apa ya istilahnya, saringan mungkin ya, kaya di media cetak kan
kita ngetik misalnya 9 berita, kan gak semuanya bisa naik cetak. Kalau di
TV atau radio kan emang tetap ada sih filter, tapi gak seketat di media
cetak gitu.351
dan mengasah kreativitas. Hal itu seperti diutarakan oleh Fauziah Nurlina
(2010) berikut:
350
Hasil wawancara mendalam dengan Dyanayu Lutfi Almitra pada hari Jumat, 13 Mei 2011
351
Hasil wawancara mendalam dengan Fannany Norohmah pada hari Senin, 16 Mei 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
212
Kalau di TV kan juga bisa selain program berita, bisa nyoba program
TV lainnya. Jadi mikirnya mereka kreatif gitu lho, bikin program-
program kaya gitu yang menarik, kaya Kick Andy gitu, kan mendidik tapi
juga menghibur.352
kayaknya seru di TV gi
kayaknya kalau di TV itu lebih seru aja gitu, kita gak terfokus pada satu
pekerjaan, kita lebih bisa pelajari soal videonya juga, jadi kayake lebih
aktif di TV gitu.353
Ada pun penilaian yang berbeda disampaikan oleh Annisa Fitri (2010).
352
Hasil wawancara mendalam dengan Fauziah Nurlina pada hari Rabu, 23 Maret 2011
353
Hasil wawancara mendalam dengan Triendah Febriani pada hari Senin, 21 Maret 2011
354
Hasil wawancara mendalam dengan Annisa Fitri pada hari Kamis, 2 Maret 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
213
visual dinilai sebagai media yang canggih. Kecanggihan itu disikapi beragam,
di satu sisi menyenangkan, di satu sisi dinilai berat harus terus menampilkan
2. Persepsi Realistis
Fleksibilitas Tinggi
yang menyenangkan karena memiliki fleksibilitas yang tinggi. Hal ini seperti
di LKBN Antara Biro Jawa Tengah sedangkan Ayu di Suara Merdeka Biro
355
Hasil wawancara mendalam dengan Ema Yuliani Utami pada hari Rabu, 23 Februari 2011
356
Hasil wawancara mendalam dengan Putu Ayu Gyatri pada hari Rabu, 23 Februari 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
214
kelonggaran kerja yang tidak ada pada pekerjaan kantoran. Dalam hal ini,
pengalaman yang telah ia lewati. Bahkan dari proses itu ia merasa semakin
357
Hasil wawancara mendalam dengan Ema Yuliani Utami pada hari Rabu, 23 Februari 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
215
masyarakat melalui berita yang ia tulis di tengah pemberitaan yang selama ini
menulis berita dinilai begitu penting bagi kehidupan banyak orang sehingga
Pekerjaan Laki-laki
lain, mereka mulai memikirkan beban ganda yang harus mereka panggul
setelah menikah. Dalam kondisi ini para Informan mulai merasa diri sebagai
orang yang ditakdirkan berbeda dari laki-laki baik secara fisik maupun
tanggung jawab.
358
Hasil wawancara mendalam dengan Rahajeng Kartikarani pada hari Rabu, 23 Februari 2011
359
Hasil wawancara mendalam dengan Agnes Amanda pada hari Rabu, 23 Februari 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
216
butuh ketahanan fisik yang betul-betul kuat gitu. Terus yang benar-
benar bisa bagi waktu. Yang namanya cewek kan gak secuek cowok.
Maksudnya banyak yang harus dipikirkan, lebih banyak yang harus
dipikirkan cewek daripada cowok gitu. Kaya misalnya, ya gitu lah, loh,
kalo nanti pun akhirnya nikah kaya gitu kan mikirin anak juga,
mikirin keluarga. Kalau cowok kan udah dasarnya dia harus jadi kepala
keluarga, kalau cewek kan gimana pun ada tanggung jawab dia sebagai
ibu, ya ngurusin suami juga, jadi ya banyak pertimbangan lah. Kalau
cewek gak bisa bagi waktu ya matia wae, hehehe.360
sebagai dunia yang keras yang membutuhkan totalitas dalam hal pikiran dan
tenaga. Saat kesadaran akan diri dan juga kesadaran mengenai profesi sebagai
Kalau pun mereka masih ingin tetap bertahan maka mereka harus
mencari alternatif pekerjaan dengan jobdesk dan juga jam kerja yang lebih
360
Hasil wawancara mendalam dengan Aviana Cahyaningsih pada hari Rabu, 11 Mei 2011
361
Hasil wawancara mendalam dengan Twinika Sativa pada hari Kamis, 12 Mei 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
217
longgar agar memungkinkan mereka tetap bisa menjalankan peran sebagai ibu
rumah tangga.
Seperti halnya kejadian pada dua sub bab terdahulu, profesi sebagai
alo jam kerjanya jam 8 sampai jam 5. Kadang jam 9-4 sore, senin
sampai jumat. Tapi kalau ada liputan mendadak ya harus mau kerja
walaupun itu libur cara umum kerja jadi wartawan itu menurutku
kerja di bawah tekanan.362
Adapun pemikiran berbeda ada pada Putu Ayu Gayatri yang lebih
melihat beratnya pekerjaan jurnalis pada peran yang mereka emban sebagai
Masalah geografis kali ya. Kalau soal geografis itu lebih pada setiap
hari harus ada di lapangan dan belum pernah lihat itu sebelumnya.364
362
Hasil wawancara mendalam dengan Rahajeng Kartikarani pada hari Rabu, 23 Februari 2011
363
Hasil wawancara mendalam dengan pada hari Rabu, 23 Februari 2011
364
Hasil wawancara mendalam dengan Ema Yuliani Utami pada hari Rabu, 23 Februari 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
218
nyaman untuk perempuan. Hal itu terkait posisinya sebai perempuan di tengah
nyaman sih nyaman ya, cuman aku tidak nyaman menulis berita
disana karena mayoritas cowok dan mereka ngegangguin gitu kan. Eh,
facebook kamu apa tanya gitu-gitu. Terus mereka mayoritas ngrokok
semua, jadi ruangannya itu penuh dengan asap rokok. Ceweknya dikit
banget365
mengikuti mereka dengan adanya selingan rokok yang sejauh ini kurang
perempuan.
Pokoknya maksimal ngumpulin berita jam 5 sore, itu udah harus jadi
dan teredit. Udah siap. Cuma kadang yang cewek di Suara Merdeka
kebagian liputan yang mudah dan jam 7 paling sampai jam 12 itu udah
selesai gak terlalu berat ya karena terasa dibedakan
kalo kamu wartawan cewek apa cowok.366
dan perempuan.
365
Hasil wawancara mendalam dengan Putu Ayu Gayatri pada hari Rabu, 23 Februari 2011
366
Hasil wawancara mendalam dengan Putu Ayu Gayatri pada hari Rabu, 23 Februari 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
219
Namun demikian, apa yang disampaikan oleh Ayu itu coba ditepis
oleh Ema Yuliani Utami yang merasakan pengalaman berbeda selama magang
Ayu bilang ada perbedaan antara pekerjaan wartawan cewek dan cowok.
Kalo aku kurang sepakat ya. Karena aku jujur gak ngalamin itu selama
aku magang. Aku ngrasane mungkin ketika kemarin itu magang juga
sempat ditaruh di desknya itu satu kota, dan dari kantor pun gak ada
perbedaan kamu cewek apa kamu cowok kaya gitu. Yo liputan liputan
gitu 368
dan diberi tugas yang dinilai lebih ringan. Dari satu sisi, penempatan
perempuan pada desk yang relative ringan dapat dilihat sebagai penghargaan
pada perempuan untuk tidak terlalu sibuk namun di satu sisi dapat pula dilihat
bahwa penempatan perempuan pada desk yang lunak adalah bukti bahwa
367
Hasil wawancara mendalam dengan Putu Ayu Gayatri pada hari Rabu, 23 Februari 2011
368
Hasil wawancara mendalam dengan Ema Yuliani Utami pada hari Rabu, 23 Februari 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
220
pekerjaan sementara.
jawab utama sebagai ibu rumah tangga. Dengan demikian jika sebelumnya
sudah bekerja maka saat sudah menikah pekerjaan itu harus dipikirkan
memasuki pernikahan.
369
Hasil wawancara mendalam dengan Agnes Amanda pada hari Rabu, 23 Februari 2011
370
Hasil wawancara mendalam dengan Rahajeng Kartikarani pada hari Rabu, 23 Februari 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
221
Penghasilan Kecil
bahwa gaji wartawan itu sedikit. Hal itu seperti disampaikan oleh Fannany
sebagai indikator. Disini UMR menjadi ukurannya dalam menilai gaji yang
Ada pun pada Dian Erika (2008), ia lebih melihat sisi gaji tergantung
pada instansi dimana wartawan itu bekerja. Namun pada prinsipnya masih
sejalan dengan pemikiran Informan lainnya bahwa gaji jurnalis itu sedikit:
371
Hasil wawancara mendalam dengan Fannany Norohmah pada hari Senin, 16 Mei 2011
372
Hasil wawancara mendalam dengan Dian Erika pada hari Minggu, 8 Mei 2011
373
Hasil wawancara mendalam dengan Twinika Sativa pada hari Kamis, 12 Mei 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
222
pekerjaan ini telah disadari sebagai pekerjaan yang tak mudah untuk
Pekerjaan Berat
Pola kerja jurnalis dinilai sebagai pekerjaan yang berat penuh resiko.
yang dapat terjadi sehari-hari. Ada pun pada Triendah Febriani (2009) secara
374
Hasil wawancara mendalam dengan Putu Ayu Gayatri pada hari Rabu, 23 Februari 2011
375
Hasil wawancara mendalam dengan Ema Yuliani Utami pada hari Rabu, 23 Februari 2011
376
Hasil wawancara mendalam dengan Ambar Kusuma Ningrum pada hari Kamis 10 Maret 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
223
jurnalis terbagi dalam dua kategori. Pertama, iklim kerja di media sendiri
sudah cukup berat, disini diilustrasikan pada hubungan atasan dan bawahan
pemberitaan akan berakibat fatal maka seorang jurnalis harus benar-benar jeli
dalam bertugas.
jurnalis surat kabar di posisi tinggi ini terkait dengan karakteristik surat kabar
itu sendiri.
377
Hasil wawancara mendalam dengan Triendah Febriani pada hari Senin, 21 Maret 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
224
intelektual. Hal itu seperti disampaikan oleh Dian Erika (2008) berikut:
Kedua, pola kerja jurnalis surat kabar dinilai lebih berat karena
deadline yang lebih ketat. Hal itu seperti diutarakan oleh Dhyanayu Lutfia
Wartawan itu terutama wartawan media massa deadline nya ketoke tick
banget i lho. Dalam satu hari itu harus ngejar berapa orang,berapa
berita yang harus,ya mondar-mandir sana-sini,kayake ki kok ya rodo
kabotan. Nek buat aku sendiri lho ya, Yo mungkin aku pikirkan dulu
lah.379
Sejauh ini, surat kabar dinilai sebagai media yang paling ketat dalam
hal penulisan dan juga deadline. Kedua hal itu membuat jurnalis surat kabar
dinilai sebagai pekerjaan yang lebih berat dari jurnalis di media lain.
Secara umum, jurnalis surat kabar dinilai negatif. Hal itu terlihat dari
378
Hasil wawancara mendalam dengan Dian Erika pada hari Minggu, 8 Mei 2011
379
Hasil wawancara mendalam dengan Dyanayu Lutfi Almitra pada hari Jumat, 13 Mei 2011
380
Hasil wawancara mendalam dengan Agnes Amanda pada hari Rabu, 23 Februari 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
225
dinilai berat karena sifat kerjanya yang lebih individual dan juga dengan
deadline yang lebih ketat. Namun pemikiran yang berbeda coba disampaikan
tertarik dengan dunia tulis menulis dimana surat kabar dinilai menjadi media
yang secara total dapat mewadahi hasratnya untuk menulis. Adapun pada
Ema, penilaian positifnya pada jurnalis surat kabar terkait popularitas media
tersebut dimana dalam kehidupan sehari-hari surat kabar adalah media yang
381
Hasil wawancara mendalam dengan Veronika Juwita Hapsari pada hari Rabu, 23 Februari 2011
382
Hasil wawancara mendalam dengan Ema Yuliani Utami pada hari Rabu, 23 Februari 2011
383
Hasil wawancara mendalam dengan Putu Ayu Gayatri pada hari Rabu, 23 Februari 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
226
saat ia bisa bekerja di institusi yang sudah dikenal luas oleh masyarakat.
Jurnalis Majalah
cetak soalnya, kerja di bawah tekanan dan harus kerja full seminggu
Mungkin majalah yang lebih pas buatku
karena apa ya, lebih fun aja sih mbak, deadlinenya juga lebih longgar.384
yang lebih lama menjadi dasar kenapa pekerjaan di majalah dianggap lebih
ringan.
terkait jenjang kepangkatan yang lebih jelas dan lebih menjamin untuk
ditekuni dalam jangka panjang. Hal itu disampaikan oleh Ema Yuliani Utami
berikut:
384
Hasil wawancara mendalam dengan Rahajeng Kartikarani pada hari Rabu, 23 Februari 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
227
kantor berita dianggap sebagai jalan keluar. Kantor berita dianggap lebih
aman baik itu dilihat dari jejang kepangkatan dan ujungnya adalah status
sebagai pegawai negeri yang dianggap lebih aman daripada pegawai swasta
atau kontrak.
Jurnalis Televisi
yang bekerja dalam tim dan juga jam kerja yang dinilai lebih longgar.
385
Hasil wawancara mendalam dengan Ema Yuliani Utami pada hari Rabu, 23 Februari 2011
386
Hasil wawancara mendalam dengan Veronika Juwita Hapsari pada hari Rabu, 23 Februari 2011
387
Hasil wawancara mendalam dengan Agnes Amanda pada hari Rabu, 23 Februari 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
228
stasiun televisi. Mereka merasa nyaman dengan pekerjaan tim dan juga lebih
justru membuat para Informan merasa ngeri untuk masuk lebih jauh di media
massa.Terdapat dua pihak yang menjadi figur significant others yaitu orangtua
dan jurnalis.
a. Orangtua
Significant others yang pertama dan paling dominan dalam kondisi ini
memberi penilaian negatif dan juga melarang para putrinya untuk menjadi
jurnalis. Alasan persepsi yang muncul dari para orangtua antara lain:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
229
Dalam hal ini, selain sisi kesejahteraan secara finansial, pola kerja
jurnalis lebih pantas untuk laki-laki karena pekerjaan ini berat dalam
(2008).
mama gak setuju saya jadi reporter, gak boleh, pokoknya gak
boleh. Tapi adek pengen jadi pembaca berita mah, kata mama,
pembaca berita kan awalnya reporter dulu dek.389
388
Hasil wawancara mendalam dengan Annisa Fitri pada hari Kamis, 2 Maret 2011
389
Hasil wawancara mendalam dengan Ambar Kusuma Ningrum pada hari Kamis 10 Maret 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
230
yang kost itu, gimana kerjanya, malam harus keluar, jadinya agak
khawatir juga. Terus cewek juga. Masa ta mau keluar malam-
391
Menganjurkannya itu tadi, kerja kantoran itu tadi, udah kamu itu
diem aja, kalau wartawan kan pencilakan kemana-kemana, sampai
malam, sampai apa gitu kan. Malah kemarin sempat nambahi
kemarin kan ada kenalan juga, wartawan yang datang kerumah,
cewek mbak, kan kaya gitu. Terus cerita-cerita gitu, cerita kalau ya
kemarin liputan bola-bali nunggu di Ngruki itu dari jam 2 malam
sampai pagi. Yaudah, bapak ibu, apalagi ibu kan, jadi udah gak
usah jadi wartawan gitu-gitu-gitu. Gitulah, pokonya
menganjurkannya ya perempuan diem aja di kantor 392
gak usah
kerja yang susah-susah di kejar deadline gitu banget. Boleh jadi itu
apa namanya,jurnalis,misalnya di bagian editing atau apa tapi kalau
kerja di praktek lapangannya kegiatan aku kurang begitu
maksimal. 393
ka ya,
tapi lebih ntar gimana kasian kerja di lapangan gitu. Ya mungkin
karena dia lihat di TV kerjanya kaya gitu, apa, ketemu sama
pejabat,apa, nyodorin alat perekam, itu-itu kerjanya, kaya gitu,
390
Hasil wawancara mendalam dengan Aviana Cahyaningsih pada hari Rabu, 11 Mei 2011
391
Hasil wawancara mendalam dengan Triendah Febriani pada hari Senin, 21 Maret 2011
392
Hasil wawancara mendalam dengan Fannany Norohmah pada hari Senin, 16 Mei 2011
393
Hasil wawancara mendalam dengan Twinika Sativa pada hari Kamis, 12 Mei 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
231
cewek, terus paling kerja sampai malam gitu-gitu kan. Ibu ya lebih
ke ibu, udah kerjanya di kantor aja, apalagi nanti apalagi kalau
udah punya anak. Masa anakmu masih kecil-kecil gitu mbok
tinggal kemana-mana nyari berita kaya gitu.394
oleh para orangtua karena jam kerja yang tidak teratur. Secara tidak
semestinya mencari pekerjaan yang memiliki jam kerja jelas dan juga
tabu jika keluar malam hari apalagi untuk bekerja. Secara konkrit,
Jadi PNS mbak, tapi akunya yang gak minat. Dulu ibu pernah
nyaranin jadi guru aja tinggal duduk, terus ngajar, kasih PR
(Pekerjaan Rumah), udah selesai Kalau orangtua pesannya, cari
kerja yang bisa bikin seneng, santai, rileks, tapi jangan sampai
lupa kondisi tubuh gitu395
394
Hasil wawancara mendalam dengan Destriana K. pada hari Senin, 16 Mei 2011
395
Hasil wawancara mendalam dengan Triendah Febriani pada hari Senin, 21 Maret 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
232
Jadi PNS, Asal PNS lah, kamu PNS wae malah penak, gari
lungguh, nampa gaji tiap bulan gak perlu rekasa. Kalo orangtua
menginginkannya untuk menjadi pegawai negeri. Katanya kalau
cewek itu lebih aman disitu. Aman dalam artian cewek bisa kerja
jadi pegawai negeri gajinya cukup, terus bisa ngurusin keluarga
gitu sih..397
396
Hasil wawancara mendalam dengan Fauziah Nurlina pada hari Rabu, 23 Maret 2011
397
Hasil wawancara mendalam dengan Dyanayu Lutfi Almitra pada hari Jumat, 13 Mei 2011
398
Hasil wawancara mendalam dengan Agnes Amanda pada hari Rabu, 23 Februari 2011
399
Hasil wawancara mendalam dengan Rahajeng Kartikarani pada hari Rabu, 23 Februari 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
233
Dalam kondisi ini, jurnalis dinilai sebagai pekerjaan yang tidak normal.
tempat kerja.
b. Jurnalis
jurnalis. Hal itu seperti dialami oleh Putu Ayu Gayatri (2007) saat ia magang
400
Hasil wawancara mendalam dengan Dian Erika pada hari Minggu, 8 Mei 2011
401
Hasil wawancara mendalam dengan pada hari Rabu, 23 Februari 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
234
ngomong ke aku, ngapain daftar magang jadi wartawan, tar jadi jelek
lho, tar jadi item gini-gini gini, kumal, jadi jelek gitu pokoknya.402
mereka pandang sebagai makhluk pesolek dan menurut mereka media tidak
hal-hal teknis dan juga secara fisik lemah sehingga mendapat tugas yang
402
Hasil wawancara mendalam dengan Putu Ayu Gayatri pada hari Rabu, 23 Februari 2011
403
Hasil wawancara mendalam dengan Veronika Juwita Hapsari pada hari Rabu, 23 Februari 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari serangkaian analisa data pada Bab III dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
terhadap profesi jurnalis terdiri dari dua tipe yaitu tipe idealistis dan tipe
rasionalistis.
Persepsi idealistis melihat jurnalis sebagai profesi ideal. Menurut tipe ini,
jalan, banyak teman, dan menambah wawasan. Disamping itu jurnalis dilihat
konflik. Jurnalis surat kabar dianggap sebagai bentuk pekerjaan jurnalis yang
paling ideal. Ada kesadaran bahwa jurnalis surat kabar memiliki ritme kerja yang
lebih ketat, namun mereka justru tertarik pada hal itu dan membayangkan akan
sangat bangga jika bisa menjadi seorang jurnalis surat kabar. Adapun jika dilihat
berdasarkan latarbelakang masa studi, persepsi tipe ini muncul pada mahasiswa
semester awal.
235
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
236
yang didasari oleh fakta-fakta yang lebih realistis. Muatan persepsi tidak hanya
melulu soal suka atau tidak suka melainkan mampu atau tidak mampu. Ada
proses berpikir reflektif dibalik munculnya persepsi realistis ini. Format kerja
sebagai kerja lapangan, kesempatan bertemu dengan banyak orang dan juga
kesempatan mengabdi bagi masyarakat masih menjadi topik yang mewarnai tipe
ini. Bedanya, persepsi ini sudah lebih jelas dalam menggambarkan profesi
jurnalis. Jenis profesi jurnalis yang diaggap ideal bagi perempuan yaitu jurnalis
televisi dan majalah. Pertimbangannya adalah faktor jam kerja dan keamanan
yang lebihy terjamin. Jurnalis surat kabar tidak lagi disukai. Jika dilihat
berdasarkan latar belakang masa studi, persepsi tipe ini muncul pada mahasiswi
terhadap profesi jurnalis baik itu tipe idealistis maupun realistis pada prinsipnya
sama-sama dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor pesan (jurnalis), penerima
(perempuan) dan faktor stuasional. Hanya saja pada masing-masing tipe tersebut
Persepsi Idealistis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
237
muncul pada masa awal kuliah, munculnya persepsi masih berada pada
jurnalis masih sangat terbatas sehingga persepsi yang muncul pun belum
telah menjadi objek observasi para Informan untuk memahami dan menilai
mereka secara tidak langsung telah menjadi daya tarik bagi para Informan.
Persepsi Realistis
sebagai perempuan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
238
praktek kerja jurnalis semakin jelas. Bagi yang serius ingin menjadi jurnalis
mereka dibantu untuk mendefinisikan ulang media apa yang mereka pilih.
Namun bagi yang kurang berminat ada yang memilih mundur karena merasa
kelompok ini jauh lebih serius. Mereka semakin dekat dengan kelulusan,
yang perlu untuk mereka pikirkan. Jurnalis dinilai kurang sejalan dengan
beran ibu rumah tangga yang mereka anggap mutlak sebagai tugas
perempuan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
239
Secara umum, baik itu tipe idealistis maupun realistis, terjadinya persepsi
Persepsi yang muncul pada awal masa kuliah berbeda dengan persepsi yang muncul
pada pertengahan masa kuliah dan akhir masa kuliah. Pengalaman dan pengetahuan
karena adanya harapan yang ternyata kurang sesuai dengan pola kerja jurnalis.
pengaruh pihak-pihak lain yang secara emosional dekat seperti orangtua, guru dan
teman. Masukan dari para significant others itu justru semakin menguatkan mereka
Penulis melihat, fenomena ini sesuai dengan teori pembelajaran sosial yang
disampaikan oleh Charles Osgood dimana media massa sebagai agen sosialisasi yang
pertama dalam komunikasi di samping keluarga, guru di sekolah dan sahabat karib.
Menurut teori ini, media massa menjadi objek imitasi dan identifikasi bagi setiap
orang. Imitasi adalah replika atau peniruan secara langsung dari perilaku yang
dimana pengamat tidak meniru secara persis sama apa yang dilihatnya. Meskipun
lebih sulit untuk dilihat dan dipelajari, identifikasi dinilai memberikan pengaruh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
240
B. SARAN
sebagai berikut :
peran perempuan di pekerjaan ini, namun beberapa orangtua ada yang tidak
harus membekali diri dengan wawasan dan keterampilan yang memadai untuk
memotivasi tinggi agar siap menghadapi segala tantangan sebagai jurnalis yang
identik dengan pekerjaan laki-laki. Alangkah lebih baik jika perempuan mampu
proses yang mereka alami di jurusan Ilmu Komunikasi tak seperti yang mereka
membuat mereka semakin siap menjadi jurnalis justru sebaliknya, mereka takut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
241
telah diterapkan di Jurusan Ilmu Komunikasi. Bagaimana pun juga salah satu
secara teori dan praktek. Lebih dari itu kiranya pengajar dapat memotivasi
commit to user