Anda di halaman 1dari 16

Representasi Tentara (Hary G.

Budiman)… 115

REPRESENTASI TENTARA
DAN RELASI SIPIL-MILITER
DALAM SERIAL PATRIOT
THE REPRESENTATION OF ARMY AND CIVIL-MILITARY RELATIONS
IN PATRIOT SERIES

Hary Ganjar Budiman


Program Studi Kajian Budaya, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjadjaran
Jln. Raya Bandung Sumedang KM.21
e-mail: hgbudiman@gmail.com

Naskah Diterima:12 Januari 2018 Naskah Direvisi:16 Februari 2018 Naskah Disetujui:3 Maret 2018

Abstrak
Penelitian ini mencoba membedah muatan ideologis yang terdapat dalam serial televisi
Patriot. Selain itu, penelitian ini juga membaca representasi tentara dan hubungan sipil-militer
yang terlihat dalam serial tersebut. Serial Patriot dinilai penting karena menjadi serial televisi
pertama yang mengangkat kisah militer sejak jatuhnya Orde Baru pada 1998. Serial Patriot dalam
penelitian ini dilihat sebagai media massa yang merefleksikan nilai atau norma dalam
masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatatan kualitatif dengan memakai konsep codes of
television yang dikemukakan oleh John Fiske. Ia menyatakan bahwa kode dalam televisi memiliki
tiga tingkatan: reality, representation, dan ideology. Melalui penelitian ini dapat diketahui bahwa
serial Patriot memiliki pesan ideologis yang tersirat, antara lain: nasionalisme, patriotisme,
didaktisme, dan menempatkan tentara sebagai penjaga nilai moral. Hubungan sipil-militer dalam
Patriot terlihat lebih didominasi oleh pihak militer. Peran pemimpin sipil tidak nampak dalam
Patriot. Pihak sipil digambarkan bergantung kepada pemimpin yang memiliki latar belakang
tentara.
Kata kunci: televisi, representasi, ideologi, tentara.

Abstract
This research tries to analyze the ideological contents that exist in the television series
Patriot. In addition, this study also review the representation of soldiers and civil-military
relations in the series. The Patriot series is important because it became the first television series
to raise the military stories since the fall of the New Order Regime in 1998. The Patriot series in
this study is seen as a mass media that reflects the value or norm in the society. This study uses a
qualitative approach using the concept of codes of television proposed by John Fiske. He stated
that is the code in television has three levels: reality, representation, and ideology. From this
research, it can be seen that the Patriot series has an implied ideological message, among others:
nationalism, patriotism, didactism, and placing the army as a guardian of moral values. The civil-
military relationship in the patriot appears to be more dominated by the military. The role of
civilian leaders is not seen in the Patriot. The civilian side is depicted depending on the leader who
has a military background.
Keywords: television, representation, ideology, soldier.
116 Patanjala Vol. 10 No. 1 Maret 2018: 115 -130

A. PENDAHULUAN 2017)3. Contoh lainnya, pada bulan


Setelah sembilan belas tahun Orde September 2017 lalu, secara tegas
Baru jatuh dan Dwi Fungsi ABRI1 Panglima TNI menyarankan agar semua
ditiadakan, militer tidak sepenuhnya hanya pihak menyaksikan kembali film
fokus pada keamanan nasional. Pengkhianatan G 30 S PKI (Riandy,
Belakangan, di era pemerintahan Jokowi, 2017). Anjuran Panglima tersebut bahkan
militer cenderung mendapat banyak sempat menjadi isu hangat yang
panggung, bahkan mulai terbuka diperdebatkan di berbagai media.
mewacanakan pengembalian hak politik; Sidney Jones, direktur Policy
salah satu kondisi yang justru ditentang Analysis of Conflict (IPAC), sebagaimana
dalam semangat reformasi 1998. Misalnya dilansir BBC Indonesia dalam sebuah
pernyataan Panglima TNI, Gatot artikel yang berjudul Pengamat Menilai
Nurmantyo yang menaruh harapan di masa Militer Indonesia Lebarkan Pengaruh,
depan anggota TNI bisa mempunyai hak menyatakan bahwa konsep “perang proksi”
politik. Namun ia realistis bahwa hal milik TNI mengubah ancaman
tersebut tentu saja bergantung kondisi internasional menjadi bahaya domestik dan
politik dan undang-undang yang dibuat kerenanya membenarkan peran militer di
oleh DPR (Haryanto, 2016)2. ranah domestik. Pernyataan senada juga
Tak hanya itu, militer baru-baru ini dikemukakan Al Araf, peneliti LSM
mulai bersentuhan dengan ranah sipil. Imparsial, menurutnya pelebaran peran
Mengacu pada catatan LSM Imparsial, TNI ke berbagai ranah, termasuk ranah
ternyata sepanjang tahun 2004 hingga sipil dapat dilihat dari adanya ratusan
2015, telah dilakukan 31 kerja sama TNI memorandum of understanding (MOU)
dengan lembaga sipil. Masih mengacu antara TNI dengan lembaga, universitas,
pada catatan yang sama, sepanjang tahun perusahaan, dan pemerintah daerah.
2015 hingga 2017, TNI di bawah Jendral Menurut Al Araf, “Berbagai MOU tersebut
Gatot dinilai banyak terlibat dalam membuat dinamika TNI masuk kembali ke
program ketahanan pangan (Kresna, dalam ranah sipil dan keamanan dalam
negeri, seperti terlibat penjagaan stasiun,
terminal, seperti masa Orde Baru" (BBC
Indonesia)4. Bagaimana militer terjun
1
Sebagaimana dikemukakan Raditya (2018) dalam ranah sipil juga terlihat dari
yang mengutip Tambunan (1984:171), bahwa beberapa kasus yang terjadi di Kota
Dwi Fungsi ABRI merupakan peran militer Bandung dan Jakarta. Misalnya, secara
Indonesia yang mengemban dua tugas utama.
rutin tentara dilibatkan oleh Pemerintah
Pertama, menjaga keamanan serta ketertiban
negara, dan kedua, memegang kekuasaan serta Kota Bandung untuk memimpin upacara
(berhak) mengatur negara. Pada masa bendera tiap hari Senin di sekolah-sekolah
pemerintahan Presiden Soeharto ABRI (portal bandung.go.id)5, dan tenaga tentara
berperan ganda sebagai "dinamisator sekaligus
stabilisator" dalam kehidupan berbangsa dan 3
“Jendral Gatot dan Reformasi TNI” dalam
bernegara (“Soal Nobar Film G30S/PKI,
https://tirto.id/jendral-gatot-dan-reformasi-tni-
Panglima TNI: Itu Perintah Saya, Mau Apa?”
cBfA, diakses 10 Desember 2017.
dalam https://news.detik.com/berita/d-
3647737/soal-nobar-film-g30spki-panglima- 4
“Pengamat menilai militer Indonesia lebarkan
tni-itu-perintah-saya-mau-apa, diakses 10
pengaruh” dalam
Desember 2017).
http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesi
a/2016/03/160310_indonesia_militer_ipac,
2
“Panglima TNI Wacanakan TNI Punya Hak
diakses 11 Desember 2017.
Politik” dalam https://tirto.id/panglima-tni-
wacanakan-tni-punya-hak-politik-bRb8, 5
“Sesko TNI Dukung Pendidikan Karakter
diakses 4 Desember 2017. Bandung Masagi” dalam
https://portal.bandung.go.id/posts/2016/10/03/
Representasi Tentara (Hary G. Budiman)… 117

digunakan oleh pemerintah Kota Jakarta sendi kehidupan, termasuk dalam ranah
untuk melakukan penggusuran (Zen RS, kebudayaan melalui pelibatan militer
2016). dalam Departemen Penerangan yang
Mietzner dan Kingsbury membawahi perfilman serta sistem
sebagaimana dikutip oleh Jusuf (2016) keanggotaan sensor (Nugroho dan Herlina,
menyatakan bahwa reformasi di tubuh 2015: 183).
TNI yang dirintis sejak 1999 ternyata Tak hanya itu, narasi sejarah dan
hanya berlangsung secara formal, hanya legitimasi kekuasaan Orde Baru juga
mengacu pada undang-undang pertahanan dibangun dalam bidang kebudayaan,
negara dan belum mengakui supremasi khususnya melalui film (Herlambang,
sipil. Dalam internal lembaganya sendiri, 2011; Heryanto, 2015; Irawanto, 2017).
TNI gagal melakukan pembaruan (Jusuf, Irawanto (2017) mendedahkan dengan
2016). Selain itu, setelah reformasi 1998, sangat cermat bagaimana film-film sejarah
persentuhan TNI dengan politik masih yang disponsori negara di masa Orde Baru,
begitu kentara. Tidak bisa dipungkiri, para mampu menyusupkan muatan ideologis
politisi sipil kerap mengikutsertakan faksi- seperti nasionalisme dan superioritas
faksi militer untuk mendukung dua calon tentara atas sipil. Dalam rezim represif ala
presiden yang berbeda seperti yang terjadi Orde Baru, kerja-kerja budaya di antaranya
pada pemilu 2014 lalu6. memang ditujukan untuk kepentingan
Semakin melebarnya pengaruh hiburan dan harus mampu bernegosiasi
militer dalam urusan sipil dan persentuhan mendukung penguasa (Nugroho dan
militer dengan politik di era pemerintahan Herlina, 2015: 213).
Jokowi, baik secara institusional maupun Meskipun kondisi politik dan
individual (purnawirawan TNI yang terjun kebudayaan saat ini berbeda dengan masa
dalam politik), agaknya bisa dibaca dalam Orde Baru--ditandai dengan perkembangan
sebuah kecurigaan; adakah militer atau teknologi, keterbukaan informasi dan
tentara saat ini juga mulai kembali demokratisasi--bukan berarti posisi dan
memperluas pengaruhnya dalam ranah persentuhan militer dalam kebudayaan
kebudayaan? Pasalnya persentuhan militer sama sekali hilang. Mungkin posisi militer
dengan kebudayaan bukanlah hal baru dalam ranah kebudayaan tidak hegemonik 7
dalam sejarah Indonesia. sebagaimana masa Orde Baru, tetapi posisi
Pada masa Orde Baru, Presiden mereka dalam ranah budaya pop,
Soeharto pernah memberikan ruang yang khususnya dalam film dan televisi, dalam
luas bagi militer untuk masuk ke semua delapan tahun terakhir ini justru
menunjukkan fenomena yang sangat
menarik.
Z1mp/sesko-tni-dukung-pendidikan-karakter- Setelah sebelas tahun reformasi
bandung-masagi, diakses 10 Desember 2017. bergulir, tepatnya pada 2009, tahun di
6
Misalnya Wiranto (mantan Panglima ABRI), mana SBY terpilih menjadi presiden untuk
Hendropriyono (mantan Jenderal TNI, mantan kedua kalinya dan Prabowo mulai ikut
Kepala BIN), dan Luhut Pandjaitan (Mantan serta menjadi calon wakil presiden
Dankodilat TNI AD, mantan Jenderal TNI) mendampingi Megawati, di saat yang sama
berada dalam satu kubu untuk mendukung militer mulai dimunculkan kembali dalam
Jokowi. Sementara, Djoko Santoso (mantan
film. Pada tahun 2009 dirilis film Merah
Panglima TNI), Widodo AS (mantan
Laksamana TNI), dan M Yunus Yosfiah
Putih. Selang setahun, sequel Merah Putih
(mantan Panglima Pangdam II Sriwijaya) dirilis dengan judul Darah Garuda
berada dalam satu kubu untuk mendukung (2010), menyusul setahun kemudian seri
Prabowo(https://www.bantuanhukum.or.id/web
7
/35-jenderal-pendukung-jokowi-jk-5-jenderal- Untuk lebih jelasnya, bisa melihat hasil
diduga-bermasalah/ diakses 10 Desember penelitian Sen (1994), Sen dan Hill (2007),
2017) Herlambang (2011), dan Heryanto (2015).
118 Patanjala Vol. 10 No. 1 Maret 2018: 115 -130

penutup dari Trilogi Merah Putih yang Barulah pada 30 Agustus 2015, dalam
berjudul Hati Merdeka (2011) dirilis di suasana Hari Kemerdekaan Indonesia, Net
bioskop-bioskop Indonesia. Semenjak TV merilis serial bergenre action dengan
Trilogi Merah Putih dirilis, pada tahun- judul Patriot. Serial tersebut secara
tahun selanjutnya film tersebut sering spesifik mengangkat kisah satuan
diputar oleh stasiun televisi swasta dalam Kopassus dalam mengamankan wilayah
suasana menyambut Hari Kemerdekaan NKRI dari ancaman sekelompok kartel
Indonesia. narkoba bersenjata. Hadirnya serial ini,
Film yang mengangkat kisah menjadi fenomena baru setelah 19 tahun
militer Indonesia pasca Orde Baru tidak kejatuhan Orde Baru, militer baru
banyak dan dominan, tetapi secara pasti dimunculkan dalam sebuah serial televisi.
tentara mulai sering ditampilkan dalam Pada 2017, Net TV juga merilis segmen
film. Tahun 2011 rilis film Badai di Ujung Garuda dalam bentuk news magazine;
Negeri (2011), kemudian terjadi mengangkat aktivitas, profil, sisi lain dan
kekosongan film bertema tentara pada cerita sosok prajurit yang jarang diketahui
2012 dan 2013. Pada periode 2014 hingga publik. Dalam akun resmi Net TV di
2017, film bertema dan mengangkat kisah Youtube dijelaskan bahwa segmen ini
militer mulai bermunculan, meskipun lagi- bertujuan untuk menumbuhkan rasa
lagi tidak dalam jumlah yang banyak: Tiga kebanggaan dan kecintaan pada sosok TNI
Nafas Likas (2014), Jenderal Soedirman sekaligus memupuk rasa cinta tanah air.
(2015), Doea Tanda Cinta (2015), Net TV yang mulai mengekspose
Dibalik 98 (2015), I Leave My Heart in militer melalui serial Patriot dan segmen
Lebanon (2016), dan Merah Putih Garuda dapat ditempatkan dalam
Memanggil (2017). Pada tahun 2014 juga pembacaan yang tak kalah menarik.
rilis dua film dokumenter yang Stasiun televisi ini baru resmi mengudara
mengangkat kisah hidup Prabowo pada 26 Mei 2013 di tengah eksistensi
Subianto, yaitu Sang Patriot (2014) dan stasiun televisi lain yang cenderung
Hungry is the Tiger (2014). Kedua film partisan9. Uniknya, dilihat dari content
tersebut hanya tayang melalui Youtube. berita, Net TV tidak terlihat melibatkan
Bisa dikatakan dalam delapan tahun diri pada polarisasi politik. Di sisi lain,
terakhir , militer—baik dalam bentuk tema sejak awal berdirinya Net TV memang
maupun keterlibatan mereka dalam membidik penonton dari kalangan
produksi—secara lamat-lamat mulai menengah muda perkotaan10, yang boleh
memasuki ranah budaya populer. jadi sudah mulai jengah dengan content
Fenomena lain yang lumayan media yang semakin terpolitisasi.
menarik dalam kerangka persentuhan Golongan menengah ini, meskipun
militer dengan budaya pop saat ini adalah jumlahnya tidak banyak di tengah 220 juta
mulai masuknya kembali militer dalam penduduk Indonesia, justru punya suara
segmen/acara televisi. Setelah kejatuhan lantang di ruang publik. Golongan ini pula
Orde Baru pada 1998, entah kebetulan atau
tidak, sejauh penelusuran penulis, tidak 9
pernah ada serial televisi yang secara Aburizal Bakrie (Golkar) pemilik ANTV,
spesifik mengangkat kiprah militer8. TVOne, Viva news; Surya Paloh (Nasdem)
sebagai pemilik Metro TV; Harry
Tanoesoedibjo (Perindo) pemilik RCTV,
8 Global TV, dan MNCTV.
Pada periode 2000-an pernah muncul segmen
acara Target dan Strategi di stasiun tv Indosiar, 10
Yeffrie Yundiarto Prahadi, “Net TV Bidik
tetapi acara tersebut hanya mengangkat profil Kelas Menengah-Atas” dalam
dan kerja tentara dalam mengoperasikan https://swa.co.id/swa/trends/management/net-
alusista (akronim dari alat utama sistem tv-bidik-kelas-menengah-atas diakses 20
persenjataan) November 2017.
Representasi Tentara (Hary G. Budiman)… 119

diduga sangat menarik perhatian elit filmis, yang memahami hakikat, fungsi,
politik dan ekonomi, entah sebagai calon dan efeknya (Irawanto, 2017: 13).
sekutu atau sebagai bibit musuh (Heryanto,
2015: 2). Dengan kata lain, Net TV justru B. METODE PENELITIAN
membidik penonton yang punya kekuatan Film secara metodologis menarik
secara politik dan ekonomi. Pada titik untuk diperhatikan karena film merupakan
inilah content yang disuguhkan oleh Net tv kristalisasi atau penegasan apa yang sudah
dalam bentuk budaya popular (film, serial, menjadi norma yang dominan di
musik, reality show, dan lain-lain) masyarakat. Film mungkin tidak
sepantasnya dicurigai memiliki muatan- mencerminkan realita tetapi jelas
muatan ideologis yang lebih tersamar menegaskan norma-norma yang sudah
daripada stasiun-stasiun televisi lain yang dominan (kuliah Ariel Heryanto, 22
lebih jelas posisi ideologis-politisnya. Oktober 2017). Narasi film dan televisi
Mengapa kecurigaan itu perlu? Pasalnya, memiliki potensi untuk membentuk makna
budaya populer telah menjadi arena ideologis dan wacana dominan yang tentu
pertempuran ideologis untuk mengisi saja terkait dengan kepentingan kekuasaan
kekosongan posisi hegemonik kekuasaan dan kelompok tertentu dalam masyarakat
yang ditinggalkan Orde Baru (Heryanto, (Setiawan, 2015). Setiawan (2015: 4)
2015: 2). Menarik untuk dicatat pula, menjelaskan sebagaimana dikemukakan
manakala militer mulai memasuki ranah Kellner (1995: 1) bahwa film dan televisi
budaya pop, ia boleh jadi masih berupa merupakan media untuk menciptakan
bibit kecil, yang harus berhadapan dengan konsensus dan kuasa melalui artikulasi
gelombang dahsyat budaya layar Korea beragam kepentingan kelompok, wacana,
dan tema-tema keislaman11 yang lebih dulu dan permasalahan yang berlangsung dalam
memengaruhi golongan menengah pasca masyarakat. Mengacu pada pemikiran
Orde Baru. Stuart Hall, struktur naratif dan praktik
Berangkat dari segala argumentasi diskursif film akan mempertemukan
yang dijelaskan di atas, tulisan ini berniat kepentingan ideologis bermacam
membedah muatan ideologis yang terdapat kelompok, termasuk negara, dalam sebuah
dalam serial Patriot sebagai segmen blok historis, sebuah aliansi strategis dari
televisi yang pertama kali mengangkat bermacam kelas dan kepentingan mereka
kisah dan kiprah militer sejak jatuhnya yang diarahkan oleh kelas penguasa
Orde Baru pada 1998. Tulisan ini juga (Setiawan, 2015: 4).
mencoba membaca representasi militer dan Dalam pandangan Marxian,
representasi hubungan sipil-militer yang agaknya film bisa didudukkan sebagai
digambarkan dalam serial Patriot, Net tv. Ideology State Apparatus, yaitu sebagai
Analisis akan penulis fokuskan pada institusi yang mampu menyediakan
keseluruhan episode Patriot yang terdiri “kesediaan kultural” agar rakyat/pekerja
dari 7 episode. Pada tulisan ini serial mau bekerja demi kepentingan penguasa
Patriot akan penulis dudukan dalam atau ideologi tertentu. Ideology State
perspektif komunikasi massa, di mana film Apparatus bekerja dengan jalan ideologi
dimaknai sebagai pesan-pesan yang pada ranah privat, misalnya agama,
disampaikan dalam sebuah komunikasi pendidikan, keluarga, hukum, politik
(partai, sistem politik), serikat buruh, dan
media (pers, radio, televisi). Proses
11
Penjelasan bagaimana budaya korea dan ideologisasi bekerja dengan menempatkan
tema-tema keislaman memengaruhi dalam individu sebagai subjek yang
budaya layar di Indonesia dijelaskan dengan terinterpleasi/terpanggil (hailing). Efek
amat rinci oleh Heryanto (2015) dalam dari ideologi ini adalah naturalisasi relasi
karyanya yang berjudul Identitas dan produksi atau menjadikan relasi produksi
Kenikmatan: Politik Budaya Layar Indonesia.
120 Patanjala Vol. 10 No. 1 Maret 2018: 115 -130

yang ada nampak alamiah, seolah sudah kejatuhan Orde Baru? (2) Bagaimana pula
dari kodratnya demikian (Suryajaya dalam relasi sipil-militer digambarkan dalam
Althusser [terj], 2014; Hussein, 2012). serial Patriot?
Dalam tulisan ini, yang dinaturaslisasi oleh Agar pertanyaan tersebut dapat
Ideologi State Apparatus boleh jadi bukan terjawab, tulisan ini akan menggunakan
kapitalisme tetapi ideologi yang pendekatan kualitatif. Adapun untuk
dilanggengkan negara, misalnya mempertajam analisis, tulisan ini
nasionalisme dan patriotisme. menggunakan konsep codes of television
Mengacu pada pemikiran Gramsci, yang dikemukakan oleh John Fiske (1987).
agaknya film atau pun televisi bisa Fiske (1987: 4) menjelaskan: The code of
ditempatkan sebagai aparatus hegemonik television is a rule-governed system of
yang kontribusinya lebih pada proses signs, whose rules and conventions are
menegosiasikan kepentingan kelompok shared amongst members of a culture, and
dominan (Setiawan, 2015: 4). Hegemoni which is used to generate and circulate
dalam pandangan Gramsci cenderung meanings in and for that culture. Untuk
menekankan pada cara-cara persuasif yang menyederhanakan konsep, Fiske membagi
biasanya diterjemahkan dalam aturan- code of television ke dalam tiga tingkatan.
aturan hukum dan kebijakan politik. Tidak Menurutnya, segala hal yang ditampilkan
hanya itu, menurut Gramsci, kelas dalam televisi telah melalui proses
dominan memiliki cara yang terorganisir pengkodean melalui kode sosial, seperti
untuk mempertahankan, membela, dan penampilan, pakaian, make-up,
mengembangkan, apa yang disebut oleh lingkungan, perilaku, perkataan, gestur,
Gramsci sebagai front-front ideologis ekspresi, suara, dan lainnya. Inilah yang
(Gramsci dalam Durham & Kellner, 2006). disebut level pertama, yaitu reality. Reality
Jowett sebagaimana dikutip oleh ini kemudian dikodekan secara elektronik
Irawanto (2017: 15) menjelaskan bahwa melalui technical codes yang meliputi
lebih gampang disepakati bahwa media kamera, pencahayaan, editing, musik, dan
massa mampu merefleksikan masyarakat suara. Tahap ini kemudian menghasilkan
karena ia didesak oleh hakikat level kedua, yang disebut sebagai
komersialnya untuk menyajikan isi yang representation. Kemudian representation
tingkatnya akan menjamin kemungkinan ini ditransmisikan melalui conventional
audiens yang luas. Mengacu pada perpektif representational codes yang terwujud
ini, gambaran militer selama ini, dalam bentuk narasi, konflik, karakter,
khususnya dalam film-film bertema yang aksi, dialog, setting, dan pemain/aktor-
sama di masa Orde Baru, identik sebagai aktris. Level ketiga adalah Ideology yang
kelompok paling patriotik, dan kontruksi dibentuk secara koheren dan dapat
sipil-militer yang cenderung didominasi diterima secara sosial melalui ideological
oleh tentara (Irawanto, 2017: 213-214). codes seperti, individualisme, partiarki,
Untuk itu, tulisan ini mencoba ras, kelas, materialism, kapitalisme, dan
membuktikan, (1) apakah representasi sebagainya (Fiske, 1987: 5).
militer dalam serial Patriot masih berada Piliang (2004: 192) memberikan
dalam narasi yang sama seperti masa Orde penjelasan lain tentang konsep kode yang
Baru sebagai kelompok yang paling disinggung oleh Fiske. Menurutnya kode
patriotik dan nasiolis? ataukah serial adalah seperangkat aturan atau konvensi
Patriot merupakan upaya merekonstruksi bersama yang di dalamnya tanda-tanda
citra tentara, khususnya Kopassus 12 setelah dapat dikombinasikan, sehingga

12
Pasca reformasi, beberapa catatan Komisi para aktivis prodemokrasi (Tim Mawar,
untuk Orang Hilang dan Korban Tindak sekarang Jenderal dalam https://tirto.id/dulu-
Kekerasan (Kontras) menunjukan bahwa tim-mawar-kopassus-kini-jenderal-bEYP,
Kopassus justru terlibat dalam penculikkan diakses 8 November 2017)
Representasi Tentara (Hary G. Budiman)… 121

memungkinkan pesan dikomunikasikan blockbuster Holywood tahun 90-an; satu


dari seseorang kepada orang lain. Piliang pasukan terlatih dengan berbagai latar
(2004: 192) juga menjelaskan sebagaimana belakang, dibentuk, menyelamatkan suatu
dikemukakan oleh Eco, bahwa kode adalah wilayah penduduk sipil yang diduduki
aturan yang menghasilkan tanda-tanda musuh, menyelamatkan sandera, action
sebagai penampilan konkretnya dalam adu tembak dan bela diri, musuh kalah,
hubungan komunikasi. Secara implisit, dan film selesai dengan akhir bahagia.
dalam kode terdapat suatu kesepakatan Meskipun alurnya cenderung sederhana,
sosial di antara anggota komunitas bahasa boleh jadi conventional representational
tentang kombinasi seperangkat tanda-tanda codes dan ideological codes-nya tidak
dan maknanya. sesederhana alur cerita yang ditampilkan.
Dari seleksi dan pembacaan mendetail
C. HASIL DAN BAHASAN yang penulis lakukan, didapat beberapa
1. Tentara dalam Serial Patriot representasi militer, khususnya Kopassus.
Serial Patriot pertama kali tayang
pada 30 Agustus 2015 dan berakhir pada
11 Oktober 2015 (terdiri atas 7 episode).
Serial ini berkisah tentang misi yang
dijalankan oleh 5 anggota komando
pasukan khusus (Kopassus); Komandan
Tim Kolonel Bayu (Rizky Hanggono),
Wakil Komandan Tim Letnan Kolonel
Guntur (Verdy Bhawanta), Sersan Letnan
Satu Jalu (Winky Wiryawan), Sersan Satu
Charles (Maruli Tampubolon), dan Sersan
Satu Samuel (Dallas Pratama). Mereka
menjalankan misi penyelamatan terhadap
warga Desa Mapu yang ditahan oleh
pasukan kartel internasional pimpinan
Panglima Timur (Aqi Alexa). Pasukan
Gambar 1. Poster Patriot yang dirilis oleh
kartel tersebut berniat menyelundupkan akun resmi Patriot Net TV
narkotika ke Negara Indonesia. Selain Sumber: twitter Patriot NET (@PatriotNET_)
dibalut dalam banyak aksi laga layaknya
film Holywood, Patriot menyuguhkan 2. Membaca Narasi Ideologis Militer
unsur drama terkait dilema tentara antara Hampir semua episode Patriot
memilih tugas negara atau keluarga. Patriot selalu menempatkan Kolonel Bayu sebagai
diproduksi oleh Net TV yang bekerjasama corong narasi ideologis tentara.
dengan rumah produksi Imagine, Representasi ini sudah mulai terlihat sejak
disutradarai oleh Thomas Nawilis dan episode 1, salah satunya dalam sebuah
Kinoi Azhar Lubis, dengan Pengarah scene ketika ia dan putri kecilnya yang
Produksi oleh Wishnutama (direktur Net bernama Putri (Naomi Ivo) mengobrol
TV). Adapun penulisan cerita digarap oleh santai di rumah kediaman Kolonel Bayu.
Raditya, Tugabus Deddy, Nikotopia, dan Kolonel Bayu mengajukan sebuah
Budhita Arini. Penata gambar oleh Aryo pertanyaan pada Putri tentang kenapa
Chiko, editor oleh Gita Miaji, dan penata Indonesia disebut wilyah kepulauan dan
artistik oleh Deco Dinata. Produksi serial tentang siapa saja yang harus menjaga
Patriot juga melibatkan Tentara Nasional keutuhan wilayah RI. Putri menjawab
Indonesia. bahwa yang bertugas menjaga keutuhan
Plot Patriot pada dasarnya sangat wilayah RI adalah pahlawan, presiden,
sederhana, semacam pola film action polisi, dan tentara. Kolonel Bayu pun
122 Patanjala Vol. 10 No. 1 Maret 2018: 115 -130

memberikan penjelasan dalam gestur dan simbol-simbol yang identik dengan


bahasa seorang bapak: “… intinya semua Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
orang Indonesia itu harus ikut menjaga
keutuhan Indonesia, termasuk Putri
sebagai seorang pelajar, karena pelajar
itu adalah masa depan negara dan bangsa.
Dan satu lagi ayah titip, Putri harus jaga
dan simpan Indonesia di hati Putri. Bisa ?”
(sudut camera close up).
Dialog tersebut dapat dibaca
sebagai bentuk didaktisme (gairah
menggurui) dalam menyampaikan pesan
nasionalisme. Kolonel Bayu sebagai
tentara seolah-olah ingin bicara pada Gambar 2. Patriot episode 2, Kolonel Bayu
dan tembok peringatan prajurit Kopassus yang
penonton tentang pentingnya nasionalisme. telah gugur dalam tugas
Dialog Kolonel Bayu dan Putri secara Sumber: www.youtube.com/channel/
tersirat mengingatkan penonton terhadap
jargon-jargon yang lazim dikampanyekan
TNI seperti “tentara ada bersama rakyat” Secara visual, simbol Kopassus
berupa baret merah selalu mendapat porsi
dan “NKRI harga mati”. Bagaimana
yang tegas dan jelas dalam sudut pandang
Kolonel Bayu menyusupkan pesan
kamera. Sering kali baret merah ini
nasionalisme pada putri bisa pula
didudukan dalam perspektif bapakisme diambil dengan sudut pandang close up.
Salah satunya dalam scene di episode 2
(menempatkan orang tua selalu benar dan
ketika Letnan Kolonel Guntur ditugaskan
anak muda harus menurut)13 yang lazim
untuk membentuk tim oleh Kolonel Bayu.
dimasukkan dalam narasi film-film di
masa Orde Baru. Penegasan simbol baret merah juga
kembali dimunculkan di episode 2 dalam
Kode-kode ideologis bukan hanya
scene persiapan persenjataan tim bunglon
tersirat melalui dialog antara tokoh, tetapi
sebelum menjalankan misi. Hal ini secara
juga nampak secara visual, khususnya
ketika menampilkan karakter utama, tersirat menunjukkan peran sentral
Kopassus dibandingkan kesatuan lain
Kolonel Bayu. Misalnya dalam sebuah
dalam serial Patriot.
scene di episode 2, di mana Kolonel Bayu
berdiri dengan pakaian lengkap Kopassus
dengan latar dinding nama-nama prajurit
Kopassus yang gugur dalam tugas, gambar
baret merah, dan sebuah kalimat besar di
dinding: “Teruskan Perjuangan Kami
Telah Beri Apa yang Kami Punya”
(camera long shot). Scene tersebut sekali
lagi menegaskan nilai yang dipegang
Koppasus tentang pentingnya menjalankan
tugas negara (juga memuat nilai
nasionalisme) dan sikap patriotisme. Di
sisi lain, scene tersebut menegaskan Gambar 3. Patriot episode 2, Letnan Kolonel
Guntur bersiap menerima tugas
Sumber: www.youtube.com/channel/
13
Bapakisme dalam film-film di masa Orde
Baru dijelaskan oleh Ariel Heryanto dalam
diskusi buku Identitas dan Kenikmatan, 9 Juli
2017, Universitas Brawijaya.
Representasi Tentara (Hary G. Budiman)… 123

Indah di luar instruksi Kolonel Bayu.


Kondisi tersebut membuat gerak senyap
tim bunglon terendus musuh. Rencana
awal untuk menyusup ke Desa Mapu
menjadi meleset. Kolonel Bayu pun marah
besar terhadap Letnan Jalu. “Dengar,
jangan pernah ada yang membantah
perintah saya, karena keputusan saya
adalah yang terbaik untuk kita semua.
Demi keselamatan kita. Kalian mengerti ?!
Gambar 4. Patriot episode 2, Close up baret saya percaya maksud kamu baik (kepada
merah di antara peluru dan senjata.
letnan Jalu) kamu juga harus percaya
Sumber: www.youtube.com/channel/
sama saya” (camera medium shot). Untuk
Pada episode 2, di scene briefing kesekian kalinya, karakter kolonel Bayu
sebelum pelaksanaan misi, tergambar pula merepresentasikan didaktisme dan
nilai patriotisme yang dipegang militer. bapakisme pada tentara dan menegaskan
Narasinya lagi-lagi disampaikan oleh pimpinan selalu benar, tanpa kecuali.
Kolonel Bayu: “…Ingat teman-teman Dialog tersebut juga merepresentasikan
nyawa satu orang warga Negara bahwa bawahan harus tunduk pada
Indonesia adalah sangat berarti bagi kita. pimpinannya, apapun kondisinya. Hal ini
Mengerti? “ (camera close up). Selang menggambarkan sebuah nilai yang selama
beberapa scene, kolonel Bayu dan anggota ini lazim dipegang militer sebagai bentuk
tim bunglon menuju markas TNI di Kota rantai komando.
Palo, lokasi terdekat dari Desa Mapu. Memasuki episode 4 dan 5, isi
Mereka kembali mengadakan briefing cerita lebih didominasi adegan-adegan
strategi dan pengenalan medan. Kolonel aksi, antara lain upaya pembebasan
Bayu kembali menempatkan dirinya sandera dan baku tembak dengan
sebagai narator utama ideologi militer kelompok kartel. Upaya evakuasi sandera
melalui pesan/orasinya kepada anggota mengalami kegagalan karena helicopter
tim: “… dan ingat! Kalian semua adalah pengangkut berhasil diledakkan kelompok
prajurit-prajurit komando. Tugas kita kartel. Tim bunglon pun terpisah. Samuel
sudah jelas, Negara sudah memanggil kita. membawa penduduk menuju pos tentara
Lebih baik pulang nama, daripada gagal tetapi di tengah perjalanan berhasil
di medan tugas. Mengerti !” (camera close ditangkap oleh anak buah Panglima Timur.
up, tempo musik meninggi). Letnan Kolonel Guntur terlibat duel sengit
Pada episode 3, alur cerita dengan Bunian, tangan kanan Panglima
dilanjutkan dengan scene yang Timur. Bunian menyebabkan Guntur
menggambarkan kondisi sandera di Desa terperosok ke jurang. Sementara Kolonel
Mapu. Sementara tim bunglon Kopasus Bayu, Charles, dan Jalu melanjutkan misi
mulai menyusup menuju pos pertahanan penyelamatan ke Desa Mapu. Pada episode
terluar musuh. Tanpa kesulitan tim 6, dalam perjalanannya Kolonel Bayu,
bunglon Kopassus berhasil melumpuhkan Charles, dan Jalu menangkap salah satu
anggota-anggota kartel di dua pos anggota kartel. Mereka menginterogasi
pertahanan. Ketika mereka mulai anggota kartel tersebut untuk mengetahui
melanjutkan grilya ke pusat Desa Mapu, lokasi penduduk yang belum terevakuasi.
mereka mendapati salah satu perempuan Charles berupaya menakut-nakuti anggota
penduduk desa, Indah, akan diperkosa oleh kartel yang berhasil ditangkap tersebut
dua anggota kartel. Terdorong rasa belas untuk mendapatkan informasi tentang
kasihan, Letnan Jalu memutuskan lokasi penduduk desa yang ditahan.
mengambil inisiatif pertolongan kepada Dengan triknya Charles berhasil menggali
124 Patanjala Vol. 10 No. 1 Maret 2018: 115 -130

informasi dari anggota kartel. Sebelum kesekian kalinya, pesan nasionalisme


melepas si anggota kartel, Charles begitu jelas terlihat dalam Patriot.
mengeluarkan handgun, berniat
mencederai si penjahat. Ia meronta-ronta:
“saya punya keluarga, saya punya anak
kecil”. Niat Charles ditahan oleh Kolonel
Bayu seraya berkata: “Tahan ! Ini bukan
cara kita. Senjata kita hanya untuk
kebenaran” (camera close up).
Dari dialog tersebut, Kolonel Bayu
secara tersirat menyampaikan nilai moral
yang dipegang militer. Dari scene tersebut
pula dapat dibaca bahwa ketika tentara
bertindak dengan senjata, berarti
tindakannya tersebut adalah sebuah Gambar 5. Motto Kopassus dalam epilog
kebenaran. Dengan kata lain, licence to kill Patriot (episode 7)
yang digunakan militer dilandasi dengan Sumber: https://www.youtube.com/channel/
nilai kebenaran. Namun, bukankah
kebenaran itu sendiri serba subjektif?
Tergantung dari mana sudut pandangnya. 3. Representasi Hubungan Sipil-Militer
Pada titik ini, penulis berasumsi bahwa dalam Patriot
Kolonel Bayu merepresentasikan militer Representasi hubungan sipil-
sebagai penjaga nilai moral; menentukan tentara dalam Patriot pada dasarnya tidak
mana yang baik, mana yang buruk. terlalu banyak ditampilkan, meski
Dari pembacaan yang dilakukan demikian, dalam beberapa scene hubungan
dapat terlihat bahwa Kolonel Bayu tersebut dapat terlihat. Representasi
menjadi tokoh sentral dalam hubungan sipil-militer mulai terlihat di
menggaungkan nilai dan ideologi yang episode 3 ketika Letnan Jalu mecoba
dipegang oleh militer. Hal ini ditegaskan menyelamatkan Indah dari upaya
pula dalam epilog di episode terakhir pemerkosaan yang dilakukan dua orang
(episode 7) sebelum susunan kru produksi begundal anggota kartel. Dengan
muncul di layar. Pada bagian tersebut mengabaikan misi, Jalu menyelamatkan
tertera kalimat yang diucapkan Kolonel Indah. Hal tersebut memicu ketegangan
Bayu dengan ukuran huruf yang besar- antara Jalu dengan Kolonel Bayu yang
besar: “Lebih baik pulang nama, daripada berujung pada perkelahian. Selain itu,
gagal di medan tugas”. Di sisi lain, ucapan keputusan Jalu menyelamatkan Indah
Kolonel Bayu tersebut selalu dimunculkan dalam dua scene selalu diperdebatkan oleh
manakala iklan segmen Patriot diputar di Charles. Pada Episode 3, Charles
Net TV, khususnya sepanjang bulan mempertanyakan keberadaan Indah yang
Agustus hingga Oktober 2015. Kalimat hanya akan memperlambat mereka.
tersebut sejatinya adalah kalimat yang
disampaikan oleh almarhum Jenderal L.B Charles : Ijin bertanya komandan.
Moerdani ketika memberikan briefing Lalu, bagaimana dengan
kepada para prajurit yang akan melakukan keberadaan si Indah? Saya
operasi pembebasan sandera di Don rasa dia akan hanya
Muang. Kalimat tersebut seolah menjadi memperlambat kita, dan
sebuah indoktrinisasi bahwa kepentingan akhirnya membahayakan
(tugas) negara di atas segalanya, demi kita.
negara nyawa pun rela dikorbankan. Untuk Jalu : Maaf komandan, tapi kalau
Indah kita tinggal di sini, itu
Representasi Tentara (Hary G. Budiman)… 125

justru berbahaya buat dia. penyelamatan Indah, maupun konflik


Charles : Tapi komandan, kita kan antara Jalu dengan Charles, di mana
masih memiliki target lain. Charles masih bersikukuh
Dan kita tidak boleh memprioritaskan penyelesaian misi.
melambat. Meskipun Indah tidak terlibat secara
Bayu : Oke, cukup cukup, keputusan langsung dalam dialog/perdebatan, tetapi
ada di saya. Indah akan ikut dua scene tersebut menempatkan Indah
dengan kita. Mengerti? dalam sudut pandang militer. Pada titik ini,
Indah bisa dibaca sebagai warga sipil dan
Kolonel Bayu sebagai pimpinan tim
Indah sebagai perempuan. Scene tersebut
pada akhirnya memutuskan membawa
merepresentasikan bahwa warga sipil yang
Indah. Meski demikian, keberadaan Indah
lemah hanya akan menjadi beban dan
masih dipertentangkan Charles. Hal
menghambat misi/tujuan militer. Di sisi
tersebut nampak pada beberapa scene
lain, hal tersebut menempatkan
selanjutnya, pada episode yang sama. Kali
perempuan/warga sipil sebagai pihak yang
ini Charles mengemukakan keberatannya
inferior di hadapan militer. Nasibnya
pada Jalu dan cukup mengakibatkan
tergantung dari keputusan atau kebaikan
perdebatan yang panas.
hati tentara. Meskipun kebaikan hati
Charles : Semestinya Indah kita tersebut menciptakan konflik di tengah
amankan di tempat yang tentara itu sendiri.
aman. Ga usah lah kita Setelah mengalami bermacam
bawa-bawa. Kau lihat sendiri hambatan dan dinamika di dalam tim,
kan, hampir kita mati. akhirnya Indah ikut serta dalam upaya
Jalu : Udahlah les, yang penting penyelamatan warga desa. Dalam sebuah
kita semua selamat sekarang. perjalanan setelah membebaskan warga
Charles : Apa kau bilang? Selamat? untuk kemudian menuju lokasi evakuasi,
Selamat sih selamat tapi Indah mengungkapkan rasa terima
pergerakan kita kan nggak kasihnya kepada Jalu. “Untung ada orang-
cukup sampai di sini. Baru orang seperti Bapak yang menyelamatkan
satu warga si Indah, udah kami, saya nggak tau nasib desa kami
bangga Kau?! Operasi kita tanpa orang-orang seperti pak Jalu”
ini untuk menyelamatkan Pernyataan Indah tersebut menegaskan
seluruh warga Desa Mapu. posisi warga sipil dan ketidakberdayaan
Ini kan dengan keberadaan si mereka. Singkatnya, menegaskan
Indah, kita jadi bolak-balik, inferioritas sipil terhadap militer.
bolak-balik. Selain tergambarkan melalui posisi
Jalu : Jadi maksud lu apa? Indah Indah dan dialognya terhadap Jalu, betapa
ngerepotin? Gua kan pernah lemahnya warga sipil juga terlihat hampir
bilang sama lu, les… Indah di keseluruhan film. Tidak terlampau
itu kan warga desa, dan misi nampak representasi konsep “tentara
kita apa?? Menyelamatkan bersama rakyat” yang lazim didengungkan
semua warga Desa Mapu! TNI, yang muncul dalam film adalah
Charles : Indah dibela-bela! tentara melindungi rakyat. Tentu tidak ada
yang keliru dengan hal ini, yang jadi
permasalahan dalam film, warga sipil
Dari dua potongan dialog tersebut, seolah terlihat begitu lemah dan tidak
dapat diketahui bahwa keberadaan Indah di berdaya. Kondisi tersebut sudah tergambar
tengah tim Bunglon, sedikit-banyak sejak episode 1 ketika kelompok kartel
menimbulkan konflik, baik antara Jalu pimpinan Panglima Timur datang
dengan Kolonel Bayu di awal usaha menginvasi Desa Mapu. Penduduk desa,
126 Patanjala Vol. 10 No. 1 Maret 2018: 115 -130

baik laki-laki maupun perempuan, hanya Rustam : Sama siapa? Sama mereka?
bisa melarikan diri. Tidak nampak sedikit Sangaji, kakek ini kan bekas
pun usaha perlawanan. Sikap resisten pejuang, pernah bertempur,
justru ditunjukkan Bapak Rustam, berperang. Kakek sedih
tengkulak ikan yang justru dulunya mengapa mereka melakukan
merupakan seorang tentara. itu ? padahal mereka itu
Di sisi lain, jalan senjata yang diambil sebangsa dengan kita.
oleh Kopassus dalam Patriot agaknya Kenapa mereka menjajah
menunjukkan tidak adanya negosiasi atau bangsa sendiri. (Camera
jalan diplomasi, yang biasanya merupakan close up)
wewenang pimpinan sipil. Pada Patriot
tidak diperlihatkan bagaimana Scene tersebut merepresentasikan
kompleksitas pengambilan keputusan di sikap keberanian Rustam. Selain itu secara
tingkat pusat kekuasaan manakala situasi implisit menyatakan pandangan ideologis
genting terjadi di Desa Mapu. Seolah-olah Rustam, bahwa tidak sepatutnya
jalan senjata adalah solusi satu-satunya. sekelompok orang menjajah bangsanya
Hal ini merepresentasikan hilangnya peran sendiri. Ini juga bisa dibaca sebagai
pimpinan sipil dalam sebuah negara yang pandangan nasionalis seorang Rustam.
notabene demokratis seperti Indonesia. Lebih dari itu, sikap Rustam
merepresentasikan citra dirinya sebagai
4. Membaca Karakter Rustam yang seorang veteran.
Bergerak di Ranah Sipil dan Militer Dalam sebuah scene lainnya di
episode 7 terlihat kembali sosok Rustam
Salah satu temuan yang cukup
yang lebih dimunculkan karakternya di
menarik dari serial Patriot adalah adanya
tengah pasifnya warga Desa Mapu. Ia
karakter Bapak Rustam. Karakter ini bisa
mencoba menginisiasi warga untuk
dikatakan hidup di ranah sipil tetapi
mencoba melawan para anggota kartel.
sempat merasakan kehidupan sebagai
“Kita tidak boleh begini terus, kita tidak
seorang tentara. Rustam merupakan
boleh lemah. Kita harus kuat dan kita
seorang veteran yang sempat turut
harus berbuat sesuatu”. Atas inisiatif
berjuang (tidak dinarasikan berjuang di
Rustam, akhirnya warga berani melawan
mana dan pada periode apa). Menurut
dengan mengeroyok seorang anggota
pembacaan penulis, Rustam ini karakter
kartel yang hendak memberi makan pada
yang unik, apalagi jika pembacaannya
warga. Setelah berhasil menumbangkan
nanti dikaitkan dengan konteks politik
salah satu anggota kartel, warga mencoba
yang terjadi dewasa ini. Dalam Patriot,
melarikan diri tetapi usaha mereka gagal
Rustam digambarkan sebagai sosok yang
karena dipergoki oleh Bunian dan anak
dituakan dan memiliki pengaruh bagi
buahnya.
penduduk Desa Mapu, paling tidak secara
Dari scene tersebut dapat terlihat
ekonomi karena penduduk menjual ikan
bagaimana sosok Rustam yang merupakan
hasil tangkapannya pada Rustam. Di sisi
seorang veteran/mantan tentara, mampu
lain, karakter Rustam terlihat lebih
memengaruhi warga Desa Mapu. Kondisi
menonjol dibandingkan penduduk desa
tersebut dapat ditafsirkan bagaimana
lain yang seolah datar dan nyaris tanpa
tentara, sekalipun ia sudah pensiun, lebih
inisiatif. Karakter Rustam lebih nampak
mampu memegang kendali dan mampu
menunjukkan sisi ketentaraannya,
menjadi leader daripada sosok dari pihak
misalnya ditunjukkan dalam salah satu
sipil itu sendiri. Asumsi ini agaknya
scene ketika ia bertemu dengan cucunya,
diperkuat oleh salah satu scene lainnya di
Sangaji di camp sandera (episode 6).
episode 7 ketika tahanan hendak
Sangaji : Kakek, kakek ga takut? dibebaskan oleh Panglima Timur.
Representasi Tentara (Hary G. Budiman)… 127

Pembebasan tersebut dilakukan atas dan scene seketika itu berganti.


negosiasi Kolonel Bayu dengan Panglima
Dari potongan dialog di atas, dapat
Timur, di mana warga desa ditukar dengan
terlihat bagaimana posisi dan respon warga
truk berisi narkotika yang berhasil direbut
sipil, yaitu cenderung pasrah, menerima,
tim bunglon Kopassus. Mengetahui
berdiam diri. Singkatnya, warga sipil
penduduk akan dibebaskan, Rustam
dalam dialog tersebut sangat terlihat begitu
melihatnya dengan penuh kecurigaan dan
pasif dan tidak berdaya. Walaupun
antisipasi.
demikian, Rustam tidak bisa dikatakan
Rustam : Saya curiga, kenapa mereka berada dalam posisi yang sama sebagai
tiba-tiba membebaskan kita? warga sipil. Pada dialog di atas, Rustam
Jangan-jangan ini jebakan lebih menonjolkan citra dirinya sebagai
veteran perang yang berpengalaman.
Kemudian salah seorang pria warga desa Selain itu, ia juga memunculkan pendapat
Mapu menjawab. yang sama sekali berbeda dengan warga
Pria 1 : Saya sih pasrah aja pak desa yang lain. Pada akhir dialog, sebelum
mengikuti rencana mereka scene berganti, Indah bertanya pada
kekeknya, Rustam. “kalau begitu kek, apa
Warga lainnya secara spontan yang harus kami lakukan?” Pertanyaan
mengiyakan. Indah tersebut mengindikasikan betapa
Rustam : Sstt… tenang, kalau kita mau warga sipil dalam Patriot, menyerahkan
tau pikiran penjahat, kita keputusan pada sosok yang sepenuhnya
harus berpikir seperti bukan warga sipil tetapi seorang Rustam
penjahat. Kalau mereka mau yang merupakan veteran tentara. Untuk
lepaskan kita, apa untungnya kesekian kalinya, tidak diperlihatkan peran
buat mereka? sipil yang signifikan dalam situasi yang
Pria 1 : Lalu kita harus berbuat apa begitu genting.
pak, selain mengikuti Dalam pembacaan penulis, peran
rencana mereka? penduduk sipil dalam Patriot cenderung
Rustam : Sekarang kita cuma punya dikerdilkan. Hal tersebut semakin terlihat
dua pilihan. Pilihan pertama, dalam persiapan pertempuran terakhir
tetap di sini dan mati. Pilihan antara tim bunglon Kopassus pimpinan
kedua, tetap juga mati, tapi Kolonel Bayu dengan kelompok kartel
mati dengan perjuangan. Panglima Timur. Di malam persiapan
Sekarang tinggal pilih! sebelum pertempuran, Rustam mengajukan
Pria 1 : Pilihan ketiga pak, berdiam dirinya menjadi relawan untuk turut
diri, sabar, dan menunggu. bertempur bersama tim bunglon. Namun
demikian, tidak ada warga Desa Mapu
Rustam membentak dengan keras. lainnya yang punya niatan sama dengan
Rustam : Pak, tidak pernah ada Rustam, padahal dalam scene sebelumnya
pilihan ketiga. Dulu saya semua warga lelaki Desa Mapu telah
pernah mengalami hal dibebaskan.
seperti ini. Semua sandera- Rustam : Saya memang sudah tua, tapi
sandera seperti ini, dibunuh, saya tahu mengangkat
dieksekusi mati. Cuma satu senjata
orang yang lolos. Saya !
Indah : Kalau begitu kek, apa yang Ia bergerak mengambil senjata yang
harus kami lakukan? dipegang Charles. Mengecek slot peluru,
dan membuka kunci senjata dengan
Rustam kemudian memandang serius ke keterampilan khas tentara.
arah luar camp tahanan (camera close up),
128 Patanjala Vol. 10 No. 1 Maret 2018: 115 -130

Rustam : Lapor. Kapten Rustam Karakter Kolonel Bayu merepresentasikan


datang melapor. karakter ideal tentara yang menjunjung
Bayu : Selamat bergabung tinggi nasionalisme dan patriotisme.
(menjulurkan tangan, Dalam pembacaan mendalam terhadap
memberi selamat) narasi Kolonel Bayu, dapat diketahui pesan
Pada akhirnya Rustam ikut ideologis yang tersirat, antara lain:
bertempur bersama tim bunglon Kopassus. nasionalisme, patriotisme, didaktisme, dan
Tidak ditemukan representasi tentara menempatkan militer sebagai penjaga nilai
bertempur bersama rakyat,yang nampak moral.
dalam Patriot justru tentara bertempur Hubungan sipil-militer dalam
bersama tentara, lebih tepatnya bersama patriot terlihat lebih didominasi oleh pihak
mantan tentara (Rustam). Hal ini agak militer. Pihak sipil yang direpresentasikan
aneh jika dikaitkan dengan konteks oleh penduduk Desa Mapu digambarkan
sejarah, sebabnya secara genealogis sebagai pihak yang lemah, pasif, dan
sejatinya tentara lahir dari rakyat. Umum nyaris tak memiliki pengaruh serta
diketahui, TNI merupakan perkembangan kekuatan, sekalipun untuk memutuskan
organisasi yang berawal dari Badan nasibnya sendiri. Pihak sipil digambarkan
Keamanan Rakyat (BKR). Kemudian pada bergantung kepada pemimpin yang
5 Oktober 1945 berubah nama menjadi memiliki latar belakang sebagai seorang
Tentara Keamanan Rakyat (TKR), dan tentara yang direpresentasikan oleh
diubah lagi menjadi Tentara Republik Rustam. Rustam yang merupakan mantan
Indonesia (TRI). Sejatinya ada kata tentara memiliki peran dan pengaruh yang
“rakyat” dalam BKR dan TKR. Demikian menonjol dalam urusan-urusan sipil. Peran
pun di masa-masa awal berdirinya TNI, pimpinan sipil bisa dikatakan sama sekali
Soedirman justru sukses dalam gerilyanya tidak dinampakkan dalam Patriot. Pihak
karena dibantu dan bekerjasama dengan sipil tidak ikut berjuang bersama tentara
rakyat. Kerja sama sipil-militer/rakyat- tetapi mereka sekadar mengikuti perintah
tentara yang tidak direpresentasikan dalam dan mendapat perlindungan. Dalam Patriot
Patriot. tidak didapati konsep tentara berjuang
Sementara itu, besarnya porsi bersama rakyat, yang nampak justru
karakter Rustam di tengah warga sipil, tentara berjuang bersama mantan tentara.
dapat ditafsirkan sebagai masih Singkatnya, selain berperan penting dalam
bergantungnya pihak sipil terhadap menjaga keutuhan negara dari ancaman
kepemimpinan militer. Tentu saja dalam dari pihak musuh, militer masih memegang
Patriot tidak dieksplisitkan, tetapi Rustam kendali dalam ranah sipil. Secara garis
sebagai mantan tentara masih memiliki besar serial Patriot masih melanggengkan
pengaruh bagi warga sipil. Pun demikian, nilai dan ideologi yang lazim disisipkan
ketika kondisi darurat, mantan tentara dalam film-film tentara di masa Orde Baru.
punya kapasitas untuk turut bertempur. Dari serial Patriot dapat diketahui
Karakter Rustam menegaskan betapa stratifikasi pembagian peran dan pengaruh
tentara, seorang purnawirawan sekalipun, yang menentukan terhadap nasib warga
bisa menentukan dan memengaruhi nasib sipil. Militer menduduki posisi pertama
sipil. yang direpresentasikan oleh Tim Bunglon.
Kemudian diikuti oleh mantan tentara yang
D. PENUTUP direpresentasikan oleh Rustam, kemudian
Ideologi dan nilai yang dipegang peran sipil dengan pengaruh paling nihil
militer dalam serial Patriot lebih banyak yang direpresentasikan oleh warga Desa
dinarasikan oleh Kolonel Bayu. Ia Mapu.
merupakan tokoh utama sekaligus sebagai
narator ideologi militer dalam Patriot.
Representasi Tentara (Hary G. Budiman)… 129

DAFTAR SUMBER tni-punya-hak-politik-bRb8, diakses 4


1. Jurnal dan Makalah Desember 2017.

Piliang, Yasraf Amir. “Semiotika Teks: Sebuah Hussein, Mohamad Zaki. 2017.
Pendekatan Analisis Teks” dalam Jurnal “Ideologi dan Reproduksi Masyarakat
Mediator Volume 5 Nomor 2, 2004: Kapitalis dalam
hlm. 189-198. https://indoprogress.com/2012/01/ide
ologi-dan-reproduksi-masyarakat-
Setiawan, Ikwan. “Film dan Televisi dalam kapitalis/, 1 Desember 2012, diakses
Paradigma Kajian Budaya”. Makalah 20 Oktober 2017.
disampaikan dalam Seminar Nasional
dengan tema Televisi dan Film dalam Jusuf, Windu. 2016.
Paradigma Cultural Studies. Fakultas “ABRI Masuk Bioskop: Catatan
Sastra Universitas Jember, 22 Oktober tentang Film-film Tentara Pasca
2015. 1998” dalam
https://cinemapoetica.com/abri-
2. Buku masuk-bioskop-catatan-tentang-film-
film-tentara-pasca-1998/, diakses 5
Althusser, Louis. 2015.
Desember.
Ideologi dan Aparatus Ideologi Negara;
Catatan Investigasi. Terjemahan. Kresna, Mawa., Aditya Widya Putri dan Reja
Indonesia: Indoprogress. Hidayat, 2016.
Tim Mawar, sekarag Jenderal dalam
Fiske, John. 1987.
https://tirto.id/dulu-tim-mawar-
Television Culture; Popular Pleasures kopassus-kini-jenderal-bEYP, diakses
and Politics. London: Routledge.
10 Desember 2017
Herlambang, Wijaya. 2011. Kresna, Mawa. 2017.
Kekerasan Budaya Pasca 1965:
“Jendral Gatot dan Reformasi TNI”
Bagaimana Orde Baru Melegitimasi dalam https://tirto.id/jendral-gatot-
Anti-Komunisme Melalui Sastra dan
dan-reformasi-tni-cBfA, diakses 10
Film. Yogyakarta: Marjin Kiri. Desember 2017.
Heryanto, Ariel. 2015.
Prahadi, Yeffrie Yundiarto. 2017
Identitas dan Kenikmatan: Politik “Net TV Bidik Kelas Menengah-
Budaya Layar Indonesia. Jakarta: KPG.
Atas” dalam
Irawanto, Budi. 2017. https://swa.co.id/swa/trends/managem
Film, Hegemoni, dan Militer; Hegemoni ent/net-tv-bidik-kelas-menengah-atas
Militer dalam Sinema Indonesia. diakses 20 November 2017.
Yogyakarta: Warning Book.
Raditya, Iswara N. 2018.
Nugroho, Garin dan Dyna Herlina S. 2015. “Dwi Fungsi ABRI dan Jalan Terbuka
Krisis dan Paradoks Film Indonesia. Politik Tentara” dalam
Jakarta: Kompas Media Nusantara. https://tirto.id/dwifungsi-abri-dan-
jalan-terbuka-politik-tentara-cC1R,
Sen, Krishna dan David T. Hill. 2007. diakses 16 Februari 2018.
Media, Culture, and Politics in
Indonesia. Jakarta: Equinox. Riandy,Erliana. 2017.
“Soal Nobar Film G30S/PKI,
Sen, Krishna. 2009. Panglima TNI: Itu Perintah Saya, Mau
Kuasa dalam Sinema: Negara, Apa?” dalam
Masyarakat, dan Sinema Orde Baru. https://news.detik.com/berita/d-
Yogyakarta: Ombak. 3647737/soal-nobar-film-g30spki-
panglima-tni-itu-perintah-saya-mau-
3. Internet apa, diakses 10 Desember 2017.
Haryanto, Alexander. 2015.
“Panglima TNI Wacanakan TNI Punya Zen, RS. 2016.
Hak Politik” dalam “Tentara Tak Pernah Salah” dalam
https://tirto.id/panglima-tni-wacanakan- https://tirto.id/tentara-tak-pernah-
130 Patanjala Vol. 10 No. 1 Maret 2018: 115 -130

salah-bRcK diakses 10 Desember


2017.
“Pengamat menilai militer Indonesia lebarkan
pengaruh” dalam
http://www.bbc.com/indonesia/berita_
indonesia/2016/03/160310_indonesia
_militer_ipac, diakses 11 Desember
2017.
“Sesko TNI Dukung Pendidikan Karakter
Bandung Masagi” dalam
https://portal.bandung.go.id/posts/201
6/10/03/Z1mp/sesko-tni-dukung-
pendidikan-karakter-bandung-masagi,
diakses 10 Desember 2017.
“Tigapuluh lima Jenderal Pendukung Jokowi-
JK, Lima Jenderal Diduga
Bermasalah” dalam
https://www.bantuanhukum.or.id/web/
35-jenderal-pendukung-jokowi-jk-5-
jenderal-diduga-bermasalah/ diakses
10 Desember 2017.

4. Video
Patriot (Net tv) episode 1-7, Tahun 2015 dalam
Channel Patriot Net TV
(youtube.com).
Video kuliah umum Ariel Heryanto di UI
Depok. 2017. “Historiografi Indonesia
yang Rasis” dalam channel
Jakrtanicus (youtube.com).
Video peluncuran buku Identitas dan
Kenikmatan di Universitas Brawijaya.
2015 dalam channel UBTV Brawijaya
(youtube.com).

Anda mungkin juga menyukai