Anda di halaman 1dari 12

Apa itu PERS?

Kata pers memiliki makna massa cetak yang


kemudian disingkat menjadi media cetak. Kata ini diambil
dari bahasa Belanda (pers), Ingriss (press) dan Prancis
(presse) yang memliki arti cetak atau tekan. Pers
didefinisikan sebagai lembaga sosial yang juga merupakan
bagian sistem pemerintahan suatu negara yang bekerja
dengan sistem kenegaraan lainnya. Sistem pers ini memiliki
karakteristik terbuka dan dinamis
Perkembangan dan Sistem Pers di
Indonesia
Di Indonesia, telah terjadi beberapa kali pergantian sistem
pers mengikuti kondisi politik dan sosial masyarakat pada saat
tersebut. Berikut adalah beberapa sejarah sistem pers di Indonesia
yang patut diketahui:
 Sistem ini berawal di Oktober 1945 seiring komitmen pemerintah
untuk membangun pers yang merdeka. Pada saat itu, Anwar Arifin
memeperkenalkan sistem pers merdeka sebagai sistem pers yang
berlaku di Indonesia yang saat itu baru menjadi negara merdeka.

 Sistem pers ini berkembang di periode tahun 1960. Pada sistem


pers ini, fungsi pers digariskan dengan tajam di dalam kehidupan
sosial dan politik masyarakat. Sistem ini berkembang sebagai
representasi kehidupan politik dan sosial masyarakat yang terjadi
pada periode tahun tersebut. Sebenarnya sistem ini juga banyak
berkembang di daerah Eropa.
Perkembangan dan Sistem Pers di
Indonesia
 Setelah sistem pers terpimpin berakhir di tahun 1965, masyarakat
mendorong agar terbentuknya sistem pers yang lebih baik dengan
memakai dasar Pancasila dan UUD 1945. Hal ini tidak hanya berlaku di
pers, namun juga di sistem politik dan ekonomi pada saat itu. Pada awal
masa orde baru, dikeluarkan undang undang yang mengatur sistem pers
di Indonesia. Peraturan ini adalah Undang-Undang No.11 tahun 1966
Tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pers. Peraturan ini kemudian jamak
dikenal sebagai UU Pers, 1966. Undang undang inilah yang pada akhirnya
menjadi dasar terbentuknya sistem pers pancasila di Indonesia.

 Dalam undang undang terakhir tahun 1999, pers didefinisikan


sebagai lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang
melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki,
menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk
tulisan, suara, gambar serta data dan grafik, maupun dalam bentuk lainnya
dengan menggunakan media cetak, media elektronik dan segala jenis
saluran yang tersedia..
Karakteristik Utama Pers
a. Pers sebagai lembaga sosial atau kemasyarakatan.

Pers harus mampu memberikan informasi dengan


teratur sesuai sifat kelembagaan itu sendiri. Informasi yang
disampaikan oleh pers harus bersifat umum karena target
pers adalah masyarakat yang heterogen atau terdiri dari
berbagai lapisan. Dengan konsep ini, pers juga berkembang
menjadi indsutri jasa yang bersifat independen dan
profesional. Lembaga ini juga bisa mendatangkan profit bagi
pemiliknya. Pers sebagai industri telah berkembang hingga
saat ini.
Karakteristik Utama Pers
B. Pers sebagai alat perjuangan nasional
Pers juga dapat berperan sebagai pendukung pergerakan nasional
Hal ini terjadi ketika awal kemerdekaan Indonesia di tahun 1945. Saat itu
berkembang sistem pers merdeka di Indonesia. Hal ini akan dijelaskan
pada bagian berikutnya.

C. Pers sebagai media komunikasi massa


Dalam hal ini, pers adalah sarana komunikasi massal masyarakat. Artinya
pers harus mampu dijangkau setiap masyarakat dalam suatu negara. Pers
harus membangun hubungan yang kuat dengan pembaca, pendengar
maupun penontonnya.

D. Pers sebagai media yang melaksanakan kegiatan jurnalistik


Kegiatan jurnalisik pers ini dapat berupa berita di koran atau majalah
maupun kanal lain seperti radio, televisi dan video internet.
Teori Pers
a. Authoitarian Theory (Teori Pers Otoriter)
Teori pers ini menurut Siebert dkk adalah teori pers
yang paling tua, berasal dari abad ke-16. Teori ini berasal
dari falsafah kenegaraan yang membela kekuasaan
absolute. Penetapan hal- hal yang benar dipercayakan
pada segelintir orang yang bijaksana. Jadi, Pada
dasarnya pendekatan dilakukan dari atas kebawah.
Teori ini berpandangan bahwa negara memiliki
kedudukan lebih tinggi dari pada Individu dalam skala
kehidupan sosial. Bagi seorang Individu, hanya dengan
menempatkan diri di bawah kekuasaan negara, maka
individu yang bersangkutan bisa mencapai cita-citanya
dan memiliki atribusi sebagai orang yang beradab.
Teori Pers
b. Libertarian Theory (Teori Pers Bebas)
Teori Pers Bebas ini mencapai puncaknya pada abad
ke-19. Dalam teori ini manusia dipandang sebagai makhluk
rasional yang dapat membedakan antara yang benar dan tidak
benar. Pers harus menjadi mitra dalam upaya pencarian
kebenaran, dan bukan menjadi alat pemerintah. Jadi, tuntutan
bahwa pers mengawasi pemerintah berkembang berdasarkan
teori ini.

Sebutan terhadap pers sebagai pilar demokrasi


kekuasaan keempat setelah kekuasaan eksekutif, yudikatif,
dan legislative pun menjadi umum diterima dalam teori pers
libertarian.
Libertarian Theory (Teori Pers Bebas)
Oleh karenanya, pers harus bebas dari dari pengaruh
dan kendali pemerintah. Dalam upaya pencarian kebenaran,
semua gagasan harus memiliki kesempatan yang sama untuk
dikembangkan sehingga yang benar dan dapat dipercaya akan
bertahan, sedangkan yang sebaliknya akan lenyap.
Gagasan John Milton tentang “Self-Righting process”
(proses menemukan sendiri kebenaran) dan tentang “Free
market of ideas” (Kebebasan menjual gagasan) menjadi sentral
dalam teori pers bebas ini. Berdasarkan gagasan tersebut,
dalam sistem ini pers dikontrol oleh “SelfRighting process of
truth”, lalu oleh adanya “Free market of ideas”, dan oleh
pengadilan Imlikasi dari Self-Righting process” adalah bahwa
semua gagasan harus memiliki kesempatan yang sama ke
semua saluran komunikasi dan setiap orang punya akses yang
sama pula ke sana.
Teori Pers
 c. Teori Tanggung Jawab Sosial Pers
Selain teori pers bebas, terdapat juga teori tanggung
jawab sosial yang berkembang di Amerika. Teori ini
menekankan pada tanggung jawab moral dan tanggung
jawab sosial orang-orang atau lembaga-lembaga yang
menjalankan media massa.
Tanggung jawab ini diantaranya adalah kewajiban
untuk memberikan informasi dan diskusi kepada publik
tentang masalah-masalah sosial yang penting dan
menghindari aktivitas-aktivitas yang merugikan masyarakat.
Teori ini membebaskan pers tanpa sensor namun di saat yang
bersamaan isi pers hendaknya didiskusikan dalam panel
publik dan media harus menerima berbagai masukan dari
berbagai pihak.
Lanjutan...
Teori tanggung jawab sosial berada diantara teori
otoriter dan teori pers bebas karena teori ini memberikan
kebebasan menyeluruh bagi media di satu sisi dan kendali
eksternal di sisi yang lain. Dalam teori tanggung jawab sosial,
kepemilikan media adalah pribadi. Teori ini bergerak dari
pelaporan obyektif ke pelaporan intepretatif.

Teori tanggung jawab sosial membantu terciptanya


profesionalisme dalam media dengan mengatur akurasi,
kebenaran, dan informasi ke tingkatan yang tinggi.
Berdasarkan tanggung jawab sosial media, Komisi
Kebebasan Pers bertugas untuk menyusun kode etik pers,
memperbaiki standar jurnalisme, menjaga wartawan serta
minat jurnalisme, mengkritisi dan membuat hukuman bagi
pelanggar kode etik wartawan.
TERIMA KASIH 
TUGAS
 1. CARI 3 JURNAL SESUAI TEORI PERS YANG SUDAH DI
BAHAS, BERIKAN ALASAN MENGAPA MENGAMBIL
JURNAL TERSEBUT!

 2. CARI BERITA YANG TIDAK SESUAI DENGAN


KARAKTERISTIK PERS, DAN BERIKAN ALASAN
MENGAPA BERITA TERSEBUT TIDAK SESUAI!.

Anda mungkin juga menyukai