Anda di halaman 1dari 11

Ketidaksiapan Pemerintah Terhadap Peralihan TV Digital ASO (Analog Switch Off)

2022 di Indonesia

Ujian Akhir Semester Media Baru Semester 3

Nama : Zidniya Nura Qonita

NIM : 153210070

Kelas : IK-B

Dosen Pengampu : Reni Triwardani, SIP,.MA

Program Studi Ilmu Komunikasi

Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta


I. Pendahuluan

Televisi adalah media telekomunikasi yang tidak asing di masyarakat indonesia,


media ini memiliki fungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak dengan suara
(audiovisual). 1962, yang bertepatan dengan penyelenggaraan acara olahraga terbesar di
benua Asia yaitu pada Asian Games ke-4 di Jakarta. Stasiun televisi pertama telah
diresmikan oleh Presiden Soekarno yaitu Televisi Republik Indonesia (TVRI).24 Agustus
1962, berdasarkan SK Menpen RI No. 20/SK/VII/61 Kehadiran televisi nasional
dirancang untuk meliput dan meliput secara resmi untuk dokumentasi semua event game
yang terjadi saat itu. Media televisi merupakan keran untuk memasukkan informasi baru
dan sebagai alat perubahan budaya.

Di indonesia, eksistensi televisi masih menjadi perhatian masyarakat untuk ikut


berkontribusi dalam kehidupan dengan audio visual yang bertujuan untuk menyebarkan
informasi, pendidikan, hiburan, dan yang lainnya. Berdasarkan Survei Katadata (Januari,
2022) 47% masyarakaat TV dan media sosial menjadi media terpercaya mengungguli
situs resmi pemerintah yang menjadikan televisi menjadi sumber media yang paling
dipercaya untuk mendapatkan informasi di Indonesia.

Munculnya perkembangan-perkembangan media baru yang kian cepat dan praktis


juga mendorong media TV untuk menjadi terdepan bagi audiencenya. Indonesia sebagai
negara berkembang dan negara ketiga memiliki tahapan proses digitalisasi yang
cenderung lambat. Namun,  keterlambatan itu mulai memiliki titik terang dalam
perkembangan digitalisasi di indonesia dengan Konvergensi media, memiliki definisi
yaitu ketika adanya penggabungan media-media yang digunakan dan diarahkan untuk
menempuh tujuan yang sama dalam perkembangan teknologi komunikasi digital.
Pesatnya perkembangan di indonesia ditandai dengan disahkan Perundang-undangan
No.11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dan konvergensi media digital dalam bentuk
media TV menjadi pertanda keseriusan pemerintah untuk menyambut era penyiaran ditial
yang lebih berkualitas. Dengan Pasal 60 A yang berbunyi “ Penyelenggaraan penyiaran
dilaksanakan dengan mengikuti perkembangan teknologi, termasuk migrasi transmisi
Dari teknologi analog ke teknologi digital. Artikel ini adalah dasar
legal untuk pelaksanaan transisi dari penyiaran analog ke digital atau
juga dikenal sebagai Analog Switch Off (ASO).”
Terjadinya peralihan ini dapat disebut sebagai konvergensi media karena adanya
kerjasama dari media internet ke dalam perkembangan dunia TV dan saling kooperatif
antara keduanya dan memunculkan adanya benturan dari media lama dan media baru,
konvergensi dapat dilihat ketika media TV menjadi  konglomerasi media lintas platform
yang lebih besar dari sebelumnya yang membidangkan dirinya secara khusus dalam
media (seperti cetak, radio, televisi atau online). Dan yang perlu diketahui juga
konvergensi bukan hanya sekedar perubahan media namun juga merubah adanya relasi
terhadap teknologi, industri, masyarakat dan khalayak.

Menurut Henry Jenkins yang dikutip dari Journal of the Cultural Logic of Media
Convergence (2004), menyatakan bahwa internet adalah pendukung utama pertumbuhan
konvergensi media yang memiliki kemungkinan menyatukan berbagai media tradisional
yang dapat diakses melalui internet. Dalam aspek lainnya, masyarakat menjadi mudah
dalam mengakses informasi, berita, konten, hiburan, dan yang lainnya. Hal ini juga
diperkuat dengan teori yang dikemukakan oleh Henry Jenkins juga pada tahun 2006 yang
menyatakan bahwa konvergensi adalah kata yang mengatur untuk menggambarkan
perubahan teknologi, industri, budaya, dan sosial yang bergantung pada siapa yang
berbicara dan apa yang mereka pikir mereka sedang membicarakannya.

Konvergensi TV digital dan pemerintah sebagai fasilitator dengan KOMINFO sebagai


pelaksana mulai memberlakukan penghentian total siaran televisi digital atau Analog
Switch Off (ASO), Berdasarkan UU Cipta Kerja, Kominfo memiliki tugas untuk
pemberhentian siaran TV analog ke siaran TV digital.ASO memiliki pengertian adanya
penghentian siaran TV analog yang sepenuhnya beralih kepada siaran TV digital.
Penghentian TV analog ke TV digital sebagai Konvergensi media baru yang merupakan
pekerjaan besar dengan persiapan yang banyak bagi siapa saja elemen penggunanya, dan
perlu diketahui juga bahwa literasi digital masyarakat Indonesia masih berada pada level
sedang.

Banyak faktor-faktor perubahan yang menyebabkan masyarakat menjadi tidak siap


akan perubahan media baru, atau bahkan masalah dari ketidaksiapan tersebut timbul
karena pemerintah yang kurang persiapan dalam ASO. Untuk mengetahui hal tersebut,
diperlukannya analisis lebih luas terhadap konvergensi dengan masyarakat dalam
menghadapi era digital khususnya media televisi.
II.                Isi 

 Pentingnya konvergensi media TV digital

Perubahan dan peralihan sebuah media terjadi ketika adanya batasan dengan berbagai
media tidak terlihat, dan akhirnya menciptakan sebuah media baru unggulan yang tungal,
dan perubahan tersebut mengubah semua elemen informasi yang ada pada media
sebelumnya menjadi berteknologi digital. Konvergensi dinilai menjadi penting dalam
kemajuan sebuah negara, karena ketika perubahan terjadi pada TV akan memunculkan
TV yang berkualitas dengan gambar dan suara yang lebih baik, serta mempersiapkan
akses 5G yang efektif di indonesia. Konvergensi ini memungkinkan terjadinya
diversifikasi menjadi multikanal dan terkoneksi langsung dengan internet yang disebut
sebagai media baru. Selain itu informasi menjadi lebih mudah mendapatkan akses dan
penyebarannya semakin mudah dan cepat dengan khalayak yang memiliki permintaan
informasi dengan persaingan antar kanal yang ketat dan elemen informasi yang juga
berubah menjadi bentuk digital. Dengan adanya perubahan migrasi TV analog menjadi
digital memungkinkan adanya penyatuan ke dalam industri media dari media cetak,
penyiaran, internet dan berkembangan menjadi lebih cepat, beragam dan lebih dinamis.

 Implikasi yang dibawa Konvergensi Media terhadap Masyarakat Indonesia

a. sisi positif :

1. sebagai wadah untuk memperluas informasi dengan akses internet yang cepat
2. masyarakat memiliki banyak pilihan untuk penggunaan media sebagai alat kebutuhan
informasi sesuai dengan kenyamanan pribadi seseorang, dan masyarakat bisa
menggunakan 1 media untuk menggunakan kegiatan yang beragam.
3. Mempengaruhi tingkat pertumbuhan perusahaan dan industri komunikasi dengan
adanya perubahan pada perilaku masyarakat terhadap budaya berkomunkasi pada era
media baru
4. Banyaknya bermunculan bidang pekerjaan yang semakin bervariatif karena
permintaan masyarakat yang masih terhadap perkembangan media digital, seperti
social media specialist, Host Live Shopping, dan lain-lain.
5. Interaktif, media menjadi berpindah bermula hanya 1 way communication tanpa
adanya feedback menjadi 2 way communication yang memberikan umpan balik dan
respon terhadap informasi dan perkembangan sebuah media.
b. sisi negatif :

1. tandanya kehadiran media baru salah satunya dengan munculnya budaya baru, dalam
hal ini perubahan gaya hidup masyarakat menjadi lebih terikat kepada teknologi dan
memunculkan perilaku konsumtif, hedonisme, dan yang lainnya

2. turunnya ketertarikan berkomunikasi secara tatap muka, masyarakat menjadi lebih


individual.

3. terciptanya kesenjangan sosial yang semakin terlihat karena masifnya pengguna media,
dan juga terjadi tidak meratanya melek digital di indonesia.

4. turunnya minat masyarakat terhadap eksistensi media tradisional atau media cetak ke
media baru

 ASO (Analog Switch Off) 2022 di indonesia


Peghentiaan TV analog dengan peralihan menjadi lebih canggih ini juga memiliki
perbedaan dengan perubahan media baru lainnya, ASO memiliki tinjauan teknologi
yang digunakan dalam siaran, karena dalam sistemnya TV digital hanya
menggunakan pemancar sinyal UHF/VHF dalam pengerjaanya. Fokus utama ASO
untuk menentukan kesuksesan penyebaran keseluruh indonesia ketika proses
perpindahan dari analog dan digital. keterlibatan kebijakan simulcast,switch off, dan
regulas sebagai pedoman tata tertib untuk menghindari pelanggaran saat fase
pelaksanaan migrasi ini. Pelaksanaan ASO ini harus mengutamakan keadilan bagi
semua elemen dan aspek yang terlibat dalam pelaksanaannya.

Implementasi ASO telah dibagi menjadi 4 fase mulai tahun 2021 Indonesia tahun
2022 menurut Permia Cominfo Nomor 6 Tahun 2021 Implementasi ASO dibagi
menjadi 207 area layanan yang dibagi menjadi 34 Provinsi tersebar di seluruh
Indonesia. Migrasi digital tidak hanya digambarkan berubahnya analog ke digital.
Namun jauh dari itu, penerapan ASO harus dimaknai untuk meningkatkan dan
mendukung kualitas siaran di Indonesia Regulator yang jelas dan adaptif dengan
perkembangan teknologi yang membangun infrastruktur pengawasan modern untuk
memungkinkan hal ini untuk menjalankan kekuasaannya dengan
pengawasanlangsung dan partisipatif serta dapat disesuaikan dengan konten siaran
pada saat pengimplementasian ASO.
 Pelaksanaan ASO 2022

Dilaksanakannya  ASO penghentian secara resmi siaran TV analog pada 3 November


2022 pada 8 kabupaten dan kota di 4 wilayah siaran dan Jabodetabek yang terdiri dari 9
kabupaten dan kota ,pemadaman ini dilakukan sesuai Undang-Undang No.11 Tahun 2020
mengenai cipta kerja dan kesepakatan bersama Kemenkominfo dengan ATVSI (Asosiasi
Televisi Swasta Indonesia) dengan sosialisasi dan pembagian STB (set up box) gratis
secara merata. Menurut pemerintah, konvergensi ini dinilai siap dengan stasiun TV
penyelenggara multiplexing secara infrastruktur,  dan dalam pelaksanaannya akan
didirikan posko ASO yang bertujuan membantu berjalannya proses konvergensi dan
kendala dari masyarakat dalam menerima siaran digital.Analog Switch Off atau ASO
memiliki target pelaksanaan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2021
mengenai Pos, Telekomunikasi, dan penyiaran pada pasal 72 berisi mengenai migrasi
penyiaran sevata terestrial teknologi analog ke digital harus diselesaikan paling lama
dengan durasi waktu 2 tahun setelah direncanakan.

Namun disaat proses berjalannya konvergensi media setelah penghentian mundur TV


analog pada 3 November 2022 juga menimbulkan berbagai masalah, salah  satunya
adalah masyarakat Jabodetabek tidak akan bisa menikmati tayangan berbasis tv analog,
kecuali membeli set up box atau mengganti dengan membeli langganan TV parabola. Hal
ini membuat sejumlah warga yang kurang mampu di jakarta mengalami krisis hiburan
televisi, karena kenyataannya banyak warga yang belum mendapatkan bantuan
pemerintah mengenai set up box secara gratis dengan merata oleh pemerintah.

Dilansir oleh INews, seorang warga bernama marsinah menyatakan bahwa dirinya
sudah tidak bisa lagi mendapatkan tayangan televisi “ sudah tidak bisa menonton, mau
beli tidak ada duitnya”. Tersebar juga melalui akun sosial media tiktok @B4CHR13
mengungkapkan aspirasinya kepada pemerintah “nggak ada siaran, harus beli alat lagi
nih. Rakyat dikerjain terus, seharusnya kalau mau pakai alat (set up box) ya di
gratiskan...atau bayar setengah lah. Ini mah pemerintah nyari duit, ngga bagus kayak gini
caranya mengerjai orang terus, kan tahu sendiri zaman sekarang lagi susah, ngga boleh
begitu pak. Jangan matikan rakyat kecil” .
Selain ketidakmerataan pembagian set up box, beberapa masyarakat juga menerima
set up box dengan kualitas buruk dan tidak bisa diakses untuk penggunaan TV digital.

Masyarakat banyak yang sudah mengajukan permintaan namun belum juga


ditanggapi oleh pemerintah dalam penerimaan set up box, perlu menjadi perhatian bahwa
hiburan siaran televisi ini masih menjadi perhatian banyak masyarakat indonesia
terkhusus masyarakat pelosok dengan adanya konvergensi media TV ini, banyaknya
masyarakat yang kecewa dan tidak menerima hak penggunaan TV membuat pemerintah
dinilai belum siap akan teknis pemerataan, pemberian dan  pemeriksaan set up box
kepada masyarakat wilayah jabodetabek. Pemerintah sebagai fasilitator dan pendukung
disrupsi digital menanggapi masukan dari masyarakat dengan Mahfud MD sebagai
kemenkopolhukam “98 persen masyarakat sudah siap. sudah dibentuk posko-posko.
Siapa yang belum siap, bisa datang ke posko nanti dibantu yang 2 persen [belum dapat
STB] dari Jabodetabek. Dan 209 kab kota lainnya. Jadi kita sudah siap semua," sebagai
pernyataan perwakilan pemerintah dengan fakta di lapangan yang tidak sesuai dan terus
melakukan konvergensi ke daerah luar jabodetabek hingga desember mendatang.

Lain halnya dengan keluhan yang datang dari Dewan Perwakilan Rakyat, Nurul
Arifin Komisi I yang menyayangkan menyuntik mati TV analog tanpa memberikan solusi
dengan pembagiannya pun tidak merata, belum agi di pasaran sudah banyak beredar stb,
padahal menurut Nurul, STB bantuan seharusnya dibagikan terlebih dahulu. Baru
kemudian dijual. pembagian STB tak serta merta membuat masalah ASO ini selesai.
Pasalnya, masih ada biaya yang harus ditanggung setelah STB itu dibagikan. Masyarakat
harus menanggung biaya pemasangan yang tak sedikit.

Selain masyarakatnya, KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) Adiyana Slamet


menyatakan bahwa masalah juga hadir ketika menjelangnya ASO, salah satunya timbul
rasa terancam eksistensinya terhadap TV lokal yang memiliki keterbatasan dana dalam
penyiaran digital karena mahalnya kanal siaran dan banyak terjadinya blank spot area.
Peralihan migrasi penyiran digital juga seharusnya melihat kenyataan siap dan tidak
siapnya infrastruktur maupun regulasi, KPI sebagai instrumen regulasi pengawasan selain
menerima keluhan masyarakat terhadap perubahan digital juga seharusnya lebih
memahami peranan mereka dalam pemberlakuan perubahan yang terjadi.
Sejumlah stasiun TV juga menjadi perhatian dikarenakan belum memenuhi aturan
kesepakatan pemberhentian TV analog pada 2 November 2022. Ramainya di media sosial
terhadap warganet yang tetap dapat mengakses analog tv usai ASO diberlakukan. Usman
Kansong selaku Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo menyatakan
bahwa “ Sejumlah saluran televisi yang belum beralih ke tv digital, nah untuk itu sesuai
arahan bapak menteri kita akan bicarakan dengan mereka secara baik dan produktif, ddan kita
juga mengimbau mereka untuk segera beralih ke TV digtal sebagai bentuk kepatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan khususnya Undang-Undang Cipta Kerja”. Hal ini
dapat terlihat bahwa Kominfo tidak tegas dalam memberlakukan regulasi.

-          Pemerintah dinilai tidak siap terhadap konvergensi media TV digital

Berdasarkan pernyataan Direktur Eksekutif Nielsen Indonesia, Hellen mengatakan


bahwa setelah terjadinya perubahan pada daerah start di Jabodetabek yang bisa menonton
hanya 46%, sedangkan 54% lainnya masih proses migrasi.Kebijakan peralihan media tv
ini menjadi tidak bijak, pemberian fasilitas set up box bagi yang kurang mampu
seharusnya tepat sasaran, namun faktanya dengan berita yang viral dan populer dilihat di
media sosial memperlihatkan banyak masyarakat mengeluh tidak mampu membeli set up
box dengan beragam cerita yang memilukan. Hal ini perlu ditinjau kembali mengenai
pemerintah dalam proses pendistribusian set up box, selain itu pemerataan sinyal di
seluruh daerah khususnya pelosok untuk penggunaan TV digital juga harus benar benar
diperhatikan karena bahwasannya didapati masyarakat yang sudah menerima set up box
namun mengalami masalah no signal di daerahnya.

Hal ini menjadi tidak sejalan dengan teori konvergensi media Henry Jenkins yang
dikutip dari Journal of the Cultural Logic of Media Convergence (2004), menyatakan
bahwa internet adalah pendukung utama pertumbuhan konvergensi media yang memiliki
kemungkinan menyatukan berbagai media tradisional yang dapat diakses melalui internet
dan masyarakat menjadi mudah dalam mengakses informasi, berita, konten, hiburan, dan
yang lainnya. Namun, pada kenyataannya masyarakat justru tidak mendapatkan akses
yang baik dalam mendapatkan informasi, berita, konten, hiburan yang mereka ingin lihat
dari TV dan  ekspektasi TV digital yang diberikan oleh pemerintah malah menghilangkan
kesempatan masyarakat untuk mendapatkan tontonan yang lebih baik dari tv analog
sebelumnya.
Asosiasi Televisi swasta indonesia sebagai partner kerjasama Kominfo meminta
untuk menunda adanya ASO karena masyarakat yang belum siap pada bulan Oktober,
akhirnya ditunda hingga 2 november 2022. Namun setelah dilaksanakannya permulaan
ASO pada daerah Jabodetabek dari penundaan juga dirasa masyarakat belum siap karena
berdasarkan hasil survei 1 Oktober 2022 oleh AC Nielsen, hanya 43% masyarakat DKI
Jakarta yang siap berkonvergensi, masyarakat menjadi tidak memiliki akses menonton tv
karena ASO yang mematikan analog.  Adanya kasus ini  juga dikarenakan sosialisasi
yang tidak dilakukan secara masif oleh Kominfo kepada masyarakat luas  dan pendataan
pembagian set-up box yang mengakibatkan pemerintah belum siap akan perubahan. 
Harga Set up box juga melambung tinggi dari harga awal dipasaran menjadi dua kali lipat
dari 90 ribu menjadi 260 ribu, yang akhirnya beberapa warga memilih untuk tidak
menonton TV dan dananya dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan sehari hari.

Sampai saat ini proses migrasi masih terus berlangsung, penghentian siaran TV
analog yang telah dilakukan oleh Kominfo sudah di tahap II di 25 Kabupaten/kota dengan
5 wilayah yaitu Batam, Bandung, Semarang, Surakarta, dan Surabaya pada Jumat 2
Desember 2022 dengan total yang sudah terlaksana ASO berjumlah 255 Kabupaten/Kota.
Untuk pemerataan ASO 2022 yang memiliki target penyebaran keseluruh Indonesia
dibutuhkan pemerintah masih melakukan koordinasi dengan lembaga penyiaran mengenai
jadwal lanjutan pemberlakuan ASO pada kabupaten/Kota yang belum terlaksana. ASO di
Jabodetabek menjadi salah satu acuan yang memiliki pengaruh minat masyarakat di kota
lainnya untuk beralih ke siaran digital dengan rerata 42-59% dalam bulan Desember ini.

III.             Kesimpulan

Konvergensi di indonesia menjadi penting dikarenakan ketika perubahan terjadi pada


TV akan memunculkan TV yang berkualitas dengan gambar dan suara yang lebih baik,
serta mempersiapkan akses 5G yang efektif di indonesia. Perkembangan Konvergensi
media TV digital tentunya membutuhkan proses yang panjang, di saat berjalannya
peralihan ini banyak bermunculan dampak positif dan negatif terhadap masyarakat yang
menggabarkan bahwa pemerintah tidak sepenuhnya siap terhadap masalah-masalah yang
datang saat ASO di mulai. Selain masyarakatnya yang memiliki faktor ekonomi, dalam
segi infrastruktur pemerintah juga perlu berfous terhadap pemerataan sinyal dan distribusi
alat digital Set up box.
Dengan adanya perkembangan ini pastinya akan membawa indonesia terus maju ke
tahap era media baru yang kian cepat dan praktis. Namun,  pemerintah seharusnya
melakukan sosialisasi masif, pendataan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya, 
dan peningkatan kualitas infrastruktur seperti sinyal dan set up box secara merata, juga
perlu adanya pemerintah yang memberi berbagai program, dan masyarakat yang paham
digital, serta media penyiaran yang semakin maju agar kesenjangan digitalisasi lebih bisa
ditanggulangi dan masa depan era digital semakin terjamin kualitasnya baik dari
negaranya maupun masyarakatnya.

IV.             Daftar Pustaka

Ambar. (2017, Oktober 13). Teori Konvergensi Media – Jenis – Hambatan. Retrieved
Desember 11, 2022, from PakarKomunikasi: https://pakarkomunikasi.com/teori-
konvergensi-media

Haqqu, R. (2020). ERA BARU TELEVISI DALAM PANDANGAN KONVERGENSI


MEDIA. 15Jurnal Rekam, Vol. 16 No. 1 - April 2020, 1-4.

Pahlevi, R. (2022, January 21). Survei KIC: Masyarakat Lebih Percaya Televisi dan Media
Sosial Ketimbang Situs Resmi Pemerintah. Retrieved Desember 13, 2022, from
databoks: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/01/21/survei-kic-
masyarakat-lebih-percaya-televisi-dan-media-sosial-ketimbang-situs-resmi-
pemerintah

Syahnanto. (2022, Juli 4). Menakar Era Baru Televisi Dalam Transformasi Konvergensi
Media. Retrieved November 11, 2022, from Radar Depok:
https://www.radardepok.com/2022/07/menakar-era-baru-televisi-dalam-transformasi-
konvergensi-media/

Yusuf. (2022, November 3). Sebelum ASO Jabodetabek Dimulai, Menkominfo Cek Kesiapan
Teknis Siaran TV Digital. Retrieved Desember 11, 2022, from KOMINFO:
https://www.kominfo.go.id/content/detail/45392/sebelum-aso-jabodetabek-dimulai-
menkominfo-cek-kesiapan-teknis-siaran-tv-digital/0/berita_satker

Anda mungkin juga menyukai