ADVOKASI KEBIJAKAN
Dosen Pembimbing : Dr. Fajar Iswahyudi
DANY FACHRIZA
NIM. 2102018022
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi ini membuat seluruh negara di dunia untuk bermigrasi dari
sistem siaran analog ke digital. Bahkan beberapa negara maju telah mematikan sistem
siaran analog (analog switch-off) untuk berpindahke sistem siaran digital. Untuk
mengimplementasikan penyiaran digital, negara indonesia telah melakukannya sejak tahun
2012, dan di tahun berikutnya di berbagai kota besar yang sudah menggunakan sistem
siaran digital segera dilakukan analog switch-off. Pemerintah sudah merencanakan
melakukan analog switch-off secara nasional pada tahun 2018, namun baru terlaksana di
tahun 2022. Diharapkan pemirsa TV di Indonesia dan para pelaku industri penyiaran dapat
mendukung kebijakan migrasi ke sistem siaran TV digital.
BEBERAPA KEUNGGULAN TV DIGITAL
TV Digital (DTV) merupakan jenis televisi yang memakai modulasi digital dan sistem
kompresi dalam menyiarkan signal suara, gambar dan data ke pesawat televisi. Penyiaran
TV Digital Terrestial adalah penyiaran yang memakai frekwensi radio UHF/VHF yang mirip
penyiaran analog, tetapi sudah menggunakan format konten digital. Dibutuhkan antena DTT
(Digital Television Terrestrial), kabel DTV dan piringan satelit untuk menerima Frekuensi
sistem. Dapat juga memakai telepon cellular khususnya untuk menerima frekuensi televisi
digital berformat DMB dan DVB-H. Selain itu dapat memakai internet berkecepatan tinggi
atau IPTV (Internet Protocol Television).
Penerimaan siaran tetap tidak berbayar sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor
22 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Penyiaran TV Digital Terestrial. Penyelenggaraan
sistem siaran televisi digital telah dilakukan mulai tahun 2012. Analog Switch Off (ASO)
dilakukan bertahap pada tahun 2022 dan dijalankan sesuai amanat Undang-undang Cipta
Kerja (Ciptaker) tentang penyiaran, dengan metode seleksi dan evaluasi. izin
penyelenggaraan penyiaran TV Digital diberikan kepada Lembaga penyiaran publik (TVRI),
Lokal, Swasta dan Komunitas dengan syarat memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan
oleh Menteri Kominfo.
Infrastruktur yang memadai belum dimiliki Negara Indonesia untuk teknologi televisi
Digital. Kuantitas spektrum penyiaran juga sebagai sumber daya alam terbatas yang
berbanding terbalik terhadap kuantitas permintaan para pihak yang mau melaksanakan
penyiaran diluar jumlah lembaga penyiaran yang ada. Karena belum menerapkan
konvergensi, sehingga pemakaian infrastruktur penyiaran televisi analog tidak efisien. Dalam
sistem penyiaran analog, lembaga-lembaga penyiaran masing-masing memiliki infrastruktur
penyiaran. Sehingga biaya pemeliharaan infrastruktur menjadi mahal, membutuhkan daya
listrik yang besar, serta penggunaan banyak lahan. Kualitas siaran analog juga tidak merata
walaupun berada di wilayah yang sama.
Sesuai dengan Relatively Stable Parameters yang menjadi atribut dasar dari
permasalahan adalah masyarakat indonesia belum siap menerima perubahan siaran ke TV
Digital baik dari pengetahuan maupun kemampuan memiliki peralatan pendukung dan
dukungan dari pemerintah untuk migrasi tersebut sangat minim. Nilai-nilai dasar
sosiokultural dan struktur sosial kebanyakan masyarakat indonesia sudah merasa cukup
puas dengan TV Analog, mereka tidak ingin direpotkan dengan perubahan yang ditawarkan,
apalagi harus mengeluarkan biaya besar untuk hal yang mereka anggap sudah cukup
mewakili kebutuhannya. Pemerintah atau pemangku kebijakan mewajibkan peralihan ke TV
Digital namun kesiapan infrastruktur dan biaya masih minim.
Kebijakan ini jika gagal karena kurangnya strategi dan persiapan akan membuat
berbagai perubahan kondisi sosial dan ekonomi seperti; masyarakat beralih ke media lain
sebagai alternatif pengganti TV, masyarakat akan mendapatkan informasi yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan, para lembaga penyiaran TV akan mengalami pengurangan pemirsa
yang mempengaruhi pendapatannya, kreatifitas para pembuat acara akan berkurang karena
produknya tidak laku, kontrol pemerintah terhadap penyiaran menjadi berkurang, TV-TV
lama akan menjadi pajangan atau barang bekas saja, serta berbagai kondisi lainnya.
Kendala jangka pendek saat ini adalah apabila penyaluran bantuan terhadap
masyarakat kurang mampu tidak sampai, serta sosialisasi yang telah dilakukan selama ini
belum/kurang mendapat perhatian dari masyarakat yang tidak bergerak di sektor
penyiaran/komunikasi. Untuk sumber daya para lembaga penyiaran masih belum
terorganisir sehingga masih membutuhkan biaya yang cukup besar. Perlu dukungan dari
pemangku kebijakan agar pihak swasta mendapat nilai bisnis yang menguntungkan
pihaknya sehingga termotivasi untuk selalu meningkatkan kualitas penyiarannya. Regulasi
dari Pemerintah agar dapat memudahkan pihak lembaga penyiar maupun masyarakat.
PENUTUP
Peran dari Komisi Penyiaran juga sangat berpengaruh dalam peningkatan kualitas
siaran. Kewenangan dari Komisi Penyiaran tidak akan terpengaruh oleh Perpindahan sistem
Televisi Analog ke Televisi Digital. Sesungguhnya penerapan TV Digital ini sudah didahului
oleh negara-negara lain, bahkan negara-negara di Asia Tenggara. Dengan adanya kebijakan
ini, masyarakat yang tidak terjangkau oleh frekuensi sistem televisi analog dapat terlayani.
Informasi dan hiburan yang ditayangkan akan lebih banyak dan lebih baik oleh siaran TV
Digital dibandingkan TV analog. Perpindahan sistem penyiaran televisi ini sudah menjadi
keharusan sebagai tuntutan perkembangan teknologi serta tidak bisa ditunda lagi, baik oleh
masyarakat maupun lembaga penyiaran.