Disusun oleh :
Mohammad Fitra Ramadhan
(200110401021)
2020
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu. Pada kesempatan kali ini, saya membahas masalah
“Perkembangan Televisi Digital di Indonesia”. Saya memahami bahwa dalam penyusunan
tugas ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, maka saya mengharap kritik dan
saran yang dapat membangun demi kesempurnaan tulisan yang telah saya buat.
Kami berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Akhir kata saya ucapkan
terima kasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
COVER......................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................ 1
1.1 Latar Belakang............................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan......................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................. 2
2.1 Kondisi Indonesia dalam misi transisi televisi
analog ke digital.......................................................... 2
2.2 Kelebihan memakai TV Digital.................................. 4
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
ketika lokasi penerimaan semakin jauh dari titik transmisi sehingga menimbulkan noise
atau 'bersemut'. Selain itu juga rentannya sinyal siaran analog terhadap gangguan cuaca.
Membangun jaringan infrastruktur TV Digital memang membutuhkan investasi
yang besar. Operator multipleksing TV Digital harus membangun infrastruktur di
wilayah-wilayah layanan dalam zona layanannya sesuai komitmen pada saat seleksi
penyelenggaraan multipleksing. Namun infrastruktur yang sudah ada dapat tetap
dimanfaatkan seperti bangunan, SDM dan lain-lain. Nantinya operator multipleksing
tersebut dapat menyewakan sebagian kapasitas yang dimilikinya kepada lembaga
penyiaran yang menyediakan program siaran.
Jadi, penyedia konten tidak harus membangun infrastruktur sendiri semacam
pemancar, antena, tower, dan sebagainya. Penyedia konten cukup menyewa slot siaran
sesuai ketentuan kepada operator multipleksing untuk menyalurkan konten siarannya
kepada masyarakat di suatu wilayah. Model bisnis ini merupakan ketentuan yang telah
ditetapkan pemerintah dengan tetap mengedepankan prinsip open access dan non
discriminatory antara penyelenggara jaringan dengan penyedia konten siaran.
Proses transisi dari analog ke digital menuju pada saat dihentikannya siaran
analog (analog switch-off). Analog Switch Off (ASO) sudah dilakukan secara total di
banyak negara, antara lain Amerika Serikat (12 Juni 2009), Jepang (24 Juli 2011),
Kanada (31 Agustus 2011), Inggris dan Irlandia (24 Oktober 2012), Australia (2013).
Indonesia menetapkan ASO secara nasional pada 2018. Namun demikian, ASO akan
dilakukan sebelumnya secara bertahap di kota-kota besar yang telah lebih dulu terjangkau
siaran TV Digital. Seperti kota-kota di Jawa, rencananya ASO dilaksanakan pada 2015
setelah hampir seluruh populasi terjangkau dan sudah menonton siaran digital.
Berjalan mulus tidaknya proses migrasi hingga ASO tergantung pada dukungan
seluruh pemangku kepentingan. Kesadaran masyarakat mau membeli STB sendiri untuk
berpindah dari menonton siaran TV analog ke digital sangatlah penting. Operator
multipleksing TV Digital memang menyediakan STB sebagai bentuk komitmennya
mendukung program migrasi sistem penyiaran dari analog ke digital. Namun jumlahnya
terbatas dan pembagiannya juga membutuhkan waktu yang cukup lama serta kriteria
penerima harus sesuai ketentuan. Pemerintah juga mendorong pabrikan set top box lokal
untuk memproduksi STB yang berkualitas dengan harga jual terjangkau masyarakat luas.
3
2.2 Kelebihan memakai TV Digital
Keuntungan dari sinyal relatif digital ke TV digital-analog adalah ketahanan
terhadap kebisingan dan kemudahan perbaikan (recovery) di penerima dengan kode
koreksi kesalahan (error correction code). Selain itu, keuntungan lain dari transmisi
digital adalah sedikit bandwidth karena gangguan saluran digital lebih rendah, sehingga
lebih banyak saluran dapat dikemas atau "dipadatkan" dan dicatat. Hal ini menjadi
mungkin karena sistem siaran televisi digital menggunakan OFDM (Orthogonal
Frequency Division Multiplexing) yang tangguh untuk mengatasi efek dari plural-salib.
Keuntungan lain adalah bahwa sinyal digital bisa dioperasikan dengan daya yang rendah
(kurang daya). Ini adalah hal yang sangat mengutungkan di televisi digital. Kualitas
gambar dan warna keuntungan sangat jauh lebih baik daripada TV analog.
Televisi digital menyiarkan hasil kualitas gambar dan warna yang jauh lebih baik
daripada yang dihasilkan oleh televisi analog. sistem distribusi televisi digital
menghasilkan yang jelas gambar yang stabil bahkan jika alat-alat yang di penerima
penyiaran negara bergerak dengan kecepatan tinggi. televisi digital siaran presisi tinggi
dan kualitas resolusi. Teknologi digital memerlukan saluran siaran dengan tingkat yang
sangat tinggi mencapai Mbps untuk penyebaran informasi berkualitas tinggi.
4
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian makalah diatas, dapat disimpulkan bahwa saat ini Indonesia tengah
memasuki era penyiaran televisi digital dan sudah mulai melakukan transisi dari
penyiaran televisi analog menuju penyiaran televisi digital. Hal tersebut dilakukan karena
dalam penyiaran televisi digital, lebih banyak memiliki keuntungan yaitu seperti
ketahanan terhadap kebisingan dan kemudahan perbaikan (recovery) di penerima dengan
kode koreksi kesalahan (error correction code). Selain itu, keuntungan lain dari transmisi
digital adalah sedikit bandwidth karena gangguan saluran digital lebih rendah, sehingga
lebih banyak saluran dapat dikemas atau "dipadatkan" dan dicatat. Selain itu Televisi
digital menyiarkan hasil kualitas gambar dan warna yang jauh lebih baik daripada yang
dihasilkan oleh televisi analog.
5
DAFTAR PUSTAKA