Anda di halaman 1dari 14

Era Penyiaran Digital: Pengembangan

atau Pemberangusan TV Lokal dan TV Komunitas?

Agung Prabowo
Dosen Ilmu Komunikasi - UPN Veteran Yogyakarta

Abstrak
Migrasi TV digital masih menyimpan banyak pertanyaan yang belum ditemukan
jawabannya. Perkembangan terakhir Lembaga Penyiaran Penyelenggara Penyiaran
Multipleksing (LP3M) di 7 zona sudah ditetapkan. Masih tersisa 8 zona yang lain.
Pemenang penyelenggara multipleksing adalah pelaku broadcasting yang saat ini
menguasai pertelevisian di Indonesia. Investasi membangun multipleksing yang akan
berfungsi memancarkan sinyal digital ini merupakan kunci dalam bisnis TV digital.
Semua broadcaster harus menyewa untuk bisa siaran. Hal inilah yang menimbulkan
masalah bagi TV lokal maupun komunitas. Untuk menyewa mux (multipleksing)
angkanya diperkirakan 40 juta per bulan. Belum lagi mereka harus berinvestasi
peralatan untuk program yang berbasis digital. Untuk permasalahan ini diperlukan
campur tangan pemerintah. Harus ada regulasi yang melindungi pelaku yang lemah
dari sisi permodalan, namun memiliki keberpihakan kepada masyarakat seperti TV
komunitas.

Kata kunci : TV digital, TV analog, TV komunitas, TV lokal, set top box

Abstract
Digital TV migration still save a lot of questions that have not found the answer. Recent
developments The Institution of Broadcasting Services Multiplexing (LP3M) in 7 zones
have been established. Remaining 8 other zones. Winners multiplexing organizers are
actors who currently control the broadcasting of television in Indonesia. Investments that
will build multiplexing function emits a digital signal is a key in the digital TV business.
All broadcasters must hire to be broadcast. This has caused problems for local and
community TV. For rent mux (multiplexing) estimated the figure of 40 million per month.
Not to mention they have to invest in equipment for digital-based programs. For this
problem required government intervention. There should be regulations that protect the
weak actors from the capital side, but has a bias to the community such as community TV.

Key words : digital television, analog television, community television, local


television, set top box

Pendahuluan penyiaran dari analog ke digital. Apabila


Perubahan device teknologi komu­ masa sebelumnya pesawat penerima
nikasi sangat bervariasi dan berlangsung siaran hanya melalui fix television (TV
dalam waktu yang cepat. Industri “hilir” yang ada di rumah), sekarang dengan
dalam teknologi komunikasi ini mempe­ ditemukannya tablet dan smartphone.
ngaruhi industri lain yang berkaitan, Akibatnya aktivitas menonton televisi
termasuk industri penyiaran. Inovasi ini bisa dilakukan di mana saja. Perilaku
juga merupakan salah satu faktor kuat menonton TV pun mulai berubah. Rata-
yang mendorong perubahan teknologi rata menonton TV di rumah hanya

Jurnal Komunikasi, Volume 1, Nomor 4, Januari 2012 301


Era Penyiaran Digital... Agung Prabowo

sekitar 2,5 jam. Selebihnya aktivitas yang ini memungkinkan munculnya era
berhubungan dengan media dilakukan konvergensi TV. Namun untuk memasuki
melalui tablet maupun smartphone. era konvergensi TV perlu perubahan
Melihat perubahan teknologi budaya mengkonsumsi media.
serta perilaku konsumsi media itulah Dilihat dari sifat penggunaannya,
mendo­rong pemerintah mengeluarkan jenis penyiaran sebenarnya ada empat.
kebijakan migrasi penyiaran analog Pertama, TV Tradisonal, yaitu penyiaran
ke digital. Hingga Agustus 2012, televisi yang seperti dikonsumsi saat ini.
langkah pemerintah untuk memasuki Televisi hanya ditonton tanpa variasi
era penyiaran digital, dilakukan aktivitas yang lain. Kedua Hibryd TV,
melalui  Peraturan Menteri Kominfo yaitu siaran yang bersamaan antara
No. 05 tahun 2012 dengan mengadopsi TV dan internet. Internet diharapkan
standar penyiaran televisi digital akan bisa bridging dengan TV. Perilaku
terestrial  Digital Video Broadcasting - masyarakat dalam mengkonsumsi
Terrestrial second generation  (DVB-T2). TV dan internet berbeda. Mereka
Sebelumnya, melalui Keputusan Menteri Mengkonsumsi internet bisa enam jam
Komunikasi dan Informatika Nomor: lebih. Sementara nonton TV hanya
07/P/ M.KOMINFO/3/2007 tanggal 21 berkisar satu jam saja. Penyiaran hibryd
Maret 2007 tentang Standar Penyiaran dilakukan Untuk memenuhi perilaku
Digital Terestrial untuk Televisi Tidak yang seperti ini, sehingga mereka
Bergerak di Indonesia, pemerintah yang sedang main internet bisa juga
menetapkan standar DVB-T (Digital Video melakukan aktivitas menonton TV. Ketiga
Broadcating-Teresterial) sebagai standar TV Interaktif yaitu penyiaran yang tidak
penyiaran televisi digital teresterial tidak hanya satu arah, tetapi bisa digunakan
bergerak di Indonesia. dua arah. Penonton TV bisa melakukan
Keunggulan DVB-T2 dibanding interaksi dengan program yang sedang
DVB-T atau teknologi digital terrestrial ditonton. Keempat TV Konvergensi,
television (DTT) yang lain di antaranya yaitu penyiaran konvergensi tidak hanya
adalah sinyal yang lebih kuat sehingga berbasis internet tetapi juga berbasis IT
bisa diterima oleh antena in door maupun platform lain seperti misalnya di smart
out door. Bisa digunakan untuk siaran phone, mobil. Penyiaran ini akan mampu
berkualitas Standard Definition TV, High menyesuaikan adanya berbagai macam
Definition TV (HDTV), mobile TV secara device yang ada di masyarakat untuk
bersamaan, coverage-nya lebih luas, menerima siaran TV, termasuk mobile TV.
power device reciever-nya lebih hemat Saat ini sepertinya masyarakat Indonesia
dan sebagainya. Teknologi DVB-T2 masih berada pada TV Tradisional.

Gambar 1.
Sifat Teknologi Penyiaran

Single Platform Multi Platform

One Way Traditional TV Hybrid TV

Two Way Interactive TV Media Convergence

302 Jurnal Komunikasi, Volume 1, Nomor 4, Januari 2012


Agung Prabowo Era Penyiaran Digital...

Sementara sesuai dengan saluran yang lainnya seperti receiver (Set Top
yang digunakan, teknologi penyiaran Box) maka siaran ini belum banyak
digital dapat digolongkan ke dalam tiga diketahui oleh masyarakat. Kondisi ini
jenis, yaitu penyiaran digital melalui menimbulkan dilema di pihak LP3M.
satelit, penyiaran digital melalui kabel Perangkat pemancar digital yang
optik dan penyiaran melalui frekuensi memakan investasi tidak sedikit (konon
radio (terestrial). Dilihat dari potensi hingga 400 Milyar Rupiah) belum bisa
teknologinya, penyiaran melalui dimanfaatkan secara optimal. Untuk
kabel optik sebenarnya lebih unggul menjaga dari ancaman kerusakan, biaya
dibanding yang lain, karena teknologi ini pemeliharaan pemancar inipun tidak
memungkinkan adanya menu interaktif. sedikit (30 – 60 juta per bulan).
Namun apabila saat ini yang menjadi Masyarakat pun masih belum benar-
topik diskusi yang hangat adalah benar paham mengenai penyelenggaraan
penyiaran terestrial, hal ini tidak terlepas penyiaran digital. Informasi yang
dari sifat frekuensi ini yang merupakan disosiali­sasikan lebih berisi mengenai
domain publik. Wilayah publik inilah keun­tungan dari kualitas gambar pe­
yang menjadi alasan harus adanya aturan nyiaran digital. Sementara pemahaman
main serta kebijakan yang dapat menjaga mengenai device-nya (pesawat televisinya)
kepentingan publik selain kekuatannya belum dipahami secara baik. Situasi
dalam membentuk masyarakat informasi. ini sering dimanfaatkan oleh penjual
Sifat publik ini juga menjadikan proses pesawat televisi untuk menghabiskan
migrasi penyiaran tidak bisa berjalan stok penjualan televisi analog. Sementara
mulus sesuai dengan tahapan yang sudah informasi yang memadai mengenai
ditetapkan. spesifikasi televisi yang kompatibel
Ketidakmulusan tahapan sesuai dengan teknologi penyiaran digital
yang sudah ditetapkan terlihat dari sepertinya sengaja tidak diberikan oleh
realisasi yang terjadi hingga pertengahan penjual pesawat televisi.
tahun 2013 ini. Sesuai dengan roadmap Langkah proses digitalisasi pe­
migrasi penyiaran digital, pada tahun nyiaran televisi di Indonesia sebenarnya
2012 mestinya swich off sudah dimulai terlihat dari adanya Peraturan Menteri
di DKI Jakarta dan daerah ekonomi Komunikasi dan Informatika Nomor :
maju seperti Jawa Barat, Jawa Tengah 27/P/M.Kominfo/8/2008 tentang Uji
dan Jawa Timur. Langkah pelelangan Coba Lapangan Penyelenggaraan Siaran
Lembaga Penyiaran Penyelenggara Televisi Digital, tertanggal 5 Agustus
Penyiaran Multipleksing (LP3M) sudah 2008. Dalam peraturan menteri tersebut
dilakukan. Pemenang LP3M sudah digariskan uji coba yang akan dilakukan
ditetapkan. Hardiyanto Saroso, sekretaris mengubah pola penerimaan televisi
perusahaan SCTV yang menjadi salah pelanggan. Dalam uji coba yang dilakukan,
satu LP3M yang memenangkan di zona ada beberapa hal yang akan dievaluasi,
DKI dan Jawa Timur mengaku bahwa antara lain model penyelenggaraan
pihaknya sudah menyiapkan perangkat siaran televisi digital, model regulasi
pemancar digital (multyplexer) sejak uji dan kelembagaan, program siaran dan
coba 2008 dan sudah bersiaran rutin sejak fitur layanan televisi digital, serta kinerja
September 2012. Namun karena belum perangkat dan sistem.
ada kesiapan perangkat pendukung

Jurnal Komunikasi, Volume 1, Nomor 4, Januari 2012 303


Era Penyiaran Digital... Agung Prabowo

Semua negara harus telah mene­ 2012, China tahun 2012, UK Oktober 2012,
tapkan tahun migrasi dari siaran analog ke Brunei Juni 2014, Malaysia Desember
digital. Negara-negara maju di Eropa dan 2015, Singapura tahun 2015, Thailand dan
Amerika Serikat bahkan telah mematikan Pilipina 2015, sementara Vietnam tahun
siaran analog (analog switch-off) dan 2020 (http://www.tvdigital.kominfo.
beralih ke siaran digital. Kondisi global go.id). Indonesia merencanakan switch
menunjukkan bahwa 85% wilayah dunia off pada 2012. Namun rencana tersebut
sudah mulai mengimplementasikan sepertinya masih belum jelas mengingat
televisi digital. Jepang melakukan analog hingga pertengahan 2013, analog switch off
switch off pada Juli 2011, Korea Desember belum bisa dilaksanakan.

Kondisi Global Implementasi TV Digital


Sumber: http://www.newupower.com

Dalam roadmap  implementasi infrastruktur TV digital; dimulai lisensi


penyiaran televisi digital, pemerintah baru untuk penyelenggara infrastruktur
merencanakan bahwa tahun 2018 akan TV digital; pemetaan lokasi dimulainya
dilakukan analog cut off secara nasional. siaran digital dan dihentikannya siaran
Migrasi setiap zona berbeda. Oleh karena analog; mendorong industri elektronik
itu, sejak saat ini masyarakat dan para dalam negeri dalam penyediaan peralatan
pelaku industri agar  mempersiapkan penerima TV digital.
diri untuk  melakukan migrasi dari  era Tahap kedua, ditargetkan mulai
penyiaran TV analog menuju  era tahun 2013-2017 dengan kegiatan meli­
penyiaran TV digital. puti penghentian siaran TV analog di
Pemerintah telah menetapkan tiga kota-kota besar dilanjutkan dengan
tahap yang akan dilalui dalam pelak­ daerah regional lain; serta intensifikasi
sanaan migrasi ke penyiaran digital. penerbitan izin bagi mux operator yang
Tahap pertama akan dimulai 2008 -2012 awalnya beroperasi analog ke digital.
meliputi tahap uji coba; penghentian Tahap ketiga atau tahap terakhir me­
izin lisensi baru untuk TV analog rupakan periode dimana seluruh siaran
setelah beroperasinya penyelenggara

304 Jurnal Komunikasi, Volume 1, Nomor 4, Januari 2012


Agung Prabowo Era Penyiaran Digital...

TV analog dihentikan, siaran TV digital kanal 49 ke atas digunakan untuk sistem


beroperasi penuh pada band IV dan V, dan telekomunikasi nirkabel masa depan.

Rangkaian kegiatan yang telah Agustus 2009, Menteri Kominfo waktu itu,
dilaksanakan dalam rangka migrasi Muhammad Nuh,  meresmikan uji coba
siaran analog ke digital di antaranya: soft lapangan siaran digital untuk penerimaan
launching  uji coba siaran TV digital di TV bergerak (Mobile TV) yang dilakukan
wilayah Jabodetabek oleh Wakil Presiden oleh Konsorsium Tren Mobile TV dan
Jusuf Kalla pada tanggal 13 Agustus Konsorsium Telkom – Telkomsel –
2008 di TVRI. Kemudian secara resmi Indonusa. Pada awal tahun 2010, Menteri
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Komunikasi dan Informatika, Tifatul
melakukan  Grand Launching  uji coba Sembiring meresmikan uji coba lapangan
siaran TV digital pada tanggal 20 Mei 2009, penyiaran TV digital untuk wilayah
bertepatan dengan Hari Kebangkitan Bandung dan sekitarnya. Pada kegiatan
Nasional yang pelaksanaannya dipu­ yang dilaksanakan di Sasana Budaya
satkan di Studio SCTV Jakarta. Kegiatan Ganesha tersebut, sebanyak kurang
uji coba ini merupakan hasil kerjasama lebih 1000 set top box diberikan kepada
antara pemerintah dengan Konsorsium masyarakat Bandung sebagai bentuk
TV Digital Indonesia (KTDI) yang sosialisasi dan dukungan pemerintah
anggotanya terdiri dari 6 TV swasta dalam mensukseskan migrasi dari
nasional yang ada di Indonesia (SCTV, penyiaran TV analog ke TV digital.
TransTV, Trans7, ANTV, TVOne and Pengalaman di negara lain dalam
Metro). Kemudian pada tanggal 3 melakukan migrasi penyiaran analog ke

Jurnal Komunikasi, Volume 1, Nomor 4, Januari 2012 305


Era Penyiaran Digital... Agung Prabowo

digital menunjukkan banyak hal yang data saat ini di Indonesia terdapat
harus dipikirkan dan dikelola secara 11 TV berizin siaran nasional, 97 TV
cermat. Di Inggris misalnya, persiapan berizin regional, 30 TV berlangganan (60
untuk proses tersebut dilakukan selama 17 persen TV kabel, 20 persen satelit dan
tahun dengan mengadakan sekian serial 20 persen Terestrial) serta ada sekitar
studi mendalam dan simultan tentang 300 izin baru yang tak terlayani karena
perilaku penonton, daya beli masyarakat, sudah tak tersedia lagi kanal TV (Antara
cost benefit analysis, aksesibilitas masya­ News, 2008). Teknologi penyiaran
rakat terhadap teknologi tersebut, digital kemudian menjadi jawaban yang
kesiapan teknologi, standardisasi tekno­ masuk akal karena teknologi ini dapat
logi, sampai pada serangkaian regu­lasi memperbanyak kanal televisi.
yang harus dipersiapkan untuk me­nga­ Teknologi penyiaran televisi digital
turnya. Bahkan di Inggris, juga diper­ sangat berbeda dengan teknologi televisi
siapkan langkah-langkah jangka panjang analog yang ada selama ini. Teknologi
untuk mengelola pesawat TV analog televisi digital akan mengakibatkan
yang tidak dipakai lagi oleh masyarakat. konvergensi media yang semakin tajam
Bagi pelaku industri penyiaran, dan intensif. Konvergensi tersebut tidak
migrasi ke TV digital ini tidak ubahnya hanya terjadi di dalam aspek teknologinya
seperti meninggalkan rumah sendiri yang saja melainkan juga akan terjadi pada
sudah dibangun nyaman dan lengkap, tataran pengelolaan dan implikasinya.
untuk selanjutnya harus menyewa rumah Konvergensi teknologi penyiaran digital
orang lain yang harga sewanya tidak sekaligus akan membawa implikasi
murah’. Menurut perhitungan kasar salah sosial, politik dan ekonomi di bidang
satu LP3M, harga sewa mux berkisar 40 penyiaran yang sangat siginifikan. Seperti
juta rupiah setiap bulannya. Artinya ditegaskan oleh Tadayoni & Skuby (1999)
broadcaster harus menyediakan dana berikut ini:
sebesar itu untuk tetap bisa memancarkan Technological innovations like digi­
programnya. Bagi pemain besar di dunia talization, audio and video coding
penyiaran, dana sebesar ini tentu bukan technologies computerization and
masalah. Hal ini menjadi masalah ketika broadband infrastructure, such as cable
and satellite networks , make service
ditimpakan kepada TV lokal serta TV
provision across the sectoral boundaries
komunitas yang sebenarnya mulai possible. This Also imposes new political
bergairah. Permasalahannya adalah and regulatory challenges and makes
bagaimana masa depan TV lokal dan TV re-thinking and re-design of existing
komunitas di era digital? regulatory framework for communication
anecessity (Reza Tadayoni and Knud
Erik Skouby, 1999, Telecommunications
Model Bisnis TV Digital
Policy 23, 175-199).
Keputusan pemerintah untuk me­
ngadopsi teknologi penyiaran digital Beberapa keuntungan utama
meng­gantikan teknologi televisi analog dari pemakaian sistem digital pada
memang dapat dipahami. Teknologi dunia televisi, adalah : (1) Kualitas
penyiaran digital telah menjadi tren transmisi meningkat karena sinyal-
teknologi global sehingga harus diikuti sinyal digital tidak terlalu rentan
apabila bangsa Indonesia tidak ingin terhadap gangguan dan distorsi, (2)
tertinggal dan terkucil. Sementara itu, berlimpahnya saluran (channel), yang

306 Jurnal Komunikasi, Volume 1, Nomor 4, Januari 2012


Agung Prabowo Era Penyiaran Digital...

dimungkinkan karena adanya kompresi xviii).


digital (digital compression). Kompresi Selain menjanjikan beragam keun­
video memungkinkan untuk mengirim tungan, migrasi teknologi dari analog
10 program acara secara serempak pada ke digital membawa konsekuensi yang
saluran-saluran yang hanya memiliki tidak sederhana, baik dari segi teknis,
satu progam acara. Puncaknya adalah politis, sosial dan budaya. Pengalaman
terwujudnya sistem video sesuai di Amerika Serikat, televisi digital
permintaan (video on demand) atau secara membawa perubahan fundamental pada
umum media sesuai permintaan (media on bagaimana TV diproduksi, diedit, dan
demand) karena banyaknya saluran yang disiarkan. TV digital mempersyaratkan
tersedia. (3) Pengawasan oleh pemakai. perubahan infrastruktur secara massif
Melimpahnya pilihan menimbulkan untuk pembuatan dan transmisi sinyal
tantangan baru : pemakai menjadi digital, termasuk juga penggantian
pengawas yang mengendalikan pilihan. pesawat TV analog ke pesawat digital. Di
Portal, mesin pencari, dan program AS lebih dari 200 juta pesawat TV analog
penyaringan (seperti V-Chip) yang harus diganti. Transisi dari analog ke
memungkinkan menyaring program digital dimulai tahun 1990, era TV analog
berbau seksual dan kekerasan, menjadi diputuskan untuk diakhiri oleh The
solusi. (Straubhaar dan LaRose, 2000: 22- Federal Communication Commision pada
23). Desember 2008 (Weber & Tom, 2007:
Selain itu, menurut Weber & Tom xvii).
(2007: xvi) keuntungan TV digital bagi Kompleksitas persoalan migrasi
konsumen : (1) Peningkatan kualitas teknologi digital pada televisi,
video (termasuk reproduksi warna dipengaruhi oleh aspek bisnis industri
yang lebih baik, resolusi pixel yang lebih televisi itu sendiri. Menurut (Drury, et all,
tinggi, frame gambar yang progresif. 2001:14-18), bisnis televisi dipengaruhi
High Definition TV (HDTV) menawarkan oleh (1) infrastruktur penyiaran, (2)
lebih dari enam kali resolusi gambar TV regulasi, dan (3) masalah komersial.
analog. (2) Pilihan audio yang banyak, Infrastruktur penyiaran terdiri dari
(3) Dapat dikoneksikan dengan personal beberapa bagian yang saling terkait,
computer, (3) Tersedianya Random Acces yaitu : (1) program dan produksinya, (2)
Storage yang memungkinkan akses lebih kompilasi program dalam jadwal iklan,
cepat, (4) Time Shifting (pelanggan dapat (3) jaringan transmisi, (4) emisi atau
mengintervensi siaran, misalnya dengan radiasi sinyal dari transmitter terrestrial
memberikan respon secara langsung). atau satelit, dan (5) infrastruktur industri
Adapun keuntungan bagi operator atau televisi.
distributor : (1) Bandwidth yang lebih
Regulasi dibutuhkan untuk
efisien, (2) Storage yang berkurang (3)
mengontrol akses terhadap spectrum
Lebih mudah, termasuk bagi pengiklan
yang terbatas dan menjamin bahwa
untuk mengkreasikan iklannya, (4)
spectrum itu digunakan oleh orang atau
Manajemen arsip akan lebih tertata, (5)
organisasi yang bertanggung jawab
Tersedianya multi use hardisc. Revolusi
terhadap kepentingan publik. Regulasi
TV digital bersamaan dengan revolusi
diterapkan dengan pendekatan yang
internet juga melahirkan IPTV (Internet
berbeda-beda, misalnya pendekatan
Protocol Television) (Weber & Tom, 2007:

Jurnal Komunikasi, Volume 1, Nomor 4, Januari 2012 307


Era Penyiaran Digital... Agung Prabowo

yang lebih dikendalikan kepentingan antara teknologi dan masyarakat,


komersial seperti di AS, atau kepentingan antara artefak teknis dan wacana yang
publik di Eropa secara umum, atau melingkupinya adalah hal penting bagi
pendekatan lain yang lebih menekankan teknologi sepeti DMB untuk didisain,
kontrol negara dan lembaga penyiaran dikembangkan dan digunakan. Sawyer
dijalankan untuk kepentingan politik . dalam Shin (2006) menyebutkan bahwa
Efek teknologi digital yang membawa socio-technical perspective adalah kerangka
konvergensi di antara media penyiaran, kerja yang baik untuk menginvestigasi
telekomunikasi, dan industri komputer, hubungan yang kompleks antara teknis
menyebabkan badan-badan regulator dan proses sosial sebagai fenomena yang
mendapat tantangan karena munculnya serius untuk mempertimbangkan asepek
tumpang tindih jurisdiksi dan hubungan detail teknis dan sosial dalm teknologi
di antara mereka. Masalah komersial informasi. Pendekatan sistem socio-
selalu muncul karena broadcasting adalah technical digunakan secara luas dalam
bisnis. Kepentingan ekonomi selalu mendisain sistem kerja dan mendasari
dihadapkan dengan kepentingan sosial sub sistem teknis dan sistem sosial. Kedua
publik. (Drury, et all, 2001: 17). sub sub sistem ini bersifat interdependent
Aspek bisnis televisi digital menjadi dan jika digabungkan dalam sebauh
sentral perbincangan dalam migrasi disain maka keseluruhan sistem akan
tekologi tersebut, sehingga perancangan berjalan optimal (Sitter et al dalam Shin,
model bisnis yang paling tepat diterapkan 2006).
menjadi agenda besar. Digital Multimedia Teori socio-technical memberi kontri­
Broadcasting (DMB) sebagai produk busi dalam memahami interaksi sosial
teknologi baru tidak hanya dilihat sebagai dan artefak teknis (Shin, 2005). Teori
produk teknologi semata, tetapi penting ini digunakan juga dalam redesain
untuk dilihat dari aspek teknis, ekonomis organisasi (Pasmore et al dalam Shin,
dan regulasi. Munculnya DMB telah 2006). Tujuan teori ini adalah mengem­
mempengaruhi generasi lingkungan bangkan desain organisasi secara opti­
jaringan masa depan (a next generation mal yang memungkinkan komponen
network environment). Shin (2006) mengkaji yang ada bekerja sama secara baik. Kom­
bagaimana DMB menjadi pemicu dalam ponen itu adalah : sub sistem sosial, sub
perubahan stuktur industri, pasar dan sistem teknik, dan sub sistem lingkungan.
politik di Korea. Selain itu ditelaah juga Dengan tiga komponen ini perspektif socio
apa faktor-faktor apa yang menyebabkan technical digunakan untuk menginvestigasi
cepatnya perkembangan DMB di Korea. integrasi teknologi, proses, sumber daya
DMB Korea merupakan hasil dari strategi manusia, dan struk­tur organisasi (Posmore
proaktif operator telekom dan kebijakan dalam Shin, 2006).
pemerintah untuk mendukung strategi Teori Socio-technical system melihat
itu. Perspektif socio-technical menyediakan implementasi sebuah produk teknologi
framework yang kuat karena bersifat dalam tiga subsistem yaitu : sub sistem
integatif dan holistik. teknis (infrastruktur, peralatan, aplikasi
Perspektif socio-technical ini didasari dan layanan), sub sistem sosial (pasar,
oleh teori social construction yang melihat pelanggan, dan industri), dan lingkungan
persoalan teknologi sebagai persoalan (regulasi, kebijakan dan masyarakat).
teknis dan sosial sekaligus. Hubungan Studi yang dilakukan Shin (2006) melihat

308 Jurnal Komunikasi, Volume 1, Nomor 4, Januari 2012


Agung Prabowo Era Penyiaran Digital...

hubungan antara subsistem-subsistem dan regulasi lainnya. Socio-technical


itu untuk melihat dinamika perubahan perspective memperlihatkan aspek DMB
teknologi dengan mencermati hubungan dan interaksi dinamis antara technology,
interaksi sosial dan pilihan teknologi. service, market, regulation, dan
Dalam konteks ini, televisi digital dapat pengguna. Keseluruhan pengembangan
dilihat sebagai sebuah artefak sosio- DMB di Korea memperlihatkan bahwa
teknis yang memiliki keterkaitan dengan teknologinya relatif dikembangkan,
kultur, politik, industri dan masyarakat. tetapi aspek lain seperti pasar, pengguna
Masing-masing sub sistem teknis, sosial dan regulasi tidak dikembangkan secepat
dan lingkungan itu dijelaskan untuk pengembangan teknologi.
menjadi referensi faktor lain. Sehingga
Teknologi penyiaran digital yang
teknologi tidak dapat dilihat sebagai
mampu menampung siaran lebih banyak,
teknologi semata.
membuka peluang untuk munculnya
Berdasarkan studi Shin (2006), bisnis yang men-support untuk menopang
pengalaman pengembangan Digital kemungkinan siaran yang muncul.
Multimedia Broadcasting di Korea Gambaran sederhananya di Zona 6
menunjukkan bahwa regulasi seolah Jateng DIY. Di zona ini akan kebagian
menjadi kembali ke belakang seperti enam kanal frekuensi. Dalam teknologi
di masa awal pembangunan. Karena ini setiap frekuensi bisa menampung 12
ketiadaan konsep yang jelas tentang
siaran. Artinya apabila berjalan secara
konvergensi dan kebijakan yang relevan,
optimal, di wilayah ini saja akan ada
regulasi dan layanan konvergensi, DMB
72 stasiun TV yang beroperasi. Untuk
di Korea menghadapi overlaping regulasi
memenuhi kebutuhan siaran stasiun
di satu kasus dan ketiadaan regulasi di
sebanyak itu membutuhkan suporting
kasus yang lain. Regulator penyiaran
Industry seperti Production House (PH).
Korea memainkan peran penting untuk
Oleh karenanya model bisnis TV digital
regulasi DMB seperti lisensi, spektrum,
bisa digambarkan dalam gambar berikut.

Rantai Produksi TV Digital TT

Dari gambar di atas tampak memung­ program siaran atau Lembaga Penyiaran
kinkan munculnya pemain-pemain baru Penyelenggara Program Siaran (LP3S),
dalam bisnis penyiaran televisi digital multiplekser/ Lembaga Penyiaran Pe­
terestrial. Pemain-pemain baru itu nyelenggara Penyiaran Multipleksing
adalah penyedia konten, penyelenggara (LP3M) dan penyedia menara dan pe­

Jurnal Komunikasi, Volume 1, Nomor 4, Januari 2012 309


Era Penyiaran Digital... Agung Prabowo

rangkat. Semakin banyaknya pemain secara bisnis lebih visible dan menjanjikan,
dalam bisnis penyiaran digital terestrial isu untuk menjadi LP3M lebih seru
ini menjadi semakin berkurang kemung­ daripada isu tentang LP3S.hingga saat ini
kinan monopoli dari hulu sampai ke isu untuk menjadi LP3S berhembus tidak
hilir bisnis televisi. Idealnya dengan sekencang LP3M.
berkurangnya monopoli secara alamiah Pembagian blok dalam model gambar
ini akan meningkatkan kinerja bisnis di atas diharapkan akan menghasilkan
dalam industri televisi digital. efisiensi biaya (cost), fokus atas bisnis
Konten, akan diproduksi oleh pe­ sesuai dengan fungsi-fungsinya dan ter­
nyedia jasa produksi content siaran jadi kompetisi yang sehat antara para
televisi. Penyedia jasa produksi konten pemainnya. Penyelenggara program
ini bisa individu ataupun kelom­pok. siaran dan penyelenggara Multiplekser
Program Siaran, merupakan gabungan yang juga sebagai pemegang Hak Peng­
dari kontent-konten yang disusun gunaan Frekuensi memiliki lisensi tersen­
berdasarkan jadwal tertentu dan diri dan tidak harus dimiliki oleh satu
disiarkan. Multiplekser, merupakan badan hukum tertentu.
sistem perangkat untuk menya­ Izin penyelenggaraan multiplekser/
lurkan beberapa program siaran dari transmisi akan diberikan melalui me­
para Penyelenggara Program Siaran kanisme seleksi atau lelang (beauty
yang kemudian dipancarkan kepada contest). Izin penyelenggara Program
masyarakat/penonton melalui suatu Siaran berlaku untuk wilayah jang­
perangkat transmisi. Transmisi meru­ kauan siaran sesuai wilayah jangkauan
pakan perangkat untuk meman­ siaran yang tercantum dalam IPP
carkan siaran dari multi­plekser kepada setiap Penyelenggara Program Siaran,
masyarakat/penonton dengan meng­ sedangkan izin Penyelenggara Multi­
gunakan media spectrum frekuensi radio. plekser berlaku untuk satu zona layanan.
Perangkat penerima, dapat berupa
Dalam satu wilayah jangkauan
pesawat penerima televisi digital atau
siaran, Penyelenggara Multipleks
pesawat penerima televisi analog yang
hanya boleh menggunakan satu kanal
dilengkapi dengan set top box (STB).
frekuensi. Penyelenggara Program Siaran
Dilihat model bisnisnya, pelaku (PS) Swasta hanya boleh menyiarkan
utama dalam sistem penyiaran semacam satu program siaran yang disalurkan
itu terletak pada Lembaga Penyiaran melalui Penyelenggara Multipleks yang
Penyelenggara Program Siaran (LP3S) beroperasi dalam wilayah jangkauan
dan Lembaga Penyiaran Penyelenggara siaran sebagaimana tercantum pada IPP
Penyiaran Multipleksing (LP3M). Dari yang dimiliki PS tersebut. Tidak boleh ada
keduanya,LP3M lah yang memiliki kepemilikan silang pada Penyelenggara
‘kuasa’ dalam penyelenggaraan siaran. Multipleks dalam 1 (satu) zona layanan.
Oleh karenanya tidak mengherankan
Tujuh dari 15 zona layanan telah
ketika proses pelelangan penyelenggara
dilakukan pelelangan. Pemenang pada
multiplekser menjadi isu penting dalam
masing-masing zona tersebut dalam tabel
proses migrasi TV digital. Nantinya
berikut :
semua LP3S harus menyewa LP3M agar
dapat menyelenggarakan siaran. Karena

310 Jurnal Komunikasi, Volume 1, Nomor 4, Januari 2012


Agung Prabowo Era Penyiaran Digital...

Hasil Seleksi Lembaga Penyiaran Penyelenggara Penyiaran Multipleksing Pada


Penyelenggaraan Penyiaran Televisi Digital Terestrial Penerimaan Tetap
Tidak Berbayar (Free to Air)
Zona Layanan Perusahaan Nama Sebutan
zona layanan 1 PT. RCTI Lima Belas Aceh RCTI Network
(Aceh dan Sumatera Utara) PT. Cakrawala Andalas Televisi Medan ANTV Medan
dan Batam
PT. Trans7 Medan Palembang Trans7 Medan
PT. Media Televisi Banda Aceh Metro TV Aceh
PT. Indosiar Medan Televisi Indosiar Medan
zona layanan 14 PT. Trans7 Pontianak Samarinda Trans7 Samarinda
(Kalimantan Timur dan PT. GTV Tujuh Global TV
Kalimantan Selatan)
PT. Lativi Mediakarya Manado dan Sa- TVOne Samarinda
marinda
PT. Media Televisi Banjarmasin Metro TV Kalsel
PT. Surya Citra Multikreasi SCTV Banjarmasin
Zone Layanan 4 PT Banten Sinat Dunia Televisi BSTV
(DKI Jakarta dan Banten) PT Lativi Media Karya TVOne
PT Media Televisi Indonesia Metro TV
PT Surya Citra Televisi SCTV
PT Televisi Transformasi Indonesia Trans TV
Zone Layanan 5 PT Cakrawala Andalas Televisi Bandung ANTV Bandung
(Jawa Barat) dan Bengkulu
PT Indosiar Bandung Televisi Indosiar Bandung
PT Media Televisi Bandung Metro TV Jabar
PT RCTI Satu RCTI Network
PT Trans TV Yogyakarta Bandung Trans TV Bandung
Zone Layanan 6 PT GTV Dua Global TV
(Jawa Tengah dan PT Indosiar Televisi Semarang Indosiar Semarang
Yogyakarta)
PT Lativi Mediakarya Semarang-Padang TVOne Semarang
Metro TV Jawa
PT Media Televisi Semarang
Tengah
PT Trans TV Semarang  Makassar Trans TV Semarang
Zone Layanan 7 PT Cakrawala Andalas Televisi ANTV
(Jawa Timur). PT Global Informasi Bermutu Global TV
PT Media Televisi Indonesia Metro TV
PT Surya Citra Televisi SCTV
PT Televisi Transformasi Indonesia Trans TV
Zone Layanan 15 PT RCTI Sepuluh RCTI Network
(Kepulauan Riau). PT Surya Citra Pesona Media SCTV Batam
PT Trans TV Batam Kendari Trans TV Batam

Jurnal Komunikasi, Volume 1, Nomor 4, Januari 2012 311


Era Penyiaran Digital... Agung Prabowo

Tabel tersebut menunjukkan tanah air. Menjamurnya TV lokal yang


bahwa pemenang penyelenggara multi­ sepertinya sedang berusaha untuk
plexing adalah pelaku lama yang saat meramaikann industri pertelevisian,
ini menguasai pertelevisian nasional. sepertinya harus tiarap lagi. Ketika
Hampir bisa dipastikan bahwa di era TV lokal saat ini sedang menemukan
digital nantinya tetap akan dikuasai oleh bentuknya dan mulai bisa bertahan, harus
industri pertelevisian besar, sehingga menerima kenyataan merubah model
harapan untuk adanya diversity of content bisnis dari yang selama ini dijalankan.
maupun ownership tetap kalah oleh Asosiasi TV Lokal menilai, adanya
mekanisme liberal semacam ini. kewajiban menyerahkan sejumlah
uang jaminan sampai miliaran rupiah
Prospek TV Lokal dan TV Komunitas merupakan hal yang memberatkan bagi
Data belanja iklan media di TV lokal. Pada tahap prakualifikasi, calon
Indonesia sepanjang tahun 2012 menurut peserta LP3M wajib menyerahkan uang
AC Nielsen mengalami pertumbuhan jaminan Rp 1 miliar. Kemudian, jika lulus
sebesar 20% dibandingkan dengan tahap prakualifikasi, calon peserta LP3M
tahun sebelumnya. Nilainya mencapai menyerahkan jaminan lagi sebesar Rp 7
Rp 87 triliun, dengan media televisi miliar agar bisa masuk proses kualifikasi.
mendominasi 64% dari total belanja iklan, Selain itu, ATVLI mengeluhkan standar
diikuti surat kabar sebesar 33%, dan 3% infrastruktur yang harus digunakan
di majalah atau tabloid. Selain menjadi sebuah lembaga siaran yang wajib
pangsa belanja iklan terbesar, belanja disesuaikan dengan standar penyiaran
iklan di media televisi juga mengalami pemerintah (Kontan.co.id diakses tanggal
pertumbuhan sebesar 24%, tertinggi 22 Mei 2013).
dibandingkan media cetak seperti surat Biaya investasi yang cukup tinggi
kabar dan majalah yang hanya tumbuh menjadikan TV lokal kesulitan untuk
14% dan 7%. beradaptasi dengan teknologi digital.
Angka 64% untuk televisi tersebut Jogja TV mengaku, untuk bertahan
merupakan angka kotor, belum dikurangi pada situasi sekarang saja masih berat.
diskon atau harga khusus. Angka yang Pendapatan baru mampu menutup
benar-benar masuk adalah sekitar 36%. biaya operasional. Untuk berinvestasi
Untuk TV lokal lebih kecil lagi. Biaya tentunya membutuhkan suntikan dana
investasi yang cukup besar, biaya sewa dari pihak lain. Sementara dilihat dari
yang tidak sedikit serta sistem produksi prospek pendapatan juga dirasakan
yang harus berstandar digital menjadikan masih berat. Selama TV nasional masih
lembaga penyiaran yang bermodal pas- mendominasi siaran di daerah, upaya
pasan tidak akan mampu bersaing di era TV lokal untuk merebut iklan akan berat.
digital. Praktis peralatan yang dimiliki Untuk mengatasi kendala investasi yang
sekarang yang msih berbasis analog tidak mahal ini, teknologi yang dikembangkan
bisa digunakan lagi. Broadcaster harus sepertinya mengarah ke televisi satelit
berinvestasi untuk memenuhi standar dengan menggunakan dekoder.
digital. Nasib yang sama akan menimpa TV
Realitas semacam ini dikeluhkan komunitas. Untuk menyewa multiplekser
oleh TV lokal hampir di seluruh penjuru seharga 40 juta rupiah setiap bulan sangat

312 Jurnal Komunikasi, Volume 1, Nomor 4, Januari 2012


Agung Prabowo Era Penyiaran Digital...

mustahil dilakukan. Sementara untuk broadcasting-nya harus menyewa pemilik


mengharapkan diberikannya frekuensi multiplekser tersebut.
secara gratis juga tidak mungkin. Bagi broadcaster besar seperti yang
Kondisi ini yang sekarang menghantui ada sekarang ini, investasi TV digital
penyelenggara TV Komunitas. Salah hampir bukan merupakan masalah.
satu alternatif yang muncul adalah Namun bagi TV lokal dan TV komunitas
melakukan siaran bersama dalam satu investasi sebesar itu merupakan masalah
mux dengan sharing waktu. Artinya yang serius. Biaya sewa multiplekser
beberapa TV Komunitas menyewa satu masih menunggu kebijakan pemerintah.
mux untuk digunakan bersama-sama. Namun berdasarkan perhitungan bisnis
Namun masalah yang akan muncul pemenang pelaksana multipleksing,
adalah alokasi waktunya. sewanya berkisar 40 juta setiap bulan.
Dari dilema ini, yang menjadi Tanpa keberpihakan pemerintah, jelas
permasalahan selanjutnya adalah TV lokal dan TV komunitas tidak akan
apakah era TV digital akan menambah mampu menyewa. Diversity of content
dan meningkatkan jumlah industri TV dan diversity of ownership hanya menjadi
atau sebaliknya justru memberangus sebuah wacana tanpa ujung. Sekali
penyiaran yang sekarang sudah ada. lagi perlu campur tangan pemerintah
diharapkan untuk menyelamatkan
Simpulan pertelevisian nasional dari dominasi
Teknologi penyiaran digital kuasa modal.
merupakan era yang baru baik dari
segi produksi, distribusi maupun
bisnis. Dari aspek produksi, peralatan
pendukung teknologi ini adalah berbasis Daftar Pustaka
digital. Broadcaster yang sekarang ini Braet, Olivier, Ballon, Pieter, (2008),
menggunakan teknologi analog, mau Cooperation Models for Mobile
tidak mau harus berinvestasi untuk Television in Europe, Telematics and
peralatan digital. Aspek ini sepertinya Informatics 25 (2008), 216-236
bukan mejadi masalah besar dalam dunia Drury, Godon, Markarian, Garik,
penyiaran di Indonesia, karena 80 % Pickavance, Keith, (2001), Coding
program sudah berbasis digital. Aspek and Modulation for Digital Television,
kedua masalah distribusi berkaitan Kluwer Academic Publishers,
Norwell Massachusetts
dengan device penerimanya. Saat ini
Shin, Dong H, (2006), Socio-Technical
masyarakat belum paham betul mengenai
Challenges in The Development of Digital
device penerima siaran digital. Sehingga Multimedia Broadcasting : A Survey of
ketika belanja pesawat televisi aspek Korean Mobile Television Development,
teknologi ini tidak menjadi pertimbangan. Technological Forecasting and Social
Ketiga masalah bisnis. Model bisnis Change, 73 (2006), 1144-1160
televisi digital titik sentral industrinya Strabhaar, LaRose, (2000), Media Now,
adalah pelaksana multiplekser. Untuk Communication Media in Information
membangun multiplekser membutuhkan Age, Wadsworth, Belmont USA.
modal yang besar. Sementara pelaksana

Jurnal Komunikasi, Volume 1, Nomor 4, Januari 2012 313


Era Penyiaran Digital... Agung Prabowo

Tayadoni, Reza, Skuby, Knud, Erik, Weber,Joseph, Newberry, Tom, (2007),


(1999), Terrestrial Digital Broadcasting: IPTV Crash Course, McGraw Hill,
Convergence and Its Regulatory New York :
Implications, Telecommunications
Policy 23 (1999) : 175-199

314 Jurnal Komunikasi, Volume 1, Nomor 4, Januari 2012

Anda mungkin juga menyukai