Anda di halaman 1dari 35

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Sebuah penelitian tentu membutuhkan namanya desain penelitian, jika

tidak ada desain penelitian maka peneliti tidak memiliki gambaran atau arahan

atau rancangan atau pedoman dalam mengerjakan penelitiannya.

Desain penelitian menurut Silaen (2018, h.23), “Desain penelitian

adalah desain mengenai keseluruhan proses yang diperlukan dalam perencanaan

dan pelaksaan penelitian”.

Pendapat lain mengenai desain penelitian, menurut Moleong, (2014,

h.71), “Desain penelitian adalah pedoman atau prosedur serta teknik dalam

perencanaan penelitian yang bertujuan untuk membangun strategi yang

menghasilkan blue print atau model penelitian.”

Pengertian dan tujuan desain peneleitian menurut Yin (2015, h.28),

“Desain penelitian lebih dari rencana kerja. Tujuan utama dari desain penelitian

untuk membantu peneliti terhindar dari data yang tak terarah ke sejumlah

pertanyaan penelitian awal.”

45
46

Berdasarkan pengertian desain penelitain tersebut, penulis

menyimpulkan bahwa desain penelitian adalah keseluruhan proses atau pedoman

ataau prosedur serta teknik dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian yang

bertujuan membangun strategi yang menghasilakan metode penelitian, namun

desain penelitian lebih dari rencana kerja. Tujuan desain penelitian untuk

membantu peneliti terhindar dari data yang tak terarah ke sejumlaj pertanyaan

penelitian awal.

3.1.1. Pendekatan Penelitian

Pada penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan penelitian

kualitatif. Pendekatan kualitatif ini digunakan untuk menjawab masalah

penelitian terkait perspektif media online kompas.com pada pemberitaan

mengenai penolakan impor beras oleh presiden Joko Widodo.

Terkait pendekatan penelitian maka, penelitian kualitatif menurut

Sukmadinata (2010, h.60), “Penelitian kualitatif merupakan penelitian untuk

mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap

kepercayaan, persepsi, pemikiran secara individual maupun kelompok.”

Sedangkan pendapat lain pengertian penelitian kualitatif menurut

Sugiyono (2015, h.1), “Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian

yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawan

adalah eksperimen) di mana peneliti merupakan instrumen kunci.”

Metode penelitian kualitatif menurut Afrizal (2014, h.13), “Metode


47

penelitian kualitatif didefinisikan sebagai metode penelitian ilmu-ilmu sosial

yang mengumpulkan dan menganalisis data berupa kata-kata (lisan maupun

tulisan) dan perbuatan-perbuatan manusia serta peneliti tidak berusaha

menghitung atau mengkuantifikasi data kualitatif yang telah diperoleh dan

dengan demikian tidak menganalisis angka- angka.”

Berdasarkan pengertian pendekatan penelitian kualitatif penulis dapat

menyimpulkan, pendekatan penelitian kualitatif adalah penelitian untuk

menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap kepercayaan, persepsi

pada kondisi objek yang alamiah, kemudian mendeskripsikan data berupa kata-

kata (lisan maupun tulisan) dan perbuatan-perbuatan manusia yang di mana

peneliti merupakan instrumen kunci.

Jika dikaitkan dengan penelitian penolakan impor beras oleh presiden

Jokowi, maka penulis menggunakan pendekatan penelitian kualitatif untuk

mengumpulkan dan menganalisis data yang berupa kata- kata dan perbuatan

manusia dari fenomena ataupun gejala sosial. Penulis ingin menganalisis

perspektif media online kompas.com pada pemberitaan mengenai penolakan

impor beras oleh presiden Jokowi.

3.1.2. Metode Penelitian

Penulis menggunakan metode penelitian analisis framing model Robert

N. Entman untuk meneliti perspektif dan ideologi media online kompas.com

pada pemberitaan mengenai penolakan impor beras oleh presiden Jokowi.


48

Metode ini digunakan untuk menganalisis pembingkaian suatu fakta menjadi

informasi dalam pemberitaan.

Penjelesan framing menurut Sobur (2012, h.162) yaitu, “Pendekatan

untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh

wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita.”

Pendapat lain mengenai framing, Eriyanto (2012, h.162) mengatakan,

“Analisis framing adalah salah satu metode analisis teks yang berada dalam

kategori penelitian konstruksionis. Analisis framing juga termaksuk dalam

paradigma konstruksionis. Paradigma konstruksionis mempunyai posisi dan

pandangan tersendiri terhadap media dan teks berita yang dihasilkannya. Konsep

mengenai konstruksionisdi perkenalkan oleh sosiologi interpretative.

Analisis framing menurut Kriyantono (2012, h.255), “Analisis framing

adalah salah satu metode analisis media, seperti halnya analisis isi dan

semiotika. Analisis framing digunakan untuk mengetahui bagaimana perspektif

atau cara pandang yang digunakan wartawan ketika meyeleksi isu dan menulis

berita. Cara pandang dan perspektif itu pada akhirnya menentukan fakta apa

yang diambil, bagian mana yang ditonjolkan dan dihilangkan serta hendak

dibawa kemana berita tersebut.”

Berdasarkan pengertian analisis framing tersebut penulis dapat

menyimpulkan, bahwa analisis framing adalah pendekatan dengan menggunakan

metode analisis media, seperti analisis isi dan teks yang dihasilkan oleh media

untuk mengetahui prespektif atau cara pandang atau paradigma konstruksionis


49

yang digunakan wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita. Cara

pandang dan perspektif itu pada akhirnya menentukan fakta apa yang diambil,

bagian mana yang ditonjolkan dan dihilangkan serta hendak dibawa kemana

berita tersebut.

Analisis framing terbagi menjadi empat model yang dicetuskan oleh

empat peneliti yang meneliti mengenai konsep framing diantaranya ada model

Murray Edelman, Robert N. Entman, William A. Gamson, dan Zhongdang Pan

& Gerald M. Kosicki. Setiap model ini memiliki cara berbeda dalam

menganalisis framing suatu media.

Jika dikaitkan dengan penelitan penolakan imor beras oleh presiden

Joko Widodo, penulis ingin mengetahui prepektif dan cara pandang serta

ideologi media online kompas.com dalam menulis berita dan menyeleksi isu

terkait pemberitaan penlokan impor beras oleh presiden Jokowi. Penulis memilih

menggunakan model framing milik Robert n Entman.

Pengertian model Robert N. Entman menurut Kriyantono (2012,

h.257) merupakan, “Penonjolan aspek-aspek tertentu dari sebuah isu berkaitan

dengan penulisan fakta. Ketika aspek tertentu dari suatu peristiwa dipilih,

bagaimana aspek tersebut ditulis. Hal ini sangat berkaitan dengan pemakaian

kata, kalimat, gambar, dan citra tertentu untuk ditampilkan kepada khalayak.”

Model Robert N. Entman memiliki empat elemen untuk mengtahui

bingkai yang digunakan oleh media, Eriyanto (2012, h.225-227)

menggambarkan empat elemen model Robert N. Entman sebagai berikut:


50

1. Define Problems (Pendefinisan Masalah) adalah elemen pertama yang

menekankan bagaimana peristiwa dipahami oleh wartawan. Peristiwa

yang sama dapat dipahami secara berbeda. Dan bingkai yang berbeda

ini akan menyebabkan realitas bentukan yang berbeda.

2. Diagnose Causes (Memperkirakan Masalah atau Sumber Masalah)

merupakan elemen framing untuk membingkai siapa yang dianggap

menjadi penyebab dari suatu masalah atau peristiwa. Penyebab disini

bisa berarti apa (what), dan juga dapat berarti siapa (who). Bagaimana

peristiwa dipahami, tentu saja menentukan apa dan siapa yang dianggap

sebagai sumber masalah. Karena itu, masalah yang dipahami secara

berbeda, penyebab masalah secara tidak lasngung juga akan dipahami

secara berbeda pula.

3. Make Moral Judgment (Membuat Keputusan Moral) adalah elemen

framing yang dipakai untuk membenarkan atau memberi argumentasi

pada pendefinisian masalah yang sudah dibuat. Ketika masalah sudah

didefinisikan, penyebab masalah sudah ditentukan, dibutuhkan sebuah

argumentasi yang kuat untuk mendukung gagasan tersebut. Gagasan

yang dikutip berhubungan dengan sesuatu yang familier dan dikenal

oleh khalayak.

4. Treatment Recommendation (Penyelesaian yang Disarankan) elemen

ini dipakai untuk menilai apa yang dikehendaki oleh wartawan, jalan
51

apa yang dipilih untuk menyelesaikan masalah. Penyelesaian itu sendiri

memiliki kaitan dengan peristiwa yang dilihat dan siapa yang

dipandang sebagai penyebab masalah.

Konsep mengenai framing dari Entman tersebut menggambarkan

secara luas bagaimana peristiwa dimaknai dan kemudian dibingkai media. Jika

melihat empat elemen tersebut, maka analaisis yang penulis lakukan terkait

media kompas.com dalam menyisipkan ideologinya serta bagaimana

pembingkaian yang dilakukan terhadap isu yang ada mengenai pemberitaan

penolakan impor beras oleh presiden Joko Widodo.

3.1.3. Sifat Penelitian

Terkait dengan sifat penelitian, maka ada beberapa cara dalam

menganalisis data terdapat beberapa sifat penelitian. Kriyantono (2010, h.68-70)

menjelaskan empat jenis sifat penelitian, sebagai berikut:

1. Eksploratif

Riset untuk menggali data, tanpa mengoperasioanalisasi konsep atau menguji

konsep pada realitas yang diteliti. Riset ini paling sederhana dan mendasar

(biasanya kualitatif). Jenis riset yang dikenal adalah riset grounded.

2. Deskriptif

Jenis riset ini bertujuan membuat deskriptif secara sistematis, faktual dan

akurat tentang fakta-fakta dan sifat populasi atau objek tertentu. Periset sudah

mempunyai konsep (biasanya satu konsep) dan kerangka konseptual. Melalui


52

kerangka konseptual (landasan teori), periset melakukan operasionalisasi

konsep yang akan menghasilkan variabel serta indikasinya. Riset ini

menggambarkan realitas yang sedang terjadi tanpa menjelaskan hubungan

antar variabel.

3. Eksplanatif

Periset menghubungkan atau mencari sebab akibat antara dua atau lebih

konsep (variabel) yang akan diteliti. Periset membutuhkan definisi konsep,

kerangka konseptual dan kerangka teori. Periset perlu melakukan kegiatan

berteori dengan lainnya. Variabel adalah konsep yang bisa diukur. Kegiatan

berteori ini ada dalam kerangka teori. Sering disebut pula sebagai jenis riset

korelasional dan komperatif.

4. Evaluatif

Riset ini mengkaji efektivitas atau keberhasilan suatu program. Riset ini

membutuhkan definisi konsep, hipotesis, ukuran keberhasilan riset, dan

rekomendasi. Karena riset ini ingin melihat hubungan juga efektivitas,

dibutuhkan sebuah tujuan program yang diteliti dan apa yang ingin diteliti

dan dianalisiskan. Evaluasi evaluatif adalah penelitian evaluasi setelah

program berakhir dan evaluasi formatif dilakukan sewaktu program berjalan.

Penulis menggunakan sifat penelitian jenis deskriptif dalam

menganalisis perspektif media online kompas.com pada pemberitaan mengenai

penolakan impor beras oleh presiden Joko Widodo. Sebab, penulis sudah
53

mempunyai konsep serta kerangka konseptual yang kemudian akan dilakukan

operasionalisasi konsep dan menggambarkan realitas yang sedang terjadi tanpa

menjelaskan hubungan antar variabel.

Metode penelitian deskriptif menurut Mukhtar (2013, h.10), “Metode

penelitian deskriptif kualitatif adalah sebuah metode yang digunakan peneliti

untuk menemukan pengetahuan atau teori terhadap penelitian pada satu waktu

tertentu.”

Sedangkan metode deskriptif menurut Sugiyono (2011, h.21)

menjelaskan, “Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk

menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan

untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.”

Pendapat lain mengenai metode deskriptif menurut Moh. Nazir (2012,

h.54), “Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok

manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu

kelas peristiwa pada masa sekarang.”

Penulis menyimpulkan berdasarkan pengertian tersebut, metode

deskriptif kualitatif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan,

meneliti, menganalisis status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi,

suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.

Metode ini digunakan peneliti untuk menemukan pengetahuan atau teori

terhadap penelitian pada satu waktu tertentu, namun tidak digunakan untuk
54

membuat kesimpulan yang lebih luas.

Jika dikaitkan dengan penelitian ini, penulis memilih peneitian

kulitatif dengan sifat penelitian deskriptif untuk menggambarkan serta

menganalisis suatu sistem pemikiran media yakni idelogi dan pembingkaian

yang dilakukan media online kompas.com, serta peristiwa atau kondisi atau

gejala sosial yakni penolakan impor beras oleh presiden Jokowi, dua hal ini yang

dijadikan penulis sebagai bahan penelitian.

3.1.4. Bahan Penelitian dan Unit Analisis

Bahan penelitian yang penulis gunakan adalah semua berita mengenai

penolakan impor beras oleh presiden Jokowi di media online kompas.com mulai

dari 6 Maret 2021 hingga 22 Juni 2021. Penulis menentukan bahan penelitian

mulai dari 6 Maret 2021 karena isu impor beras ini memunculkan kontroversial

baik dari masyarakat, para petani, kementrian, dan presiden Jokowi hingga 22

Juni 2021 isu ini diberitakan oleh kompas.com.

Unit analisis menurut Hamidi (2010, h.75-76), “Unit analisis adalah

satuan yang diteliti bisa berupa individu, kelompok, organisasi, benda, atau

suatu peristiwa sosial seperti aktivitas individu atau kelompok.”

Sedangkan unit analisis menurut Arikunto (2013, h.187) menjelaskan,

“Unit analisis adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek

penelitian. Dalam pengertian lain, unit analisis diartikan sebagai sesuatu yang

berkaitan dengan fokus/komponen yang diteliti. Unit analisis ini dilakukan oleh

peneliti agar validitas dan reliabilitas penelitian dapat.”


55

Pendapat lain mengenai unit analisis, menurut Sugiyono (2016;298),

“Unit analisis adalah satuan yang di teliti yang bisa berupa individu, kelompok,

benda atau suatu latar peristiwa sosial seperti misalnya aktivitas individu atau

sekelompok sebagai subjek penelitian.”

Penulis menyimpulkan dari pengertian tersebut bahwa unit analisis

merupakan satuan tertentu yang diteliti bisa berupa individu, kelompok,

organisasi, peristiwa sosial atau kompenen lain sebagai subjek penelitian. Unit

analisis dilakukan oleh peneliti agar validitas dan reliabilitas penelitian bisa

didapatkan.

Jika dikaitkan dengan penelitian yang dilakukan penulis, unit analis

yang digunakan adalah per berita mengenai penolakan impor beras oleh presiden

Joko Widodo yang ditulis dan dipublikasikan oleh kompas.com dengan

menganalisis kata, kalimat, dan paragraf dengan menggunakan metode analisis

framing Robert N. Entman untuk mengetahui prespektif serta ideologi dari

kompas.com.

3.5.1. Populasi dan Sampel

Populasi dan sampel merupakan hal yang paling penting dalam sebuah

penelitian karena berguna untuk menjadi bahan dan unit analisis penelitian

ilmiah sekaligus agar validitas dan reliabilitas penelitian bisa didapatkan.

Satori dan Komariah (2017, h.153) mengatakan, “Populasi merupakan

objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah topik penelitian dan
56

memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.”

Kriyantono (2012, h.153) menuturkan, “Populasi (kumpulan objek

riset) bisa berupa orang, organisasi, kata-kata dan kalimat, simbol-simbol

nonverbal, surat kabar, radio, televisi, iklan, daln lainnya.”

Berdasarkan pengertian populasi tersebut penulis menyimpulkan,

populasi merupakan wilayah yang terdiri atas objek atau subjek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu serta memenuhi syarat-syarat

tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian atau yang sudah ditetapkan

oleh penelitian untuk kemudian di pelajari dan diambil sampelnya. Populasi bisa

berupa orang, organisasi, kata-kata dan kalimat, simbol-simbol nonverbal, surat

kabar, radio, televisi, iklan, dan lainnya.

Jika dikaitkan dengan penelitian penulis maka populasi yang penulis

ambil sebanyak 36 berita yang ditulis dan dipublikasikan oleh kompas.com

terkait penolakan impor beras oleh presiden Joko Widodo, edisi terbitan yang

penulis ambil dari tanggal 06 Maret 2021 sampai dengan 22 Juni 2021, Berikut

adalah daftar populasi berita yang penulis teliti:


57

Tabel 3

Populasi Berita Mengenai Penolakan

impor beras oleh presiden Jokowi

NO Waktu Judul Berita Topik


1. Sabtu, 6 Maret Jokowi Janji Tolak Janji Jokowi nyapres 2014, yang

2021, pukul 08.05 Impor Beras Sejak diingkari oleh presiden karena

WIB Nyapres di 2014, kenyataan presiden

Realisasinya? merencanakan mengimpor beras.

2. Selasa, 16 Maret Ironi Seruan Jokowi Ungkapan Jokowi menolak

2021, pukul 13.20 untuk Benci Produk produk luar, tapi ada rencana

WIB Asing dan Rencana impor beras 1 juta ton pada

Impor Beras... 2021.


3. Rabu, 17 Maret Beda Suara Para Pernyataan dari para bahawan

2021, pukul 07.06 Bawahan Jokowi Soal presiden Jokowi terkait

WIB Impor Beras perencanaan impr beras

sebanyak 1 juta ton.


4. Rabu, 17 Maret Balada Impor Beras, Seruan Jokowi terkait membenci

2021, pukul 09.42 Garam, dan Gula, produk dari luar dan mencintai

WIB Usai Seruan Jokowi produk dalam negri, namun ada

Benci Produk Asing perencanaan impor beras, garam

dan gula.
5. Jumat, 19 Maret Tak Bisa Tolak Impor Pengungkapan Kementrian

2021, pukul 09.06 Beras, Mentan SYL Pertanian Syahrul Yasin Limpo
58

WIB Minta Maaf ke DPR terkait tak bisa menolak impor

beras pada tahun 2021.


6. Jumat, 19 Maret Mengingat Lagi Janji Kilas balik janji presiden Jokowi

2021, pukul 10.36 Jokowi Tolak Impor pada saat nyapres tahun 2014,

WIB Beras Saat Pilpres terkait pernytaan menolak impor

beras pada saat ia terpilih

menjadi presiden.
7. Jumat, 19 Maret MoU Impor Beras Pernyataan pemerintah

2021, pukul 10.36 Thailand Mau membuka keran impor serta

WIB Diteken, Bulog Pilih adanya perjanjian atau MOU

Fokus Serap dengan Vietnam dan Thailand.


8. Minggu, 21 Maret Tolak Rencana Impor Penolakan oleh partai PSI

2021, pukul 11.20 Beras, PSI Nilai Stok terhadap rencana pemerintah

WIB Beras RI Masih Aman untuk melakukan impor beras.


9. Senin, 22 Maret Soal Impor Beras, Pernyataan penolakan kebijakan

2021, pukul 10.44 PDI-P: Coreng Muka impor beras pada tahun 2021

WIB Presiden Jokowi yang oleh partai PDIP.

kampanyekan Cinta

Produk Dalam Negeri


10. Senin, 22 Maret Kritik Mendag soal Pernyataan penolakan impor

2021, pukul 12.54 Impor Beras, Sekjen beras serta kritik kepadaMendag

WIB PBB Sarankan Lutfi oleh Afriansyah noor sebagai

Belajar dari Jokowi perwakilan partai PBB.


11. Senin, 22 Maret Impor Beras Diprotes Pemaparan oleh pengamat
59

2021, pukul 13.37 PDI-P, Pemerintahan politik UIN Syarif Hidayatullah

WIB Jokowi Dinilai Tak terkait aksi protes dari partai

Sistematis pendukung Jokowi yaitu PDIP.


12. Senin, 22 Maret Polemik Impor Beras, Pemaparan oleh pengamat

2021, pukul 17.00 ke Mana Seharusnya komunikasi politik UI Irwansyah

WIB Kebijakan Pemerintah menilai polemik kebijakan impor

Berpihak? beras 1 juta ton.


13. Rabu 24 Maret Impor Beras untuk Pemaparan fakta mengenai

2021, pukul 10.04 Siapa? polemik impor beras sebanyak

WIB satu juta ton.


14. Rabu, 24 Maret Pengamat: Presiden Pernyataan pengamat politik

2021, pukul 13.49 Jokowi Jangan Pura- Universitas Paramadina Ahmad

WIB pura Tak Tahu soal Khoirul Umam menilai presiden

Impor Beras, Ambil Jokowi terkait ketegasan dalam

Sikap Tegas! rencana impor beras.


15. Rabu, 24 Maret Ombudsman Minta Pemaparan ombudsman RI

2021, pukul 15.09 Pemerintah Tunda terkait keputusan pemerintah

WIB Impor Beras, Ini dalam melakukan impor beras

Alasannya sebanyak satu juta ton beras.


16. Rabu, 24 Maret Stok Beras Bulog Pernyataan direktur utama bulog

2021, pukul 15.09 Capai 923.000 Ton, Budi Waseso menganai

WIB Buwas Pede Tak Perlu ketersediaan stok beras yang

Impor cukup.
17. Rabu, 24 Maret Ketimbang Impor, Pernyataan bupati Wonogiri
60

2021, pukul 16.45 Bupati Wonogiri Joko Sutopo kepada pemerintah

WIB Minta Pemda Diberi tidak perlu impor beras karena

Kewenangan Atur surplus 2,4 juta ton.

Beras
18. Kamis, 25 Maret Buwas: Belum Apa- Penilaian direktur utama Bulog

2021, pukul 20.32 apa Kok Malah Mau Budi Waseso terhadap kebijakan

WIB Impor Beras impor beras tak sejalan dengan

arahan presiden untuk mencintai

produk lokal.
19. Jumat, 26 Maret Sekjen PDI-P Tuding Pernyataan PDI Perjuangan

2021, pukul 09.52 Ada Mafia di Balik Hasto Kristiyanto bahwa ada

WIB Kebijakan Impor mafia di balik kebijakan impor

Beras beras.
20. Jumat, 26 Maret Jokowi: Saya Pastikan Pernyataan presiden Jokowi

2021, pukul 19.44 Sampai Juni 2021 Tak bahwa pemerintah tidak akan

WIB Ada Impor Beras mengimpor beras hingga

pertengahan tahun ini.


21. Jumat, 26 Maret Jokowi Janjikan Beras Pernyataan Jokowi tentang

2021, pukul 20.07 Petani Akan Diserap janjinya akan menyerap beras

WIB Bulog dari petani dalam negri.


22. Sabtu, 27 Maret Polemik Impor Beras: Polemik Kebijakan impor beras

2021, pukul 08.35 Lutfi Pasang Badan, 1 juta ton pada tahun ini, yang

WIB Buwas Buka-bukaan, mengakibatkan penekanan pada

Jokowi Angkat Suara harga gabah.


61

23. Sabtu, 27 Maret Disinggung Jokowi Pemaparan Jokowi terkait

2021, pukul 10.25 untuk Jaga-jaga, Ini perjanjian impor beras oleh

WIB Data Impor Beras Kamboja dan Vietnam, serta

Asal Thailand dan data terkait impor beras Thailand

Vietnam dan Vietnam.


24. Senin, 29 Maret Jokowi Janji Tak Ada Tanggapan Kementrian Kelautan

2021, pukul 07.49 Impor Beras hingga dan Perikanan Susi Pudjiastuti

WIB Juni, Susi: Setelah terkait pernyataan presiden

Juni? Jokwi masalah impor beras.


25. Senin, 29 Maret Penjelasan Buwas Pemaparan data dan pernyataan

2021, pukul 15.46 Soal Indonesia 3 dari Buwas bulog dan BPS

WIB Tahun Tak Impor mengenai Indonesia dalam

Beras mengimpor beras.


26. Senin, 29 Maret Jokowi Sebut Tak Ada Tanggapan Bulog mengenai

2021, pukul 16.30 Impor Beras Hingga pernyataan Jokowi tidak akan

WIB Juni, Buwas: Kami impor sampai Juni 2021.

Utamakan Produksi

Petani
27. Rabu, 21 April Jokowi: Pemerintah Pernyataan Presiden Jokowi

2021, pukul 11.48 Sebetulnya Tidak mengenai kenapa pemerintah

WIB Senang Impor Beras, melakukan impor beras selama

tetapi... ini.
28. Rabu, 21 April Dialog dengan Petani, Penjelasan Presiden Jokowi

2021, pukul 13.39 Jokowi Jelaskan terkait wacana impor beras, hal
62

WIB Rencana Impor Beras ini Jokowi sampaikan saat

yang Dihentikan berdialog dengan para petani.

Sementara
29. Rabu, 21 April Sedih Dengar Harga Pengungkapan kesedihan Jokowi

2021, pukul 14.56 Gabah Jatuh, Jokowi: karena harga beras yang sempat

WIB Yang Mau Impor anjlok karena adanya isu atau

Beras Siapa? perencanaan impor beras.

30. Rabu, 21 April Jokowi: Untung Kita Ungkapan syukur presiden

2021, pukul 20.42 Tak Impor, Stok Beras Jokowi karena tidak melakukan

WIB di Bulog Cukup impor beras pada awal tahun

2021.
31. Kamis, 22 April Pengakuan dan Janji Membahas ulang polemik impor

2021, pukul 06.24 Presiden Jokowi soal beras yang mengakibatkan

WIB Kebijakan Impor menuai banyak kritik dari

Beras... beberapa pihak.


32. Kamis, 22 April Impor Beras Batal, Pernyataan kepala perum Bulog

2021, pukul 21.00 Bulog Pekalongan cabang pekalongan Heriswan.

WIB Ditargetkan Serap

49.000 Ton Beras


33. Senin, 26 April Stok Aman, Bulog Pernyataan Perum Bulog terkait

2021, pukul 20.15 Pastikan Tak Perlu stok aman dan tidak perlu impor

WIB Impor Beras beras.


34. Kamis, 29 April Jokowi Minta Penyampaian Presiden Joko
63

2021, pukul 13.15 Produksi Padi dan Widodo tuntk menghitung

WIB Beras Dihitung Betul produksi beras.

supaya Tak Perlu

Impor
35. Selasa, 18 Mei Bulog Pastikan Tidak Pernyataan Direktur utama

2021, pukul 13.23 Akan Impor Beras perum Bulog Budi Waseso.

WIB hingga Akhir 2021


36. Selasa, 22 Juni Rachmat Gobel: Pernyataan serta penilaian dari

2021, pukul 18.31 Masalah Beras Jangan Wakil Ketua DPR RI Bidang

WIB Jadi Mainan Politik Koordinator Bidang Industri dan

Pembangunan Rachmat Gobel.

Berdasarkan data populasi yang sudah penulis ambil, selanjutnya penulis

melakukan pengambilan sampel dari 36 populasi mengenai penlokan impor

beras oleh presiden Joko Widodo. Berikut pengertian sampel, Menurut

Suharsimi Arikunto (2010, h.109), “Sampel adalah sebagian atau wakil dari

populasi yang akan diteliti.”

Kriyantono (2016, h. 153) mengungkapkan, “Sebagian dari keseluruhan

objek atau fenomena yang akan diamati inilah yang disebut sampel. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa hanya sebagian saja dari populasi yang digunakan

untuk melakukan penelitian”.

Sugiyono (2015, h.81) berpendapat, “Sampel adalah bagian dari jumlah


64

dan karakteristik yang memiliki populasi tersebut.”

Merujuk dari pengertian sampel tersebut, penulis menyimpulkan sampel

adalah Sebagian dari keseluruhan objek atau wakil populasi yang akan diteliti

atau amati. Jadi hanya Sebagian dari populasi yang akan digunakan untuk

melakukan penelitian.

Berdasarkan Populasi yang sudah terkumpul, penulis harus menentukan

sampel, dalam menentukan sampel pastinya terdapat cara atau teknik yang

disebut dengan teknik sampling. Menurut Sugiyono (2015, h.218), “Teknik

sampling dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu, Probability Sampling dan

Nonprobability Sampling. Probability Sampling meliputi: sample random,

proportionate strarified random, disproportionate stratified random, dan

area random. Nonprobability Sampling meliputi: sampling sistematis,

sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling jenuh,

dan snowball sampling.”

Berdasarkan penjelasan teknik atau cara dalam menentukan sampel maka

penulis menyimpulkan, Teknik sampling dapat dikelompokkan jadi berbagai

macam. Teknik sampling dapat kita tentukan atau pilih sesuai dengan bagaimana

penelitian kita, dan lebih cocok atau condong menggunakan teknik sampling apa,

agar bisa menemukan sebagian anggota populasi sesuai yang peneliti inginkan.

Jika dikaitkan dengan penelitian penulis maka teknik sampling yang penulis
65

ambil adalah teknik Nonprobability Sampling dengan teknik Purposive

Sampling.

Berdasarkan teknik dalam menentukan sampel terdapat teknik

Nonprobability Sampling, Kriyantono (2016, h. 158-162) menjelaskan tetang

rancangan sampling Nonprobabilitas yang terdiri atas enam teknik, yaitu:

1. Sampling Purposive (Purposive Sampling).

Teknik ini mencakup orang-orang yang diseleksi atas dasar kriteria-kriteria

tertentu yang dibuat periset berdasarkan tujuan riset. Sedangkan orang-

orang dalam populasi yang tidak sesuai dengan kriteria tersebut tidak

dijadikan sampel.

2. Sampling Kuota (Quota Sampling).

Teknik ini hampir sama dengan teknik purposive. Sampling ini adalah

teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai

kriteria- kriteria tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkan periset.

Dalam teknik ini, periset menentukan jumlah tertentu untuk setiap strata

(kuota) lalu menentukan siapa saja orang-orang yang memenuhi kriteria

sampai jumlah yang ditentukan tepenuhi,

3. Sampling

Berdasarkan Kemudahan (Available Sampling Convenience Sampling).

Pemilihan sampel ini berdasarkan kemudahan data yang dimiliki oleh


66

populasi. Periset bebas memilih siapa saja anggota populasi yang

mempunyai data berimpah dan mudah diperoleh periset,

4. Sampling Kebetulan (Accidental Sampling).

Teknik ini adalah memilih siapa saja yang kebetulan dijumpai untuk

dijadikan sampel. Teknik ini digunakan antara lain karena periset merasa

kesulitan untuk memenuhi responden atau karena topik yang diriset adalah

persoalan umum dimana semua orang mengetahuinya,

5. Sampling Snowball.

Teknik ini bagai bola salju yang turun menggelinding dari puncak gunung

ke lembah. Semakin lama semakin membesar ukurannya. Jadi teknik ini

merupakan teknik penentuan sampel yang awalnya berjumlah kecil,

kemudian berkembang semakin banyak,

6. Teknik Sampling dan Sensus.

Sensus pada dasarnya sebuah riset survey dimana periset mengambil

seluruh anggota populasi sebagai menggunakan sampling nonprobabilitas

dengan teknik purposive sampling.

Pada teknik Nonprobability Sampling terdapat teknik Purposive

Sampling, Jogiyanto (2010, h.79) menyatakan bahwa, “Purposive sampling

dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria

tertentu. Kriteria yang digunakan dapat berdasarkan pertimbangan

(judgement) tertentu atau jatah (quota) tertentu. Judgement sampling adalah


67

purposive sampling dengan kriteria berupa suatu pertimbangan tertentu.

Sedangkan quota sampling berdalih bahwa sampel harus mempunyai

karakteristik yang dimiliki oleh populasinya.”

Berdasarkan penjabaran teknik Nonprobability Sampling dan teknik

Purposive Sampling tersebut penulis menyimpulkan bahwa teknik

Nonprobability Sampling terbagi lagi menjadi enam teknik di dalamnya

sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive

sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling. Pada teknik

Nonprobability Sampling terdapat teknik Purposive Sampling yaitu dilakukan

dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu.

Kriteria yang digunakan dapat berdasarkan pertimbangan (judgement)

tertentu atau jatah (quota) tertentu.

Jika dikaitkan dengan penelitian penulis, alasan menggunakan teknik

Purposive Sampling adalah karena tidak semua sampel memiliki kriteria yang

sesuai dengan fenomena yang diteliti. Sesuai dengan penelitian penolakan impor

beras oleh presiden Joko Widodo, penulis memilih teknik Purposive Sampling

yang menetapkan pertimbangan-pertimbangan atau kriteria-kriteria tertentu yang

harus dipenuhi oleh sampel-sampel yang digunakan dalam penelitian ini.

Penulis menetapkan enam sampel yang akan dianalisis berdasarkan berita

penolakan impor beras oleh Jokowi di media online kompas.com berdasarkan


68

yang telah ditentukan oleh penulis. Berikut daftar berita yang menjadi sampel

yang akan penulis teliti.

Tabel 4

Sampel Berita Mengenai Penolakan Impor

Beras Oleh Presdien Jokowi

NO Waktu Judul Berita Topik


1. Sabtu, 6 Jokowi Janji Tolak Janji Jokowi nyapres 2014, yang

Maret 2021, Impor Beras Sejak diingkari oleh presiden karena

pukul 08.05 Nyapres di 2014, kenyataan presiden merencanakan

WIB Realisasinya? mengimpor beras.

2. Senin, 22 Soal Impor Beras, PDI- Pernyataan penolakan kebijakan

Maret 2021, P: Coreng Muka impor beras pada tahun 2021 oleh

pukul 10.44 Presiden Jokowi yang partai PDIP.

WIB kampanyekan Cinta

Produk Dalam Negeri


3. Jumat, 26 Jokowi: Saya Pastikan Pernyataan presiden Jokowi

Maret 2021, Sampai Juni 2021 Tak bahwa pemerintah tidak akan

pukul 19.44 Ada Impor Beras mengimpor beras hingga

WIB pertengahan tahun ini.


4. Senin, 29 Jokowi Janji Tak Ada Tanggapan Kementrian Kelautan

Maret 2021, Impor Beras hingga dan Perikanan Susi Pudjiastuti

pukul 07.49 Juni, Susi: Setelah Juni? terkait pernyataan presiden Jokwi
69

WIB masalah impor beras.


5. Rabu, 21 Jokowi: Untung Kita Ungkapan syukur presiden Jokowi

April 2021, Tak Impor, Stok Beras karena tidak melakukan impor

pukul 20.42 di Bulog Cukup beras pada awal tahun 2021.

WIB
6. Selasa, 22 Rachmat Gobel: Pernyataan serta penilaian dari

Juni 2021, Masalah Beras Jangan Wakil Ketua DPR RI Bidang

pukul 18.31 Jadi Mainan Politik Koordinator Bidang Industri dan

WIB Pembangunan Rachmat Gobel.


Berita yang penulis jadikan sampel tersebut penulis pilih dengan teknik

purposive sampling. Penulis memilih dengan menentukan topik terlebih dahulu,

setelah itu penulis menyeleksi atas dasar kriteria yang penulis buat. Terdapat 6

topik yang penulis tentukan diantaranya adalah janji Jokowi tidak akan impor

beras pada saat nyapres 2014, pernyataan penolakan impor beras oleh PDIP,

pernyataan presiden yang menolak melakukan impor berasa sampai dengan Juni

2021, tanggapan kemetrian kelautan susi pudjiastuti terkait pernyataan Jokowi,

ungakapan syukur dari preside Jokowi karena tidak jadi impor beras, dan

Pernyataan Rachmat Gobel terkait polemik impor beras. Keenam topik ini

menjadi kriteria penulis dalam menentukan sampel dengan memilih satu berita per

topik, sehingga penulis mendapatkan enam sampel di atas.

3.1.6. Batasan/ Definisi Konsep

1. Media Massa dan Pembentukan Framing


70

Media massa adalah alat atau sarana komunikasi untuk menyebarkan

berita dan pesan yang merupakan hasil kerja dari aktivitas jurnalistik.

Disampaikan dari sumber (komunikator) kepada khalayak (komunikan/penerima)

berupa isi pernyataan dengan menggunakan alat komunikasi mekanis, yang dalam

perkembangannya terbagi ke dalam beberapa jenis, yaitu media cetak, media

elektronik, dan media online. Dalam hal ini media yang penulis teliti masuk ke

dalam media online, karena merupakan media yang disajikan dalam bentuk

website dan diakses menggunakan internet.

Jika dikaitkan dengan penelitian, kompas.com merupaka milik Kompas

Group yang tentunya memiliki banyak persoalan persoalan isu terutama berita

penolakan impor beras oleh presiden Joko Widodo. Tentunya prtal pemberitaan

ini tidak jauh dari framing yang dilakukan media yang dikonstrusikan dan

disajikan, ditulis serta ke dalam berita yang disajikan.

2. Media Online

Media online atau media daring adalah media komunikasi yang

menggunakan perangkat internet. Media online juga memiliki karakteristik

publisitas dan merupakan media karya jurnalis yang di dalamnya berisi informasi

baik karya jurnalistik maupun non jurnalistik.

Apabila dikaitkan dengan penelitian penulis, kompas.com merupakan

salah satu media online yang menyajikan berita secara up to date, real time dan

praktis dari waktu ke waktu termasuk dalam pemberitaan mengenai penolakan


71

impor beras oleh presiden Jokowi.

3. Berita Ekonomi

Berita atau warta adalah suatu laporan mengenai kejadian atau peristiwa

yang bersifat fakta dan hangat yang mempunyai arti penting dan dapat menarik

perhatian khalayak. Namun, tidak semua berita dapat disajikan ke publik, ada

penggolongan berita yang layak untuk dipublikasikan yakni informasi harus

bersifat faktual, aktual, akurat, objektif, penting, serta menarik perhatian khalayak

untuk membaca, melihat atau mendengarkan berita tersebut.

Ekonomi adalah aturan rumah tangga atau manajemen rumah tangga atau

negara di mana orang-orang mengelola sumber daya terbatas atau langka untuk

menghasilkan suatu barang atau jasa yang didistribusikan kepada orang lain untuk

dikonsumsi sekarang atau di masa yang akan datang.

Jika mengaitkan dari beberapa pernyataan tersebut dengan penelitian

penulis, bahwa berita yang diteliti penulis termasuk dalam berita ekonomi

(economic news). Bertia ekonomi (economic news) adalah berita yang mengulik

isu perekonomian baik suatu perusahaan, preorangan, lembaga sosial atau

masyarakat maupun pemerintah.

Penelitian penolakan impor beras oleh presiden Joko Widodo termasuk

dalam isu perekonomian, karena beras merupakan barang atau produk yang

dihasilkan dari sumber daya terbatas berupa padi dan jasa petani. Selain itu

penelitian ini juga berhubungan dengan produksi, distribusi, impor, dan konsumsi
72

baik terhadap barang maupun jasa yang merupakan satu kesatuan dari kegiatan

ekonomi, sekaligus dalam kegiatan impor melibatkan dua negara yang saling

melakukan perjanjian MOU terkait impor tersebut dan melakukan transaksi. Oleh

sebab itu, isu penelitian ini bisa dikategorikan sebagai isu ekonomi yang ditulis

dan dipublikasikan dalam kanal berita ekonomi, sehingga termasuk dalam bagian

berita ekonomi.

4. Ideologi Media

Ideologi media pada dasarnya merupakan gagasan pokok atau acuan media

dalam mencari, memproduksi serta menyajikan berita untuk masyarakat. ideologi

bisa dikombinasikan dalam tiga arti yaitu ideologi sebagai kesadaran palsu,

ideologi dalam arti netral, dan ideologi keyakinan yang tidak ilmiah.

Jika dikaitkan dengan penelitian penolakan impor beras oleh presiden Joko

Widodo, kompas.com sebagai media online memiliki ideologi media yang

digunakan sebagai acuan dalam mencari, memproduksi serta menyajikan berita.

Ideologi ini yang harus diikuti dan dijalankan oleh para wartawan atau jurnalis.

Ideologi yang dimiliki oleh kompas.com ini pada akhirnya membentuk citra dari

penulisan beritanya, pastinya citra ini dibangun oleh pemimpin kompas.com atau

Kompas Group sehingga pemberitaan yang tercipta sesuai dengan kepentingan

dari pemimpin tersebut.

5. Penolakan Impor Beras Oleh Presiden Jokowi

Impor adalah kegiatan memasukan barang dari suatu negara ke negara lain

baik dilakukan prorangan maupun suatu lembaga masyarakat atau negara demi
73

memenuhi kebutuhan atau kepentingan orang atau lembaga tersebut. Dalam

melakukan kegiatan impor diperlukan adanya kewajiban yang harus dijalankan

dengan baik sebagai importir maupun eksportir sesuai dengan ketentuan hukum

yang berlaku di negara tempat orang atau lembaga itu berada atau tinggal.

Jika dikaitkan dengan penelitian penolakan impor beras oleh presiden Joko

Widodo, kegiatan impor akan dilakukan oleh negara Indonesia dari negara yang

sudah melakukan perjanjian kerjasama. Impor beras dilakukan di lakukan

Indonesia guna memenuhi kebutuhan dan kepentingan pangan di negara

Indonesia.

Rencana pemerintah mengimpor 1 juta ton beras menuai kontra dari

banyak pihak. Bahkan di internal pemerintah seolah ada beda suara soal rencana

impor yang diperuntukkan stok cadangan beras pemerintah (CBP) di Perum

Bulog. Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menegaskan kembali soal alasan di

balik rencana impor beras namun presiden Joko Widodo memastikan tidak ada

beras impor yang masuk hingga Juni 2021. Hal itu ia lontarkan untuk menanggapi

polemik wacana impor beras.

Pada kegiatan perekonomian impor beras tersebut tidak hanya melakukan

transaksi antara lembaga yang satu dengan lembaga yang lainnya atau negara satu

dengan negara lainnya. Tapi juga adanya unsur politik di dalam transaksi tersebut.

Kerja sama antara Indonesia dengan Vietnam dan Kamboja, kerjasama politik
74

antara kementrian perdagangan lutfi dengan orang-orang yang melakukan kegiatan

impor, dan juga dilihat dari posisi presiden Jokowi sebagai presiden memilki

kekuasaan penuh atas mentri yang bekerja di bawah naungannya tersebut.

6. Teori Framing Robert n Entman

Robert n Entman melihat framing dari dua dimensi yaitu seleksi isu dan

penonjolan aspek dimana berbagai aspek realitas sehingga aspek tertentu dari

peristiwa itu lebih menonjol dibandingkan aspek lainnya. Terdapat pula empat

elemen framing dari Robert N. Entman, yakni Define Problems (Pendefinisan

Masalah), Diagnose causes (Memperkirakan Masalah atau Sumber Masalah),

Make moral judgement (Membuat Keputusan Moral), dan Treatment

Recommendation (Penyelesaian yang Disarankan).

Jika dikaitkan dengan penelitian penolakan impor beras oleh presiden Joko

Widodo, maka penulis menganalisis perspektif media online kompas.com pada

pemberitaan mengenai penolakan impor beras oleh presiden Jokowi dengan

menggunakan model Robert N. Entman. Penulis nantinya akan menganalisis

pemberitaan penolakan impor beras oleh presiden Jokowi sesuai dengan elemen

framing menurut Robert N. Entman yang berisi Define Problems (Pendefinisan

Masalah), Diagnose causes (Memperkirakan Masalah atau Sumber Masalah),

Make moral judgement (Membuat Keputusan Moral), dan Treatment

Recommendation (Penyelesaian yang Disarankan).

3.2. Teknik Pengumpulan Data


75

Suatu penelitian pastinya membutuhkan teknik pengumpulan data guna

mendapatkan mendapatkan hasil penelitian yang sesuai. Teknik pengumpulan

data juga berguna untuk mendapatkan data yang bermutu dan berkualitas

sehingga dapat digunakan dalam penelitian.

Pengertian teknik pengumpulan data menurut Riduwan (2010, h.51),

“Metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan

oleh peneliti untuk mengumpulkan data.”

Pengertian lain terkait teknik pengumpulan data juga diungkapkan oleh

Djaman Satori dan Aan Komariah (2011, h.103), “Pengumpulan data dalam

penelitian ilmiah adalah prosedur sistematis untuk memperoleh data yang

diperlukan.”

Berdasarkan pengertian tersebut penulis menyimpulkan pengertian

teknik pengumpulan data ialah teknik, cara-cara, atau prosedur sistematis yang

dapat digunakan digunakan peneliti untuk mengumpulkan atau memperoleh

daya yang diperlukan.

Selain teknik dalam pengumpulan data juga dibutuhkan sumber

pengumpulan data, menurut Sugiyono (2015, h.137), “Bila dilihat dari

sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber

primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang

langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang

lain atau lewat dokumen. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik

pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan


76

dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi

(pengamatan) dan gabungan ketiganya.”

Pada teknik dan sumber pengumpulan data, teknik dan sumber

pengumpulan data kualitatif berbeda dengan kuantitatif, Bungin (2011, h.110)

berpendapat, “Pengumpulan data kualitatif yang paling independen terhadap

semua metode pengumpulan data adalah metode wawancara mendalam,

observasi partisipasi, bahan dokumenter serta metode-metode baru seperti

metode bahan visual dan metode penelusuran bahan internet.”

Penjelasan lebih rinci mengenai teknik pengumpulan data kualitatif juga

diungkapkan Afrizal (2014, h.60) sebagai berikut:

1. Wawancara mendalam, biasanya dibuat berdasarkan pertanyaan yang

umum kemudian didetailkan dan dikembangkan ketika wawancara

sedang berlangsung. Wawancara ini bersifat terbuka.

2. Pengumpulan dokumen, dokumen yang dimaksud yaitu berupa tulisan-

tulisan. Para peneliti mengumpulkan bahan tertulis seperti berita di

media, notulen-notulen rapat, surat menyurat, dan laporan-laporan

untuk mencari informasi yang diperlukan.

3. Melakukan observasi terlibat, untuk mengetahui sesuatu yang sedang

terjadi.

4. Melakukan diskusi kelompok fokus, melakukan FGD dengan

melaksanakan sebuah wawancara dengan sekelompok orang yang

terpilih, terdiri dari orang-orang yang setara secara sosial.


77

Berdasarkan pengertian tersebut, penulis memilih menggunakan dua

sumber pengumpulan data yaitu sumber data Primer di mana penulis mengambil

sumber berita secara langsung di media online kompas.com mengenai penolakan

impor beras oleh presiden Joko Widodo dan menanyakan secara langsung

kepada editor berita ekonomi. Lalu sumber sekunder penulis mencari sumber

dari kajian pustaka. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan

mengumpulkan dokumen-dokumen serta jurnal terkait dengan penelitian yang

dilakukan oleh penulis.

3.3. Teknik Analis Data

Setelah penulis melakukan pengumpulan data, pastinya data ini perlu

dianalisis, hasil dari analisis data ini kemudian menjadi jawababan dari

pertanyaan yang terdapat di masalah penelitian.

Pengertian analisis data menurut Sugiyono (2016:147), “Analisis data

merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data

lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data dalah mengelompokan data

berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan

variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap yang diteliti,

melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan

perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.”

Analisis data juga digunakan untuk penelitian kualitatif dan kuantitatif,

pada penelitian penolakan impor beras oleh presiden Joko Widodo penulis
78

menggunakan analisis data kualitatif, menurut Gunawan (2013, h.210) “Analisis

data merupakan pencarian atau pelacakan pola-pola analisis. Analisis data

kualitatif adalah pengujian data secara sistematik dari sesuatu untuk menetapkan

bagian-bagiannya, hubungan terhadap kajian dan hubungan terhadap

keseluruhan.”

Pendapat lain mengenai analisis data kualitatif juga diunkapkan oleh

Afrizal (2014, h.198) yaitu, “Analisis data dalam penelitian kualitatif adalah

suatu proses yang sistematis untuk menentukan bagian- bagian dan saling

keterkaitan antara bagian-bagian dan keseluruhan dari data yang telah

dikumpulkan guna menghasilkan klasifikasi atau tipologi.”

Berasarkan pengertian tersebut, penulis menyimpulkan Analisa data

adalah kegiatan yang terdiri dari proses sistematis setelah data dari seluruh

responden atau sumber data lain terkumpul untuk menentukan bagian- bagian

dan saling keterkaitan antara bagian-bagian dan keseluruhan dari data untuk

kemudian diuji guna menghasilkan jawaban rumusan masalah. Analisis data

kualitatif adalah suatu proses pengujian data secara sistematis untuk menentukan

atau menetapkan bagian-bagian dan keseluruhan data yang telah dikumpulkan

guna menghasilkan kalsifikasi atau hubungan terhadap keseluruhan.

Jika dikaitkan dalam penelitian mengenai penolakan impor beras oleh

presiden Jokowi pada media online kompas.com, penulis menggunakan teknik

analisis data merujuk dari model framing Robert N. Entman untuk mengamati
79

pemberitaan seperti yang dikutip oleh Sobur (2012, h.225-227):

Define Problems merupakan bingkai paling utama yang menekankan

bagaimana peristiwa dipahami oleh wartawan

Diagnose Causes merupakan elemen framing untuk siapa yang dianggap

menjadi penyebab dari suatu masalah atau peristiwa. Penyebab dapat berarti apa

(what), dan juga dapat berarti siapa (who).

Make Moral Judgment elemen ini dipakai untuk membenarkan/memberi

argumentasi pada pendefinisian masalah yang sudah dibuat.

Treatment Recommendation elemen ini dipakai untuk menilai apa yang

menjadi keinginan wartawan. Tawaran apa yang menjadi pilihan untuk

menyelesaikan masalah.

Jika sudah mendapatkan hasil penelitian dari data primer dan data

sekunder nantinya penulis akan gabungkan dan kaitkan dalam satu kesatuan

analisis guna menjawab pertanyaan penelitian penulis mengenai bagaimana

perspektif serta framing media online kompas.com pada pemberitaan mengenai

penolakan impor beras oleh presiden Joko Widodo, selain itu penulis juga ingin

mengetahui bagaimana ideologi media yang ditanamkan serta dijalankan

wartawan pada media online kompas.com.

Anda mungkin juga menyukai