LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Kemampuan Berpikir Kritis
a. Pengertian Kemampuan Berpikir Kritis
Jadi, peran guru dalam penerapan RME adalah sebagai pembimbing dan
fasilitator bagi siswa dalam merekonstruksi ide dan konsep matematikabukan sebagai
hakim atas pekerjaan siswa. Hal inidapat mendorong siswa untuk memiliki aktivitas
baik dengan dirinya sendiri maupun bersama siswa lain (interaktivitas). Berdasarkan
teori - teori yang dikemukakan para pakar tersebut, maka yang dimaksud dengan
RME pada penelitian ini adalah suatu pendekatan pembelajaran matematika yang
berawal dari masalah realistik sebagai sarana untuk mengonkretkan materi dan
menghimpun konsep matematika.
B. Penelitian Relevan
C. Kerangka Berpikir
Aspek kognitif
Tes
Analisis Data
Penarikan Kesimpulan
Tabel 2.3
Bagan Kerangka Berpikir
Pada penelitian ini, peneliti bertujuan untuk meningkatkan kemapuan berpikir
kritis siswa melalui model pembelajaran matematika realistik. Pada pembelajaran
menggunakan model pembelajaran realistik atau Realistic Mathematics Education
(RME), diharapkan siswa mampu menekankan pembelajaran pada hal – hal
kontekstual dan nyata yang berkaitan dnegan masalah dalam kehidupan sehari – hari.
Terlebih agar siswa mampu membangun sendiri pengetahuan tentang pembelajaran
matematika dan dapat menciptakan suasana proses pembelajaran menyenangkna
karena menggunakan realitas kehidupan yang terjadi di lingkungan hidup sehari – hari
sehungga siswa tidak cepat merasa bosan untuk belajar matematika.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan permasalahan dan kajian teori yang telah diuraikan, peneliti
bertujuan untuk meneliti adakah kemampuan berpikir kritis siswa dengan
menggunakan model pembelajaran matematika realistik atau Realistic Mathematics
Education (RME) dibandingkan dengan model pembelajaran biasa. Maka hipotesis
yang disusun dalam penelitian ini adalah :
1. Ho : Tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa
yang diberi pembelajaran matematika realistik dibandingkan pembelajaran
biasa yang dilakukan di sekolah.
H1 : Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa yang
diberi pembelajaran matematika realistik dibandingkan pembelajaran biasa
yang dilakukan di sekolah.
2. Ho : Tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa
berdasarkan gender melalui pendekatan matematika realistik.
H1 : Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa
berdasarkan gender melalui pendekatan matematika realistik.
3. Ho : Tidak terdapat interaksi yang signifikan antara pendekatan pembelajaran
realistik dengan pembelajaran biasa terhadap peningkatan kemampuan
berpikir kritis.
H1 : Terdapat interaksi yang signifikan antara pendekatan pembelajaran
realistik dengan pembelajaran biasa terhadap peningkatan kemampuan
berpikir kritis.