PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Artinya : “Dan Allah mengeluarkan dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati,
agar kamu bersyukur”. (QS. An – Nahl : 78)
RME tidak terlepas dari fakta bahwa kajian matematika sendiri sebenarnya
merupakan bentuk abstak dari kehidupan manusia yang sangat akrab dengan siswa.
Walaupun demikian, Matematika masih menjadi pelajaran yang paling dihindari oleh
siswa. Hal ini disebabkan karena kajian permasalahan matematika di sekolah
terkadang dikaji berbeda dengan permasalahan matematika yang akrab dalam
kehidupan, padahal segala aktifitas kehidupan manusia tidaklah lepas dari
matematika.
Menurut De Lange dan Van Den Heuvel Parhizen, RME ini adalah
pembelajaran yang mengacu pada konstruktifis sosial dan dikhususkan pada
pendidikan matematika. Model pembelajaran matematika realistik atau Realistik
Mathematics Education (RME) pertama kali diperkenalkan dan dikembangkan di
Belanda sejak tahun 1970 oleh institut Freudenthal dan menunjukan hasil yang baik,
berdasarkan hasil The Third International Mathematics and Science Study (TIMSS)
tahun 2011.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, beberapa
masalah dalam penilitian ini dapat diidentifikasi oleh peneliti sebagai berikut :
1. Kemampuan berpikir kritis siswa dalam mempelajari matematika masih rendah.
2. Cara mendidik siswa berpikir kritis dan memberikan rasa ingin tahu siswa dalam
mempelajari matematika dengan model pembelajaran realistik.
C. Batasan Masalah
Penulis dalam penelitian ini membatasi diri hanya fokus yang berkaitan
dengan:
1. Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Kemampuan berpikir kritis siswa harus dimiliki oleh siswa agar mampu
menghadapi berbagai permasalahan personal maupun sosial dalam kehidupannya.
Ennis (2011) menambahkan bahwa berpikir kritis merupakan kemapuan berpikir
reflektif dan beralasan yang difokuskan pada apa yang dipercayai atau dilakukan.
Seorang pemikir kritis mampu menganalisis dan mengevaluasi setiap informasi
yang diterimanya. Sejalan dengan itu Fachrurazi (2011:81) mengemukakan bahwa
berpikir kritis adalah proses sistematis yang memberikan kesempatan kepada siswa
untuk merumuskan dan mengevaluasi keyakinan dan pendapat mereka sendiri.
Sementara itu Kusumaningsih (2011:19) mengemukakan bahwa berpikir kritis
merupakan proses berpikir secara tepat, terarah, beralasan, dan reflektif dalam
pengambilan keputusan yang dapat dipercaya.
D. Rumusan Masalah
1. Apakah ada perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa yang diberi
pembelajaran matematika realistik dibandingkan pembelajaran yang biasa
dilakukan di sekolah.
2. Apakah ada perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa
berdasarkan gender melalui pendekatan matematika realistik.
3. Apakah ada interaksi yang signifikan antara pendekatan pembelajaran realistik
dengan pembelajaran biasa terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan maslaah yang telah penulis buat, maka tujuan dari
penulisan skripsi ini adalah :