Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENGUJIAN HIPOTESIS

Diajukan Untuk Memenuhi

Tugas Perkuliahan Statistik

Dosen Pembimbing:

Mohd.Winario,S.E.I

Oleh:

ERNI YUNITA

1220.12.0258
SEKOLAH TINGGI EKONOMI ISLAM ( STEI IQRA ANNISA )

PEKANBARU

2014

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Istilah hipotesis berasal dari bahasa yunani, yaitu dari kata hupo dan thesis. Hupo artinya sementara,
atau kurang kebenarannya atau masih lemah kebenarannya. Sedangkan thesis artinya pernyataan atau
teori. Karena hipotesis artinya pernyataan sementara yang masih lemah kebenarannya, maka perlu diuji
kebenarannya, sehingga istilah hipotesis ialah pernyataan sementara yang perlu diuji kebenarannya.

Sebelum hipoteesis diuji, maka hipotesistersebut haruslah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan.
Bagaimana syarat-syarat hipotesis yang baik itu? Untuk menjawab pertanyaan ini diperlukan penelaahan
yang mendalam terhadap buku metodelogi penelitian.

II. Rumusan Masalah


I. Apakah pengertian Hipotesis?

II. Dua macam kesalahan hipotesis?

III. Macam pengujian hipotesis?

IV. Kriteria pengujian?

V. Langkah-langkah pengujian?

VI. Contoh soal dua pihak, pihak kiri dan pihak kanan?

BAB II

PEMBAHASAN

PENGUJIAN HIPOTESIS

A. Pengertian Hipotesis

Hipotesis berasal dari bahasa Yunani: hypo = di bawah, thesis = pendirian, pendapat yang ditegakkan,
kepastian (pernyataan, Teori).[1]

Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga
karena masih harus dibuktikan kebenarannya.
B. Dua Macam Kesalahan

Sugiyono (2008: 88) menyatakan bahwa dalam menaksir populasi berdasarkan data sampel
kemungkinan akan terdapat dua kesalahan, yaitu:

1. Kesalahan Tipe I adalah Menolak Hipotesis yang seharusnnya tidak ditolak.

2. Kesalahan tipe II, adalah tidak menolak Hipotesis yang seharusnya ditolak.

Berdasarkan hal tersebut, maka hubungan antara keputusan menolak atau menerima hipotesis dapat
digambarkan sebagai berikut:

Tabel I

Hubungan Antara Keputusan Menolak atau Menerima Hipotesis (Tipe Kesalahan)

Kesimpulan

Keadaan Sebenarnya

Ho Benar

Ho Salah

Menerima Ho

Benar

Kesalahan I

Menolak Ho

Kesalahan II

Benar

Dari tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Keputusan menerima hipotesis nol yang benar, berarti tidak membuat kesalahan.

2. Keputusan menerima hipotesis nol yang salah, berarti terjadi kesalahan tipe II.

3. Keputusan menolak hipotesis nol yang benar, berarti terjadi kesalahan tipe I.

4. Keputusan menolak hipotesis nol yang salah, berarti tidak membuat kesalahan.

Tingkat kesalahan ini kemudian disebut level of significant atau tingkat signifikansi. Dalam prakteknya
tingkat signifikansi telah ditetapkan oleh peneliti terlebih dahulu sebelum hipotesis diuji. Biasanya
tingkat signifikansi (tingkat kesalahan) yang diambil adalah 1% dan 5%. Suatu hipotesis terbukti dengan
mempunyai kesalahan 1% berarti bila penelitian dilakukan pada 100 sampel yang diambil dari populasi
yang sama, maka akan terdapat satu kesimpulan salah yang dilakukan untuk populasi.

Dalam pengujian hipotesis kebanyakan digunakan kesalahan tipe I yaitu berapa persen kesalahan untuk
menolak hipotesis nol (Ho) yang benar (yang seharusnya diterima). Prinsip pengujian hipotesis yang baik
adalah meminimalkan nilai α dan β. Dalam perhitungan, nilai α dapat dihitung sedangkan nilai β hanya
bisa dihitung jika nilai hipotesis alternatif sangat spesifik. Pada pengujian hipotesis, kita lebih sering
berhubungan dengan nilai α. Dengan asumsi, nilai α yang kecil juga mencerminkan nilai β yang juga
kecil. Menurut Furqon (2004:167), kedua tipe kekeliruan tersebut berhubungan negatif (berlawanan
arah). Para peneliti biasanya, secara konservatif menetapkan sekecil mungkin (0,05 atau 0,01) sehingga
meminimalkan peluang kekelliruan tipe I. Dalam hal ini, mereka beranggapan bahwa menolak hipotesis
nol yang seharusnya diterima merupakan kekeliruan yang serius mengingat akibat yang ditimbulkannya.
Namun perlu diingat dalam menetapkan taraf signifikansi kita harus melihat situasi penelitian.

Asumsi-asumsi yang diperlukan sebelum melakukan pengujian hipotesis adalah:

1. Menyatakan dengan tegas bahwa data yang akan diuji tersebut berasal dari sampel atau populasi.
Jika menggunakan data sampel, maka rata-ratanya adalah μ. Maka rata-ratanya adalah σ.

2. Data yang diuji berdistribusi normal.

C. Macam Pengujian Hipotesis

Terdapat tiga macam bentuk pengujian hipotesis. Adapun jenis uji mana yang akan dipakai tergantung
pada bunyi kalimat hipotesis[2]. Berikut 3 macam bentuk pengujian hipotesis tersebut:

a. Uji Dua Pihak (Two Tail Test)

Uji dua pihak digunakan apabila hipotesis nol (Ho) berbunyi “sama dengan” dan hipotesis alternatif (Ha)
berbunyi “tidak sama dengan” (Ho = ; Ha ¹).

b. Uji Pihak Kiri

Uji pihak kiri digunakan apabila hipotesis nol (Ho) berbunyi “lebih besar atau sama dengan” dan
hipotesis alternatif (Ha) berbunyi “lebih kecil” (Ho ³ ; Ha <).

c. Uji Pihak Kanan

Uji pihak kanan digunakan apabila hipotesis nol (Ho) berbunyi “lebih kecil atau sama dengan” dan
hipotesis alternatif (Ha) berbunyi “lebih besar” (Ho £ ; Ha >).
D. Kriteria Pengujian

Uji Dua Pihak (Two Tail Test)

Digunakan apabila hipotesis Ho berbunyi "sama dengan" dan hipotesis Ha berbunyi "tidak sama
dengan".

E. http://4.bp.blogspot.com/-
vGZAYTA368g/UucnsxlGqWI/AAAAAAAABxo/SfCxWxAG8kk/s1600/2+tail.png

Contoh hipotesis deskriptif (satu sampel):

Ho : Daya tahan lampu merk X = 400 jam ( atau m1 = 400)

Ha : Daya tahan lampu merk X ¹ 400 jam ( atau m1 ¹ 400)

Contoh hipotesis komparatif (dua sampel) :

Ho : Daya tahan lampu merk A = merk B ( atau m1 = m2)

Ha : Daya tahan lampu merk A ¹ merk B ( atau m1 ¹ m2)

Contoh hipotesis Asosiatif :

Ho : Tidak ada hubungan antara X dan Y ( atau r ¹ 0)

Ha : Ada hubungan antara X dan Y ( atau r = 0)

2. Uji Pihak Kiri (One Tail Test - Left Side)

Digunakan apabila hipotesis Ho berbunyi "lebih besar atau sama dengan" (³) dan hipotesis alternatifnya
berbunyi "lebih kecil / paling sedikit / paling kecil" (<).

F. http://2.bp.blogspot.com/-
B_PPtqIiSd4/UucpbefRVMI/AAAAAAAABx8/T2bavVyhi_E/s1600/1+tail+left.png

Contoh hipotesis deskriptif (satu sampel):


Ho : Daya tahan lampu merk A paling rendah adalah 500 jam (m ³ 500)

Ha : Daya tahan lampu merk A lebih rendah dari 500 jam (m < 500)

Contoh Hipotesis komparatif (dua sampel)

Ho : Daya tahan lampu merk A paling sedikit sama dengan lampu merk B (m1 ³ m2-m1lampu merk B)

Ha : Daya tahan lampu merk A paling sedikit sama dengan lampu merk B (m1 < m2-m1 lampu merk B)

Contoh hipotesis Asosiatif :

Ho : Hubungan antara X dan Y paling sedikit (kecil) 0,65 ( atau r ³ 0,65)

Ha : Ada hubungan antara X dan Y lebih kecil dari 0,65 ( atau r < 0,65)

3. Uji Pihak Kanan (One Tail Test - Right Side)

Digunakan apabila hipotesis Ho berbunyi "lebih kecil atau sama dengan" (£) dan hipotesis Ha berbunyi
"lebih besar" (>).

http://1.bp.blogspot.com/-
VJgCf7uBeAI/UucpFRgBuPI/AAAAAAAABx0/9pba9jEK3Do/s1600/1+tail+right.png

Contoh hipotesis deskriptif (satu sampel):

Ho : Daya tahan lampu merk A paling lama adalah 500 jam (m £ 500)

Ha : Daya tahan lampu merk A lebih besar dari 500 jam (m > 500)

E. Langkah-langkah Pengujian Hipotesis

1. Tulis Ha dan Ho dalam bentuk kalimat

Tulis Ha dan Ho dalam bentuk statistic

Hitung thitung atau zhitung (salah satu tergantung tak di ketahui atau diketahui)

Jika diketahui maka thitung adalah:


Dimana: x = rata-rata data yang ada

= rata-rata sekarang

S = simpangan baku

x– o

thitung =

n = jumlah data sampel

x = rata-rata data yang ada


= rata-rata sekarang

= simpangan baku

n = jumlah data sampel

4.Tentukan taraf signifikansi ( )

5. Cari ttabel dengan ketentuan seperti langkah 4,

dk = n-1

dua pihak atau pihak kanan atau pihak kiri tergantung bunyi Ho. Dengan menggunakan tabel t
diperolah ttabel atau ztabel.

6. Tentukan kriteria pengujian.

7. Bandingkan thitung dengan ttabel atau zhitung dengan ztabel.

8. Buatlah kesimpulannya

F. CONTOH SOAL UJI DUA PIHAK, PIHAK KANAN DAN PIHAK KIRI

Diketahui: Angket penelitian motivasi kerja suatu kantor dengan jumlah pertanyaan sebanyak 10 buah.
Jumlah responden = 30 orang. Angket mempunyai skala pertanyaan 1 = sangat rendah, 2. Rendah, 3.
Tinggi, 4. Sangat tinggi, s = 7,23. x= 26,36.

Pertanyaan:

1. Apakah motivasi kerja karyawan dikantor tersebut = 60% rata-rata skor idealnya?

2. Apakah motivasi kerja karyawan dikantor tersebut > 60% rata-rata skor idealnya?

3. Apakah motivasi kerja karyawan dikantor tersebut < 60% rata-rata skor idealnya?

Jawab

Skor ideal = 10 x 4 x 30 = 1200

Rata-rata skor idealnya = 1200 : 30 = 40.

60% rata-rata skor idealnya = 60% x 40 = 24

Jawaban Pertanyaan Nomor 1

1. Ha dan Ho dalam bentuk kalimat.

Ha : Motivasi kerja karyawan = 60% rata-rata skor ideal.

Ho: Motivasi kerja karyawan ¹ 60% rata-rata skor ideal.


2. Hipotesis statistiknya

Ha : u ¹ 24

Ho : u = 24

3. thitung

26,36 – 24

= 7,23

30

= 1,78

4. Taraf signifikansi (α ) = 0,05.

5. ttabel dengan ketentuan:

= 0,05

dk = n – 1 = 30 – 1 = 29

dengan menggunakan uji dua pihak, maka diperolah ttabel = 2,04.

6. Kriteria pengujian dua pihak:

Jika - ttabel < thitung < + ttabel, maka Ho diterima.

7. Ternyata -2,04 < 1,78 < + 2,04 atau -ttabel < thitung < + ttabel, Sehingga Ho diterima

8. Kesimpulannya:
Ho yang berbunyi: “ Motivasi kerja karyawan = 60% rata-rata skor ideal”

Diterima. Sebaliknya Ha yang berbunyi : “Motivasi kerja karyawan = 60 % rata-rata skor ideal”, ditolak.

Jawaban Pertanyaan Nomor 2

1. Ha dan Ho dalam bentuk kalimat.

Ha : Motivasi kerja karyawan > 60% rata-rata skor ideal.

Ho: Motivasi kerja karyawan = 60% rata-rata skor ideal.

2. Hipotesis statistiknya

Ha : u > 24

Ho : u = 24

3.

X - Uo

thitung =

thitung

26,36 – 24

= 7,23

30

= 1,78

4. Taraf signifikansi (α ) = 0,05.


5. ttabel dengan ketentuan:

= 0,05

dk = n – 1 = 30 – 1 = 29

dengan menggunakan uji dua pihak, maka diperolah ttabel = 1,70

6. Kriteria pengujian satu pihak untuk pihak kanan:

Jika - thitung < ttabel, maka Ho diterima.

7. Ternyata 1,78 > + 1,70 atau thitung > + ttabel, Sehingga Ho ditolak.

8. Kesimpulannya:

Ho yang berbunyi: “ Motivasi kerja karyawan = 60% rata-rata skor ideal”

Ditolak. Sebaliknya Ha yang berbunyi : “Motivasi kerja karyawan > 60 % rata-rata skor ideal”, diterima.

Jawaban Pertanyaan Nomor 3

1. Ha dan Ho dalam bentuk kalimat.

Ha : Motivasi kerja karyawan < 60% rata-rata skor ideal.

Ho: Motivasi kerja karyawan = 60% rata-rata skor ideal.

2. Hipotesis statistiknya

Ha : u < 24

Ho : u = 24

3.

X - Uo

thitung =

thitung
26,36 – 24

= 7,23

30

= 1,78

4. Taraf signifikansi (α ) = 0,05.

5. ttabel dengan ketentuan:

= 0,05

dk = n – 1 = 30 – 1 = 29

dengan menggunakan uji dua pihak, maka diperolah ttabel = 1,70

6. Kriteria pengujian satu pihak untuk pihak kiri:

Jika - thitung > ttabel, maka Ho diterima.

7. Ternyata 1,78 > + 1,70 atau thitung > - ttabel, Sehingga Ho diterima.

8. Kesimpulannya:

Ho yang berbunyi: “ Motivasi kerja karyawan = 60% rata-rata skor ideal”

Diterima. Sebaliknya Ha yang berbunyi : “Motivasi kerja karyawan < 60 % rata-rata skor ideal”, ditolak.
BAB III

PENUTUP

I. Kesimpulan

Istilah hipotesis berasal dari bahasa yunani, yaitu dari kata hupo dan thesis. Hupo artinya sementara,
atau kurang kebenarannya atau masih lemah kebenarannya. Sedangkan thesis artinya pernyataan atau
teori. Karena hipotesis artinya pernyataan sementara yang masih lemah kebenarannya, maka perlu diuji
kebenarannya, sehingga istilah hipotesis ialah pernyataan sementara yang perlu diuji kebenarannya.
[1] R. Setiadi Purnomo Akbar, 1995, Pengantar statistik, halm. 119

[2] Tiro. M.A. 1999b. Dasar-dasar statiska. Ujung Pandang Badan Penerbit Halm. 11

Anda mungkin juga menyukai