Anda di halaman 1dari 4

Nama : Rizky Rizaldi

Nim : 22073135

1. Konsep dan jenis-jenis penelitian

Menurut Subagyo yang dikutip dalam Syamsul Bahry dan Fakhry Zamzam (2015:3). Metode
Penelitian adalah suatu cara atau jalan untuk mendapatkan kembali pemecahan terhadap segala
permasalahan yang diajukan. Sedangkan menurut Priyono (2016:1) Metode Penelitian adalah cara
melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan.
Pengertian metode penelitian menurut Sugiyono (2017:3) adalah sebagai berikut: “Metode
penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan
yaitu cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan”.
Jenis-jenis penelitian
Menurut V. Wiratna Sujarweni (2014:39) penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian yang
menghasilkan penemuan-penemuan yang dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan
prosedur-prosedur statistik atau cara lain dari kuantifikasi (pengukuran). Sedangkan pengertian
Metode Penelitian Kuantitatif, menurut Sugiyono (2017:8) adalah Metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positifisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif
atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang ditetapkan.
2. Konsep masalah : identifikasi masalah, sumber masalah, pemilihan masalah, dan perumusan masalah
1. Identifikasi masalah
Identifikasi masalah merupakan suatu tahap permulaan dari penguasaan masalah dimana objek
dalam suatu jalinan tertentu dapat dikenali sebagai suatu masalah (Suria Sumantri (2001 : 309).
Dan menurut Amien Silalahi (2003 : 21), identifikasi masalah berarti usaha mendaftar sebanyak-
banyaknya pertanyaan terhadap masalah yang terjadi yang sekiranya dapat dicari jawaban
melalui penelitian
2. Sumber masalah
Masalah dapat berasal dari berbagai sumber. Menurut James H. MacMillan dan Schumacher
(Hadjar, 1996: 40-42), masalah dapat bersumber dari observasi, dedukasi dari teori, ulasan
kepustakaan, masalah sosial yang sedang terjadi, situasi praktis dan pengalaman pribadi.
3. Pemilihan masalah
Menurut Suryabrata (2006:15-17), terdapat dua arah yang digunakan untuk memilih atau
menentukan apakah suatu masalah layak dan sesuai untuk diteliti, yaitu:
1. Pertimbangan dari Arah Masalahnya
Yakni membuat pertimbangan-pertimbangan dari arah masalahnya atau sudut objektifnya. Dari
sudut ini, pertimbangan akan dibuat atas dasar sejauh mana penelitian mengenai masalah yang
bersangkutan itu akan memberi sumber kepada pengembangan teori dalam bidang yang
bersangkutan dengan dasar teori penelitiannya dan pemecahan masalah-masalah praktis. Layak
atau tidaknya akan berbeda dalam konteks tertentu. Untuk itu, tidak ada kriteria dan keputusan
akan tergantung pada ketajaman calon peneliti untuk melakukan evaluasi secara kritis,
menyeluruh, dan mengjangkau ke depan.
2. Pertimbangan dari Arah Calon Peneliti
Dari segi subjektif, yaitu pertimbangan dari arah calon peneliti, perlu dipertimbangkan apakah
masalah itu sesuai dengan calon peneliti. Sesuai atau tidaknya suatu masalah untuk diteliti
tergantung pada apakah masalah tersebut manageable (bisa dikelola) atau tidak oleh calon
peneliti. Manageability (pengelolaan) itu terutama dilihat dari lima aspek, yaitu:
a. Biaya yang tersedia,
b. Waktu yang dapat digunakan,
c. Alat-alat dan perlengkapan yang tersedia,
d. Bekal kemampuan teoritis, dan
e. Penguasaan metode yang diperlukan.

4. Perumusan masalah
Menurut Pariata Westra (1981 : 263) rumusan masalah adalah suatu masalah yang terjadi
apabila seseorang berusaha mencoba suatu tujuan atau percobaannya yang pertama untuk
mencapai tujuan itu hingga berhasil.
Hanafi (2007:31) yaitu sebagai berikut.
1. Masalah dirumuskan dalam bentuk kalimat Tanya, misalnya dengan menggunakan kata
“apakah” atau “bagaimanakah”.
2. Rumusan masalah dapat diuji secara kuantitatif atau kualitatif.
3. Perumusan masalah hendaknya memberi petunjuk cara pemecahannya.
3. Konsep variabel penelitian : Definisi dan jenis-jenis variabel
a. Definisi variabel
Variabel Penelitian adalah atribut atau obyek yang memiliki variasi antara satu sama lainnya.
(Sumber: menurut Hatch dan Farhady dalam Sugiyono, 2015, h. 38).
Menurut Kerlinger (2006), pengertian variabel adalah konstruk atau sifat yang akan dipelajari yang
mempunyai nilai yang bervariasi. Variabel adalah simbol atau lambang yang padanya kita letakkan
sembarang nilai atau bilangan.
Menurut Sugiyono (2009), pengertian variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya.

b. Jenis-jenis variabel
1). Variabel independen
Menurut Sugiyono (2017:39) definsi variable independen (bebas) adalah variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variable dependen (terikat)
2). Variabel dependen
Menurut Sugiyono (2017:39) definisi variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
3). Variabel moderator
Variabel moderator merupakan variabel bebas yang memengaruhi arah atau kekuatan hubungan antara
variabel bebas dan variabel terikat (Thompson, 2006). Variabel moderator biasanya disebut sebagai
variabel independen kedua (Sugiyono, 2018).
4. Penelitian deskriptif
Menurut Suharsimi Arikunto (2013: 3) bahwa: “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan
untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan
dalam bentuk laporan penelitian”. Dalam penelitian deskriptif fenomena ada yang berupa bentuk,
aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan dan perbedaan antara fenomena yang satu
dengan yang lainnya.
Sukmadinata (2006: 72) juga menyebutkan: Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang
ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun
fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan,
hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya.
Sugiyono (2012: 13) menjelaskan: “Penelitian deskriptif yaitu: “Penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat
perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain”.
5. Penelitian kuantitatif
Sugiyono (2019), adalah suatu metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat positivisme, sebagai
metode ilmiah atau scientific karena telah memenuhi kaidah ilmiah secara konkrit atau empiris,
obyektif, terukur, rasional, serta sistematis.
Arikunto (2006: 12) mengemukakan tentang penelitian kuantitatif yakni pendekatan penelitian yang
banyak menggunakan angka-angka, mulai dari mengumpulkan data, penafsiran terhadap data yang
diperoleh, serta pemaparan hasilnya.
Emzir (2009:28), menjelaskan pengertian pendekatan kuantitatif adalah suatu pendekatan yang secara
pokok menggunakan postpositivist dalam mengembangkan ilmu pengetahuan (seperti misalnya
berkaitan sebab akibat, reduksi kepada variabel, hipotesis serta pertanyaan spesifik dengan pengukuran,
pengamatan, serta uji teori), menggunakan strategi penelitian seperti survei dan eksperimen yang
memerlukan data statistik.
Creswell (2012: 13), menjelaskan penelitian kuantitatif mewajibkan seorang peneliti untuk menjelaskan
bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel yang lainnya.

6. Penelitian kualitatif
Memahami jenis penelitian kualitatif adalah menjabarkan serta menganalisa baik fenomena, kejadian,
kegiatan sosial, sikap kepercayaan, pandangan, serta pemikiran orang baik secara individu maupun
kelompok,” dijelaskan ahli dalam bidang ini Nana Syaodih Sukmadinata (2005: 60).
Menurut Koentjaraningrat (1993: 89), penelitian kualitatif adalah desain penelitian yang memiliki tiga
format. Ketiga format tersebut meliputi penelitian deskriptif, verifikasi dan format Grounded research.
Penelitian kualitatif salah satu penelitian yang lebih cocok digunakan untuk penelitian yang tidak
berpola. Karena berpola, kamu bisa menggunakan desain ini untuk membantu dalam penelitian.
Berbeda dengan pendapat Moleong (2007: 6) yang memaknai penelitian kualitatif sebagai penelitian
yang bertujuan untuk memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitian. Lebih pas dan cocok
digunakan untuk meneliti hal-hal yang berkaitan dengan penelitian perilaku, sikap, motivasi, persepsi
dan tindakan subjek. Dengan kata lain, jenis penelitian tersebut, tidak bisa menggunakan metode
kuantitatif.
Menurut Sugiyono (2019), metode penelitian kualitatif sering disebut metode penilitian naturalistik
karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting).

Anda mungkin juga menyukai