Anda di halaman 1dari 21

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Kredibilitas Berita
Secara bahasa, kredibilitas memiliki arti kepercayaan atau keadaan
dapat dipercaya. Berasal dari kata credible yang artinya dapat
dipercaya. Dalam sebuah pemberitaan, para jurnalis harus mematuhi
kode etik jurnalistik, menulis beritas sesuai dengan kaidah jurnalistik,
judul harus sesuai dengan isi.
Berita yang kredibel akan mempengaruhi tingkat kredibilitas media
itu sendiri. Semakin tinggi tingkat kredibilitas berita, maka semakin
tinggi pula kekredibilitasan media. Jika kredibilitas media itu tinggi,
maka kepercayaan masyarakat terhadap pemberitaan yang disajikan
media tersebut juga kian tinggi.
Tiap media memiliki faktor yang berbeda dalam mengukur
kredibilitasnya. Pada media cetak, terdapat tiga faktor untuk mengukur
kredibilitasnya antara lain :
1. Keseimbangan dalam pemberitaan yang mencakup dimensi
balance,report the whole story, objective, fair, accuracy.
2. Kejujuran dalam pemberitaan yang mencakup hal dimensi honestly,
believability, trustworthiness.
3. Kekinian dalam pemberitaan yang mencakup dimensi up to date,
currency dan timeliness.

Media daring sendiri memiliki perbedan faktor kredibilitas yang


tidak dimiliki oleh media cetak, yaitu faktor bias dalam pemberitaan.
Hal ini menyiratkan bahwa responden melihat media online seringkali
melakukan bias dalam pemberitaannya. Dengan mempertimbangkan
sisi aktualitas, maka pemberitaan seringkali lebih bertopang kepada
opini dan fakta yang dilihat pada saat kejadian oleh jurnalis tanpa
melakukan konfirmasi kepada pihak-pihak terkait terlebih dahulu.

6
2. Komunikasi Massa
Komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang
ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan
anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama
dapat diterima secara serentak dan sesaat. Secara sederhana,
komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa yakni,
surat kabar, majalah, radio, televisi dan film.
Menurut Bungin (2009:71), komunikasi massa adalah
proseskomunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan
berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi
kepada khayalak luas. Kemudian, komunikasi massa juga memiliki
unsur-unsur penting diantaranya, komunikator, media massa, informan
(pesan) massa, gatekeeper, khalayak (publik) dan umpan balik.
Sistem komunikasi massa juga mempunyai karakteristik
psikologis yang khas dibandingkan dengan sistem komunikasi
interpersonal. Tampak pada pengendalian arus informasi, umpan balik
dan stimulasi alat indra.
Media massa adalah faktor lingkungan yang mengubah perilaku
khalayak melalui proses pelaziman klasik, pelaziman operan, atau
proses imitasi. Khalayak sendiri dianggap sebagai kepala kosong yang
siap menampung seluruh pesan komunikasi yang dicurahkan
kepadanya. Media massa memang berpengaruh, tetapi pengaruh ini
disaring, diseleksi, bahkan mungkin ditolak sesuai dengan faktor
personal yang mempengaruhi reaksi mereka.
Menurut Bungin (2009:85), media massa memiliki peran sebagai
agent of change, yaitu sebagai institusi pelopor perubahan. Ini adalah
paradigma utama media massa.

3. Internet Pengganti Media Cetak


Seiring dengan berkembangnya zaman dan teknologi,
penggunaan internet pun juga meningkat. Pada tahun 2017 sendiri
telah mencapai 143,26 juta jiwa atau setara dengan 54,68 persen dari

7
total jumlah penduduk Indonesia. Saat ini, Indonesia menempati
urutan ke enam negara dengan jumlah pengguna internet terbanyak di
dunia.
Saat ini hampir disetiap tempat menyediakan akses hotspot/wifi
secara gratis. Langganan internet juga semakin murah dan praktis.
Semakin murahnya perangkat yang digunakan mengakses internet dan
praktisnya berlangganan internet, membuat masyarakat semakin
beralih ke media online. Hampir semua media cetak memiliki edisi
online. Dengan adanya akses berita secara gratis ini membuat
masyarakat merasa tidak perlu untuk membeli surat kabar.
Media online memiliki aktualitas yang lebih tingga dibandingkan
media cetak. Berita yang disajikan di media online pun selalu up to
date. Berbeda dengan media cetak, yang baru bisa mendapatkan berita
keesokan harinya.

4. Media Online
Menurut situs Business Dictionary, pengertian media online
adalah media digital yang mencakup teks, foto, video dan musik, yang
didistribusikan melalui jaringan online. Dari definisi media online
tersebut, maka, media online mencakup semua website diantaranya,
situs berita online, situs media sosial, situs perusahaan, situs forum
diskusi, situs belanja online dan lain-lain.
Media Online sendiri juga memiliki karakteristik, karakteristik
inilah yang membedakan media online dengan media yang lainnya.
Karakterisik media online antara lain :
1) Kecepatan informasi
Dalam mempublikasi peristiwa atau kejadian yang terjadi di
lapangan, tidak butuh waktu lama. Hanya hitungan menit, berita
sudah bisa dibagikan ke masyarakat luas. Berbeda dengan media
cetak yang membutuhkan waktu lebih lama.
2) Informasi Up to Date

8
Penyampaian informasi di media online bisa dilakukan secara
terus menerus.
3) Dapat Berinteraksi Dua Arah dengan Audiens
Fungsi interaktif yang terdapat di media online ini tidak dimiliki
media cetak. Dalam media online terdapat fitur chat dan kolom
komentar, yang bisa digunakan untuk berinterkasi secara
langsung dengan audiens. Ini merupakan salah satu kelebihan dari
media online
4) Personalisasi
Pengguna media online bisa memilih dan menentukan informasi
apa saja yang dibutuhkan.
5) Kapasitas Muatan Dapat Ditambah
Tiap media online memiliki data di server komputer. Jadi tetap
bisa membaca informasi lama meskipun banyak informasi yang
baru. Informasi lama tidak akan hilang.
6) Terhubung Dengan Sumber Lain
Di media online bisa menggunkan fitur hyperlink. Jadi bisa
menyantumkan sumber lain atau sumber yang berbeda.

Saat ini hampir semua media massa menggunakan jaringan


internet untuk mengakses media online, seperti membuka portal berita
online, majalah online, radio online, televisi online dan lain
sebagainya. Media online benar-benar telah menghadirkan hal baru
dalam dunia pemberitaan atau jurnalistik . Tidak hanya memindahkan
berita dari koran ke layar saja, tetapi juga menggabungkan teks, audio,
visual bahkan audio visual

5. Jurnalisme Online
Jurnalisme online sendiri merupakan “jurnalistik masa depan”
yang terus berkembang seiring dengan berkembangnya teknologi
informasi dan komunikasi. Jurnalisme online inijuga merupakan
jurnalistik yang dipraktikkan lewat internet. Bahkan mengumpulkan

9
data, fakta, cerita, dan laporan diproduksi dan didistribusikan melalui
internet.
Jadi intinya, jurnalisme online merupakan kegiatan pengumpulan,
penulisan, penyuntingan dan penyebarluasan berita secara online
melalui internet. Saat ini semakin banyak media yang melebarkan
sayapnya ke media online. Maka semakin banyak pula portal berita
online.
Banyaknya masyarakat yang menggunakan internet dan
menggunakan media online dalam mencari kebutuhan informasi,
maka jurnalistik online memiliki peranana penting dalam
perkembangan media massa saat ini. Beberapa keuntungan yang
diperoleh dari jurnalisme online antara lain :
1) Audince control, jurnalisme online memungkinkan audience untuk
bisa lebih leluasa dalam memilih berita yang ingin didapatkan
2) Nonlienarity, jurnalisme online memungkinkan setiap berita yang
disampaikan dapat berdiri sehingga audience tidak harus membaca
secara berurutan untuk memahami.
3) Unlimited space, jurnalisme online memungkinkan jumlah berita
yang disampaikan/ditayangkan kepada audience lebih lengkap
daripada berita dari media lain.
4) Immediacy, jurnalisme online memungkinkan informasi dapat
disampaikan secara cepat dan langsung kepada audience.
5) Multimedia capability, jurnalisme online mmungkinkan bagi tim
redaksi untuk menyertakan teks, suara, gambar, dan video dan
komponen lainnya di dalam berita yang akan diterima oleh
audience.
6) Interactivity, jurnalisme online memungkinkan adanya
peningkatan partisipasi audience dalam setiap berita.

6. Pengertian Berita
Menurut Romli (2001:1), berita merupakan sajian utama sebagian
besar media massa disamping views (opini, pendapat). Sedangkan

10
menurut Micthel V. Charnley (dalam Romli, 2001:2), pengertian berita
adalah laporan tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian yang faktual,
penting, dan menarik bagi sebagian besar pembaca, serta menyangkut
kepentingan mereka.
Karakteristik utama berita yang layak dipublikasi di media massa
adalah cepat, nyata, penting dan menarik. Arti dari kata cepat yaitu
berita yang aktual atau baru. Sedangkan nyata maksudnya, informasi
yang disampaikan merupakan sebuah fakta. Penting, artinya
menyangkut kepentingan orang banyak. Sedangkan menarik berarti
mengundang orang untuk membaca berita tersebut.
Hal penting lainnya yang perlu diperhatikan dalam penulisan
berita, sesuai dengan Kode Etik Jurnalistik antara lain: (Romli, 2001:7)
1. Berita diperoleh dengan cara yang jujur
2. Meneliti kebenaran suatu berita atau keterangan sebelum
menyiarkan (check and recheck).
3. Sebisanya membedakan antara kejadian dan pendapat.
4. Menghargai dan melindungi kedudukan sumber berita yang idak
mau disebut namanya. Dalam halini, wartawan tidak boleh
memberi tahu dimana ia mendapat beritanya jika orang yang
memberikannya memintanya untuk merahasiakannya.
5. Tidak memberitakan keterangan yang diberikan secara off the
record (for your eyes only)
6. Dengan jujur menyebut sumbernyadalam mengutip berita atau
tulisan dari suatu surat kabar atau penerbitan, untuk
kesetiakawanan profesi.
Selain itu, dari ketentuan yang telah ditetapkan Kode Etik
Jurnalistik, .telah jelas disebutkan bahwa berita harus cermat dan tepat
atau dalam kata lain, berita itu harus akurat. Selain akurat, berita juga
harus lengkap (complete), adil (fair) dan berimbang (balanced). Berita
juga harus objektif, tidak mencampur antara fakta dan opini sendiri.
Kemudian jika di dalam penulisan, berita harus ringkas (concise), jelas
(clear) dan hangat (current). Ini terdapat dalam Kode Etik Jurnalistik

11
pasal 5 yang berbunyi, “Wartawan Indonesia menyajikan berita secara
berimbang dan adil, mengutamakan kecermatan dan kecepatan, serta
tidak mencampurkan fakta dan opini sendiri. Tulisan berisi interpretasi
dan opini wartawan agar disajikan dengan menggunakan nama jelas
penulisnya”.
Berita harus akurat karena keakuratan berita menentukan
kredibilitas media itu sendiri. Seorang wartawan harus berhati-hati
dalam menulis berita karena pekerjaan seorang wartawan ini dapat
menimbulkan dampak yang besar di masyarakat. Wartawan bisa dengan
mudah menggiring opini masyarakat melalui berita yang ditulisnya.
Jangan sampai wartawan hanya memiliki kemampuan yang tinggi
dalam mencari berita, tetapi malah mengabaikan akurasi beritanya.
Penggunaan internet sebagai media baru dalam mendapatkan
informasi, bisa menimbulkan konflik antara kecepatan dalam mencari
berita dan kecepatan dalam mengecek keakurasian berita terebut
sehingga layak untuk disebar. Jika setiap media berlomba-lomba ingin
menjadi yang pertama menyajikan sebuah berita, apakah ia
mengorbankan akurasinya? Dari sinilah seharusnya wartawan senaniasa
berhati-hati dalam memproduksi berita. Setelah mendapatkan berita
harus mengecek akurasinya dan tidak hanya mengandalkan kecepatan
tetapi ketepatanlah yang lebih penting.
Selain akurat, berita juga harus lengkap, adil dan berimbang.
Berita harus lengkap maskudnya adalah sebuah berita harus
menyertakan unsur 5w+1h (what, who, when, where, why dan how).
What, kejadian atau peristiwa apa yang terjadi. Who (siapa), siapa saja
yang terlibat dalam peristiwa tersebut. When atau kapan, kapan
terjadinya peristiwa tersebut. Why (mengapa), mengapa kejadian
tersebut bisa terjadi, apa alasannya. Where, dimana tempat kejadian
perkara tersebut. Dan yang terakhir how/bagaimana, bagaimana
terjadinya peristiwa tersebut.
Sedangkan adil dan berimbang ini memiliki arti bahwa seorang
wartawan harus melaporkan dengan jujur apa yang sebenarnya terjadi.

12
Berita yang ditulis harus berimbang dan tidak boleh hanya dari salah
satu narasumber. Wartawan harus selalu berusaha mendapatkan
pernyataan dari kedua narasumber agar berita yang ditulis adil dan
berimbang dan tidak ada yang merasa dirugikan akibat hanya satu
narasumber yang dimintai keterangan.
Keseimbangan dan keobjektifitasan berita saling berkaitan. Berita
yang objektif artinya berita yang selaras dengan kenyaaan di lapangan,
tidak berat sebelah dan tidak banyak dicampur opini sang wartawan.
Dalam pengertian objektif ini, wartawan harus menyajikan berita secara
keseluruhan tanpa ada yang ditambah ataupun dikurangi.
Berita itu harus ringkas, jelas dan padat. Walaupun penulisan berita
harus ringkas, maka setiap kata itu penting. Subjeknya harus lengkap
dan spesifik, opini narasumber harus lebih ditonjolkan ketimbang
informasi lain yang kurang jelas.
7. Pengertian Berita Hoaks
Istilah hoaks saat ini sudah tidak asing lagi di dunia maya. Bahkan
istilah hoaks telah tercatat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), dengan menggunakan ejaan “hoaks”. Kata hoaks dalam KBBI
dikategorikan sebagai ajektiva dan nomina. Sebagai ajektiva, kata
hoaks berarti tidak benar; bohong. Dalam penulisannya sebagai frasa,
hoaks ini menggunakan kata yang diterangkan terlebih dahulu,misalnya
menjadi “berita hoaks”. Namun, hoaks juga bisa berdiri sendiri sebagai
nomina dengan arti “berita bohong”.
Di Indonesia sendiri juga terkena dampak negatif dari kemajuan
teknologi dan informasi. Seperti penyampaian informasi yang sangat
cepat di media sosial yang semua informasinya tidak dapat disaring
dengan baik. Berita hoaks semakin sulit dibendung. Beberapa kasus
beritahoaks di Indonesia, salah satunya ada berita peristiwa
pengeroyokan Ratsa Sarumpaet.
Untuk melakukan pencegarah berita hoaks, bisa melakukan literasi
media. Literasi media merupakan seperangkat kecakapan yang berguna

13
dalam proses mengakses, menganalisi, mengevaluasi dan menciptakan
pesan dalam berbagai bentuk.
Penyebaran berita palsu yang marak terjadi ini jika dikaitkan
dengan etika pada internet adalah penyalahgunaan freedom of speech.
Freedom of speech ini berasal dari negara-negara yang memiliki tradisi
liberal yang menyalahkan apabila seseorang mempunyai batasan dalam
mengemukakan pedapat.
Peran pemerintah dalam melawan hoaks telah memiliki payung
hukum yang memadai, diantaranya pasal 28 ayat 1 dan 2 UU No. 11
tahun 2008 tentang ITE, Pasal 14 dan 15 UU No. 1 tahun 1946, Pasal
311 dan 378 KUHP, serta UU No. 40 tahun 2008 tentang Penghapusan
Diskriminasi Ras dan Etnis. Selain undang-undang, pemerintah juga
membentuk Badan Siber Nasional yang dapat menjadi tameng dalam
melawan penyebaran informasi bohong yang dapat meresahkan
masyarakat Indonesia.
8. Pedoman Pemberitaan Media Siber
Kemerdekaan berpendapat, kemerdekaan berekspresi, dan
kemerdekaan pers adalah hak asasi manusia yang dilindungi Pancasila,
Undang-undang Dasar 1945 dan Deklarasi Universal Hak Asasi
Manusia PBB. Keberadaan media siber di Indonesia juga merupakan
bagian dari kemerdekaan berpendapat, kemerdekaan berekspresi dan
kemerdekaan pers.
Media siber memiliki karakter khusus sehingga memerlukan
pedoman agar pengelolaannya dapat dilaksanakan secara profesional,
memenuhi fungsi, hak dan kewajibannyasesuai Undang-Undang Nomor
40 Tahun 1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik. Untuk itu
Dewan Pers bersama organisasi pers, pengelola media siber dan
masyarakat menyusun Pedoman Pemberitaan Media Siber sebagai
berikut :
1) Ruang Lingkup
a. Media siber adalah segala bentuk media yang menggunakan
wahana internet dan melaksanakan kegiatan jurnalistik, serta

14
memenuhi persyaratan Undang-Undang Pers dan Standart
Perusahaan Pers yang ditetapkan Dewan Pers.
b. Isi Buatan Pengguna (User Generated Content) adalah segalaisi
yang dibuat dan atau dipublikasikan oleh pengguna media
siber, antara lain artikel, gambar, komentar, suara, video dan
berbagai bentuk unggahan yang melekat pada media siber,
seperti blog, forum, komeentar pembaca atau pemirsa, dan
bentuk lain.
2) Verifikasi dan keberimbangan berita
a. Pada prinsipnya setiap berita harus melalui verifikasi.
b. Berita yang dapat merugikan pihaklain memerlukan verifikasi
pada berita yang sama untuk memenuhi prinsip akurasi dan
keberimbangan.
c. Ketentuan dalam butir (a) diatas dikecualikan dengan syarat :
- Berita benar-benar mengandung kepentingan publik yang
bersifat mendesak.
- Sumber berita yang pertama adalah sumber yang jelas
disebutkan identitasnya, kredibel dan kompeten.
- Subyek berita yang harus dikonfirmasi tidak diketahui
keberadaannya dan atau tidak dapat diwawancarai.
- Media memberikan penjelasan kepada pembaca bahwa
berita tersebut masih memrlukan verifikasi lebih lanjut yang
diupayakan dalam waktu secepatnya. Penjelasan dimuat
pada bagian akhir dari berita yang sama, di dalam kurung
dan menggunakan huruf miring.
d. Setelah memuat berita sesuai dengan butir (c), media wajib
meneruskan upaya verifikasi, dan setelah verifikasi didapatkan,
hasil verifikasi dicantumkan pada berita pemutakhiran (update)
dengan tautan pada berita yang belum terverifikasi.
3) Isi Buatan Pengguna (Uses Generated Content)
a. Media siber wajib mencantumkan syarat dan ketentuan
mengenai Isi Buatan Pengguna yang tidak bertentangan dengan

15
Undang-Undang No. 40 tahun 1999 tentang Pers dan Kode Etik
Jurnalistik, yang ditempatkan secara terang dan jelas
b. Media siber mewajibkan setiap pengguna untuk melakukan
registrasi keanggotaan dan memerlukan proses log-in terlebih
dahulu untuk dapat mempublikasikan semua bentuk isi Buatan
Pengguna. Ketentuan log-in akan diatur lebih lanjut.
c. Dalam registrasi tersebut, media siber mewajibkan pengguna
memberi persetujuan tertulis bahwa isi Buatan Pengguna yang
dipublikasikan :
- Tidak memuat isi bohong, fitnah, sadis dan cabul
- Tidak memuat isi yang mengandung prasangka dan
kebencian terkait dengan suku, agama, ras, dan
antargolongan (SARA), serta mengajukan tindakan
kekerasan
- Tidak memuat isi diskriminatif atas dasar perbedaan jenis
kelamin dan bahasa, serta tidakmerendahkan martabat orang
lemah, miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani.
d. Media siber memiliki kewenangan mutlak untuk mengedit atau
menghapus Isi Buatan Pengguna yang bertentangan dngan butir
(c).
e. Media siber wajib menyediakan mekanisme pengaduan Isi
Buatan Pengguna yang dinilai melanggar ketentuan pada butir
(c). mekanisme tersebut harus disediakan di tempat yang
dengan mudah dapat diakses pengguna.
f. Media siber wajib menyunting, menghapus, dan melakukan
tindakan koreksi setiap Isi Buatan Pengguna yang dilaporkan
dengan melanggar ketetntuan butir (c), sesegera mungkin
secara proporsiona selambat-lambatnya 2x24 jam setelah
pengaduan diterima.
g. Media siber yang telah memenuhi ketentuan pada butir (a), (b),
(c), dan (f) tidak dibebani tanggungjawab atas masalah yang

16
ditimbulkan akibat pemuatan isi yang melanggar ketentuan
pada butir (c).
h. Media siber bertanggungjawab atas Isi Buatan Pengguna yang
dilaporkan bila tidak mengambil tindakan koreksi setelah batas
waktu sebagaimana tersebut pada butir (f).
4) Ralat, Koreksi, dan Hak Jawab
a. Ralat, koreksi dan hak jawab mengacu pada Undang-Undang
Pers, Kode Etik Jurnalistik, dan Pedoman Hak Jawab yang
ditetapkan Dewan Pers.
b. Ralat, koreksidan atau hak jawab wajib ditautkan pada berita
yang diralat, dikoreksi atau yang diberi hak jawab.
c. Di setiap berita ralat, koreksi, dan hak jawab wajib
dicantumkan waktu pemuatan ralat, koreksi, dan atau hak jawab
tersebut.
d. Bila suatu berita media siber tertentu disebarluaskan media
siber lain, maka:
- Tanggungjawab media siber pembuat berita terbatas pada
berita yang dipublikkasikan media siber tersebut atau
mediasiber yang berada dibawah otoritas teknisnya.
- Koreksi berita yang dilakukan oleh sebuah media siber, juga
harus dilakukan oleh media siber lain yang mengutip berita
dari media siber yang dikoreksi itu.
- Media yang menyebarluaskan berita dari sebuah media
siber dan tidak melakukan koreksi atas berita sesuai yang
dilakukan oleh media siber pemilik dan atau pembuat berita
tersebut, bertanggunjawab penuh atas semua akibat hukum
dari berita yang tidak dikoreksinya itu.
e. Sesuai dengan Undang-Undang Pers, media siber yang tidak
melayani hak jawab dapat dijatuhi sanksi hukum pidana denda
paling banyak Rp.500.000.000 (lima ratus juta rupiah)
5) Pencabutan Berita

17
a. Berita yang sudah dipublikasi tidak dapat dicabut karena alasan
penyensoran dari pihak luar redaksi, kecuali terkait masalah
SARA, kesusilaan, masa depan anak, pengalaman traumatik
korban atau berdasarkan pertimbangan khusu lain yang
ditetapkan Dewan Pers.
b. Media siber lain wajib mengikuti pencabutan kutipan berita dari
media asal yang telah dicabut.
c. Pencabutan berita wajib disertai dengan alasan pencabutan dan
diumumkan kepada publik.
6) Iklan
a. Media siber wajib membedakan dengan tegas antara produk
berita dan iklan.
b. Seiap berita/artikel/isi yang merupakan iklan dan atau isi
berbayar wajib mencantumkan keterangan ‘advertorial’, ‘ads’,
‘sponsored’, atau kata lain yang menjelaskan bahwa
berita/artikel/isi tersebut adalah iklan.
7) Hak Cipta
Media siber wajib menghormati hak cipta sebagaimana diatur
dalamperaturan perundang-undangan yang berlaku.
8) Pencantuman Pedoman
Media siber wajib mencantumkan Pedoman Pemberitaan Media
Siber ini di medianya secara terang dan jelas
9) Sengketa
Penilaian akhir atas sengketa mengenai pelaksanaan Pedoman
Pemberitaan Media Siber ini diselesaikan oleh Dewan Pers

9. Metode Analisis Isi


Analisis isi kuantitatif memiliki beberapa jenis diantaranya eperti
semiotika, wacana, framing, naratif dan lain sebagainya. Analisis isi
kuantitatif dapat didefinisikan sebagai suatu teknik penelitian ilmiah
yang ditujukan untuk mengetahui gambaran karakteristik isi dan
menarik inferensi dari isi. Analisis isi ditujukan untuk mengidentifikasi

18
secara sistematis isi komunikasi yang tampak (manifest) dan dilakukan
secara objektif, valid, reliabel dan dapat direplikasi (Eriyanto, 2011:
15).
Jika menurut Riffe, Lacy dan Fico (1998: 20), analisis isi adalah
pengujian yang sistematis dan dapat direplikasi dari simbol-simbol
komunikasi, dimana simbol ini diberikan nilai numerik berdasarkan
pengukuran yang valid, dan analisis menggunakan metode statistik
untuk menggambarkan isi komunikasi, menarik kesimpulan dan
memberikan konteks, baik produksi ataupun konsumsi.
Objektif merupakan salah satu ciri dalam analisis isi. Penelitian
yang dilakukan untuk mendapatkan suatu gambaran dari suatu isi
tanpa ada campur tangan peneliti. Penelitian juga disebut benar-benar
objektif jika tidak dimasukkan subjektivitas (bias).
Ada dua aspek penting dalam objektivitas, yaitu validitas dan
reliabilitas. Yang dimaksud dengan reliabilitas ialah berkaitan dengan
apakah penelitian ini menghasilkan temuan yang sama meskipun
dilakukan oleh orang yang berbeda dengan waktu yang berbeda.
Sedangkan validitas berkaitan dengan apakah analisis isi ini mengukur
apa yang benar-benar ingin diukur.
Selain objektif, penelitian analisis isi juga harus sistematis.
Maksud dari sistematis ialah semua tahapan dan proses hrus secara
jelas dan sesuai dengan langka-langkah dalam penelitian. Ciri lain dari
analisis ini adalah replikabel. Maksud dari replikabel ini adalah hasil-
hasil dari analisis isi selamamenggunkan bahan dan teknis yang sama,
harusnya juga menghasilkan temuan yang sama, walaupun dilakukan
di waktu yang berbeda.
Isi yang tampak (manifest) juga merupakan ciri dari analisis ini.
Iklan yang tampak ini merupakan bagian dari isi yang tertulis dan
terlihat secara nyata. Berbeda dengan isi yang tidak tampak, sebuah isi
yang memiliki makna tersembunyi.
Ciri lain dari analisis isi yaitu ditujukan untuk membuat
rangkuman/summarizing. Analisis isi umumnya dibuat untuk membuat

19
gambaran umum karakteristik dari suatu isi/pesan. Analisis isi
sebaliknya tidak berpretensi untuk menyajikan secara detail satu atau
beberapa kasus isi. Analisis isi dapat dikategorikan sebagai penelitian
yang bertipe nomotetik yang ditujukan untuk membuat generalisasi
dari pesan, dan bukan penelitian jenis idiographic yang umumnya
bertujuan membuat gambaran detail dari suatu fenomena (Neuendorf,
2002: 15)

10. Penelitian Terdahulu


Nama Peneliti Muhammad Noor Aziz Yoana Berchmans
Kautsar Herlina Kurniati
Judul Penelitian Kredibilitas Kredibilitas Media
Pemberitaan Portal Dalam Pemberitaan
detik.com (Analisis Isi Mngenai Muktamar
Portal Berita Online) Muhammadiyah 2010
(Studi Analisi Isi
Kredibilitas Media
dalam Pemberitaan
mengenai Muktamar
Muhammadiyah 2010
dalam Surat Kabar
Harian Kedaulatan
Rakyat tanggal 2-8
Juli 2010)
Tahun 2016 2011
Penelitian
Metode Kuantitatif Kuantitatif
Penelitian
Kesimpulan Kesimpulan yang di Kesimpulan yang
Penelitian dapat dalam penelitian didapat dari penelitian
ini adalah adanya fakta ini adalah
yang menunjukkan bahwasannya SKH
bahwa portal berita Kedaulatan memiliki
detik.com ini memiliki kredibilitas dari semua
kredibilitas. indikator. Kecuali
Hanya satu indikator dalam hal cover both
yang menyebutkan side, karena berita
bahwa bahwa detik.com yang disajikan dalam
kurang kredibel,yaitu SKH Kedaulatan
dari indikator cover Rakyat ini sebagian
both side. besar menggunakan
one side issues.
Persamaan Metode penelitian, dan Metode penelitian.

20
meneliti portal berita
online
Perbedaan Penelitian ini hanya Penelitian ini hanya
meneliti satu portal menggunakan satu
berita, yaitu detik.com media yang diteliti
dan yang diteliti
adalah surat kabar
harian (SKH)
Tabel 2.1

B. Definisi Konsep

1. Kredibilitas

Kredibilitas sendiri memiliki arti dapat dipercaya. Semakin kredibel

berita yang disajikan, maka semakin kredibel media tersebut. Ukuran

kredibilitas dalam penelitian ini menggunakan konsep Flanagin &

Metzger yaitu dapat dipercaya, akurasi, bias dan kelengkapan.

2. Portal Berita Online

Portal berita online adalah suatu media yang menyajikan informasi

yang dibutuhkn masyarakat dalambentuk online.

3. Pemberitaan

Pemberitaan merupakan peristiwa atau informasi yang diberitakan

atau dilaporkan oleh para jurnalis. Pembritaan disini disiarkan di

portal berita online.

4. Hoaks

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, hoaks memiliki

arti berita bohong. Hoaks sendiri memiliki arti informasi atau berita

palsu atau bohong. Hoaks bertujuan membuat opini publik,

21
menggiring opini, membentuk persepsi, dan untuk menguji

kecerdasan dan kecermatan pengguna internet dan media sosial,.

5. Pengeroyokan

Dalam KBBI, pengeroyokan adalah tindakan pemukulan secara

bersama-sama. Dari konteks pengertian pengeroyokan menurut KBBI

tersebut dapat dipahami bahwa sesuatu yang berkaitan dengna

pemukulan yang dilakukan oleh beberapa orang atau sekelompok

orang.

Kredibilitas suatu media jika diartikan sederhana adalah kepercayaan

pembaca terhadap suatu media. Menurut konsep Flanagin & Metzger, ada

lima kategori untuk menentukan kredibilitas media. Lima kategori tersebut

adalah dapat dipercaya (believability), akurasi (accuracy), terpercaya

(truthworthiness), bias (bias), dan kelengkapan (completeness).

Dari kelima kategori kredibilitas menurut Flanagin & Metzger ini

terdapat dua kategori yang memiliki kemiripan makna yaitu believability

dan truthworthiness. Dalam hal ini, believability/truthworthiness memiliki

arti yang sama yaitu dapat dipercaya karena berasal dari sumber yang tepat

dan merupakan fakta.

Kemudian unit akurasi atau ketepatan berita. Tingkat akurasi ini dapat

diartikan sebagaimana tingkat ketelitian dan kedisiplinan informasi yang

disajikan oleh jurnalis. Dalam akurasi dapat berupa kesesuaian judul dan

isi, ketepatan infomasi, kebenaran penulisan dan foto yang mendukung

berita tersebut.

22
Kategori bias ini lebih berkaitan dengan bagaimana sebuah berita

dibuat tidak cenderung ke satu pihak alias tidak obyektif. Bisanya kategori

bias ini ditemukan pada berita bertemakan politik yang dibuat jurnalis

yang bisa saja terjebak dalam keberpikahan salah satu partai atau kubu.

Kategori kelengkapan atau completeness juga menjadi penentuan

kualitas suatu berita. Berita yang lengkap minimal mengandung 5W+1H.

Dari keempat unit analisis yang telah dijelaskan diatas, ditentukan lagi sub

unit analisis pada masing-masing unit untuk mempermudah proses

penelitian.

Kategori Definisi Sub Kategori Definisi


Believability/ Berita yang Checkability Adanya narasumber
truthwortness dilaporkan adalah yang jelas yang
(dapat peristiwa atau menadi rujukan
dipercaya) kejadian yang pemberitaan,
terjadi sesuai sehingga
dengan kenyataan. pemberitaan
tersebut bisa
dikonfimasi
kebenarannya
Relevansi Adanya relevansi
narasumber antara narasumber
dan peristiwa yang
terjadi. Narasumber
mengerti tentang
peristiwa tersebut
atau sedangada di
TKP.
Accuracy Tingkat ketelitian Opinitative Berita yang
(Akurasi) dan kedisiplinan disajikan sesuai
informasi yang fakta yang ada di
disajikan oleh lapangan. Tidak ada
jurnalis percampuran fakta
dan opini dari
jurnalis. Seperti
terdapat kata
tampaknya,
diperkirakan.

23
Akurasi judul Judul berita sesuai
dan isi berita dengan isi berita.
Akurasi foto Foto yang tersaji
dan berita sesuai dengan isi
berita.
Bias (bias) Berita yang dibuat Cover both Menyajikan berita
oleh jurnalis tidak side dengan pernyataan
cenderung hanya ke dua atau lebih
satu pihak. Tetai narasumber yang
harus berimbang berlawanan secara
antara pihak satu bersamaan dan
dan pihak kedua. proporsional.
Antara pihak pro,
kontra dan pihak
netral.
Completeness Berita yang Kelengkapan Berita yang lenhkap
(kelengkapan) disajikan oleh berita terdapat judul,isi
jurnalis harus berita dan foto yang
lengkap dan mendukung berita
informatif tersebut
Unsur 5W+1H Terdapat unsur
5W+1H dan
informasi
pendukung lainnya.
Tabel 2.2 Definisi Kategori dan Sub Kategori

6. Struktur Kategori

Peneliti merumuskan kategori sebagai berikut :

Kategori Definisi Sub Kategori Indikator


Believability/ Berita yang Checkability Menyantumkan
truthwortness dilaporkan adalah narasumber yang
(dapat dipercaya) peristiwa atau jelas (menyebutkan
kejadian yang nama dan profesi
terjadi sesuai narasumber)
dengan kenyataan. Relevansi Dalam kejadian ini,
narasumber narasumber yang
relevan adalah
sebagai berikut :
- Ratna Sarumpaet
- Pihak kepolisian
yang menangani
(Polda Metro
Jaya)
- Pihak Angkasa

24
Pura
- Pihak Bandara
Husein
Sastranegara
- Pihak Rumah
Sakit Khusus
Bedah Bina
Estetika
- Pihak yang
dibohongi (korban
hoaks Ratna
Sarumapet)
- Saksi mata (jika
ada)
- Saksi Ahli (doketr
bedah, dll)
Accuracy Tingkat ketelitian Opinitative Tidak ada kata yang
(Akurasi) dan kedisiplinan bermakna opini
informasi yang seperti :
disajikan oleh - Tampaknya
jurnalis - Diperkirakan
- Kemungkinan
- Dinilai
- Diyakini
- Menduga
- Seharusnya, dan
sejenisnya
Akurasi judul Isi berita
dan isi berita menjelaskan judul
yang disajikan.
Akurasi foto Foto yang disajikan
dan berita memperkuat isi
berita dan judul
yang disjikan.
Bias (bias) Berita yang dibuat Cover both - Terdapat dua atau
oleh jurnalis tidak side lebih pihak
cenderung hanya ke narasumber yang
satu pihak. Tetai berlawanan.
harus berimbang (misalnya
antara pihak satu narasumber 1
dan pihak kedua. Ratna dan
narasumber 2
pihak Bandara
husein
Sastranegara).
Completeness Berita yang Kelengkapan - Terdapat judul
(kelengkapan) disajikan oleh berita berita
jurnalis harus - Terdapat isi/badan

25
lengkap dan berita
informatif - Terdapat foto
Unsur 5W+1H Terdapat unsur
5W+1H (what, why,
who, when, where
dan how)

Tabel 2.3 Tabel Struktur Kategori

26

Anda mungkin juga menyukai