Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TATA KELOLA JURNALISME BERBASIS NET ATAU DUNIA MAYA

Ditujukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas pada Mata Kuliah Jurnalistik

Dosen Pengampu : Dr. Wasid, M.Fil.I

oleh :

Alvi Nikmatin (A02217008)

Dwi Retty Warsadila (A92217106)

Kelas Jurnalistik A

PROGRAM STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-
Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Tata
Kelola Jurnalisme Mandiri berbasis Net/Dunia Maya”. Maksud dan tujuan dari tugas
ini diajukan untuk memenuhi persyaratan tugas mata kuliah “Jurnalistik”. Sholawat
serta salam selalu tercurah limpahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW yang telah
membawa kita dari kegelapan menuju addinul islam.
Kami selaku penulis makalah ini mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Allah SWT yang telah memberikan kelancaran dan kemudahan bagi
penulis dalam penyelesaian makalah ini. Selanjutnya penulis juga ucapkan terima kasih
kepada Ustad Wasid sebagai dosen pengampu mata kuliah Junalistik yang telah
menyalurkan begitu banyak ilmu kepada penulis dan juga tidak lupa pula penulis
ucapkan kepada pihak-pihak yang bersangkutan, yang telah banyak membantu penulis
dalam menyelesaiakan tugas makalah ini.
Penulis makalah juga sangat menyadari akan keterbatasan pengetahuan,
keterampilan, dan pengalaman. Oleh karena itu, makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Penulis
berharap makalah ini dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun bagi para
pembacanya. Aamiin.

Surabaya, 19 Desember 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................................ i


Kata Pengantar ............................................................................................................ ii
Daftar Isi ..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Rumusan masalah ............................................................................................ 1
1.3 Tujuan Pembahasan ......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Cara mengelola jurnalisme berbasis Net/ Dunia Maya ..................................... 2

2.1 Cara mengembangkan jurnalisme berbasis net/dunia maya ............................. 3

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 7

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Menulis jurnalistik merupakan keterampilan menulis yang disebarkan melalui media


massa, baik cetak, elektronik, maupun media yang sedang populer saat ini yaitu media daring.
Dalam dua dasawarsa terakhir, lingkungan media massa telah banyak dihiasi berbagai diskusi
tentang internet. Kehadiran teknologi dunia maya yang menyeruak hebat pada 1990-an
terutama di negara-negara maju di Amerika Utara, Eropa Barat, dan Jepang ini telah
mengubah bentuk praktik jurnalisme dari yang “konvensional” menjadi “digital” atau sering
disebut jurnalisme dalam jarigan (daring). Perkembangan jurnalisme daring ini makin pesat
seiring dengan terus bertambahnya user (pengguna) internet. Data per 31 Desember 2013 dari
Internet World Statistic mengungkapkan pengguna internet di dunia sudah mencapai angka
360.985.492. Angka ini setara dengan 39% dari total populasi di bumi yang mencapai 7 miliar
lebih. Akses yang makin mudah, terutama dengan lahirnya teknologi mobile, menjadi salah
satu poin penyebab meningkatnya user, dengan penetrasi menembus 676.3% dari periode
2000-2014.
Dengan kemajuan internet saat ini, setiap orang bisa mengakses berbagai informasi tanpa
harus bersusah payah mencari atau membelinya. Terobosan terbaru saat ini adalah
memberikan kesempatan pada warga biasa untuk ikut menyebarkan berita yang didapatnya.
Mereka dapat berpartisipasi untuk membuat berita, termasuk memberitakan berita yang
mereka buat. Pilihan bagi industri media dan jurnalisme menghadapi fenomena tersebut, tiada
lain harus kreatif, inovatif dengan strategi konvergensi media demi mengembangkan
keeksisannya.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Bagaimana tata cara mengelola jurnalisme berbasis net atau dunia maya?
1.2.2. Bagaimana mengembangkan jurnalisme berbasis net atau dunia maya?
1.3.Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui cara mengelola jurnalisme berbasis net/dunia maya.
1.3.2. Untuk memahami cara untuk mengembangkan jurnalisme berbasis net/dunia maya.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Cara mengelola jurnalisme berbasis Net Atau Dunia Maya

Pada dasarnya konsep pemberitaan di media ditulis berdasarkan hasil liputan fakta
dilapangan yang dianggap Up date, penting, dan menarik, karena itu bentuk penyajiannya
diatur sedimikian rupa, shingga pembaca bisa mengetahui pesan utama yang terkandung
dalam berita. Pemberitaan pada media online pun menyajikan berita secara up to date
dengan bahasa yang dekat dengan pembaca mencakup seluruh kalangan, dan penulisan
lebih terstruktur (EYD harus benar).
Sebelumnya mengelola kita juga perlu tau dahulu sifat media massa yang menjadi
objek sasarannya, menurut Muhtadi ada lima hal yang menunjukan sifat dari media massa,
yaitu:
1. Bersifat melembaga
2. Bersifat Satu Arah
3.Meluas dan Serempak
4.Memakai Peralatan Teknis atau
Mekanis
5. Bersifat Terbuka

Sedangkan menurut Avery dan Sanford mengungkapkan ada tiga fungsi media
massa,
yaitu:
1. The surveillance of the environment, yaitu mengamati lingkungan
2. The correlation of the part of society in responding to the environment, yaitu
mengadakan korelasi antar informasi data yang diperoleh dengan kebutuhan khalayak
sasaran, karena komunikator lebih menekankan pada seleksi evaluasi dan interpretasi.
3. The transmission of the social heritage from one generation to the next, maksudnya
ialah menyalurkan nilai-nilai budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya.1
Setiap berita yang diangkat akan di proses dan di sebarkan secara profesional serta
memiliki kredibilitas.
1. Cara pertama yang dilakukan dalam mengelola jurnalisme yaitu terkait akurasi
berita.

1
M. Yoserizal Saragih, Media Massa dan Jurnalisme. (Jurnal Pengembangan Masyarakat, Volume V, No. 5, Tahun
2018) 82

5
Berita yang salah ketik sebelum meng-upload selain sudah diedit oleh redaktur, admin
harus tetap mengecek kembali keseluruhan berita tersebut dan jikan ada berita yang
terlanjur teraploud tetapi tidak akurat seperti salah ketik dan salah dalam penulisan nama
narasumber maka akan langsung di tangani tanpa merubah jam pengaploadan berita
tersebut. Tidak banyak perbedaan mendasar dalam jurnalisme konvensonal dan Online.
Baik itu dari sisi reportase, proses editorial, penyajian konten, dan etika jurnalistik. Isi
berita harus tetap pada prinsip 5W + 1H, hanya penyajiannya yang berbeda.
2. Cara kedua adalah kecepatan
Selain penulisan berita, soal kecepatan juga tidak boleh ketinggalan karena hal tersebut
merupakan syarat untuk berita online dimana pembaca bisa mendapatkan berita tersebut
secara langsung pada saat terjadinya suatu peristiwa. Setiap portal berita online hendaknya
memiliki mekanisme publikasi yang real time dan lebih leluasa tanpa terkekang oleh
periode maupn jadwal penerbitan atau siaran. Dimana saja dan kapan saja selama
terhubung dengan jaringan global atau internet, maka penerbit mampu mempublikasikan
berita atau informasi langsung dari tempat kejadian. Karena pembaca atau pengguna
portal berita dapat mendapatkan informasi terbaru.2

2.2 Cara Mengembangkan Jurnalisme Berbasis Net Atau Dunia Maya

Wartawan memang banyak dimudahkan dalam beragam aktivitas saat menjalankan


kerja profesionalnya dengan kehadiran teknologi internet seperti saat ini. Ada dua
kemudahan yang didapat wartawan dengan hadirnya media baru, yaitu, pertama, terkait
aspek pengumpulan bahan berita (news gathering); dan kedua, dalam aspek mengonstruksi
dan memublikasikan (mengirim luas produk berita) (Ward, 2002: 17-18). Dengan internet,
proses ini telah tersimplifikasi dengan tanpa mengurangi kualitas dari prosesnya. Saat
menjalankan proses riset untuk suatu berita, wartawan sering bertumpu pada banyak
sumber materi yang dapat berupa laporan terdahulu, dokumen-dokumen asli, data, siara
pers, atau informasi dari individu. Teknologi internet telah membuat semua sumber materi
itu mampu terdigitalkan dan terpublikasikan dalam jaringan sehingga memberi
keuntungan bagi wartawan untuk mengakses segala informasi yang mereka butuhkan

2
Syahrina Mutmainah, skripsi “Strategi Penyajian Berita Pada Portal Fajar Online.com” (Makassar: UIN
Alauddin, 2016). Hal. 52
6
lewat apa yang populer disebut “riset dalam jaringan” (online research). Lebih lanjut,
internet juga pada dasarnya telah mentransformasi proses riset dalam jaringan itu sendiri.
Dengan internet, wartawan tidak hanya mampu menjangkau ragam akses sumber mereka
(entah itu orang, dokumen, data atau arsip berita), tetapi juga dapat menembus ruang
debat, diskusi, dan opini pakar melalui mailist, chat, thread forum, blog, tweets untuk
selalu update terhadap informasi tentang isu-isu tertentu. Di bawah aspek dan potensi
penting dari internet, akhirnya, banyak organisasi media massa, yang mengharuskan staf
mereka untuk belajar, mengadopsi, dan mengimplementasikan keahlian komputer, tentang
bagaimana menggunakan internet dalam metode reportase yang populer disebut “CAR”
(Computer-Assisted Reporting). “Keahlian baru” ini diharapkan dapat mendukung dan
memberi nilai lebih dari metode kuno news gathering mereka yang selalu mengandalkan
teknik bertemu dan mengunjungi nara sumber atau tempat kejadian secara langsung.
Selanjutnya, pada tataran proses mengonstruksi dan memublikasikan suatu karya
berita, internet telah kokoh menjadi medium alternatif untuk menyebarkan informasi ke
ruang publik. Teknologi dunia maya sebagai platform publikasi ini bahkan dapat
dikatakan lebih dinamis dan interaktif dibandingkan dengan modalitas yang lain,
khususnya media konvensional. Teknologi media baru memungkinkan untuk proses
mengupdate materimateri berita dan informasi secara simultan dan berulang-ulang, menit
demi menit tanpa terjadi interupsi antarhalaman (Ward, 2002: 21). Di sinilah keunggulan
sejati internet dibanding medium-medium yang lainnya seperti koran, televisi atau radio.
Teknologi media baru di dunia maya terbukti mampu menawarkan suatu cara khas
mengirim pesan kepada audiens dengan cara kerja yang lebih fungsional.3
Berikut adalah merupakan beberapa inisatif dalam rangka mengembangkan
jurnalisme berbasis net/dunia maya:
1. News dalam bentuk infografik, gambar atau video unik
2. Sejumlah Konsep Penting
• Keterbukaan Redaksi /Open newsroom
• Relasi dengan publik/Engagement
• Kesatuan media/Convergence

3. Gagasan Dasar

3
Ambang Priyonggo, Merevisi Jurnalisme Sebagai Profesi Di Era Digital: Telaah Pengaruh Teknologi Media Baru
Dalam Praktik Jurnalistik Di Indonesia, (Tangerang: Universitas Multimedia Nusantara. 2013)
7
• Pengembangan Blog sebagai forum percakapan publik
• Citizen Journalism/Jurnalisme Publik
• Crowdsourcing (proses mendapatkan pekerjaan/ pendanaan dari sekelompok besar
orang dalam ranah online)4
Internet dapat menyampaikan pesan dalam berbagai bentuk: teks, gambar, audio,
video, atau kombinasi dari sebagian atau semuanya -secara langsung. Ketersediaan ini
dapat menggerakan pengakses internet untuk mengakses bentuk pesan tertentu saja atau
kombinasi dari sebagian atau semuanya. Hal yang tidak kalah penting yang perlu
dipahami medium berbasis internet adalah karakter interaktivitas. Setiap orang yang
terhubung dapat menjadi konsumen sekaligus produsen pesan. Banyak orang mencoba
menggunakan internet untuk menyampaikan atau saling bertukar pesan, menggunakan
media sosial, dengan membangun blog, web site, mengembangkan aplikasi tertentu,
membangun media start up dan sebagainya. Hanya sebagian bahkan sebagian kecil yang
bisa bertahan. Mereka yang bisa bertahan pada umumnya adalah orang yang memahami
betul apa yang dibutuhkan khalayak atau kelompok orang yang dilayaninya. Dengan kata
lain, jurnalis harus mampu menawarkan value bagi khalayak, dengan cara-cara yang
dibutuhkan dan disukai khalayak. Sebuah karya dapat berbentuk karya teks saja, gambar
saja, audio saja, video saja, atau kombinasi dari sebagian bentuk tersebut, atau kombinasi
dari semuanya. Sebuah kajian yang dilakukan Mindy Mc Adams menyebutkan sebuah
karya yang dibuat dalam beragam format atau multimedia journalism akan lebih punya
daya tarik bagi khalayak.5

4
Wahyu Dhyatmika. Inovasi Jurnalisme Di Era Digital. (Jakarta: AJI, 2016) 11
5
Pandan Yudhapramesti, Jurnalis dan Jurnalisme dalam Fenomena Kontemporer. (Jumal komunikasi, ISSN 1907-
898X Volume 10, Nomor 1, Oktober 2015) 96

8
BAB III

KESIMPULAN

3.1. Sebelumnya mengelola kita juga perlu tau dahulu sifat media massa yang menjadi objek
sasarannya, dan setiap berita yang diangkat akan di proses dan di sebarkan secara
profesional serta memiliki kredibilitas. Namun baik jurnalisme konvensional maupun
modern tidak ada perbedaan mendasar, baik itu dari sisi reportase, proses editorial,
penyajian konten, dan etika jurnalistik. Isi berita harus tetap pada prinsip 5W + 1H, hanya
penyajiannya yang berbeda.

3.2. Setiap orang yang terhubung dapat menjadi konsumen sekaligus produsen pesan. Banyak
orang mencoba menggunakan internet untuk menyampaikan atau saling bertukar pesan,
menggunakan media sosial, dengan membangun blog, web site, mengembangkan aplikasi
tertentu, membangun media start up dan sebagainya. Sebuah karya dapat berbentuk karya
teks saja, gambar saja, audio saja, video saja, atau kombinasi dari sebagian bentuk tersebut,
atau kombinasi dari semuanya. Sebuah kajian yang dilakukan Mindy Mc Adams
menyebutkan sebuah karya yang dibuat dalam beragam format atau multimedia journalism
akan lebih punya daya tarik bagi khalayak.

9
DAFTAR PUSTAKA

Priyonggo, Ambang. 2013Merevisi Jurnalisme Sebagai Profesi Di Era Digital: Telaah


Pengaruh Teknologi Media Baru Dalam Praktik Jurnalistik Di Indonesia. Tangerang:
Universitas Multimedia Nusantara.
Saragih, M. Yoserizal. 2018. Media Massa dan Jurnalisme. Jurnal Pengembangan Masyarakat,
Volume V, No. 5.
Mutmainah, Syahrina. 2016 skripsi “Strategi Penyajian Berita Pada Portal Fajar Online.com”
Makassar: UIN Alauddin
Dhyatmika, Wahyu. 2016. Inovasi Jurnalisme Di Era Digital. Jakarta: AJI
Yudhapramesti, Pandan. Oktober 2015. Jurnalis dan Jurnalisme dalam Fenomena Kontemporer.
Jumal komunikasi, ISSN 1907-898X Volume 10, Nomor 1.

1
0

Anda mungkin juga menyukai