Anda di halaman 1dari 23

TUGAS TERSTRUKTUR

TEKNIK PENULISAN DAN PENYUNTINGAN BERITA

"PROSES MENGHIMPUN BERITA DAN KENDALANYA"

Dosen pengampu : M. Yazidul Ulum, M. Pd.

Disusun oleh kelompok 1 :

1. Khalimatussa'diyah (1808110028)

2. Indri Agustina (1808110032)

3. Malikha (1808110031)

TADRIS BAHASA INDONESIA 6-A

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON

2021

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentu kami tidak
akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita Nabi Muhammad SAW, yang kita nanti-
nantikan syafaatnya di akhirat nanti.

Kami panjatkan puji syukur atas karunia Allah SWT yang telah memberikan kami
nikmat sehat rohani maupun fisik, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata
kuliah Teknik Penulisan Berita dan Penyuntingan Berita yang berjudul “Proses Menghimpun
Berita dan Kendalanya”

Kami tentunya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih
banyak kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan
saran dari pembahasan makalah ini. Semoga makalah ini dapat menjadi makalah yang lebih
baik lagi dan menjadi bermanfaat khususnya bagi kami, dan umumnya bagi siapa saja yang
membacanya.Sekian semoga makalah ini bermanfaat, terima kasih.

Cirebon, 2 Maret 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................................3

BAB 1........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.....................................................................................................................4

A. Latar Belakang................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................4

C. Tujuan.............................................................................................................................4

BAB II........................................................................................................................................5

PEMBAHASAN........................................................................................................................5

A. Proses Menghimpun Berita..............................................................................................5

B. Kendala Menghimpun Berita.........................................................................................17

BAB III....................................................................................................................................25

PENUTUP................................................................................................................................25

A. Simpulan.......................................................................................................................25

B. Saran.............................................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................26

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam memasuki abad informasi dan komunikasi saat ini, banyak kegiatan yang
terkait dengan masalah media massa umumnya, jurnalistik khususnya. Dalam hubungan
ini, banyak anggota masyarakat dan mahasiswa yang berkeinginan menerjunkan diri
dalam dunia jurnalistik dan dunia tulis-menulis. Namun, sejauh ini, banyak diantara
meraka yang belum mengetahui dan memahami secara jelas bagaimana cara mencari dan
menghimpun suatu berita dan apakah berita itu layak untuk diterbitkan ataukah tidak.
Oleh karena itu, dalam makalah ini kami sengaja menulis proses menghimpun
berita diperuntukkan mahasiswa yang berkeinginan menjadi penulis handal dan mereka
dapat memahami secara kaffa, apakah tulisan itu layak untuk dimuat ataukah tidak.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses dalam menghimpun berita?
2. Apa saja kendala dalam menghimpun berita?
C. Tujuan
1. Untuk memahami bagaimana proses dalam menghimpun berita
2. Untuk memahami apa saja kendala dalam menghimpun berita

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Proses Menghimpun Berita


Di permukaan bumi, berita itu ada dimana-mana. Kita tinggal menyeleksi mana
yang betul-betul berita dan mana yang dapat diciptakan menjadi berita. Memilih bahan
berita ini merupakan suatu kegiatan yang memiliki nilai seni tersendiri. Adapun
pengumpulan bahan berita dapat melalui wawancara atau melalui peliputan. Yang mana
proses menghimpun berita meliputi:
1. Penentu Berita
Tahap awal dari kerja redaksional adalah proses menentukan suatu peristiwa
yang mempunyai nilai berita. Dalam hal ini melibatkan redaktur dan reporter.
Penentu berita menentukan apakah suatu peristiwa memiliki nilai berita
sesungguhnya merupakan tahap awal dari proses kerja redaksional biasanya seorang
redaktur menentukan apa yang harus diliputi, sementara seorang reporter
menentukan Bagaimana cara meliputinya karena ia berurusan dengan tahap
pencarian penghimpunan dan penggarapan berita setelah seluruh materi terhimpun
maka dilakukanlah penulisan dan penyuntingan (editing) dalam tahap yang akhir
sambil dilakukan penyuntingan dilakukan pula pemerkayaan terhadap berita.
Jadi prosesnya redaktur menugaskan reporter untuk meliputi kemudian
reporter tersebut mencari dan mengumpulkan hal-hal yang diperlukan. Sebaiknya
dalam tahap ini dibiasakan menyusun suatu perencanaan dulu dengan membuat
semacam checklist daftar periksa tentang apa apa yang harus dikerjakan. Checklist
semacam ini biasanya disebut "planningsheet" yang isinya menyusun daftar sumber-
sumber yang akan dihubungi setelah lebih dulu membuat semacam abstraksi atau
ringkasan dari peristiwa atau objek liputan. Kalau diperlukan reporter melakukan
riset dokumentasi dan merancang bahan lain untuk penulisan misalnya foto dan
grafik ketika tulisan reporter sampai di meja redaktur.
Dilakukan penilaian layak atau kurang layaknya suatu berita untuk dimuat.
Kalaupun layak apa saja yang perlu ditonjolkan untuk menarik khalayak pembaca
salah satu instrumen untuk menyeleksi kelayakan itu adalah seberapa kuat unsur-
unsur nilai berita yang terdapat dalam beritanya. Semakin banyak unsur nilai berita
di dalamnya semakin tinggilah nilai kelayakan beritanya dengan dasar pemahaman

5
terhadap konsep nilai berita ini seorang reporter dapat menentukan apa saja dari
materi berita yang didapatkannya yang harus memuat atau dibuang sama sekali.
2. Dapur Redaksi
Dapur redaksi dalam organisasi surat kabar di manapun sebelum seorang
reporter turun atau diturunkan ke lapangan ia harus lebih dulu mendengarkan dari
redakturnya apa-apa yang dihasilkan dalam rapat redaksi di pagi hari seputar berita-
berita yang perlu diliput. Jika si wartawan bekerja di harian pagi, setiap surat kabar
harian pagi memang selalu mengadakan rapat pagi yang dihadiri oleh para redaktur
dan dipimpin oleh pemimpin redaksi atau redaktur pelaksana untuk menentukan
berita-berita apa saja yang akan mengisi halaman halaman surat kabar mereka. Esok
hari redaktur pelaksana adalah eksekutif yang bertugas mengawasi pelaksanaan
peliputan berita atau boleh disebut juga Kapten regu pemberitaan ia bertanggung
jawab atas dijadikannya berita-berita yang berimbang dan lengkap tentang berita-
berita utama baik lokal maupun non lokal.
Untuk berita berita olahraga oleh redaktur olahraga untuk berita-berita
politik oleh redaktur politik untuk berita-berita ekonomi dan oleh redaktur ekonomi
dan seterusnya. Dalam sebuah surat kabar paling sedikit biasanya ada empat
redaktur yang biasanya terdiri dari redaktur kota, redaktur olahraga, redaktur hiburan
atau kebudayaan, dan redaktur ekonomi surat kabar nasional besar seperti Kompas,
Republika, Media Indonesia, Sinar Harapan atau Rakyat Merdeka. Surat kabar
nasional besar ini tentu memiliki lebih banyak redaktur karena berita yang berita
yang diliput kabar surat kabar itu masing-masing sangat beragam. Harian Kompas
misalnya memiliki satu redaktur kota, satu redaktur foto satu minggu, satu redaktur
daerah, dan satu redaktur bidang yaitu bidang bidang olahraga, ilmu pengetahuan,
dan teknologi (iptek), sosial ekonomi, bisnis politik, kebudayaan, pertahanan dan
keamanan, dan luar negeri. Redaktur tersebut masing-masing memimpin Desk yang
setara dengan bagian dalam organisasi biasa.
Redaktur pelaksana merupakan eselon ketiga dalam hierarki organisasi
surat kabar. Di puncak organisasi duduk pemimpin umum surat kabar biasanya
pemilik surat kabar atau orang yang ditunjuk mewakili pemilik, di tangga hierarki
dibawahnya terdapat pemimpin redaksi dan pemimpin perusahaan. Pemimpin
redaksi bertanggung jawab atas operasi redaksional secara keseluruhan yakni operasi
yang bukan berkaitan dengan iklan sirkulasi dan administrasi. Redaktur pelaksana
lazimnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada pemimpin redaksi,

6
sementara pemimpin perusahaan yang bertanggung jawab kepada pemimpin umum
diserahi tugas mengelola operasi-operasi yang bersangkutan dengan administrasi,
keuangan, perusahaan, dan pemasaran. Di bawah pemimpin perusahaan terdapat
kepala kepala bagian atau manajer sirkulasi iklan promosi produksi dan bagian-
bagian lain yang berkaitan dengan masalah bisnis, teknik dan operasi operasi
distribusi sudah tentu pola organisasi seperti ini tidak persis sama di setiap surat
tetapi pada dasarnya seperti itulah.
3. Beat atau Wilayah Peliputan
Setiap reporter memiliki wilayah peliputan yang berbeda dalam satu kerangka
redaksional atau dalam istilah dunia suratkabar disebut dengan beat. Salah satu
contohnya adalah redaktur kota menempatkan reporter-reporternya dalam beat
masing-masing, seperti balai kota, pengadilan, kantor polisi, dinas social, bank dan
tempat-tempat lain yang mengalami perkembangan informasi yang secara umum
dibutuhkan oleh pembaca, dalam hal ini masyarakat secara keseluruhan. Namun
selain itu redaktur juga memiliki reporter yang tidak ditugaskan dalam beat-beat
tertentu dan dalam satu bidang tertentu yang disebut dengan pelaksana penugasan
umum.
Beat atau wilayah peliputan hampir di semua surat kabar Des kota merupakan
gas yang paling banyak memiliki wartawan, maklum kota banyak masalahnya dan
banyak tempat-tempatnya yang harus di liput. Redaktur Desk kota bertanggung
jawab untuk peliputan seluruh kota dan kota-kota satelitnya atau kota-kota kecil
disekitarnya dan beberapa komunitas komunitas yang terpencil. Adaptor kota akan
memastikan bahwa reporter reporter atau wartawan wartawan yang memasukkan
berita setiap harinya dan menjaga agar tak satupun peristiwa penting dan menarik
lolos dan tergantung dari berita-berita yang dimasukkannya, para reporternya itulah
yang membedakan kepribadian satu koran dengan koran koran lainnya.
Redaktur kota membuat rencana peliputannya berdasarkan anggapan bahwa
pusat pusat informasi berada di sekitar tempat-tempat tertentu. Berita tentang
kegiatan-kegiatan pemerintahan Kota terdapat di balaikota dan kantor-kantor dinas
pemerintahan kota lainnya, berita-berita kriminal bisa diperoleh dari kantor kantor
wilayah kepolisian atau resort-resort kepolisian, berita-berita pengadilan diperoleh
dari pengadilan pengadilan negeri dan bijaksana Negeri, berita-berita bisnis dan
keuangan dari bank-bank dari kantor kantor Kadin Kamar Dagang Indonesia
asosiasi-asosiasi Niaga serikat buruh dan para pengusaha, berita kegiatan sosial bisa

7
didapatkan dari lembaga lembaga layanan sosial dan dinas dinas sosial. Demikian
pula berita-berita lainnya seperti berita tentang transportasi, berita pendidikan,
agama, kesehatan, ilmu pengetahuan, dan lain-lain didapat dari instansi-instansi
yang berkaitan dengan bidang-bidang kegiatan tersebut.
Untuk pusat-pusat berita itu redaktur kota menugaskan reporter reporter atau
wartawan wartawan beat artinya tempat tetapi yang dikunjungi wartawan untuk
mencari berita misalnya seorang wartawan bisa secara tetap ditugaskan untuk
Meliput berita berita pengadilan maka dikatakan Beat wartawan tersebut adalah
pengadilan. Selain reporter Beat yang jadwal kerjanya tetap sama dari hari ke hari,
redaktur kota juga memiliki sejumlah reporter yang ditugaskan meliputi masalah-
masalah yang tidak diharuskan dalam satu bidang saja. Reporter semacam ini
disebut "reporter pelaksanaan penugasan umum". Banyak dari penugasan penugasan
itu muncul dari sumber-sumber nonbeat, kadang-kadang reporter Beat memberitahu
terhadap redakturnya tentang adanya bahan berita yang belum sempat ia liput
sehingga reporter lain dapat mengambilnya.
4. Wartawan dalam Aksinya
Menurut Charnley, menghimpun berita adalah pekerjan berat yang rata-rata
abstraksi pekerjaannya menghabiskan waktu 13 jam sehari, namun kadang wartawan
harus bekerja fulltime bahkan hari minggu-pun sebagian wartawan harustetap
bekerja. Mula-mula wartawan mencari gambaran peristiwa yang akan dimuat dalam
suratkabar dengan melihat beberapa suratkabar lain sebagai pembanding mencari
peristiwa, kemudian bermusyawarah dengan redaktur dan dibahas dalam rapat
redaksi.
Setelah perihal berita yang akan diliput telah disepakati oleh redaktur,
wartawan pergi menuju beatnya untuk mencari, mewawancarai dan menghimpun
berita. Setelah pekerjaan itu selesai, maka hasilnya akan diberikan kepada redaktur
untuk dibahas kembali dalam rapat budgeting yaitu rapat yang mengalokasikan
berita-berita yang telah diliput oleh reporter yang biasa disebut rapat petang. Dalam
rapat ini akan dilakukan klasifikasi berita dan ditentukan mana yang akan menjadi
berita utama dan berita halaman lainnya kemudian baru dikirim ke bagian
composing untuk dicetak.
Wartawan dalam aksinya pemberitaan yang tumbuh dari organisasi dan
perencanaan yang cermat dipahami oleh imajinasi ditopang oleh fakta-fakta dan
gerakan oleh keringat dan tujuan. Wartawan tidak sia-sia disebut wartawan

8
menghimpun berita adalah pekerjaan berat, Anda boleh bandingkan pekerjaan
wartawan dengan pekerjaan profesi lain begitu bangun di pagi hari, hal pertama
yang dikerjakan seorang wartawan adalah pembuka surat kabar yang diantar agen
koran ke rumahnya ia pun membaca berita-berita penting hari itu terutama berita-
berita yang bertalian dengan beatnya yang mungkin dapat ia kembangkan.
Sang wartawan kini sudah tiba di kantornya sekitar pukul 8 pagi sambil
menunggu redakturnya datang Ia membuka lagi surat kabar Hari itu yang diterbitkan
surat kabar dengan tanpa membuang waktu sang wartawan mengeluarkan blocknote
dan segera Menuliskan beberapa catatan sebagai persiapan wawancara wawancara
yang akan ia lakukan nanti yakini dapat pergi ke chatnya dengan perasaan lega
karena ia pagi itu dapat pergi ke rencana garis besar wawancara di kantongnya
sekitar pukul 12:00. Setengah hari sang wartawan sudah berhasil menghimpun
berita-berita hasil wawancara dan hasil mencatat dari dokumen-dokumen yang ia
baca di tempat hidupnya. Sekitar pukul 13:00 ia sudah kembali di kantornya dan
langsung menuliskan hasil wawancaranya menjadi berita ia berhasil membuat dua
berita hari itu dan mampu menyelesaikannya pada pukul 16:00. Setelah
mendaftarkan kedua judul beritanya dalam menulis berita Kota hari itu dalam
komputer yang disediakan oleh surat kabar yang khusus untuk itu. Sang wartawan
masih juga belum pulang karena ia masih harus menunggu dulu kalau kalau
redakturnya yang sedang menghadiri rapat redaksi memerlukan keterangan
tambahan dari dia.
Rapat redaksi disebut juga rapat "Bitdgeting" rapat untuk mengalokasikan
berita-berita yang masuk dari para wartawan dan dari kantor berita serta dari para
koresponden di luar kota ke dalam penerbitan koran yang akan diterbitkan.
Keesokan hari untuk koran pagi dalam rapat Beat cutting, itulah ditentukan mana
berita-berita yang masuk di halaman depan mana yang masuk di halaman
selanjutnya. Dalam halaman kota halaman ekonomi dan sebagainya selesai rapat
batang redaktur sang wartawan tadi langsung kembali ke mejanya dan duduk
menghadapi komputernya yakni memeriksa berita-berita yang masuk di desanya
berita-berita ini bertampung dalam basket di komputernya.
5. Syarat-Syarat Wartawan yang Baik
Dalam dunia jurnalistik, seorang wartawan dituntut untuk memiliki daya
penciuman yang tajam, yang biasa dikenal dengan "hidung wartawan", yaitu
kemampuan yang mampu menjadikan sebuah informasi atau fakta menjadi sebuah

9
berita yang layak untuk diberitakan. Mengambil contoh kisah di atas seorang
wartawan sebenarnya tidak boleh mengatakan tidak ada berita apa lagi tidak ada
berita penting, karena semua berita itu penting. Semua yang dijumpai oleh wartawan
jika dikembangkan menjadi berita maka berita itu akan menjadi penting paling tidak
bagi orang yang membacanya. Kisah di atas menunjukkan bahwa berita tidak selalu
bisa ditemukan terima jadi tetapi berita harus dirasakan ketika anda menemukannya.
Inilah yang dikatakan bahwa anda mempunyai "hidung wartawan". Sebuah
informasi atau fakta belum menjadi berita sampai informasi atau fakta tersebut
ditulis dalam bentuk berita, apa sebenarnya kualitas yang diperlukan pada diri
seorang wartawan untuk menghasilkan kemampuan mencium keadaannya yang
berpotensi menjadi berita. Sudah tentu pertanyaan ini sulit untuk dijawab tetapi ada
empat kualitas yang mungkin perlu dimiliki seorang wartawan yang harus diketahui
oleh para calon wartawan yaitu pengalaman, rasa ingin tahu, daya khayal, dan
pengetahuan.
a. Pengalaman
Pengalaman adalah hal-hal atau kejadian-kejadian yang dialami seseorang
seorang penyanyi akan banyak belajar tentang menyanyi bukan dengan
membaca buku tentang menyanyi, tetapi dengan mengalami sendiri bagaimana
caranya menyanyi. Wartawan akan banyak belajar menulis berita yang baik
dengan mengalami sendiri bagaimana caranya membuat berita.
b. Perasaan ingin tahu
Wakil presiden Indonesia pertama Muhammad Hatta pernah mengatakan dalam
salah satu tulisannya bahwa ilmu pengetahuan dimulai dengan adanya perasaan
ingin tahu, ditemukannya pengetahuan bahwa bumi bergerak mengelilingi
matahari adalah karena dorongan perasaan ingin tahu. Orang yang bertanya
dalam diri si wartawan ketika ia menghadapi suatu peristiwa atau keadaan
perasaan ingin tahu seorang wartawan menyebabkan lebih banyak informasi
tentang tersebut daripada yang diperlukan pembacanya. Wartawan selalu dapat
membuang hal-hal yang tidak penting dari berita yang ia tulis tetapi ia tidak akan
menemukan substansi yang gagal ia dapatkan, jika ia kurang memiliki perasaan
ingin tahu.
c. Daya khayal
Sering juga disebut imajinasi, Anda yang mengatakan bahwa kehidupan tidak
akan maju tanpa adanya imajinasi. Kalau kita menyimak iklan-iklan televisi

10
maka kita akan terkagum-kagum oleh daya khayal atau imajinasi yang begitu
kaya yang dimiliki para pembuat iklan, sehingga mereka tampaknya tidak pernah
kehabisan gagasan dalam membuat iklan iklan barang untuk menarik pembeli.
Dalam pemerintahan tergantung dari tinjauan ke depan maupun ke belakang
salah satu keluhan yang sifatnya prinsipil yang dilontarkan terhadap media
massa adalah peristiwa-peristiwa besar tanpa pemberitahuan, oleh karena itulah
bukan saja harus mengungkapkan peristiwa-peristiwa yang terjadi secara aktual
dan faktual dalam pemerintahannya tetapi juga harus pula mengungkapkan hal-
hal yang ada kaitan nya sebelum peristiwa terjadi. Ini berguna agar masyarakat
sendiri dapat mengantisipasi peristiwa-peristiwa yang bakal terjadi sejak dini,
sehingga ia peristiwa sehingga jika peristiwa tersebut benar-benar terjadi
dampaknya yang lebih membahayakan orang banyak dapat dihindari. Tentu saja
seyogyanya tidak menimbulkan rasa ketakutan atau keresahan di kalangan
masyarakat, pemerintahan sebelum peristiwa terjadi ini berarti wartawan harus
mengamati tren-tren politik sosial dan teknologi serta menghubungkannya
dengan rangkaian. Rangkaian peristiwa serupa di masa lalu atau rangkaian-
rangkaian peristiwa serupa ini negara-negara atau tempat-tempat lain.
d. Pengetahuan
Keadaan masyarakat Indonesia sekarang jauh lebih kompleks daripada
keadaannya beberapa dekade lalu. Seorang wartawan yang tidak menguasai
paling sedikitnya ilmu pengetahuan kemasyarakatan akan sulit mempersepsikan
dinamika yang dialami masyarakat Indonesia lebih oleh masyarakat. Di era
reformasi sekarang ini jauh lebih membingungkan keadaannya dibandingkan
ketika masyarakat kita masih berada dibawah sistem politik rezim dalam
masyarakat yang semakin kompleks. Mengenai peristiwa yang memiliki nilai
berita membutuhkan pengetahuan agar dapat merangsang perasaan ingin tahu
dan imajinasi menghadapi kelompok etnis ini seorang wartawan tidak dapat
hanya memberitakan berdasarkan fakta yang terlihat di permukaan saja, tetapi
memerlukan pertimbangan bijaksana yang didasarkan pada pengetahuan tentang
tentang masyarakat kedua. Itulah sebabnya surat-surat kabar besar sekarang
mensyaratkan pendidikan strata satu perguruan tinggi dalam perekrutan
Wartawannya.
6. Menggali Berita

11
Pengertian menggali disini yaitu mencari aspek-aspek dalam kehidupan
budaya atau social masyarakat atau dalam kegiatan pemerintahan yang dapat
diangkat menjadi berita yang menarik perhatian khalayak. Istilah menggali berita
dalam suratkabar lebih dikenal sebagai "mencari berita". Pengertian ini timbul dari
asumsi wartawan yaitu tidak ada istilah "tidak ada berita" dimana pun dan kapan pun
wartawan itu berada. Menggali berita istilah menggali berita seperti dikenal dalam
praktek surat kabar di Indonesia dalam menciptakan berita, pengertian menciptakan
berita ini tampaknya timbul dari pemahaman bahwa bagi seorang wartawan tidak
ada istilah tidak ada berita.
Kalau tidak ada peristiwa atau kegiatan-kegiatan apa pun yang dapat dijadikan
bahan berita atau dalam dunia kewartawanan dikenal dengan istilah "sepi berita"
biasanya wartawan harus menggali sendiri berita tersebut untuk ditulis menjadi
berita. Pengertian menggali disini memiliki dua bentuk pertama mencari aspek-
aspek dalam kehidupan budaya atau sosial masyarakat atau dalam kegiatan
pemerintahan yang dapat diangkat menjadi berita yang menarik berdasarkan
perhatian khalayak. Dengan pengalamannya Sebagai wartawan ia tidak pernah
kehabisan berita karena banyak sekali masalah-masalah kebudayaan daerah yang
dapat diangkat menjadi berita. Berita itu juga bisa dilakukan ketika Sumber berita
enggan atau sulit memberikan informasi untuk sesuatu hal yang perlu diberitakan
misalnya tentang masalah pembelian senjata ke negara lain namun tidak ada undang-
undang yang mewajibkan.
Sumber berita baik pemerintahan maupun swasta untuk memberikan informasi
yang diperlukan pada sumber berita mungkin tidak mau atau menolak memberikan
informasi karena khawatir merugikan dirinya, atau menyebutkan lembaga atau
perusahaan atau bisa juga sumber berita menolak memberikan keterangan Karena ia
merasa tidak berwenang untuk memberikan keterangan pers sehingga ia mengatakan
bahwa "Ada yang lebih berwenang untuk memberikan keterangan" yang diminta
oleh wartawan kemungkinan lain ialah sumber berita melakukan gerakan tutup
mulut untuk menyembunyikan kelakuan buruknya karena tidak ingin diketahui oleh
umum dalam. Hal seperti diatas wartawan terpaksa harus menggali berita dengan
membujuk sumber-sumber berita wartawan mengatakan kepada sumber berita
bahwa "Sikapnya yang tetap menolak untuk memberikan keterangan itu justru akan
merugikan dia". Atau wartawan dapat mencari jalan lain untuk mendapatkan

12
keterangan misalnya dari sumber-sumber lain atau menjadi fakta faktor dari
kejadian-kejadian lain yang ada hubungannya.
Wartawan hampir selalu dapat mencari sumber sumber atau narasumber lain.
Karena jarang sekali fakta-fakta untuk suatu berita hanya berasal dari satu sumber
saja tetapi jika anda tidak menemukan narasumber lain dan sumber berita anda tetap
menolak memberikan keterangan untuk mengatasi penolakan dari sumber berita
adalah dengan memberitahukannya bahwa sumber berita menolak memberikan
keterangan dalam berita. Sering kita temui berita yang menambahkan keterangan
berbunyi begini misalnya "Pejabat tersebut menolak memberikan keterangan,
meskipun ...." tetapi ada kalanya juga seorang pejabat atau seorang pengusaha
pengusaha menolak kehadiran wartawan yang dianggapnya masih baru tetapi ketika
redakturnya yang meminta wawancara bersahabat atau pengusaha tersebut dengan
memberikan keterangan yang diperlukan surat kabar bersangkutan.
7. Meliput Berita dengan Menyamar
Peliputan berita yang dilakukan dengan menyamar terkadang memang
diperlukan dalam menunjang proses pengumpulan berita. Peliputan ini dilakukan
karena adanya suatu hal yang tidak wajar atau sesuatu yang ditutup-tutupi. Dalam
etika jurnalistik, pemberitaan semacam ini dapat dipertanggungjawabkan selama
demi kepentingan umum dan dari sisi hukum tidak menyalahi undang-undang yang
berlaku. Penegasan ini diperjelas seiring dengan banyaknya masyarakat yang
mempertanyakan apakah pemberitaan ini dapat dipertanggungjawabkan secara etika
jurnalistik dan hukum. Tapi tidak semua peliputan ini dibenarkan, karena peliputan
ini hanya dilakukan secara kasus per kasus tergantung dari masalahnya.
Meliput berita dengan menyamar harian di Bandung sekitar tahun 1990-an
pernah menghadapi suatu perbuatan yang dialami pihak kepolisian khususnya
menyangkut seorang anak laki-laki remaja yang dituduh membunuh adiknya.
Sehingga ia ditahan polisi padahal polisi belum mendapatkan bukti-bukti jelas
bahwa pembunuhan tersebut dilakukan oleh anak laki-laki tersebut disamping.
Wartawan-wartawan dihalang-halangi orang tua anak laki-laki tersebut dilarang
memberikan keterangan kepada presiden rumahnya dijaga polisi dengan alasan
mengamankan TKP (Tempat Kejadian Perkara) dengan sikap pihak kepolisian yang
demikian itu kecurigaan pun timbul karena mereka seperti menyimpan sesuatu yang
ingin disampaikan.

13
Akhirnya Mandala sepakat untuk mengungkap kasus ini sampai mendapat
kejelasan secara tuntas dengan jalan apapun untuk itu dibentuk tim investigasi
dipimpin redaktur kota yang menurunkan 4 wartawan menyamar sebagai pedagang
es, sopir, dan kernet sedangkan seorang lagi wartawan foto menjadi tukang foto
keliling dan dua wartawan lagi masing-masing menjadi guru mengaji yang bisa
leluasa masuk keluar rumah tersangka dengan cara itu kau pun berhasil mengungkap
fakta-fakta yang sebenarnya dari kasus tersebut. Ternyata Dari hasil peliputan
investigasi Itu polisi membunyikan fakta-fakta yang sebenarnya polisi menahan
anak laki-laki itu berdasarkan tindakan lain Padahal mereka belum menemukan
bukti bukti kuat bahwa anak laki-laki tersebut benar-benar membunuh adiknya.
Pertanyaannya sekarang apakah pemberitaan berdasarkan peliputan dengan
menyamar seperti itu merupakan pemberitaan yang dapat dipertanggungjawabkan
secara etika jurnalistik dan hukum artinya jika pihak kepolisian mengajukan tuntutan
ke pengadilan karena cara peliputan yang dilakukan wartawan ditempuh dengan cara
menipu. Apakah pihak media dapat mempertahankan diri secara hukum, apakah juga
secara etika jurnalistik wartawan dapat mempertanggungjawabkan cara perbuatan
semacam itu etika jurnalistik pihak Mandala menganggap cara perbuatan semacam
itu bisa dipertanggungjawabkan sepanjang demi kepentingan umum dalam hal ini
adalah dugaan pejabat publik yakni pihak kepolisian melakukan tindakan ceroboh
yang merugikan kepentingan seseorang laki-laki itu berhak memperoleh
perlindungan hukum artinya diperlakukan sesuai dengan hukum yang berlaku.
Tetapi Tentu saja tidak semua kasus menyamar bisa dibenarkan dalam menghimpun
berita dapat atau tidaknya Suatu penggambaran dibenarkan dalam berita harus
terlihat secara kasuistis artinya kasus per kasus tergantung dari masalahnya itu
apakah masalah yang merupakan perkosaan terhadap kemanusiaan atau bukan.
8. Persaingan
Dalam Meliput berita-berita juga terdapat persaingan antara satu media
dengan media lainnya ini sudah tentu maksudnya untuk berlomba menarik
kepercayaan pembaca bahwa suatu media lebih cepat dalam pemerintahannya dari
media lain. Dengan begitu diharapkan mereka bersangkutan akan lebih banyak
menarik pembaca. Persaingan juga melahirkan berbagai akal wartawan media agar
medianya memenangkan persaingan misalnya dalam peliputan berita berita kriminal.
Wartawan-wartawan kepolisian biasanya tergabung dalam kelompok kerja kepolisian

14
dan mendapatkan berita yang sama dari sumber kepolisian tetapi untuk mendapatkan
berita-berita eksklusif surat-surat kabar.
Biasanya mempunyai stringer penghubung di kantor polisi yang bertindak
sebagai semacam informan yang memberitahukan kepada surat kabar bersangkutan
bahwa ada berita eksklusif yang belum diketahui oleh wartawan surat kabar lain,
stringer ini sudah tentu dibayar apakah secara bulanan atau secara berita. Persaingan
Betapapun pahitnya namun melahirkan cara penyebutan yang menghemat tenaga
misalnya dua wartawan dari dua media yang saling bersaing bekerja sama dalam
menghimpun berita. Meskipun demikian Apakah akses dari cara-cara mendapatkan
berita semacam itu untuk memenangkan persaingan masih bisa dikategorikan sebagai
pantas atau tidak dalam praktek jurnalistik.
B. Kendala Menghimpun Berita
Pengekangan terhadap Kebebasan pers pada praktik sehari-hari tidak semata
datang dari pemerintah, tetapi tidak jarang terjadi karena kepentingan penerbitan pers itu
sendiri. Kelompok-kelompok bisnis bisa menjadi unsur penekan terhadap kebebasan
pers, ketika sebuah surat kabar atau media cetak lain misalnya harus berhadapan dengan
pemasang iklan yang menjadi penopang kelangsungan hidup media bersangkutan.
Sebaliknya dari pemberian, hadiah, amplop, freeebies atau apapun namanya wartawan,
praktik lainnya merupakan juga keluarga dekatnya jurnalisme uang (money journalism)
atau dalam pers barat dikenal sebagai checkbook journalism. Dalam jurnalisme uang
bukan sumber berita yang memberikan hadiah atau amplop berisi uang kepada wartawan
atau media. Tetapi wartawan atau media yang memberikan uang kepada sumber berita.
1. Berita adalah Bisnis
Berita-berita yang dimuat di media harus seirama dengan kebijakan-kebijakan
politik rezim yang berkuasa. Secara ideal seharusnya tidak boleh terjadi ada
kepentingan di luar mempengaruhi apa yang disiarkan oleh media atau
mempengaruhi berita yang dihitung oleh wartawan. Tetapi tidak demikian
kenyataannya senantiasa berusaha mempengaruhi pemberitaan yang disiarkan oleh
media demi kepentingan diri sendiri atau kelompok atau rezim. Dalam era reformasi
setelah tumbangnya pemerintahan rezim orde baru, pers pun belum luput dari
tekanan kita mau tidak mau harus mengakui bahwa sejak negara kita menganut
sistem ekonomi pasar bebas di jaman orde baru, media massa bukan lagi alat
perjuangan melainkan sudah tegas-tegas menjadi bisnis mengejar laba (profit-making
businnes). Ini bukan berarti pers sudah lupa akan fungsinya untuk memperjuangkan

15
kepentingan publik membela keadilan atau melindungi hak-hak sipil sesama
bangsanya. Tetapi, agar tetap hidup, mereka perlu lebih memperhatikan kepentingan
ekonominya agar kerugian tidak menimpa bisnisnya.
2. Kendala Internal
Pengekangan terhadap kebebasan pers pada praktek sehari-hari tidak semata-
mata datang dari pemerintah, tetapi tidak jarang terjadi karena kepentingan
penerbitan pers itu sendiri. Kelompok-kelompok bisnis bisa menjadi unsur
penekanan terhadap kebebasan pers, ketika sebuah surat kabar atau media cetak lain
misalnya harus berhadapan dengan pemasang iklan yang menjadi penopang
kelangsungan hidup media bersangkutan. Sebuah surat kabar di surabaya, misalnya
pernah di laporin tentang adanya penyimpangan dalam pembebasan tanah beserta
pembayaran ganti ruginya kepada warga pemilik tanah oleh developer yang akan
membangun komplek perumahan mewah. Ini terjadi sekitar tahun 1991.
Kasus tersebut melibatkan ratusan warga pemilik tanah dan menyangkut
jumlah uang yang besar tetapi tatkala redaktur pelaksana masukan untuk membentuk
sebuah tim investigasi liputan, i dia diberitahu oleh di pimpinan hariannya bahwa
kasus tersebut sebaiknya tidak perlu diberitakan. Alasannya, developers yang dikenal
sebagai konglomerat nasional itu adalah pemasang iklan terbesar. Sampai tahun
1995, kasus tersebut belum pernah diungkapkan oleh satu surat kabar pun, baik oleh
surat kabar surat kabar di surabaya sendiri maupun surat kabar surat kabar nasional.
Oleh karena itu dapat dipahami jika peppers capital mendapat kecaman yang
sangat pedas tanah airnya sendiri, amerika kecaman itu berbunyi antara lain bahwa
surat kabar surat kabar media siaran elektronik, maupun dunia bisnis yang
mendukungnya semuanya dijalankan oleh orang-orang yang sama. I untuk
mengoperasikan suatu bisnis diperlukan uang. Dan orang-orang yang menguasai
uang memiliki kepentingan dan nilai budaya yang sama. Penerbit, pemilik stasiun
stasiun radio dan televisi, serta para pemasang iklan, menurut sang pengencang
semuanya merupakan anggota klub yang sama. Ketawa nyenengin mobil-mobil
bagus dan kehidupan yang enak, dan mereka karenanya membutuhkan profit untuk
tetap bercokol alam bisnisnya.
3. Monopoli Kepemilikan
Benarkah monopoli kepemilikan atas beberapa surat kabar menyebabkan
kemerosotan dalam beritanya? sekarang tidak sampai 5% kota-kota surat kabar
harian di amerika mempunyai lebih dari satu pemilik surat kabar. I keadaan ini

16
menyebabkan kekurangannya saingan dalam persuratkabaran, bukan saja telah
menimbulkan keprihatinan diantara para wartawan tetapi juga diantara mereka yang
sungguh-sungguh percaya pada sistem sosial politik amerika. Demokrasi tergantung
dari banyak suara. Dari terdengar nya tiap sisi dari setiap berita. Dan di amerika kira-
kira terdapat 1000 surat kabar lebih sedikit dan 2000 mingguan lebih sedikit
dibandingkan ketika william Howard taff. Menjadi presiden. Ini akibat dari adanya
persaingan.
Kecenderungan monopoli kepemilikan ini juga nyaris terjadi di indonesia ini
ditandai dengan munculnya satu surat kabar yang kuat di suatu kota. Kemudian surat
kabar tersebut menerbitkan lagi surat kabar surat kabar lainnya di kota yang sama.
Baik harian maupun mingguan. Kasus seperti ini terjadi misalnya di jakarta, i
bandung surabaya medan dan ujung pandang. Bahkan sebuah grup perusahaan
mendem penerbit kan pers terbesar di surabaya, jawa pos penerbit kan juga surat
kabar surat kabar harian di kota-kota besar di indonesia termasuk di jakarta. Di
tingkat nasional gun kecenderungan monopoli kepemilikan ini sudah mulai terlihat
sejak dua dekade lalu dengan munculnya inisiatif dari surat kabar surat kabar besar di
jakarta seperti kelompok kompas video untuk menerbitkan surat kabar.
Jika monopoli kepemilikan ini berkembang subur di Indonesia dan surat
kabar surat kabar kuat berhasil mencapai status monopolistik dalam kegiatan bisnis
pers mereka. Akankah dunia pers kita kehilangan perannya. sebagai tke fourth estate
pilar keempat, setelah tiga pilar lainnya dalam d yaitu eksekutif, yudikatif, dan
legislatif akhir-akhir ini hampir tidak dapat diandalkan? secara historis, apalagi
relevansi nyak dr are for me indonesia sekarang sangat besar sebagai pilar keempat
sangat diharapkan untuk dapat menyuarakan mainan rakyat yaitu keinginan untuk
mencapai kehidupan demokratis yang sebenar-benarnya.
4. Menyebut Merk Dagang
Merk-merk dagang juga terkadang menjadi kendala dalam penulisan berita.
Sebagian surat kabar atau media melarang wartawan nya menulis cerita dengan
menyebut merek dagang suatu perusahaan atau produk. Redaktur foto harian kompas
bahkan tidak akan membuat foto-foto berita yang latar belakangnya memperlihatkan
sedikit saja tulisan yang menunjukkan suatu merek dagang atau nama perusahaan.
Atau di latar belakang foto tersebut tampak ada plang yang mencantumkan merek
dagang atau nama perusahaan. Di indonesia beberapa media yang semula memegang

17
teguh untuk tidak mencantumkan merek dagang atau nama perusahaan seperti
kompas misalnya mulai bersikap agak longgar terhadap larangannya ini.
Banyak perusahaan besar sekarang sering menjadi sponsor suatu pertandingan
yang diberi nama menurut nama merek dagang mereka misalnya kompetisi sepakbola
bank mandiri dan lain-lain yang tidak mungkin tidak disebut dalam pemberitaan.
Akan halnya stasiun stasiun televisi atau radio di indonesia nampaknya mereka sudah
tidak memperhatikan hal ini sejak awal berdirinya apalagi kegiatan jurnalistik media
elektronik dalam batas-batas tertentu tanpa ke lebih larut dalam segi bisnisnya
ketimbang idealisme persnya.
5. Hadiah dan Kedekatan dengan Sumber Berita
Di dunia pers indonesia ada suatu sebutan bernama mengejek yang tidak
sedap didengar telinga yaitu sebutan wartawan amplop yang dimaksud dengan
amplop adalah pemberian dari sumber berita kepada wartawan yang mewawancarai
nya berupa amplop berisi uang. Pemberian ini ada yang menyala anggap sebagai
balas jasa atau kesediaan sang wartawan melakukan wawancara dengan sumber
berita bersangkutan tetapi. Ada pula yang menafsirkan nya sebagai uang suap kepada
wartawan agar beritanya benar-benar dimuat dalam berita itu membuat hal-hal yang
baik saja tentang si Sumber berita.
Mengapa disebut wartawan amplop? Karena wartawan yang gemar menerima
amplop dari sumber berita tidak akan menulis berita wawancara iya tidak dibekali
amplop oleh sumber berita tersebut. Atau ada juga wartawan sekedar melakukan
wawancara kesana kemari tetapi tidak pernah ada pemerintahannya yang dimuat
karena memang sih wartawan tidak punya sabar alias bukan wartawan surat kabar
manapun wartawan semacam ini se sebut wts singkatan wartawan tanpa surat kabar.
Pemberian lainnya dalam bentuk lain adalah apa yang disebut dengan pers barat
sebagai freebies yang boleh kita ter sebagai gratisan. Atau orang sunda memberinya
istilah yang lebih tepat yaitu "ciatah".
Rabies yang diberikan kepada wartawan bisa berupa tiket nonton gratis, tiket
perjalanan, e atau tiket pertunjukan yang diberikan secara gratis. Sudah banyak
wartawan indonesia mulai dari wartawan biasa sampai wartawan di sf on paling atas.
menikmati freebies berupa undangan perjalanan gratis ke luar negeri sebagai tamu se
maskapai penerbangan atau tamu sebuah perusahaan kaya. Bioskop atau
penyelenggaraan penyelenggaraan pertunjukan apapun selalu menyediakan tiket
gratis untuk wartawan.

18
6. Jurnalisme Uang
Sebaliknya dari pemberian hadiah, amplop, freebies apapun namanya.
Kepada wartawan praktik lainnya yang merupakan juga keluarga dekatnya adalah ju
isna uang kalau politik mengenal politik uang atau money politics. Pers juga
mengenalmu ini money journalism. Dalam jurnalisme uang bukan sumber berita
yang di berikan hadiah atau amplop berisi uang kepada wartawan atau media tetapi
wartawan a dia yang memberikan uang kepada sumber berita. Contohnya adalah
dalam halte liputan berita pertandingan sepakbola kalau kita perhatikan tahi jangan
pertandingan sepakbola yang disiarkan secara langsung dalam televisi kita pasti
bertanya-tanya dalam hati mengapa televisi A hanya menayangkan pertandingan-
pertandingan sepakbola italia saja. Dan b hanya menayangkan pertandingan-
pertandingan liga inggris aja demikian pula stasiun televisi cek hanya menayangkan
nyang pertandingan liga spanyol saja.
Sesuatu media atau beberapa media yang diberi atau sumber berita dalam
sumber beritanya adalah organizer dari even even tersebut. Penjualan hak siar
eksekutif ini biasa dilakukan oleh penyelenggara even even yang banyak ditonton
seperti pertandingan tinju dunia, olimpiade, kejuaraan kejuaraan dunia. I dan
sebagainya. Rcti misalnya dulu merupakan stasiun televisi yang cekatan dalam
memburu back sir eksekutif pertandingan-pertandingan olahraga tingkat dunia oh di
amerika yang paling terkenal karena dilakukan pertama kali dalam kehidupan pers
disana adalah pembelian hak siar eksekutif atas kisah orang pertama Charles A
lirdunburgh. Penerbang pertama yang melintasi atlantik dengan pesawat terbang pada
tahun 1927 hak siar eksekutif nya adalah Times new York.
7. Konflik Kepentingan
Pokja atau kelompok kerja seksi atau we unit kerja wartawan beat ini pada
awalnya lahir berdasarkan anggapan bahwa kedekatan wartawan dengan beatnya
akan mempermudah mendapatkan berita. Dengan demikian akan terjadi pemerataan
dalam mendapatkan berita dari sumber berita karan desainnya dalam perjanjian tidak
tertulis bahwa instansi yang menjadi sumber berita akan memberikan informasi
kepada semua wartawan.
Tetapi memang tidak dapat dihindari bahwa kedekatan wartawan dengan
sumber berita karena adanya pokja ini menjadi kendala bagi wartawan untuk
mendapatkan berita yang bebas dari bias sip dita wulan sebabnya wartawan
wartawan surat kabar surat kabar besar selalu tidak puas dengan informasi yang

19
diberikan oleh pejabat hum instansi di mana pok yaitu dibentuk. Mereka selalu
mencari informasi tambahan dari sumber-sumber langsung dengan demikian dalam
prakteknya tetap saja berita-berita yang dimuat dalam surat kabar surat kabar besar
berwarna dan lebih terpercaya daripada dalam surat kabar surat kabar kecil karena
wartawan yang lebih rajin mengingat hasil and mereka lebih besar.
8. Embargo
Salah satu ketentuan yang ditetapkan dalam kode etik jurnalistik adalah
lembaga embargo of the record kedua lembaga itu sebenarnya hampir tidak dapat
dibedakan. Sebagai contoh kami kemukakan disini sebuah kasus em bergoyang
sekaligus juga merupakan kasus of the record dimana sumber berita meminta kepada
wartawan yang mewawancarai nya agar berjanji dapat menginformasikan yang ia
sampaikan tidak untuk disiarkan. Melainkan hanya sebagai pengetahuan wartawan
saja karena di diminta untuk berjanji wartawan tersebut tidak akan melanggar
janjinya mengapa? Karena kalau sang wartawan menghianati sumber berita tersebut
maka sumber berita itu tidak akan menjadi sumber berita lagi tetapi lebih penting dari
itu kata hati sang wartawan lah yang lebih banyak berbicara di sini karena ia memang
terikat oleh kode etik sebagai pedoman dalam menjalankan profesinya sebagai bahan
latar belakang dan tidak mengajarkan informasi yang dengan sumber berita tidak
dimaksudkan sebagai bahan berita serta berita wartawan.
9. Off The Record
Off the record merupakan permintaan dari sumber berita untuk tidak
menyiarkan keterangan yang diberikan oleh sumber berita tetapi menurut penjelasan
pasal 14 bentuk lainnya of the record terjadi berdasarkan perjanjian antara sumber
berita dan wartawan yang bersangkutan untuk tidak menyiarkan informasi yang telah
diberikan oleh sumber berita. Keterangan yang diberikan secara of dari kord
sebaiknya jangan diterima artinya informasi atau keterangan yang diberikan kepada
wartawan dengan syarat tidak untuk disiarkan janganlah diterima.
Penolakan ini sebaiknya dilakukan kalau tidak mau ketinggalan kereta dalam
pemberitaan karena apa yang diberitakan sebagai keterangan of the record dan tidak
boleh disiarkan mungkin saja akan disiarkan wartawan lain yang mendapat berita
tersebut dengan jalan lain tanpa syarat of the record selain itu ada keburukan lain
yaitu sekali seorang wartawan bersedia menerima keterangan mengenai suatu
masalah secara of dari korea terikat oleh janjinya dan sulit untuk membuat berita
mengenai masalah yang sama dengan menggunakan bahan-bahan yang sekiranya

20
sama dengan yang telah diterangkan kepadanya tanpa menimbulkan anggapan dia
telah melanggar janji sekalipun bahan-bahan yang pada pokoknya sama itu diperoleh
dari sumber-sumber lain.
10. Menyembunyikan Identitas Sumber Berita
Keterangan of the record biasanya diberikan tidak dengan syarat mutlak harus
tidak dimuat tetapi seringkali dengan ambil ambil seperti berikut dari sumber berita
"silahkan saja jika anda ingin membuatnya tetapi jangan menyebut saya sebagai
sumbernya.” taktik ini biasanya digunakan oleh sumber berita untuk melepaskan diri
tuk dari tanggung jawabnya singkat adat ketidak kecermatan dalam faktanya atau
memang sengaja ia memberikan informasi bohong informasi yang mengalir buatkan
timbulnya delik pers, atau informasi itu dimuat kepentingan pribadi jadi sekali lagi
berhati-hatilah memberikan janji atau tidak menyebut identitas sumber berita jika
tidak benar-benar yakin bahwa keterangan off the record yang diterima itu dapat
dipercaya tetapi terkadang menyembunyikan identitas sumber berita itulah yang
dilakukan karena kita yakin menang keakuratan informasi sumber berita atau ketika
menyembunyikan identitasnya akan menempatkan sumber berita dalam posisi yang
memalukan mencurigakan dan membahayakan dirinya atau memuat nama sumber
berita sama baiknya dengan tanpa menyebut dalam hal ini wartawan boleh
menggunakan kata-kata “menurut sebuah sumber” tetapi tidak perlu menggunakan
kata-kata “menurut sumber yang layak dipercaya”.

21
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Penentuan berita merupakan tahap awal dalam proses Kerja Redaksional yang
amat penting, redaktur menentukan sesuatu yang harus diliput dan wartawan yang
menentukan sendiri cara meliputi: Membuat rencana / check list, wartawan harus
menentukan mana yang dimuat dan mana yang dibuang usai meliput. Kemudian ada
Beat, hampir semua media (cetak/ elektronik) mempunyai wartawan kota yang
bertanggung jawab meliput peristiwa dalam maupun luar kota. Pekerjaan menghimpun
berita harus dipegang oleh wartawan yang mumpuni, berikut syarat wartawan yang baik:
Mempunyai pengalaman, memiliki rasa ingin tahu tinggi, mempunyai daya khayal/
imajinasi bagus, mempunyai pengetahuan luas, mempunyai karakter baik.
Menggali berita, mengganti berita dalam praktek disebut menciptakan berita, tidak
boleh ada istilah tidak ada berita bagi wartawan, menggali sendiri bahan untuk ditulis,
menggali sebuah berita jika wartawan merasa sepi berita, menggali berita melalui dua
aspek, yaitu spek kehidupan, budaya, social masyarakat atau pemerintah dan penelusuran
arsip, dokumentasi, buku, kliping, Koran dan majalah. Selanjutnya ada kendala
menghimoun berita, diantaranya: Berita adalah Bisnis, Kendala Internal, Monopoli
Kepemilikan, Menyebut Merk Dagang, Hadiah dan Kedekatan dengan Sumber Berita,
Jurnalisme Uang, Konflik Kepentingan, Embargo, Off The Record, dan
Menyembunyikan Identitas Sumber.
B. Saran
Penulis, menyadari bahwa makalah ini masih banyak sekali kesalahan dan sangat
jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah dengan
mengacu pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca mengenai pembahasan
makalah ini, yaitu proses dalam menghimpun berita dan kendala dalam menghimpun
berita.

22
DAFTAR PUSTAKA

Antar Semi, M. 1995. Teknik Penulisan Berita, Features Dan Artikel. Bandung: Angkasa.

http://bachtiarhakim.wordpress.com/2008/06/12/jurnalistik-teori-dan-praktik-hikmat-
kusumaningrat-purnama-kusumaningrat/

Kusumaningrat, Hikmat Dan Purnama Kusumaningrat. 2012. Jurnalistik Teori Dan Praktik.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

23

Anda mungkin juga menyukai