Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENULISAN BERITA DAN ARTIKEL


“KLASIFIKASI DAN NILAI BERITA”

Dosen pengampu

Nadia Nurfitria, MA. Hum

Disusun oleh :

 Muhammad fikri haikal (181510086)


 Naufal Zaky (181510109)
 Anifah Fitalia Mukaromah (181510108)
 Siti Maesaroh (181510103)

FAKULTAS DAKWAH

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN MAULANA HASANUDIN BANTEN

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT penulis panjatkan, karena atas hidayah,
karunia serta limpahan rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sebagai mana
mestinya. Makalah yang berjudul “KLASIFIKASI DAN NILAI BERITA” kami
susun untuk memenuhi tugas mata kuliah “PENULISAN BERITA DAN ARTIKEL”
yang dibina oleh Ibu Nadia Nurfitria, MA. Hum.

Atas selesainya penulisan makalah ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada kedua orang tua yang telah memberikan motivasi, serta
teman-teman dan pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam penulisan makalah ini
yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Semoga makalah yang telah kami tulis bersama bisa bemanfaat bagi kita
sebagai perancang dan umumnya untuk rekan-rekan mahasiswa.

Serang, September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANANTAR…………………………………………………………..

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………

A. Latar Belakang……………………………………………………………….
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………..

A. DEFINISI BERITA…………………………………………………………..
B. KLASIFIKASI BERITA……………………………………………………..
C. JENIS-JENIS BERITA……………………………………………………….
D. KONSEP BEITA……………………………………………………………..
E. KRITEIA NILAI BERITA……………………………………………………

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………

F. Kesimpulan……………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKAN………………………………………………………………..

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Berita merupakan suatu hal yang paling penting dalam kehidupan dizaman sekarang
ini. Hampir setiap hari kita bisa mendapatkan berita-berita dari bebagai media massa.
Baik berupa surat kabar, tadio, televisi, bahkan media sosial atau intenet.

Dari beita-beita yang telah dimuat, kita akan mengetahui klasifikasi-klasiifikasi atau
mengelompokan berita mana saja yang yang pantas kita konsumsi dan berita yang
seperti apa saja kah yang pantas untuk di publikasikan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Definisi Berita?
2. Klasifikasi Berita?
3. Jenis-Jenis Berita?
4. Konsep Beita?
5. kriteia Nilai Berita?

C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk pengetahui Definisi Berita
2. Untuk pengetahui Klasifikasi Berita
3. Untuk pengetahui Jenis-Jenis Berita
4. Untuk pengetahui Konsep Beita
5. Untuk pengetahui kriteia Nilai Berita

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI BERITA

Paul De Massenner mengemukakan bahwa berita adalah informasi yang penting


dan menarik minat khalayak. Menurut Charnley dan James M. Neal, berita adalah
laporan tentang suatu peristiwa, opini, kecenderungan, situasi, kondisi, interpretasi
yang penting, menarik, masih baru dan harus secepatnya disampaikan kepada
khalayak. Sedangkan menurut Sumadiria, berita adalah laporan tercepat mengenai
fakta atau ide terbaru yang benar, menarik dan atau penting bagi sebagian besar
khalayak, melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi, atau media online
internet (Sumadiria, 2005:64).1

Doug Newsom dan James A. Wollert dalam media Writing News for the Mass
Media (1985: 11) mengemukakan definisi-definisi sederhana , berita adalah apa yang
ingin dan perlu diketahui orang atau lebih luas lagi oleh masyarakat. Dengan
melaporkan beita, media massa memberikan informasi kepada masyarakat mengenai
apa yag mereka butuhkan.2

Dean M. Lyle Spencer mendefinisikan berita sebagai suatu kenyataan atau ide yang
benar dan dapat menarik perhatian sebagian besar pembaca. Pendapat lain
dikemukakan oleh Williard C. Bleyer, ia mengatakan bahwa berita adalah sesuatu yang
aktual yang dipilih oleh 31 wartawan untuk dimuat dalam surat kabar karena ia dapat
menarik/ mempunyai makna bagi pembaca (Djuroto, 2004 : 46).

Sedangkan, berita menurut Haris Sumadiria adalah laporan tercepat mengenai


fakta atau ide terbaru yang benar, menarik dan atau penting bagi sebagian besar

1
Ni Luh Ratih Maha Rani, Persepsi Jurnalis dan Praktisi Humas terhadap Nilai Berita, (Universitas Gadjah
Mada: Jurnal ILMU KOMUNIKASI, 2013), VOLUME 10, NOMOR 1, 83-96
2
Haris Sumadiria, JURNALISTIK INDONESIA “Menulis Berita Dan Feature Panduan Praktis Jurnalis
Professional”, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, cet ke-7 2017), h. 64

4
khalayak, melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi, atau media on line
internet (Sumadiria, 2005 : 65).

Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa berita bukan hanya


merujuk pada pers atau media massa dalam arti sempit dan “tradisional” melainkan
juga pada radio, televisi, film, internet atau media massa dalam arti luas dan modern.3

B. KLASIFIKASI BERITA

Berita dapat di klasifikasikan kedalam dua kategori berita berat (hard news) dan
berita ringan (soft news). Selain itu, berita juga dapat dibedakan menurut lokasi
peristiwanya, di tempat terbuka atau tempat tertutup. Sedangkan berdasarkan
sifatnya,berita bisa dipilah menjadi berita diduga dan berita tak diduga. Selebihnya,
berita juga bisa dilihat menurut materi isinya yang beraneka macam.

Berita berat, sesuai dengan namanya menunjuk pada peristiwa yang


mengguncangkan dan menyita perhatian seperti kebakaran, gempa bumi, kerusuhan.
Sedangkan berita ringan, juga sesuai dengan namanya, menunjuk pada peristiwa yang
lebih bertumpu pada unsur-unsur ketekaitan manusia, seperti pesta pernikahan, bintang
film, atau seminar sehari tentang perilaku seks bebas dikalangan ramaja.

Berdasarkan sifatnya, berita tebagi atas diduga dan tak terduga. Berita diduga
adalah peristiwa yang direncanakan atau yang sudah diketahui sebelumnya. Sepeti
lokakarya, pemilihan umum, peringatan hari-hari bersejarah. Proses penanganan yang
sifatnya diduga disebut Making News. Artinya, kita berupaya untuk menciptakan dan
merekayasa berita (news engineering).

Berita tak terduga adalah peristiwa yang sifatnya tiba-tiba, tidak direncanakan,
tidak diketahui sebelumnya, seperti kereta api teguling, gedung perkantoran terbakar,
bus tabrakan, kapal tenggelam, pesawat dibajak, anak-anak sekolah di sandera, atau
tejadi ledakan bom dipusat keramaian. Proses penanganan berita yang sifatnya tidak
diketahui dan tidak direncanakan sebelumnya, atau yang sifatnya tiba-tiba itu disebut
Hunting News. Orangnya disebut sebagai Hunter (pemburu).

3
http://eprints.walisongo.ac.id/3027/3/61211001_Bab2.pdf

5
Berdasarkan materi isinya, berita dapat di kelompokan ke dalam:
1. berita pernyataan pendapat, ide atau gagasan (talking news)
2. berita ekonomi (economic news)
3. berita keuangan (financial news)
4. berita politik (political news)
5. berita sosial kemasyarakatan (social news)
6. berita pendidikan (education news)
7. berita hukum dan keadilan (law and justice news)
8. berita olah raga (sport news)
9. berita kriminal (crime news)
10. berita bencana dan tragedi (tragedy and disaster news)
11. berita perang (war news)
12. berita ilmiah (scientifict news)
13. berita hiburan (entertaiment news)
14. berita tentang aspek-aspek ketertarikan manusiawi atau minat insani (human
interst news)

Pengetahuan dan pemahan tentang klasifikasi berita, sangat penting bagi setiap
reporter, editor, dan bahkan para perencana dan konsultan media (media planet)
sebagai salah satu pijakan dasar dalam proses perencanaan (planning), peliputan
(actting), penulisan (writing), dan pelaporan dan pemuatan, penyiaran, atau
penayangan berita (reporting and publishing).

Pada akhirnya, tahapan-tahapan pekerjaan jurnalistik itu sangat diperlukan


dalam kerangka pembentukan, penetapan dan pengembangan manajemen media masa
(mass media management) secara profesional dan visioner. 4

C. JENIS-JENIS BERITA

4
Haris Sumadiria, JURNALISTIK INDONESIA “Menulis Berita Dan Feature Panduan Praktis Jurnalis
Professional”, h. 65-68

6
Dalam dunia kursus bahasa asing, terutama kursus Bahasa Inggris, kita
mengenal jenjang kemampuan penguasaan materi. Orang yang termasuk pemula, harus
masuk kelas dasar (elementary) terlebih dahulu. Setelah beberapa lama dan dinyatakan
lulus tes, peserta kursus naik tingkat ke kelas lanjutan (intermediate). Di sini peserta
menerima pelajaran yang lebih sulit dibandingkan dengan pada tingkat dasar. Setelah
beberapa lama, dia harus mengikuti tes lagi, dan apabila dinyatakan lulus, barulah dia
dizinkan masuk kelas mahir (aduance). Peserta yang sudah lulus tingkat mahir,
diasumsikan sudah mampu menulis dan berbicara dalam bahasa Inggris dalam ketegori
sangat baik dan sangat memuaskan.

Dalam dunia jurnalistik tidak jauh berbeda. Seorang wartawan pemula


misalnya, tidak akan mampu menulis pelaporan investigatif. Jenis pelaporan seperti itu
hanya bisa dikuasai dan dilakukan oleh wartawan senior tungkat advance. Kebanyakan
jurnalis hanya menguasai tingkat elementary dan tingkat intermediate. Sedikit sekal
yang menguasai tingkat advance. Dalam dunia jurnalstik, Dern DeraasarKar jenisnya
dapat dibagi ke dalam tiga kelompok Itu e ag, rermediate, advance.

Berita elementary mencakup pelaporan berita langsung (straight news), berita


mendalam (depth news report), dan berita menyeluruh (comprehencive news report).
Berita Intermediate meliputi pelaporan beita intepretatif (intepretativ news report) dan
laporan karangan-khas (feature story report). Sedangkan (depth reporting), pelaporan
penyelidikan (investigative reporting), dan feature seperti ditulis Rivers (1994:6-7).
Sedangkan penjelasan tentang comprehensive news, dan reporting berasal dari penulis.

1. Straight news report adalah laporan langsung yang mengenai suatu peristiwa.
Berita jenis ini ditulis dengan unsur-unsur yang dimulai dari what, who,
when, where, why, dan how (5W+1H).
2. Dept news report merupakan laporan yang sedikit berbeda dengan straight
news report. Reporter (wartawan) menghimpun inrormasi dengan fakra-fakta
mengenai peristiwa itu sendiri sebagai informasi tambahan untuk peristiwa
tersebut. Jenis laporan ini memerlukan pengalihan informasi, bukan opini
reporter. Fakta-fakta yang nyata masih tetap besar.

7
3. Comprehensive news merupakan laporan tentang fakta yang bersifat
menyeluruh ditinjau dari berbaai aspek. Berita menyeluruh, sesungguhnya
merupakan jawaban terhadap kritik sekaligus kelemahan yang terdapat dalam
berita langsung (straight news). Berita menyeluruh, mencoba
menggabungkan berbaai serpihan fakta itu dalam satu bangunan cerita
peristiwa sehingga benang merahnya telihat dengan jelas.
4. Interpretative report lebih dari sekedar straight news dan depth news. Berita
interpretative biasanya memfokuskan sebuah isu, masalah, atau peristiwa-
peristiwa kontroversial. Laporan intepretatif biasanya dipusatkan untuk
menjawab pertanyaan mengapa.
5. Feature story berbeda dengan straight news, depth news, atau interpretatife
news. Dalam laporan-laporan berita tesebut, reporter menyajikan informasi
yang penting untuk para pembaca. Penulisan feature menyajikan suatu
pengalamanpembaca (reading experiences) yang lebih bergantung pada gaya
(style) penulisan dan humor daripada pentingnya informasi yang disajikan.
6. Depth reporting adalah pelaporan jurnalistik yang bersifat mendalam, tajam,
lengkap, dan utuh tentang suatu peristiwa fenomenal atau actual.
7. Investigative reporting berisikan hal-hal yang tidak jauh berbeda dengan
laporan interpretatif. Berita jenis ini biasanya memusatkan pada sejumlah
masalah dan kontroversi. Namun demikian, dalam laporan investigatif,
parawartawan melakukan penyelidikan untuk memperoleh fakta yang
tersembunyi demi tujuan. Pelaksanaannya sering illegal atau tidak etis.
8. Editorial writing adalah pikiran sebuah institusi yang diuji di depan sidang
pendapat umum. Editorial adalah penyajian fakta dan opini yang menafsirkan
berita-berita yang penting dan memengaruhi pendapat umum. 5

D. KONSEP BERITA

5
Haris Sumadiria, JURNALISTIK INDONESIA “Menulis Berita Dan Feature Panduan Praktis Jurnalis
Professional”, h. 68-71

8
George Fox Mott dalam New Suriey of Jourmalism (1958) mengingatkan, paling tidak
terdapat delapan konsep bernta yang harus diperhatikan oleh para praktisi dan
pengamat media massa kedelapan konsep itu meliputi:

1. Berita sebagai Laporan Tercepat

Seperti didefinisikan para pakar jurnalistik, berita adalah laporan tercepat yang
disiarkan surat kabar, radio, televisi atau media on line internet mengenai opini
atau fakta atau kedua-keduanya, yang menarik perhatian dan dianggap penting
oleh sebagian terbesar khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsa. Kecepatan
dalam mencari, menemukan, mengumpulkan, dan mengolah berita, menjadi
karakter dasar reporter dan editor. Lebih cepat suatu berita disiarkan, lebih baik.
Karena faktor kecepatan itu pula, mengapa berita dibuat dalam pola atau
rumusan baku piramida terbalik. Bagaimanapun, surat kabar tak terbit sendin
Surat kabar yang satu harus bersaing dengan surat kabar lainnya, di samping
dalam waktu yang sama harus bersaing pula dengan radio dan televisi. Prinsip
kecepatan dalam melaporkan berita, mengharuskan para reporter dan editor
mampu bekerja dengan cepat. Namun prinsip ini tetap harus diimbangi pula
dengan kelengkapan dan ketelitian. kecermatan dan ketepatan, sehingga berita
apa pun yang dilaporkan tetap faktual, benar dan akurat, dan tidak malah
membingungkan khalayak pembaca.

2. Berita sebagai Rekaman

Karakteristik auditif sebagai satu-satunya wujud produk radio memungkinkan


radio menyiarkan berita dalam konteks rekaman peristiwa. Rekaman peristiwa
dalam pengertian "dokumentasi” dapat disajikan dalam berita dengan
menyisipkan rekaman suara narasumber dan peristiwa, atau penyiaran proses
peristiwa detik demi detik secara utuh melalui reportase dan siaran langsung
sebaai raekaman gambaran peristiwa (Errol Jonathan dalam Mirza, 2000:70).

3. Berita sebagai fakta Objektif

9
Berita adalah laporan tentang fakta secara apa adanya (das sein). Dan bukan
laporan tentang fakta yang seharusnya ( das Sallen). Sebagai fakta, berita adalah
rekonstruksi peristiwa melalui prosedur jurnalistik yang sangat ketat dan teukur.
Dalam teori jurnalistik ditegaskan, fakta-fakta yang disajikan kepada khalayak
sesungguhnya merupakan realitas tangan kedua (second hand reality).

Dalam pengamatan Sobur (2001:162), konsep bingkai atau framing akhir-akhir


ini telah digunakan secara luas dalam literature ilmu komunikasi untuk
menggambarkan proses penyelesaian dan penyorotan aspek-aspek khusus
sebuah berita oleh media. Hasil pengamatan sobur itu, paling tidak berpijak pada
temuan tiga pengamat media yang lain: Nugroho, Eriyanto, dan
Surdasis(1999:21).

4. Berita sebagal Interpretasi

Berita ynng disajikan media massa jumlahnya mencapai ribuan setiap hari.
Melalui teknologi komunikasi massa yang sangat canggih, dewasa ini bahkan
berita dibuat dan terus mengalir selama 24 jam penuh tanpa henti. nonstop,
kantor-kantor berita dan ruang-ruang redaksi media massa, bekerja di bawah
tekanan waktu yang sangat tinggi (under pressure time highly) melaporkan
berita secepat mungkin namun tetap dengan untuk prinsip sekuat mungkin,
bahkan pada saat yane bersamaan sekalipun real time.

teori jurnalistik mengingatkan, tidak semua berita dapat berbicara sendiri. Sering
terjadi, berita yang diliput dan dilaporkan media, hanya serpihan-serpihan fakta
yang belum berbicara . Tugas media adalah membuat fakta yang seolah
membisu itu menjadi menjadi dapat berbicara sendiri kepada khalayak
permbaca, Pendengar, atau pemirsa dalam bahasa yang enak dibaca dan mudan
dicerna. Untuk ini, redaksi menyajikan analisis berita, menyelenggarakan
wawancara dengan para ahli menggelar diskusi, dan memberikan interpretasi
terhadap berbagal fenomena dan takta yang muneul, antara lain melalui artikel
dan tajuk rencana.

10
Seperti ditegaskan William Pinkerton dalam Nieman Reports, untuk
memperlihatKan kelanjutan suatu peristiwa penting, editorial atau tajuk rencana
dapat menggambarkan kejadian tersebut dengan latar beiakang Sejarah (filling
in background), yaitu menghubungkannya dengan sesuatu yang telah terjadi
sebelumnya. Dengan menganalisis sejarah sekarang, editorial dapat
memperiihatkan Keterkaitannya dengan masalah-masalah umum sekarang.
Editorial dapat menunjukkan hubungan antara berbagai peristiwa yang terpisah:
politik, ekonomi, atau sosial. Kadang-kadang editorial memuat suatu pandangan
dan menunjukan kesamaan dengan sejarah, yaitu kesamaan yang bertujuan
untuk mendidik masyarakat (Rivers, 1994:23).

5. Berita sebagai Sensasi

tahap paling awal dalam penerimaan informasi adalah sensasi. Sensasi berasal
dari kata sense, artinya alat pengindraan, yang menghubungkan organisme
dengan lingkungannya (Rakhmat, 1998:49). Sensasi adalah pengalaman
elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal, simbolis atau
konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indra
(Wolman, 1973:343 dalam Rakhmat, 1998:49).

6. Berita sebagai minat Insani


7. Berita sebagai Ramalan
8. Berita sebagai Gambar6

E. KRITERIA UMUM NILAI BERITA

Kriteria umum nilai berita (news value) merupakan acuan yang dapat
digunakan oleh para jurnalis, yakni para reporter dan editor, untuk memutuskan fakta
yang pantas dijadikan berita dan memilih mana yang lebih baik. Kriteria mengenai
nilai berita merupakan patokan berarti bagi reporter. Dengan kriteria tersebut, seorang
reporter dapat dengan mudah mendeteksi mana peristiwa yang harus diliput dan

6
Haris Sumadiria, JURNALISTIK INDONESIA “Menulis Berita Dan Feature Panduan Praktis Jurnalis
Professional”, h. 73-79

11
dilaporkan dan mana peristiwa yang tak perlu diliput dan harus dilupakan Kriteria nilai
berita, juga sangat penting bagi para editor dalam mempertimbangkan dan
memutuskan, mana berita terpenting dan terbaik untuk dimuat, disiarkan, atau
ditayangkan melahu medianya kepada masyarakat luas.

Kriteria umum nilai berita, menurut Brian S. Brooks, George Kennedy, Darly
R. Moen, dan Don Ranly dalam News Reporting and Editing (1980:6-17) menunjuk
kepada sembilan hal. Beberapa pakar lain menyebutkan, ketertarikan manusiawi
(humanity) dan seks (sex) dalam segala dimensi dan manifestasinya. juga termasuk ke
dalam kriteria umum nilai berita yang harus diperhatikan dengan saksama oleh para
reporter dan editor media massa. Dua yang disebut terakhir pun saya gabung, sehingga
semuanya terdapat 11 nilai berita:

1. Keluarbiasaan (unusualness)

2. Kebaruan (newness)

3. Akibat (impact)

4 Aktual (timeliness)

5. Kedekatan (proximity)

6. Informasi (information)

7. Konflik (conflict)

8. Orang penting (prominence)

9. Ketertarikan manusiawi (human interest)

10. Kejutan (surprising)

11. Seks (sex)7

7
Haris Sumadiria, JURNALISTIK INDONESIA “Menulis Berita Dan Feature Panduan Praktis Jurnalis
Professional”, h. 80

12
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Pada akhirnya berita dibagi menjad dua kategori, yakn hard news dan soft news. Dengan
perbedaan yang sudah dijelaskan tadi. Namun, pada dasarnya tetap di antara dua itu nilai berita
sangat diutamakan. Sehingga tidak mencidera segi objektif berita yang disampaikan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ni Luh Ratih Maha Rani, Persepsi Jurnalis dan Praktisi Humas terhadap Nilai Berita,
(Universitas Gadjah Mada: Jurnal ILMU KOMUNIKASI, 2013), VOLUME 10,
NOMOR 1, 83-96

Haris Sumadiria, JURNALISTIK INDONESIA “Menulis Berita Dan Feature Panduan


Praktis Jurnalis Professional”, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, cet ke-7 2017),
h. 64

http://eprints.walisongo.ac.id/3027/3/61211001_Bab2.pdf

14

Anda mungkin juga menyukai