Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH PEMBERITAAN POLUSI UDARA DI MEDIA MASSA TERHADAP

PENGETAHUAN PUBLIK TENTANG PENYEBAB POLUSI

Disusun untuk Memenuhi Tugas pada Mata Kuliah Metodologi Penelitian

Kuantitatif Dosen Pengampu: Dr. Fitria Angeliqa, M. Si

Disusun oleh:

Kelompok 3

Adelia Utami (7022210277)

Vershanda Divani Dibyo (7022210288)

Hafizkah Athifaini Hairul (7022210293)

Widya Antika (7022210301)

Adinda Fitriani (7022210340)

FAKULTAS ILMU

KOMUNIKASI UNIVERSITAS

PANCASILA JAKARTA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa Atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul "Pengaruh Pemberitaan
Polusi Udara di Media Massa terhadap Pengetahuan Publik tentang Penyebab Polusi Udara”

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada Mata Kuliah Metodologi Penelitian
Kuantitatif. Penulis berharap makalah yang berjudul “Pengaruh Pemberitaan Polusi Udara di
Media Massa terhadap Pengetahuan Publik tentang Penyebab Polusi Udara” ini dapat
bermanfaat bagi banyak orang yang membacanya.

Penulis menyadari makalah yang dibuat masih jauh dari kata sempurna, masih banyak
kekurangan dalam penyusunannya karena keterbatasan dalam segi pengetahuan dan
pengalaman dalam penulisan. Untuk itu, saya sebagai penulis mengharapkan kritik dan saran
yang dapat membangun demi kesempurnaan penulisan makalah kedepannya.

Jakarta, 15 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang….........................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah…....................................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian….....................................................................................................2
1.4 Signifikansi Penelitian…..............................................................................................3
1.5 Sistematika Penulisan…...............................................................................................3

BAB II KERANGKA TEORI................................................................................................4

2.1 Teori.............................................................................................................................4

2.2 Variabel........................................................................................................................7

2.3 Hipotesis Penelitian......................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah merubah kebiasaan manusia


secara signifikan, adanya ketergantungan manusia terhadap media yang digunakan dan
menjadikan media itu sendiri sebagai salah satu kebutuhan utama bagi manusia di era ini.
Informasi merupakan salah satu hal yang sangat sering dicari oleh publik dan media massa
menjadi wadah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan suatu informasi. Saat ini, media
massa memiliki peran dan kegunaan yang penting dalam menyampaikan informasi kepada
masyarakat. Media akan memberitakan kejadian-kejadian pada hari tertentu, memberitakan
pertemuan-pertemuan yang diadakan atau media juga memperingatkan orang banyak tentang
peristiwa-peristiwa yang diduga atau telah terjadi (Prasetyo, 2016). Maka dari itu, media
massa dianggap mampu menggambarkan keadaan masyarakat dalam berbagai aspek
kehidupan baik di bidang sosial masyarakat, ekonomi atau bisnis, politik atau kekuasaan,
pendidikan, budaya dan hiburan.

Berkembangnya teknologi di era saat ini, maka berkembang juga bentuk-bentuk


media massa. Media massa berkembang menjadi berbagai macam bentuk, tidak hanya berupa
media cetak, seperti koran, majalah ataupun media elektronik, seperti berita di televisi.
Namun, berkembang juga portal-portal berita online dan akun-akun berita yang ada di
jejaring sosial. Hal tersebut sangat memudahkan bagi masyarakat yang haus akan berita,
masyarakat kini bisa mengakses kebutuhan berita yang mereka ingin hanya dengan
menggunakan handphone mereka. Berdasarkan data Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang
dilansir dari Kompas.com, sebesar 89% masyarakat lebih percaya dengan pemberitaan yang
ada di televisi dibanding internet.

Salah satu topik yang ramai belakangan ini ialah pemberitaan mengenai polusi udara
di berbagai media massa, khususnya di portal berita online. Berita mengenai polusi udara ini
banyak muncul di berbagai media massa karena diketahui kualitas udara yang buruk telah
menghiasi langit Jakarta belakangan ini. Hal tersebut menjadi pemberitaan media massa dan
perbincangan publik akhir-akhir ini. Dilansir dari BBC News Indonesia, pada Rabu (07/06)
pukul 10.00 WIB, Indonesia masuk ke daftar 10 besar kota dengan polusi udara terburuk, dan
menjadi negara di Asia Tenggara dengan tingkat polusi udara paling buruk. Berdasarkan data
pada situs IQAir pada Rabu (07/06) pukul 08.00 pagi WIB, kualitas udara di Jakarta

1
mencapai

2
155 AQI (Indeks Kualitas Udara). Polusi udara di Jakarta pun masih berlanjut hingga bulan
Agustus. Selain itu, dilansir dari CNBC Indonesia, kualitas udara di Jakarta yang diakibatkan
oleh polusi udara berpotensi membuat warga terserang penyakit Infeksi Saluran Pernapasan
Akut (ISPA). Mengacu pada data website pemantau kualitas udara IQAir, Jumat (18/8/2023)
pukul 07.00, Indeks Kualitas Udara (AQI) Jakarta mencapai 125. Namun, hingga saat ini
kualitas udara di Jakarta pun belum membaik, lagi-lagi meningkat. Dilansir dari CNN
Indonesia, kualitas udara di Jakarta pada Senin (2/10) pagi menjelang siang ini, tepatnya
pukul
10.00 WIB kembali memburuk, dengan menempati peringkat ke-2 kota di dunia yang
kualitas udaranya paling buruk. Kondisi udara Jakarta pada pukul 10.00 WIB masuk kategori
Tidak Sehat dengan Indeks Kualitas Udara (AQI) 163.

Dari pemberitaan polusi udara yang ditayangkan melalui media massa, banyaknya
masyarakat mengonsumsi informasi tentang perkembangan polusi udara secara terus-
menerus, sehingga menimbulkan gangguan psikologis yaitu kecemasan. Menurut Kaplan,
Sadock, dan Grebb (Fauziah & Widuri, 2007) kecemasan adalah respon terhadap situasi
tertentu yang mengancam dan merupakan hal yang normal saat terjadinya suatu
perkembangan. Berdasarkan pemaparan di atas, penelitian ini akan membahas bagaimana
pengaruh pemberitaan polusi udara di media massa terhadap pengetahuan publik tentang
penyebab pulusi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik suatu permasalahan yang dapat dirumuskan,
yaitu bagaimana pengaruh pemberitaan polusi udara di media massa terhadap pengetahuan
publik tentang penyebab polusi?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada permasalahan di atas, maka secara keseluruhan memiliki tujuan


sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui penjelasan mengenai teori agenda setting.


2. Untuk mengetahui penjelasan mengenai konsep berita, polusi udara, media massa,
pengetahuan, dan publik.
3
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pemberitaan polusi udara di media massa
terhadap pengetahuan publik tentang penyebab polusi.

1.4 Signifikansi Penelitian


Manfaat dari penelitian ini yaitu mencakup manfaat signifikansi akademis dan praktis,
yaitu:
1. Signifikansi Akademis
Dengan penelitian ini, peneliti dapat memberikan wawasan baru terkait
pengaruh pemberitaan polusi udara di media massa terhadap pengetahuan publik
tentang penyebab polusi yang dapat menjadi kontribusi berharga untuk penelitian
akademis di bidang komunikasi.
2. Signifikansi Praktis
Dengan penelitian ini, dapat membantu dalam memahami bagaimana media
massa dapat digunakan untuk meningkatkan kesadaran tentang masalah polusi,
terutama penyebab polusi.

1.5 Sistematika Penelitian

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisi latar belakang yang membahas mengenai pemberitaan polusi udara
di media massa. Selain itu, terdapat rumusan masalah dan tujuan penelitian mengenai
pengaruh pemberitaan polusi udara di media massa terhadap pengetahuan publik tentang
penyebab polusi serta pada bab ini berisi signifikasi penelitian dan sistematika penelitian.

BAB II KERANGKA TEORI

Dalam bab ini berisikan kerangka teori dan konsep yang akan digunakan dalam
penelitian dan dijadikan sebagai dasar oleh peneliti sebagai acuan untuk melakukan
penelitian yang terkait pengaruh pemberitaan polusi udara di media massa terhadap
pengetahuan publik tentang penyebab polusi.

4
BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Teori

Penelitian ini akan menggunakan teori agenda setting karena teori tersebut dapat
menemukan adanya korelasi yang signifikan antara isu-isu yang diliput oleh media,
khususnya pemberitaan di media massa dengan isu-isu yang dianggap penting oleh
masyarakat. Teori ini berpendapat bahwa media mempengaruhi masyarakat mengenai isu-isu
tertentu. Jika media memberi penekanan pada suatu peristiwa maka akan mempengaruhi
masyarakat untuk menganggapnya penting. Donald Shaw, Maxwell McCombs, dan rekan-
rekan mereka mengklaim bahwa penggambaran media dapat mempengaruhi bagaimana
orang berpikir tentang berita, membantu mengorganisir dunia pengalaman, dan secara
menakjubkan berhasil memberitahu kita apa yang harus kita pikirkan. Dengan kata lain,
agenda setting membentuk isu-isu atau citra yang menonjol di benak publik.

Dalam buku Communication Theory oleh Em Griffin, teori agenda setting


menunjukkan bahwa dengan seiring berjalannya waktu, agenda media yang membentuk
media publik. Selain itu, adanya hubungan sebab-akibat antara yang dilaporkan berita dan
bagaimana publik itu bisa berpikir tentang dunia. Dua asumsi dasar yang mendasari sebagian
besar penelitian tentang teori pengaturan dan penetapan agenda (agenda setting theory),
yakni pers dan media tidak mencerminkan kenyataan, mereka menyaring dan membentuknya.
Dalam kasus ini dapat dikaitkan bahwa apa yang berada dikejadian realita tidak sesuai
dengan pemberitaan di media. Seperti misalnya dalam polusi ini, realitanya pemerintah
memberi tahu bahwa polusi udara makin berbahaya dan kita sebagai masyarakat harus
waspada. Tetapi beda prediksi yang berada di media yang tidak sesuai dengan keadaan yang
aslinya. Yang kedua yaitu konsentrasi media pada beberapa isu dan subjek membuat publik
menganggap isu-isu itu lebih penting daripada isu-isu lainnya. Hal ini menyebabkan
peralihan isu dari isu polusi ke isu isu lainnya.

Teori agenda setting berkaitan dengan agenda media dengan agenda publik, yang di
mana semakin sering atau banyak melihat agenda media maka agenda publik akan seperti
agenda media. Mereka percaya bahwa meningkatkan penonjolan isu dapat mempengaruhi
baik arah maupun kekuatan opini publik (Iyengar & Kinder, 1987; Weaver, 1991). Mereka
percaya bahwa penyusunan agenda juga dapat mengarah pada tindakan yang dilakukan orang

5
lebih dari

6
sekadar memikirkan isu-isu dalam agenda media. Maka dari itu, dalam penelitian ini agenda
medianya adalah pemberitaan mengenai polusi udara di media massa dan agenda publiknya
adalah pengetahuan publik tentang penyebab polusi.

Pada penelitian ini terdapat beberapa konsep teori, yaitu berita, polusi udara, media
massa, pengetahuan dan publik. Berikut penjelasan dari masing-masing teori konsep yang
digunakan dalam penelitian ini.

2.1.1 Berita

Surat kabar adalah media komunikasi massa yang diterbitkan secara berkala
dan bersenyawa dengan kemajuan teknologi pada masanya dalam menyajikan
tulisan berupa berita, feature, pendapat, cerita rekaan (fiksi), dan bentuk karangan
yang lain. Tujuan dasar dari surat kabar adalah memperoleh berita dari sumber
yang tepat untuk disampaikan secepat dan selengkap mungkin kepada para
pembacanya. Bleyer dalam Sumadiria mendenifisikan berita adalah sesuatu yang
termasa yang dipilih oleh wartawan untuk dimuat dalam surat kabar, karena dia
menarik minat atau mempunyai makna bagi pembaca surat kabar, atau karena dia
dapat menarik para pembaca untuk membaca berita tersebut.

2.1.2 Polusi Udara

Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 Tahun 1999 tentang


Pengendalian Pencemaran Lingkungan, pencemaran udara adalah masuknya atau
dimasukkannya zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam udara ambien oleh
kegiatan manusia, sehingga mutu udara ambien turun sampai ke tingkat tertentu
yang menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya. Dengan kata
lain, pencemaran atau polusi udara adalah peristiwa masuknya atau tercampurnya
polutan (unsur-unsur berbahaya) ke dalam lapisan udara (atmosfer) yang dapat
mengakibatkan menurunnya kualitas udara (lingkungan). Polusi udara merupakan
hasil dari proses buangan yang dihasilkan dari aktivitas manusia dalam
memenuhi kebutuhannya, dari sektor produksi maupun sektor transportasi. Selain
itu, sumber pencemaran udara dapat dibagi menjadi 3 yaitu: (1) sumber perkotaan
dan industri;
(2) sumber pedesaan/pertanian; (3) sumber alami.

7
Selain memiliki konsep teori, dalam penelitian ini terdapat teori agenda setting yang
memiliki tiga dimensi utama yang dikemukakan oleh Mannhem (Severin dan Tankard, Jr:
1992). Ketiga dimensi tersebut, diantaranya:

1. Agenda Media: Visibility (visibilitas) ialah jumlah dan tingkat menonjolnya berita:
Audience Salience (tingkat menonjol bagi khalayak) aialah relevansi isi berita dengan
kebutuhan khalayak: Valence (valensi) ialah menyenangkan atau tidak menyenangkan
cara pemberitaan bagi suatu peristiwa.

2. Agenda Publik: Familiarty (keakraban) ialah derajat kesadaran khalayak akan topik
tertentu: Personal salience (penonjolan pribadi) ialah relevansi kepentingan individu
dengan ciri pribadi: Favorability (kesenangan) ialah pertimbangan senang atau tidak
senang akan topik berita.

3. Agenda Kebijakan: Support (dukungan) ialah kegiatan menyenangkan bagi posisi


berita tertentu: Likehood of action (kemungkinan kegiatan) ialah kemungkinan
pemerintah melaksanakan apa yang diibaratkan: Freedom of action (kebebasan
bertindak) ialah nilai kegiatan yang mungkin dilakukan pemerintah.

Selain itu, penelitian akan terdapat dimensi jenis media, dimensi frekuensi, dan
dimensi jenis konten. Dimensi jenis ialah di mana suatu media diukur dengan jenis media
yang digunakan sebagai sumber informasi. Dimensi frekuensi dimaksud untuk menganalisis
seberapa sering para responden menggunakan koran, majalah, radio, TV, dan media online
untuk mencari informasi. Dimensi jenis konten media diuji untuk melihat tingkat konsumsi
jenis konten yang mengandung isu.

2.2 Variabel

Variabel pada penelitian ini yaitu variabel independen pada penelitian ini adalah
pengetahuan tentang polusi udara. Dari variabel independent tersebut bisa memeberitahukan
kepada publik tentang polusi udara yang memiliki dampak buruk untuk kesehatan terutama
untuk kesehatan dalam pernapasan. Karena, jika polusi udara ini semakin memburuk ini
dapat menyebabkan rusaknya daerah pernapasan.

8
Dari variabel dependen pada penelitian ini adalah pengetahuan tentang terjadinya
kerusakaan di daerah pernapasan. Dari variabel dependent ini di lakukan dari sebuah
pengukuran yang melalui survey atau wawancara. Karena, kedua variabel ini diambil saat
secara bersamaan pada saat melakukan penelitian tentang polusi udara.

2.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesis pada penelitian ini ialah adanya hubungan positif antara tingkat pemberitaan
polusi udara di media massa dengan tingkat pengetahuan publik tentang penyebab polusi
udara. Dalam hal ini, semakin sering media massa memberitakan polusi udara dengan
terperinci, seperti penyebab polusi udara, maka semakin tinggi pula pengetahuan publik
tentang masalah tersebut. Selain itu, untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini maka akan
dilakukan dengan mengumpulkan data mengenai tingkat pemberitaan polusi udara di
berbagai media massa dan untuk mengetahui atau mengukur tingkat pengetahuan publik
tentang penyebab polusi akan melalui survey atau wawancara. Dengan demikian, dari hasil
analisis data maka penelitian ini yang menentukan atau dapat dibuktikan apakah pemberitaan
di media massa mengenai polusi udara memiliki pengaruh positif atau negatif terhadap
pengetahuan publik tentang penyebab polusi udara.

HA: Ada hubungan yang signifikan antara pengaruh pemberitaan polusi udara di
media massa dan pengetahuan publik tentang penyebab polusi.

HO: Tidak ada hubungan yang signifikan antara pengaruh pemberitaan udara di
media massa dan pengetahuan publik tentang penyebab polusi.

9
DAFTAR PUSTAKA

Buku
Griffin, E. A. (2012). A First Look at Communication Theory. New York: McGraw-Hill.
Suwitri, S. (2008). Konsep Dasar Kebijakan Publik. Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Ferguson, Sherry Devereaux. (2000). Researching the Public Opinion Environment.
Thousand Oaks: Sage Publications, Inc.
Littlejohn, Stephen W and Foss, Karen A. (2011). Theories of Human Communication. Tenth
Edition. United States of America: Waveland Press, Inc.

Jurnal
Abidin, J. (2019). Pengaruh Dampak Pencemaran Udara terhadap Kesehatan untuk
Menambah Pemahaman Masyarakat Awam tentang Bahaya dari Polusi Udara.
Prosiding Seminar Nasional Fisika Universitas Riau IV.
Fajar, A. (2011). Pengaruh Pemberitaan Surat Kabar Kompas, Seputar Indonesia dan Media
Indonesia terhadap Persepsi Masyarakat Pengguna Tabung Gas. Jurnal Komunikasi.
Faroqi, A. (2016). Perencangan Alat Pendeteksi Kadar Polusi Udara Menggunakan Sensor
Gas MQ-7 dengan Teknologi Wireless HC-05. eJournal of Sunan Gunung Djati State
Islamic University (UIN).
Fauzi, M. I. (2019). Peran Komunikasi Massa dalam Pembentukan Opini Publik (Perspektif
Model Agenda Setting).
Jusuf, J. B. (2019). Tingkat Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Olahraga Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur terhadap Permainan
Tonnis. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia, 70-79.
Mustapa, A. (n.d.). Pengaruh Pemberitaan Media Massa dalam Gejolak Politik terhadap
Pembentukan Sikap Pemilih Pemula. Jurnal Kultur Demokrasi.
Rosyidah, M. (2016). Polusi Udara dan Kesehatan Pernafasan. Integrasi.
Suku, M. Y. (2021). Pengaruh Pemberitaan Covid-19 di Media Online terhadap Perubahan
Sikap Tenaga Kesehatan Rsud Naibonat Kabupaten Kupang. Jurnal Communio :
Jurnal Ilmu Komunikasi, 191-202.
Susanto, H. (2021). Pengaruh Pemberitaan Terorisme di Media Massa terhadap Persepsi
Masyarakat Makassar. medium : Jurnal Ilmiah Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas
Islam Riau.
Valentino, Y. P. (2020). Pengaruh Pemberitaan Covid-19 di Media Online terhadap Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat Mahasiswa FISIP UDA 2018. Social Opinion: Jurnal Ilmiah
Ilmu Komunikasi, 198-212.
Wahidar, T. I. (2022). Pengaruh Pemberitaan Covid-19 di Media Massa terhadap Tingkat
Kecemasan Penyintas Covid-19 di Kabupaten Meranti. Jurnal Simbolika.

Sumber Berita
Polusi udara di Jakarta tertinggi se-Asia Tenggara, dua tahun setelah Pemprov DKI kalah
gugatan. (2023, Juni 8). Retrieved from BBC NEWS INDONESIA:
https://www.bbc.com/indonesia/articles/cjmy2nez84vo
Tim CNN Indonesia. (2023, Oktober 2). Kualitas Udara Jakarta Pagi Ini Tak Sehat,
Terburuk Kedua di Dunia. Retrieved from CNN Indonesia:
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20231002103206-269-1006021/kualitas-
udara-jakarta-pagi-ini-tak-sehat-terburuk-kedua-di-dunia
Tim Riset CNBC Indonesia. (2023, Agustus 21). Polusi Udara Jakarta: Presiden Batuk,
Ribuan Warga Bisa Tewas. Retrieved from CNBC Indonesia Research:
https://www.cnbcindonesia.com/research/20230820230330-128-464477/polusi-udara-
jakarta-presiden-batuk-ribuan-warga-bisa-tewas

Anda mungkin juga menyukai