Anda di halaman 1dari 2

Kualitas Udara Jakarta Memburuk

JAKARTA, KOMPAS—Kualitas udara di kota-kota besar di Indonesia, khususnya


Jakarta dan sekitarnya, memburuk sehingga rentan memicu berbagai persoalan
kesehatan. Untuk itu, pemerintah dituntut menyiapkan rencana aksi untuk
mengatasi persoalan ini didasarkan data saintifik dan terbuka bagi publik.

“Dari berbagai data yang ada, kualitas udara di Jakarta dan sekitarnya melebihi
ambang batas kesehatan yang disarankan WHO (Organisasi Kesehatan Dunia).
Namun, sampai sekarang belum ada rencana aksi yang jelas untuk mengatasi hal
ini,” kata Pengkampanye iklim dan energi Greenpeace Indonesia, Bondan
Andriyanu, di Jakarta, Selasa (4/12).

Menurut data Greenpeace Indonesia, rata-rata konsentrasi partikel pencemar atau


dengan ukuran di bawah 2,5 mikron gram per meter kubik (μg/m3) atau PM 2,5 di
Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan dari tahun 2017 dan2018 menunjukkan
peningkatan.

Data yang diolah dari stasiun Kedutaan Besar Amerika Serikat inimenunjukkan,
rata-rata konsentrasi PM 2.5 di Jakarta Selatan pada semester pertama tahun
2017 sebesar 26,8 μg/m3 dan Jakarta Pusat 29,09 μg/m3. Sedangkan pada
periode sama tahun 2018 di Jakarta Selatan 31,88 μg/m3 dan di Jakarta Pusat
38,34 μg/m3.
Sebagaimana diketahui, pencemaran PM2,5 bisa berdampak pada berbagai
masalah kesehatan, mulai dari pernafasan hingga menjadi pemicu kanker.
Kualitas udara di Jakarta ini, menurut Bondan, dikhawatirkan memburuk seiring
rencana pembangunan sejumlah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
menggunakan sumber energi batubara.

Anda mungkin juga menyukai