Anda di halaman 1dari 8

TM-1 – Yurike Septianingrum, S,Kep.,Ns., M.

Kep
KONSEP FILSAFAT
Pengertian secara Etimologi
- Filsafat – dalam Bahasa Arab falsafah yang dalam, Bahasa Inggris dikenal dengan istilah
philosophy , dalam Bahasa Yunani  Philosophia. Philein  cinta/love, Sophia 
kebijaksabaan
- Filsafat artinya cinta kebijakan (love of wisdom)
Pengertian secara terminology
- Plato : adalalah pengetahuan berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli
- Arstoteles : filsafat yang meliputi kebnenaran yang terkandung dalam ilmu”, metafisika,
logika, retrorika, etika, ekonomi, polityik dan estetika
- Al Farabi : ilmu alam maujud bagaimana kakikat yang sebenarnya
- Rene Descrate : kumpulan segala pngetahuan dimana, Tuhan, alam, dan manusia menjadi
pokok penyelidikan
- Immanuel Kant: ilmu pokok pangkal dari segala pengetahuan yang didalammnya
tercqangkup masalah epistemology/filsafat pengetahuan yang menjawab persoalan.
Filsafat dalam artian Informal
- Filsafat yang merupakan sekumpuilan sikap/kepercayaan terhadap kehidupan dana lam
yang biasanya diterima secara tidak kritis.
- Filsafat identic dengan pandangan hidup, sikap seseorang dalam bergaul dan memahami
dunia/lingkungan
Filsafat dalam Formal
- Filsafat adalah suatu proses kritik/pemikiran kritis terhadap kepercayaan dan sikap yang
dijunjung tinggi
- Sikap hidup / pandangan hiduipo yang selama in I diyakini dan dipakai dikritik dan
dipertanyakan
Kenapa harus filsafat ?
Karena filsafat kita mampu berfikir kritis, sistematis untuk memperoleh suatu kebenaran.
Tahap berfilsafat
- Logis  logis yaitu berfikir dengan menggunakan logika melalui pemahaman,
kepurtusan. Argumentasi
- Sisrtematis  berpikir melalui alur yang sistemik sehingga diotemukan adanya
koheren/saling runtut
- Radikal  berpikir samapaui kepada akar masalah
- Universal  berpikir secara umum bukan khusus
Obyek Filsafat / reflective thinking
- Obyek metrial ialah menyelidiki segala sesuatu yang tak terbatas dengan tujuan
memahami hakikatr ada/reallistis terwujud. Obyek material filsafat kesemestaan.,
universal, keumuman bukan particular secara mendasar
- Obyek formal merupakan metode, sudut, cara pandang khusus filsafat, opendekatan dan
metode untuk meneliti atau mengkaji hakikat yang ada dan mungkin ada/.
Obyek formal hakikat manusia: sosiologi, psikologi, ekonomi, hakiki
Cabang filsafat :
- Logika : berpikir kritis
- Etika: perilaku manusioa
- Metafisika : menuinjau segala sesuatu yang ada di alam
- Epistemology : penegtahuan dan kebenaeran
- Estetika : keindahan
Filsafat pengetahuan :
- Epistemology : berbicara menguji prediksi sehingga memperoleh kebenaran/ metiode
ilmiah
- Aksiologi : untuk apa/keguanaan ilmu dan ontologiu mempertanyakan hakikat
pengetahuan
- Logika: cabang yangmembantu mengenali dan menyelidiki pemikiran apakah pemikiran
ini bertentangan dengan prinsip atau tidak
- Kririk ilmu:
- Teori, ditemukan informasi baru dikolaborasikan sehingga ditemukan teori baru.
Asal filsafat ; keheranan, kesangsian, Kesadaran akan ketrebatasan.\
Peran Filsafat
- Pendobrak/keluar dr mitos
- Pembebasan / ketidaktahuan dan kebodohan
- Pembimbing/untuk berfikir secara rasional
TM 2 – Bu. Yurike Septiananingrum, S.Kep., Ns.,M.Kep
KONSEP LOGIKA
Penegrtian Logika
- Logika berasal dari kata Yunani kuno λόγος (logos ) yang berarti hasil pertimbangan akal
pikiran yang diutarakan lewatkata dan dinyatakan dalam bahasa. Logika adalah salah satu
cabang filsafat.
- Logos kemudian diturunkan menjadi kata ”logikos” yangdimaknai sesuatu yang
diutarakan, mengenai suatupertimbangan akal, kata, percakapan atau yang
berkenaandengan ungkapan lewat bahasa. Jadi, logika adalah suatu pertimbanganakal
atau pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan lewat bahasa.
- Pikiran adalah produk proses berpikir, sementara proses berpikir yang menjadi obyek
kajian logika
- Ilmu di sini mengacu pada kemampuan rasional untuk mengetahui dan kecakapan
mengacu pada kesanggupan akal budi untuk mewujudkan pengetahuan ke dalam
tindakan. Kata logis yang dipergunakan tersebut bias diartikan dengan masuk akal.
Logika sebagai cabang falsafat
- Logika adalah sebuah cabang filsafat yang praktis. Praktis di sini berfaedah logika
mampu dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Logika lahir bersama-sama dengan
lahirnya filsafat di Yunani.
- Logika dipergunakan untuk melaksanakan pembuktian. Logika mengatakan yang wujud
inferensi yang berjalan dan yang tidak. Secara tradisional, logika dipelajari sebagai
cabang filosofi, tetapi juga bisa dianggap sebagai cabang matematika. logika tidak bisa
dihindarkan dalam babak hidup mencari kebenaran
- Penyelidikan logika tidak dilakukan dengan sembarang berpikir.
- Suatu pemikiran logika akan disebut lurus apabila pemikiran itu sesuai dengan hukum-
hukum serta aturan yang sudah ditetapkan dalam logika.
- Logika merupakan suatu pedoman atau pegangan untuk berpikir.
Penalaran
- Fungsi rasio atau akal adalah untuk mencapai sebuah kebenaran, dan kebenaran tidak
terdapat dalam ide.
- Kebenaran terdapat dalam judgment (putusan).
- Jika putusan sesuai dengan kenyataan atau fakta, maka akan disebut dengan kebenaran
objektif.
- Kebenaran pertama dapat dicapai melalui immediate inference yaitu putusan yang ditarik
sesuai dengan prinsip-prinsip logika\
Obyek :
- Obyek material : berpikir kritis/prioses penalaran
- Obyek formal : berpikir penalaran yang ditinjau dari segi ketepatan
Sejarah logika
- Masa Yunani Kuno Logika dimulai sejak Thales (624 SM – 548 SM), filsuf Yunani
pertama yang meninggalkan segala dongeng, takhayul, dan cerita-cerita isapan jempol
dan berpaling kepada akal budi untuk memecahkan rahasia alam semesta. Thales
mengatakan bahwa air adalah arkhe yang berarti prinsip atau asas utama alam semesta.
- Aristoteles mengatakan bahwa Thales menarik kesimpulan bahwa air adalah arkhe alam
semesta dengan alasan bahwa air adalah jiwa segala sesuatu, dengan alasan:
1. Air adalah jiwa tumbuh-tumbuhan (karena tanpa air tumbuhan mati)
2. Air adalah jiwa hewan dan jiwa manusia, Air jugalah uap.
3. Air jugalah es. Jadi, air adalah jiwa dari segala sesuatu, yang berarti, air adalah arkhe
alam semesta.
- Aristoteles (384-322 SM), sebagai sebuah ilmu tentang hukum-hukum berpikir guna
memelihara jalan pikiran dari setiap kekeliruan (“analitika” dan “dialektika”).
1. Analitika: penyelidikan terhadap argumentasi-argumentasi yang bertitik-tolak dari
putusan-putusan yang benar.
2. Dialektika: penyelidikan terhadap argumentasi-argumentasi yang bertitik-tolak dari
putusan-putusan yang yang masih diragukan
3. Aristoteles berpendapat bahwa logika itu adalah alat (organon) untuk mempraktikkan
ilmu pengetahuan.
4. Perkembangan logika setelah masa Aristoteles dilanjutkan oleh muridnya,
diantaranya Theophrastus dan Phorpyry
- Kumpulan karya tulis Aristoteles mengenai logika diberi nama Organon, terdiri atas
enam bagian:
1. Kategoriat (mengenai logika istilah dan predikasi)
2. Peri Hermeneias (tentang logika proposisi)
3. Analytica Protera (tentang silogisma dan pemikiran)
4. Analytica Hystera (tentang pembuktian)
5. Topica (tentang metode berdebat)
6. Peri Sophistikoon (tentang kesalahan berpikir)
Logika Tradisional
- Orang yang pertama kali menggunakan istilah “logika”bernama Cicero (pada abad ke-1
SM) tetapi dalam pengertian “seni berdebat” Kemudian pada permulaan abad ke-3 M,
Alexander Aphrodisias menggunakan istilah “logika” dengan arti yang
- kita kenal sekarang. Logika tradisional atau logika klasik adalah sebuah system yang
diciptakan Aristoteles untuk menganalisis Bahasa. Nama lain dari logika tradisional
adalah Aristotelian
Logika Modern
- Pengembangan dan penggunaan logika Aristoteles secara murni diteruskan oleh Thomas
Hobbes (1588 - 1679) dengan karyanya Leviatan dan John Locke (1632- 1704) dalam An
Essay Concerning Human Understanding Francis Bacon (1561 - 1626) mengembangkan
logika induktif yang diperkenalkan dalam bukunya Novum Organum Scientiarum.
- J.S. Mills (1806 - 1873) melanjutkan logika yang menekankan pada pemikiran induksi
dalam bukunya System of Logic.
3 komponen berpikir Kritis
- Concept atau pengertian di sini adalah pemahaman inti dari suatu kejadian, peristiwa atau
suatu objek. Konsep juga merupakan sebagai gambaran secara luas dari suatu kejadian,
peristiwa, ataupun suatu objek.
- Decision atau keputusan adalah suatu sikap dari individu ketika mengungkapkan untuk
mengakui atau memungkiri suatu perkara atau hal. Dalam hal ini, intinya adalah
keputusan yang diperbuat oleh seorangb individu merupakan suatu hal yang dilandaskan
dari hasil perilaku atau tindakan akal dan budi yang dipunyainya.
- Reasoning atau penalaran adalah proses seorang individu atau manusia yang bertaut
dengan akal budi dengan maksud untuk mencapai kesimpulan dari berbagai hal yang
telah diketahui dan dipahaminya. Berbagai hal yang diketahui dan dipahaminya itu
disebut sebagai data. Data merupakan fakta empiris yang mana bisa saja sebelumnya
sudah diketahui kebenarannya atau kesahihannya.
TM-3 – Yurike Septianingrum, S.Kep., Ns.,M.Kep
KEGUNAAN LOGIKA DAN TEORI YANG KEBENARAN
Macam-Macam Logika :
- Logika kodratiah : Akal dapat bekerja menurut hukum-hukum logika dengan cara yang
spontan. Namun demikian, dalam hal-hal tertentu akal budi manusia dapat dipengaruhi
oleh keinginan-keinginan dan kecenderungan-kecenderungannya yang subyektif. 
- Logika Ilmiah : Logika ini membantu logika kodratiah. Logika ilmiah memperhalus dan
mempertajam pikiran dan akal budi. Karena bantuan logika ilmiah ini, akal budi dapat
bekerja dengan lebih tepat dan lebih teliti. 
Kegunaan Logika
- Membantu seseorang untuk berpikir kritis, tepat dan teratur
- Manusia mmbutuhkan keteraturan dalam tindakan-tindakan yang mendasar
- Ilmu filsafat tidak bias dipisahkan
- Logika mengarah dan mendorong seseorang untuk berpikir
Kerngka Dasar Logika
- Kerangka berpikir manusia sesungguhnya terdiri atas tiga unsur. Unsur yang pertama
adalah (a) pengertian-pengertian. Kemudian pengertian-pengertian disusun sedemikian
rupa sehingga menjadi (b) keputusan-keputusan. Akhirnya, keputusan-keputusan itu
disusun sedemikian rupa menjadi (3) penyimpulan-penyimpulan
- Pengertian¸ menangkap kenyataan tentang sesuatu sebagaimana adanya; artinya
menangkap sesuatu tanpa mengakui atau mengingkarinya. 
- Keputusan, memberikan keputusan, artinya menghubungkan pengertian yang satu
dengan pengertian lainnya atau memungkiri hubungan itu. 
- Penyimpulan, menghubungkan keputusan-keputusan sedemikian rupa, sehingga dari
satu keputusan atau lebih, akhirnya sampai pada suatu kesimpulan. 
- Jalan pikiran seperti diuraikan di atas tidak mesti diungkapkan dalam bentuk kata-
kata, meskipun tetap ada dalam pemikiran seseorang. Tetapi dalam berpikir tersebut,
seseorang mesti mempergunakan kata tertentu, yang disebut pengertian atau konsep.
Apabila apa yang dipikirkan itu hendak diberitahukan kepada orang lain, maka isi pikiran
itu harus dilahirkan dalam bentuk kata-kata (bahasa), term (istilah), atau tanda yang
lain 
- Pemikiran, penalaran, atau penyimpulan, adalah suatu penjelasan yang menunjukkan
kaitan atau hubungan antara dua hal atau lebih, yang atas dasar alasan-alasan tertentu dan
dengan langkah-langkah tertentu sampai pada suatu kesimpulan 
Pengertian Kebenaran
- Kebenaran merupakan keadaan (hal dan sebagainya) yang cocok dengan keadaan (hal)
yang sesungguhnya; sesuatu yang sungguh-sungguh (benar-benar) ada (KBBI)
Kebenaran merupakan kesesuaian antara pengetahuan dan obyek (Vardiansyah, 2008)
Jenis Kebenaran
1. Kebenaran Objektif
2. Kebenaran Subjektif
3. Kebenaran Rasional
4. Kebenaran Ilmiah
5. Kebenaran Intuitif
6. Kebenaran Religius
Teori Kebenaran
- Teori Korespondensi (the correspondence theory of truth): Pernyataan dikatakan sebagai
suatu kebenaran jika ada kesesuaian antara arti yang dimaksud oleh suatu pernyataan atau
pendapat tdengan objek yang dituju atau dimaksud oleh pernyataan tersebut
- Teori Konsistensi (the consistence theory of truth): suatu upaya pengujian (tes) atas arti
kebenaran
- Teori Koherensi (the coherence theory of truth): Suatu pernyataan dianggap benar jika
penyataan tsb koheren atau tidak bertentangan dengan pernyataan lain yang sudah ada
dan dianggap benar
- Teori Pragmatisme (the pragmatic theory of truth): Suatu pernyataan dikatakan sebuah
kebenaran jika pernyataan tsb berusaha untuk memecahkan masalah yang sudah ada
- Teori Kebenaran Religius (the religious theory of truth): Kebenaran harus bersifat
objektif, universal, dan berlaku bagi seluruh umat manusia karena kebenaran ini secara
ontologis dan aksiologis bersumber dari Tuhan yang disampaikan melalui wahyu
Pengertian
- Kegiatan akal budi yang pertama adalah menangkap “sesuatu atau objek‟ sebagaimana
adanya. Pengetahuan akal budi inilah yang disebut pengertian. 
- Mengerti berarti menangkap inti sesuatu yang dapat dibentuk oleh akal budi. Apa yang
dibentuk akal budi tersebut merupakan gambaran yang „ideal’ atau „konsep’ tentang
„sesuatu’ tersebut. 
- Pengertian, adalah tanggapan atau gambaran akal budi yang abstrak, yang batiniah,
tentang inti sesuatu. Bentuk hakikat dalam rohani tentang sesuatu, itulah pengertian. 
- Pembentukan pengertian adalah malalui jalan abstraksi, yaitu membentuk gambaran
(abstrak) dalam akal budi (yang kita sebut tanggapan), dengan meninggalkan ciri-ciri
aksidensi (yang kebetulan, yang bukan pokok, yang khusus pada individu) objek. 
Kata
- Untuk memudahkan penunjukkan pengertian tertentu, kepadanya diberi tanda atau
lambang. Seperti juga untuk memudahkan penunjukkan individu tertentu, kepadanya
diberi lambang dalam bentuk nama. Lambang yang diberikan kepada pengertian itu ialah
kesatuan bunyi yang berbentuk kata. 
- Berpikir terjadi dengan menggunakan kata-kata akal budi. Kata-kata digunakan untuk
menyatakan atau melahirkan apa yang dipikirkan. 
- Kata merupakan tanda lahiriah (ucapan suara yang diartikulasikan atau tanda yang
tertulis) untuk menyatakan pengertian dan barangnya. Misalnya pernyataan „kucing
makan tikus‟, apa yang diungkapkan dalam pernyataan itu meliputi baik „pengertiannya‟
maupun „bendanya‟ yang konkrit.
Term
- Pengertian („kata‟) dapat juga dilihat dari sudut fungsinya dalam suatu keputusan
(kalimat). 
- Pengertian („kata‟) dapat berfungsi sebagai subyek atau predikat dalam suatu
keputusan (kalimat). 
- Term adalah kata atau rangkaian kata yang berfungsi sebagai subyek atau predikat
dalam suatu keputusan (kalimat). Misal „kucing itu tidur‟; kata „kucing’ merupakan
„subyek’, dan kata „tidur’ merupakan „predikat’nya. Dalam logika, kata-kata hanya
penting sebagai term, artinya kata-kata itu hanya penting sebagai subyek atau predikat
dalam suatu kalimat. 
- Term bisa berupa term tunggal atau term majemuk. Term itu tunggal apabila hanya
atas satu kata saja, misalnya „binatang’, „membeli’, „mahal’, „kucing’, dan
seterusnya. Term itu majemuk, apabila terdiri dari dua atau tiga kata, dan bersama-
sama merupakan suatu keseluruhan, menunjukkan satu dan berfungsi sebagai subyek atau
paredikat dalam suatu kalimat, misal „jam dinding itu mati‟, „lapangan bola kaki itu
penuh rumput‟, dan seterusnya. 

Anda mungkin juga menyukai