Anda di halaman 1dari 6

DASAR- DASAR LOGIKA

Dosen : ( M. A. Wattimena, SE, MM)

Di Susun Oleh :

Mirna Wattimury
( Kelas A )

SEKOLAH TINGGI ADMINISTRASI


SAID PERINTAH MASOHI
TAHUN 2022
PERKEMBANGAN SEJARAH LOGIKA DARI ZAMAN KE ZAMAN

Logika dimulai sejak Thales (624 SM - 548 SM), filsuf Yunani pertama yang
meninggalkan segala dongeng, takhayul, dan cerita-cerita isapan jempol dan berpaling kepada akal
budi untuk memecahkan rahasia alam semesta. Thales mengatakan bahwa air adalah arkhe
(Yunani) yang berarti prinsip atau asas utama alam semesta.
Pada masa Yunani pemberi hukum tentang pemikiran yang paling popular adalah
Aristoteles. Karya-karya logis hasil pemikirannya disebut organon (sarana untuk berpikir).
Karya-karya yang dihasilkan diantaranya adalah Peri Hermineias (tentang putusan),
Analitika Protera (tentang pemikiran yang betul), Analitika Hustera (tentang pemikiran yang
benar), Topika (tentang cara untuk membuktikan suatu kebenaran ucapan), dan Peri Sofistikon
Elekton (tentang pembuktian yang tidak betul dan tidak benar).
Banyak bermunculan orang-orang yang menulis tentang logika setelah Aristoteles, seperti
Yohanes dari S. Thomas pada abad ke-16 menulis pengertian tentang logika yaitu Curcus
Philosopichus dan memberi tanggapan terhadap tulisan Aristoteles.
Pada abad ke-14, logika ditentang oleh buku yang di buat oleh Ahmad Ibnu Tsiniah yang
membuat buku tentang ketangkasan pendukung keimanan menangkis logika Yunani, dan bahkan
dikeluarkan hukum haram untuk mempelajari logika.
Perkembangan logika semakin redup di abad ke-15, dan mulai muncul lagi di abad ke-20 beberapa
tulisan tentang logika karya Ibnu Khaldun, Al Duwani, dan Al Akhadari.
Nama logika pertama kali muncul pada Filsuf Cicero (abad ke-1 sebelum Masehi) tetapi
dalam arti “seni berdebat”. Alexander Aphrodisias (sekitar permulaan abad ke-3 sesudah Masehi)
adalah orang pertama yang mempergunakan kata ‘logika’ dalam arti ilmu yang menyelidiki lurus
tidaknya pemikiran kita.

DASAR – DASAR LOGIKA


1. Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif adalah penalaran yang menggunakan informasi, premis atau peraturan
umum yang berlaku untuk mencapai suatu kesimpulan yang telah dibuktikan. Dalam hal ini,
penalaran deduktif membangun atau mengevaluasi suatu argumen deduktif dan dinyatakan valid
jika kesimpulannya berupa konsekuensi logis dari premis-premisnya.

Contoh argumen deduktif:

• Semua mahluk hidup pasti akan mati (premis mayor)


• Manusia adalah mahluk hidup (premis minor)
• Manusia pasti akan mati (kesimpulan)
2. Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah suatu penalaran yang berawal dari rangkaian fakta-fakta khusus
untuk menghasilkan suatu kesimpulan umum.

Contoh argumen induktif:

• Kucing angora memiliki sebuah jantung


• Kucing persia memiliki sebuah jantung
• Kucing Bengal juga memiliki sebuah jantung
• Semua jenis kucing pasti punya jantung

A. Pengertian Logika
Kata Logika berasal dari bahasa Yunani Logike dari kata Logos artinya ucapan atau
pengartian1 . Ucapan berarti yang diucapkan, dilisankan, disebutkan2 . Ucapan merupakan
hasil proses berpikir. Berpikir artinya menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan
memutuskan sesuatu3 . Kata pengartian berarti proses, cara, perbuatan memberi arti.
Dengan demikian maka logika merupakan hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan
lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa5 . Logika dengan demikian bersangkut paut dengan
pengetahuan tentang kaidah berpikir6 Kaidah berpikir artinya rumusan asas-asas yang menjadi
hukum atau aturan yang tentu yang menjadi patokan dalam berpikir. Dengan kata lain logika
adalah ajaran tentang berfikir tertib dan benar, atau perumusan lebih teliti, ilmu penarikan
kesimpulan dan penalaran tanpa meninggalkan keabsahan. Logika tidak menelaah urutan
berfikir sebagai gejala psikologi dan tidak pula mempersoalkan isi pemikiran, tetapi
mempermasalahkan tata tertib yang harus menjadi panutan jalan pemikiran agar memperoleh
hasil yang benar.
Logika memiliki 2 objek yaitu: • Logika Formal yaitu mempelajari dasar-dasar persesuaian
(tidak adanya pertentangan) dalam pemikiran dengan mengunakan hukum-hukum, rumus-
rumus, patokan berpikir benar. • Logika Material yaitu mempelajari dasardasar persesuaian
pikiran dengan kenyataan.
B. Pengertian Logika Menurut para Ahli
1. Aristoteles
Aristoteles mengungkapkan logika adalah ajaran mengenai berpikir secara ilmiah membahas
wujud pikiran itu sendiri dan hukum yang mengendalikan pikiran. Perbincangan lebih lanjut terkait
filsuf klasik, Aristoteles juga bisa Grameds temukan melalui buku Logika Kritis Filsuf Klasik.
2. William Alston
William Alston menjabarkan logika adalah pengkajian atau studi terkait penyimpulan secara
cermat upaya untuk memutuskan segala ukuran guna memilah penyimpulan mana yang sah dan
mana yang tidak sah.

3. Louis O. Kattsoff
Kattsoff memahami bahwa logika adalah ilmu pengetahuan terkait penyimpulan yang sejajar
atau lurus. Logika menjabarkan mengenai aturan-aturan dan cara guna mencapai suatu
kesimpulan, setelah didahului oleh suatu perangkat bernama premis atau asumsi.

4. Soekadijo
Soekadijo berpendapat bahwa logika adalah suatu teknik atau cara yang memang diciptakan
atau dibuat untuk meneliti ketepatan manusia dalam menalar.

Logika sebagai Ilmu Pengetahuan


Logika sebagai suatu cabang ilmu pengetahuan dengan objek materialnya adalah berpikir
atau bernalar atau proses penalaran. Sementara objek formal dari logika adalah berpikir atau
penalaran yang dilihat dari aspek ketepatan atau kejituan.

Logika sebagai Cabang Filsafat


Sebagai cabang filsafat yang praktis, logika bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Logika sendiri lahir berbarengan dengan lahirnya filsafat di Yunani. Dalam upayanya guna
meletakkan berbagai pikirannya dan berbagai pendapatnya, para filsuf dari Yunani kuno kerap
berupaya untuk membantah pikiran dari yang lainnya, yaitu dengan menunjukkan kesesatan
penalaran atau pemikirannya.

C. Cara Berpikir Dan Belajar Memahami Logika


1. Melakukan Sesuatu Hal Baru: Kecakapan Berpikir Lebih Logis
Salah satu cara agar mampu meningkatkan kecakapan dalam berpikir lebih logis adalah
belajar melakukan dan menerapkan hal baru. Sama seperti halnya pada bagian otot tubuh, pikiran
pun memerlukan dorongan atau stimulasi lebih optimal dan berkala. Maka dari itu, kalian dapat
memilih satu hobi ataupun aktivitas baru yang mana nantinya akan dikerjakan atau dilakukan
secara rutin.

Agar dapat melakukan hal baru tersebut sebagai satu cara belajar logika terkadang
tidak terlalu sulit. Kalian dapat melakukan aktivitas di ruang terbuka, seperti mencoba untuk
mendaki gunung, bukit, ataupun ke pantai. Selain itu, kalian bisa membuat kerajinan tangan, atau
memanfaatkan waktu luang untuk mengisi permainan yang mengasah otak, seperti Teka Teki
Silang (TTS) ataupun bermain Sudoku.

Meskipun hal tersebut terlihat sederhana, tetapi sudah memberi manfaat bagi otak kalian.
Tentu setiap orang bisa memilih aktivitas menarik, seperti mengikuti sesi membuat kerajinan dari
tanah liat, hingga bergabung di suatu organisasi atau komunitas yang mampu meningkatkan
motivasi hidup dan memberi banyak kegiatan, serta pengalaman baru.

2. Olahraga Rutin: Mampu Meningkatkan Kemampuan Otak


Mungkin kalian akan bertanya, apa hubungannya antara berolahraga rutin dan
meningkatkan kemampuan otak dalam berpikir logis? Nyatanya, kegiatan berolahraga mampu
memberikan manfaat besar bagi otak. Khususnya, olahraga teratur akan meningkatkan dan
menambah kemampuan otak dalam hal berpikir dan mengingat sesuatu. Banyak penelitian yang
membuktikan bahwa dari bagian otak mampu bekerja lebih sehat bilamana acap kali digunakan.
Maka dari itulah, berolahraga seringkali dihubungkan dengan kesehatan dan kemampuan otak.
Adapun jenis olahraga yang dapat kalian terapkan dan berbagai macam bentuknya, seperti
olahraga yang paling sederhana, yaitu senam pagi. Kegiatan senam pagi dapat membuat otak lebih
maksimal bekerja untuk melakukan berbagai aktivitas. Sementara, dilihat dari kekuatan mental
atau jiwa seseorang pun dapat ditingkatkan dari berolahraga secara rutin.

3. Membaca Karya Tulis Fiksi secara Rutin: Mampu Meningkatkan Nalar


Tidak perlu menerapkan cara-cara yang memerlukan banyak biaya sebab dalam
usahmeningkatkan rasio otak atau nalar dalam berpikir logis akan lebih mudah dengan rutin
membaca karya tulis fiksi. Sampai saat ini, kualitas berpikir dan kreativitas dapat diupayakan
dengan membaca karya tulis fiksi. Menariknya, kemampuan berpikir kritis akan dapat bertambah
apabila kalian rutin membaca karya fiksi. Hal ini tentu akan memperlihatkan kalian akan banyak
situasi yang tidak pasti atau bersifat ambiguitas.

Membaca karya fiksi dapat pula menambah khazanah pengetahuan kalian sehingga dalam
memahami berbagai perspektif atau sudut pandang orang dan juga fokus dengan karakter yang
dibaca selalu memberi efek positif pada mental dan pemikiran seorang individu.

Tidak sedikit dari penelitian yang telah menunjukkan bahwa rutin membaca cerita fiksi
mampu meningkatkan empati sehingga proses berpikir secara logis saat berinteraksi dengan
individu lain pun jadi lebih mudah.

Selain menambah proses berpikir jadi lebih logis, nyatanya dalam membaca cerita fiksi
bisa memberi manfaat bagi pembaca, seperti kalian dapat mengurangi kebiasaan menilai seorang
individu secara berlebihan, bahkan salah dalam menilai individu tersebut. Sementara, dari sisi
penyesuaian diri sampai menerima keadaan atau kondisi lebih bervariasi, dapat dilatih dengan rutin
membaca cerita fiksi.

D. Macam-Macam Logika
Secara umum, logika dapat dibedakan menjadi dua jenis. Adapun penjelasan macam-macam
logika adalah sebagai berikut:

1. Logika Alamiah
Maksud dari logika alamiah adalah proses kerja akal budi manusia yang berpikir secara
tepat dan lurus sebelum dipengaruhi oleh keinginan-keinginan dan berbagai kecenderungan yang
subjektif. Jenis logika ini dimiliki manusia sejak lagi dan dapat dipelajari dengan proses belajar
dan penerapan dalam kehidupan nyata.

2. Logika Ilmiah
Maksud dari logika ilmiah adalah kinerja nalar manusia yang mempertajam pikiran dan
akal budi manusia. Dengan adanya logika ilmiah ini maka akal budi manusia dapat bekerja dengan
lebih tepat, teliti, mudah, dan aman, sehingga terhindar dari kesesatan berpikir atau setidaknya
mengurangi kemungkinannya.

E. Unsur-unsur Logika

Pemikiran manusia sesungguhnya terdiri atas tiga unsur. Unsur yang pertama adalah
pengertian. Kemudian pengertian-pengertian disusun sedemikian rupa sehingga menjadi
keputusan-keputusan. Akhirnya, keputusankeputusan itu disusun sedemikian rupa menjadi
penyimpulan-penyimpulan. Keputusan, memberikan keputusan, artinya menghubungkan
pengertian yang satu dengan pengertian lainnya atau memungkiri hubungan itu

Anda mungkin juga menyukai