Anda di halaman 1dari 9

Manfaat Logika dalam Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Logika sudah sangat jelas memiliki manfaat bagi kehidupan manusia, setiap
orang sejak masa lampau tentu sudah memikirkan dunia ini dengan logika. Logika
tradisional atau klasik yaitu sistem yang berfungsi untuk manganalisis bahasa,
adapun logika modern berusaha menerapkan prinsip matematika terhadap logika
tradisional dengan menggunakan lambang non bahasa.
Secara singkat manfaat logika dalam ilmu pengetahuan dapat dikategorikan sebagai
berikut :
1. Logika menyatakan, menjelaskan, dan menggunakan prinsip abstrak yang dapat
dipakai dalam semua lapangan ilmu pengetahuan (bhkan seluruh lapangan
kehidupan).
2. Logika menambah daya berfikir, abstrak dan demikian melatih dan
mengembangkan daya pemikiran dan menimbulkan disiplin intelektual.
3. Logika mencegah kita tersedat oleh segala sesuatu kita peroleh berdasarkan otoritas,
emosi dan prasangka.
4. Logika di masa sekarang dikenal “era of reason” membantu kita untuk mampu
berpikir sendiri dan tahu membedakan yang benar dari yang palsu.
5. Logika membantu orang untuk dapat berpikir lurus, tepat dan teratur, karena dengan
berfikir demikian ia dapat memproleh kebenaran dan menghindari kesesatan.
Dari manfaat logika yang bermacam-macam itu menandai bahwa proses
berfikir itu pentin, jika begitu maka hampir semua hal membutuhkan logika berfikir.
Dengan bekal logika ilmu pengetahuan dapat berkembang sampai bercabang-
cabang. Otak manusia dapat mewadahi logika apa saja. Namun permainan logika
manusia kadang-kadang sudah dibantu dengan alat, teknologi sebagai dasar
permainan logika dan ilmu pengetahuan, maka akan terus berkembang membantu
kesejahteraan manusia.
APA ITU BERPIKIR

A. Berpikir

Berpikir merupakan ciri utama bagi manusia untuk membedakan dengan


makhluk lain. Maka dengan dasar berpikir, manusia dapat mengubah keadaan
alam sejauh akal dapat memikirkannya. Berpikir merupakan proses bekerjanya
akal, manusia dapat berpikir karena manusia berakal. Ciri utama dari berpikir
adalah adanya abstraksi. Dalam arti yang luas, berpikir adalah bergaul dengan
abstraksi-abstraksi, sedangkan dalam arti sempit berpikir adalah mencari
hubungan atau pertalian antara abstraksi-abstraksi ( Puswanti, 1992 : 44). Secara
garis besar berpikir dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : berpikir alamiah dan
berpikir ilmiah. Dalam proses berpikir alamiah, pola penalaran didasarkan pada
kebiasaan sehari-hari dari pengaruh alam sekelilingnya. Di sisi lain, dalam
proses berpikir ilmiah, pola penalaran didasarkan pada sasaran tertentu secara
teratur dan sistematis.

Berpikir merupakan sebuah proses yang membuahkan pengetahuan. Proses ini


merupakan serangkaian gerak pemikiran dengan mengikuti jalan pemikiran
tertentu agar sampai pada sebuah kesimpulan yaitu berupa pengetahuan
(Suriasumantri 1997: 1). Oleh karena itu, proses berpikir memerlukan sarana
tertentu yang disebut dengan sarana berpikir ilmiah. Sarana berpikir ilmiah
merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang
harus ditempuh. Pada langkah tertentu biasanya juga diperlukan sarana tertentu
pula. Tanpa penguasaan sarana berpikir ilmiah kita tidak akan dapat
melaksanakan kegiatan berpikir ilmiah yang baik. Untuk dapat melakukan
kegiatan berpikir ilmiah dengan baik diperlukan sarana berpikir ilmiah berupa :
bahasa ilmiah, logika dan matematika, logika dan statistika ( Tim Dosen Filsafat
Ilmu. 1996: 68). Bahasa ilmiah merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai
dalam seluruh proses berpikir ilmiah. Bahasa merupakan alat berpikir dan alat
komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran seluruh proses berpikir ilmiah
kepada orang lain. Logika dan matematika mempunyai peran penting dalam
berpikir deduktif sehingga mudah diikuti dan dilacak kembali kebenarannya.
Sedangkan logika dan statistika mempunyai peran penting dalam berpikir
induktif untuk mencari konsep-konsep yang berlaku umum.

B. Proses Perpikir

Berpikir merupakan suatu aktivitas pribadi yang mengakibatkan penemuan yang


terarah kepada suatu tujuan. Manusia berpikir untuk menemukan pemahaman
atau pengertian, pembentukan pendapat, dan kesimpulan atau keputusan dari
sesuatu yang dikehendaki. Menurut J.S Suriasumantri (1997: 1) manusia
tergolong ke dalam homo sapiens, yaitu makhluk yang berpikir. Hampir tidak
ada masalah yang menyangkut dengan aspek kehidupannya yang terlepas dari
jangkuan pikiran.
Sarana berpikir ilmiah digunakan sebagai alat bagi cabang-cabang pengetahuan
untuk mengembangkan materi pengetahuannya berdasarkan metode-metode
ilmiah. Dalam mendapatkan pengetahuan ilmiah pada dasarnya ilmu
menggunakan penalaran induktif dan deduktif. Fungsi sarana berpikir ilmiah
adalah untuk membantu proses metode ilmiah, baik secara deduktif maupun
secara induktif.

Kemampuan berpikir ilmiah yang baik sangat didukung oleh penguasaan sarana
berpikir dengan baik pula, maka dalam proses berpikir ilmiah diharuskan untuk
mengetahui dengan benar peranan masing-masing sarana berpikir tersebut dalam
keseluruhan proses berpikir ilmiah. Berpikir ilmiah menyadarkan diri kepada
proses metode ilmiah baik logika berpikir deduktif maupun logika berpikir
induktif. Ilmu dilihat dari segi pola pikirnya merupakan gabungan antara berpikir
deduktif dan induktif.

APA YANG DI MAKSUD LOGIKA

A. LOGIKA

Logika berasal dari kata “logos” (bahasa Yunani) yang berarti kata atau pikiran
yang benar. Jika ditinjau dari segi istilah saja, maka ilmu logika itu berarti ilmu
berkata benar atau ilmu berpikir benar ( Bakry, 1981 : 18). Dalam Kamus
Filsafat, logika yang dalam bahasa Inggris “logic”. Latin “logica”, Yunani
“logike” atau “logikos” berarti apa yang dapat dimengerti atau akal budi yang
berfungsi baik, teratur, dan sistematis (Bagus, 1996: 519). Dalam pengertian lain,
logika merupakan ilmu berpikir tepat yang dapat menunjukkan adanya
kekeliruan-kekeliruan di dalam rantai proses berpikir. Dengan batasan itu, logika
pada hakikatnya adalah teknik berpikir. Logika mempunyai tujuan untuk
memperjelas isi suatu istilah. Dalam arti luas logika adalah sebuah metode dan
prinsip-prinsip yang dapat memisahkan secara tegas antara penalaran yang benar
dengan penalaran yang salah (Kusumah, 1986 : 2 ). Logika sebagai cabang
filsafat membicarakan aturan-aturan berpikir agar dapat mengambil kesimpulan
yang benar. Menurut Louis O. Kattsoff (1986:71), logika membicarakan teknik-
teknik untuk memperoleh kesimpulan dari suatu perangkat bahan tertentu, oleh
karena itu logika juga dapat didefinisikan sebagi ilmu pengetahuan tentang
penarikan kesimpulan.

1. Fungsi logika

Fungsi logika diantaranya adalah untuk membedakan satu ilmu dengan yang
lainnya jika objeknya sama dan menjadi dasar ilmu pada umumnya dan falsafah
pada khususnya (Kasmadi, dkk. 1990 : 45). Sejak keberadaan manusia di muka
bumi hingga sekarang, akal pikiran selalu digunakan dalam melakukan setiap
aktivitas, baik aktivitas berpikir alamiah maupun berpikir kompleks. Dalam
melakukan kegiatan berpikir seyogyanya digunakan kaidah-kaidah tertentu yaitu
berpikir yang tepat, akurat, rasional, okjektif dan kritis sehingga proses berpikir
tersebut membuahkan pengetahuan yang bermanfaat bagi kemaslahatan hidup
manusia itu sendiri.

Agar pengetahuan yang dihasilkan dari proses berpikir mempunyai dasar


kebenaran, maka proses berpikir dilakukan dengan cara tertentu. Cara berpikir
logis dibagi menjadi dua bagaian, yaitu

1. Logika induktif

Logika induktif dimana cara berpikir dilakukan dengan cara menarik suatu
kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual.
Untuk itu, penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-
pernyataan yang mempunyai ruang yang khas dan terbatas dalam menyusun
argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum. Penarikan
kesimpulan secara induktif menghadapkan kita kepada sebuah permasalahan
mengenai benyaknya kasus yang harus kita amati sampai kepada suatu
kesimpulan yang bersifat umum. Misalnya, jika kita ingin mengetahui berapa
penghasilan rata-rata perbulan petani kelapa sawit di Kabupaten Paser, lantas
bagaimana caranya kita mengumpulkan data sampai pada kesimpulan tersebut.
Hal yang paling logis adalah melakukan wawancara terhadap seluruh petani
kelapa sawit yang ada di Kabupaten Paser. Pengumpulan data seperti ini tak
dapat diragukan lagi akan memberikan kesimpulan mengenai penghasilan rata-
rata perbulan petani kelapa sawit tersebut di Kabupaten Paser, tetapi kegiatan ini
tentu saja akan menghadapkan kita kepada kendala tenaga, biaya, dan waktu.

Untuk berpikir induktif dalam bidang ilmiah yang bertitik tolak dari sejumlah hal
khusus untuk sampai pada suatu rumusan umum sebagai hukum ilmiah, menurut
Herbert L. Searles (Tim Dosen Filsafat Ilmu, 1996 : 91-92), diperlukan proses
penalaran sebagai berikut :

1. Langkah pertama adalah mengumpulkan fakta-fakta khusus.

Pada langkah ini, metode yang digunakan adalah observasi dan eksperimen.
Observasi harus dikerjakan seteliti mungkin, sedangkan eksperimen dilakukan
untuk membuat atau mengganti obyek yang harus dipelajari.

2. Langkah kedua adalah perumusan hipotesis.

Hipotesis merupakan dalil atau jawaban sementara yang diajukan berdasarkan


pengetahuan yang terkumpul sebagai petunjuk bagi penelitian lebih lanjut.
Hipotesis ilmiah harus memenuhi syarat, diantaranya dapat diuji kebenarannya,
terbuka dan sistematis sesuai dengan dalil-dalil yang dianggap benar serta dapat
menjelaskan fakta yang dijadikan fokus kajian.

3. Langkah ketiga adalah mengadakan verifikasi.


Hipotesis merupakan perumusan dalil atau jawaban sementara yang harus
dibuktikan atau diterapkan terhadap fakta-fakta atau juga diperbandingkan
dengan fakta-fakta lain untuk diambil kesimpulan umum. Proses verifikasi
adalah satu langkah atau cara untuk membuktikan bahwa hipotesis tersebut
merupakan dalil yang sebenarnya. Verifikasi juga mencakup generalisasi untuk
menemukan dalil umum, sehingga hipotesis tersebut dapat dijadikan satu teori.

4. Langkah keempat adalah perumusan teori dan hukum ilmiah berdasarkan


hasil verifikasi.

Hasil akhir yang diharapkan dalam induksi ilmiah adalah terbentuknya hukum
ilmiah. Persoalan yang dihadapi adalah oleh induksi ialah untuk sampai pada
suatu dasar yang logis bagi generalisasi dengan tidak mungkin semua hal
diamati, atau dengan kata lain untuk menentukan pembenaran yang logis bagi
penyimpulan berdasarkan beberapa hal untuk diterapkan bagi semua hal. Maka,
untuk diterapkan bagi semua hal harus merupakan suatu hukum ilmiah yang
derajatnya dengan hipotesis adalah lebih tinggi.Contoh penarikan kesimpulan
secara induktif adalah :

· Manusia bernapas (Premis minor)

· Tumbuhan bernapas (Premis minor)

· Hewan bernapas (premis minor)

· Semua makhluk hidup bernapas (Konklusi).

1. Logika deduktif

Logika dedutif yaitu suatu cara berpikir di mana pernyataan yang bersifat umum
ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif
biasanya mempergunakan pola berpikir silogismus yang secara sederhana
digambarkan sebagai penyusunan dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan.
Pernyataan yang mendukung silogismus disebut premis yang kemudian dapat
dibedakan sebagai premis mayor dan premis minor. Kesimpulan merupakan
pengetahuan yang didapat dari penalaran deduktif berdasarkan kedua premis
tersebut

Dengan kata lain, penalaran deduktif adalah kegiatan berpikir yang merupakan
kebalikan dari penalaran induktif. Contoh penarikan kesimpulan berdasarkan
penalaran deduktif adalah

· Semua makhluk hidup perlu makan untuk mempertahankan hidup (Premis


)
· Joko adalah seorang makhluk hidup (Premis )

· Jadi, Joko perlu makan untuk mempertahankan hidupnya (kesimpulan).

Kesimpulan yang diambil bahwa Joko juga perlu makan untuk mempertahankan
hidupnya adalah sah menurut penalaran deduktif, sebab kesimpulan ini ditarik
secara logis dari dua premis yang mendukungnya. Pertanyaan apakah
kesimpulan ini benar harus dikembalikan kepada kebenaran premis-premis yang
mendahuluinya. Apabila kedua premis yang mendukungnya benar maka dapat
dipastikan bahwa kesimpulan yang ditariknya juga adalah benar. Mungkin saja
kesimpulannya itu salah, meskipun kedua premisnya benar, sekiranya cara
penarikan kesimpulannya tidak sah. Ketepatan kesimpulan bergantung pada tiga
hal yaitu kebenaran premis mayor, kebenaran premis minor, dan keabsahan
penarikan kesimpulan
Kemampuan Berpikir Logika
Kemampuan seseorang untuk bisa berpikir logika dengan baik itu berhubungan
dengan otak kiri dan kreativitas dari otak kanan. Berpikir logika sendiri merupakan
suatu pengetahuan yang mengajarkan tentang cara berpikir untuk mencapai suatu
kebenaran yang hakiki (sebenar-benarnya), baik hal itu dibuktikan secara teori
maupun dalam kenyataannya dan hal atau kebenaran itu meliputi pemikiran,
perkataan, perbuatan serta bukti nyatanya.
Tidak semua orang bisa memiliki pemikiran logika dengan baik, hal itu karena
kemampuan otak yang ada pada setiap manusia berbeda-beda. Seseorang yang
memiliki kemampuan untuk berpikir logika cenderung menjalani kehidupan dengan
penuh perhitungan, dan menganggap bahwa isu-isu yang ada dimasyarakat itu tidak
dibenarkan sebelum adanya suatu bukti atau Dia melakukan pembuktian sendiri
dengan referensi yang ada dan terpercaya.
Kemampuan berpikir logika yang dimililiki manusia itu bertujuan untuk membuat dan
menentukan suatu hukum yang akan digunakan oleh masyarakat. Maka dari itu, tidak
semua orang bisa memiliki kemampuan untuk berpikir logika dengan baik, bahkan
kebanyakan seseorang lebih mengutamakan isu yang berkembang didalam
masyarakat.
Manfaat Berpikir Logika
Mungkin sebagai seseorang yang tahu akan ilmu pengetahuan dan wawasan, Anda
ingin memiliki kemampuan untuk berpikir logika dengan baik, itu terjadi karena Anda
menganggap bahwa analisa yang harus Anda selesaikan dalam setiap pelajaran
menggunakan kemampuan untuk berpikir logika. Jika Anda memang ingin memiliki
kemampuan untuk berpikir logika dengan baik, maka Anda bisa melakukan suatu
bentuk latihan yang disitu menekankan pada otak untuk menganalisa. Jika Anda
sudah bisa menganalisa dengan baik, maka Anda akan bisa memiliki kemmapuan
untuk berpikir kritis dan logika dengan baik. Berikut manfaat jika Anda memiliki
kemampuan berpikir logika:
1. Meningkatkan daya nalar.
2. Pengembangan diri sebagai manusia (rasionalitas).
3. Sikap kritis (kecenderungan batin untuk mempertimbangkan sedalam-dalamnya setiap
gagasan yang dijumpai).
4. Logika sebagai ilmu akan membawa manusia kepada prinsip pemikiran yang benar.
5. Meningkatkan kemampuan penalaran, sehingga dapat membedakan benar dan salah.
6. Akan menyadarkan kita agar waspada terhadap bukti dan alasan yang diajukan.
7. Membantu untuk bersifat kritis.
Untuk mendapatkan manfaat dari semua itu, Anda harus bisa memiliki kemampuan
untuk berpikir logika dengan baik, dan caranya tingkatkan kemampuan berpikir
analisa Anda. Jika Anda belum tahu cara untuk meningkatkan kemampuan berpikri
analisa Anda, Anda bisa menggunakan metode terapi. Metode terapi yang tepat untuk
Anda gunakan adalah Terapi Gelombang Otak Analytical Skill.
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Analisa
Tidak semua orang terlahir dengan memiliki kemampuan otak untuk bisa berpikir
analisa dengan baik, bahkan diantara orang jenius yang ada didalam buku sejarah itu
melakukan usaha yang keras agar bisa memiliki otak yang mampu berpikir analisa
dengan baik. Anda pasti mengenal tokoh venomenal seperti ibnu sina, ibnu majah,
imam ghozali, darwin, socrates dan tokoh lainnya yang memiliki kemampuan berpikir
sangat baik, dan tentunya Anda ingin memiliki hal yang sama.
Dalam menjalani kehidupan yang semakin bertambah seperti ini, banyak orang yang
tidak bisa serta mengalami kesulitan dalam berpikir analisa, sehingga mereka
mengalami kemunduruan diberbagai hal dan aspek kehidupan, baik dalam bidang
pekerjaan, prestasi, maupun akademik.
Jika Anda memang ingin memiliki otak yang mampu berpikir analisa dengan baik,
Anda harus mampu untuk berusaha dengan baik, seperti belajar dengan giat,
menambah pengalaman dan pengetahuan, berani untuk bertanya dan tidak pernah
malu untuk menuntut ilmu. Namun, jika Anda merasa sudah melakukan berbagai
cara, bahkan saat ini Anda masih belajar namun belum juga memiliki kemampuan
untuk berpikir analisa dengan baik, maka Anda bisa menggunakan Terapi Gelombang
Otak Analytic Skill untuk meningkatkan kemampuan berpikir analisa Anda.
Meningkatkan Berpikir Analisa Dengan Terapi
Dalam menjalani era globaisasi dan semakin bertambahnya masalah yang ada,
keseimbangan antara otak kanan dan kiri sangat dibutuhkan, jika Anda termasuk
orang yang lebih dominan dengan otak kanan dan merasa kesulitan untuk
meningkatkan kualitas berfikir logika dan analitis Anda, maka Anda harus merangsang
otak kiri Anda agar mampu bekerja secara seimbang. Banyak cara yang bisa Anda
lakukan untuk merangsang kemampuan dari otak kiri Anda, termasuk dengan
menggunakan Terapi Gelombang Otak Analytical Skill.
Terapi gelombang otak Analytical Skill merupakan sebuah terapi yang merangsang
kemampuan otak kiri Anda untuk menjadi lebih baik lagi. Terapi ini dirancang secara
khusus untuk meningkatkan kemampuan berfikir analisa, logika dan rasional Anda
dalam menjalani aktivitas maupun menyelesaikan suatu tugas, serta akan membantu
Anda dalam mebuat suatu keputusan yang tepat dengan pemikiran analitis yang
mendalam.
Untuk mengunakan Terapi Analytical Skill, Anda bisa menggunakannya setiap
hari secara rutin sambil tiduran maupun saat melakukan aktivitas, hanya dengan
mendengarkannya melalui headphone selama 30 menit atau lebih. Dengan
menggunakan terapi ini, maka otak kiri Anda akan terstimulasi agar mampu berfikir
analitis dan lebih aktif lagi. Selain itu, terapi ini akan menyeimbangkan gelombang
otak kanan dan kiri Anda agar terjadi harmoni dalam berfikir.

Anda mungkin juga menyukai