Anda di halaman 1dari 14

MATERI PROPOSISI PADA PEMBELAJARAN

LOGIKA INFORMATIKA

Rima Najiha , B.Herawan Hayadi ,Muhammad Ropianto

Information Engineering Program, University of Ibnu Sina, Indonesia

1910128262212@uis.ac.id, b.herawan.hayadi@gmail.com, ropianto@uis.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dalam ilmu logika mempelajari hukum-hukum, patokan-patokan dan rumusan
berfikir, psikologi juga membicarakan aktivitas berpikir, karena itu kita hendaknya
berhati-hati melihat persimpangannya dengan logika dan mempelajari pikiran dan kerjanya
tanpa, mengganggu sama sekali urusan benar dan salah tapi berpikir secara sehat dan praktis,
banyak salah pikiran kita dipengaruhi oleh keyakinan, pola pikir berkelompok.
Dalam kehidupan sehari-hari, pernyataan selalu digunakan dalam percakapan
sehari-hari. Pernyataan tersebut menjadi isi dari pembicaraan. Pernyataan merupakan
proposisi yang dapat bernilai benar, dapat juga bernilai salah. Dalam menentukan kebenaran
suatu pernyataan, digunakan ilmu logika proposisi. Logika proposisi merupakan bagian dari
logika matematika yang mempelajari nilai kebenaran suatu pernyataan. Nilai kebenaran
pernyataan dapat ditentukan dengan tabel kebenaran. Suatu pernyataan dapat digabung
dengan pernyataan lain sehingga menjadi sebuah pernyataan gabungan.
Kata logika sering kita dengar atau kita ketahui, logika mempelajari cara bernalar
yang benar dan kita tidak bisa melaksanakannya tanpa memiliki dahulu pengetahuan yang
menjadi premisnya. di dalam percakapan sehari-hari kita biasanya menggunakan penalaran
akal atau menurut akal. Logika sebagai istilah berarti suatu metode atau teknik yang
diciptakan untuk meneliti ketepatan penalaran. Sedangkan penalaran yaitu suatu bentuk
pikiran. Di Dalam penalaran terdapat sebuah pernyataan atau proposisi yang dimana arti
proposisi adalah sebuah pernyataan. Macam-macam bentuk proposisi adalah: Proposisi
Kategoris, Proposisi Hipotesis, Proposisi Disjungtif. Disamping proposisi dibagi menjadi
empat yaitu : unsurnya, bentuknya, kuantitasnya, dan kualitasnya.
Proposisi mempelajari tentang pernyataan bentuk kalimat yang dapat dinilai benar
salahnya proposisi mempunyai tiga bentuk, proposisi kategoristik, hipotetik, dan proposisi
disyungtif, dan itu ada hubungan tertentu atau mendasar.

/
Pernyataan pikiran manusia ada kalanya mengungkapkan keinginan, perintah, harapan,
cemooh, kekaguman dan pengungkapan realitas tertentu baik dinyatakan dalam bentuk positif
maupun bentuk negatif.
1.2 TUJUAN
a. Untuk mengetahui pengertian proposisi
b. Untuk mengetahui apa saja bentuk dari proposisi
c. Untuk mengetahui jenis-jenis proposisi
d. Untuk mengetahui apa saja contoh dari proposisi
1.3 RUMUSAN MASALAH
a. Apa pengertian dari proposisi?
b. Apa saja bentuk dari proposisi?
c. Apa saja jenis-jenis dari proposisi?
d. Bagaimana contoh-contoh dari proposisi?
1.4 METODE PENELITIAN
Metode Penelitian yang dilakukan dalam mengerjakan Tugas Akhir ini
menggunakan metode studi literatur. Studi Literatur merupakan teknik dalam pengumpulan
data yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Tujuan dari Studi Literatur ini
adalah untuk mendapatkan informasi yang bersifat teoritis khususnya mengenai materi
proposisi dalam pembahasan Tugas Akhir ini. Dalam melakukan Studi Literatur,
penulis mempelajari beberapa referensi yang didapatkan dari berbagai media baik dari
modul, diktat, artikel, majalah, skripsi, internet maupun buku-buku paket yang relevan.

/
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian logika

Logika berasal dari bahasa Latin logos yang berarti "perkataan". Istilah logos secara
etimologis sebenarnya diturunkan dari kata sifat logike: "Pikiran" atau "kata". Istilah Mantiq
dalam bahasa Arab berasal dari kata kerja Nataqa yang berarti "berkata" atau "berucap".
Istilah dari logika, dilihat dari segi etimologis, berasal dari kata Yunani logos yang digunakan
dengan beberapa arti, seperti ucapan, bahasa, kata, pengertian, pikiran, akal budi, ilmu. Dari
kata logos kemudian diturunkan kata sifat logis yang sudah sangat sering terdengar dalam
percakapan kita sehari-hari. Orang berbicara tentang perilaku yang logis sebagai lawan
terhadap perilaku yang tidak logis, tentang tata cara yang logis, tentang penjelasan yang logis,
tentang jalan pikiran yang logis, dan sejenisnya. Dalam semua kasus itu, kata logis digunakan
dalam arti yang kurang lebih sama dengan ‘masuk akal’; singkatnya, segala sesuatu yang
sesuai dengan, dan dapat diterima oleh akal sehat.
Logika adalah sebuah cabang filsafat yang praktis. Praktis disini berarti logika dapat
dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Logika lahir bersama-sama dengan lahirnya
filsafat di Yunani. Dalam usaha untuk memasarkan pikiran-pikirannya serta
pendapat-pendapatnya, filsuf-filsuf Yunani kuno tidak jarang mencoba membantah pikiran
yang lain dengan menunjukkan kesesatan penalarannya. Logika digunakan untuk melakukan
pembuktian. Logika mengatakan yang bentuk inferensi yang berlaku dan yang tidak. Secara
tradisional, logika dipelajari sebagai cabang filosofi, tetapi juga bisa dianggap sebagai cabang
matematika.

2.2 Model logika


Secara historis, istilah logika pertama kali digunakan oleh Zeno dari Citium, Kaum
sofis Socrates dan Plato harus dicatat sebagai perintis lahirnya logika. Logika lahir sebagai
ilmu atas jasa Aristoteles, Theophrastus dan kaum Stoa.
Dalam perjalanannya, istilah logika dapat disistematisasikan menjadi beberapa
golongan tergantung dari mana kita meninjuanya. Dilihat dari segi kualitasnya, logika dapat
dibedakan menjadi logika naturalis, yaitu kecakapan berlogika berdasarkan kemampuan akan
bawaan manusia. Akal manusia yang normal dapat bekerja secara spontan sesuai dengan
hukum-hukum logika dasar. Bagaimanapun rendahnya intelegensi seseorang ia dapat
membedakan bahwa sesuatu itu adalah berbeda dengan sesuatu yang lain, dan bahwa dua
kenyataan yang bertentangan tidaklah sama.
Sedangkan apabila dilihat dari metodenya dapat dibedakan atas logika tradisional dan
logika modern. Logika tradisional adalah logika Aristoteles, dan logika dari logika logikus
yang lebih kemudian, tetapi masih mengikuti sistem logika Aristoteles. Para logikus sesudah
Aristoteles tidak membuat perubahan atau mencipta sistem baru dalam logika kecuali hanya
membuat komentar yang menjadikan logika Aristoteles lebih elegan dengan sekedar

/
mengadakan perbaikan-perbaikan dan membuang hal-hal yang tidak penting dari logika
Aristoteles
Jika dilihat dari objeknya dikenal sebagai logika formal dan logika material.
Pemikiran yang benar dapat dibedakan menjadi dua bentuk yang berbeda, yakni cara berfikir
dari umum ke khusus dan cara berfikir dari khusus ke umum. Cara pertama disebut berpikir
deduktif dipergunakan dalam logika formal yang mempelajari dasar-dasar persesuaian (tidak
adanya pertentangan) dalam pemikiran dengan mempergunakan hukum-hukum,
rumus-rumus, patokan-patokan berfikir benar.
Logika formil Aristoteles, yang dikenal dengan nama "silogisme". Silogisme adalah
suatu bentuk penarikan kesimpulan atau konklusi secara deduktif dan tidak langsung yang
kesimpulan atau konklusinya ditarik dari dua buah premis yang disediakan sekaligus. Yang
penting kita ketahui dari silogisme dan bentuk-bentuk inferensi atau penalaran deduktif yang
lain adalah bahwa masalah-masalah kebenaran dan ketidakbenaran pada premis-premis yang
selalu diambil adalah yang benar. Ini berarti bahwa konklusi memang sudah didasari oleh
kondisi kebenaran. Jadi silogisme hanya mempersoal kan 'kebenaran formal' (kebenaran
bentuk) tanpa mempersoalkan 'kebenaran material' (kebenaran isi).
Sebuah silogisme terdiri atas 3 buah proposisi, yaitu dua buah proposisi yang diberikan atau
disajikan dan sebuah proposisi yang ditarik dari kedua proposisi yang disajikan itu. Proposisi
yang disajikan disebut 'premis mayor' dan 'premis minor' dan kesimpulan yang ditarik disebut
'konklusi'.
Disamping logika tersebut ada pula logika deduktif yaitu bertolak dari asumsi
umum(teori) menuju ke pembuktian secara khusus (fakta empiris). Penalaran deduktif adalah
kegiatan berpikir yang berlawanan dengan penalaran induktif. Deduksi adalah penalaran atau
cara berpikir yang bertolak dari pernyataan-pernyataan yang bersifat umum, menarik
kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya memakai
pola berpikir yang disebut silogisme. Silogisme tersusun dari dua buah pernyataan (premis)
dan sebuah kesimpulan (konklusi).
Logika induktif yaitu berdasarkan fenomena khusus(fakta empiris), menuju ke
kesimpulan secara umum (teori yang berlaku umum). Induksi sangat erat hubungannya
dengan metode ilmiah (scientific method), bahkan merupakan dasar daripada metode ilmiah.
Induktif atau logika induktif adalah penarikan kesimpulan dari kasus-kasus individual nyata
(khusus) menjadi kesimpulan yang bersifat umum. Penalaran ini diawali dengan
mengemukakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan
terbatas dalam menyusun argumentasi dan diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum.
2.3 Proposisi (pernyataan)

Proposisi adalah pernyataan dalam bentuk kalimat yang dapat dinilai benar dan
salahnya. Proposisi merupakan unit terkecil dari pemikiran yang mengandung maksud
sempurna. Jika kita menganalisis suatu pemikiran, taruhlah suatu buku, kita akan mendapati
suatu pemikiran dalam buku itu, dan lebih khususnya lagi dalam bab-babnya, kemudian pada
paragrafnya dan akhirnya pada unit yang tidak dapat dibagi lagi yakni yang disebut

/
proposisi. Proposisi itu sendiri masih bisa dianalisis lagi menjadi kata-kata, tetapi kata-kata
hanya menghadirkan pengertian sesuatu, bukan maksud atau pemikiran sesuatu.
2.3.1 Bentuk bentuk proposisi

Proposisi dibagi menjadi tiga yaitu proposisi kategorik, proposisi hipotesis dan

proposisi disyungtif.

1. Proposisi kategorik

Proposisi kategorik adalah proposisi yang mengandung pernyataan tanpa adanya


syarat, seperti:
1. Hasan sedang sakit.
2. Anak-anak yang tinggal di asrama adalah mahasiswa.
3. Orang rajin akan mendapatkan sesuatu yang lebih dari yang mereka harapan.
Proposisi kategorik yang paling sederhana terdiri dari satu term subyek, satu term
predikat, satu kopula dan satu quantifier. Kita akan jelaskan satu persatu antara subjek,
predikat, kopula, dan quantifier. Baik kita akan memulai dari subjek sebagaimana kita ketahui
mengenai subjek adalah sebuah term yang menjadi pokok pembicaraan. Predikat adalah term
yang menerangkan subjek. Kopula adalah kata yang menyatakan hubungan antara term
subjek dan term predikat. Quantifier adalah kata yang menunjukan banyaknya satuan yang
diikat oleh term subjek.

Sebagian Manusia Adalah Pemabuk

1 2 3 4

1: quantifier 2: term subjek 3: kopula 4:term predikat

Quantifier adakalanya kepada permasalahan universal seperti kata: seluruh, semua.; ada
kalanya menunjukan permasalahan partikular , seperti: sebagian, kebanyakan; dan ada
kalanya menunjukan permasalahan singular, tetapi permasalahan singular biasanya quantifier
tidak dinyatakan.

Apabila Quantifier suatu proposisi menunjukan kepada permasalahan universal maka


proposisi itu disebut proposisi universal; jika permasalahan partikular maka akan disebut
proposisi partikular, jika permasalahan singular, disebut proposisi singular.

Perlu diketahui, meskipun dalam suatu proposisi tidak dinyatakan quantifier-nya tidak berarti
subyek dari proposisi tidak mengandung pengertian banyaknya satuan yang diikatnya. Dalam
keadaan apapun subjek selalu mengandung jumlah yang diikat. Sekarang perhatikan dahulu
proposisi yang quantifier-nya dinyatakan:

/
Proposisi universal = Semua tanaman membutuhkan air

Proposisi partikular = sebagian manusia dapat menerima pendidikan tinggi.

Proposisi singular = Seorang yang bernama Hasan adalah seorang guru

Proposisi universal = Tanaman Membutuhkan air

Proposisi partikular = Manusia dapat menerima pendidikan tinggi.

Proposisi singular = Hasan adalah seorang guru


Proposisi tersebut dapat dinyatakan tanpa disebut quantifier-nya tanpa mengubah kuantitas
proposisinya:

Dalam proposisi ‘Tanaman membutuhkan air’, meskipun quantifiernya-nya tidak dinyatakan,


yang dimaksud adalah semua tanaman, karena tidak satupun tanaman yang bisa tumbuh tanpa
membutuhkan air. Pada proposisi ‘Manusia dapat menerima pendidikan tinggi’ yang
dimaksud adalah sebagian manusia, karena tidak semua manusia dapat menerima pendidikan
tinggi. Sedangkan pada proposisi ‘Hasan adalah guru’ yang dimaksud tentulah seorang,
bukan beberapa orang.

Kopula, sebagaimana telah disebut, adalah kata yang menegaskan hubungan term subjek dan
term predikat dan term predikat baik hubungan mengiakkan maupun hubungan mengingkari.
Kopula menentukan kualitas proposisinya. Bila ia mengiakan, proposisi positif dan bila
mengingkari disebut proposisi negatif.

Proposisi positif : hasan adalah guru

Proposisi negatif : budi bukan seniman

Kombinasi antara kuantitas dan kualitas proposisi maka kita kenal enam macam proposisi,
yaitu :

Universal positif, seperti : Semua manusia akan mati

Partikular positif, seperti : Sebagian manusia adalah guru

/
Singular positif, seperti : Rudi adalah pemain bulu tangkis

Universal negatif, seperti : Semua kucing bukan burung

Partikular negatif, seperti : Beberapa mahasiswa tidak lulus

Singular negatif, seperti : Fatimah bukan gadis pemalu

Proposisi universal positif, kopulanya mengakui hubungan subjek dan predikat secara
keseluruhan, dalam Logika dilambangkan dengan huruf A. Proposisi partikular positif kopula
mengakui hubungan subjek dan predikat sebagian saja dilambangkan dengan huruf I.
Proposisi singular positif karena kopulanya mengakui hubungan subjek dan predikat secara
keseluruhan maka juga dilambangkan dengan huruf A. Huruf A dan I masing-masing sebagai
lambang proposisi universal positif dan partikular positif diambil dari dua huruf hidup
pertama kata Latin Affirmo yang berarti mengakui.

Proposisi universal negatif kopulanya mengingkari hubungan subjek dan predikatnya secara
keseluruhan, dalam Logika dilambangkan dengan huruf E. Proposisi partikular negatif
kopulanya mengingkari hubungan subjek dan predikat sebagian saja, dilambangkan dengan
huruf O. Proposisi singular negatif karena kopulanya mengingkari hubungan subjek dan
predikat secara keseluruhan, juga dilambangkan dengan huruf E. Huruf E dan O yang dipakai
sebagai lambang tersebut diambil dari huruf hidup dalam kata nEgo, bahasa Latin yang
berarti menolak atau mengingkari.

Dengan pembahasan diatas maka kita mengenal lambang, permasalahan dan rumus proposisi
sebagai berikut

Lambang Permasalahan Rumus

A Universal Positif Semua S adalah P

I Partikular positif Sebagian S adalah P

E Universal negatif Semua S bukan P

O Partikular negatif Sebagian S bukan P

/
2. Proposisi Hipotesis
Proposisi hipotesis, yaitu proposisi yang sifat pengakuan atau pengingkaran yang
terkandung di dalamnya adalah dengan syarat. Proposisi hipotesis berdasarkan syarat yang di
dalamnya dibagi menjadi:
1. Proposisi Kondisional
Proposisi kondisional adalah proposisi yang menyatakan suatu kondisi hubungan
ketergantungan antara dua proposisi. Hubungan tersebut menunjukkan bahwa proposisi yang
satu pasti mengikuti proposisi yang lainnya karena adanya suatu kondisi tertentu.[6] Artinya,
bila syarat terpenuhi maka kebenaran terjadi. Sebaliknya, jika syarat tidak terpenuhi maka
kebenaran tidak terjadi. Suatu proposisi kondisional biasanya ditandai dengan “Jika…Maka”,
“Kalau…Maka”, “Bila…Maka”, “Apabila…Maka”, “Andaikata, Maka”.
Contoh: Jika hujan turun, maka jalan menjadi basah.

Setiap proposisi atau pernyataan kondisional terdiri dari dua komponen. Komponen
yang satu disebut anteseden dan komponen lainnya disebut konsekuen. Anteseden adalah
pernyataan setelah jika atau sebelum maka. Konsekuen adalah pernyataan setelah maka.
Dalam contoh diatas, antesedennya adalah hujan turun, konsekuensi adalah jalan menjadi
basah. Kadang-kadang kata maka dihilangkan atau tidak dinyatakan. Susunan anteseden dan
konsekuen pun kadang-kadang dibalik. Misalnya, Jalan menjadi basah jika hujan
turun.Contoh tersebut menyatakan suatu hubungan kausal antara hujan turun dan jalan
menjadi basah.
2. Proposisi Disyungtif
Proposisi disjungtif adalah proposisi yang mengandung kemungkinan-kemungkinan
atau pilihan-pilihan. Proposisi disyungtif biasanya ditandai dengan atau, atau…atau.
Perhatikan Contoh:
● Ani atau Ana yang tidak jujur.
Atau kamu diam atau ayahmu akan terus marah (= Kamu diam atau ayahmu akan terus marah

Proposisi disyungtif dibedakan menjadi proposisi disyungtif dalam arti sempit dan
proposisi disyungtif dalam arti luas. Proposisi disjungtif dalam arti sempit hanya
mengandung dua kemungkinan, tidak lebih dan tidak kurang. Kedua kemungkinan itu tidak
dapat sama-sama benar. Dan dua kemungkinan itu hanya satu yang benar. Jika kemungkinan
yang satu benar maka kemungkinan yang lain pasti salah.
Perhatikan Contoh:
● Ayah ada di kantor atau di
Jika selanjutnya dikatakan Ayah ada di rumah, maka Ayah tidak ada di kantor adalah pasti
benar.

Proposisi disyungtif dalam arti luas pun mengandung pilihan antara dua
kemungkinan. Namun. kedua kemungkinan itu dapat sama-sama benar. Jika satu
kemungkinan benar, kemungkinan yang lain dapat benar juga. karena dapat dikombinasikan.
Perhatikan Contoh:

/
● Dia yang pergi atau saya yang
Jika selanjutnya dikatakan Dia yang pergi, kita tidak dapat memastikan bahwa Saya tidak
pergi. Ada kemungkinan bahwa dia dan saya pergi bersama-sama.

3. Proposisi Konjungtif
Proposisi konjungtif adalah proposisi yang memiliki dua predikat, yang tidak
mungkin sama-sama memiliki kebenaran pada saat yang bersamaan. Proposisi ini biasanya
ditandai dengan tidak mungkin sekaligus … dan
Perhatikan contoh:
● Engkau tidak dapat sekaligus berada di Jakarta dan di Surabaya pada saat yang sama.

Kebenaran suatu proposisi konjungtif tergantung pada suatu oposisi eksklusif yang
benar, yang berada di antara bagian-bagiannya. Bagian-bagian dan suatu proposisi konjungtif
disebut konjungsi. Proposisi-proposisi semacam ini dapat dijabarkan menjadi dua proposisi
hipotesis atau menjadi suatu kombinasi yang terdiri dari proposisi hipotesis dan proposisi
kategoris. Perhatikan contoh:
– Jika engkau berada di Jakarta, engkau tidak berada di Surabaya.
– Jika engkau berada di Surabaya, engkau tidak berada di Jakarta

3. Proposisi Disyungtif
Seperti juga proposisi hipotetik, proposisi disyungtif pada hakikatnya juga terdiri dari
dua buah proposisi kategorik. Sebuah proposisi disyungtif seperti : Proposisi jika tidak benar
maka salah ; jika dianalisis menjadi : ‘Proposisi itu benar’ dan Proposisi itu salah”. Kopula
yang berupa ‘jika’ dan ‘maka’ mengubah dua proposisi kategorik menjadi permasalahan
disyungtif. Kopula dari proposisi disyungtif bervariasi sekali, seperti :
1. Hidup kalau tidak makan adalah mati.
2. Eko di kantin atau di perpus.
3. Jika bukan Dia yang memberi maka Dodi.
Bentuk-bentuk proposisi disyungtif yaitu:
1. Proposisi disyungtif sempurna.
● Mempunyai alternatif kontradiktif
● Rumus : A mungkin B mungkin non B, seperti “Fajar mungkin masih hidup
mungkin sudah mati (non-hidup)”.
2. Proposisi disyungtif tidak sempurna.
● tidak sempurna alternatifnya tidak berbentuk kontradiktif.
● Rumus : A mungkin B mungkin C, seperti “Gilang berhelm hitam atau berhelm
putih”.
2.3.2 JENIS JENIS PROPOSISI
Proposisi dapat dibagi ke dalam 4 aspek, yaitu:
1. Berdasarkan bentuk
Berdasarkan bentuknya, proposisi dapat dibagi atas 2 jenis, yaitu:
1. Proposisi tunggal adalah proposisi yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat.
Perhatikan

/
● Setiap barang harus disusun dan ditata dengan rapi.
● Pakaian ini dicuci dan dijemurkan oleh kakak.
2. Proposisi majemuk atau jamak adalah proposisi yang terdiri dari d=satu subjek dan
lebih dari satu predikat.
Perhatikan Contoh:
● Semua mahluk hidup pasti bernapas.
● Semua orang terlihat bahagia hari ini.
2. Berdasarkan sifat
Berdasarkan sifat, proporsis dapat dibagi ke dalam 2 jenis, yaitu:
1. Proposisi kategorial adalah proposisi yang hubungan antara subjek dan predikatnya
tidak membutuhkan / memerlukan syarat apapun.
Perhatikan Contoh:
● Setiap mahasiswa memiliki KTM sebagai identitasnya.
● Semua wajib pajak wajib membayar pajak.
2. Proposisi kondisional adalah proposisi yang membutuhkan syarat tertentu di dalam
hubungan subjek dan predikatnya. Proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:
proposisi kondisional hipotesis dan disjungtif.
Contoh proposisi kondisional hipotesis:
● Jika hari ini tidak hujan, dia pasti akan menepati janjinya.
● Jika waktu dapat terulang kembali, aku pasti lebih berusaha lagi.
Contoh proposisi kondisional disjungtif (mempunyai 2 pilihan alternatif):
● Dia Tidak jadi datang karena sibuk atau malas.
● David Beckham adalah seorang pemain bola atau model.
3. Berdasarkan kualitas
Berdasarkan kualitasnya, proposisi juga dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Proposisi positif merupakan proposisi yang memiliki persesuaian antara subjek dan
predikatnya.
Perhatikan Contoh:
● Semua manusia adalah makhluk hidup.
● Harimau adalah hewan buas.
● Semua insinyur adalah orang pintar.
2. Proposisi negatif merupakan kebalikan dari proposisi positif, dimana tidak ada
terdapat kesesuaian antara subjek dan predikatnya.
Perhatikan Contoh:
● Tidak ada seorang lelaki pun yang mengenakan jilbab.
● Semua aves bukanlah omnivora.
● Tidak ada tumbuhan yang dapat berjalan.
4. Berdasarkan kuantitas
Berdasarkan aspek ini, proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:
1. Proposisi umum atau universal adalah proposisi yang pada umumnya diawali dengan
kata semua atau seluruh
Perhatikan

/
● Semua warga negara Indonesia wajib memiliki KTP sebagai identitasnya.
● Semua mahasiswa harus mengerjakan tugas yang diberikan dosen.
2. Proposisi khusus atau spesifik adalah proposisi yang pada umumnya diawali dengan
kata sebagian dan beberapa.
● Sebagian kendaraan bermotor diparkir di halaman belakang.
● Sebagian mahasiswa pulang ke kampung halaman untuk menghabiskan
liburannya.
● Beberapa pelajar pergi ke sekolah dengan berjalan kaki

/
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Dari jurnal di atas dapat disimpulkan beberapa hal berikut :
1. Logika adalah metode atau teknik yang diciptakan untuk meneliti ketepatan penalaran
serta mengkaji prinsip-prinsip penalaran yang benar dan penarikan kesimpulan yang
absah.Ilmu logika berhubungan dengan kalimat-kalimat(argumen) dan hubungan yang
ada diantara kalimat-kalimat tersebut. Kalimat deklaratif dalam logika proposisional
disebut proposisi.Setiap proposisi hanya mengandung tepat satu nilai kebenaran, yaitu
benar saja atau salah saja; tidak mempunyai dua nilai kebenaran secara bersamaan.
2. Proposisi adalah pernyataan dalam bentuk kalimat yang dapat dinilai benar dan
salahnya.
Bentuk-bentuk proposisi Proposisi dibagi menjadi tiga yaitu proposisi kategorik,
proposisi hipotesis, proposisi disyungtif. Dalam proposisi kategorik itu yang
mengandung pernyataan tanpa adanya syarat, Sedangkan proposisi hipotesis itu
pernyataan menggunakan syarat. Dan proposisi disyungtif pada hakikatnya juga
terdiri dari dua buah proposisi kategorika. proposisi disyungtif seperti : Proposisi jika
tidak benar maka salah. Jenis-jenis proposisi juga terbagi kedalam 4 aspek yaitu
berdasarkan bentuk,sifat, kualitas dan kuantitas
2. Saran
Manusia dalam berbuat tentunya terdapat kesalahan yang sifatnya tersilap dari yang
telah ditetapkan atau seharusnya. Apalagi dalam Tugas menyusun jurnal ini. Untuk itu,
penulis harapkan dari pembaca, khususnya kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah Logika
Informatika mohon kritik dan sarannya guna perbaikkan penyusunan selanjutnya.

/
3. Daftar pustaka
Hidayat, A. R. (2018,Februari ). Filsafat Berpikir.Pamekasan : Duta Media
Rahman, A., Ropianto, M., & Kom, M. Perancangan Aplikasi Rental Mobil Mainan Anak
Berbasis Web.
Ropianto, M. (2016). Pemahaman Penggunaan Unified Modelling Language. Jurnal Teknik
Ibnu Sina (JT-IBSI), 1(01).
Ropianto, M., Rukun, K., Hardianto, M., Hayadi, B. H., Mesterjon, M., Utami, F. H., &
Candra, M. O. (2017, September). Optimization of Strategic Planning Organization in the
Framework of Achievement Objectives of Education. In 2nd International Conference on
Education, Science, and Technology (ICEST 2017). Atlantis Press.
Rukun, K., Permatasari, R. D. P., & Hayadi, B. H. (2019, November). Development of
Digital Information Management Learning Media Based on Adobe Flash in Grade X of
Digital Simulation Subject. In Journal of Physics: Conference Series (Vol. 1363, No. 1,
p.
012066). IOP Publishing.

Anda mungkin juga menyukai