Disusun Oleh :
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Protein susu terbagi menjadi dua, yaitu Casein yang dapat diendapkan oleh
asam dan Rennin, serta protein whey yang dapat mengalami denaturasi oleh panas
pada suhu 65oC. Casein dalam susu mencapai 80% dari total protein. Pengasaman
susu oleh aktivitas bakteri menyebabkan mengendapnya casein.Italic adalah
cairan susu tanpa lemak dan casein. Pasteurisasi susu dilakukan untuk mencegah
kerusakan karena mikroorganisme dan enzim. Ada 2 macam metode pasteurisasi
susu yaitu Holding methode dan HTST (High Temperature Short Time ) (Retno,
et al., 2015).
Protein merupakan salah satu zat makanan yang penting bagi tubuh,
mempunyai fungsi sebagai pertumbuhan sel, pengganti sel yang rusak dan sebagai
bahan bakar dalam tubuh manusia. Oleh sebab itu kekurangan protein dapat
menyebabkan gangguan pada manusia (Husni, et al., 2017)
Ukuran kualitas susu secara kimiawi dapat ditunjukkan oleh komposisi
yang dikandung didalamnya, yaitu protein, lemak, dan laktosa. Pengujian kualitas
susu pada hasil dari peternak sapi sebelum dilakukan pengolahan lebih lanjut pada
pabrik susu perlu dilakukan. Oleh karena itu dibutuhkan teknologi untuk
pengujian tersebut. Sementara ini untuk menentukan kandungan-kandungan susu
tersebut pada kebanyakan koperasi susu di seluruh Indonesia masih dilakukan
dengan cara konvensional, contohnya seperti metode Kjeldahl untuk pengujian
kadar protein susu secara kimiawi, yaitu dengan 4 tahap perlakuan yaitu tahap
destruksi, destilasi, titrasi, serta konversi. Hal ini akan membutuhkan banyak
waktu, biaya dan energi yang tidak sedikit. Dengan suatu peralatan spektroskopi
inframerah kesulitan-kesulitan tersebut dapat ditanggulangi. Hanya dengan
menyediakan sedikit sampel susu (sekitar 5 cc) yang diletakkan pada tempat kaca,
kemudian ditunggu proses beberapa saat (sekitar 2 menit) pada peralatan
spektroskopi tersebut maka besarnya komposisi susu tersebut dapat diketahui.
Keunggulan peralatan yang akan peneliti rencanakan tersebut, yaitu dapat
dipergunakan dengan sangat praktis, akurat, cepat, dan murah (Ahyari, Jimmy.
2016).
Gluten (kasein) mengandung glutamin dan asparagin lebm dari 35 % dati
komposisi asam aminonya. Dalam keadaan tidak terdenaturasi gugus-gugus amida
pada rantai sampingnya membentuk ikatan bidrogen dengan gugus bidroksil serin
dan tbreonin. Kelarutan gluten yang tinggi diduga sebagai akibat telah terjadinya
denaturasi pada gluten sehingga ikatan bidrogen rusak. Sedangkan kasein (acid
casein) yang kelarutannya sangat rendah diperoleb dati pengendapan protein susu
bebas lemak pada kisaran pH 4.5 sampai 5.0. Protein ini mengandung ikatan
bidrofobik antar molekul dalam jumlah besar (Rukmini dan Nur, 2018).
Susu skim mengandung kasein yang disertakan ke dalam medium
pertumbuhan bakteri berfungsi sebagai substrat enzim. Hidrolisis kasein
digunakan untuk memperlihatkan aktivitas hidrolitik protease. Protease
mengkatalisis degradasi kasein yaitu dengan memutuskan ikatan peptida CO-NH
dengan masuknya air ke dalam molekul. Reaksi tersebut melepaskan asam amino
(Andaiyani. 2015).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan bahan
3.1.1 Alat : 3.1.2 Bahan :
1. Gelas Kimia 1. Susu Sapi Segar
2. Hot Plate 2. Asam asetat
3. Batang Pengaduk glasial
4. Termometer 3. Etanol
5. Corong 4. Eter
6. Timbangan 5. Kertas saring
7. Pipet Tetes 6. Aquades
B. Pemisahan Kasein
1. Memasukan susu sapi segar sebanyak 50 ml ke dalam gelas lalu
dipanaskan denagn suhu 40º C.
2. Menambahkan tetes demi tetes asam asetat glasial sambil diaduk sehingga
semua kasein mengendap.
3. Selanjutnya mendinginkan suspensi tersebut pada suhu kamar. Dan
melakukan penyaringan.
4. Mencuci hasil endapan beberapa kali menggunakan aquades lalu
menggunakan 30 ml etanol.
5. Mencuci endapan menggunakan etanol-eter (1:1).
6. Kemudian mencuci endapan yang ada pada kertas saring menggunakan
eter.
7. Memindahkan endapan ke dalam kaca arloji dan biarkan eter menguap.
8. Melakukan penimbangan kasein dan lakukan penghitungan rendemen dari
kasein tersebut.
9. Membandingkan hasil yang diperoleh dengan jumlah kasein secara teoritis
yaitu 3,5 g/100 ml air susu sapi.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
No Uraian Bobot (gr)
Pada percobaan ini pemisahan kasein dari susu sapi berdasarkan teori yang
ada dinyatakan bahwa kasein yang terdapat sebanyak 3,5 gr per 100 ml susu yang
disaring atau sekitar 1,75 gr per 50 ml susu yang disaring. Setelah melakukan
percobaan pemisahan kasein dari susu sapi segar didapatlah perbedaan data
sebesar 11,83 gr bobot kasein dan 0,2366 gr randemen dari kasein.
Perbedaan yang didapat sangat jauh antara hasil yang diperoleh dari
percobaan dengan teori yang ada. Beberapa kesalahan dalam pratikum itu dapat
menyebabkan terjadinya kesalahan. Kesalahan dapat terjadi saat proses perlakuan
disetiap tahapnya atau adanya kelebihan atau kekurangan bahan.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
Rukmini H.S. dan Nur M.A. 2018. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah
Jawab : Susu sapi segar dipanaskan lalu dicampur menggunakan asam asetar
glasial agar kasein mengendap dan tersaring oleh kertas saring. Setelah itu kasein
berturut-turut dicuci menggunakan aquades, etanol, etanol-eter dan eter. Lalu
kasein diletakakan di atas kaca arloji untuk kemudian ditimbang.
Jawab : Supaya lemak yang masih tertinggal di kasein dapat dikeluarkan atau
dipisahkan dari kasein. Sehingga setelah dicuci yang didapat hanya kasein saja.
Jawab: Faktor kekeringan dari pada saringan, ketepatan saat mencampur kasein
dengan bahan-bahan seperti aquades, etanol dan eter.
LAMPIRAN